Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PHBS MASYARAKAT PESISIR

OLEH:
TUTI DWIYANA
NIM :

PROGRAM STUDI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabilalamin segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat


ALLAH SWT atas segala nikmat dan karunianya sehingga makalah tentang “PHBS
MASYARAKAT PESISIR” ini dapat tersusun dengan baik. Makalah ini membahas
tentang hal-hal yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat
Wilayah Pesisir.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada dosen
pengampu mata kuliah yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini
termasuk semua pihak yang telah membantu dalam tersusunnya makalah ini. Kami
menyadari, tentunya masih perlu senantiasa berbenah diri dalam penyusunan makalah
ini, untuk itu kami sangat berharap kritik dan saran dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini. Terima kasih

Kendari, Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….
…………………………………….2
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………....3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………..……………………………………………………4
B. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………………………
6
C. Manfaat Penulisan Makalah
…………………………………………………..6
BAB II PEMBAHASAN
A. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
……………………………………………………………………………….. 7
B. Karakteristik Sosial Masyarakat Pesisir ….…………………………….….…9
C. PHBS pada Masyarakat Wilayah Pesisir…………………………………….10
BAB III KESIMPULAN
…………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA ..…………………………………………………………….
12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia yang
tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan
adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Isu permasalahan
kesehatan tentang kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan Air Bersih dan
Sanitasi, merupakan dua dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDG’s,
yang merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari tujuan pembangunan.
Perilaku PHBS pada rumah tangga, meliputi ketersediaan air bersih, jamban,
saluran pembuangan limbah dan sarana pembuangan sampah. Daerah pesisir
adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi
oleh perubahan di darat dan laut. Catatan Riskesdas Tahun 2018 menyebutkan
bahwa ada tiga indikator GERMAS yang juga ada pada indikator PHBS
yang menjadi masalah dan belum menunjukkan perbaikan jika dibandingkan
dengan hasil Riskesdastahun 2013. Indikator pertama yaitu prevalensi merokok
pada penduduk umur 10-18 tahun sebesar 9,1%, mengalami kenaikan dibanding
Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 7,2%. Indikator kedua adalah proporsi
aktivitas fisik pada penduduk umur ≥ 10 tahun rata-rata nasional adalah sebesar
33,5%. Indikator ketiga adalah proporsi konsumsi buah/sayur yang kurang pada
penduduk umur ≥ 25 tahun yaitu sebesar 95,5%.

4
Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan telah
mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi
paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada
tiga pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku
sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku
sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari
perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat
kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak
sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Astuti, dkk, 2013).
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran setiap
anggota keluarga sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007). Dengan berperilaku hidup
bersih dan sehat, maka tingkat kesehatan masyarakat semakin tinggi.
Perilaku sehat dan lingkungan yang sehat perlu diupayakan dengan sungguh-
sungguh. Salah satu upaya menuju ke arah perilaku sehat dengan ditetapkannya
kebijakan nasional promosi kesehatan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 untuk mengatur upaya peningkatan PHBS di
seluruh Indonesia.
Keberadaan lingkungan tempat tinggal yang sehat dan bersih juga merupakan suatu
kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Lingkungan merupakan salah satu peran penting
dan berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan masyarakat. Kehidupan
manusia sangat bergantung dan dipengaruhi oleh kondisi dan keberadaan lingkungannya.
Pada kenyatannya dewasa ini kondisi dan lingkungan masyarakat Indonesia masih sangat
memprihatinkan. Peristiwa-peristiwa tersebut masih banyak terjadi di lingkungan
masyarakat saat ini. Permasalahan lingkungan di Indonesia terjadi di berbagai sektor
beserta segala kompleksitas, penyebab, dan akibat masing-masing. Masalah-masalah
yang terjadi misalnya permasalahan mengenai penyediaan sarana air bersih,
permasalahan pencemaran lingkungan dengan membuang kotoran atau tinja ke air laut,
dan permasalahan
B. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
PHBS masyarakat wilayah pesisir.
C. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang
PHBS masyarakat Wilayah Pesisir.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)


Menurut Karim (2018) PHBS adalah perilaku yang digunakan oleh individu,
kelompok, dan masyarakat selama sesi pembelajaran agar mereka dapat secara mandiri
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesehatannya dan berkontribusi secara aktif
pada peningkatan kesehatan masyarakat. Hanya ketika individu, kelompok, dan
masyarakat memiliki keinginan, kemauan, kemampuan untuk berubah dari perilaku hidup
tidak sehat menjadi sehat, bersih, dan sehat dapat terwujud.
Menurut Yose (2018) Perilaku hidup bersih dan sehat adalah kegiatan yang dilakukan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Dalam proses pelaksanaannya, program telah melalui tahapan evaluasi, perencanaan,
mobilisasi dan pelaksanaan, serta monitoring dan assessment. Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku yang secara
individu, keluarga, atau kelompok masyarakat yang memiliki keinginan, kemauan, dan
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam hidup sehat
untuk memelihara dan meningkatkan dirinya, kesehatannya dan secara aktif meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat, tatanan PHBS
dibagi menjadi 5 tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan.
a. Tatanan rumah tangga
PHBS dalam rumah tanggga adalah upaya anggota keluarga untuk memahami dan
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta aktif dalam peningkatan
kesehatan masyarakat. (Lestari&Yasnani, 2020) PHBS dalam lingkungan rumah
tangga, sasaran primer harus menerapkan perilaku yang dapat menciptakan rumah
tangga yang ber-PHBS sesuai dengan 10 indikator PHBS. 10 indikator PHBS di
tatanan rumah tangga yaitu : 1) Persalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan 2) Memberi
ASI eksklusif 3) Menimbang bayi dan balita 4) Menggunakan air bersih 5) Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun\ 6) Menggunakan jamban sehat 7) Memberantas
jentik di rumah 8) Makan buah dan sayur setiap hari 9) Melakukan aktivitas fisik
setiap hari 10) Tidak merokok di dalam rumah
b. Tatanan institusi pendidikan
PHBS di lingkungan sekolah adalah perilaku yang secara sadar dilakukan oleh
siswa/i, guru, dan warga sekolah dalam proses pembelajaran untuk mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, dan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (Chandra,
Fauzan & Aquarista,2017). PHBS di institusi pendidikan (sekolah, pesantren, kampus,
seminari, padepokan, dan lain-lain), memiliki sasaran primer yang terdiri atas peserta
didik, pengajar, dan masyarakat yang ada di lingkungan institusi pendidikan dapat
menciptakan lingkungan yang ber-PHBS berdasarkan indikator yaitu cuci tangan
dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
menggunakan narkotika, alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA),
tidak meludah sembarangan, dan memberantas jentik nyamuk.(Permenkes
no.2269,2011)
c. Tatanan tempat kerja
Dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang sehat, perilaku yang harus
diterapkan mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat
sampah, tidak merokok, tidak menggunakan narkotika, alkohol, Psikotropika dan Zat

8
Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarangan, dan membasmi jentik nyamuk.
(Permenkes no.2269,2011)
d. Tatanan tempat umum
Berdasarkan Permenkes no 2269/MENKES/PER/XI/2011 PHBS din tempat umum
(tempat ibadah, bandara, pertokoan, pasar, terminal, dermaga dan lain-lain), sasaran
primernya ialah masyarakat harus melakukan perilaku di lingkungan umum yang ber-
PHBS didasarkan pada indicator, cuci tangan pakai sabun, mengkonsumsi makanan
dan minuman yang sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat
sampah, tidak merokok, tidak menggunakan narkotika, alkohol, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarangan, dan membasmi jentik nyamuk
e. Tatanan fasilitas kesehatan
Di fasilitas kesehatan, sasaran primer yang terdiri atas pasien/klien dan petugas
kesehatan harus menerapkan perilaku sehat untuk menciptakan lingkungan fasilitas
kesehatan yang sehat. Perilaku yang dilakukan antara lain mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di

B. Karakteristik Sosial Masyarakat Pesisir


Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling
berinteraksi, di mana kearah laut 12 min dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari
wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas
administrasi kabupaten/kota (KEP.10.MEN/2002) Berdasarkan UU no 27 tahun 2007
menyatakan wilayah pesisir adalah wilayah perbatasan antara ekosistem darat dan laut
yang dipengaruhi oleh ekosistem darat dan laut. Masyarakat adalah sekumpulan orang
yang terdiri dari masyarakat adat dan lokal yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil. Masyarakat pesisir merupakan sekelompok masyarakat yang pola hidup,
perilaku, dan karakteristik tertentu yang hidup di wilayah perbatasan antara daratan dan
laut. Masyarakat pesisir bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya dari perikanan
(Fajrie, 2017). Sebagian masyarakat di wilayah pesisir bekerja sebagai nelayan yang
secara turun temurun dari nenek moyang mereka (Torere, 2019).
Menurut Dahuri,dkk (1996) dalam Zebua,dkk (2017) ciri utama masyarakat nelayan
adalah kemiskinan yang disebabkan kurangnya akses ke sumber modal, teknologi, dan
pasar, serta rendangnya keterlibatan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam.
Kemiskinan merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi.
Upaya menggali dan membangkitkan partisipasi masyarakat pesisir pada
khususnya dan pembangunan masyarakat pesisir pada umumnya, diperlukan
sedikit pengetahuan mengenai karakteristik masyarakat pesisir. Dengan
mengetahui karakteristik masyarakat pesisir diharapkan dapat diketahui pola hidup
dan kebiasaan masyarakat pesisir baik yang bersifat positif maupun yang bersifat
negatif. Karakteristik yang dimiliki masyarakat pesisir tersebut tidak lepas dari
kondisi fisik alam dari wilayah pesisir itu sendiri. Horton et.al. (1991)
mendefinisikan masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang secara relatif
mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatannya didalam
kelompok tersebut.
C. PHBS pada Masyarakat Wilayah Pesisir
Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan, pelayanan kesehatan,
perilaku, dan keturunan. Lingkungan yang tidak sehat atau sanitasinya tidak terjaga dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Begitupula dengan pelayanan kesehatan yang minim
atau sulit dijangkau dapat membuat penduduk yang sakit tidak dapat diobati secara cepat
dan dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Perilaku hidup yang tidak sehat
seperti membuang sampah sembarangan, tidak mencucu tangan sebelum atau sesudah
makan, buang air besar atau kecil di mana saja, mencuci atau mandi dengan air yang kotor
merupakan perilaku yang dapat mengundang berjangkitnya berbagai jenis penyakit.
Akhirnya, kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor keturunan karena sebagian
dari penyakit diturunkan oleh orang tua.
Perilaku PHBS di Wilayah Pesisir khususnya yang berhubungan dengan STBM
berdasarkan pada indikator output yaitu:

10
a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
(jamban). b. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti
sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan
(air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar
Hal ini sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit-penyakit di wilayah pesisir
yang mungkin bisa terjadi seperti diare, gangguan pernafasan, Tb dll
BAB III
KESIMPULAN

Masyaraka kiranya dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam
semua tatanan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan derajat kesehatan masyarakat
luas pada umumnya dan keluarga pada khususnya, utamanya di lingkungan wilayah pesisir.
Pemerintah kiranya dapat terus memaksimalkan promosi Kesehatan diwilayah pesisir
dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga sehingga dapat mengubah perilaku kesehatan
yang salah sebagai upaya dalam mewujudkan masyarakat yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Sanitasi Pesisir dan


Permasalahannya.  (Online) http://cipisipri.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-
none-x.html(diakses tanggal 19 Agustus 2016).
Azhari. 2010. Permasalahan Lingkungan Pesisir dan
Pemecahannya. (Online) http://azhari049.blogspot.co.id/2010/12/permasalahan-lingkungan-pesisir-
dan.html(diakses tanggal 19 Agustus 2016)
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4225/1/RAHMIATI%20RAMLI_opt.pdf
https://www.academia.edu/37917539/
PERILAKU_KESEHATAN_MASYARAKAT_DI_LINGKUNGAN_PESISIR_1
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45048/171101133.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

12

Anda mungkin juga menyukai