Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Penurunan Debit Curah
Hujan Terhadap Energi Listrik Pada Turbin PLTA Koto Panjang”.
Adapun penulisan tugas akhir dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
kurikulum akademis untuk menyelesaikan program studi (Strata I) pada
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau.
TEGUH PERDANA
173110480
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Febriani, Ira (2020), telah melakukan penelitian tugas akhir dengan judul
“Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (Plta) Pada Bendungan Lau
Simeme Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian pada tugas akhir ini bertujuan
untuk menganalisis potensi debit yang tersedia pada sungai Percut yang dapat
digunakan untuk PLTA, menganalisis potensi daya listrik yang dapat dihasilkan
pada lokasi studi, dan merancang desain dasar konstruksi untuk PLTA. Dalam
menentukan ketersediaan debit sungai, peneliti menggunakan metode F.J.Mock
lalu dilakukan simulasi tampungan bendungan Lau Simeme dan produksi listrik
yang dihasilkan. Setelah dilakukan analisis dapat diketahui bahwa bendungan
Lau Simeme memiliki potensi sebagai pembangkit listrik dengan daya (power)
yang dihasilkan sebesar 1,412 MW dan energi setiap tahun adalah sebesar 12,36
GWh.
Munandar Haris, Mustakin (2019), telah melakukan penelitian skripsi
dengan judul “Analisis Kehilangan Tinggi Tekan Aliran Pipa Untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro Skala Laboratorium”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui analisa kecepatan yang efektif pada aliran Pipa dengan
menggunakan variasi diameter pipa untuk Pembangkit Mikrohidro, dan untuk
mengetahui tinggi tekan aliran pipa untuk Pembangkit Mikrohidro. Dengan
penelitian berskala laboratorium ini, peneliti dapat menganalisa kehilangan
tinggi tekan aliran pipa yang berpengaruh pada pasokan listrik yang dihasilkan
di Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh). Pada penelitian ini, pipa
yang digunakan adalah pipa PVC dengan diameter yaitu pipa 1¼” (42 mm), Pipa
¾” (26 mm) , dan Pipa ½” (22 mm). PLTMh bekerja ketika air dalam jumlah
dan ketinggian tertentu dijatuhkan melalui pipa pesat (penstok) dan
menggerakan turbin yang dipasang diujung bawah pipa. Putaran turbin di kopel
(dihubungkan) dengan generator sehingga generator berputar dan menghasilkan
energi listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel listrik ke
rumahrumah penduduk atau konsumen lainnya. Jadi PLTMh mengubah energi
potensial yang berasal dari air menjadi energi listrik.
3.3.2 Waduk
Waduk adalah tampungan untuk menyimpan air pada waktu kelebihan
agar dapat dipakai pada saat diperlukan (Soedibyo,2003). Secara umum,
waduk adalah tempat atau media penampungan air yang berfungsi sebagai
tempat untuk menyimpan cadangan ketika terjadi kelebihan air. Sumber
utama air waduk adalah air dari aliran permukaan dan air hujan. Perbedaan
dari waduk dan bendungan yaitu bendungan adalah media sebagai penahan
air, sedangkan waduk adalah media penampungan air atau bangunan yang
terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan sehingga menyebabkan
genangan air dalam ketinggian tertentu (cadangan air). Menurut Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah (2004), berdasarkan funginya, waduk
di klasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Waduk Eka Guna (Single Purpose)
Waduk Eka Guna adalah waduk yang dioperasikan untuk memenuhi
satu kebutuhan saja, misalnya untuk air irigasi, air baku, atau PLTA.
2. Waduk Multi Guna (Multi Purpose)
Waduk yang berfungsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan, misalnya
waduk untuk memenuhi kebutuhan air, irigasi, air baku, dan PLTA.
3.3.4 Generator
Generator adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik
dari sumber energi mekanis. Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik, yaitu memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga
timbul GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi. Generator dihubungkan dengan turbin
melalui gigi - gigi putar sehingga ketika baling - baling turbin berputar maka
generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari
turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya
generator pembangkit listrik lainnya. Generator dapat dilihat pada gambar 3.9
Gambar 3.9 Generator dan Turbin (Sumber: PLTA Koto Panjang)
Tabel 3.1 Debit andalan dalam berbagai Kegunaan (Sumber: Soemarto, 1987)
Debit andalan berbeda halnya dengan debit aktual (debit real). Perhitungan
debit bertujuan untuk mengetahui berapa selisih ketika terjadinya penurunan daya
curah hujan terhadap debit yang tentunya berpengaruh terhadap daya listrik yang
dihasilkan. Debit merupakan jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang
sungai tertentu per satuan waktu (Arismunandar & Kuwahara,2000), yang dapat
dilihat dalam persamaan berikut :
V
Q= …………………………………………………………………………
t
(3.1)
Dimana :
Q = Debit aktual (m3/det)
V = Volume (m3)
T = Waktu (det)
Sedangkan debit andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan air dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Debit andalan
biasanya digunakan sebagai patokan ketersediaan debit yang masuk ke waduk
pada saat pengoperasiannya (Soemarto,1999). Untuk mencari debit andalan, kita
harus melihat rule curve. Rule curve adalah kurva/grafik yang menunjukkan
hubungan antara elevasi muka air waduk, debit outflow dan waktu dalam satu
tahun (Indra Karya, 1993). Rule curve ini digunakan sebagai pedoman
pengoperasian waduk dalam menentukan pelepasan yang diizinkan dan sebagai
harapan memenuhi kebutuhan. Rule curve dapat dilihat pada gambar 3.12
Dengan berpatokan pada rule curve, maka didapatkan persamaan untuk
mencari debit andalan dengan :
QPO
Q andalan= ×114 Mw…………………………..………………….(3.2)
Qmax
Dimana :
Qandalan = Debit andalan (Mw)
QPO = Rekomendasi debit powerhouse (Reffer to rule curve/tabel 3.2)
Qmax = Rekomendasi debit maksimum ketika air naik (348 m3/s)
Q Q
m
83 m 2 1 ak
1 9
a 5 5 s
m m
k 3 / 3
s /s s
1 14
2 0
5 m
81 m 3/
3 s
/s
2
6
5 Q
m/ m
3 a
79 s
1 k
1
5
s
m/
10
3
ELEVASI (mdpl)
10
s
5 5
m m
3/ 3/
s s
77
1
1
5
m
2
3
2
/s
9 3 6
5 12 5
0 0
m m m m
3 3/ 3/ 3
s
75 9 / s
9 1
/
5 s 5 1
s
m m 5
3 3 m
/s /8 39
s0 /s5
m m
3 3
/ /s
73 s
71
38 53
38 70
38 87
38 04
38 21
38 38
38 55
38 72
38 89
38 06
38 23
38 40
38 57
38 74
38 91
38 08
38 25
38 42
38 59
38 76
38 93
0
71
3
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
38
Gambar 4.1 Lokasi PLTA Koto Panjang Kab. Kampar (sumber: Google Earth)
4.2 Teknik Penelitian
Teknik penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat di
artikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
keadaan subjek atau objek dalam penelitian berdasarkan fakta- fakta yang tampak.
Dalam penelitian ini diperlukan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yang didapatkan berupa :
a. Wawancara, untuk mendapatkan gambaran langsung unit dan prosedur sistem
PLTA
b. Survei Kondisi PLTA dengan mendapatkan hasil nyata dimensi dilapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bagian yang terdapat dari PLTA,
meliputi:
a. Data teknis PLTA
b. Data elevasi minimum dan maksimum waduk
c. Data debit minimum dan maksimum PLTA
d. Data jenis, jumlah, dan energi yang dihasilkan turbin di PLTA
e. Dimensi waduk/ bendungan
f. Data curah hujan dari tahun 2013 – 2022.
Pengumpulan Data
Analisis Data
1. Analisis Hidrologi
2. Analisis Daya Turbin
3. Analisis Pengaruh Spesific Water
Consumption (SWC)
Selesai
Gambar 4.2 Tahap Penelitian