Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA SMP N 11 KOTA CIREBON


MENGENAI UKS DAN PHBS
Dosen pengampu : Ns. Dwiyanti Purbasari, S.Kep., M.Kep

Kelompok B (3):
Mamat Rohmat

(213.C.0002)

Mafni Yulianingsih

(213.C.0004)

Ati Wulandari

(213.C.0008)

Muamar

(213.C.0027)

Nelly Sulvassamawati

(213.C.0036)

Wiwid Ariska Larasati

(213.C.0042)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan dengan judul Asuhan Keperawatan Komunitas Pada SMP N 11 Kota
Cirebon Mengenai UKS dan PHBS. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika Cirebon.
Selama proses penyusunan laporan ini penyusun tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang berupa bimbingan, saran dan petunjuk baik berupa moril,
spiritual maupun materi yang berharga dalam mengatasi hambatan yang
ditemukan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Ns. Dwiyanti Purbasari, S.Kep., M.Kep yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penyusunan laporan ini sekaligus sebagai
dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Komunitas.
2. Ibu Ns. Dewi Erna Marisa, S.Kep., M.Kep yang telah memberikan bimbingan
dan dorongan dalam penyusunan laporan ini sekaligus sebagai dosen
koordinator mata kuliah Keperawatan Komunitas.
3. Ibunda dan ayahanda kami yang tercinta serta saudara dan keluarga besar
kami yang telah memberikan motivasi/dorongan dan semangat, baik berupa
moril maupun materi lainnya.
4. Sahabat dan rekan STIKes Mahardika, khususnya Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT. membalas baik budi dari semua pihak yang telah
berpartisipasi membantu penyusun dalam menyusun laporan ini. Penyusun
menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

kata sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.

Penyusun berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin
Wassalamualaikum wr.wb.

Cirebon, Juni 2016

Kelompok B (3)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang .................................................................................
b. Rumusan Masalah ............................................................................
c. Tujuan ..............................................................................................
d. Manfaat ............................................................................................

1
3
3
3

BAB II Tinjauan Teori


a. Konsep Teori SMP............................................................................ 4
b. Konsep Teori UKS ............................................................................ 4
c. Konsep Teori PHBS ......................................................................... 11
BAB III Pembahasan Kasus
a. Pengkajian ........................................................................................
b. Analisa Data .....................................................................................
c. Prioritas Masalah...............................................................................
d. Diagnosa ...........................................................................................
e. Nursing Care Plan ...........................................................................

18
24
26
29
30

BAB IV Penutup
a. Simpulan ........................................................................................... 37
b. Saran ................................................................................................. 38
Daftar Pustaka

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku guna membantu masyarakat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar,
mau dan mampu mempraktekan PHBS (Purwanto A, 2012).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah merupakan
suatu upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat
dilingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat dan mampu secara
mandiri untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Rahayu, 2010).
Indikator Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
sekolah antara lain dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan
memakai

sabun,

mengkonsumsi

jajanan

sehat

dikantin

sekolah,

menggunakaan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan
terukur,

memberantas

jentik

nyamuk,

tidak

merokok

disekolah,

menimbang berta badan mengukur tinggi badan setiap bulan, dan


membuang sampah pada tempatnya.
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi
pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia sekolah. Anak
sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang
cukup besar yaitu 30 % dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa

keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk
mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun
masyarakat (Harlan, 2011). Penanaman nilai PHBS disekolah adalah
kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).
Secara khusus tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah
memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi
aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial
maupun lingkungan,serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok
serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial
lainnya (Komang, 2008).
Undang- undang Nomor Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan,
ditegaskan

bahwa

Kesehatan

Sekolah

diselenggarakan

untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat sehingga peserta didik dapat


belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya
sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Dan didalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.

2269/Menkes/Per/X/2011

penyelenggaraan PHBS di

telah

diatur

tentang

pedoman

berbagai tatanan termasuk di Institusi

pendidikan.
Dalam konteks inilah SMP Negeri 11 Kota Cirebon sebagai salah
satu sekolah menengah pertama di Kota Cirebon dan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas
Kesehatan akan mewujudkan Sekolah Sehat, karena melalui program
Sekolah Sehat diharapkan warga sekolah memiliki sikap dan perilaku yang
kritis, analitis, kreatif, inovatif, dan produktif. Sekolah sehat tersebut
terkait dengan program UKS dan PHBS. Untuk itu, penulis akan

melakukan pengkajian keperawatan komunitas pada SMP Negeri 11 Kota


Cirebon mengenai program tersebut, dan menganalisa masalah-masalah
yang muncul.

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini akan dibahas mengenai program
UKS dan PHBS berdasarkan teori dan asuhan keperawatan pada SMPN 11
Kota Cirebon mengenai UKS dan PHBS.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan ini yaitu untuk mengetahui
mengenai program UKS dan PHBS berdasarkan teori dan asuhan
keperawatan pada SMPN 11 Kota Cirebon mengenai UKS dan PHBS.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep teori SMP
b. Untuk mengetahui konsep teori UKS
c. Untuk mengetahui konsep teori PHBS
d. Untuk mengetahui pengkajian pada SMPN 11 Kota Cirebon
e. Untuk mengetahui analisa data pada SMPN 11 Kota Cirebon
f. Untuk mengetahui masalah keperawatan pada SMPN 11 Kota
Cirebon
g. Untuk mengetahui rencana asuhan keperawatan komunitas pada
SMPN 11 Kota Cirebon

D. Manfaat
Penyusunan laporan ini memiliki manfaat sebagai modal
pembelajaran dan referensi terkait konsep teori dan proses asuhan
keperawatan komunitas pada SMPN 11 Kota Cirebon untuk dapat
diimplementasikan dengan baik sesuai masalah keperawatan komunitas
dan rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah dipelajari.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori SMP


Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak
ahli, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap
perkembangan pubertas (10-14 tahun). Menurut Desmita (2010: 36) ada
beberapa karakteristik siswa usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
antara lain:
a. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
c. Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan utuk bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma
dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan.
f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g. Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku diri
sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

B. Konsep Teori UKS


1. Definisi UKS

Unit kesehatan

sekolah

merupakan

salah

satu

usaha

kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga


usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah-sekolah
dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran

utama.

Unit kesehatan

sekolah

berfungsi

sebagai

lembaga

penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri,


menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku dan
memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti Effendi, 2009).

2. Tujuan UKS

Menurut Ahmad Selvia 2009, tujuan UKS adalah untuk


meningkat mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar dan
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan

dan

perkembangan

yang harmonis

dan

optimal

dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

3. Sarana dan Prasarana UKS Berdasarkan Tingkat Strata UKS

Strata

pelayanan

UKS

untuk

pembinaan

lingkungan

sekolah menengah pertama menurut Depkes yang dikutip oleh


Sriawan 2010, dibagi dalam 4 (empat) tingkatan, yaitu:
a. Strata minimal
1) Air bersih.
2) Ada tempat cuci tangan.
3) Ada WC/jamban yang berfungsi.
4) Ada tempat sampah.
5) Ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi
6) Ada halaman/pekarangan/lapangan.
7) Memiliki pojok UKS.
8) Melakukan 3 M Plus, 1 kali seminggu.
b. Strata standar
1) Memenuhi strata minimal.
2) Ada kantin/warung sekolah.
3) Memiliki pagar.

4) Ada penghijauan/perindangan.
5) Ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup.
6) Memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana.
7) Memiliki tempat ibadah.
8) Lingkungan sekolah bebas jentik.
9) Jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5m.
10) Melaksanakan pembinaan sekolah kawasan bebas asap
rokok, narkoba dan miras.
c. Strata optimal
1) Memenuhi strata standar.
2) Ada tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air
mengalir/kran.
3) Ada tempat cuci peralatan masak/makan dikantin/warung
sekolah.
4) Ada petugas kantin yang bersih dan sehat.
5) Ada

tempat

sampah

di

tiap

kelas

dan

tempat

penampungan sampah akhir di sekolah.


6) Ada WC/jamban siswa dan guru yang memenuhi syarat
kebersihan dan kesehatan.
7) Ada

halaman

yang

cukup

luas

untuk

upacara

dan

berolahraga.
8) Ada pagar yang aman.
9) Memiliki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang
lengkap.
10) Terciptanya sekolah kawasan bebas asap rokok, narkoba,
dan miras.
d. Strata paripurna
1) Memiliki strata optimal.
2) Ada

tempat

cuci

tangan

setiap

mengalir/kran dan dilengkapi sabun.

kelas

dengan

air

3) Ada kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas


kantin yang terlatih.
4) Ada air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Sampah
langsung dibuang diluar sekolah/umum.
5) Ratio WC: siswa 1:20.
6) Saluran pembuangan air tertutup.
7) Ada pagar yang aman dan indah.
8) Ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi
label (sarana belajar) dan pengelahan hasil kebun sekolah.
9) Ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan
pencahayaan cukup).
10) Ratio kepadatan siswa 1:1,5/1,75.
11) Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

4. Faktor Pendukung UKS

Untuk mencapai 3 tujuan program pokok UKS, perlu pula


dilakukan upaya untuk mendukung kegiatan UKS di sekolah.
Adapun faktor pendukung kegiatan UKS di sekolah menurut
Ahmad Selvia 2009, antara lain yaitu:
a. Pembinaan Ketenagaan meliputi :
1) Pembinaan teknis guru (guru dan petugas kesehatan).
2) Pembinaan non teknis (pengelola pendidikan, pengawas
sekolah, anggota Tim Pembina UKS, karyawan sekolah dan
sebagainya).
Pembinaan ketanagaan untuk pembinaan teknis dan
nonteknis meliputi:
a) Peningakatan jumlah (kualitas) dalam kegiatan :

Pendidikan formal untuk tenaga kependidikan.

Pendidikan formal untuk tenaga kesehatan.

Menambah tenaga guru dan pendidikan jasamani dan


kesehatan, bimbingan dan penyuluhan, tenaga puskesmas
(medis dan paramedis).

Menambah tenaga disekolah, seperti penjaga sekolah,


petugas kebersihan, dan lain-lain, yang sesuai dengan
kebutuhan,

dan

diusahakan

secara

bersama-sama

dengan dewan sekolah.

Menata

guru

kesehatan

yang

sudah

sehingga

meraka

ada

dalam

dapat

bidang

ditugaskan

mengajar pendidikan kesehatan.


b) Peningkatan mutu (kualitas) dalam kegiatan :

Pendidiakan formal.

Penataran/kursus singkat.

Forum diskusi.

Ceramah.

Rapat Kerja.

Lokakarya.

Seminar.

Supervisi dan bimbingan teknis.

Studi banding.

5. Pembinaan Sarana Dan Prasarana

Pembinaan

sarana

dan

prasarana

untuk

pendidikan

kesehatan maupun pelayanan kesehatan, yang mencakup perangkat


lunak (antara lain, alat peraga pendidikan kesehatan, alat peraga
pelayanan kesehatan), perlu dilakukan pembakuan (Ahmad Selvia,
2009). Pembinaan sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan, Misalnya :
1) Pengadaan buku.

2) Pengadaan alat peraga.


3) Pengadaan ruang khusus untuk UKS, beserta perabotannya, alat
kesehatan, bahan dan obat.
b. Pemeliharaan ini termasuk pengadaan dana untuk pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan, melalui anggaran rutin, anggaran pembangunan,
maupun bantuan lain yang tidak mengikat.
c. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan melalui teknologi tepat guna.

6. Ruang Lingkup UKS

Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program


atau yang disebut dengan TRIAS UKS yang meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan
bimbingan

kesehatan

kepada

merupakan

peserta

didik

upaya
untuk

memberikan
meningkatkan

pengetahuan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam


melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, selain di bidang kesehatan
peserta didik juga dibina dalam bidang kesehatan lingkungan
yang merupakan

bagian

yang

sangat

mempengaruhi

pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses kenaikan


bagi peserta didik maka harus

menyelenggarakan kegiatan

sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh peserta didik terpapar


materi kesehatan dan kesehatan lingkungan (Tim Pembina UKS,
2008).
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan
ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan
pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan
pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga

secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan


kepada

peserta

didik.

Kegiatan

ekstrakurikuler

adalah

melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di


sekolah

atau

di

luar

sekolah.

Misalnya, melaksanakan

penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap


peserta didik, guru dan orangtua. Melaksanakan pelatihan
UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan.
Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui
program sekolah sehat (Tim Pembina UKS, 2008).
b. Pelayanan Kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatannya meliputi kegiatan
kegiatan antara lain:
1) Kegiatan

Peningkatan (Promotif), Latihan

Keterampilan

teknis pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran


serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara
lain

Kader

Kesehatan

Sekolah, Olahraga, Kesenian,

Berkebun dan Lomba. (Tim Pembina UKS, 2008).


2) Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
a) Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin).
b) Lingkungan Sekolah yang terpelihara.
c) Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
3) Kegiatan Pencegahan (Preventif).
4) Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus.
5) Penjaringan kesehatan bagi anak.
6) Monitoring / memantau peserta didik.
7) Usaha Pencegahan Penyakit Menular.
8) Kegiatan

Penyembuhan

Rehabilitatif).
9) Diagnosa Dini.
10) Pengobatan pada penyakit.
11) P 3 K dan P 3 P

dan

Pemulihan

(Kuratif

dan

C. Konsep Teori PHBS

1. Definisi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk
perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga,
dan

masyarakat

yang

berorientasi

sehat,

bertujuan

untuk

meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik,


mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga program perilaku
hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan

suatu

keluarga,

membuka

dengan

kondisi

bagi

perorangan, kelompok,

jalur komunikasi,

informasi,

dan

edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku


sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan
(advocacy),

bina suasana (social support),

dan

pemberdayaan

masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat


mengenali

dan

mengatasi masalahnya

sendiri

terutama

pada

tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya
untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat


dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi
masalahnya

sendiri sehingga masyarakat sadar, mau danmampu

mempraktekkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),


bina

suasana

(Sosial

Suport)

dan

pemberdayaan masyarakat

(Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah


Tangga, PHBS Sekolah, PHBS

Tempat

Kerja,

PHBS

Kesehatan, PHBS Tempat-tempat Umum (Purwanto A,2012).

Sarana

2. Sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sasaran PHBS menurut Depkes RI, (2008) dikembangkan
dalam lima tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat
kerja, di tempat-tempat umum, institusi pendidikan, dan di sarana
kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah
seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:
a. Sasaran primer
Yaitu sasaran utama dalam institusi pendidikan yang
akan

dirubah

perilakunya

atau murid

dan

guru

yang

bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang


bermasalah).
b. Sasaran sekunder
Yaitu

sasaran

yang

mempengaruhi individu

dalam

institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah,


guru, orang

tua

murid,

kader

kesehatan

sekolah, tokoh

masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait.


c. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu
dalam mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk
tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti,
kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru,
tokoh masyarakat, dan orang tua murid.

3. Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga
strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS menurut (Manda, 2006)
yaitu :
a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan proses pemberian informasi secara terus
menerus dan berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek
knowledge,

attitude,

dan

practice.Sasaran

utama

dari

pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok


masyarakat.
b. Bina Suasana (Social Support)
Adalah

upaya

menciptakan

lingkungan

sosial yang

mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan


perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga pendekatan dalam
bina suasana antara lain:
1) Pendekatan individu
2) Pendekatan kelompok
3) Pendekatan masyarakat umum
c. Advokasi (Advocacy)
Adalah

upaya

yang

terencana

untuk mendapatkan

dukungan dari pihak-pihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak


terkait

ini

dapat berupa

berperan sebagai

tokoh

masyarakat

penentu kebijakan

penyandang dana pemerintah. Selain

formal

yang

pemerintahan

dan

itu,

tokoh

masyarakat

informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain


sebagainya dapat berperan sebagai penentu kebijakan tidak
tertulis

dibidangnya

atau

sebagai penyangah

dana

non

pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:


1) Mengetahui adanya masalah
2) Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
3) Peduli

terhadap

pemecahan

masalah

dengan

mempertimbangkan alternatif pemecahan masalah


4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah
satu alternatif pemecahan masalah
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

4. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah


Beberapa indikator PHBS di lingkungan sekolah menurut
Dinkes SumSel, 2010 antara lain :

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan


sabun
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air
besar.

Perilaku cuci

tangan

dengan

air

mengalir

dan

menggunakan sabun mencegah penularan penyakit sepertidiare,


kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A,
ispa, flu burung, dan lain sebagainya. WHO menyarankan
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat
meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung
kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum
makan, setelah beraktivitas diluar sekolah, bersalaman dengan
orang lain, setelah bersin atau batuk, setelah menyentuh
hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha pencegahan dan penanggulangan ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk melatih
hidup sehat sejak usia dini. Anak sekolah menjadi sasaran
yang sangat penting karena diharapkan dapat menyampaikan
informasi kesehatan pada keluarga dan masyarakat. Mencuci
tangan adalah cara mudah untuk mencegah infeksi. Memahami
kapan harus mencuci tangan, cara benar menggunakan pembersih
tangan dan bagaimana untuk mendapatkan anak-anak Anda ke
dalam kebiasaan. Ketidak tahuan anak dalam mencuci tangan
dengan baik dan benar atau tidak mencuci tangan sama
sekali. Merupakan salah satu jalan yang cepat bagi kuman
untuk memasuki

tubuhnya.

Akibatnya

anak

akan mudah

terkena beberapa penyakit seperti diare, pilek dan penyakit


lainnya.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi
makanan/jajanan yang bersih dan tertutup di warung sekolah
sehat. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein,

lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan


menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di kantin
sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan
berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan
minum.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah
jamban yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan
septictank, cemplung

tertutup)

dan

terjaga

kebersihannya.

Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air


minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh hewan,
tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan
aman digunakan.
d. Olah raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku
hidup

sehat

terkait

kesehatan. Kegiatan

dengan pemeliharaan
olah

ragadisekolah

dan

penigkatan

bertujuan

untuk

memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak


mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani,
perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar
tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga
secara teratur akan dapat memberikan manfaat antara lain:
meningkatkan kemampuan

jantung

dan

paru,

memperkuat

sendi dan otot, mengurangi lemak atau mengurangi kelebihan


berat badan, memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi risiko
terkena

penyakit

jantung

koroner,

serta memperlancar

peredaran darah.
e. Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas
penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti
penyakit

demam berdarah.

Memberantas

jentik

nyamuk

dilingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras,


menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak
mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan
lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari
pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian di sosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah
Siswa

dan

guru

tidak

ada

yang

merokok di

lingkungan sekolah. Timbulnya kebiasaan merokok diawali


dari melihat orang sekitarnya merokok. Di sekolah siswa dapat
melakukan hal ini

mencontoh

dari teman,

guru,

maupun

masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak menganggap


bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok
di lingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok
mengandung banyak zat berbahaya yang dapat membahayakan
kesehatan anak sekolah.
g. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Sampah
ditampung dan dibuang setiap hari ditempat pembuangan
yang memenuhi syarat karena membuang sampah tidak pada
tempatnya akan dapat mengakibatkan penyakit dan akan
mencemari udara disekitarnya. Mendidik

anak untuk selalu

membuang sampah pada tempatnya dapat menekan angka


penyakit yang dapat muncul di lingkungan sekolah.
h. Mengukur tinggi badan dan berat badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan setiap bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di
sekolah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk
deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia sekolah.

5. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


Pembinaan lingkungan

sekolah sehat yang merupakan

salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus


dilakukan, karena lingkungan

kehidupan

yang sehat sangat

diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah


serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar mengajar
Maka

pembinaan

lingkungan

kehidupan

sekolah

sehat

dilaksanakan melalui 6 K yaitu: Keamanan Keindahan Kebersihan


Kekeluargaan Ketertiban Kerindangan (Tim Pembina UKS, 2008).
Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada
peserta didik agar dapat menerapkan pentingnya UKS Diantaranya
dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan
terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas).
b. Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar
sekolah.
c. Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat
sampah

di depan kelas, dipilah antara sampah organik dan

anorganik.
d. Mengolah sampah organik menjadi kompos.
e. Tidak mencorat-coret dinding dan bangku.
f.

Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai.

g. Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman


sekolah.
h. Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga
dan kesenian).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
1. Data Inti Komunitas (Data Core)
a. Demografi
1) Jumlah murid SMPN 11 Kota Cirebon : 951 siswa/siswi, lakilaki 486, perempuan 465.

Kelas VII : 338 siswa/siswi

Kelas VIII : 315 siswa/siswi

Kelas IX : 298 siswa/siswi

2) Jumlah anggota UKS : 25 orang


3) Pembina UKS : 2 orang
4) Suku bangsa/ras : Jawa/Sunda
5) Kesehatan siswa/siswi :

maag 12,5%, penyakit paru-paru

2,9%, gangguan penglihatan 2,7%, tipoid 2,7%, tonsillitis


0,4%, penyakit jantung 0,4%, liver 0,2%, gangguan telinga
0,1%, radang tenggorokan 0,1%, alergi 0,2%, DBD 0,1%, flu
tulang 0,1%, anemia 0,1%.

b. Statistik vital
1) Kesakitan siswa/siswi

Maag : 119/951 x 100% = 12,5%

Penyakit paru-paru : 28/951 x 100% = 2,9%

Gangguan penglihatan : 26/951 x 100% = 2,7%

Tipoid : 26/951 x 100% = 2,7%

Amandel : 4/951 x 100% = 0,4%

Penyakit jantung : 4/951 x 100% = 0,4%

Liver : 2/951 x 100% = 0,2%

Gangguan pendengaran : 1/951 x 100% = 0,1%

Radang tenggorokan : 1/951 x 100% = 0,1%

Alergi : 2/951 x 100% = 0,2%

DBD : 1/951 x 100% = 0,1%

Flu tulang : 1/951 x 100% = 0,1%

Anemia : 1/951 x 100% = 0,1%

2. Data Subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Dalam Sekolah
-

Jenis sekolah

: Permanen 100%

Ruang UKS/Sudut UKS

: ada

Pembinaan Kantin/Warung Sekolah : ada

Sumber air bersih yang berfungsi

: ada

Tempat pembuangan sampah

: ada

Kamar mandi/WC siswa

: ada, memenuhi

Pencahayaan ruangan kelas

: memenuhi

Jarak bangku depan papan tulis

: memenuhi

3. Kegiatan UKS
a. Keadaan UKS
1. Jumlah Murid sekolah

: 918 orang

2. Jumlah Murid UKS

: 25 orang

3. Jumlah Guru UKS

: 2 Orang

4. Jumlah Kader PMR

: 25 orang

5. Dana Sehat

:-

6. Kit UKS (School Health Kit/SHK)

: ada, jumlah 4 set

b. Program UKS
1. Pendidikan Kesehatan
a) Pemeriksaan Berkala

:1 tahun sekali

b) Pemeriksaan Rutin

:-

c) Pengukuran TB dan BB

: 1 tahun sekali

d) Lomba Kebersihan Kelas

: 4 kali pertahun

e) Kerja Bakti Kebersihan

: 1 minggu sekali

f) PMR/Kader UKS yang terlatih

: 1 tahun sekali

g) Alat Peraga UKS

: ada lengkap

h) Ahli Teknologi Pengetahuan Kesehatan Terhadap guru :


2 orang
2. Pelayanan Kesehatan
a) Penjaringan kesehatan (screening) : 1 tahun sekali
b) Imunisasi

: 30 orang/sample

c) Pengobatan siswa yang dirujuk

3 Orang

d) Pemberantasan Penyakit

- Orang

e) Pemeriksaan Berkala

: 270 Orang/pertahun

3. Lingkungan Sekolah
a) Ruang UKS/Sudut UKS

: ada

b) Pembinaan Kantin/Warung Sekolah

: ada

c) Sumber air bersih yang berfungsi

: ada

d) Tempat pembuangan sampah

: ada

e) Kamar mandi/WC siswa

: ada, memenuhi

f) Pencahayaan ruangan kelas

: memenuhi

g) Jarak bangku depan papan tulis

: memenuhi

c. Dampak Pelaksanaan UKS Terhadap Siswa


1. Kebersihan siswa secara umum

: baik

2. Kesehatan siswa secara Umum

: sehat

3. Status Gizi

: Baik 100%

d. Pengelolaan UKS
1. Tim Pelaksana UKS

: terbentuk

2. Unsur yang menjadi Tim Pelaksana UKS

: 5 unsur

3. Struktur organisasi Tim pelaksana UKS


4. Rapat kerja Tim pelaksana

: ada
: 1kali perminggu

5. Pemeriksaan kebersihan sekolah

: tiap hari

6. Menerima kunjungan/surpervise Tim pembina :1 tahun sekali

e. Konseling (SLTP)
1. Ada ruangan konseling

: ada

2. Jumlah guru BP

: 3 Orang

3. Volume penyuluhan kesehatan remaja : 1 kali/tahun

4. Indikator PHBS
Tabel 1. Indikator PHBS pada SMPN 11 Kota Cirebon
Indikator PHBS
Mencuci tangan dengan air bersih

Ya

Tidak Keterangan
Kurang

mengalir dan sabun

tersedianya
sabun

Mengonsumsi jajanan diwarung dan

kantin sekolah
Membuang sampah pada tempatnya

Olahraga yang teratur dan terukur

Memberantas jentik nyamuk

Tidak merokok

Menimbang berat badan dan mengukur

tinggi badan setiap bulan


Menggunakan jamban

Satu

tahun

sekali

5. Windshield Survey
Menurut windshield survey yang dilakukan, didapat data bahwa
program UKS pada SMPN 11 Kota Cirebon telah terlaksana semua.

Begitu dengan program PHBS yang telah dilaksanakan, namun dalam


pelaksanaannya belum sempurna.
a. Tempat Cuci Tangan
Terdapat 6 tempat cuci tangan, namun ketersedian sabun
yang terbatas membuat kegiatan cuci tangan tidak efektif tetapi
siswa-siswi sudah melakukan cuci tangan 6 langkah.
b. Kantin Sehat
Kantin sehat terdapat didalam sekolah. Cara penyajian
makanan yang baik, pemeriksaan makanan dengan mengambil
sample telah dilakukan pada kantin sekolah. Namun penjual masih
menyediakan minuman sachetan dan jajanan yang tidak sehat
dikarenakan siswa/siswi lebih menyukai jajanan tersebut dan
jajanan tersebutlah yang paling laku dikalangan anak-anak.
c. Kamar Mandi dan Air Bersih
Tersedia kamar mandi sejumlah 27 buah untuk siswa/siswi.
Kebersihan kamar mandi masih buruk/ kotor, pemeriksaan jentik
nyamuk oleh anggota PMR setiap jumat. Air bersih yang
digunakan di SMPN 11 bersumber dari sumur dan PAM.
d. Limbah Air
Limbah dari kamar mandi dialirkan ke bak penampungan
atau jamban sedangkan saluran air lainnya dialirkan ke kolam ikan.
e. Sampah dan Tempatnya
Terdapat 48 tempat sampah, setiap kelas tersedia 2 tempat
sampah. Tempat sampah dibedakan menjadi tempat sampah
anorganik dan organik. Sampah organik didaur ulang oleh
siswa/siswi didampingi pembina. Sedangkan sampah anorganik di
timbang setiap hari jumat dan di uangkan sehingga uang tersebut
dimasukan kedalam kas kelas.
f. Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan seperti seminar dan workshop


dilakukan satu semester sekali oleh Dinas Kesehatan Lingkungan
dan Puskesmas.
g. Menimbang TB dan BB
Menimbang TB dan BB baru dilaksanakan satu tahun
sekali, hal tersebut dikarenakan masalah waktu. Harapan
kedepannya dapat dilakukan setiap bulan.

B. ANALISA DATA KOMUNITAS


Tabel 2. Analisa Data Komunitas
NO
1. -

DATA FOKUS

MASALAH

(Subjektif-Objektif)

KEPERAWATAN

Sebanyak 12,5% atau 119 orang, siswa dan siswi menderita Maag.

Risiko terjadinya penyakit akibat perilaku

Ketersedian sabun yang terbatas membuat kegiatan cuci tangan tidak

yang tidak sehat (Maag Akut dan Kronis)

efektif.

pada siswa/siswi SMPN 11 Kota Cirebon

Penjual masih menyediakan minuman sachetan dan jajanan yang tidak

sehubungan dengan kurangnya kesadaran

sehat dikarenakan siswa/siswi lebih menyukai jajanan tersebut dan

siswa/siswi dalam mengkonsumsi jajanan

jajanan tersebutlah yang paling laku dikalangan anak-anak.

sekolah yang tidak sehat.

Program pemeriksaan berkala kurang efesien karena dilakukan masih

Risiko ketidaktahuan penyakit yang akan

dalam 1 tahun sekali

di derita oleh semua siswa/siswi di sekolah

Pengukuran TB dan BB masih kurang efesien karena dilakukan masih

SMPN 11 Kota Cirebon berhubungan

dalam 1 tahun sekali

dengan program pemeriksaan berkala

Sudah dilaksanakan Lomba Kebersihan Kelas dalam 4 kali pertahun

yang dilakukan 1 tahun sekali.

Telah dilaksanakan Kerja Bakti Kebersihan dalam 1 minggu sekali

Penggantian ketua PMR dilakukan dalam periode 1 tahun sekali

Perlengkapan Alat Peraga UKS telah memadai

2. -

3. -

Belum efektif dalam melakukan cuci tangan karena sabunnya tidak

Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat

selalu disediakan tetapi siswa-siswi sudah melakukan cuci tangan 6

(PHBS) pada siswa/siswi SMPN 11 Kota

langkah.

Cirebon berhubungan dengan sarana dan

Terdapat 48 tempat sampah, setiap kelas tersedia 2 tempat sampah.

prasarana kurang memadai.

Sebagian besar siswa-siswi menjaga kebersihan lingkungan sekolah


dengan membuang sampah pada tempatnya.

Siswa tidak merokok.

Tersedianya 6 tempat cuci tangan.

Siswa-siswi mengonsumsi jajanan diwarung dan kantin sekolah


sembarangan tanpa memikirkan makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Siswa-siswi selalu olahraga yang teratur dan terukur sesuai dengan


jadwal yang telah ditentukan oleh guru olahraga.

Setiap hari jumat PMR ikut berpartisipasi memberantas jentik nyamuk


dengan didampingin Pembina lingkungan dan dinkes.

Setiap satu tahun sekali siswa-siswi menimbang berat badan dan


mengukur tinggi badan.

Air bersih yang digunakan di SMPN 11 bersumber dari sumur dan


PAM.

Tersedia kamar mandi sejumlah 27 buah. Kebersihan kamar mandi


masih buruk/ kotor.

C. PRIORITAS MASALAH
Tabel 3. Prioritas Masalah Keperawatan ke-1
No
1.

Masalah

Masalah Kesehatan

Keperawatan
Masalah Kep 1

Kesadaran

Motivasi siswa-

Kemampuan

Ketersediaan

Konsekuwensi

Percepatan

siswa-siswi

siswi dalam

perawat untuk

keahlian yang

jika masalah

masalah yang

akan adanya

menyelesaikan

mempengaruhi

relevan

tidak

dapat dicapai

masalah

masalah

dalam

terselesaikan

penyelesaian
masalah
Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

3 Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

2 Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

1 Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Bobot 5

Bobot 10

Bobot 5

Bobot 7

Bobot 8

Bobot 8

Perhitungan Nilai

3/3 x 5 = 15/3

2/3 x 10 = 20/3

3/3 x 5= 15/3

Jumlah Nilai

2/3 x 7 = 14/3

3/3 x 8 = 24/3

2/3 x 8 = 16/3

105/3

Prioritas

Tabel 4. Prioritas Masalah Keperawatan ke-2


No
2.

Masalah

Masalah Kesehatan

Keperawatan
Masalah Kep 1

Kesadaran

Motivasi siswa-

Kemampuan

Ketersediaan

Konsekuwensi

Percepatan

siswa-siswi

siswi dalam

perawat untuk

keahlian yang

jika masalah

masalah yang

akan adanya

menyelesaikan

mempengaruhi

relevan

tidak

dapat dicapai

masalah

masalah

dalam

terselesaikan

penyelesaian
masalah
Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

3 Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

2 Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

1 Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Bobot 5

Bobot 10

Bobot 5

Bobot 7

Bobot 8

Bobot 8

Perhitungan Nilai

1/3 x 5 = 5/3

2/3 x 10 = 20/3

3/3 x 5 = 15/3

Jumlah Nilai

2/3 x 7 = 14/3

1/3 x 8 = 16/3

2/3 x 8 = 16/3

86/3

Prioritas

Tabel 5. Prioritas Masalah Keperawatan ke-3


No
3.

Masalah

Masalah Kesehatan

Keperawatan
Masalah Kep 1

Kesadaran

Motivasi siswa-

Kemampuan

Ketersediaan

Konsekuwensi

Percepatan

siswa-siswi

siswi dalam

perawat untuk

keahlian yang

jika masalah

masalah yang

akan adanya

menyelesaikan

mempengaruhi

relevan

tidak

dapat dicapai

masalah

masalah

dalam

terselesaikan

penyelesaian
masalah
Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

Kriteria :

3 Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

2 Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

1 Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Bobot 5

Bobot 10

Bobot 5

Bobot 7

Bobot 8

Bobot 8

Perhitungan Nilai

2/3 x 5 = 10/3

2/3 x 10 = 20/3

2/3 x 5 = 10/3

Jumlah Nilai

1/3 x 7 = 7/3

2/3 x 8 = 16/3

2/3 x 8 = 16/3

79/3

Prioritas

D. Diagnosa Keperawatan Komunitas


1. Risiko terjadinya penyakit akibat perilaku yang tidak sehat (Maag) pada siswa/siswi SMPN 11 Kota Cirebon sehubungan
dengan kurangnya kesadaran siswa/siswi dalam mengkonsumsi jajanan sekolah yang tidak sehat.
2. Risiko ketidaktahuan penyakit yang akan di derita oleh semua siswa/siswi di sekolah SMPN 11 Kota Cirebon
berhubungan dengan program pemeriksaan berkala yang dilakukan 1 tahun sekali.
3. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa/siswi SMPN 11 Kota Cirebon berhubungan dengan sarana
dan prasarana kurang memadai.

E. Nursing Care Plan


Tabel 6. Nursing Care Plan
Dx

Tujuan

Strategi

Kegiatan

Penganggung
Jawab

Waktu

Tempat

Biaya

Standar/
Kriteria

Keterangan

1.

Tujuan Jangka

Penyuluhan 1. Memberikan

Kepala sekolah Senin,

SMPN 11

Dinas

Respon

Mahasiswa,

Panjang:

penyuluhan

SMPN 11 Kota selasa,

Kota

pendidikan

Verbal

siswa/siswi

Setelah

kepada

Cirebon

Cirebon

(Rp. 300.000,-)

1. dapat

SMPN 11 Kota

dilakukan

siswa/siswi

kunjungan

tentang

selama 3x dalam

penyakit

satu minggu,

maag.

sabtu

mengung Cirebon,
Wali kelas

Pembina UKS

kapkan

Anggota UKS,

kembali

Pembina UKS

tentang

diharapkan

2. Memotivasi

siswa/siswi

siswa/siswi

maag.

SMPN 11 Kota

untuk

2. dapat

Cirebon

menjaga

meningk

terhindar dari

pola makan

atkan

penyakit maag

yang baik

kualitas

baik akut

dan teratur

makanan

maupun kronis.

3. Menganjurk

penyakit

yang

an

dikonsu

Tujuan Jangka

siswa/siswi

msi.

Pendek:

tidak

3.

a. Siswa/siswi

mengkonsu

siswa/sis

mengetahui

msi jajanan

wi

tentang

sembarang.

mengata

penyakit

kan tidak

maag

akan

b. Siswa/siswi

mengkon

mengetahui

sumsi

penyebab

jajanan

dari penyakit

sembara

maag

ngan.

c. Siswa/siswi
mengetahui
tentang cara
pencegahan
dari penyakit
maag.
-

.II

Tujuan Jangka

1. Kolaborasi

Kepala sekolah Selasa,

SMPN 11

Dinas

Respon

Mahasiswa,

Panjang:

dengan

SMPN 11 Kota sabtu

Kota

pendidikan

Verbal

siswa/siswi

Setelah

Pembina

Cirebon

Cirebon

(Rp. 200.000,-)

1.

SMPN 11 Kota

dilakukan

UKS dan

Pembina

Cirebon,

tindakan

anggota

dan

Anggota UKS,

keperawatan

PMR untuk

anggota

Pembina UKS

selama 2x dalam

memilih

satu minggu

kader-kader.

diharapkan dapat

Wali kelas

Pembina UKS

bersedia
untuk

2. Kolaborasi

kerjasam

melakukan

dengan

a dalam

pemeriksaan

Pembina

memilih

kesehatan secara

UKS dan

kader.

berkala.

anggota

2.

PMR untuk

anggota

Tujuan Jangka

melakukan

PMR

Pendek:

pendataan

bersedia

a. Siswa/siswi

pemeriksaan

melakuk

berkala.

an

ikut
berpartisipasi

pemeriks

, berperan

aan

serta dalam

berkala.

pemeriksaan
berkala.
b. Terpilihnya
kader-kader
untuk
melakukan
pendataan
pemeriksaan
berkala.
c. Terlaksanany
a program
UKS yaitu:
pemeriksaan
berkala

III

Tujuan Jangka

1.

Kepala sekolah Jumat

SMPN 11

Dinas

Respon

Mahasiswa,

Panjang:

Memfasilita

SMPN 11 Kota

Kota

pendidikan

Verbal

siswa/siswi

Setelah

si sarana

Cirebon

Cirebon

(Rp. 200.000,-)

1.

SMPN 11 Kota

dilakukan

dan

tersedian

Cirebon,

tindakan

prasarana

keperawatan

sesuai

selama 1x dalam

dengan

satu minggu

kebutuhan

a.

diharapkan

yang

2.

sarana prasarana

diperlukan.

Pembina

2. Kolaborasi

UKS dan

PHBS tersedia.

Wali kelas

ya sarana Anggota UKS,


dan

Pembina UKS

prasaran

dengan

dinkes

Tujuan Jangka

Pembina

bersedia

Pendek:

UKS,

melakuk

a. Tersedia

siswa/siswi,

an

sarana dan

dinkes

kerjasam

prasarana

dalam

a.

yang

melakukan

3.

memadai

kebersihan

terjalinn

Pembina UKS

(Sabun cair).

lingkungan

ya

sekolah.

kerjasam

3. Kolaborasi

a antara

dalam

dengan

Pembina

melakukan

Pembina

UKS,

kebersihan

UKS,

siswa/sis

lingkungan

siswa/siswi,

wi dan

sekolah

penjaga

penjaga

dengan baik.

sekolah

sekolah.

b. Siswa/siswi
berpartisipasi

c. Siswa/siswi

dalam

mampu

menjaga

menjaga

lingkungan

kebersihan

disekitar

lingkungan

sekolahnya.

sekolah
dengan baik.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Ahmad

Selvia 2009, tujuan

UKS

adalah untuk

meningkat mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan


meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan
peserta didik maupun warga belajar dan menciptakan lingkungan
yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Indikator Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
sekolah antara lain dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan
memakai

sabun,

mengkonsumsi

jajanan

sehat

dikantin

sekolah,

menggunakaan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan
terukur,

memberantas

jentik

nyamuk,

tidak

merokok

disekolah,

menimbang berat badan mengukur tinggi badan setiap bulan, dan


membuang sampah pada tempatnya.
Berdasarkan dari hasil data siswa/siswi SMPN 11 Kota Cirebon
dengan jumlah sebanyak 951 orang dengan kategori laki-laki berjumlah
486 dan perempuan berjumlah 465. Dengan presentase penyakit berjumlah
22,5% yang terdiri dari penyakit Maag 12,5%, Paru-Paru 2,9%, Gangguan
Penglihatan 2,7%, Tipoid 2,7%, Tonsilitis 0,4%, Jantung 0,4%, Liver
0,2%, Gangguan Pendengaran 0,1%, Radang Tenggorokan 0,1%, Alergi
0,2%, DBD 0,1%, Flu Tulang 0,1%, Anemia 0,1%, dan 77,5% kategori
sehat.

B. Saran

1.

Bagi siswa/siswi
Agar lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan sekolah, perilaku hidup bersih dan
sehat di lingkungan sekolah, dengan cara dapat diperoleh dari media
massa seperti majalah, TV ataupun dari internet.

2.

Bagi sekolah
Walaupun sekolah sudah banyak memberikan informasi tentang
kesehatan khususnya kesehatan tentang kesehatan sekolah, perilaku
hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah, namun zaman terus
berkembang sehingga kebutuhan masyarakat akan informasi harus terus
ditingkatkan. Oleh sebab itu diharapkan pihak institusi lebih
memperbanyak buku-buku di purpustakaan terutama tentang perilaku
hidup bersih dan sehat, menyediakan sarana internet di sekolah, serta
meningkatkan usaha kesehatan sekolah (UKS).

3.

Bagi Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan


Bagi dinas kesehatan agar memberikan penyuluhan kesehatan
sekolah, perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah agar
para siswa/siswi dapat memperoleh pengetahuan baik sehingga mereka
dapat melakukan kebiasaan yang baik pula dalam menjaga kebersihan
mereka sejak dini serta memfasilitasi usaha kesehatan sekolah (UKS) di
SMP N 11 Kota Cirebon. Sedangkan bagi dinas pendidikan agar
membantu memberikan buku-buku yang dibutuhkan pihak sekolah
terutama buku-buku tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto(2012) Pengaruh pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup


bersih dan sehat (PHBS) terhadap praktik gosok gigi pada anak usia
sekolah di SDN 1 Sambiroto Semarang. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Ahmad Selvia.2009. Seri Pengetahuan UKS. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Ardana, Komang, dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama. Graha


Ilmu. Yogyakarta.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/ Kota Sehat.

Ferry Efendi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktek


Dalam Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.
Setiawan. 2010. Pengembangan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pada Tingkat Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Jasmani
(nomor 4 tahun 2010). Halaman. 22-2.
Tim Pembina UKS Pusat. 2008. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai