SKRIPSI
oleh
Fauzul Karim Duriyano
NIM. 1807624
1
2
lainnya khususnya dalam merancang bangun sistem pompa air energi panel
surya di desa tersebut.
3. Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
referensi untuk melakukan rancang bangun sistem pompa air energi panel
surya.
2.2 Sistem
Sistem menurut para ahli (dalam Sidh, R, 2013) menurut Ludwig Von
Bartalanfy berpendapat bahwa sistem merupakan sekumpulan unsur yang saling
terhubung dan terikat dalam suatu suatu relasi diantara unsur-unsur tersebut
dengan lingkungan. Menurut Anatol Raporot, sistem merupakan kumpulan suatu
unsur dalam perangkat yang saling terhubung antara satu dengan yang lain.
Menurut L. Ackoff, sistem merupakan setiap kesatuan unsur dalam keadaan saling
bergantungan sama lainnya yang terdiri dari bagian-bagian unsur pada sebuah
sebuah konseptual atau fisik.
4
5
Sisi bagian hisap (suction) pada pompa akan menurunkan tekanan dalam
sebuah lingkup ruang pompa sehingga dalam ruang tersebut akan terjadi
perbedaan tekanan antara permukaan fluida yang dihisap dengan ruang pompa.
Sehingga memungkinkan fluida akan mengalir ke ruang pompa. Fluida ini
diekstrusi atau diberi tekanan oleh elemen pompa, sehingga fluida mengalir
melalui lubang-lubang bertekanan menuju saluran tekanan (discharge). Proses
kerja ini terus berlangsung selama pompa beroperasi. Zat cair yang berpindah
menurut arag mendatar, maka hambatan terdiri dari gesekan atau hambatan di
dalam pusaran (turbulensi) atau pipa (friksi). Posisi tegak lurus pada perpindahan
zat cair, hambatan-hambatanya harus diatasi karena adanya perbedaan perbedaan
tinggi antara permukaan tekan dan permukaan isap.
kecepatan tinggi. Termasuk dalam jenis pompa adalah pompa aliran aksial
dan pompa sentrifugal.
2.3.2.1. Pompa Aksial
Prinsip kerja pompa ini adalah putaran impeller menyedot cairan
yang dipompa dan mendorongnya secara aksial menuju sisi kompresi.
Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan
kapasitas tinggi, seperti sistem irigasi. Contoh pompa aksial terdapat
pada gambar 2.2.
m=ρ 1 . v 1 . A 1
Sedangkan
Q=v . A
Sehingga
ρ 1.Q 1= ρ2. Q 2
ρ 1=ρ 2
Maka
Q 1=Q 2
v 1 . A 1=v 2. A 2
Dimana :
3
ρ=Massa jenis(kg /m )
q=Kapasitas aliran ( )
m3
s
v=Kecepatan aliran(m/s)
Aliran pompa yang mengalir pada pipa kecepatan fluida menuju pompa,
dapat dihitung dengan persamaan :
Q
v=
A
Dimana :
9
π
A= × D2
4
Pada saat merancang sistem pompa air, hal yang perlu diketahui pertama-
tama adalah debit dan head yang diperlukan untuk menggerakan zat cair yang
akan dipompakan. Pengertian dari head pompa adalah dalam suatu elevasi
berapa energi yang dapat diberikan oleh pompa. Head pompa masing-masing
berbeda tergantung dari berat jenis fluida yang dapat mengalir, akan tetapi
standar yang dapat dilakukan produsen pompa untuk memberikan spesifikasi
head pompa adalah head pompa dalam suatu kolam air.
Total Dynamic Head secara generik dipakai buat merancang sistem pompa
menggunakan memperhitungkan tekanan permukaan, disparitas kecepatan
aliran, disparitas tinggi, dan rugi-rugi yang akan terjadi pada pada sistem
perpipaan. Hasil perhitungan menurut Total Dynamic Head merupakan head
minimum yang wajib disediakan pompa buat mengalirkan fluida sinkron
menggunakan sistem pompa yg telah direncanakan. Pada Gambar 2.4
berikut :
10
TDH =∆ H p + H ST + H L+ H v
Dimana :
(ρ2−ρ 1)
∆ Hp=
y
(V d 2−V s2 )
∆ Hv=
2g
H=H D−H S
11
( )( )
2 2
PGD V D P GS V S
H= + +Z D − + +Z S
Y 2g Y 2g
P GD−PGS V D2−V S 2
H= − +(Z D−Z S)
Y 2g
Dimana:
3
Y =Berat jenis(N /m )
Motor listrik adalah suatu mesin listrik yang sering digunakan untuk untuk
mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, hasil dari konversi energi
12
mekanik ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sesuai keperluan. Ada
dua jenis pompa pada motor AC (Alternatif Current) yaitu :
Dimana:
3
Y =Berat jenis air ( N /m )
Q=Debit (m 3 / s )
Dimana:
η Pompa=Efisiensi pompa
Dimana:
P¿ =Dayamasuk (kW )
η Motor=Efisiensi Motor
dari energi sinar matahari menjadi energi listrik menjadi masalah atau terganggu
(Masdar dkk, 2018). Beberapa komponen panel surya sebagai berikut :
dihasilkan (Voc). Setiap kali suhu panel surya naik 1oC (25oC atau lebih), total
daya yang dihasilkan (daya) berkurang sekitar 0,5%. Menghitung besarnya
daya yang berkurang pada saat temperatur di sekitar panel, digunakan rumus
sebagai berikut :
0,5 %
Psaat T naik ℃ = × PMPP × Kenaikan Temperatur ℃
℃
Dimana :
Psaat T naik ℃ =Daya pada saat temperatur naik ℃
Daya output maksimum panel surya pada saat temperaturnya naik menjadi t
℃ dari temperatur standarnya diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
P MPP saat naik menjadi t ℃=daya keluaran maksimum panel surya pada
EL
PV Area=
G AV ×ηpv ×TCP
Dimana :
E L =Pemakaian energi (kWh /hari)
18
Kemudian hasil perhitungan area array, sehingga hasil daya yang dibangkitkan
PLTS (Watt peak) dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
PSI =Peak Solar Insolation(1000W /m2)
P watt peak
Jumlah Panel Surya=
P MPP
Dimana :
Pwatt peak =Daya yang dibangkitkan (℘)
I =I SC × N P × F safe
19
Dimana :
I= Arus( Ampere)
N P=Jumlah Panel
2.7.3 Baterai
Baterai merupakan sebuah alat yang difungsikan untuk menyimpan daya
yang dihasilkan oleh panel surya yang digunakan oleh beban. Kemudian daya
yang tersimpan bisa digunakan saat kondisi energi cahaya matahari rendah atau
pada kondisi pada malam hari. Baterai yang sering digunakan dalam
penggunaan surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam
(maintenance-free lead-acid batteries), yang juga disebut baterai recombinant
atau VRLA (Valve Regulated Lead Acid)
Misalnya suatu baterai mempunyai DOD 80%, memiliki makna bahwa hanya
80% dari energi yang tersedia dapat dipergunakan 20% yang berada dalam
cadangan. Pengaturan DOD sangat berperan dalam menjaga usia pakai
(lifetime) dari sebuah baterai. Besarnya kapasitas baterai yang dibutuhkan
untuk mengisi kebutuhan energi harian dapat dihitung pada rumus berikut :
Erough =E × D
Dimana :
Erough =Jumlah penyimpanan energi yang dibutuhkan
Erough
E safe =
MDOD
Dimana :
Erough =Jumlah penyimpanan energi yang dibutuhkan
Esafe
C=
Vb
Dimana :
C=Total Kapasitas Baterai( Ah)
V b =Voltage Battery ( V )
21
C
N batteries =
Cb
Dimana :
C=Total Kapasitas Baterai( Ah)
C b=Kapasitas Baterai
Untuk menghitung baterai yang terhubung secara seri dapat dihitung pada
rumus berikut :
V DC
NS=
Vb
Dimana :
N S =Jumlahbaterai seri
V DC =Tegangan DC
V b =Tegangan Baterai
Untuk menghitung baterai yang terhubung secara seri dapat dihitung pada rumus
berikut :
N batteries
N P=
Ns
Dimana :
N P=Jumlah baterai paralel
N S =Jumlahbaterai seri
22
2.7.4 Inverter
Inverter merupakan sebuah alat yang difungsikan untuk mengkonversikan
arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC). Inverter
menghasilkan arus bolak-balik dari arus searah yang berasal dari perangkat
baterai atau panel surya. Pemakaian inverter hanya untuk pengguna yang
menggunakan arus listrik bolak-balik dalam pembangkit listrik tenaga surya.
Pemilihan inverter untuk penggunaan tertentu, tergantung kebutuhan beban
serta apakah inverter akan menjadi bagian dari sistem yang terhubung ke
jaringan listrik atau sistem yang independen.
Pinv =V ov × I sc × f c
Dimana :
V ov =Tegangantanpa beban
f c =faktor koreksi
2.7.5 Penghantar
Kabel listrik sebagai komponen penghantar listrik yang umumnya
digunakan bahan tembaga atau alumunium. Tembaga yang digunakan untuk
penghantar listrik paling umumnya tembaga elektrolisis, dengan kemurnian
99%. Ketentuan mengenai KHA suatu penghantar listrik pada motor listrik
menurut PUIL 2000 adalah sebagai berikut :
2
A=π . r
Dimana :
2
A=Luas penampang (mm )
π=nilainya 3,14
2
r =½ dari diameter kabel
L
R=ρ
A
Dimana :
R=Hambatan(Ω)
L= panjang kabel
∆ V =I . R . cosθ
Dimana :
∆ V =Jatuh tegangan(V )
I = Arus beban( A)
R=Hambatan(ohm )
cosθ=Faktor daya
∆V
∆ V %= 100 %
V
Dimana :
∆ V =Jatuh tegangan(V )
25
V =Tegangan sumber (V )
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Studi Literatur
Mengkaji teori sebagai penunjang penelitian dan sebagai proses
perancangan yang didapat berasal buku, internet, jurnal nasional, jurnal
internasional, dan artikel ilmiah yang berhubungan dengan penelitian ini,
khususnya dalam bidang sistem pembangkitan listrik, penggunaan motor
26
27
listrik, mesin listrik, dan mata kuliah lainnya yang berhubungan dalam
merancang bangun sistem pompa air energi panel surya.
2. Diskusi
Diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing berkaitan dengan topik
skripsi ini, yaitu mengenai dalam bidang sistem pembangkitan listrik,
penggunaan motor listrik, mesin listrik, dan mata kuliah lainnya khususnya
dalam merancang bangun sistem pompa air energi panel surya.
3. Observasi
Observasi penelitian dilakukan dengan pengumpulan data-data yang
dilakukan secara langsung turun ke lapangan dan pengumpulan data-data yang
dibutuhkan dari jurnal penelitian yang sudah ada. Pada pengambilan data
secara langsung mengunjungi tempat data yang didapat berupa spesifikasi
komponen-komponen yang dibutuhkan untuk merancang bangun sistem pompa
air energi panel surya dengan pertimbangan dari kondisi keadaan berupa terik
matahari, kondisi medan berupa jarak dari tempat air ke tempat panel surya,
dan kebutuhan air bersih yang dibutuhkan warga.
1. Studi pendahuluan
Pada hakikatnya, studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan
dan membangun berbagai informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan penelitian. Kegiatan ini mencakup kegiatan penelitian kepustakaan
yang bertujuan untuk memperoleh informasi sebagai basis pengetahuan untuk
mendukung proses penelitian mulai dari desain penelitian, perancangan dan
pembuatan sistem, pengumpulan data hingga analisis data dan tahap
29
2. Observasi lapang
Pada Tahap ini observasi lapangan dilakukan dengan pengumpulan data-
data yang dibutuhkan kemudian dilakukan secara langsung terjun turun ke
lapangan Pada pengambilan data secara langsung mengunjungi tempat
disiapkan data-data yang diperlukan untuk perancangan sebelum rancang
bangun alat sistem pompa air energi panel surya.
4. Pengujian sistem
Pada tahap ini sistem diuji coba dengan mengoperasikan seluruh bagian
sistem, mulai dari sistem panel surya hingga sistem pompa air untuk
dianalisis hasil kinerjanya. Jika performansi sistem masih sesuai dengan
perancangan sistem, maka sistem tersebut layak untuk di akuisisi data dan
sistem dapat ke tahap berikutnya karena masih berjalan sesuai kinerja. Sistem
yang masih kinerjanya belum sesuai dengan rancangan sistem maka sistem
termasuk kedalam kategori belum layak sehingga sistem harus masuk ke
tahap modifikasi atau perbaikan sistem, sistem yang masuk kedalam belum
layak harus perbaikan sesuai dengan permasalahan yang menyebabkan belum
layak. Sistem yang telah perbaiki kemudian diuji coba kembali kelayakannya.
30
5. Perbaikan sistem
Perbaikan sistem merupakan tahapan modifikasi atau memperbaiki
sistem yang belum sesuai sebagaimana fungsinya pada rancangan yang
dibuat. Sistem yang diperbaiki dapat berupa sistem pada panel surya yang
terdapat komponen-komponen pendukung untuk sistem kelistrikan, kemudian
sistem yang diperbaiki juga bisa pada sistem pompa air baik baik segi tempat
penampungan air bersih air ataupun pendistribusian air bersih dari sumber air
bersih ke tempat penampungan air bersih.
6. Pengeloaan data
Data yang didapat pada tahap sebelumnya disajikan dan diolah pada
aplikasi Microsoft Office Excel 2013. Data dari pengujian sistem pompa air
energi panel surya dapat diperhatikan dan dianalisis bahwa apakah sistem
yang beroperasi selalu melakukan hasil yang sama, sehingga dapat dicari
penyebab dan dibuat kesimpulan untuk pengembangan kebutuhan air bersih
di warga desa tersebut.
7. Pembuatan Laporan
Pada tahap akhir ini adalah pembuatan laporan yang mana pada saat
semua kegiatan penelitian yang telah dilakukan dari awal hingga akhir
kemudian dilakukan pembuatan laporan. Laporan yang dibuat disesuaikan
dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun 2019.
Anderson, Eric, Chris Dohan, and Aaron Sikora, “Solar Panel Peak Power
Tracking System,” A Major Qualifying Project, Worcester Polytechnic
Institute,2003.
Bachtiar, Muhammad, “Prosedur Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Surya untuk Perumahan (Solar Home System)”, SMARTek, Vol.4 No.3,
Agustus 2006 : 176-182.
Buchari, M. Z., Sentinuwo, S. R., & Lantang, O. A. (2015). Rancang Bangun
Video Animasi 3 Dimensi Untuk Mekanisme Pengujian Kendaraan
Bermotor di Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Komunikasi
dan Informasi. Jurnal Teknik Informatika, 6(1).
Budiwiyanto, A., Adji, A. I., Darnis, A. D., Sitanggang, C., Rinjaya, D., Khairiah,
D., . . . Luthfita, W. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Celik, A., N., (2003). Long-term Energy Output Estimation for Photovoltaic
Energy Systems using Synthetic Solar Irradiation Data, Amsterdam,
Journal of Energy, Volume 8, Issue 5, pp. 499-493.
Dzulfikar, D., & Broto, W. (2016, October). Optimalisasi pemanfaatan energi
listrik tenaga surya skala rumah tangga. In Prosiding Seminar Nasional
Fisika (E-Journal) (Vol. 5, pp. SNF2016-ERE).
https://doi.org/10.21009/0305020614
Hartono, B., & Purwanto, P. (2015). Perancangan pompa air tenaga surya guna
memindahkan air bersih ke tangki penampung. SINTEK JURNAL: Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin, 9(1).
Pangestuningtyas, D. L., Hermawan, H., & Karnoto, K. (2014). Analisis pengaruh
sudut kemiringan panel surya terhadap radiasi matahari yang diterima oleh
panel surya tipe larik tetap. Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 2(4),
930-937.
Purwoto, B. H., Jatmiko, J., Fadilah, M. A., & Huda, I. F. (2018). Efisiensi
Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif. Emitor: Jurnal
Teknik Elektro, 18(1), 10-14.
32
33