Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KEGIATAN MATA KULIAH KONVERSI

MANAJEMEN DATA KKN MD-MBKM UNIVERSITAS HALUOLEO 2022


DESA AMBAIPUA KECAMATAN RANOMEETO

Disusun Oleh :

KINANTI WULANDARI MASHUD

J1A119263

AKK

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Mata kuliah Konversi KKN MD-MBKM
Manajemen Data dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Data. Selain
itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Manajemen Data.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................... 1
B. TUJUAN PELAKSANAAN ............................................................................................... 3
C. MANFAAT PELAKSANAAN ........................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI ........................................................................................ 4
A.GAMBARAN UMUM LOKASI ......................................................................................... 4
B.PERMASALAHAN DESA .................................................................................................. 6
C.SOLUSI YANG DITAWARKAN ....................................................................................... 6
BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM ...................................................................... 7
BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM MBKM ........................................................................... 8
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 13

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Ambaipua, Kecamatan
Ranomeeto.............................................................................................................5
Tabel 2. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto .........6
Tabel 3. Pelaksanaan Program MBKM ..............................................................................8
Tabel 4. Hasil Pengukuran IMT Pada Balita .......................................................................i

iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat ini, telah
membawa perubahan yang sangat pesat pula dalam berbagai aspek kehidupan. Saat ini
kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk memastikan pembangunan
Indonesia yang berkelanjutan. Para Mahasiswa yang saat ini belajar di Perguruan
Tinggi harus disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, lentur dan ulet.
Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang
otonomi dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang,
dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Berbagai bentuk kegiatan pembelajaran di
luar kampus UHO dapat dirancang, di antaranya: melakukan magang/praktik kerja di
industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada
masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa,
melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek
independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus
dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat
memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru. Kebijakan
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan dapat menjadi jawaban atas
tuntutan tersebut.
Ambaipua adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ranomeeto,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ambaipua berjarak sekitar
70 kilometer dari ibukota Kabupaten Konawe Selatan dan 13.98 kilometer dari Kota
Kendari. Pusat pemerintahannya berada di Desa Ambaipua.
Kondisi Wilayah ambaipua terletak di daerah perkotaan namun kondisinya
masih seperti perdesaan. Masih ada Permasalahan yang terdapat di wilayah ini, salah
satunya terkait masalah kesehatan terlebih lagi untuk penyakit tentunya dalam hal ini
berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk bisa mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang belum terlaksana dengan baik. Dengan adanya program MBKM dapat membantu
masyarakat ambaipua untuk mengatasi masalah-masakah kesehatan.
Masalah kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah yang saling
berhubungan. Stunting pada anak merupakan dampak dari defisiensi nutrien selama
seribu hari pertama kehidupan. Hal ini menimbulkan gangguan perkembangan fisik
anak yang irreversible, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan

1
motorik serta penurunan performa kerja. Anak stunting memiliki rerata skor
Intelligence Quotient (IQ) sebelas poin lebih rendah dibandingkan rerata skor IQ pada
anak normal. Gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi bila tidak
mendapatkan intervensi sejak dini akan berlanjut hingga dewasa.Masalah gizi buruk
tentunya harus sangat diperhatikan, melihat sekarang masih banyak anak-anak yang
mendapatkan gizi buruk dengan pengukuran IMT maka dapat diketahui status gizi pada
anak-anak.
Kejadian stunting pada anak merupakan suatu proses komulaif menurut
beberapa penelitian, yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang
siklus kehidupan. Proses terjadinya stunting pada anak dan peluang peningkatan
stunting terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan stunting pada anak.
Faktor penyebab stunting ini dapat disebabkan oleh faktor langsung maupun tidak
langsung. Penyebab langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi dan adanya
penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah pola asuh, pelayanan
kesehatan, ketersediaan pangan, faktor budaya, ekonomi dan masih banyak lagi faktor
lainnya
Di sini sebagai salah satu Mahasiswa Peserta KKN MBKM akan membantu
dalam menyelesaikan permasalah kesehatan yang ada di Kelurahan ambaipua, dengan
Program-program yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat memperbaiki status
kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan dan mensejahterakan kehidupan
Masyarakat ambaipua.

B. Tujuan
1. Secara umum
Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran
pengetahuan aparat desa, pemanfaatan dana desa, dan inovasi kesehatandalam
programdalam pencegahan dan penanganan stunting di tingkat desa Ambaipua
2. a. Secara Khusus
Untuk mengetahui pengetahuan aparat desa tentang program-program
gizi dalam pencegahan dan penanganan stunting di tingkat desa Ambaipua
b. Bagi Mahasiswa

2
Untuk membangun wawasan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
yang di dapat selama kkn MBKM
c. Bagi Masyarakat

C. Manfaat
1. Bagi Pemerintah
Untuk membantu program pemerintah dalam meningktakan sumber daya
manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
a. Mengubah perilaku dan meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat itu
sendiri
b. Perubahan Gaya hidup dari yang tidak sehat menjadi sehat
3. Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasiskan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan melalui mata
kuliah konversi
b. Membangun Kreativitas Mahasiswa melalui program MBKM
c. Menambah wawasan dan Kepercayaan diri Mahasiswa dalam bersosialisasi

3
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Gambaran umum lokasi


1. Keadaan Geografis
Geografi adalah informasi mengenai tempat atau lokasi, dimana suatu
objek terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai objek dimana
lokasi geografis itu berada untuk dianalisa dalam pengambilan keputusan.
Secara harfiah geografi terdiri dari dua buah kata yaitu “geo” yang artinya
bumi, dan “grafi” yang artinya gambaran, sehingga dapat diartikan bahwa
geografi adalah gambaran muka bumi suatu wilayah. Berikut ini adalah
keadaan geografi di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto Kota Kendari
baik dari segi luas daerah maupun batas wilayah Desa Ambaipua.
a. Luas Wilayah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil desa Ambaipua diketahui
luas wilayah Keluarahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto yaitu 18.51
Km².
b. Batas Wilayah
Secara geografis batas-batas wilayah desa Ambaipua Kecamatan
Ranomeeto adalah sebagai berikut.
a. Sebelah Utara berbatas dengan desa abeko kecamatan
ranomeeto barat.
b. Sebelah Timur berbatas dengan desa onewila kecamatan ranomeeto.
c. Sebelah Selatan berbatas dengan desa lamomea kecamatan konda.
d. Sebelah Barat berbatas dengan desa amoito kecamatan
ranomeeto.
c. Orbitas / jarak antara Ibukota
Berikut ini adalah orbitas/jarak antara ibukota di Kelurahan
Ambaipua Kecamatan Ranomeeto yaitu
Adapun jarak dari pusat Pemerintahan yaitu sebagai berikut:
a) Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : 7 Km
b) Jarak dari pusat Pemerintahan Kota : 12 Km
c) Jarak dari Kota/ ibu kota Kabupaten : 80 Km
d) Jarak dari Ibu Kota Provinsi : 15 Km
2. Kondisi Demografis

4
Adapun Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa Ambaipua
Kecamatan Ranomeeto , dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini

Table 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Ambaipua, Kecamatan


Ranomeeto

No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (n) Persentase (%)


1 Laki-Laki 1.134 54,09%
2 Perempuan 964 45,91%
Total 2.908 100%
Sumber : Data sekunder 2022

Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang ada di


Desa Ambaipua Kecamatan ranomeeto sebanyak 2.908 jiwa. Data diatas
menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah
1.134 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 964 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 429 KK. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah penduduk di desa Ambeipua yang berjenis kelamin perempuan
lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki

Adapun tingkat pendidikan penduduk di Desa Ambaipua Kecamatan


Ranomeeto adalah sebagai berikurt :

1) Taman Kanak-kanak : 50 orang


2) SD : 163 orang
3) SLTP/sederajat : 144 orang
4) SLTA/sederajat : 120 orang
5) Sarjana : 118 orang
6) Pasca Sarjana : 15 Orang
7) Pendidikan khusus : 3 orang
3. Sarana dan Prasarana
Dari hasil pengamatan dan profik Desa Ambaipua diketahui bahwa sarana
dan prasaranan yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto adalah
sebagai berikut :

5
Table 2. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan
Ranomeeto

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 UKBN (Posyandu, Polindes) 1
2 SD 1
3 Masjid 3
4 Olahraga 2
5 Taman kanak-kanak 1
6 Balai pertemuan 1
7 Sumur desa 6
Sumber : Data sekunder 2022

B. Permasalahan Desa
Permasalahan yang ada di Desa Ambaipua selama KKN sesuai dengan Mata
kuliah Konversi yaitu kurangnya masyarakat dalam mengetahui status gizi pada
anak.

C. Solusi yang ditawarkan


Manajemen data sangat berkaitan dengan pengumpulan data, banyak
masyarakat desa Ambaipua yang belum mengetahui status gizi pada anak mereka.
Oleh karena itu, solusi yang dapat dilakukan yaitu melakukan Sosialisasi terhadap
masyarakat Desa Ambaipua tentang pencegah terhadap stunting.

6
BAB III. METODE PELAKSANAAN
A. Program Kegiatan
Adapun program yang diambil yaitu IMT ( indeks massa tubuh) terhadap balita usia 8
– 14 bulan di desa Ambaipua.

B. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari tanggal 4 Juni 2022 bertepatan di balai
desa Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto.

C. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
a. Menyiapkan timbangan berat badan balita yang di gantung
b. Menyiapkan alat ukur tinggi balita
c. Menyiapkan stadiometer untuk mendeteksi stunting pada bayi
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan penimbangan pada balita
b. Melakukan pendataan hasil timbangan berat badan pada balita usia 8-14 bulan
c. Melakukan pemeriksaan deteksi pada balita sesuai umur dan jenis kelaminya.

D. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan merupakan balita usia 8-14 bulan yang telah mengikuti pengukuran
IMT ini di balai desa Ambeipua.

E. Materi Kegiatan
Menjelaskan materi pengantar untuk pengukuran IMT kegiatan.

7
BAB IV. PELAKSANAAN PROGRAM MBKM
A. Hasil
Nama Penanggung
No Tujuan Waktu Tempat Pelaksana Sasaran Target Anggaran Evaluasi
Program Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Manajemen Data
Untuk 80% anak-
membantu balita yang
memperbaiki mengikuti 81 % balita
Mahasiswi
status gizi pada IMT (indeks 4 June Balai Desa Balita usia Pengukuran Biaya memiliki
1. Mahasiswi KKN MD-
anak usia 8-14 massa tubuh) 2022 Ambaipua 8-14 bulan IMT Mahasiswa Gzi yang
MBKM
bulan melalui memiliki baik
IMT Status Gizi
yang baik

Table 3. Pelaksanaan Program MBKM

8
BULAN Panjang (cm) BB (kg) IMT (cm)

8 45.6 – 52.7 2.4 – 4.2 14,8 (Normal)

11 50.0 – 57.4 3.2 – 5.4 13,42 (Normal)

9 53.2 – 60.9 4.0 – 6.5 16 (Normal)

8 55.8 – 63.8 4.6 – 7.4 19,1 (Normal)

10 58.0 – 66.2 5.1 – 8.1 12,7 (Normal)

9 59.9 – 68.2 5.5 – 8.7 14,3 (Normal)

16,8 (Normal)
8 61.5 – 70.0 5.8 – 9.2

25,6 (Obesitas)
9 62.9 – 71.6 6.1 – 9.6

26,1 (Obesitas)
13 64.3 – 73.2 6.3 – 10.0

11,2 (Normal)
12 65.6 – 74.7 6.6 – 10.4

15,35 (Normal)
11 66.8 – 76.1 6.8 – 10.7

17,18 (Normal)
14 68.0 – 77.5 7.0 – 11.0

24,18 (Obesitas)
13 69.2 – 78.9 7.1 – 11.3

Table 4. Hasil Pengukuran IMT Pada Balita

Dari hasil diatas sebanyak 9 orang anak yang memiliki gizi normal dan 3 orang anak
masuk dalam kategori obesitas melalui pengukuran IMT.

i
E. Pembahasan
Untuk mengetahui Status Gizi pada anak, melalui mata kuliah konversi
Manajemen data ini yang umumnya mengumpulkan data, program yang cocok yaitu
melakukan Pengukuran IMT.
Pengukuran IMT yang telah dilaksanakan telah dihadiri sebanyak 12 balita
yang berpatisipasi dalam kegiatan ini, untuk mengetahui apakah balita tersebut
memilki status gizi yang baik atau buruk.
Adapun Rumus untuk pengukuran IMT yaitu:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝐼𝑀𝑇 = \
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)²

Anak usia sekolah membutuhkan asupan gizi lebih banyak yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang menuju remaja. Anak laki-laki lebih banyak
membutuhkan zat gizi sumber energi dibandingkan dengan anak perempuan karena
anak laki-laki cenderung memiliki banyak aktifitas, namun jika tidak diimbangi
dengan konsumsi makanan yang
dapat menyebabkan masalah gizi. Konsumsi makanan yang baik namun keadaan anak
sakit atau mengalami penyakit infeksi dapat menyebabkan anak mengalami status gizi
yang tidak baik pula.
Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan
mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunting yang parah pada
anak, akan terjadi defisit jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental
sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah dibandingkan anak
dengan tinggi badan normal. Anak dengan stunting cenderung lebih lama masuk
sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak dengan status gizi baik.
Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan dalam kehidupannya dimasa
yang akan datang. Stunting akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan
anak. Faktor dasar yang menyebabkan stunting dapat menganggu pertumbuhan dan
perkembangan intelektual. Penyebab dari stunting adalah bayi berat lahir rendah, ASI
yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi
pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak dengan stunting
mengkonsumsi makanan yang berbeda di bawah ketentuan rekomendasi kadar gizi,
berasal dari keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan
komunitas pedesaan.
Stunting terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung
menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat

ii
melahirkan. Akibat lainnya kekurangan gizi/stunting terhadap perkembangan sangat
merugikan performance anak. Jika kondisi buruk terjadi pada masa golden period
perkembangan otak (0-2 tahun) maka tidak dapat berkembang dan kondisi ini sulit
untuk dapat pulih kembali. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah sel otak
terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 (dua) tahun. Apabila
gangguan tersebut terus berlangsung maka akan terjadi penurunan skor tes IQ sebesar
10-13 point. Penurunan perkembangan kognitif, gangguan pemusatan perhatian dan
manghambat prestasi belajar serta produktifitas menurun sebesar 20-30%, yang akan
mengakibatkan terjadinya loss generation, artinya anak tersebut hidup tetapi tidak bisa
berbuat banyak baik dalam bidang pendidikan, ekonomi dan lainnya. Generasi
demikian hanya akan menjadi beban masyarakat dan pemerintah, karena terbukti
keluarga dan pemerintah harus mengeluarkan biaya kesehatan yang tinggi akibat
warganya mudah sakit.
Melalui Program Pengukuran IMT yang telah dilaksanakan pencapaian dari
target yang diharapkan 80% naik menjadi 81% anak yang mengikuti Pengukuran IMT
memiliki status Gizi yang baiK.

iii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil diatas sebanyak 9 orang anak yang memiliki gizi normal dan 3 orang
anak masuk dalam kategori obesitas melalui pengukuran IMT.
2. Melalui Program Pengukuran IMT yang telah dilaksanakan pencapaian dari
target yang diharapkan 80% naik menjadi 81% anak yang mengikuti
Pengukuran IMT memiliki status Gizi yang baik.

B. Saran
Orang tua harus selalu meningkatkan pola makan pada anak agar anak-anak
dapat terhindar Dari stunting.

iv
DAFTAR PUSTAKA

Elgamar Syam, Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Data Mahasiswa Dan
Dosen Terintergasi, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Kuantan Singingi, Vol.2, No.2, Maret 2018

Muhammad Artisto Adi Yussac, Prevalensi Obesitas pada Anak Usia 4-6 Tahun dan
Hubungannya dengan Asupan Serta Pola Makan, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Volume: 57, Nomor: 2, Februari 2007

v
LAMPIRAN

Gambar 1. Menimbang Berat Badan Balita

vi
LAPORAN KEGIATAN MATA KULIAH KONVERSI

MANAJEMEN DATA KKN MD-MBKM UNIVERSITAS HALUOLEO 2022


DESA AMBAIPUA KECAMATAN RANOMEETO

Disusun Oleh :

KINANTI WULANDARI MASHUD

J1A119263

AKK

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Mata kuliah Konversi KKN MD-MBKM
Manajemen Data dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Data. Selain
itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Manajemen Data.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 2
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................... 2
B. TUJUAN PELAKSANAAN ............................................................................................... 3
C. MANFAAT PELAKSANAAN ........................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI ........................................................................................ 5
A.GAMBARAN UMUM LOKASI ......................................................................................... 5
B.PERMASALAHAN DESA .................................................................................................. 7
C.SOLUSI YANG DITAWARKAN ....................................................................................... 7
BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM ...................................................................... 8
BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM MBKM ........................................................................... 9
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 12

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Ambaipua, Kecamatan
Ranomeeto.............................................................................................................5
Tabel 2. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto .........6
Tabel 3. Pelaksanaan Program MBKM ..............................................................................8

1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat ini, telah
membawa perubahan yang sangat pesat pula dalam berbagai aspek kehidupan. Saat ini
kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk memastikan pembangunan
Indonesia yang berkelanjutan. Para Mahasiswa yang saat ini belajar di Perguruan
Tinggi harus disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, lentur dan ulet.
Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang
otonomi dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang,
dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Berbagai bentuk kegiatan pembelajaran di
luar kampus UHO dapat dirancang, di antaranya: melakukan magang/praktik kerja di
industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada
masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa,
melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek
independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus
dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat
memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru. Kebijakan
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan dapat menjadi jawaban atas
tuntutan tersebut.
Ambaipua adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ranomeeto,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ambaipua berjarak sekitar
70 kilometer dari ibukota Kabupaten Konawe Selatan dan 13.98 kilometer dari Kota
Kendari. Pusat pemerintahannya berada di Desa Ambaipua.
Kondisi Wilayah ambaipua terletak di daerah perkotaan namun kondisinya
masih seperti perdesaan. Masih ada Permasalahan yang terdapat di wilayah ini, salah
satunya terkait masalah tentang masih kurangnya peran masyarakat dalam sianggap
bencana di desa ambeipu. dalam hal ini berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk bisa
mengatasi masalah-masalah belum terlaksana dengan baik. Dengan adanya program
MBKM dapat membantu masyarakat ambaipua untuk mengatasi masalah-masakah
tersebut.
Bencana alam sering terjadi di Indonesia, Kementerian Sosial membuat
kebijakan programkampung siaga bencana dan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana membuat kebijakan programdesa/kelurahan tangguh bencana. Keduanya,

2
merupakan kebijakan pemerintah dalam penanggulanganbencana berbasis komunitas.
Sehingga terkesan terjadi tumpang tindih program.
Wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis dan
geologis terletak diantara empat lempeng tektonik, yaitu: lempeng Euroasia, Australia,
Pasifik, dan Filipina, sehingga sangat memungkinkan untuk terjadi bencana yang
utamanya disebabkan oleh faktor alam. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dapat menumbuhkan kesadaran kemauan
dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Pemberdayaan
masyarakat melibatkan sumber daya manusia (kader) di masyakat yang bekerja secara
sukarela. Kader kesehatan disebut juga sebagai promotor kesehatan desa. Pada
umumnya yang paling memungkinkan menjadi kader kesehatan adalah kelompok
perempuan yang tidak bekerja karena memiliki waktu lebih banyak, serta anak-anak
muda, khususnya mahasiswa dan pelajar yang sudah dilatih, sehingga lebih leluasa di
dalam keikutsertaan pada kegiatan yang bersifat sosial termasuk program mitigasi
bencana. Memberikan pelatihan tanggap darurat bencana perlu dilakukan. Salah satu
pelatihan tanggap darurat yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan modul
Psychological First Aid (PFA). Tujuan kegiatan ini adalah untuk memotivasi,
meningkatkan pemahaman masyarakat atau komunitas terhadap risiko bencana
(understanding to disaster risk); meningkatkan kapasitas masyarakat atau komunitas
dalam menghadapi bencana, khususnya pada saat terjadi bencana (emergency
response); meningkatkan pelibatan perempuan dalam program dan kegiatan
penanggulangan bencana pada tingkat lokal; dan memberikan kontribusi untuk
penguatan dan atau pengembangan Desa Tangguh Bencana (DesTaNa) di area rawan
bencana di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto.

B. Tujuan
1. Secara umum
Tujuan umunya dari program ini adalah untuk mengurangi resiko/dampak
yang di timbulkan oleh bencana.
2. a. Secara Khusus
Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap resiko bencana.

b. Bagi Mahasiswa

3
Untuk membangun wawasan mahasiswa dalam mengaplikasikan
illmunya selama kkn MBKM.

c. Bagi Masyarakat

untuk mengubah masyarakat dalam mengetahui pentingnya dalam bencana.

C. Manfaat
a. Bagi Pemerintah
Untuk membantu program pemerintah dalam meningktakan sumber daya
manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
b. Bagi Masyarakat
Mengubah perilaku dan meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat itu sendiri
c. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan Kepercayaan diri Mahasiswa dalam bersosialisas

4
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Gambaran umum lokasi


1. Keadaan Geografis
Geografi adalah informasi mengenai tempat atau lokasi, dimana suatu
objek terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai objek dimana
lokasi geografis itu berada untuk dianalisa dalam pengambilan keputusan.
Secara harfiah geografi terdiri dari dua buah kata yaitu “geo” yang artinya
bumi, dan “grafi” yang artinya gambaran, sehingga dapat diartikan bahwa
geografi adalah gambaran muka bumi suatu wilayah. Berikut ini adalah
keadaan geografi di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto Kota Kendari
baik dari segi luas daerah maupun batas wilayah Desa Ambaipua.
d. Luas Wilayah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil desa Ambaipua diketahui
luas wilayah Keluarahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto yaitu 18.51
Km².
e. Batas Wilayah
Secara geografis batas-batas wilayah desa Ambaipua Kecamatan
Ranomeeto adalah sebagai berikut.
e. Sebelah Utara berbatas dengan desa abeko kecamatan
ranomeeto barat.
f. Sebelah Timur berbatas dengan desa onewila kecamatan ranomeeto.
g. Sebelah Selatan berbatas dengan desa lamomea kecamatan konda.
h. Sebelah Barat berbatas dengan desa amoito kecamatan
ranomeeto.
f. Orbitas / jarak antara Ibukota
Berikut ini adalah orbitas/jarak antara ibukota di Kelurahan
Ambaipua Kecamatan Ranomeeto yaitu
Adapun jarak dari pusat Pemerintahan yaitu sebagai berikut:
e) Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : 7 Km
f) Jarak dari pusat Pemerintahan Kota : 12 Km
g) Jarak dari Kota/ ibu kota Kabupaten : 80 Km
h) Jarak dari Ibu Kota Provinsi : 15 Km

5
4. Kondisi Demografis
Adapun Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa Ambaipua
Kecamatan Ranomeeto , dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini

Table 5. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Ambaipua, Kecamatan


Ranomeeto

No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (n) Persentase (%)


1 Laki-Laki 1.134 54,09%
2 Perempuan 964 45,91%
Total 2.908 100%
Sumber : Data sekunder 2022

Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang


ada di Desa Ambaipua Kecamatan ranomeeto sebanyak 2.908 jiwa. Data
diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 1.134 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 964 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 429 KK. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk di desa Ambeipua yang berjenis
kelamin perempuan lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk yang
berjenis kelamin laki .

Adapun tingkat pendidikan penduduk di Desa Ambaipua Kecamatan


Ranomeeto adalah sebagai berikurt :

8) Taman Kanak-kanak : 50 orang


9) SD : 163 orang
10) SLTP/sederajat : 144 orang
11) SLTA/sederajat : 120 orang
12) Sarjana : 118 orang
13) Pasca Sarjana : 15 Orang
14) Pendidikan khusus : 3 orang
5. Sarana dan Prasarana
Dari hasil pengamatan dan profik Desa Ambaipua diketahui bahwa sarana
dan prasaranan yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto adalah
sebagai berikut :

6
Table 6. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan
Ranomeeto

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 UKBN (Posyandu, Polindes) 1
2 SD 1
3 Masjid 3
4 Olahraga 2
5 Taman kanak-kanak 1
6 Balai pertemuan 1
7 Sumur desa 6
Sumber : Data sekunder 2022

D. Permasalahan Desa
Permasalahan yang ada di Desa Ambaipua selama KKN sesuai dengan Mata
kuliah Konversi yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengetahui resiko
bencana.

E. Solusi yang ditawarkan


Manajemen data sangat berkaitan dengan pengumpulan data, banyak
masyarakat desa Ambaipua yang belum sadar akan hal resiko bencana.. Oleh
karena itu, solusi yang dapat dilakukan yaitu melakukan Sosialisasi terhadap
masyarakat Desa Ambaipua tentang desa siaga bencana..

7
BAB III. METODE PELAKSANAAN
A. Program Kegiatan
Adapun program sosialisasi desa siaga bencana di desa Ambaipua.

B. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari tanggal 18 Juni 2022 bertepatan di balai desa
Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto.

C. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
a. Mengundang para masyarakat untuk menghadiri sosialisasi kami yang bertema
desa siaga bencana
b. Menyiapkan Proyektor untuk menampilkan materi sosialisasi
c. Menyiapkan tempat duduk dan konsumsi untuk tamu undangan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan Pemaparan Materi sosialisasi
b. Melakukan diskusi berupa tanya jawab terkait materi sosialisasi
c. Memberikan hadiah kepada masyarakat yang dapat menjawab pertanyaan yang
kami berikan.
B. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan merupakan kalangan masyarakat desa Ambeipua.

C. Materi Kegiatan
Menjelaskan materi sosialisasi desa siaga bencana.

8
BAB IV. PELAKSANAAN PROGRAM MBKM

A. Hasil

Nama Penanggung
No Tujuan Waktu Tempat Pelaksana Sasaran Target Anggaran Evaluasi
Program Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Manajemen Bencana
80 %
Masyarakat
Untuk
yang
menyadarkan Kalangan
Sosialisasi Mahasiswi Peserta yang memiliki
masyarakat 18 Juni Balai Desa masyarakat Biaya
2. desa siap Mahasiswi KKN MD- mengikuti pengetahuan
Ambaipua 2022 Ambaipua desa Mahasiswa
siaga bencana MBKM sosialisasi dalam
dalam resiko ambaipua
memahami
bencana.
resiko
bencana.

9
B. Pembahasan
Hasil dari kegiatan pengabdian adalah:
a. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan kapasitas
masyarakat dalam manajemen resiko bencana,
b. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi risiko
bencana,
c. Tersusunnya modul kegiatan,
d. Terbentuknya Tim Relawan Dusun,
e. Dusun siaga bencana.
Pada tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi kegiatan
desa siap siaga bencana. Kegiatan sosialisasi di hadiri oleh warga ambaipua, yaitu
sekitar 50 warga yang mengikuti sosialisasi .Peserta dari kegiatan sosialisasi ini
terdiri dari Ibu-Ibu PKK, Karangtaruna, Bapak-bapak dan lansia.Warga
memberikan respon dan tanggapan positif terhadap rencana kegiatan sosialisasi ini
. Pada kegiatan sosialisasi ini memaparkan kami memaparkan materi tentang
resiko bencana siap siangga. Selain itu, dipaparkan juga tentang peraturan
penanggulangan bencana UU No.24 Tahun 2007.
Dampak dari kegiatan sosialisasi ini adalah meningkatnya pengetahuan,
keterampilan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana gempa bumi yang
mendorong kesadaran warga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam manajemen atau
pengelolaan bencana.Masyarakat memiliki kapasitas untuk meningkatkan peran
sertanya dalam penanggulangan bencana (pra, saat dan pasca). Meningkatnya
kapasitas dan peran serta warga akan mengurangi risiko akibat gempa bumi.
Terciptanya tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yang sadar terhadap
risiko bencanaakan mewujudkan kemandirian warga untuk menanggulangi
bencana. Pada akhirnya diharapkan masyarakat memiliki ketahanan ekonomi yang
tinggi untuk menghadapi resiko bencana gempa bumi.
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Masyarakat memiliki keteram pilan menghindarkan diri dari risiko bencana.
2. Masyarakat mengetahui tindakan penyelamatan
3. Masyarakat memiliki pengetahuan pertolongan pertama.
4. Masyarakat memiliki ketrampilan kesiapsiagaan prabencana, saat bencana,
dan pascabencana.
5. Masyarakat memiliki keterampilan dalam penangganan darurat 7
6. Masyarakat dapat mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut
7. Masyarakat mengetahui mengkomunikasikan penanggulangan bencana ke
pihak terkait.
8. Masyarakat dapat membina tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
sadar terhadap risiko bencana.
9. Masyarakat memiliki kesadaran, pengetahuan, kepedulian terhadap
penaggulangan bencana
B. Saran
1. Membentuk tim relawan yang lengkap dengan struktur organisasi dan
peralatan;
2. Melakukan pengelolaan limbah padat (sampah) dengan prinsip 4R (Reduce,
Reuse, Recycle, dan Replace);
3. Melakukan penghijauan disekitar tempat tinggal.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Hendro Wardhono, Desa wisma siaga bencana di desa bungurasih sidoarjo, Journal
Community Development and Society 2 (1), 34-41, 2020

Didik Sugiyanto Febriana, Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Siaga Bencana dalam


Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh,
Jurnal Ilmu Kebencanaan: Program Pascasarjana Unsyiah 2 (3), 2015

Habibullah Habibullah, Kebijakan Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas:


Kampung Siaga Bencana dan Desa/kelurahan Tangguh Bencana, Sosio Informa:
Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial 18 (2), 2013

St Suaebah, Pengurungan Risiko Bencana Tanah Longsor Melalui sekolah Siaga Bencana
di Desa Bulu Tellue Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Provinsi
Sulawesi Selatan, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019.

iii
LAMPIRAN

Gambar 1. Kegiatan sosialisasi desa siap siaga

Gambar 2. Memparkan materi

iv
LAPORAN KEGIATAN MATA KULIAH KONVERSI

POLITIK KESEHATAN KKN MD-MBKM UNIVERSITAS HALUOLEO 2022


DESA AMBAIPUA KECAMATAN RANOMEETO

Disusun Oleh :

KINANTI WULANDARI MASHUD

J1A119263

AKK

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022

v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Mata kuliah Konversi KKN MD-MBKM Politik
Kesehatan dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Politik KesehatanSelain
itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Politik Kesehatan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................... 1
B. TUJUAN PELAKSANAAN ............................................................................................... 3
C. MANFAAT PELAKSANAAN ........................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI ........................................................................................ 4
A.GAMBARAN UMUM LOKASI ......................................................................................... 4
B.PERMASALAHAN DESA .................................................................................................. 6
C.SOLUSI YANG DITAWARKAN ....................................................................................... 6
BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM ...................................................................... 7
BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM MBKM ........................................................................... 8
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 13

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Ambaipua, Kecamatan
Ranomeeto.............................................................................................................5
Tabel 2. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto .........6
Tabel 3. Pelaksanaan Program MBKM ..............................................................................8

iii
BAB I. PENDAHULUAN

D. Latar Belakang
Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan merupakan pembelajaran yang
diselenggarakan dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam lingkungan
masyarakat yang terdiri atas, sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.
Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan berupaya mengoptimalkan seluruh potensi
dan kemampuan masyarakat untuk dapat mengatualisasikan diri semaksimal mungkin.
Prinsip pembelajaran berwawasan kemasyarakatan didasarkan pada pemahaman
bahwa masyarakat mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri serta hak untuk
mewujudkan kemampuannya. Selain itu, masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk
memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat. Dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diatur pasal 26 ayat 1 s/d 7, tidak
menggunakan istilah pembelajaran berwawasan kemasyarakatan atau pendidikan
berbasis masyarakat, tapi dengan istilah pendidikan non formal. Pendidikan non formal
diselenggarakan oleh warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan dan
berfungsi sebagai pengganti, penambahan dan atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang


otonomi dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang,
dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Berbagai bentuk kegiatan pembelajaran di
luar kampus UHO dapat dirancang, di antaranya: melakukan magang/praktik kerja di
industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada
masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa,
melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek
independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus
dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat
memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru. Kebijakan
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan dapat menjadi jawaban atas
tuntutan tersebut.
Ambaipua adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ranomeeto,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ambaipua berjarak sekitar

1
70 kilometer dari ibukota Kabupaten Konawe Selatan dan 13.98 kilometer dari Kota
Kendari. Pusat pemerintahannya berada di Desa Ambaipua.
Kondisi Wilayah ambaipua terletak di daerah perkotaan namun kondisinya
masih seperti perdesaan. Masih ada Permasalahan yang terdapat di wilayah ini, salah
satunya terkait masalah kesehatan terlebih lagi untuk penyakit tentunya dalam hal ini
berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk bisa mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang belum terlaksana dengan baik. Dengan adanya program MBKM dapat membantu
masyarakat ambaipua untuk mengatasi masalah-masakah kesehatan.
Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam bidang
kesehatan. karena dalam bidang kesehatan adanya disparitas derajat kesehatan
masyarakat, dimana sebagian menikmati kesehatan sebagian tidak. Oleh sebab itu,
untuk memenuhi equity atau keadilan harus diperjuangkan.
Kesehatan adalah bagian dari politik karena derajat kesehatan atau masalah
kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat diarahkan atau mengikuti
kehendak terhadap intervensi kebijakan politik. Kesehatan bagian dari politik karena
kesehatan adalah hak asasi manusia.
Sifat Politik Kesehatan
Kesehatan termasuk aspek kehidupan manusia lainnya merupakan sebuah isu
politik dalam banyak hal:
a. Kesehatan adalah politik karena, sama seperti sumber daya yang lain atau
komoditas di bawah sistem ekonomi neo- liberalisme, beberapa kelompok sosial
mempunyai lebih dari yang lainnya.
b. Kesehatan adalah politik karena determinan sosialnya (social determinants) adalah
mudah diterima dalam intervensi politik dan oleh karena bergantung pada tindakan
politik (biasanya).
c. Kesehatan adalah politik karena hak terhadap standar kehidupan yang layak untuk
kesehatan dan kesejahteraan harus menjadi aspek kewarganegaraan dan hak asasi
manusia.
Kesehatan adalah politik karena kekuasaan dilaksanakan sepanjang itu sebagai
bagian dari sistem ekonomi, sosial dan politik yang lebih luas. Perubahan sistem ini
membutuhkan kesadaran dan perjuangan politik.
Di sini sebagai salah satu Mahasiswa Peserta KKN MBKM akan membantu
dalam menyelesaikan permasalah kesehatan yang ada di Kelurahan ambaipua, dengan
Program-program yang akan dilaksanakan maka diharapkan dapat memperbaiki status

2
kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan dan mensejahterakan kehidupan
Masyarakat ambaipua.

E. Tujuan
3. Secara umum
Tujuan Umum Tujuan dari Program ini untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap masyarakat desa
Ambaipua agar terwujudnya derajat kesehatan yang optimal.
4. a. Secara Khusus
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
desa Ambaipua untuk meningkatkan derajat kesehatan.
b. Bagi Mahasiswa
Untuk membangun wawasan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
yang di dapat selama KKN MBKM
c. Bagi Masyarakat
Untuk menyadarkan masyarakat bahwa penting nya dalam meningkatkan
derajat kesehatan.

F. Manfaat
4. Bagi Pemerintah
Untuk membantu program pemerintah dalam meningktakan sumber daya
manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
5. Bagi Masyarakat
c. Mengubah perilaku dan meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat itu
sendiri
d. Perubahan Gaya hidup dari yang tidak sehat menjadi sehat
6. Bagi Mahasiswa
d. Mengaplikasiskan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan melalui mata
kuliah konversi
e. Membangun Kreativitas Mahasiswa melalui program MBKM
f. Menambah wawasan dan Kepercayaan diri Mahasiswa dalam bersosialisasi

3
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

F. Gambaran umum lokasi


6. Keadaan Geografis
Geografi adalah informasi mengenai tempat atau lokasi, dimana suatu
objek terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai objek dimana
lokasi geografis itu berada untuk dianalisa dalam pengambilan keputusan.
Secara harfiah geografi terdiri dari dua buah kata yaitu “geo” yang artinya
bumi, dan “grafi” yang artinya gambaran, sehingga dapat diartikan bahwa
geografi adalah gambaran muka bumi suatu wilayah. Berikut ini adalah
keadaan geografi di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto baik dari segi
luas daerah maupun batas wilayah Desa Ambaipua
a. Luas Wilayah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil desa Ambaipua diketahui
luas wilayah Keluarahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto yaitu 13.19
Km².
b. Batas Wilayah
Secara geografis batas-batas wilayah desa Ambaipua Kecamatan
Ranomeeto adalah sebagai berikut:
i. Sebelah Utara berbatas dengan desa abeko kecamatan
ranomeeto barat.
j. Sebelah Timur berbatas dengan desa onewila kecamatan ranomeeto.
k. Sebelah Selatan berbatas dengan desa lamomea kecamatan konda.
l. Sebelah Barat berbatas dengan desa amoito kecamatan
ranomeeto.

4
c. Orbitas / jarak antara Ibukota
Berikut ini adalah orbitas/jarak antara ibukota di Kelurahan
Ambaipua Kecamatan Ranomeeto Adapun jarak dari pusat Pemerintahan
yaitu sebagai berikut:
i) Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : 7 Km
j) Jarak dari pusat Pemerintahan Kota : 12 Km
k) Jarak dari Kota/ibu kota Kabupaten : 80 Km
l) Jarak dari Ibu Kota Provinsi : 15 Km
7. Kondisi Demografis
Adapun Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa Ambaipua
Kecamatan Ranomeeto , dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini

Table 7. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Ambaipua, Kecamatan


Ranomeeto

No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (n) Persentase (%)


1 Laki-Laki 1.134 54,09%
2 Perempuan 964 45,91%
Total 2.098 100%
Sumber : Data sekunder 2022

Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang


ada di Desa Ambaipua Kecamatan ranomeeto sebanyak 3.376 jiwa. Data
diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 1.665 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 1.711 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 995 KK. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Ambaipua yang berjenis
kelamin laki-laki lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk yang berjenis
kelamin perempuan.

Adapun tingkat pendidikan penduduk di Desa Ambaipua Kecamatan


Ranomeeto adalah sebagai berikut :

15) Taman Kanak-kanak : 50 orang


16) SD : 163 orang
17) SLTP/sederajat : 144 orang
18) SLTA/sederajat : 120 orang

5
19) Sarjana : 118 orang
20) Pasca Sarjana : 15 Orang
21) Pendidikan khusus : 3 orang
8. Sarana dan Prasarana
Dari hasil pengamatan dan profik Desa Ambaipua diketahui bahwa sarana
dan prasaranan yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto adalah
sebagai berikut :

Table 8. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Ambaipua Kecamatan


Ranomeeto

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 UKBN (Posyandu, Polindes) 1
2 SD 1
3 Masjid 3
4 Olahraga 2
5 Taman kanak-kanak 1
6 Balai pertemuan 1
7 Sumur desa 6
Sumber : Data sekunder 2022

G. Permasalahan Desa
Permasalahan yang ada di Desa Ambaipua selama KKN sesuai dengan
Mata kuliah Konversi yaitu kurangnya kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat desa Ambaipua untuk meningkatkan derajat kesehatan.

H. Solusi yang ditawarkan


Melakukan kegiatan pola hidup sehat dengan gizi seimbang dan olahraga
teratur. Oleh karena itu, solusi yang dilakukan melakukan senam sehat dan edukasi
gizi seimbang.

6
BAB III. METODE PELAKSANAAN
D. Program Kegiatan
Adapun program yang diambil yaitu Melakukan kegiatan senam sehat dan edukasi gizi
seimbang menuju Gerakan masyarakat sehat (GERMAS).

E. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari tanggal 19 Juni 2022 bertepatan di balai
desa Desa Ambaipua Kecamatan Ranomeeto.

F. Metode Pelaksanaan
3. Tahap Persiapan
d. Menyiapkan sound system untuk melakukan senam sehat
e. Menyiapkan tempat senam
f. Mengundang masyarakat untuk mengikuti kegiatan senam sehat dan edukasi
gizi seimbang.
4. Tahap Pelaksanaan
d. Melakukan senam sehat
e. Melakukan edukasi gizi seimbang bersama petugas puskesmas
f. Melakukan pemeriksaan tekanan darah.

G. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan merupakan masyarakat desa Ambeipua.

H. Materi Kegiatan
Menjelaskan materi tentang gizi seimbang.

7
BAB IV. PELAKSANAAN PROGRAM MBKM
I. Hasil
Nama Penanggung
No Tujuan Waktu Tempat Pelaksana Sasaran Target Anggaran Evaluasi
Program Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Politik Kesehatan
Untuk
membantu
meningkatkan
derajat Senam Sehat,
81 % balita
kesehatan Edukasi Gizi Mahasiswi
19 Juni Balai Desa memiliki
3. masyarakat Seimbang dan Mahasiswa KKN MD- Masyarakat Masyarakat _
2022 Ambaipua Gzi yang
Ambaipua Cek tekanan MBKM
baik
dengan pola darah
hidup sehat dan
gizi seimbang

Table 9. Pelaksanaan Program MBKM

8
B. Pembahasan
Menurut WHO, aktivitas fisik (physical activity) merupakan gerakan tubuh
yang dihasilkan otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik
merupakan penentu utama dari pengeluaran energi sehingga penting untuk menjaga
keseimbangan energi dan kontrol berat badan. Aktivitas fisik tidak memadai
merupakan satu dari sepuluh faktor risiko utama kematian global. Orang yang kurang
aktif secara fisik memiliki peningkatan faktor risiko penyebab kematian dibandingkan
dengan mereka yang setidaknya melakukan aktivitas fisik seperti yang
direkomendasikan WHO. Aktivitas fisik yang teratur mengurangi risiko penyakit
jantung iskemik, diabetes, kanker, stroke, hipertensi, dan depresi. (5),(6),(7) Tingkat
aktivitas fisik masyarakat di Desa Negeri Lama sudah cukup baik.
Pemeriksaan kesehatan berkala adalah salah satu bentuk deteksi dini penyakit
yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk pencegahan penyakit.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala/rutin dalam Germas, yaitu: Pemeriksaan
kesehatan rutin meliputi cek tekanan darah, cek kadar gula darah, cek kolesterol darah,
tes darah lengkap di laboratorium, dan ukur lengan perut. Khusus perempuan lakukan
tes IVA (Inpeksi Visual Asam Cuka) untuk deteksi dini kanker leher rahim;
pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali di Puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya,
serta Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) terdekat. Ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin, dan anak balita harus dipantau tumbuh kembangnya setiap
bulan di Posyandu. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskesmas, Posyandu,
Posbindu secara gratis dengan menggunakan BPJS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan


tentang Germas dengan pemeriksaan kesehatan berkala di Desa Ambaipua. Semakin
baik pengetahuan seseorang, maka akan mempengaruhi perilaku atau tindakan
seseorang. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Germas khususnya
tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala, mempengaruhi tingkat kesadaran
masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan salah

i
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat di Desa Ambaipua masih memiliki pengetahuan
yang kurang tentang Germas. Dalam pelaksanaan Germas, aktivitas fisik sudah cukup
baik, namun masih harus meningkatkan konsumsi sayur dan buah, serta pemanfaatan
pelayanan kesehatan khususnya terkait dengan pemeriksaan kesehatan berkala.
Analisis hubungan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan
tentang Germas dengan aktivitas fisik, tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang
Germas dengan konsumsi sayur dan buah, dan ada hubungan antara pengetahuan
tentang Germas dengan pemeriksaan kesehatan berkala di Desa Ambaipua.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada Puskesmas ialah peningkatan sosialisasi
tentang Germas untuk masyarakat di wilayah kerjanya dan pentingnya peran serta
masyarakat dalam penerapan Germas sebagai upaya pencegahan penyakit tidak
menular

ii
DAFTAR PUSTAKA

Sukri Palutturi, PENTINGNYA POLITIK BIDANG KESEHATAN, 1Staf Pengajar


FKM Unhas dan Peneliti pada Center for Environment and Population Health,
Griffith University, Australia, Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 42-
46
Prof. Dr. Amran Razak, SE, MSc., Politik Kesehatan Gratis di Indonesia, Guru Besar
FKM Unhas dan Staff Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga, Indonesia, Jurnal
AKK, Vol 1 No 1, September 2012
Prof. Dr. Ir. Budi Santoso., M.Sc., APU., KEBIJAKAN ALTERNATIF POLITIK
KESEHATAN NASIONAL, Dosen Fakultas Teknik Sains dan Pascasarjana Ilmu
Politik, Universitas Nasional, Agustus 2017

iii
LAMPIRAN

Gambar 2. Senam Sehat Bersama Masyarakat Ambaipua

iv
Gambar 2. Edukasi Gizi Seimbang

v
Gambar 3. Cek Tekanan Darah

Gambar 4. Foto Bersama Germas Masyarakat Ambaipua

Anda mungkin juga menyukai