Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Fadjar Hadiansyah

NIM : D1131181014
Mata Kuliah : Turbin Air (UTS)

Judul Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTMH)


Jantur Tabalas Kalimantan Timur
Penulis dan Tahun Sri Sukamta, Adhi Kusmantoro. Tahun 2013
Abstrak Terjadinya lonjakan harga minyak di dunia, serta menurunnya
kualitas lingkungan yang akhir-akhir terjadi diakibatkan oleh
beberapa faktor seperti:
- Menipisnya cadangan minyak bumi di belahan bumi.
- Tidak stabil antara laju permintaan dan produksi minyak bumi.
- Meningkatnya pencemaran lingkungan dari penggunaan bahan.
bakar fosil, dan menipisnya lapisan ozon atmosfir yang dapat
menimbulkan malapetaka bagi manusia dan makhluk hidup di
dunia.
- Tuntutan pasar global, bahwa suatu saat pemerintah akan
menghapuskan subsidi pada BBM.
Dari beberapa faktor di atas, berbagai negara telah melakukan
berbagai penelitian untuk menemukan alternatif pengganti bahan
bakar minyak yang selama ini sebagai sumber energi utama dunia
yang lazim disebut sebagai bahan bakar fosil dengan sumber energi
terbarukan.
PLTMH adalah pembangkit listrik mikrohidro yang menggunakan
tenaga air sebagai media utama sebagai penggerak turbin dan
generator dengan skala daya yang dapat dibangkitkan 5 KW hingga
50 KW. Pada PLTMH terjadi perubahan energi kinetik berupa
(kecepatan dan tekanan air) yang digunakan untuk memutar turbin
air dan generator listrik hingga menghasilkan energi listrik. Secara
teknis, mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu sumber
air, turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas
tertentu disalurkan dengan ketinggian tertentu melalui pipa pesat
menuju rumah instalasi (powerhouse), di rumah instalasi tersebut
akan menumbuk sudu turbin yang akan menghasilkan energi
mekanik berupa putaran poros turbin. Putaran poros ini akan
memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.
PLTMH di Jantur Tabalas dibangun pada tahun 2007 dengan
kapasitas daya sebesar 40 KW. Tujuan yang ingin dicapai adalah
memanfaatkan energi potensi air menjadi energi listrik untuk
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Jantur Tabalas, dari debit
air tersedia saluran pengantar air yang menghasilkan data beban
listrik tersambung, sehingga dapat direncanakan kapasitas turbin
dan generator, serta tipe jaringan listrik dan menghasilkan tegangan
listrik yang konstan antara -5% s.d +10% dari tegangan listrik
efektif sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
Metode Penelitian Metode yang dilakukan adalah melakukan pengukuran debit air (Q),
pengukuran diameter pipa pesat (d), tinggi jatuh air (H), jumlah
beban terpasang, sehingga dapat menentukan turbin dan generator.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Jantur Tabalas, perkampungan
Linggah Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai
Barat selama satu tahun (September 2007 hingga Oktober 2008).
Uraian lingkup pekerjaan perencanaan PLTMH dimulai dengan
survey dan pemetaan jalur lokasi Jantur Tabalas yang mencakup
hulu, hilir Jantur Tabalas, pengukuran topografi/elevasi hulu dan
hilir Jantur Tabalas, perhitungan energi yang dapat dikonversikan,
pengukuran rumah turbin (PLTMH) dengan Kampung Linggang
Melapeh, perhitungan sistem transmisi energi ke konsumen dan
survey data kependudukan di Linggang Melapeh.
Hasil Penelitian Hasil pengukuran debit air sebelum areal Jantur Tabalas yaitu 323
liter/detik. Menurut pengamatan dan peneturan warga sekitar
didapat bahwa debit air Jantur Melapeh hampir merata sepanjang
musim, dari data pengukuran topografi, bahwa elevasi permukaan
sungai sebelum Jantur dan sesudah Jantur sejauh 400 m didapat
elevasi 15 m. Air yang melalui Jantur akan dibagu menjadi dua
aliran, aliran 1 memasuki pipa saluran penghunung ke ruang turbin
sebesar 85% x 323 liter/detik = 274,55 liter/detik, aliran 2 melalui
Jantur sebesar 15% x 323 liter/detik = 48,45 liter/detik.
Jantur Tabalas akan tetap berjalan walaupun debit airnya berkurang,
selanjutnya ai yang dialirkan melalui piapa ke turbin akan kembali
ke sungai.
Beban konsumen di Jantur Tabalas pada rumah permanen 450 VA
atau 360 Watt dengan faktor kerja 0,8 standar PLN diperoleh 360 x
113 = 40680 Watt. Dari hasil sensus penduduk Kampung Linggah
Melapeh Agustus 2007 jumlah KK = 326, sedangkan kemampuan
PLTMH adalah untuk 113 konsumen.
Untuk pipa transmisi diguakan pipa steel DN 508 dengan tebal 6,3
mm, turbin yang digunakan yaitu Turbin tipe Cross Flow 14 D3000.
Untuk jaringan distribusi daya listrik ke rumah penduduk digunakan
trafo step up dan trafo step down 50 KVA. Data jaringan listrik
menggunakan sistem radial, panjang jaringan dari Power House ke
pusat beban terjauh 820 m, dengan drop tegangan 1,03% masih
dalam batas standar PUIL 2000 yaitu sebesar 5%. Hasil pengamatan
grafik arus dan teganan menggunakan osiloskop 20 MHz,
Yokogawa 2 channel. Didapat besaran listrik output PLTMH
dengan tegangan terbesar 381 V, arus terbesar 71 A dan daya listrik
terbesar 37 KW.
Kesimpulan Terdapat manfaat yang didapat dari pembanguna PLTMH yaitu:
- Memberikan suplai listrik dengan kualitas yang baik.
- Menciptakan tenaga teknisi di desa.
- Membuka akses pada informasi.
- Membantu beberapa daerah yang masih sulit mendapatkan
energi listrik.
Tegangan listrik yang dibangkitkan pada saat melayani beban
maksimum dan minimum berkisar antara 378 – 381 V (sistem phasa
ke phasa), masih memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu (-5% s.d
+10%) dari tegangan efektif.

Judul Potensi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) di


Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur
Penulis dan Tahun Ikrar Hanggara dan Harvi Irvani. Tahun 2017
Abstrak Kebutuhan energi semakin meningkat seiring meningkatnya
perkembangan kebutuhan manusia. Berbagai divertifikasi
pemanfaatan sumber energi dilakukan untuk mengatasi semakin
menipisnya sumber energi yang memanfaatkan BBM (Bahan Bakar
Minyak). Salah satu solusi adalah memanfaatkan energi baru dan
terbarukan, seperti energi surya, angin, biomasa dan air. Potensi
energi air sebenarnya besar dan selama ini pemanfaatannya masih
belum maksimal. Maka dari itu, sudah selayaknya dikembangkan
untuk memenuhi energi listrik di daerah terpencil, pedesaan, dan
juga dikembangkan sebagai sistem interkoneksi dengan jaringan
PLN yang ada.
Ngantang bagian dari Kabupaten Malang, berada pada ketinggian
antara 500-700 m di atas permukaan laut. Dilihat dari kondisi
topografinya, potensi energi air yang digunakan sebagai sumber
energi PLTMH di daerah ini sangat tinggi. Untuk dapat menghitung
energi potensial listrik PLTMH perlu dilakukan analisis kekuatan
debit sungai (m3/s), tinggi jatuh air (meter) dan waktu rencana
operasi mesin pembangkit (jam). Data debit aliran diperoleh dengan
menghitung data aliran menggunakan metode FJ.Mock. Nilai
evapotranspirasi dalam penelitian ini menggunakan Metode
Penman. Sementara itu, data pengukuran debit dilakukan observasi
lapangan sebagai metode pengendalian debit hasil perhitungan
FJ.Mock. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan di empat lokasi
debit andalan sebesar 0,39 Q60 m3/detik (Jombok), 1,02 m3/detik
(Waturejo), 0,48 m3/detik (Ngantru I), 3,14 m3/detik (Ngantru II).
Besar rata-rata daya yang dibangkitkan dengan perhitungan adalah
47,75 K. Jumlah ini setara dengan pemenuhan kebutuhan listrik
sebanyak 47 rumah tinggal.
Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode analisa, metode survey dan
observasi lapangan. Metode survey lapangan mutlak untuk
dilakukan guna mengkalibrasi hasil perhitungan dan memastikan
bahwa perhitungan tidak melenceng jauh dari kondisi real di
lapangan. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juni 2016 di
Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Tribhuwana Tunggadewi, Malang. Survey dan kalibrasi perhitungan
dilakukan pada bulan Mei, dengan menggunakan alat sederhana
yaitu pelampung/currentmeter (mengukur kecepatan air), roll meter
(mengukur panjang) dan GPS (verifikasi titik lokasi potensi).
Pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui potensi energi
listrik yang akan dibangkitkan oleh PLTMH. Data yang diperlukan
yaitu :
- Data stasiun hujan Kec. Ngantang dan sekitarnya.
- Data Stasiun Debit (AWLR) Kec. Ngantang dan sekitarnya.
- Peta kontur skala 1:1000 Kec. Ngantang
- Peta citra/raster Kec. Ngantang.
Analisa data dilakukan dari penentuan target energi yang ingin
dihasilkan, penentuan beberapa alternatif titik lokasi potensi
PLTMH, ketersediaan debit tahunan untuk kondisi maksimum dan
minimum, analisa kontrol hasil perhitungan debit andalan terhadap
data debit, analisa lengkung kapasitas dan FDC (Flow Duration
Curve) pada lokasi pengamatan, analisa head pada data pengamatan
dan analisa perhitungan energi yang dihasilkan pada tiap titik
alternatif. Setelah didapatkan hasilkan perhitungan energi pada tiap
titik alternatif lokasi PLTMH, maka perlu dilakukan survey guna
mencocokkan data debit dan head yang direncanakan tidak terjadi
penyimpangan yang signifikan.
Hasil Penelitian Besar debit sementara didapat dari pengukuran lapangan.
Pengukuran dilakukan pada daerah yang curam dan sudah terdapat
bangunan berupa bendung. Terdapat beberapa bendungan yang
berada di Kecamatan Ngantang yang dijadikan acuan dalam
penentuan head aliran air menuju turbin, berdasarkan perhitungan
potensi PLTMH di 4 lokasi di Kecamatan Ngantang didapat rata-
rata energi terbangkitkan sebesar 47,75 KW. Nilai tersebut setara
untuk pemenuhan energi listrik sebanyak 47 rumah jika
diasumsikan kebutuhan daya tiap rumah sebesar 1 KW.
Kesimpulan Besar debit pengukuran langsung di lokasi di studi yaitu Desa
Jombok (0,95 m3/dt), Waturejo (1,443 m3/dt), Ngantru 1 (1,742
m3/dt), Ngantru 2 (3 m3/dr). Tinggi head berdasarkan pengukuran
lapangan adalah Desa Jombok (5 m), Desa Waturejo (3 m), Desa
Ngantru 1 (4 m), Desa Ngantru2 (4 m). Besar daya yang
terbagkitkan berdasarkan pengukuran debit adalah Desa Jombok
(46,60 KW), Desa Waturejo (42,47 KW), Desa Ngantru 1 (68,36
KW), Ngantru 2 (117,72 KW).

Judul Prototype Turbin Pelton Sebagai Energi Alternatif Mikrohidro


di Lampung
Penulis dan Tahun Dwi Irawan. Tahun 2014
Abstrak Energi air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan
memanfaatkan tenaga potensial yang tersedia (potensi air terjun dan
kecepatan aliran). Berdasarkan data Blueprint Pengelolaan Energi
Nasional tahun (2005), besar potensi energi air di Indonesia adalah
75.670 MW dan yang baru dimanfaatkan 4.200 MW (5,5%). Untuk
potensi Mikrohidro adalah 458,75 MW yang baru dimanfaatkan 84
MW (18%). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah
satu teknologi yang sudah terbukti tidak merusak lingkungan,
menunjang diversifikasi energi sebagai pemanfaatan energi
terbarukan, menunjang program pengurangan penggunaan BBM
dan sebagian besar konstruksinya menggunakan material lokal.
Penggunaan turbin air, khususnya turbin pelton banyak digunakan,
turbin jenis ini bekerja dengan memanfaatkan air jatuh/ketinggian
(head). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memepercepat
aliran dengan mengatur dimensi saluran masuk (nosel) turbin
maupun bentuk sudu turbin. Kinerja dari suatu turbin pelton
dipengaruhi oleh ketinggian, kecepatan aliran, sudut sudu, jumlah
nosel, ukuran aliran dan jumlah sudu. Turbin pelton adalah turbin
impuls yang dipakai untuk tinggi air jatuh yang besar. Aliran fluida
kerja dalam pipa akan keluar dengan kecepatan tinggi air jatuh (h)
melalui nosel. Tekanan air diubah menjadi kecepatan, pancaran air
dalam akan mengenai sudu turbin yang akan memutar generator
untuk menghasilkan energi listrik. Kelebihan turbin pelton yaitu
daya yang dihasilkan besar, konstruksi yang sederhana, perawatan
mudah, teknologi yang sederhana dan mudah diterapkan diaderah
terisolir. Turbin pelton mempunyai bagian utama yaitu nosel, runner
dan sudu. Nosel mempunyao fungsi mengarahkan air ke sudu
turbin, mengubah tekanan menjadi energi kinetik, mengatur
kapasitas air yang masuk turbin. Runner/roda jalan berfungsi
sebagai roda yang memutarkan poros dari tekanan yang ditimbulkan
air. Runner mempunyai jumlah sudu yang variatif terhadap diameter
runner itu sendiri, runner pada turbin pelton harus berupa piringan
melengkung yang dipasang pada poros vertikal. Pada perancangan
ini sudu menggunakan sendok makan yang dipasang di runner.
Runner uang digunakan dalam perancangan ditentukan dengan
jumlah bucket 40 buah.
Metode Penelitian Pada penelitian data yang diperlukan didapat melalui dua metode
yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian
dimulai dengan studi pustaka jurnal penelitian yang relevan,
menyiapkan alat turbin pelton, mempersiapkan beberapa peralatan
yang diperlukan dalam proses pengujian, mengukur debit air,
mengukur putaran turbin analisis data.
Hasil Penelitian Pengujian terhadap turbin air dilakukan untuk mendapat data
putaran (n), gaya (F) dan perhitungan terhadap kecepatan aliran
pada saluran (V), dalam penelitian terlihat bahwa daya paling tinggi
pada debit 0,0005 m3/det dengan nilai 4,97 Watt pada jumlah sudu
40. dan Efisiensi paling tinggi pada debit 0,0005 m3/det dengan
nilai 49 % pada jumlah sudu 40. Jadi jumlah sudu mempengaruhi
kinerja turbin Pelton terbukti bahwa jumlah sudu yang paling efektif
dalam penelitian ini yaitu pada jumlah sudu 40.
Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pengujian turbin
pelton yaitu jumlah sudu mempengaruhi kinerja turbin pelton,
terbukti bahwa jumlah sudu yang paling efektif dalam penelitian
yaitu pada jumlah sudu 40, dengan daya efektif pada debit 0,0005
m3/s sebesar 4,95 Watt dan efisiensi 4,9%

Judul Optimization Potential Analysis of Micro-hydro Power Plant


(MHPP) from River with Low Head
Penulis dan Tahun Romy Marliansyah, Dwini Normayulisa Puri, Andri Khootama,
Heri Hermansyah. Tahun 2018
Abstrak Listrik merupakan elemen fundamental yang sangat dibutuhkan
untuk pembangunan suatu negara. Semakin maju sebuah negara,
maka semakin besar listrik yang dibutuhkan. Namun di pelosok
Indonesia masih terdapat beberapa daerah yang belum merasakan
energi listrik karena terbatasnya akses jaringan listrik. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka dikembangkanlah pembangkit
listrik yang dapat diakses menggunakan sumber daya terbarukan
untuk menghasilkan biaya renda dan ramah lingkungan. Mikrohidro
merupakan salah satu solusi untuk hal tersebut, sebagai sumber daya
listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia terutama
daerah terpencil, karena kemampuan untuk menembus keterbatasan
akses transportasi dan teknologi, bahkan PLTMH mampu
menghasilkan daya hingga 100 KW. Namun bebrapa PLTMH di
Indonesia masih menghasilkan kurang dari daya tersebut. Salah satu
potensi PLTMH di Indonesia terletak di Kecamatan Sagalaherang,
Kabupaten Subang, Jawa Barat. PLTMH digerakkan menggunakan
energi kinetik air yang mengalir dari Sungai Ciasem untuk
menghasilkan listrik. Debit air sungai Ciasem sekitar 1,1 m3/s
dengan tinggi head 18,6 m. Untuk menghasilkan listrik, digunakan
generator tunggal (160 KVA) dengan daya yang dapat dihasilkan
maksimal hingga 120 KW. Sayangnya, PLTMH Subang saat ini
hanya menghasilkan daya sebesar 60 KW. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dan mengoptimalkan kerja PLTMH Subang
dengan debit air yang tersedia dan tinggi head, sesuai dengan
kapasitas genset dan jaringan yang terpasang.
Metode Penelitian Untuk menganalisis dan mengoptimalkan kerja PLTMH, ada
beberapa langkah yang dilakukan, meliputi persiapan, pengumpulan
data, analisis dan pengolahan data, serta perencanaan dan desain
ulang PLTMH. Persiapan dilakukan dengan menentukan data yang
dibuthkan, melakukan studi literatur untuk mendapatkan landasan
teori berkaitan dengan penangan masalah dan survei lokasi untuk
memperoleh gambaran kondisi lokasi.
Data dikumpulkan dengan menggunakan data primer dan sekunder.
Data primer meliputi lokasi dan kondisi irigasi saluran di PLTMH
Subang diperoleh dengan melakukan survei lapangan, sedangkan
data sekunder meliputi irigasi peta area saluran dan data rinci
diperoleh dari pembangkit.
Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan mengumpulkan
beberapa masukan antara lain data teknis, survei lapangan dan
literatur, data yang sudah lengkap kemudian dianalisis untuk
mendapatkan hasil yang optimal dan efektif.
Perencanaan dan desain ulang PLTMH dilakukan baik secara teknis
dan non teknis berdasarkan hasil dari analisis dan pengolahan data.
Hasil teknis diperoleh dari desain ulang pipa pesat, turbin cross-
flow, teknologi dan material lokal yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan pembangkit. Hasil non-teknis diperoleh dari
rencana pembangunan PLTMH.
Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan, didapat debit air (Q) = 1,5 m3/s dengan
mempertimbangkan debit yang tersedia dalam satu tahun, debit air
yang digunakan sebagai berikut:
- Total debit air terukur = 1,5 m3/s
- Debit yang melalui mikrohidro = 1,1 m3/s
- Debit irigasi = 0,4 m3/s
Diameter pipa penstock didapat 70 cm, parameter yang digunakan
untuk mendapat ukuran diameter pipa yaitu koefisien pipa stainless
(n) = 0,012 , debit air (Q) = 1,1 m3/s , panjang pipa (L) = 55 m ,
Head (H) 18,6 m.
Dengan menggunakan parameter desain ulang , daya yang diperoleh
dari PLTMH Subang mencapai 120 KW. Nilai ini 200% meningkat
dari kondisi sebelumnya yaitu 60 KW.
Kesimpulan Studi ini menganalisa tentang spesifikasi teknis PLTMH yang ada
di Subang saat ini dalam rangka mengoptimalkan kinerja guna
mencapai kapasitas terbaik dari genset yang terpasang dengan
kondisi head dan debit air yang rendah. Berdasarkan perhitungan,
desain pipa pesat memiliki diameter minimum yang dibutuhkan
sebesar 0,7 m untuk menahan debit 1,1 m3/s. Disamping itu, untuk
mengoptimalkan kinerja turbin cross-flow dengan debit 1,1 m3/s,
radius turbin yang lama harus didesain ulang menjadi 0,71 m,
dengan panjang sudu turbin yang lama menjadi 0,248 m. Semua
desain ulang yang diusulkan bisa meningkatkan potensi pembangkit
hingga 200% dari kondisi saat ini.

Judul Evaluating Micro Hydro Power Generation System Under


Climate Change Scenario in Bayang Catchment, kabupaten
Pesisir Selatan, West Sumatra.
Penulis dan Tahun Pinto Anugrah, Ahmad Agus Setiawan, Rachmawan Budiarto,
Sihana. Tahun 2015
Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu isu sentral yang dihadapi
oleh manusia saat ini. IPCC melaporkan bahwa pemanasan global
buatan manusia terutama yang disebabkan oleh emisi kaca karena
konsumsi bahan bakar fosil. Untuk mengurangi konsumsi bahan
bakar fosil, banyak negara termasuk Indonesia telah
mengembangkan energi terbarukan salah satunya pembangkit listrik
tenaga air. Pada banyak negara berkembang, tenaga air merupakan
salah satu solusi dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan, di
Indonesia sebanyak 10,68% dari total listrik dihasilkan dari sistem
tenaga air. Pembangkit listrik tenaga air skala kecil biasa disebut
mikrohidro, dapat menghasilkan daya hingga 100 kW. Dampak
pemanasan global yang ditandai dengan perubahan suhu dan curah
hujan berdampak pada sistem hidrologi di banyak sungai.
Perubahan sistem ini akan mempengaruhi ketersediaan air untuk
menghasilkan listrik dengan menggunakan tenaga mikrohidro.
Produksi tenaga air sangat sensitif terhadap jangka pendek dan
panjang variabilitas iklim. Perangkat lunak Water Evaluation and
Planning (WEAP) digunakan untuk mensimulasikan perubahan
pada sistem hidrologi dan mengkaji dampak terhadap pembangkit
listrik mikrohidro. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
dampak perubahan iklim terhadap pembangkit listrik mikrohidro
(PLTMH) di Das Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera
Barat.
Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode observasi secara langsung
yang berlokasi di Sungai Bayang Kabupaten Pesisir Selatan hingga
Kecamatan Bayang utara dan lepas ke laut india. Terdapat tiga
pembangkit listrik mikrohidro yang saat ini beroperasi dan
menghasilkan listrik. Pembangkit listrik mikrohisro yang dimiliki
adalah Pancuang Taba, Muaro Air dan Koto Ranah, kapasitas
pembangkit masing-masing 40 kW, 30 kW dan 30 kW. Penelitian
sebelumnya telah dilakukan dengan menggunakan metode tahun air
dan urutan iklim di DAS Bayang. Penelitian dilakukan berdasarkan
data historis klimatologi (curah hujan, kelembapan relatif, suhu,
penyinaran matahari dan kecepatan angin).
Hasil Penelitian Tiga pembangkit listrik mikrohidro yang saat ini beroperasi di
sepanjang Sungai Bayang menghasilkan listrik untuk satu desa.
Sekitar 350 rumah memanfaatkan listrik dari mikrohidro, listrik
juga digunakan untuk bangunan pemerintah dan penerangan jalan.
Semua data yang berkaitan dengan kondisi iklim dikumpulkan.
WEAP menghitung aliran sungai meggunakan metode lengas tanah.
Peta berbasis GIS diperlukan untuk memodelkan cekungan masing-
masing mikrohidro. Sebagai validasi data, hasil WEAP aliran sungai
bulanan dibandingkan dengan perhitungan debit menggunakan
Mock Metode. Perhitungan tersebut diterapkan pada tiga sub DAS
sebagai representasi dari masing-masing PLTMH, menggunakan
data historis klimatologi dari tahun 1992 hingga 2012. Hasil
perbandingan membuktikan bahwa perhitungan WEAP relatif sama
dengan debit aliran bulanan menggunakan Metode Mock. Dua
skenario berbeda dari laporan IPCC dilakukan untuk
menggambarkan kondisi perubahan iklim di Indonesia, khususnya
di Sumatera Barat. Perubahan iklim dalam kedua skenario
didefinisikan sebagai peningkatan suhu dan penurunan curah hujan
hingga tahun 2100, akibat perubahan emisi gas rumah kaca global.
Skenario A2 akan menyebabkan peningkatan suhu hingga 2,6oC
dam penurunan curah hujan hingga 40 mm pada tahun 2100. Selain
itu, skenario B2 akan menyebabkan peningkatan suhu hingga
2,25oC dan penurunan curah hujan hingga 30 mm pada tahun 2100.
Hasil simulasi menunjukan bahwa pembangkit listrik mengalami
penurunan pada kedua skenario. Pembangkit listrik di skenario A2
menurun lebih signifikan dibandingkan skenario B2. Hal ini
disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi dan penduduk lebih ekstrim
pada skenario A2 dibandingkan dengan skenario B2. Produksi daya
listrik pada proyeksi akhir tahun (2025) sebesar 553,2 MWh dan
611,1 MWh masing-masing dalam skenario A2 dan B2. Pembangkit
listrik berkurang sebesar 15,7% dalam skenario A2 dan 7,6% dalam
skenario B2.
Kesimpulan Hasil simulasi menunjukkan bahwa produksi listrik tahunan dari
ketiga mikrohidro menurun di bawah iklimmengubah skenario.
Pembangkit Koto Ranah relatif stabil dalam skenario perubahan
iklim dibandingkan skenario lainnyadua mikrohidro. Temuan ini
bisa menjadi petunjuk untuk adaptasi masa depan dalam
pembangkitan listrik di Kabupaten Pesisir Selatan. Pada penelitian
selanjutnya disarankan untuk membandingkan produksi listrik yang
telah dihasilkan dan disimulasikan pada penelitian ini dengan
kebutuhan listrik skala kecamatan. Selain itu juga dianjurkan untuk
menyusun skenario mitigasi gas rumah kaca berdasarkan temuan
dalam penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai