Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan


Masyarakat

Universalitas Proyek Strategis Pemerintah berbasis SPAM Sebagai Upaya


Ketercapaian Akses Air Minum di Indonesia

Dosen Pengampu:

Drs. Sri Koeswantono, M.Si

Retno Dwi Lestari, S. Sy., M. Pd

Disusun Oleh:

Riki (1104622023)

Diva Safma (1104622041)

Tegar Fabyantoro Nistelrooy (1104622045)

Bintang Rasyad Fernanda (1104622064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas makalah ini, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Media Pembelajaran Pendidikan Masyarakat.

Makalah ini disusun tidak untuk semata-mata hanya memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Masyarakat saja. Namun, disusunnya
makalah ini sebagai bahan belajar dan melengkapi pembahasan yang ada dalam presentasi
yang kami buat sehingga membentuk suatu konstruksi ilmu yang bermanfaat. Presentasi yang
kami buat, berjudul “Universalitas Proyek Strategis Pemerintah berbasis SPAM sebagai
Upaya Ketercapaian Akses Air Minum di Indonesia”. Pembahasan makalah ini dimulai
dengan menjelaskan pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan. Dalam makalah ini kami
bisa mengetahui bagaimana kondisi air minum penduduk, akses terhadap konsumsi air
minum, dan proyek strategis pemerataan akses air minum di Indonesia.

Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini tidak dapat dikatakan
sempurna, untuk itu penulis sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat dalam membuka cakrawala pengetahuan
bersama dan mendapatkan nilai yang baik.

Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Bogor, 1 April 2023

2
ABSTRAK

SDG’s merupakan agenda negara dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan


di segala bidang kehidupan. Salah satu tujuan SDGs pada pilar pembangunan lingkungan air
bersih dan sanitasi layak yaitu mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang
aman dan terjangkau bagi semua. Aksesibilitas untuk konsumsi air minum tersebut
merupakan salah satu unsur dan target terpenting yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan
kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, ketercapaian akses air minum yang merata
perlu diintegrasikan dengan baik oleh pemerintah di seluruh wilayah negara tanpa terkecuali,
sehingga dapat diketahui pula tingkat ketahanan kesehatan penduduk dalam konsumsi air
minum kemasan.

Kata Kunci: SDGs, pemerataan, akses air minum, Ketahanan kesehatan.

ABSTRACT

SDG's is the country's agenda in achieving sustainable development goals in all areas
of life. One of the SDG's goals on the pillars of environmental development of clean water
and proper sanitation is to achieve universal and equitable access to safe and affordable
drinking water for all. Accessibility for drinking water consumption is one of the most
important elements and targets that affect the level of health and quality of human resources.
Therefore, the achievement of equitable access to drinking water needs to be well integrated
by the government in all regions of the country without exception, so that the level of health
security of the population in bottled water consumption can also be known.

Keywords: SDG's, equity, access to drinking water, health security.

3
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENELITIAN.........................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
2.2 AKSES KONSUMSI AIR MINUM DI INDONESIA...............................................................8
2.3 PROYEK STRATEGIS BERBASIS SPAM SEBAGAI PEMERATAAN AKSES AIR MINUM DI
INDONESIA..............................................................................................................................9
TABEL 1.1.............................................................................................................................10
KEWENANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH...............................................10
SUB URUSAN AIR MINUM.....................................................................................................10
2.4 UPAYA MASYARAKAT UNTUK MENJAGA KUALITAS AIR MINUM DI INDONESIA..........12
2.5 Standar Kualitas Air Minum di Indonesia…………………………………………..……..12
BAB III....................................................................................................................................18
PENUTUPAN.........................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................18
3.2 SARAN.............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan lingkungan tidak terlepas dengan timbulnya permasalahan terhadap air


bersih dan sanitasi yang berhubungan dengan keberlangsungan tingkat ketahanan kesehatan
penduduk. Permasalahan air bersih atau air minum ini sudah menjadi suatu permasalahan
global, hingga timbulnya tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) pada pilar
pembangunan lingkungan hidup yang secara konkret disepakati pada 25 September 2015.
Komitmen Internasional ini juga dijadikan salah satu tujuan, acuan, dan cita-cita bagi
pemerintah sebagai komitmen bersama untuk dapat memastikan pengembangan penyediaan
100% akses aman dan terjangkau pada air minum penduduk di seluruh wilayah Indonesia
tanpa terkecuali yang telah masuk ke poin 6 SDGs yakni akses universal terhadap air minum
layak. Air minum layak adalah air minum dengan kualitas yang telah sesuai dengan standar
kualitas air minum layak konsumsi.

Air minum merupakan hal yang krusial dalam kehidupan makhluk hidup di bumi. Air
telah menjadi sumber kehidupan dan kebutuhan dasar bagi kehidupan seluruh makhluk bumi
yakni manusia itu sendiri. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi dengan sistem
penyediaan air minum yang berkualitas, sehat, efisien, efektif, dan terintegrasi kepada sektor
sanitasi yang layak. Kualitas air minum merupakan hal yang perlu diintegrasikan dengan baik
oleh seluruh pihak untuk keberlangsungan hidup. Jika kebutuhan ini telah terintegrasi dengan
baik dan menyeluruh, maka masyarakat pun dapat menjalankan hidup sehat, produktif, dan
dapat meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, perlu
tindakan yang komprehensif dilakukan dalam memastikan akses terhadap konsumsi air
minum tersebut, pemerataan akses air minum di Indonesia dengan basis program SPAM yang
telah pemerintah integrasikan dengan baik, dan supaya menjadi lebih baik dan
berkesinambungan, serta kualitas air minum bersih dan layak menjadi konsumsi untuk
masyarakat/

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang melatarbelakangi akses universal terhadap air minum layak menjadi bagian
SDG’s?
2. Bagaimana akses terhadap konsumsi air minum di Indonesia?
3. Bagaimana proyek strategis berbasis SPAM sebagai pemerataan akses air minum di
Indonesia?
4. Bagaimana upaya yang dapat masyarakat lakukan untuk menjaga kualitas air minum
di Indonesia?
5. Apa standar kualitas air minum yang layak dikonsumsi?

5
1.3 Tujuan Penelitian

1. Memahami dan mengetahui yang melatarbelakangi akses universal terhadap air


minum menjadi bagian SDG’s?
2. Memahami dan mengetahui akses terhadap air minum di Indonesia
3. Memahami dan mengetahui proyek strategis berbasis SPAM sebagai pemerataan
akses air minum di Indonesia
4. Memahami dan mengetahui upaya yang dapat masyarakat lakukan untuk menjaga
kualitas air minum di Indonesia
5. Memahami dan mengetahui standar kualitas air minum yang layak dikonsumsi

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Akses Universal terhadap Air Minum menjadi bagian SDG’s
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs)
merupakan pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin
keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari
satu generasi ke generasi berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dalam upaya
untuk mensejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan. Ke-17 SDG terintegrasi mereka
mengakui bahwa tindakan di satu bidang akan mempengaruhi hasil di bidang lain, dan bahwa
pembangunan harus menyeimbangkan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Negara-negara telah berkomitmen untuk mengutamakan kemajuan bagi mereka yang masih
tertinggal. SDGs dibuat dengan tujuan mengakhiri kemiskinan, kelaparan, AIDS, dan
diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan. Kreativitas, pengetahuan, teknologi
dan sumber daya keuangan dari seluruh masyarakat diperlukan untuk mencapai SDGs dalam
setiap konteks.
Akses universal terhadap air minum layak menjadi bagian dari SDGs, karena air
minum yang layak merupakan hak yang mendasar bagi setiap individu dan masyarakat.
Namun, pada realitanya masih banyak orang yang tidak memiliki akses ke air minum yang
aman dan bersih. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, penyebaran penyakit, dan
ketidakadilan sosial. SDGs mengakui pentingnya akses universal terhadap air minum layak
sebagai bagian dari upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan
adil. Target SDGs adalah untuk mencapai akses universal terhadap air minum yang aman,
terjangkau, dan layak pada tahun 2030. Dengan mencapai target ini, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membantu dalam pengurangan kemiskinan.
Akses universal terhadap air minum berperan penting dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan secara keseluruhan. Air minum yang aman dan terjangkau memiliki dampak
positif pada kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Misalnya, akses yang memadai
terhadap air minum yang bersih dapat mengurangi penyebaran penyakit yang terkait dengan

7
air yang tercemar. Selain itu, akses terhadap air minum yang aman juga dapat meningkatkan
produktivitas dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mengambil air, khususnya bagi
perempuan dan anak-anak.
Melalui inklusi universal akses terhadap air minum dalam SDGs, komunitas
internasional berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan koordinasi global dalam
mempromosikan, mendukung, dan mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang memadai dan terjangkau terhadap air
minum bersih dan layak.

2.2 Akses Konsumsi Air Minum di Indonesia


Air minum merupakan hal yang krusial dalam kehidupan makhluk hidup di bumi. Air
telah menjadi sumber kehidupan dan kebutuhan dasar bagi kehidupan seluruh makhluk bumi.
Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi dengan sistem penyediaan air minum yang
berkualitas, sehat, efisien, efektif, dan terintegrasi kepada sektor sanitasi yang layak. Jika
kebutuhan ini terpenuhi maka masyarakat dapat hidup sehat, produktif, dan dapat
meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat itu sendiri. Dalam rangka mencapai target
akses air minum dan sanitasi yang menyeluruh serta target Sustainable Development Goals
(SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, perlu keterlibatan pemerintah
daerah dan pemerintah pusat untuk melaksanakan program prioritas penyediaan air minum
yang universal aman dan terjangkau didapatkan masyarakat..
Program SDGs menargetkan semua masyarakat mendapatkan akses air minum yang
layak dan aman pada tahun 2030 mendatang. Sistem Penyedian Air Minum diatur dalam PP
No.122 Tahun 2015 yaitu air minum sebagai air yang sudah melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
sedangkan Sistem Penyedian Air Minum (SPAM) sebagai sarana dan prasarana penyediaan
air minum (PAM) yang meliputi SPAM jaringan perpipaan dan SPAM bukan jaringan
perpipaan. Kementerian Kesehatan menyatakan akan menjamin seluruh masyarakat
Indonesia mempunyai akses air minum yang layak dan aman dan pemerintah sudah
menargetkan 100% air minum yang layak dan 15% akses air minum yang aman di tahun
2020-2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, persentase rumah tangga di Indonesia dengan
konsumsi jumlah air minum layak sebesar 91,05% pada tahun 2022. Dari sumber yang
serupa, catatan dikeluarkan bahwa sejak tahun 2019 konsep yang digunakan dalam hal
pendataan mengacu pada metadata SDGs dimana rumah tangga dikatakan memiliki akses air

8
minum layak (access to improve water) yaitu jika sumber air minum utama mereka berasal
dari air ledeng atau air sumur, air terlindungi, dan air hujan. Salah satu upaya pelaksanaan
target SDGs ialah dengan mengintegrasikan pengelolaan air bersih yang langsung dapat
diminum atau dikonsumsi oleh masyarakat di tempat terbuka, seperti halnya dipraktikkan di
Stasiun Mono Rail Train (MRT) Dukuh Atas, Jakarta.
Penyediaan air dari keran langsung siap minum dapat dijadikan contoh dalam
penyediaan akses air minum bagi masyarakat baik masyarakat desa maupun masyarakat kota
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau program Sarana Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi (SPAMS). Oleh karena itu, dalam upaya pemenuhan kebutuhan air minum
sehari-hari masyarakat desa dan masyarakat kota dapat diperoleh dari PDAM, depot air
minum isi ulang, membeli air kemasan dan bahkan integrasi program SPAMS. Namun,
realitanya penyediaan air minum oleh PDAM dan program SPAMS belum bisa langsung
dapat diminum oleh masyarakat disebabkan air minum yang diproduksi masih dikategorikan
air bersih, sehingga tidak aman untuk diminum secara langsung. Air tersebut aman untuk
diminum setelah dimasak sampai mendidih. Mengkonsumsi air minum yang tidak layak akan
berdampak terhadap ketahanan kesehatan masyarakat, seperti meningkatnya penyakit diare,
muntah, mencret dan stunting.

2.3 Proyek Strategis berbasis SPAM sebagai Pemerataan Akses Air Minum di
Indonesia
Air minum merupakan air yang telah melalui proses pengelolaan atau tanpa proses
pengelolaan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum atau dikonsumsi.
Adapun proyek strategis pemerintah yang berbasis program SPAM atau dengan pengertian
sistem penyediaan air minum (SPAM) yang dijadikan satu kesatuan sarana dan prasarana
penyediaan air minum di Indonesia. Dalam kebijakannya, Pemerintah Indonesia telah
menetapkan dan mencita-citakan target akses universal 100% air minum tercapai pada tahun
2024. Dalam upaya akses air minum, Pemerintah menggunakan Rencana Pengamanan Air
Minum (RPAM) sebagai strategi untuk menjamin ketersediaan dan terpenuhinya pelayanan
air minum bagi masyarakat yang memenuhi 4 standar kriteria atau yang dikenal dengan 4K.
Standar kriteria 4K tersebut yaitu: 1. Kuantitas, mencakup standar kebutuhan air minum 60
liter/orang/hari; 2. Kualitas, sesuai dengan standar kesehatan Permenkes No. 492 tahun 2010;
3. Kontinuitas, mencukupi kebutuhan air minimal selama 24 jam; 4. Keterjangkauan, mudah
diakses dengan biaya yang terjangkau.

9
Pemerintah Indonesia sebagaimana yang dibahas sebelumnya, bahwa memiliki
komitmen bersama untuk terus melanjutkan capaian target menuju 100% akses air minum
dan sanitasi, yang mana hingga akhir tahun 2022 untuk persentase akses air minum layak
rumah tangga di Indonesia sudah mencapai di angka 91,05% . Meskipun terlihat dengan data
pusat statistik bahwa telah melebihi 80% sudah dikatakan tinggi. Namun, masih terdata dan
terdapat beberapa provinsi di Indonesia yang masih rendah dalam akses air minum layak, dan
secara keseluruhan bahwa belum ada satupun provinsi yang mencapai 100% akses air
minum layak. Dengan demikian, ketidaktercapaian tersebut merupakan tanggung jawab
bersama dalam mewujudkan dan mencapai 100% akses air minum layak di seluruh provinsi
di Indonesia. Tanggung jawab tersebut baik berada ditangan pemerintah pusat, pemerintah
daerah, pemerintah desa, atau bahkan seluruh lapisan masyarakat.
Wewenang dan pembagian tugas dalam pengelolaan dan pengadaan air minum layak
sebenarnya sudah terlampir dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sudah dijelaskan mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat,
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Dalam lampiran undang-
undang pemda tersebut dipaparkan mengenai urusan pekerjaan umum dan penataan ruang.
Dimana salah satu sub urusan atau tujuannya adalah akses terhadap air minum.
Untuk melihat pembagian kewenangan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Sub Urusan Air Minum

Pemerintah daerah Pemerintah daerah Pemerintah Pusat


Kabupaten Provinsi

Pengelolaan dan Pengelolaan dan Penetapan pengembangan


pengembangan SPAM di pengembangan SPAM lintas SPAM secara Nasional.
daerah Kabupaten/Kota. daerah Kabupaten/Kota.

Pengelolaan dan
pengembangan SPAM lintas
daerah Provinsi, dan SPAM
untuk kepentingan strategis
Nasional.

10
Tabel tersebut telah menggambarkan dan menguraikan antara kewenangan dan
tanggung jawab pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah dalam sub urusan air minum
secara berkesinambungan. Pasal 20 ayat 1 huruf (c) Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun
2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum dijelaskan bahwa “Kebijakan dan Strategi
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum salah satunya adalah Kebijakan dan Strategi
pemerintah Kabupaten/Kota dalam Penyelenggaraan SPAM. Bila dikaitkan dengan Standar
pelayanan Minimal. Dalam Pasal 7 ayat 3 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal dari berbagai jenis tentang pelayanan dasar. Salah satu
urusannya adalah pemenuhan kebutuhan pokok air minum penduduk sehari-hari. Peraturan
Pemerintah tentang standarisasi pelayanan minimal salah satu pilar-pilar untuk pemerintah
daerah bagaimana strategi, target, capaian agar mampu memenuhi standar pelayanan minimal
tersebut”.
Pembangunan sarana dan akses terhadap air minum merupakan urusan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Baik pemerintah daerah ditingkat
provinsi maupun pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota. Penyelenggaraan program
SPAM harus dilaksanakan secara universal untuk menjamin hak rakyat atas konsumsi Air
Minum, akses terhadap pelayanan Air Minum, dan terpenuhinya Kebutuhan Pokok Air
Minum Sehari-hari bagi masyarakat sekitar yang sekaligus sebagai upaya peningkatan
ketahanan kesehatan masyarakat. Tujuan penyelenggaraan program SPAM sendiri menurut
PUPR adalah untuk memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat untuk memenuhi
hak rakyat atas air minum (PP No 122 tahun 2015).
Dalam mewujudkan cita-cita atau ketercapaian SDGs terkhusus pada tujuan ke 6,
banyak kebijakan dan program yang sudah dilakukan oleh pemerintahan dalam prosesnya. Di
bidang air minum tersebut, pemerintah sudah menetapkan program strategis Nasional
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang percepatan
pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Strategi di bidang air minum tersebut meliputi:
1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat Provinsi Jawa Tengah
2. SPAM Regional Jatigede Provinsi Jawa Barat
3. SPAM Umbulan Provinsi Jawa Timur
4. SPAM Lampung Provinsi Lampung
5. SPAM Regional Mamminasata Provinsi Sulawesi Selatan
6. SPAM Regional Jatiluhur Provinsi Jawa Barat

11
7. SPAM Regional Mebidang Sumatera Utara
8. SPAM Regional Wasusokas Provinsi Jawa tengah
Selain dari 8 strategi pembangunan SPAM tersebut, terdapat proyek strategis nasional
dalam berbagai bentuk percepatan pembangunan infrastruktur transportasi, listrik, dan air
bersih untuk 10 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang menjadi kawasan wisata
prioritas. Dimana kawasan tersebut seperti, Danau Toba, Pulau Seribu, Tanjung Lesung dan 7
kawasan lainnya. Kemudian Perpres No. 3 tersebut telah diperbaharui dengan Perpres No.
109 Tahun 2020 tentang Perubahan Perpres Nomor 3 Tahun 2016, dimana terdapat beberapa
penambahan pembangunan SPAM, yang diantaranya yaitu pembangunan SPAM regional
Karian-Serpong DKI Jakarta, SPAM Kamjoro Jogja, SPAM Benteng-Kobema Bengkulu,
sistem penyediaan air baku bendungan sidan provinsi Bali, sarana dan prasarana air baku k
harian provinsi Banten dan jakarta Sewerege System Provinsi DKI Jakarta.
Namun, dalam penyelenggaraan proyek-proyek strategis tersebut terkhusus program
SPAM, masih ada isu strategis atau tantangan di dalam penyelenggaraannya terutama pada
aspek lingkungan. Di mana diperlukan pendekatan penyediaan air minum untuk
kesejahteraan berkelanjutan, yang menjadi dukungan penyelenggaraan SPAM sendiri
diperlukan integrasi dalam 4 aspek, yang utama dan sekaligus menjadi tantangan program
SPAM yaitu aspek lingkungan. Berikut penjelasannya:
Proyek-proyek strategis tersebut, merupakan suatu konstruksi dan wujud nyata yang
telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal pemenuhan dan ketercapaian jangkauan akses
sarana air minum yang layak di Indonesia. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di
beberapa wilayah adalah suatu tindakan yang tepat dan perlu diintegrasikan lebih luas, karena
dampaknya yang baik terhadap pemenuhan kebutuhan air minum penduduk di Indonesia. Jika
proyek strategis ini selalu dikedepankan, maka bukan tidak mungkin bahwa Indonesia dapat
merasakan ketercapaian yang universal terhadap akses air minum layak bagi seluruh lapisan
masyarakat. Penyelenggaraan program SPAM telah menjadi fokus utama pemerintah yang
diatur dalam PP No 122 tahun 2015 untuk memenuhi hak rakyat atas air minum, dan
pemerintah pun gencar dalam melaksanakan dan merealisasikan nya dengan melakukan
pembangunan SPAM di beberapa wilayah Indonesia yang membutuhkan dan urgen dalam
pemenuhan akses terhadap air minum.

2.4 Upaya Masyarakat untuk Menjaga Kualitas Air Minum di Indonesia


Permasalahan mengenai akses terhadap air minum layak merupakan tanggung jawab
dan kewenangan pemerintah untuk mencapai 100% akses universal terhadap air minum itu

12
sendiri. Bukan hanya seberapa banyak Proyek Strategis Pemerintah berbasis SPAM yang
dikonstruksikan sebagai upaya pemenuhan akses air minum, tetapi juga kualitas air minum
merupakan hal yang perlu diperhatikan dengan baik dalam pengelolaan dan
pengkonsumsiannya oleh masyarakat. Kualitas air minum yang baik adalah air dengan
sumber utamanya berasal dari air baku atau air sumur dan harus memenuhi persyaratan
secara fisik, tidak berbau, tidak keruh serta tidak berwarna (Permenkes No
492/Menkes/PER/IV/2010). Air minum bersih dan layak adalah air yang terhindar dari
pencemaran secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang yang berbahaya bagi ketahanan
kesehatan. Menjaga kualitas air minum bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah
saja, masyarakat sebagai pihak yang mengkonsumsi air minum juga memiliki perannya
dalam hal menjaga kualitas air minum bersih dan layak dikonsumsi untuk menjaga ketahanan
kesehatan masyarakat secara berkesinambungan.
Air minum bersih dan layak merupakan hak dasar seluruh masyarakat Indonesia
untuk menjaga ketahanan kesehatannya. Berdasarkan Studi Kualitas Air Minum Rumah
Tangga (SKAMRT) pada Tahun 2020, akses kualitas air minum aman yang telah tersebar
dalam konsumsi masyarakat Indonesia adalah sebesar 11,9%, dan sebesar 40,8% masyarakat
telah menggunakan sarana air minum yang bersumber dari air tanah yang tidak termasuk ke
dalam sarana air minum perpipaan atau depot air minum. Dari studi yang sama, adapun
sebanyak 14,8% rumah tangga di Indonesia masih menggunakan sumur gali sebagai sumber
untuk keperluan konsumsi minum harian yang dimana memiliki tingkat resiko pencemaran
yang cukup tinggi. Dalam melanjutkan studi kualitas air atau dikenal dengan SKAMRT, telah
dilakukan proses surveilans kualitas air minum rumah tangga pada 34 provinsi dan 34
kabupaten/kota di Indonesia.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia BAB 1 Pasal (1) dijelaskan
bahwa Surveilans Kesehatan merupakan sebuah kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus atau berkelanjutan terhadap data dan informasi mengenai penyebaran penyakit
atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi
guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini, lagi dan lagi pemerintah telah memberikan stimulasi yang berkelanjutan untuk
memastikan ketahanan kesehatan masyarakat. Namun, masyarakat juga dapat melakukan
berbagai upaya untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi dengan menciptakan
perilaku hidup bersih dan sehat, agar memastikan tidak menimbulkan peningkatan dan

13
penularan penyakit atau masalah kesehatan yang ditimbulkan dari air minum konsumsi
masyarakat.

Berikut merupakan upaya yang dapat dilakukan masyarakat dalam menjaga kualitas air
minum bersih, antara lain:
1. Memastikan jarak antara sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah
minimal 10 meter, hal ini perlu diupayakan dengan baik oleh masyarakat sebagai
tahapan awal agar meminimalisir timbul pencemaran pada sumber air yang
dikonsumsi oleh masyarakat
2. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar. Masyarakat perlu memastikan
bahwa sumber air tidak dikelilingi dengan bahan-bahan pencemar, seperti bahan
plastik, bahan zat kimia berbahaya, dan sampah organik sisa makanan. Maka dari itu,
upaya pertama dalam memastikan jarang pembuangan sampah sangat penting
dilaksanakan, guna menghindari pencemaran sumber air itu sendiri.
3. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar
tidak rusak. Bangunan sumber air perlu dijaga dengan baik, jika terjadi kerusakan
maka akan timbul pencemaran terhadap air yang ada di dalam sumber tersebut,
sehingga masyarakat perlu membangun sumber air dengan tertata dan bersih.
4. Lantai sumur sebaiknya kedap air dan tidak retak, bibir sumur dan dinding sumur
harus diplester dan sumur ditutup dengan baik agar meminimalisir bahan berbahaya
masuk ke dalam sumber air.
5. Jika masyarakat menggunakan sumber air berupa sumur gali, maka ember penampung
air dilengkapi dengan penutup dan gayung bertangkai, serta perlu dijaga
kebersihannya dengan baik.
6. Masyarakat dalam menggunakan sumber air harus dijaga kebersihannya dengan
memastikan tidak ada genangan air di sekitar sumber air, dan dilengkapi dengan
saluran pembuangan air, tidak ada kotoran, tidak ada lumut, pada lantai/dinding
sumur.

2.5 Standar Kualitas Air Minum yang Layak Konsumsi


Dengan adanya standar kualitas air maka setiap jenis air dapat diukur konsentrasi
kandungan. Standar kualitas air dapat digunakan sebagai tolak ukur kelayakan air minum
yang akan dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

14
Tabel berikut merupakan parameter wajib kualitas air minum:

Sumber air minum untuk yang layak konsumsi harus memenuhi syarat kualitas air.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Berdasarkan pernyataan
Kemenkes kebutuhan cairan tiap orang berbeda-beda. Pada orang dewasa, konsumsi air putih
yang disarankan yaitu sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total 2 liter. Untuk
dapat memenuhi kebutuhan air tersebut, terdapat persyaratan kualitas air sebagai berikut:

15
1. Syarat Fisik
Pemeriksaan bau dan rasa dilakukan secara organoleptik, yaitu langsung dibau dan
dirasakan.
- Tidak berbau, air yang layak konsumsi adalah air pada saat diminum tidak ada
bau. Air yang berbau mengandung bahan organik dan sedang mengalami
penguraian (dekomposisi) yang dilakukan oleh bakteri yang tinggal di dalam
air sehingga menyebabkan bau tidak sedap.
- Jernih, air yang layak dikonsumsi adalah air yang tidak keruh, karena air yang
keruh mengandung butiran koloid yang berasal dari tanah liat dan penyebab
lainnya dikarenakan air telah terpapar pencemaran sehingga merusak kualitas
air minum.
- Tidak berwarna, air minum yang layak dikonsumsi sebaiknya tidak berwarna
untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme
yang berwarna. Warna dapat disebabkan karena adanya tanin dan asam humat
yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai
urine, dengan demikian air minum yang berwarna harus dihindari.
- Rasa air minum yang layak adalah tawar. Air yang terasa asam, asin, manis
atau pahit hal tersebut menunjukkan bahwa air tidak layak dikonsumsi. Rasa
asin pada air secara alamiah terdapat garam contohnya air di laut dan air laut
merupakan air yang tidak layak dikonsumsi.
- Temperatur yang normal, suhu air sebaiknya sejuk dan tidak panas agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/ pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan.
2. Syarat kimiawi
Kandungan zat kimia dalam air tidak boleh melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan dalam standar mutu kualitas air minum yang layak.
- Keasamaan atau pH, Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa pH air
minum yang dikonsumsi harus berada pada rentang pH 7 atau netral. Idealnya,
pH air minum tidak jauh berbeda dengan pH netral, yaitu sekitar 7.
Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan standar pH air minum
yang bagus untuk dikonsumsi adalah 6.5 – 8.5.
- Kesadahan pada air adalah kandungan mineral-mineral tertentu dalam air
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). PERMENKES No.

16
492/MENKES/PER/IV/2010. tentang persyaratan kualitas air bersih, kadar
maksimum kesadahan yang diperbolehkan adalah 500 mg/L.
- Besi, air yang banyak mengandung besi akan berwarna kuning dan akan
mengeluarkan rasa logam besi. Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan
No.32 Tahun 2017 bahwa batas maksimum kadar Fe yang diperbolehkan
dalam air Higiene Sanitasi yaitu 1,0 mg/l.
- Aluminium, air yang terlalu banyak mengandung aluminium akan
menyebabkan rasa yang tidak enak ketika dikonsumsi dan batas maksimal
kandungan yaitu 0,2 mg/l
- Sulfat, kandungan sulfat yang berlebihan akan meninggalkan kerak pada alat
merebus air dan akan mengakibatkan bau.
- Nitrat, konsumsi air yang mengandung nitrat yang tinggi akan menurunkan
kapasitas darah untuk mengikat oksigen.
3. Syarat Mikrobiologi
Air minum yang dikonsumsi harus steril dan tidak mengandung kuman-kuman
penyakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Kualitas air minum yang layak konsumsi harus memenuhi syarat standar
kesehatan yang telah ditetapkan oleh menteri kesehatan agar masyarakat terhindar
dari penyakit. Untuk mengetahui kualitas air perlu dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air,
meliputi Most Probable Number (MPN) dan angka kuman.

17
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Air minum merupakan hal yang krusial dalam kehidupan makhluk hidup di bumi
terutama manusia, karena air merupakan sumber kehidupan dan kebutuhan dasar bagi
kehidupan manusia. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi dengan sistem penyediaan air
minum yang berkualitas, sehat, efisien, efektif, dan terintegrasi kepada sektor sanitasi yang
layak. Jika kebutuhan ini terpenuhi maka masyarakat dapat hidup sehat, produktif, dan dapat
meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat itu sendiri. Dalam rangka mencapai target
akses air minum dan sanitasi yang menyeluruh serta target Sustainable Development Goals
(SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, pemerintah daerah dan
pemerintah pusat harus selalu mengintegrasikan suatu program prioritas dan strategis
terhadap penyediaan air minum layak yang universal aman dan terjangkau didapatkan
masyarakat.
Ketercapaian akses air minum layak memang sudah ditangani dengan baik oleh
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Realisasi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah dalam penyediaan SPAM adalah proyek strategis pemerataan
akses air minum di Indonesia, yang telah tersebar di beberapa wilayah nasional. Pemerintah
memiliki komitmen bersama untuk terus melanjutkan capaian target menuju 100% akses air
minum dan sanitasi tersebut, yang mana hingga akhir tahun 2022 persentase untuk akses air
minum layak rumah tangga di Indonesia sudah mencapai di angka 91,05%. Akses terhadap
air minum layak sudah diupayakan dengan baik oleh pemerintah melalui Proyek SPAM
(sistem penyediaan air minum) tersebut, kini masyarakat selaku pihak yang menggunakan
atau memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari perlu memiliki upaya juga dalam hal
menjaga kualitas air minum. Interpretasi upaya tersebut merupakan cara bagi masyarakat
guna menjaga ketahanan kesehatan.

18
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami
membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dikemudian hari dalam
penyusunan makalah akan lebih baik lagi dan selalu mengkonstruksikan suatu paket ilmu
pengetahuan yang bermanfaa

DAFTAR PUSTAKA

bappenas.go.id. Sekilas SDG’s.


Sudarsono, R. A., & Nurkholis, N. Pendanaan dalam Pencapaian Akses Universal
Air Minum di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 20 (1), 1.
kemenkes. (2022). Pemerintah targetkan 2020-2024 masyarakat Indonesia Akses air
minum yang layak 100%.
pamsimas.pu.go.id.(2022).SDGs Sebagai Upaya Penyediaan Air Minum Aman
Konsumsi.
Taupiqqurrahman.(2022).Urgensi Pembentukan Peraturan Daerah Terkait Sarana
Air Minum dalam Mendukung Sustainable Development Goals.Jurnal Sumber Cahaya.
indonesia.go.id. (2020). Teguk Kesegaran Airnya, Lindungi Kesehatan
Masyarakatnya.
Kumala, I. G. A. H., Astuti, N. P. W., & Sumadewi, N. L. U. (2019). Uji Kualitas Air
Minum Pada Sumber Mata Air di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 5(2), 100-105.
Rokom. (2022). Pemerintah Targetkan 2020-2024 Masyarakat Indonesia Akses Air
Minum Layak 100%. SehatNegeriku.Kemkes.go.id.
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. (2020). Manfaat Air Bersih dan Menjaga Kualitasnya.
Harsono, Fitri Haryanti. (2020). Di Balik Klaim Sehat Air Minum Dalam Kemasan
yang Menggoda. \
PUPR.Gambaran Umum Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM).NATIONALURBAN WATER SUPPLY PROJECT (NUWSP)
Fatwa, M. (2022). PERAN BIDANG AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA
PALOPO DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO).

19
Rosvita, V. dkk. (2019) ANALISA KESADAHAN TOTAL (CACO3) SECARA
KOMPLEKSOMETRI DALAM AIR SUMUR DI DESA CLERING KABUPATEN
JEPARA
dpu.kulonprogokab.go.id. (2022). Standar Kualitas Air Minum.
kemkes.go.id. (2022). Ideal Jumlah Air Putih yang Kita Minum Perhari.
Gusril, H. (2016). Studi kualitas air minum PDAM di Kota Duri Riau. Jurnal
geografi, 8(2), 190-196.

20

Anda mungkin juga menyukai