SANITASI
Disusun Oleh
Kelompok 2
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah STW karena berkat rahmat dan karunia-
Nya serta shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Dasar Kesehatan Lingkungan ini,
Makalah dengan pembahasan “Sanitasi” ini di susun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Azyyati Ridha Alfian, S.K.M,
M.K.M selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini, yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kepada kami dan juga para pembaca. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan
wawasan yang kami miliki, karena itu kami menerima kritik ataupun saran yang
membangun sehingga makalah ini bisa menjadi bacaan yang dapat memberikan
manfaat bagi para pembacanya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................4
A. Definisi air............................................................................................................4
B. Teknik Pengolahan Air Bersih...........................................................................5
C. Prinsip pengelolaan air.......................................................................................6
D. Sarana Air Bersih................................................................................................8
E. Dampak pencemaran air di lingkungan..........................................................10
F. Kebutuhan air bersih........................................................................................12
G. Penanggulangangan Pencemaran Air.............................................................12
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Air bersih merupakan sumber daya yang sangat utama bagi kehidupan
manusia. Untuk mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat,
kebutuhan akan air bersih adalah sebuah keniscayaan dalam pembangunan.
Ketersediaan air bersih menjadi salah satu faktor pendukung dalam peningkatan
kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya
penyediaan air bersih yang baik, akan menunjang peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat.
Air sungai merupakan sumber utama air bersih yang digunakan oleh sebagian
besar penduduk di Indonesia. Namun, berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2015 yang dikutip oleh National Geographic
Indonesia (2016), hampir 65% air sungai di Indonesia tercemar berat (Hasuki, 2016).
Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat kualitas sumber air yang buruk
akan mengancam kondisi kesehatan masyarakat yang menggunakannya. Terkait
pencemaran tersebut, sumber utama pencemaran air sungai di Indonesia justru berasal
dari limbah rumah tangga atau domestik, bukan dari limbah industri. Selain itu,
UNICEF (2022) menyatakan bahwa hampir 70% dari 20.000 sumber air minum
rumah tangga yang diuji di Indonesia terkontaminasi limbah tinja dan berkontribusi
terhadap penyebaran penyakit diare, yang merupakan penyebab utama kematian
balita. Hal ini semakin memperkuat hubungan yang ada antara kualitas air dengan
kualitas sanitasi, di mana kualitas air ditentukan oleh kualitas sanitasi. Jika sanitasi
yang ada termasuk dalam kategori buruk maka kualitas air juga akan buruk.
2
layak dapat diakses 100%, air minum layak tersedia 100%, dan kualitas air sungai
dapat meningkat (Suryani, 2020).
1.3 Tujuan
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi air
Air Adalah substansi kimia dengan rumus H2O, satu atom oksigen. Air bersifat tidak
Berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. air merupakan bagian
dari kehidupan kita, diantaranya dimanfaatkan untuk Berbagai keperluan rumah
tangga, menjaga kesehatan, dan untuk kelangsungan Hidup. Meskipun sumber daya
air secara geofisik dikatakan melimpah, hanya Sebagian kecil saja yang bisa
dimanfaatkan secara langsung.
Hidrologi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani “hydrologia” yang berarti
ilmu air. Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan,
distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber
daya air. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hidrologi
adalah ilmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya,
persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya
dengan makhluk hidup.
1. Air Tanah. Air tanah adalah air di bawah permukaan bumi yang biasanya
dipompa untuk digunakan sebagai air minum. Hidrologi air tanah
(hidrogeologi) mempertimbangkan pengukuran aliran air tanah dan transpor
zat terlarut.
2. Infiltrasi. Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah. Sebagian air
diserap, sementara sisanya mengalami perkolasi menuju muka air tanah
3. Kelembapan Tanah. Kelembaban tanah dapat diukur dengan cara probe
kapasitansi, reflektometer domain waktu atau tensiometer. Ada juga metode
4
lain yang dapat digunakan yaitu pengambilan sampel zat terlarut dan metode
geofisika.
4. Kualitas Air. Kajian kualitas air dalam hidrologi berkaitan dengan senyawa
organik dan anorganik, termasuk bahan terlarut maupun sedimen. Selain itu,
kualitas air juga dipengaruhi interaksi oksigen yang terlarut dengan bahan-
bahan anorganik dan berbagai transformasi kimia yang mungkin terjadi.
5. Transportasi hidrologi. Transportasi air merupakan sarana penting untuk
mengangkut material seperti tanah, kerikil, batu besar, atau polutan dari satu
tempat ke tempat lain.
b. Flokulasi
Setelah koagulasi, dilakukan proses flokulasi. Pada proses ini partikel-partikel halus
yang terbentuk dari proses koagulasi akan membentuk suatu gumpalan yang besar
sehingga akan lebih mudah mengendap. Berbeda dengan koagulasi, proses ini
dilakukan dengan pengadukan lambat (slow mixing).
c. Sedimentasi
5
d. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemurnian air yang mengandung limbah dengan cara
melewatkan air yang mengandung limbah itu ke lapisan berpori sehingga partikel
yang tersuspensi itu akan tertahan.
e. Flotasi
Flotasi adalah teknologi pemisahan material berharga dari kotoran dan bekerja
berdasarkan sifat permukaaan material yaitu hidrophobik (takut air) dan hidrophilik
(suka air).
3. Mineral larut seperti besi dan mangan akan teroksidasi membentuk endapan
yang dapat dihilangkan dengan proses pemisahan.
Pengelolaan sumberdaya air secara terpadu adalah suatu proses yang mengedepankan
pembangunan dan pengelolaan sumberdaya terkait lainnya secara terkoordinasi dalam
rangka memaksimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraan sosial secara adil tanpa
mengorbankan
6
kelanjutan (sustainability) ekosistem yang vital.
Pada komponen system manusia (human system) setidaknya ada empat aspek
keterpaduan yang diperlukan, yaitu:
7
stakeholders dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, Keterpaduan dalam
aspek ini merupakan elemen kunci dalam menciptakan keseimbangan dan
keberlanjutan penggunaan air. Realitasnya adalah bahwa masing-masing stakeholders
mempunyai kepentingan yang berbeda dan sering bertentangan (konflik) satu sama
lain;
3) Keterpaduan diantara pengelolaan air dan air limbah. Aspek penting disini adalah
bagaimana air limbah bias menjadi penambahan yang bermanfaat terhadap aliran air
atau suplai air. Tanpa pengelolaan yang terkoordinasi aliran air kimbah akan
mencemari air tawar dan mengurangi suplai efektif yang tersedia. (Butudoka, 2018)
Pengelolaan air dalam UU SDA didasarkan atas 4 (empat) prinsip yaitu, pertama
Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan
umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan
akuntabilitas (Pasal 2 UU SDA). Kedua, Sumber daya air dikelola secara
menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat (Pasal 3 UU SDA). Ketiga, Sumber daya air mempunyai fungsi sosial,
lingkungan hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras
(Pasal 4 UU SDA). Keempat, Setiap pengelolaan harus ada jaminan dari negara
kepada setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-
hari dalam rangka melanjutkan kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif (Pasal
5 UU SDA). (Azil Maskur, 2019)
8
a. Jaraknya paling sedikit 10 meter dari sumber pencemaran (TPS, tempat
penampungan tinja, tempat tergenangnya air kotoran)
b. Dinding sumur sedalam 3 meter dari permukaan tanah harus di tembok atau kedap
air.
d. Lantai harus kedap air dengan radius 1 meter dari dinding sumur
Sumur pompa ini masih cukup banyak dipergunakan oleh masyarakat, walaupun
trend jumlah pemakainya cenderung menurun.Persyaratan sumur pompa tangan
sebagai berikut : a. Saringan atau pipa-pipa yang berlubang berada di dalam lapisan
tanah yang mengandung air.
b. Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-kurang
3 m.
c. Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah dan lebarnya
± 1½ m sekeliling pompa.
9
Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku
mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
c. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
10
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Akibat
matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas dari industri juga akan membawa
dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih
dahulu.
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
• Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri,
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
11
F. Kebutuhan air bersih.
Manusia dan makluk hidup lain di alam ini memerlukan air untuk proses-proses
psikologi
-Kebutuhan komersial dan industri. Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan
hotel, pasar, pertokoan, restoran Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri
biasanya digunakan untuk ai pendingin, air pada boiler untuk pemanas, bahan baku
proses.
-Kebutuhan fasilitas umum Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat-
tempat ibadah, rekreasi terminal. (Tiwery & Hully, 2021)
12
sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran
sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri.
Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi
produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula
mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena
saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat
kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah,
memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai
sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan
sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap
oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil
atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam
atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
13
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan
air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik,
mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.
14
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Hasuki, I. (2016, Mei 2) ‘Air Sungai di Indonesia Tercemar Berat’, National
Geographic Indonesia. https://nationalgeographic.grid.id/read/13305060/air-
sungai-di-indonesiatercemar-berat
Ishartono & Raharjo, T. R. (2015) ‘Sustainable Development Goals (SDGs) dan
Pengentasan Kemiskinan’, Share Social Work Journal. 6(2), pp. 159–167.
http://jurnal.unpad.ac.id/share/article/view/13198
Suryani, A. S. (2020) ‘Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-
19’,Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 11(2), pp. 199–214.
https://doi.org/10.46807/aspirasi.v11i2.1757
16