Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM PEMERATAAN AIR MINUM BERSIH DAN SANITASI DI


INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi nilai akhir Mata Kuliah MPKT-B

Elvani Azzuhra
1906405306

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


ILMU ADMINISTRASI FISKAL
JAKARTA
JUNI 2020

i
ABSTRAK

Isu permasalahan tidak meratanya akses air minum bersih menjadi perhatian dalam
penelitian ini. Fokus utama pada penelitian ini adalah menganalisis keberhasilan program
pemerataan air minum bersih yang dilakukan di daerah-daerah di Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab tidak meratanya akses
air minum bersih, upaya penanggulangannya, dan keberhasilan atau tidak keberhasilannya
program yang dijalankan dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan dan Kesehatan penduduk
di Indonesia.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana data-data
yang didapatkan dari penelitian akan diolah sebagaimana mestinya. Penelitian ini dikaitkan
dengan materi mata kuliah MPKT-B yaitu Manajer Kesehatan Diri dan Lingkungan.
Kesimpulan dan saran atas hasil penelitian akan dijelaskan oleh peneliti di akhir penulisan
penelitian yang diambil dari fakta yang terjadi saat penelitian.

Kata Kunci : Tidak meratanya akses air minum bersih dan sanitasi, kesejahteraan dan
kesehatan

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
ABSTRAK......................................................................................................................................ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................................iii

1.
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Pokok
Permasalahan.......................................................................................................2
1.3 Sistematika
Penulisan.....................................................................................................2

2. KERANGKA
TEORI.................................................................................................................3

3. PEMBAHASAN.........................................................................................................................4
3.1 Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS)......4
3.2 Keberhasilan PAMSIMAS Dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan
Penduduk Indonesia.............................................................................................................6

4.
KESIMPULAN.........................................................................................................................10

DAFTAR REFERENSI................................................................................................................iv

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki penduduk terbanyak di dunia, tetapi
ketersediaan air minum bersih masih belum merata di beberapa daerah di Indonesia.
Kesejahteraan dan kesehatan penduduk di Indonesia masih belum terpenuhi dengan belum
meratanya ketersediaan air bersih dan sanitasi di beberapa daerah. Padahal meratanya akses air
minum bersih dan sanitasi dipercaya dapat mengurangi tingkat kemiskinan yang masih cukup
tinggi di Indonesia. Walaupun perekonomian Indonesia mengalami peningkatan selama 20 tahun
terakhir, peningkatan tersebut tidak dibarengi dengan pemerataan akses air minum bersih dan
sanitasi di Indonesia. Isu tidak meratanya ketersediaan air minum bersih dan sanitasi di Indonesia
dikarenakan karena faktor lokasi beberapa daerah yang memang merupakan daerah kering dan
kemampuan penduduk miskin di Indonesia untuk mendapatkan air minum bersih dan sanitasi
yang menurut mereka tidak terjangkau harganya. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahka
24,45 persen penduduk di Indonesia masih belum mendapatkan akses air minum bersih dan
sanitasi, angka tersebut masih belum bisa mencapai target Sustainable Development Goals
(SDGs) yakni sebesar 100 persen.
Air minum bersih dan sanitasi yang cukup dan baik tentunya dapat menjauhkan
penduduk dari penyakit-penyakit yang menular, tetapi faktanya di Indonesia dengan data yang
ada masih belum melaksanakan pemerataan akses air minum bersih dan sanitasi. Masalah yang
tidak bisa dihindarkan dari kurangnya akses air minum bersih dan sanitasi di daerah-daerah
adalah rentannya terkena penyakit menular. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh minimnya
ketersediaan air bersih adalah diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Demam Berdarah
Dengue (DBD), malaria, pnemeunia, dan lain-lain. pada tahun 2005, World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa sebanyak 1,6 juta balita meninggal karena kekurangan akses air
bersih dan sanitasi.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada program yang melaksanaan pemerataan akses air minum bersih dan sanitasi
di Indonesia?
2. Apakah program tersebut telah meningkatkan kesejahteraan dan Kesehatan penduduk di
Indonesia?

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan pada makalah penelitian ini terdiri dari beberapa
bagian, yaitu pendahuluan berupa latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, dan
sistematika penulisan. Lalu dilanjut dengan penjelasan teori-teori yang digunakan pada makalah
penelitian ini. Kemudian masuk kedalam isi makalah yang berupa analisi dan ditutup dengan
kesimpulan, dan daftar referensi.

2
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Sanitasi

Sanitasi merupakan salah satu cara menyehatkan lingkungan hidup manusia dari aspek
fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Sanitasi adalah sebuah perilaku yang dilakukan dengan sengaja
demi membudayakan hidup yang lebih bersih dan dilakukan untuk mencegah manusia terjangkit
penyakit-penyakit yang menular. Jadi, dengan kata lain pengertian dari sanitasi ini merupakan
upaya yang dilakukan demi menjamin dan mewujudkan kondisi yang sudah memenuhi syarat
kesehatan (Rocket, 2017). Selain itu sanitasi juga diartikan oleh beberapa ahli, contohnya
menurut Edward Scoot Hopkins (1983) yang mengartikan sanitasi merupakan suatu cara
pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang memiliki pengaruh terhadap kesehatan.

2.2 Indikator Air Bersih

Air yang bersih memiliki beberapa indikator, yaitu tidak berbau, tidak keruh, tidak
berwarna, jernih, rasanya tawar, derajat keasamannya 7, bebas dari bakteri pathogen, dan
suhunya normal.

2.3 Pengertian Millenium Develoment Goals (MDGs)

Millennium Development Goals (MDGs) atau dapat diterjemahkan menjadi “Tujuan


Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan
Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan
tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program
pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat

3
mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan
pembangunan.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah salah satu
program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia, program
ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota. Program Pamsimas bertujuan untuk
meningkatkan jumlah fasilitas pada warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat
berpendapatan rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban. Dengan Pamsimas, diharapkan
mereka dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta
meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan program ini dalam rangka
mendukung pencapaian target MDGs (sektor air minum dan sanitasi) melalui pengarusutamaan
dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat. Setelah target Millennium
Development Goals (MDGs) sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG), yang telah berhasil
menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan
sanitasi dasar pada Tahun 2015. Pemerintah Indonesia telah mengambil inisiatif untuk
melanjutkan komitmennya dengan meluncurkan program nasional Akses Universal Air Mi num
dan Sanitasi Tahun 2019 dengan capaian target 100% akses air minum dan sanitasi bagi seluruh
penduduk Indonesia.

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah
menjadi salah satu program andalan nasional (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) untuk
meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak
dengan pendekatan berbasis masyarakat. Program Pamsimas I yang dimulai pada Tahun 2008
sampai dengan Tahun 2012 dan Pamsimas II dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 telah

4
berhasil meningkatkan jumlah warga miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat
mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih
dan sehat di sekitar 12.000 desa yang tersebar di 233 kabupaten/kota.

Untuk terus meningkatkan akses penduduk perdesaan dan pinggiran kota terhadap fasilitas
air minum dan sanitasi dalam rangka pencapaian target Akses Universal Air Minum dan Sanitasi
Tahun 2019, Program Pamsimas dilanjutkan pada Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019
khusus untuk desa-desa di Kabupaten.

Program Pamsimas III dilaksanakan untuk mendukung dua agenda nasional untuk
meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang layak dan
berkelanjutan, yaitu (1) 100-100, yaitu 100% akses air minum dan 100% akses sanitasi, dan (2)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Sebagai pelayanan publik yang mendasar, berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan air minum dan sanitasi telah menjadi urusan wajib
Pemerintah Daerah. Untuk mendukung kapasitas Pemerintah Daerah dalam menyediakan
layanan air minum dan sanitasi yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), Program
Pamsimas berperan dalam menyediakan dukungan finansial baik untuk investasi fisik dalam
bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik dalam bentuk manajemen, dukungan
teknis, dan pengembangan kapasitas.

Program Pamsimas dilaksanakan dengan pendekatan berbasis masyarakat melalui


keterlibatan masyarakat (perempuan dan laki-laki, kaya dan miskin, dan lain-lain) dan
pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat (demand responsive approach)1.
Kedua pendekatan tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk
menumbuhkan prakarsa, inisiatif, dan partisipasi aktif masyarakat dalam memutuskan,
merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, mengoperasikan dan memelihara sarana yang telah
dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat termasuk di
lingkungan sekolah.

5
Ruang lingkup Program Pamsimas mencakup lima komponen program:
1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan desa;
2. Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi;
3. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum;
4. Hibah Insentif; dan,
5. Dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.
Percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi tahun 2019 membutuhkan
upaya bersama dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah desa dan masyarakat, termasuk
donor dan swasta (CSR). Pamsimas menjadi program air minum dan sanitasi yang dapat
digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk menjadi program bersama dalam rangka
pencapaian akses universal air minum dan sanitasi di perdesaan pada tahun 2019.

Dengan tujuan meningkatkan jumlah warga miskin perdesaan dan pinggiran kota (peri-
urban) yang dapat mengakses air minum bersih dan sanitasi yang layak serta mempraktekan
prilaku hidup bersih dan sehat, PAMSIMAS I yang dilaksanakan pada 2008-2012 melakukan
programnya di 15 provinsi, 110 kebupaten, dan 5.200 desa. Kemudian PAMSIMAS II dilakukan
pada tahun 2013-2016 dengan tujuan Meningkatkan jumlah warga masyarakat berpendapatan
rendah di wilayah perdesaaan dan peri-urban yang dapat mengakses air minum bersih dan
sanitasi yang berkelanjutan, meningkatkan penerapan nilai dan prilaku hidup bersih dan sehat.
PAMSIMAS II menjalankan pemerataan akses air minum bersih dan sanitasi di 32 provinsi, 233
kabupaten/kota, dan 6.800 desa. Dan yang terakhir adalah PAMSIMAS III yang dilakukan pada
tahun 2016-2020 dengan tujuan meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani di
wilayah perdesaaan dan peri-urban yang dapat mengakses air minum dan sanitasi yang
berkelanjutan. PAMSIMAS III dilakukan di 33 provinsi, 396 kabupaten,11 kota, dan 27.000
desa.

3.2 Keberhasilan PAMSIMAS Dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan


Penduduk Indonesia

Pada tahun 2006, Bappenas merilis data bahwa hanya 30,8% rumah tangga di daerah
perkotaan yang mempunyai akses air bersih, data tersebut masih jauh dibanding rumah tangga di

6
daerah pedesaan yang hanya memiliki 9% akses air bersih, atau dengan rata-rata 18,4% untuk
seluruh Indonesia. Selain itu, konsumsi air domestik rata-rata di Indonesia hanya 34,2 liter per
orang per hari sementara jumlah minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia adalah 50
liter per orang hari. Pemerintah terus mencoba untuk melakukan pemerataan ketersediaan air
minum bersih dan sanitasi ke seluruh daerah di Indonesia, salah satu caranya yaitu dengan
menjalankan program-program, ketersediaan akses air minum bersih dan sanitasi di Indonesia
pun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu program pemerintah, yaitu
PAMSIMAS ikut andil dalam proses pemerataan ketersediaan akses air minum bersih dan
sanitasi di Indonesia, walaupun dalam pelaksanaannya masih terjadi beberapa kendala dan
hambatan yang harus dilalui. Pada PAMSIMAS I, program dilakukan di 5.200 desa, tetapi pada
awal tahun 20212 diketahui bahwa ada 902 desa di akhir tahun 2011 yang belum selesesai
pelaksanaan fisiknya karena ada kendala pada pencairan dana.

PAMSIMAS III menargetkan 15.000 desa sasaran baru untuk dilaksanakannya


pemerataan ketersediaan air minum bersih dan sanitasi, selain itu PAMSIMAS juga mendukung
keberlanjutan 27.000 desa yang telah memperoleh program PAMSIMAS di tahun-tahun
sebelumnya. Dengan adanya program PAMSIMAS ketersediaan akses air minum bersih dan
sanitasi di Indonesia pun sangat terbantu. Pada tahun 2017, Kepala Desa Balareksa, Ali
Mudawam, mengatakan bahwa warganya mulai merasakan manfaat dari program PAMSIMAS,
terutama pada musim kemarau. Awalnya pada awal tahun 2017, warga Desa Balareksa banyak
yang tidak setuju dengan dijalankannya program PAMSIMAS karena dianggap akan hanya
menghabiskan Rp 675 juta dari anggaran Desa Balareksa, tetapi akhirnya warga pun mengubah
pemikirannya karena hasil program PAMSIMAS yang sangat bermanfaat bagi desa. Terbukti
dari program PAMSIMAS yang dilaksanakan pada tahun 2008 sampai 2020, lebih dari 17,2 juta
penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan akses air minum bersih dan sanitasi.

PAMSIMAS juga turut mengajarkan penduduk-penduduk desa untuk melakukan sanitasi


yang baik agar tidak terkena penyakit-penyakit yang menular. PAMSIMAS melakukan
penyuluhan tentang Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), cuci tangan pakai sabun,
pencegahan penyakit diare/sunting, dan cara sikat gigi yang baik dan benar, penyuluhan
teersebut dinamakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Sanitasi Total Berbasis

7
Masyarakat (STBM). Sosialisasi ini menjadi salah satu tugas utama Tim Fasilitator PAMSIMAS,
selain melakukan pengawasan terhadap pembangunan sarana air minum di desa-desa tertentu
yang dikoordinasi oleh masyarakat. Penduduk desa biasanya membuang air besar tidak pada
tempatnya karena aliran air yang kurang dan tidak sampai ke dekat pemukiman desa sehingga
sulit untuk melakukan istinja, penduduk desa pun melakukan BAB di sungai-sungai terdekat
karena dapat memakai air dari sungai untuk melakukan istinja. PAMSIMAS berusaha untuk
membuat aliran air sampai ke pemukiman desa agar penduduk-penduduk desa mendapatkan
akses air yang bersih dan dapat melakukan sanitasi yang baik, contohnya dalam melakukan
istinja.

Di Desa Jorong Apar Nagari Sungai Naniang di Kecamatan Bukit Barisan Kabupaten
Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, telah terlaksana program PAMSIMAS dan
manfaatnya dirasakan langsung oleh penduduk desa setempat. Penduduk desa Jorong Apar
melakukan konstribusi dalam pelaksanaan program PAMSIMAS dan berhasil membangun
jaringan perpipaan untuk mengalirkan air ke pemukiman warga sepanjang lima kilometer
dilengkapi dengan dengan unit bangunan kran umum (KU) untuk menjangkau pelayanan bagi
146 Kartu Keluarga atau sekitar 450 jiwa. Hasilnya dari 146 keluarga yang ada di Jorong Apar
sebanyak 141 keluarga sudah memiliki Jamban Sehat Permanen (JSP), 1 keluarga menggunakan
Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP), dan 4 keluarga menggunakan jamban sharing (jamban
komunal). Selain itu program PAMSIMAS di Jorong Apar berusaha mendukung kegiatan
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, sebagai bagian kegiatan PAMSIMAS, di SDN 04
Sungai Naniang dibangunkan 1 unit Sarana Cuci Tangan (SCT) dilengkapi dengan 5 kran untuk
cuci tangan.

PAMSIMAS juga turut andil dalam sosialisasi penerapan protokol Covid-19 di desa-desa
dan pinggiran kota. Dalam pelaksanaannya di lapangan sangat berkontribusi dalam pencegahan
penyebaran COVID-19, yaitu berupa pembangunan sarana air minum, sarana sanitasi di sekolah,
sarana cuci tangan di tempat umum serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Untuk itu para pelaku program PAMSIMAS dalam melaksanakan kegiatan wajib memperhatikan

8
pencegahan penyebaran COVID-19, selain itu PAMSIMAS juga melakukan sosialisasi tentang
Covid-19.

Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, PAMSIMAS juga membantu pemasokan air bersih ke
posko-posko kesehatan Covid-19 yang ada di desa, selain itu PAMSIMAS juga juga gencar
melakukan sosialisasi dalam rangka membantu Pemerintah Kabupaten Garut terkait penanganan
kesehatan di desa dan warga masyarakat Kecamatan Limbangan, terkait merebaknya wabah
Covid-19. Gerakan yang dilakukan PAMSIMAS Cigagade adalah memastikan ketersediaan air
bersih sehingga memudahkan anggota masyarakat untuk melaksanakan cuci tangan pakai sabun
(CTPS). Penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) antara lain dengan melakukan CTPS
dengan air mengalir diyakini dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, dan juga diyakini dapat memutus penebaran virus corona. Munculnya ide ini
berawal dari salah satu posko kesehatan Covid-19 yang menyediakan sarana cuci tangan yang
membutuhkan pasokan air bersih, namun kondisinya air bersih cukup jauh dari lokasi posko.
Pengurus PAMSIMAS Desa Cigagade kemudian berinisiatif dengan memberi pasokan air bersih
melalui jaringan pipa Pamsimas ke sejumlah posko kesehatan Cofid-19 yang ada di Desa
Cigagade. Saat ini sudah ada lima posko kesehatan Covid-19 yang mendapatkan pasokan air dari
jaringan perpipaan Pamsimas. Target selanjutnya, seluruh posko kesehatan Covid-19 yang ada di
Desa Cigagade mendapatkan pasokan air dari jaringan PAMSIMAS.

9
BAB IV

KESIMPULAN

Program PAMSIMAS adalah salah satu program yang dijalankan pemerintah Indonesia
untuk memeratakan ketersediaan akses air minum bersih dan sanitasi yang ada di seluruh daerah
di Indonesia. PAMSIMAS memiliki tujuan untuk untuk meningkatkan akses layanan air minum
dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal dan
masyarakat di pinggiran kota (peri-urban). Program PAMSIMAS telah berjalan dari tahun 2008
dan masih berjalan sampai tahun 2020. Lebih dari 17,2 juta penduduk Indonesia sudah
mendapatkan akses air minum bersih dan sanitasi dari ptogram PAMSIMAS selama 12 tahun ke
belakang. Program PAMSIMAS meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk yang tidak mampu
untuk mengakses air minum bersih yang menurut mereka harganya tidak terjangkau, selain itu
PAMSIMAS juga meningkatkan kesehatan para penduduk desa dan pinggiran kota karena dapat
melakukan sanitasi dengan baik dengan adanya aliran air bersih di pemukiman hingga mendapat
sosialisasi tentang sanitasi yang baik.

10
DAFTAR REFERENSI

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). (2020). Latar
Belakang Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Juni
5, 2020.
http://pamsimas.org/profil/ringkas-program/

Pujo Nur Cahyo, M. P. (2016, September). Pengaruh Potensi Sumberdaya Air Terhadap Pola
Penggunaan Kebutuhan Domestik Di Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. MGI
Vol. 30. No 2, 196-205. Juni 5, 2020.

Sunarsih, E. S. (2012). Air Bersih Untuk Masyarakat Miskin Dengan Sumur Bor. Rural and
Development, 113-115. Juni 5, 2020.

Kementerian Kesehatan. (2016). Pedoman Umum Program. Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Juni 5, 2020.

http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Pedoman-
Umum-Program-Pansimas_1013.pdf

Suara.com. (2018). Ada 33,4 Juta Penduduk Indonesia Kekurangan Air Bersih. Juni 5, 2020.

11
https://www.suara.com/health/2018/11/23/162639/ada-334-juta-penduduk-indonesia-
kekurangan-air-bersih

UNICEF Indonesia. (2020). Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH) Mewujudkan Lingkungan
Yang Bersih Untuk Hidup, Bermain, Dan Belajar Bagi Anak-Anak. Juni 5, 2020.
https://www.unicef.org/indonesia/id/air-sanitasi-dan-kebersihan-wash

Nazar, T. M. (2016). EVALUASI KEBERHASILAN PENGELOLAAN PROGRAM. Jurnal


Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, 1021-1025. Juni 5, 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai