Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN PRAKTIKUM

KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH:
Rosiana Nur Imallah, S.Kep.,Ns.,M. Kep
Tim Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN-PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
PANDUAN PRAKTIKUM
KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
SEMESTER III Reguler

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PELAYANAN


KESEHATAN INI DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN DALAM PELAKSANAAN
PRAKTIKUM PADA SEMESTER III REGULER
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN-PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA

Mengetahui, Yogyakarta, Oktober 2020


Ketua Program Studi Keperawatan- Koordinator Mata Kuliah,
Pendidikan Profesi Ners

Ns. Suratini., M.Kep., Sp. Kep.Kom Ns.Rosiana Nur Imallah, M.Kep

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
BAB I VISI MISI .......................................................................................... 1
BAB II PENDAHULUAN ............................................................................ 2
BAB III KESEHATAN LINGKUNGAN ...................................................... 3
BAB IV EPIDEMIOLOGI ............................................................................ 9
BAB V SKREENING KESEHATAN ........................................................... 12
BAB VI SURVEILENS ................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan pembuatan panduan praktikum
Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Panduan praktikum ini diberikan pada
mahasiswa Program Studi Keperawatan-Pendidikan Profesi Ners semester III regular.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan panduan praktikum Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan ini. Semoga
buku panduan ini dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mendukung tercapainya
kompetensi mata kuliah Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa panduan ini masih jauh dari sempurna untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan yang akan
datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Yogyakarta, Oktober 2020

Penulis

iv
BAB I
VISI DAN MISI

1.1. Visi Program Studi Keperawatan-Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas’Aisyiyah Yogyakarta

Menjadi Program Studi Keperawatan-Program Studi Pendidikan Profesi Ners pilihan dan
unggul bidang palliative care berdasarkan ilmu pengetahuan dan tehnologi berbasis nilai-nilai
islam Berkemajuan.

1.2. Misi Program Studi Keperawatan-Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas’Aisyiyah Yogyakarta

1.2.1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengadian kepada masyarakat bidang


palliative care berdasarkan nilai-nilai Islam berkemajuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
1.2.2. Mengembangkan kajian bidang palliative care dan pemberdayaan perempuan dalam
kerangka islam berkemajuan.
1.2.3. Mengembangkan Program Studi Ners dengan unggulan palliative care pada semua
tingkatan usia berdasarkan nilai-nilai Islam.

1
BAB II
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan merupakan salah


satu mata ajar yang menjadi dasar mahasiswa dalam belajar tentang cara memahami
kebijakan dan merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di Indonesia
serta menetapkan tujuan program kesehatan dan menyusun langkah-langkah praktis
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada tatanan pelayanan kesehatan di rumah
sakit, puskesmas dan masyarakat. Praktikum ini ditempuh oleh mahasiswa semester III
Reguler.
Praktikum Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu
kegiatan pada strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student Center
Learning). Mahasiswa berupaya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan
bekerja dalam tim dan meningkatkan kemampuan mahasiswa belajar aktif mandiri serta
berfikir kritis.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti praktikum Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan mahasiswa
mampu:
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan dan alternatif
pemecahan masalah kesehatan lingkungan.
2. Memahami tentang epidemiologi dan perhitungan ukuran-ukuran epidemiologi
3. Memahami cara screening kesehatan dan program posbindu
4. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok.
5. Memahami tentang surveilens kesehatan

C. BAHAN KAJIAN
1. Kesehatan lingkungan
2. Epidemiologi
3. Skreening kesehatan
4. Surveilens

2
BAB III
KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Judul Materi
Kesehatan Lingkungan

2. Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menyebutkan tentang masalah-masalah kesehatan lingkungan
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor terkait kesehatan lingkungan
c. Mahasiswa dapat menganalisis alternative pemecahan masalah kesehatan lingkungan
d. Mahasiswa dapat mempresentasikan hasil analisis kesehatan lingkungan

3. Materi
a. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisplin yang mempelajari dinamika
hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai
perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangan
dan pencegahannya (Triwibowo & Puspahandani, 2015).
Menurut WHO, Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan keterampilan
yang memusatkan perhatian pada usaha pengendalian semua faktor yang ada
dilingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan hal-hal yang merugikan
perkembangan fisik, kesehatan atau kelangsungan hidupnya.
Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI),
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Kesehatan lingkungan termasuk dalam upaya pencegahan primer yang
dimaksudkan untuk menghambat perkembangbiakan, penularan, dan kontak manusia
dengan agent, vector ataupun faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit.

3
b. Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1) Air minum
Air bersih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut yaitu: tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna/tidak keruh, suhu tidak melebihi batas syarat dan
tidak mengandung mikroba patogen penyebab penyakit.
2) Limbah
Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industry dan sejenisnya
bercampur menjadi satu dan biasanya dibuang atau dialirkan ke badan sungai
dan mengalir ke hilir sampai keteluk atau laut. Limbah cair yang tidak diproses
melalui pengolahan air limbah (IPAL), tidak ramah lingkungan, dampaknya
kualitas air sungai menurun dan tidak dapat digunakan sebagai sumber air bersih.
3) Perumahan
Syarat-syarat rumah sehat adalah:
a) Memenuhi kebutuhan fisiologis
Pencahayaan, ventilasi, dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari
kebisingan yang mengganggu, lantai rumah terbuat dari ubin atau semen,
kedap air dan mudah dibersihkan, dinding terbuat dari tembok, tidak tembus
pandang, dapat menahan angin, panas dan dingin, atap sebaiknya dari
genteng, tinggi langit-langit rumah minimal 2,4 meter, sebaiknya 3-4 meter
yang berfungsi agar panas matahari tidak langsung dirasakan.
b) Memenuhi kebutuhan psikologis
Privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antara anggota keluarga
penghuni rumah.
c) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
Tersedianya air bersih, adanya pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vector penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
terlindunginya makanan dan minuman dari pencemaran.
d) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan
Konstruksi bangungan yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan
membuat resiko jatuh/cidera penghuni rumah.

4
4) Pengawasan vector penyakit
Vector penyakit dapat disebabkan oleh serangga maupun binatang pengganggu
yang dapat mengganggu kesehatan lingkungan. Contoh serangga yang menjadi
vector penyakit yaitu nyamuk aides aigepty sebagai vector penyakit DBD.
Contoh binatang pengganggu yaitu lalat bisa sebagai perantara perpindahan bibit
penyakit ke makanan sehingga menimbulkan diare.
5) Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman apabila tidak dikontrol dengan baik bisa menjadi sumber
penyakit yaitu makanan dan minuman mengandung toksin bakteri, mengandung
racun alami, mengandung bahan kimia atau zat adiktif yang berbahaya bagi
kesehatan.
6) Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal
terutama di kota-kota besar, yaitu pencemaran udara melalui polusi kendaraan
bermotor, asap dari pembakaran hutan, dan bisa berasal dari aktifitas rumah
tangga misal asap dari dapur. Selain itu pencemaran lingkungan juga terjadi pada
pencemaran air dan pencemaran tanah misalnya adanya erosi dan penurunan
kualitas tanah karena adanaya bahan-bahan pencemar tanah. Hal ini akan
memberikan dampak bencana bagi manusia.
7) Sampah
Sebagian besar tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan
secara dumping tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Hal ini dapat menyebabkan
pencemaran pada udara, air, tanah, dan menjadi tempat berkembangbiaknya
agens dan vector penyakit menular.
8) Bencana Alam
Kondisi geografis Indonesia cukup rentan terhadap bencana alam seperti gempa
bumi, tsunami, gunung meletus dan tanah longsor. Hal tersebut dapat
menyebabkan permasalahan kesehatan lingkungan yang tidak pernah tuntas.
9) Perencanaan Tata Kota dan Kebijakan Pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan
permasalahan baru bagi kesehatan lingkungan. Misalnya pemberian izin tempat

5
pemukiman, gedung atau tempat industry baru tanpa didahului dengan studi
kelayakan lingkungan yang sering kali menyebabkan terjadinya banjir,
pencemaran udara, tanah dan permasalahan social laennya.
c. Prinsip Pengendalian Lingkungan
Terdapat 4 prinsip pengendalian kesehatan lingkungan, yaitu:
1) Isolasi
Isolasi adalah pemisahan menurut jarak atau tempat, perlindungan seseorang
terhadap wabah sebelum mencapai suatu tempat tertentu, dan perlindungan pada
mobilitas penduduk. Contoh; Daerah wabah diisolasi sehingga orang tidak boleh
secara leluasa masuk wilayah tersebut. Mobilitas penduduk dibatasi dan tidak
boleh memasuki wilayah yang diisolasi.
2) Mengganti (substitution)
Misalnya: Mengganti bahan makanan yang tidak mendukung terjadinya
pertumbuhan yang cepat dari bakteri penyebab keracunan makanan.
3) Perlindungan (Shielding)
Perlindungan berprinsip menggunakan barrier untuk melindungi seseorang dari
gangguan lingkungan seperti penggunaan safety glasses untuk melindungan mata
pekerja las, pemakain helm, pemakaian kelambu untuk menghindari gigitan
nyamuk, penggunaan APD untuk mencegah penyakit infeksi, dll.
4) Perlakuan (treatment)
Terdapat 4 pilihan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
lingkungan:
a) Menghancurkan
Misalnya: merebus air untuk membunuh kuman/bakteri, penggunaan
desinfektan.
b) Pembersihan
Misalnya: sedimentasi dan filtrasi untuk memisahkan bahan pendataan dari
bahan cair pada air limbah.
c) Penghambatan

6
Digunakan apabila ada ancaman dari lingkungan tetapi efeknya tidak
nampak secara nyata atau tidak dapat dikendalikan dengan intervensi
lingkungan.Misal: penambahan garam/gula untuk pengawetan makanan.
d) Pencegahan
Misalnya: melakukan imunisasi untuk mencegah penyakit tertentu.
4. Prosedur Pembelajaran
a. Pertemuan 1
1) Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok kecil:
- Kelp 1: air bersih, limbah dan perumahan
- Kelp 2: Pengawasan vector penyakit, makanan dan minuman, pencemaran
lingkungan
- Kelp 3: Sampah, Bencana alam, perencanaan tata kota dan kebijakan
pemerintah
2) Mahasiswa diminta untuk:
- Menjelaskan pokok bahasan sesuai tema perkelompok
- Membuat contoh permasalahan/kasus kesehatan lingkungan sesuai tema
perkelompok
- Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor permasalahan kesehatan
lingkungan sesuai tema perkelompok
- Mencari solusi atau alternative pemecahan masalah kesehatan lingkungan
sesuai tema perkelompok
- Menjelaskan kebijakan terkait kesehatan lingkungan sesuai tema perkelompok
dan peran perawat terhadap masalah kesehatan lingkungan tersebut.
- Mahasiswa membuat laporan dan PPT
b. Pertemuan 2
- Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan 1
- Mahasiswa mendiskusikan hasil presentasi (diskusi, tanya, jawab)
- Mahasiswa mengumpulkan laporan
5. Format Laporan Praktikum
 Hal Judul
 Kata Pengantar

7
 Daftar Isi

BAB 1
A. Penjelasan Materi/Teori
B. Masalah/Kasus
C. Analisis Faktor-Faktor Permasalahan Kesling
D. Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah
BAB II
A. Kebijakan terkait masalah Kesling
B. Peran Perawat terhadap Masalah Kesling
BAB III
A. Simpulan
B. Saran
 Daftar Pustaka

8
BAB IV
EPIDEMIOLOGI

1. Judul Materi
Epidemiologi
2. Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menyebutkan definisi epidemiologi
b. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan epidemiologi
c. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam epidemiologi
d. Mahasiswa dapat Menjelaskan prosedur kerja epidemiologi
e. Mahasiswa dapat menghitung, menjelaskan dan menginterpretasikan ukuran-ukuran
epidemiologi.
3. Kasus
1. Morbidity (Angka kesakitan)
a. Angka insiden
Di Desa “X” pada tahun 2017 terdapat jumlah penduduk sebanyak 40.000 orang.
Lingkungan desa tersebut tergolong kumuh sehingga banyak terjadi kasus TB paru.
Laporan dari Puskesmas terdapat penderita TB Paru bulan Januari 50 orang, April 50
orang, Juli 75 orang, Oktober 10 orang dan Desember 55 orang.Berapa angka insiden
di Desa tersebut?
b. Angka serangan penyakit wabah
Wabah morbili di Desa “Y” pada tahun 2017 menyerang 50 anak. Jumlah anak yang
memiliki resiko terhadap morbili yaitu 1000 anak. Berapa angka serangan di Desa
tersebut?
2. Prevalence (Prevalensi)
a. Period pravelensi period (Angka pravelensi periode)
Pada periode tahun 2017 (Januari-Desember) di Desa “R” terdapat 60 penderita DM.
jumlah penduduk rata-rata pada pertengahan tahun 2017 adalah 5000. Berapa angka
pravelensi periode pada pertengahan tahun 2017?
b. Point pravelensi Rate (Angka pravelensi titik)
Di Kecamatan “S” terdapat kasus TB Paru pada bulan November sebanyak 50 kasus
dengan jumlah penduduk 50.000 orang. Berapa point pravelensi rate nya?
3. Mortality ( Angka kematian)
a. Angka kematian kasar (CDR)
Di Desa “M” tercatat angka kematian selama tahun 2016 adalah 40 orang. Penduduk
Desa tersebut pada bulan Juli 2016 jumlahnya adalah 10.000 jiwa. Berapa angka
kematian kasarnya?
b. Angka kematian bayi (IMR)
Di Desa “P” pada tahun 2016 terdapat 3 bayi yang meninggal sebelum usia 1 tahun.
Pada tahun yang sama sebanyak 300 bayi lahir hidup. Berapa angka kematian bayi
pada tahun tersebut?

9
c. Angka kematian Neonatal (NMR)
Di Desa “L” pada tahun 2017 terdapat kematian bayi pada umur kurang dari 28 hari
sebanyak 4 bayi. Sedangkan bayi yang lahir hidup di Desa tersebut pada tahun yang
sama adalah 50 bayi. Berapa angka kematian neonatal?
d. Angka kematian Ibu/AKI (MMR)
Pada tahun 2017 di Desa “F” terdapat kematian ibu melahirkan 1 orang dan salama
masa nifas 1 orang. Pada tahun yang sama sebanyak 200 bayi lahir hidup. Berapa
angka kematian ibu?
4. Fertility Rate (Angka Kesuburan)
a. Angka kelahiran kasar
Di Kecamatan “T” selama tahun 2015 terdapat kelahiran hidup sebanyak 80 bayi.
Jumlah penduduk bulan Juli di Kecamatan dan Tahun yang sama adalah 5000. Berapa
angka kelahiran kasar?
b. Angka kesuburan umum
Angka kelahiran hidup di Desa “G” pada tahun 2016 sebanyak 50 bayi. Sementara
jumlah wanita usia subur sebanyak 5.000 orang. Berapa angka kesuburan umum?

4. Prosedur Pembelajaran
a. Pertemuan 1
1) Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok kecil:
2) Mahasiswa diminta untuk:
- Setiap kelompok menjelaskan tentang definisi, tujuan, macam-macam dan
prosedur kerja epidemiologi.
- Setiap kelompok menjelaskan dan menghitung ukuran-ukuran epidemiologi sesuai
kasus diatas.
- Mahasiswa membuat laporan dan PPT
b. Pertemuan 2
1) Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan 1
2) Mahasiswa mendiskusikan hasil presentasi (diskusi, tanya, jawab)
3) Mahasiswa mengumpulkan laporan

5. FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM


 Hal Judul
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
BAB 1
A. Definisi Epidemiologi

10
B. Tujuan Epidemiologi
C. Macam-macam epidemiologi
D. Prosedur kerja epidemiologi
BAB II
A. Penjelasan dan hasil perhitungan ukuran-ukuran epidemiologi (kasus)
B. Interpretasi setiap kasus
BAB III
A. Simpulan
B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA

11
BAB V
SKREENING KESEHATAN

1. Judul Materi
Skreening Kesehatan

2. Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat memahami tentang penyakit tidak menular
b. Mahasiswa dapat memahami tentang penyakit tidak menular
c. Mahasiswa dapat memahami dan melakukan screening penyakit tidak menular (PTM)
d. Mahasiswa dapat memahami dan melakukan screening penyakit menular (PM)
e. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pelaksanaan posbindu

3. Materi (terlampir)
a. Buku Pintar seri 1
b. Buku Pintar seri 2
c. Deteksi dini penyakit menular

4. Prosedur Pembelajaran
a. Pertemuan 1
1) Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok
- Kelp 1: Skreening pada penyakit tidak menular (penyakit jantung koroner,
stroke, hipertensi, kanker) dan penyakit menular ( HIV)
- Kelp 2: Skreening pada penyakit tidak menular (DM, PPOK, asma bronkiale)
dan penyakit menular (Hepatitis, TB Paru)
2) Kelp Mahasiswa diminta untuk:
- Menjelaskan cara screening penyakit PTM dan PM sesuai pembagian
penyakit di kelp kecil.
- Membuat scenario cara screening kesehatan
- Membuat scenario screening kesehatan di Posbindu

12
b. Pertemuan 2
- Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum yang berisi cara screening dan
scenario posbindu
- Mahasiswa meroleplay kan cara screening kesehatan di posbindu

5. Format Laporan Praktikum


 Hal Judul
 Kata Pengantar
 Daftar Isi

BAB 1
A. Cara screening penyakit tidak menular
B. Cara screening penyakit menular

BAB II
A. Skenario
B. Skrip Skenario

BAB III
A. Simpulan
B. Saran
 Daftar Pustaka

13
BAB VI
SURVEILENS

1. Judul Materi
Surveilens
2. Capaian Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat memahami surveilens
b. Mahasiswa dapat menganalisis kasus-kasus kesehatan dan solusi pemecahan masalah
kesehatan
3. Materi
a. Definisi
Surveilans adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus menerus
dan sistematis yang kemudian di diseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak
yang bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
(DCP2, 2008). Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan
penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen,
vektor, dan reservoir.
Surveilans memungkinkan pengambil keputusan untuk memimpin dan mengelola
dengan efektif. Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa. Surveilans
dilakukan secara terus menerus tanpa terputus (kontinu), sedang pemantauan dilakukan
intermiten atau episodik. Dengan mengamati secara terus-menerus dan sistematis maka
perubahan-perubahan kecenderungan penyakit dan faktor yang mempengaruhinya dapat
diamati atau diantisipasi,sehingga dapat dilakukan langkah-langkah investigasi dan
pengendalian penyakit dengan tepat.

b. Tahapan Surveilens
1) Pengumpulan data
2) Pengolahan data
3) Analisis data
4) Pemberian umpan balik

14
5) Pelaporan
6) Evaluasi

c. Manfaat Surveilens
1) Memperkirakan besarnya masalah kesehatan yang penting
2) Sebagai gambaran perjalanan alami suatu penyakit
3) Sebagai deteksi kejadian luar biasa (KLB)
4) Dokumentasi, distribusi, dan penyebaran peristiwa kesehatan
5) Bermanfaat untuk epidemiologi dan penelitian laboratorium
6) Untuk keperluan evaluasi pengendalian dan pencegahan
7) Sebagai tool/alat monitoring kegiatan karantina
8) Dapat memperkiraan perubahan dalam praktek kesehatan, dan sebagai perencanaan

d. Macam-Macam Surveilens
1) Surveilans Individu
Surveilans individu (individual surveillance) yaitu mendeteksi dan memonitor
individu-individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes,
cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis. Surveilans individu memungkinkan
dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang
dicurigai dapat dikendalikan.
2) Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) yaitu melakukan pengawasan terus-
menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui
pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan
kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian surveilans penyakit adalah
penyakit, bukan individu. Contoh, program surveilans tuberkulosis, program
surveilans malaria.
3) Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) yaitu melakukan pengawasan
terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing
penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan

15
individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis.
Surveilans sindromik mengamati indikator-indikator individu sakit, seperti pola
perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari
aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit.
4) Surveilans Berbasis Laboratorium
Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor
penyakit infeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan
seperti salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi
strain bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera
dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-
klinik.
5) Surveilans Terpadu
Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan
surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai
sebuah pelayanan publik bersama. Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses,
dan personalia yang sama, melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit.
6) Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia dan
binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara.
Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya menuntut dikembangkannya
jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang manyatukan para praktisi kesehatan,
peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk memperhatikan kebutuhan-
kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara. Ancaman aneka penyakit
menular merebak pada skala global, baik penyakit-penyakit lama yang muncul
kembali (re-emerging diseases), maupun penyakit-penyakit yang baru muncul
(newemerging diseases), seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS. Agenda
surveilans global yang komprehensif melibatkan faktor-faktor baru, termasuk
pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan ekonomi.

16
4. Prosedur Pembelajaran
a. Pertemuan 1
1) Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok kecil:
2) Mahasiswa diminta untuk:
- Setiap kelompok mencari kasus-kasus nyata kesehatan di Indonesia yang pernah
dilakukan surveilens, kasus dapat di cari di jurnal, artikel, berita, dll.
- Setiap kelompok menganalisis kasus dan mencari pemecahan/solusi kasus tersebut
- Mahasiswa membuat laporan dan PPT
b. Pertemuan 2
1) Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan 1
4) Mahasiswa mendiskusikan hasil presentasi (diskusi, tanya, jawab)
5) Mahasiswa mengumpulkan laporan

5. Format laporan praktikum


 Hal Judul
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
BAB 1
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
A. Kasus
B. Analisis Kasus
C. Penyelesaian Masalah/Solusi
BAB III
A. Simpulan
B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA

17
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, D. (2011). Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Alender.J.AdanSpradley .B.W (2005) Community health nursing: promotion and


protecting the public health (6 thed).

Depkes RI (2006). Pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat


di Puskesmas. Depkes RI: BUK Dasar

Kemenkes RI. (2010). Pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan keluarga. Kemenkes:


BUK Dasar.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership roles & management functions in nursing:
Theory & Application (7th ed., p. 642). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Robbins, S., & Timothy, J. (2013). Organizational Behavior (15th ed., p. 711). Boston: Pearson.

Tim Kolaborasi Rumpun Ilmu Kesehatan. (2014) Modul kolaborasi kesehatan. Pedoman
tidak dipublikasikan.

Timmreck (2005) Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: EGC.

Satrianegara, M.F. (2014). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Triwibowo, C.,& Pusphandani, M. E. (2015). Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Stanhope & Lancaster.(2004). Community and Public Health Nursing, Fith edition. Mosby
Inc.St. Louis United State.

18

Anda mungkin juga menyukai