Anda di halaman 1dari 34

RANCANG BANGUN SISTEM POMPA AIR ENERGI PANEL SURYA

DI DESA SIRNAJAYA KECAMATAN GUNUNG HALU

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


pada Prodi S-1 Teknik Elektro

oleh
Fauzul Karim Duriyano
NIM. 1807624

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang sangat berperan penting dalam
kehidupan makhluk hidup di bumi. Kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air
bersih terus meningkat, namun tidak sesuai dengan kapasitas pelayanan.
Peningkatan permintaan ini didorong oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan
taraf hidup penduduk, dan terkait dengan perkembangan kota atau wilayah
layanan dan faktor lain yang terkait dengan perbaikan kondisi sosial ekonomi
penduduk (Arif Wijanarko, 2011). Daddy, Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, mengatakan “Sebanyak 41
desa di tujuh kecamatan yaitu Cipeundeuy, Parongpong, Cipongkor,
Cikalongwetan, Gununghalu, Cipatat, dan Batujajar. Menghadapi masalah air
bersih yang berdampak pada lebih dari 100.000 jiwa”.
Berdasarkan observasi langsung kunjungan dan wawancara dengan warga di
Desa Sirnajaya, Kecamatan Gunung halu, Kabupaten Bandung Barat, diketahui
bahwa desa tersebut mengalami krisis air minum sepanjang tahun. Hingga 45
keluarga terabaikan karena air bersih. Hal ini karena letak geografis dataran tinggi
membuat sulitnya mendapatkan sumur mandiri, dan rendahnya pendapatan
penduduk membuat penduduk sulit mendapatkan air bersih dari perusahaan air
minum dan pemasok air mandiri. Selain itu, karena pendapatan warga Desa
Sirnajaya rendah, banyak warga yang belum memiliki listrik mandiri. Oleh karena
itu, warga harus berjalan kaki sekitar 50 meter untuk mendapatkan air bersih dari
pancuran di kaki gunung untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.
Energi panas yang sangat melimpah di daerah iklim tropis yaitu di negara
Indonesia khususnya di Desa Sirnajaya, Kecamatan Gunung halu. Sumber energi
panas yang melimpah tersebut berpotensial untuk dikembangkan, contohnya
adalah penggunaan energi matahari untuk menghasilkan energi listrik, yang
dikenal masyarakat umum yaitu energi sel surya. Menurut warga kota dengan
energi yang dihasilkan satu panel rata-rata 100 WP (watt peak) merupakan daya
yang kecil untuk memenuhi kebutuhan, namun menurut warga desa hal tersebut
adalah kebutuhan yang sangat bermanfaat karena dapat digunakan untuk

1
2

kebutuhan peralatan rumah tangga salah satunya dapat untuk menghidupkan


pompa air. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang biasa digunakan untuk
listrik di pedesaan terpencil, sistem seperti ini biasa disebut dengan sebutan SHS
(Solar Home System) (Dzulfikar dkk., 2016).
Kebutuhan air yang terus meningkat dan keadaan air bersih yang jauh dari
warga desa Sirnajaya kecamatan Gunung halu khususnya warga RW 10, sehingga
menyebabkan warga kesusahan air bersih dan akan berdampak bagi kesehatan
warga, kemudian dengan pendapatan warga yang kurang sehingga tidak ada biaya
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik, sehingga dari permasalahan di
atas, penulis melakukan penelitian dengan judul “RANCANG BANGUN
SISTEM POMPA AIR ENERGI PANEL SURYA DI DESA SIRNAJAYA
KECAMATAN GUNUNG HALU”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan pada latar belakang maka dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membangun sistem pompa air dengan menggunakan energi
panel surya?
2. Bagaimana cara merancang sistem pompa air yang dapat memenuhi
kebutuhan air bersih untuk warga desa?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang bangun sistem pompa air dengan menggunakan energi panel
surya.
2. Merancang bangun sistem pompa air yang dapat memenuhi kebutuhan air
bersih warga desa.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi warga desa, hasil penelitian ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih
warga di desa Sirnajaya kecamatan Gununghalu khususnya warga RW 10.
2. Bagi penulis, proses penelitian ini menjadi pembelajaran di bidang sistem
pembangkitan listrik, penggunaan motor listrik, mesin listrik, dan mata kuliah
3

lainnya khususnya dalam merancang bangun sistem pompa air energi panel
surya di desa tersebut.
3. Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
referensi untuk melakukan rancang bangun sistem pompa air energi panel
surya.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi


1. BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bagian ini berisi teori dasar mengenai penelitian yang dilakukan, mencakup
sistem rancang bangun pompa air dan komponennya, pembangkitan energi panel
surya, dan kebutuhan air bersih yang diperlukan warga beserta rumus-rumus yang
digunakan.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bagian metode penelitian menjelaskan mengenai diagram alir penelitian yang
dilakukan mulai dari awal hingga akhir.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini membahas mengenai hasil sistem rancang bangun pompa air energi
panel surya, menganalisis hasil dengan teori yang digunakan, dan menganalisa
hasil kebutuhan air bersih yang dibutuhkan oleh warga desa tersebut.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini terdiri dari kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan saran
yang diajukan penulis berdasarkan proses yang telah dilakukan selama pengerjaan
skripsi ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Rancang Bangun


Rancang bangun merupakan dua gabungan kata yang terdiri dari kata rancang
dan bangun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rancang memiliki kesamaan
dengan merancang yang berarti mengatur segala hal sebelum melakukan atau
melaksanakan sesuatu, sedangkan bangun yang berarti susunan yang merupakan
suatu wujud (Budiwiyanto dkk., 2016). Menurut R. Pressman (dalam Buchari
dkk, 2015) berpendapat bahwa rancang merupakan susunan prosedur untuk
menganalisis dan mengatur dari sebuah sistem untuk mendeskripsikan dengan
detail bagaimana komponen-komponen pendukung sistem dapat
diimplementasikan, sedangkan bangun merupakan kegiatan yang menciptakan
sistem baru ataupun memperbaiki yang telah ada baik secara keseluruhan maupun
sebagian dengan sebuah hasil berupa sistem.

2.2 Sistem
Sistem menurut para ahli (dalam Sidh, R, 2013) menurut Ludwig Von
Bartalanfy berpendapat bahwa sistem merupakan sekumpulan unsur yang saling
terhubung dan terikat dalam suatu suatu relasi diantara unsur-unsur tersebut
dengan lingkungan. Menurut Anatol Raporot, sistem merupakan kumpulan suatu
unsur dalam perangkat yang saling terhubung antara satu dengan yang lain.
Menurut L. Ackoff, sistem merupakan setiap kesatuan unsur dalam keadaan saling
bergantungan sama lainnya yang terdiri dari bagian-bagian unsur pada sebuah
sebuah konseptual atau fisik.

2.3 Pompa Air


Pengertian pompa menurut para ahli sularso dan tahara (1985). Pompa adalah
penggunaan dan pemeliharaan suatu peralatan mekanis yang difungsikan untuk
memindahkan fluida cair dari tempat yang satu ke tempat lain dengan cara
menambahkan energi fluida cair tersebut secara terus menerus melalui sebuah
media pompa. Energi yang digunakan tersebut dapat untuk mengatasi hambatan
aliran. Hambatan aliran dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian,
atau tahanan gesek.

4
5

Sisi bagian hisap (suction) pada pompa akan menurunkan tekanan dalam
sebuah lingkup ruang pompa sehingga dalam ruang tersebut akan terjadi
perbedaan tekanan antara permukaan fluida yang dihisap dengan ruang pompa.
Sehingga memungkinkan fluida akan mengalir ke ruang pompa. Fluida ini
diekstrusi atau diberi tekanan oleh elemen pompa, sehingga fluida mengalir
melalui lubang-lubang bertekanan menuju saluran tekanan (discharge). Proses
kerja ini terus berlangsung selama pompa beroperasi. Zat cair yang berpindah
menurut arag mendatar, maka hambatan terdiri dari gesekan atau hambatan di
dalam pusaran (turbulensi) atau pipa (friksi). Posisi tegak lurus pada perpindahan
zat cair, hambatan-hambatanya harus diatasi karena adanya perbedaan perbedaan
tinggi antara permukaan tekan dan permukaan isap.

Gambar 2.1 Pompa Air. Sumber: (Timmerman, 2016)

Pompa mempunyai fungsi sebagai pendorong air maupun sebagai penghisap


air. Kemudian terdapat beberapa hal penting dari perencanaan penerapan pompa
air dimana dalam perencanaan pemasangan pompa air harus diperhatikan antara
kapasitas listrik yang tersedia dengan kebutuhan dalam pengoperasian pompa
harus disesuaikan (Timmerman dkk, 2016).

2.3.1 Dynamic Pump


Dynamic Pump merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah
selama pompa bekerja. Tidak perlu mengubah jumlah aliran cairan untuk
mengubah kenaikan tekanan. Pompa ini mengalami perubahan energi dari
energi mekanik menjadi energi kinetik menjadi energi tekanan. Pompa ini
dilengkapi dengan rotor dengan elemen utama, impeller yang berputar dengan
6

kecepatan tinggi. Termasuk dalam jenis pompa adalah pompa aliran aksial
dan pompa sentrifugal.
2.3.2.1. Pompa Aksial
Prinsip kerja pompa ini adalah putaran impeller menyedot cairan
yang dipompa dan mendorongnya secara aksial menuju sisi kompresi.
Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan
kapasitas tinggi, seperti sistem irigasi. Contoh pompa aksial terdapat
pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Pompa Aksial. Sumber: (Kurtz, 2005)

2.3.2.2. Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal merupakan jenis pompa yang banyak digunakan
di industri. Pompa ini termasuk dalam jenis pompa aktuasi dinamis atau
non-positive displacement pump. Pompa sentrifugal sendiri memiliki
prinsip kerja yang mengubah energi kinetik berdasarkan kecepatan
aliran fluida menjadi energi potensial atau energi dinamis. Fluida
mengalir melalui impeller berputar di dalam rumah pompa. Sifat pompa
sentrifugal adalah mentransfer energi yang terdapat pada sudu-sudu
(baling-baling) pompa berdasarkan perubahan arah aliran, atau biasa
disebut hidrodinamika. Laju aliran pompa sentrifugal selalu sebanding
dengan jumlah putaran. Total head atau tekanan yang dihasilkan oleh
pompa sentrifugal sebanding dengan kuadrat kecepatannya. Dikenal
karena bentuknya yang sederhana, pompa sentrifugal ini hemat tempat,
ringan, dan murah untuk dipasang dan dirawat. Contoh pompa
sentrifugal ditunjukkan pada Gambar 2.3.
7

Gambar 2.3 Pompa Sentrifugal. Sumber: (Kurtz, 2005)

2.3.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Salah satu jenis pompa dengan non positive displacement pump adalah
prinsip kerja pompa sentrifugal, berikut adalah prinsip kerja pompa
sentrifugal:
1. Energi mekanik yang berasal dari unit penggerak yang diubah menjadi
energi cairan yang mengakibatkan adanya gaya sentrifugal yang
disebabkan oleh impeler yang berputar.
2. Energi pada kecepatan cairan selanjutnya dikonversi menjadi energi
potensial di dalam volute melalui diffuser dengan cara laju cairan
diperlambat.
3. Energi pada tekanan cairan yang muncul dari pompa sentrifugal adalah
suatu tekanan cairan di bagian pada sisi discharge.
Pada ketiga poin diatas maka pompa sentrifugal memiliki prinsip kerja
yang mana mengubah energi mekanik menjadi kecepatan fluida yang
selanjutnya energi kecepatan fluida di konversi menjadi energi tekanan yang
keluar dari pompa.

2.3.3 Dasar Perhitungan Pompa


Hukum kekekalan energi dapat dikembangkan ke dalam suatu persamaan
yaitu persamaan kontinuitas. Aliran fluida didalam pipa yang mengalir pada
8

ali mempunyai kecepatan yang didapat menurut persamaan kontinuitas pada


aliran yang stabil (steady state) yang tidak mengacu pada waktu:

m=ρ 1 . v 1 . A 1

Sedangkan

Q=v . A

Sehingga
ρ 1.Q 1= ρ2. Q 2

Untuk fluida incompressible

ρ 1=ρ 2

Maka
Q 1=Q 2

Jadi persamaan diatas dapat ditulis:

v 1 . A 1=v 2. A 2

Dimana :

m=Laju aliran massa(kg /s)

3
ρ=Massa jenis(kg /m )

q=Kapasitas aliran ( )
m3
s

v=Kecepatan aliran(m/s)

A=Luas penampang pipa (m 2 )

Aliran pompa yang mengalir pada pipa kecepatan fluida menuju pompa,
dapat dihitung dengan persamaan :

Q
v=
A

Dimana :
9

v=Kecepatan aliran fluida dalam pipa(m/s )

Q=Kapasitas aliran(m3 /s)

A=Luas penampang pipa (m 2)

π
A= × D2
4

Pada saat merancang sistem pompa air, hal yang perlu diketahui pertama-
tama adalah debit dan head yang diperlukan untuk menggerakan zat cair yang
akan dipompakan. Pengertian dari head pompa adalah dalam suatu elevasi
berapa energi yang dapat diberikan oleh pompa. Head pompa masing-masing
berbeda tergantung dari berat jenis fluida yang dapat mengalir, akan tetapi
standar yang dapat dilakukan produsen pompa untuk memberikan spesifikasi
head pompa adalah head pompa dalam suatu kolam air.
Total Dynamic Head secara generik dipakai buat merancang sistem pompa
menggunakan memperhitungkan tekanan permukaan, disparitas kecepatan
aliran, disparitas tinggi, dan rugi-rugi yang akan terjadi pada pada sistem
perpipaan. Hasil perhitungan menurut Total Dynamic Head merupakan head
minimum yang wajib disediakan pompa buat mengalirkan fluida sinkron
menggunakan sistem pompa yg telah direncanakan. Pada Gambar 2.4
berikut :
10

Gambar 2.4 Aliran Fluida Dengan Sistem Pompa

Cara menghitung total dynamic head :

TDH =∆ H p + H ST + H L+ H v

Dimana :

TDH = Total Dynamic Head (m)


∆ Hp=Perbedaan head tekanan pada kedua permukaan(m)

(ρ2−ρ 1)
∆ Hp=
y

∆ Hv=Head yang diakibatkan perbedaan kecepatan(m)

(V d 2−V s2 )
∆ Hv=
2g

H ST =Head statis(Zd – Zs)(m)

H L=Head Losses pada sisi suction ke discharge (m)

Head total pompa terpasang dapat dinyatakan dengan rumus:

H=H D−H S
11

( )( )
2 2
PGD V D P GS V S
H= + +Z D − + +Z S
Y 2g Y 2g

P GD−PGS V D2−V S 2
H= − +(Z D−Z S)
Y 2g

Dimana:

H=Head total pompa(m)

P GD=Tekanan pada discharge( N /m2 )

P GS=Tekanan pada suction (N / m 2)

3
Y =Berat jenis(N /m )

Z D=Elevasi sisi discharge ( m )

Z S=Elevasi sisi suction(m)

V D=Kecepatan aliran discharge( m/s)

V S=Kecepatan aliran suction

2.4 Motor Listrik

Gambar 2.5 Motor Listrik

Motor listrik adalah suatu mesin listrik yang sering digunakan untuk untuk
mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, hasil dari konversi energi
12

mekanik ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sesuai keperluan. Ada
dua jenis pompa pada motor AC (Alternatif Current) yaitu :

2.4.1 Motor Sinkron


Motor sinkron, yaitu motor AC (Arus Bolak-balik) yang bergerak pada
kecepatan konstan atau tetap pada frekuensi tertentu. Meskipun beban pada
motor sinkron bertambah, kecepatan putaran pada motor sinkron tidak akan
berkurang, namun kekurangan motor sinkron tidak dapat melakukan awalan
putaran sendiri, motor ini memerlukan DC (Arus Searah) yang menghasilkan
medan magnet rotor dengan dihubungkan ke rotor, motor ini disebut motor
sinkron karena kutub medan rotor ditarik oleh kutub medan stator dan
berputar dengan kecepatan yang sama.

2.4.2 Motor Induksi


Motor induksi, pada motor AC adalah yang paling umum digunakan di
industri. Motor DC merupakan motor konduksi karena arus mengalir
langsung melalui sikat dan komutator, jadi kita bisa anggap bahwa motor DC
adalah motor konduksi. Oleh karena itu, jenis motor AC ini disebut juga
motor induksi (Timmerman dkk, 2016).
2.5 Daya pada Sistem Pompa
Daya dapat dimaknakan sebagai energi dibagi satuan waktu. Daya yang
berkaitan dengan sistem pompa terdapat tiga hal, yaitu daya air (Water Horse
Power), daya poros (Brake Horsepower), dan daya listrik untuk menggerakan
sistem pompa agar bekerja. Besarnya daya pada tiga hal tersebut dapat dihitung
berdasarkan dengan rumus sebagai berikut :

2.5.1 Daya Air (Water Horse Power)


Daya hidrolis dalam daya pompa teoritis adalah daya dari pompa
sentrifugal yang dipakai untuk mengalirkan atau menjalankan debit air pada
head tertentu. Daya air dapat digunakan dengan persamaan berikut :
Y .H .Q
WHP=
1000
13

Dimana:

WHP=Water Horse Power (kW )

3
Y =Berat jenis air ( N /m )

H=Head total pompa(m)

Q=Debit (m 3 / s )

2.5.2 Daya Poros (Brake Horse Power)


Daya poros merupakan daya yang digunakan untuk menjalankan sebuah
pompa sama dengan daya hidrolis ditambah kerugian daya di dalam pompa.
Daya ini dapat ditampilkan sebagai berikut :
WHP
BHP=
η Pompa

Dimana:

BHP=Brake Horse Power (kW )

WHP=Water Horse Power ( kW )

η Pompa=Efisiensi pompa

2.5.3 Daya Motor


Daya penggerak atau daya pengendali adalah daya poros dengan efisiensi
mekanis atau efisiensi transmisi. Dapat ditampilkan dengan rumus sebagai
berikut :
BHP
P¿ =
η Motor

Dimana:

P¿ =Dayamasuk (kW )

BHP=Brake Horse Power ( kW )

η Motor=Efisiensi Motor

2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


14

Matahari merupakan sumber energi yang sangat potensial untuk kebutuhan


kehidupan manusia, dan energi tersebut dapat diperoleh dari panas yang merambat
ke permukaan bumi atau dari cahaya yang mengenai permukaan bumi. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan sinar matahari, terutama sel
surya, untuk mengubah intensitas matahari dapat menghasilkan sumber energi
listrik untuk konsumsi manusia. Mengingat pasokan energi matahari dari matahari
yang mencapai di permukaan bumi mencapai 3x1024 joule per tahun, maka
pilihan sumber energi terbarukan sangat wajar. Jumlah energi ini setara dengan
10.000 kali konsumsi energi saat ini di dunia. Di Indonesia, sinar matahari yang
melimpah dan merata serta dapat ditangkap di seluruh kepulauan Indonesia,
merupakan sumber energi yang sangat potensial untuk hampir sepanjang tahun
(Yuliananda dkk, 2015).
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan peralatan atau suatu
sistem pembangkit listrik yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
Komponen utama dari sistem photovoltaic adalah sel surya yang berguna untuk
mengubah suatu energi cahaya menjadi energi listrik. Permasalahan utama pada
photovoltaic adalah besarnya daya yang dihasilkan cenderung tidak konstan
karena hasil dari daya listrik yang dihasilkan dipengaruhi oleh intensitas cahaya
dan suhu di lingkungan sekitar, karena daya yang dihasilkan oleh photovoltaic
berbanding lurus dengan besarnya intensitas matahari yang diterima panel,
kemudian ada faktor lain juga yang mempengaruhi besarnya intensitas matahari
yang diterima seperti letak astronomi lokasi pemasangan panel. Photovoltaic yang
memiliki efisiensi sebesar 10%, pada saat intensitas matahari yang diterima
sebesar 1.000 W/m 2 dan pada suhu sebesar 25 ℃ , photovoltaic dapat
mengeluarkan daya listrik sebesar 100 Watt (Pangestuningtyas dkk, 2014).
Berdasarkan secara teknologi berbagai jenis sel photovoltaic telah
dikembangkan, tetapi untuk sistem PLTS photovoltaic di Indonesia umumnya
digolongkan terdapat tiga jenis sel yang dipergunakan, yaitu Monokristal (Mono-
crystalline), Polikristal (Poly-Crystalline), dan Thin Film Photovoltaic (Purwoto
dkk, 2018), berikut adalah penjelasan dari tiga jenis sel yang dipergunakan :

2.6.1 Monokristal (Mono-crystalline)


15

Panel ini merupakan panel paling efisien yang diproduksi dengan


teknologi terbaru dan menghasilkan output listrik tertinggi dari semua unit
persegi Kristal tunggal dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan konsumsi
daya tinggi di tempat dengan iklim ekstrim dan kondisi alam yang sangat
keras. Hal ini hingga 15% efisien. Kerugian dari panel jenis ini adalah bahwa
tidak bekerja dengan baik di tempat gelap (teduh) dan secara signifikan kurang
efisien pada hari berawan.

2.6.2 Polikristal (Poly-Crystalline)


Merupakan Panel Surya yang mempunyai susunan kristal rambang
lantaran dipabrikasi menggunakan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan
luas bagian atas yang lebih akbar dibandingkan menggunakan jenis
monokristal buat membuat daya listrik yang sama. Panel suraya jenis ini
mempunyai efisiensi lebih rendah dibandingkan tipe monokristal, sebagai
akibatnya mempunyai harga yang cenderung lebih rendah.

2.6.3 Thin Film Photovoltaic


Ini memiliki struktur lapisan tipis silikon mikrokristalin dan amorf, dan
merupakan modul surya (pada dua lapisan) dengan efisiensi modul hingga
8,5%, sehingga membutuhkan luas yang dibutuhkan per watt dan
menghasilkan daya lebih dari satu kristal .Menjadi & polikristal. Inovasi
terbaru adalah tenaga surya triple junction film tipis (pada tiga lapisan). Ini
beroperasi sangat efisien di udara yang sangat berawan dan dapat
menghasilkan daya hingga 45% lebih banyak daripada jenis modul lain dengan
peringkat daya yang sama.

2.7 Komponen-komponen PLTS


Maksud dari komponen-komponen panel surya adalah berbagai macam
peralatan yang dipakai untuk membuat cara kerja panel listrik tenaga surya agar
dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Melalui sebuah sistem yang terdiri dari
komponen panel surya serta teknologi fotosel, maka energi cahaya matahari bisa
dikonversi menjadi energi listrik. Komponen listrik tenaga surya yang digabung
dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat menjalankan tugasnya
dengan optimal. Jika komponen mendapat kerusakan atau gangguan maka proses
16

dari energi sinar matahari menjadi energi listrik menjadi masalah atau terganggu
(Masdar dkk, 2018). Beberapa komponen panel surya sebagai berikut :

2.7.1 Panel Surya


Panel surya adalah suatu alat yang mengkonversi dari energi sinar
matahari menjadi energi listrik. Panel surya biasanya disusun dari beberapa sel
surya yang digabung secara seri atau paralel yang bergantung pada kapasitas
kebutuhan. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kinerja panel surya
untuk menghasilkan daya, beberapa hal yang penting untuk diperhatikan agar
efisiensi kinerja panel surya dapat dimaksimalkan yaitu intensitas penyinaran
matahari, orientasi panel surya, dan temperatur panel surya.

Gambar 2.6 Panel Surya Polikristal


(Sumber : www.pinterest.com)

Intensitas cahaya matahari mempengaruhi keluaran panel surya. Semakin


rendah intensitas cahaya yang diterima panel surya maka arus (Isc) semakin
rendah. Akibatnya, titik daya maksimum berada di titik bawah. Orientasi panel
surya agar panel surya dapat menghasilkan energi yang maksimal, sangat
penting untuk mengarahkan deretan panel surya ke arah matahari. Misalnya,
untuk lokasi di belahan bumi utara, modul surya harus menghadap ke selatan,
di lokasi belahan bumi selatan, modul surya juga terletak ke arah utara. Pada
temperatur panel surya idealnya, modul surya beroperasi pada suhu standar 25
derajat Celcius. Saat suhu naik, begitu juga efisiensi output panel surya.
Kenaikan suhu di atas suhu kamar panel surya melemahkan tegangan yang
17

dihasilkan (Voc). Setiap kali suhu panel surya naik 1oC (25oC atau lebih), total
daya yang dihasilkan (daya) berkurang sekitar 0,5%. Menghitung besarnya
daya yang berkurang pada saat temperatur di sekitar panel, digunakan rumus
sebagai berikut :

0,5 %
Psaat T naik ℃ = × PMPP × Kenaikan Temperatur ℃

Dimana :
Psaat T naik ℃ =Daya pada saat temperatur naik ℃

P MPP=Daya keluaranmaksimum panel surya

Daya output maksimum panel surya pada saat temperaturnya naik menjadi t
℃ dari temperatur standarnya diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :

P MPP saatnaik menjadi t ℃=P MPP−P saat T naik ℃

Dimana :
P MPP saat naik menjadi t ℃=daya keluaran maksimum panel surya pada

saat temperatur di sekitar panel surya naik

menjadi t ℃ dari temperatur standarnya

Faktor koreksi temperatur (Temperature Correction Factor) diperhitungkan


dengan rumus sebagai berikut :

PMPP saat naik menjadi t ℃


TCP=
PMPP

Area array (PV Array) diperhitungkan dengan menyertai dan menggunakan


rumus sebagai berikut :

EL
PV Area=
G AV ×ηpv ×TCP

Dimana :
E L =Pemakaian energi (kWh /hari)
18

G AV =Daya maksimum keluaran(output ) panel surya (W )

η pv=Efisiensi panel surya

TCP=Temperature Correction Factor

Kemudian hasil perhitungan area array, sehingga hasil daya yang dibangkitkan
PLTS (Watt peak) dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :

Pwatt peak =PV Area × PSI × ηpv

Dimana :
PSI =Peak Solar Insolation(1000W /m2)

η pv=Efisiensi panel surya

Daya (Wpeak) yang dibangkitkan PLTS untuk memenuhi kebutuhan energi,


diperhitungkan dengan persamaan-persamaan sebagai berikut :

P watt peak
Jumlah Panel Surya=
P MPP

Dimana :
Pwatt peak =Daya yang dibangkitkan (℘)

P MPP=Dayamaksimum keluaran(output ) panel surya(W )

2.7.2 Charge Controller


Sebuah komponen di dalam sistem PLTS yang berguna sebagai pengendali
arus listrik yang digunakan maupun arus yang masuk dari panel PV maupun
arus yang keluar. Selain berguna sebagai pengendali komponen tersebut
bekerja menjaga baterai dari pengisian berlebihan (Over Charge), dengan cara
mengatur tegangan dan arus dari panel surya ke baterai. Masukan atau keluaran
untuk disesuaikan dengan arus (IMPP) pada keluaran array dan tegangan
baterai. Kapasitas charge controller dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

I =I SC × N P × F safe
19

Dimana :
I= Arus( Ampere)

I SC =Short circuit current

N P=Jumlah Panel

F safe =Safety Factor

Gambar 2.7 Charge Controller


(Sumber : www.must-solar.com)

2.7.3 Baterai
Baterai merupakan sebuah alat yang difungsikan untuk menyimpan daya
yang dihasilkan oleh panel surya yang digunakan oleh beban. Kemudian daya
yang tersimpan bisa digunakan saat kondisi energi cahaya matahari rendah atau
pada kondisi pada malam hari. Baterai yang sering digunakan dalam
penggunaan surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam
(maintenance-free lead-acid batteries), yang juga disebut baterai recombinant
atau VRLA (Valve Regulated Lead Acid)

Hal yang menjadi ketentuan dalam membatasi tingkat pengosongan


maksimum diberlakukan pada sebuah baterai. Tingkat kedalaman dalam
pengosongan (Depth of Discharge) biasanya dinyatakan dalam persentase.
20

Misalnya suatu baterai mempunyai DOD 80%, memiliki makna bahwa hanya
80% dari energi yang tersedia dapat dipergunakan 20% yang berada dalam
cadangan. Pengaturan DOD sangat berperan dalam menjaga usia pakai
(lifetime) dari sebuah baterai. Besarnya kapasitas baterai yang dibutuhkan
untuk mengisi kebutuhan energi harian dapat dihitung pada rumus berikut :

Erough =E × D

Dimana :
Erough =Jumlah penyimpanan energi yang dibutuhkan

D=hari−hari otonomi (hari)

E=Total konsumsi energi( kWh)

Untuk mencari keamanan energi dapat dihitung pada rumus berikut :

Erough
E safe =
MDOD

Dimana :
Erough =Jumlah penyimpanan energi yang dibutuhkan

E safe =Keamanan energi

MDOD=Maximum depth of discharge

Untuk menghitung kapasitas baterai dapat dihitung pada rumus berikut :

Esafe
C=
Vb

Dimana :
C=Total Kapasitas Baterai( Ah)

E safe =Keamanan energi

V b =Voltage Battery ( V )
21

Untuk menghitung kapasitas baterai dapat dihitung pada rumus berikut :

C
N batteries =
Cb

Dimana :
C=Total Kapasitas Baterai( Ah)

N batteries =Jumlah baterai

C b=Kapasitas Baterai

Untuk menghitung baterai yang terhubung secara seri dapat dihitung pada
rumus berikut :

V DC
NS=
Vb

Dimana :
N S =Jumlahbaterai seri

V DC =Tegangan DC

V b =Tegangan Baterai

Untuk menghitung baterai yang terhubung secara seri dapat dihitung pada rumus
berikut :

N batteries
N P=
Ns

Dimana :
N P=Jumlah baterai paralel

N batteries =Jumlah baterai

N S =Jumlahbaterai seri
22

Gambar 2.7 Aki kering 100Ah


(Sumber : www.tokopedia.com)

2.7.4 Inverter
Inverter merupakan sebuah alat yang difungsikan untuk mengkonversikan
arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC). Inverter
menghasilkan arus bolak-balik dari arus searah yang berasal dari perangkat
baterai atau panel surya. Pemakaian inverter hanya untuk pengguna yang
menggunakan arus listrik bolak-balik dalam pembangkit listrik tenaga surya.
Pemilihan inverter untuk penggunaan tertentu, tergantung kebutuhan beban
serta apakah inverter akan menjadi bagian dari sistem yang terhubung ke
jaringan listrik atau sistem yang independen.

Gambar 2.8 Inverter Sine Wave


(Sumber : www.didisolar.com)
23

Berdasarkan gelombang hasil dari inverter yang dihasilkan, terdapat tiga


pengelompokan, yaitu square, modified, dan true sine wave. Gelombang yang
yang mampu menghasilkan gelombang terbaik adalah gelombang yang
menghasilkan sinusoida murni atau true sine wave yaitu dengan gelombak
bentuk yang sama dengan bentuk gelombang dari jaringan listrik (grid utility).
Kemudian untuk menghitung kapasitas inverter dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

Pinv =V ov × I sc × f c

Dimana :
V ov =Tegangantanpa beban

I sc =Arus hubung singkat

f c =faktor koreksi

2.7.5 Penghantar
Kabel listrik sebagai komponen penghantar listrik yang umumnya
digunakan bahan tembaga atau alumunium. Tembaga yang digunakan untuk
penghantar listrik paling umumnya tembaga elektrolisis, dengan kemurnian
99%. Ketentuan mengenai KHA suatu penghantar listrik pada motor listrik
menurut PUIL 2000 adalah sebagai berikut :

“Penghantar rangkaian akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh


mempunyai KHA kurang dari 125% dari arus nominal beban penuh (pasal
5.5.3.1).”
24

Gambar 2.9 Kabel Listrik 220 volt


(Sumber : www.zhpays.ga)

Dengan mengetahui besarnya KHA suatu penghantar, maka dapat


menentukan diameter penghantar yang akan digunakan. Kemudian jatuh
tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pemberi dan tegangan ujung
penerima. Jatuh tegangan dapat dihitung dengan persamaan berikut :

2
A=π . r

Dimana :
2
A=Luas penampang (mm )

π=nilainya 3,14

2
r =½ dari diameter kabel

L
R=ρ
A

Dimana :
R=Hambatan(Ω)

ρ=Massa jenis Cu0,017241(Ω mm2 / m)

L= panjang kabel

∆ V =I . R . cosθ

Dimana :
∆ V =Jatuh tegangan(V )

I = Arus beban( A)

R=Hambatan(ohm )

cosθ=Faktor daya

∆V
∆ V %= 100 %
V

Dimana :
∆ V =Jatuh tegangan(V )
25

∆ V %=Rugi tegangan dalam(%)

V =Tegangan sumber (V )
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian dilakukan dengan merancang bangun sistem pompa air energi panel
surya yang diawali dengan merancang bagian pompa air agar dapat memompa air
sesuai dengan medan ketinggian dan kebutuhan selanjutnya merancang panel
surya yang dapat memenuhi kelistrikan pada pompa air. Saat merancang panel
surya dibutuhkan komponen-komponen pendukung untuk sistem panel surya agar
dapat memberikan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
pada pompa air. Setelah merancang bangun sistem pompa air energi panel surya
selanjutnya dilakukan uji coba sistem pompa air energi panel surya dan
menganalisis hasil dari uji coba tersebut apakah panel surya dapat memenuhi
energi listrik pada pompa air atau tidak dapat memenuhi. Kemudian juga
dilakukan analisis apakah air dapat memenuhi kebutuhan sesuai perancangan
sistem pompa air energi panel surya.

3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian


Proses pengerjaan penelitian ini dilakukan di tempat warga desa yang
mengalami permasalah kekurangan air bersih yaitu di tempat warga desa RW 10
desa Sirnajaya kecamatan Gununghalu kabupaten bandung barat. Proses
pengerjaan penelitian ini melibatkan warga desa dalam proses perizinan tempat,
pengambilan data, dan dalam proses membantu dalam membuat sistem pompa air
energi panel surya.

3.3 Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian
dilakukan dengan tahap-tahap yang memiliki tujuan untuk mencari dan menjawab
permasalahan.

1. Studi Literatur
Mengkaji teori sebagai penunjang penelitian dan sebagai proses
perancangan yang didapat berasal buku, internet, jurnal nasional, jurnal
internasional, dan artikel ilmiah yang berhubungan dengan penelitian ini,
khususnya dalam bidang sistem pembangkitan listrik, penggunaan motor

26
27

listrik, mesin listrik, dan mata kuliah lainnya yang berhubungan dalam
merancang bangun sistem pompa air energi panel surya.

2. Diskusi
Diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing berkaitan dengan topik
skripsi ini, yaitu mengenai dalam bidang sistem pembangkitan listrik,
penggunaan motor listrik, mesin listrik, dan mata kuliah lainnya khususnya
dalam merancang bangun sistem pompa air energi panel surya.

3. Observasi
Observasi penelitian dilakukan dengan pengumpulan data-data yang
dilakukan secara langsung turun ke lapangan dan pengumpulan data-data yang
dibutuhkan dari jurnal penelitian yang sudah ada. Pada pengambilan data
secara langsung mengunjungi tempat data yang didapat berupa spesifikasi
komponen-komponen yang dibutuhkan untuk merancang bangun sistem pompa
air energi panel surya dengan pertimbangan dari kondisi keadaan berupa terik
matahari, kondisi medan berupa jarak dari tempat air ke tempat panel surya,
dan kebutuhan air bersih yang dibutuhkan warga.

3.4 Prosedur Penelitian


Pada saat melakukan penelitian ini memiliki prosedur-prosedur penelitian agar
tujuan penelitian dapat tercapai. Berikut ini yang ditunjukan pada gambar 3.1
merupakan rincian tahapan penelitian yang akan dilakukan meliputi:
28

Gambar 3.1 Diagram Alir Alur Penelitian

Pada diagram penelitian di atas, berikut adalah penjelasan singkat mengenai


diagram alir tersebut:

1. Studi pendahuluan
Pada hakikatnya, studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan
dan membangun berbagai informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan penelitian. Kegiatan ini mencakup kegiatan penelitian kepustakaan
yang bertujuan untuk memperoleh informasi sebagai basis pengetahuan untuk
mendukung proses penelitian mulai dari desain penelitian, perancangan dan
pembuatan sistem, pengumpulan data hingga analisis data dan tahap
29

interpretasi. Sumber tersedia di Internet, buku, jurnal ilmiah, dan publikasi


ilmiah lainnya.

2. Observasi lapang
Pada Tahap ini observasi lapangan dilakukan dengan pengumpulan data-
data yang dibutuhkan kemudian dilakukan secara langsung terjun turun ke
lapangan Pada pengambilan data secara langsung mengunjungi tempat
disiapkan data-data yang diperlukan untuk perancangan sebelum rancang
bangun alat sistem pompa air energi panel surya.

3. Rancang Bangun sistem


Pada tahap ini sistem dirancang dan dibangun atau dibuat alat sistem
pompa air energi panel surya yang dapat menunjang kebutuhan air bersih
warga, dilakukan perancangan dengan mempertimbangkan sesuai hasil
observasi lapangan dirancang berawal dari pompa air yang dapat
mendistribusikan air bersih ke warga desa dan selanjutnya merancang sistem
panel surya yang dapat memenuhi kebutuhan energi listrik pada motor listrik
untuk memompa air bersih, selanjutya membuat alat sistem pompa air energi
panel surya hingga selesai sesuai rancangan dimulai dengan pembuatan
pompa air beserta mendistribusi ke warga desa dan pembuatan sistem panel
surya beserta kabel penghantar untuk menghidupkan motor listrik dan pada
bagian akhir dilakukan perapihan tempat yang dibangun.

4. Pengujian sistem
Pada tahap ini sistem diuji coba dengan mengoperasikan seluruh bagian
sistem, mulai dari sistem panel surya hingga sistem pompa air untuk
dianalisis hasil kinerjanya. Jika performansi sistem masih sesuai dengan
perancangan sistem, maka sistem tersebut layak untuk di akuisisi data dan
sistem dapat ke tahap berikutnya karena masih berjalan sesuai kinerja. Sistem
yang masih kinerjanya belum sesuai dengan rancangan sistem maka sistem
termasuk kedalam kategori belum layak sehingga sistem harus masuk ke
tahap modifikasi atau perbaikan sistem, sistem yang masuk kedalam belum
layak harus perbaikan sesuai dengan permasalahan yang menyebabkan belum
layak. Sistem yang telah perbaiki kemudian diuji coba kembali kelayakannya.
30

5. Perbaikan sistem
Perbaikan sistem merupakan tahapan modifikasi atau memperbaiki
sistem yang belum sesuai sebagaimana fungsinya pada rancangan yang
dibuat. Sistem yang diperbaiki dapat berupa sistem pada panel surya yang
terdapat komponen-komponen pendukung untuk sistem kelistrikan, kemudian
sistem yang diperbaiki juga bisa pada sistem pompa air baik baik segi tempat
penampungan air bersih air ataupun pendistribusian air bersih dari sumber air
bersih ke tempat penampungan air bersih.

6. Pengeloaan data
Data yang didapat pada tahap sebelumnya disajikan dan diolah pada
aplikasi Microsoft Office Excel 2013. Data dari pengujian sistem pompa air
energi panel surya dapat diperhatikan dan dianalisis bahwa apakah sistem
yang beroperasi selalu melakukan hasil yang sama, sehingga dapat dicari
penyebab dan dibuat kesimpulan untuk pengembangan kebutuhan air bersih
di warga desa tersebut.

7. Pembuatan Laporan
Pada tahap akhir ini adalah pembuatan laporan yang mana pada saat
semua kegiatan penelitian yang telah dilakukan dari awal hingga akhir
kemudian dilakukan pembuatan laporan. Laporan yang dibuat disesuaikan
dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun 2019.

3.5 Rancangan Sistem


Pada rancangan ini merupakan gambaran rancangan sistem pompa air energi
panel surya yang langsung di RW 10 desa sirnajaya kecamatan gununghalu
kabupaten bandung barat pada gambar berikut 3.2 adalah gambaran sistem pada
rancangan tersebut yang terdapat sistem panel surya sebagai sumber energi listrik
dan sistem pompa air untuk menyalurkan air bersih dari sumber air ke tempat
penampungan air toren:
31

Gambar 3.2 Sistem Pompa Air Energi Panel Surya

Pada sistem kelistrikan terdapat komponen-komponen listrik seperti panel


surya, kabel listrik, dan box listrik. Box listrik terdiri dari komponen-komponen
untuk sistem panel surya seperti solar charge controller, baterai (accumulator),
dan inverter. Selanjutnya sistem pompa air yang terdiri dari motor pompa listrik,
pipa air, dan toren air sebagai penampungan air bersih :
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Eric, Chris Dohan, and Aaron Sikora, “Solar Panel Peak Power
Tracking System,” A Major Qualifying Project, Worcester Polytechnic
Institute,2003.
Bachtiar, Muhammad, “Prosedur Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Surya untuk Perumahan (Solar Home System)”, SMARTek, Vol.4 No.3,
Agustus 2006 : 176-182.
Buchari, M. Z., Sentinuwo, S. R., & Lantang, O. A. (2015). Rancang Bangun
Video Animasi 3 Dimensi Untuk Mekanisme Pengujian Kendaraan
Bermotor di Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Komunikasi
dan Informasi. Jurnal Teknik Informatika, 6(1).
Budiwiyanto, A., Adji, A. I., Darnis, A. D., Sitanggang, C., Rinjaya, D., Khairiah,
D., . . . Luthfita, W. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Celik, A., N., (2003). Long-term Energy Output Estimation for Photovoltaic
Energy Systems using Synthetic Solar Irradiation Data, Amsterdam,
Journal of Energy, Volume 8, Issue 5, pp. 499-493.
Dzulfikar, D., & Broto, W. (2016, October). Optimalisasi pemanfaatan energi
listrik tenaga surya skala rumah tangga. In Prosiding Seminar Nasional
Fisika (E-Journal) (Vol. 5, pp. SNF2016-ERE).
https://doi.org/10.21009/0305020614
Hartono, B., & Purwanto, P. (2015). Perancangan pompa air tenaga surya guna
memindahkan air bersih ke tangki penampung. SINTEK JURNAL: Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin, 9(1).
Pangestuningtyas, D. L., Hermawan, H., & Karnoto, K. (2014). Analisis pengaruh
sudut kemiringan panel surya terhadap radiasi matahari yang diterima oleh
panel surya tipe larik tetap. Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 2(4),
930-937.
Purwoto, B. H., Jatmiko, J., Fadilah, M. A., & Huda, I. F. (2018). Efisiensi
Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif. Emitor: Jurnal
Teknik Elektro, 18(1), 10-14.

32
33

Roza, E., & Mujirudin, M. (2019). Perancangan Pembangkit Tenaga Surya


Fakultas Teknik UHAMKA. JURNAL KAJIAN TEKNIK ELEKTRO,
4(1), 16-30.
Sidh, R. (2013). Peranan Brainware dalam sistem informasi manajemen. Jurnal
Computech & Bisnis, 7(1), 19-29.
Timmerman, F. I. (2016). SISTEM KONTROL OTOMASI POMPA AIR PADA
RESERVOIR PAM PAAL 2 MANADO BERBASIS PLC (Doctoral
dissertation, Politeknik Negeri Manado).
Wijanarko, A. (2011). Analisis kebutuhan dan ketersediaan air bersih unit
Kedawung PDAM Sragen. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/22207
Yuliananda, S., Sarya, G., & Hastijanti, R. R. (2015). Pengaruh perubahan
intensitas matahari terhadap daya keluaran panel surya. JPM17: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(02).

Anda mungkin juga menyukai