Judul Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTMH)
Jantur Tabalas Kalimantan Timur Penulis dan Tahun Sri Sukamta, Adhi Kusmantoro. Tahun 2013 Abstrak Terjadinya lonjakan harga minyak di dunia, serta menurunnya kualitas lingkungan yang akhir-akhir terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor seperti: - Menipisnya cadangan minyak bumi di belahan bumi. - Tidak stabil antara laju permintaan dan produksi minyak bumi. - Meningkatnya pencemaran lingkungan dari penggunaan bahan. bakar fosil, dan menipisnya lapisan ozon atmosfir yang dapat menimbulkan malapetaka bagi manusia dan makhluk hidup di dunia. - Tuntutan pasar global, bahwa suatu saat pemerintah akan menghapuskan subsidi pada BBM. Dari beberapa faktor di atas, berbagai negara telah melakukan berbagai penelitian untuk menemukan alternatif pengganti bahan bakar minyak yang selama ini sebagai sumber energi utama dunia yang lazim disebut sebagai bahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan. PLTMH adalah pembangkit listrik mikrohidro yang menggunakan tenaga air sebagai media utama sebagai penggerak turbin dan generator dengan skala daya yang dapat dibangkitkan 5 KW hingga 50 KW. Pada PLTMH terjadi perubahan energi kinetik berupa (kecepatan dan tekanan air) yang digunakan untuk memutar turbin air dan generator listrik hingga menghasilkan energi listrik. Secara teknis, mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu sumber air, turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian tertentu melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse), di rumah instalasi tersebut akan menumbuk sudu turbin yang akan menghasilkan energi mekanik berupa putaran poros turbin. Putaran poros ini akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. PLTMH di Jantur Tabalas dibangun pada tahun 2007 dengan kapasitas daya sebesar 40 KW. Tujuan yang ingin dicapai adalah memanfaatkan energi potensi air menjadi energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Jantur Tabalas, dari debit air tersedia saluran pengantar air yang menghasilkan data beban listrik tersambung, sehingga dapat direncanakan kapasitas turbin dan generator, serta tipe jaringan listrik dan menghasilkan tegangan listrik yang konstan antara -5% s.d +10% dari tegangan listrik efektif sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000). Metode Penelitian Metode yang dilakukan adalah melakukan pengukuran debit air (Q), pengukuran diameter pipa pesat (d), tinggi jatuh air (H), jumlah beban terpasang, sehingga dapat menentukan turbin dan generator. Lokasi penelitian dilaksanakan di Jantur Tabalas, perkampungan Linggah Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat selama satu tahun (September 2007 hingga Oktober 2008). Uraian lingkup pekerjaan perencanaan PLTMH dimulai dengan survey dan pemetaan jalur lokasi Jantur Tabalas yang mencakup hulu, hilir Jantur Tabalas, pengukuran topografi/elevasi hulu dan hilir Jantur Tabalas, perhitungan energi yang dapat dikonversikan, pengukuran rumah turbin (PLTMH) dengan Kampung Linggang Melapeh, perhitungan sistem transmisi energi ke konsumen dan survey data kependudukan di Linggang Melapeh. Hasil Penelitian Hasil pengukuran debit air sebelum areal Jantur Tabalas yaitu 323 liter/detik. Menurut pengamatan dan peneturan warga sekitar didapat bahwa debit air Jantur Melapeh hampir merata sepanjang musim, dari data pengukuran topografi, bahwa elevasi permukaan sungai sebelum Jantur dan sesudah Jantur sejauh 400 m didapat elevasi 15 m. Air yang melalui Jantur akan dibagu menjadi dua aliran, aliran 1 memasuki pipa saluran penghunung ke ruang turbin sebesar 85% x 323 liter/detik = 274,55 liter/detik, aliran 2 melalui Jantur sebesar 15% x 323 liter/detik = 48,45 liter/detik. Jantur Tabalas akan tetap berjalan walaupun debit airnya berkurang, selanjutnya ai yang dialirkan melalui piapa ke turbin akan kembali ke sungai. Beban konsumen di Jantur Tabalas pada rumah permanen 450 VA atau 360 Watt dengan faktor kerja 0,8 standar PLN diperoleh 360 x 113 = 40680 Watt. Dari hasil sensus penduduk Kampung Linggah Melapeh Agustus 2007 jumlah KK = 326, sedangkan kemampuan PLTMH adalah untuk 113 konsumen. Untuk pipa transmisi diguakan pipa steel DN 508 dengan tebal 6,3 mm, turbin yang digunakan yaitu Turbin tipe Cross Flow 14 D3000. Untuk jaringan distribusi daya listrik ke rumah penduduk digunakan trafo step up dan trafo step down 50 KVA. Data jaringan listrik menggunakan sistem radial, panjang jaringan dari Power House ke pusat beban terjauh 820 m, dengan drop tegangan 1,03% masih dalam batas standar PUIL 2000 yaitu sebesar 5%. Hasil pengamatan grafik arus dan teganan menggunakan osiloskop 20 MHz, Yokogawa 2 channel. Didapat besaran listrik output PLTMH dengan tegangan terbesar 381 V, arus terbesar 71 A dan daya listrik terbesar 37 KW. Kesimpulan Terdapat manfaat yang didapat dari pembanguna PLTMH yaitu: - Memberikan suplai listrik dengan kualitas yang baik. - Menciptakan tenaga teknisi di desa. - Membuka akses pada informasi. - Membantu beberapa daerah yang masih sulit mendapatkan energi listrik. Tegangan listrik yang dibangkitkan pada saat melayani beban maksimum dan minimum berkisar antara 378 – 381 V (sistem phasa ke phasa), masih memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu (-5% s.d +10%) dari tegangan efektif.
Judul Potensi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) di
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur Penulis dan Tahun Ikrar Hanggara dan Harvi Irvani. Tahun 2017 Abstrak Kebutuhan energi semakin meningkat seiring meningkatnya perkembangan kebutuhan manusia. Berbagai divertifikasi pemanfaatan sumber energi dilakukan untuk mengatasi semakin menipisnya sumber energi yang memanfaatkan BBM (Bahan Bakar Minyak). Salah satu solusi adalah memanfaatkan energi baru dan terbarukan, seperti energi surya, angin, biomasa dan air. Potensi energi air sebenarnya besar dan selama ini pemanfaatannya masih belum maksimal. Maka dari itu, sudah selayaknya dikembangkan untuk memenuhi energi listrik di daerah terpencil, pedesaan, dan juga dikembangkan sebagai sistem interkoneksi dengan jaringan PLN yang ada. Ngantang bagian dari Kabupaten Malang, berada pada ketinggian antara 500-700 m di atas permukaan laut. Dilihat dari kondisi topografinya, potensi energi air yang digunakan sebagai sumber energi PLTMH di daerah ini sangat tinggi. Untuk dapat menghitung energi potensial listrik PLTMH perlu dilakukan analisis kekuatan debit sungai (m3/s), tinggi jatuh air (meter) dan waktu rencana operasi mesin pembangkit (jam). Data debit aliran diperoleh dengan menghitung data aliran menggunakan metode FJ.Mock. Nilai evapotranspirasi dalam penelitian ini menggunakan Metode Penman. Sementara itu, data pengukuran debit dilakukan observasi lapangan sebagai metode pengendalian debit hasil perhitungan FJ.Mock. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan di empat lokasi debit andalan sebesar 0,39 Q60 m3/detik (Jombok), 1,02 m3/detik (Waturejo), 0,48 m3/detik (Ngantru I), 3,14 m3/detik (Ngantru II). Besar rata-rata daya yang dibangkitkan dengan perhitungan adalah 47,75 K. Jumlah ini setara dengan pemenuhan kebutuhan listrik sebanyak 47 rumah tinggal. Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode analisa, metode survey dan observasi lapangan. Metode survey lapangan mutlak untuk dilakukan guna mengkalibrasi hasil perhitungan dan memastikan bahwa perhitungan tidak melenceng jauh dari kondisi real di lapangan. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juni 2016 di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang. Survey dan kalibrasi perhitungan dilakukan pada bulan Mei, dengan menggunakan alat sederhana yaitu pelampung/currentmeter (mengukur kecepatan air), roll meter (mengukur panjang) dan GPS (verifikasi titik lokasi potensi). Pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui potensi energi listrik yang akan dibangkitkan oleh PLTMH. Data yang diperlukan yaitu : - Data stasiun hujan Kec. Ngantang dan sekitarnya. - Data Stasiun Debit (AWLR) Kec. Ngantang dan sekitarnya. - Peta kontur skala 1:1000 Kec. Ngantang - Peta citra/raster Kec. Ngantang. Analisa data dilakukan dari penentuan target energi yang ingin dihasilkan, penentuan beberapa alternatif titik lokasi potensi PLTMH, ketersediaan debit tahunan untuk kondisi maksimum dan minimum, analisa kontrol hasil perhitungan debit andalan terhadap data debit, analisa lengkung kapasitas dan FDC (Flow Duration Curve) pada lokasi pengamatan, analisa head pada data pengamatan dan analisa perhitungan energi yang dihasilkan pada tiap titik alternatif. Setelah didapatkan hasilkan perhitungan energi pada tiap titik alternatif lokasi PLTMH, maka perlu dilakukan survey guna mencocokkan data debit dan head yang direncanakan tidak terjadi penyimpangan yang signifikan. Hasil Penelitian Besar debit sementara didapat dari pengukuran lapangan. Pengukuran dilakukan pada daerah yang curam dan sudah terdapat bangunan berupa bendung. Terdapat beberapa bendungan yang berada di Kecamatan Ngantang yang dijadikan acuan dalam penentuan head aliran air menuju turbin, berdasarkan perhitungan potensi PLTMH di 4 lokasi di Kecamatan Ngantang didapat rata- rata energi terbangkitkan sebesar 47,75 KW. Nilai tersebut setara untuk pemenuhan energi listrik sebanyak 47 rumah jika diasumsikan kebutuhan daya tiap rumah sebesar 1 KW. Kesimpulan Besar debit pengukuran langsung di lokasi di studi yaitu Desa Jombok (0,95 m3/dt), Waturejo (1,443 m3/dt), Ngantru 1 (1,742 m3/dt), Ngantru 2 (3 m3/dr). Tinggi head berdasarkan pengukuran lapangan adalah Desa Jombok (5 m), Desa Waturejo (3 m), Desa Ngantru 1 (4 m), Desa Ngantru2 (4 m). Besar daya yang terbagkitkan berdasarkan pengukuran debit adalah Desa Jombok (46,60 KW), Desa Waturejo (42,47 KW), Desa Ngantru 1 (68,36 KW), Ngantru 2 (117,72 KW).
Judul Prototype Turbin Pelton Sebagai Energi Alternatif Mikrohidro
di Lampung Penulis dan Tahun Dwi Irawan. Tahun 2014 Abstrak Energi air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga potensial yang tersedia (potensi air terjun dan kecepatan aliran). Berdasarkan data Blueprint Pengelolaan Energi Nasional tahun (2005), besar potensi energi air di Indonesia adalah 75.670 MW dan yang baru dimanfaatkan 4.200 MW (5,5%). Untuk potensi Mikrohidro adalah 458,75 MW yang baru dimanfaatkan 84 MW (18%). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu teknologi yang sudah terbukti tidak merusak lingkungan, menunjang diversifikasi energi sebagai pemanfaatan energi terbarukan, menunjang program pengurangan penggunaan BBM dan sebagian besar konstruksinya menggunakan material lokal. Penggunaan turbin air, khususnya turbin pelton banyak digunakan, turbin jenis ini bekerja dengan memanfaatkan air jatuh/ketinggian (head). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memepercepat aliran dengan mengatur dimensi saluran masuk (nosel) turbin maupun bentuk sudu turbin. Kinerja dari suatu turbin pelton dipengaruhi oleh ketinggian, kecepatan aliran, sudut sudu, jumlah nosel, ukuran aliran dan jumlah sudu. Turbin pelton adalah turbin impuls yang dipakai untuk tinggi air jatuh yang besar. Aliran fluida kerja dalam pipa akan keluar dengan kecepatan tinggi air jatuh (h) melalui nosel. Tekanan air diubah menjadi kecepatan, pancaran air dalam akan mengenai sudu turbin yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Kelebihan turbin pelton yaitu daya yang dihasilkan besar, konstruksi yang sederhana, perawatan mudah, teknologi yang sederhana dan mudah diterapkan diaderah terisolir. Turbin pelton mempunyai bagian utama yaitu nosel, runner dan sudu. Nosel mempunyao fungsi mengarahkan air ke sudu turbin, mengubah tekanan menjadi energi kinetik, mengatur kapasitas air yang masuk turbin. Runner/roda jalan berfungsi sebagai roda yang memutarkan poros dari tekanan yang ditimbulkan air. Runner mempunyai jumlah sudu yang variatif terhadap diameter runner itu sendiri, runner pada turbin pelton harus berupa piringan melengkung yang dipasang pada poros vertikal. Pada perancangan ini sudu menggunakan sendok makan yang dipasang di runner. Runner uang digunakan dalam perancangan ditentukan dengan jumlah bucket 40 buah. Metode Penelitian Pada penelitian data yang diperlukan didapat melalui dua metode yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian dimulai dengan studi pustaka jurnal penelitian yang relevan, menyiapkan alat turbin pelton, mempersiapkan beberapa peralatan yang diperlukan dalam proses pengujian, mengukur debit air, mengukur putaran turbin analisis data. Hasil Penelitian Pengujian terhadap turbin air dilakukan untuk mendapat data putaran (n), gaya (F) dan perhitungan terhadap kecepatan aliran pada saluran (V), dalam penelitian terlihat bahwa daya paling tinggi pada debit 0,0005 m3/det dengan nilai 4,97 Watt pada jumlah sudu 40. dan Efisiensi paling tinggi pada debit 0,0005 m3/det dengan nilai 49 % pada jumlah sudu 40. Jadi jumlah sudu mempengaruhi kinerja turbin Pelton terbukti bahwa jumlah sudu yang paling efektif dalam penelitian ini yaitu pada jumlah sudu 40. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pengujian turbin pelton yaitu jumlah sudu mempengaruhi kinerja turbin pelton, terbukti bahwa jumlah sudu yang paling efektif dalam penelitian yaitu pada jumlah sudu 40, dengan daya efektif pada debit 0,0005 m3/s sebesar 4,95 Watt dan efisiensi 4,9%
Judul Optimization Potential Analysis of Micro-hydro Power Plant
(MHPP) from River with Low Head Penulis dan Tahun Romy Marliansyah, Dwini Normayulisa Puri, Andri Khootama, Heri Hermansyah. Tahun 2018 Abstrak Listrik merupakan elemen fundamental yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan suatu negara. Semakin maju sebuah negara, maka semakin besar listrik yang dibutuhkan. Namun di pelosok Indonesia masih terdapat beberapa daerah yang belum merasakan energi listrik karena terbatasnya akses jaringan listrik. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dikembangkanlah pembangkit listrik yang dapat diakses menggunakan sumber daya terbarukan untuk menghasilkan biaya renda dan ramah lingkungan. Mikrohidro merupakan salah satu solusi untuk hal tersebut, sebagai sumber daya listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia terutama daerah terpencil, karena kemampuan untuk menembus keterbatasan akses transportasi dan teknologi, bahkan PLTMH mampu menghasilkan daya hingga 100 KW. Namun bebrapa PLTMH di Indonesia masih menghasilkan kurang dari daya tersebut. Salah satu potensi PLTMH di Indonesia terletak di Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. PLTMH digerakkan menggunakan energi kinetik air yang mengalir dari Sungai Ciasem untuk menghasilkan listrik. Debit air sungai Ciasem sekitar 1,1 m3/s dengan tinggi head 18,6 m. Untuk menghasilkan listrik, digunakan generator tunggal (160 KVA) dengan daya yang dapat dihasilkan maksimal hingga 120 KW. Sayangnya, PLTMH Subang saat ini hanya menghasilkan daya sebesar 60 KW. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengoptimalkan kerja PLTMH Subang dengan debit air yang tersedia dan tinggi head, sesuai dengan kapasitas genset dan jaringan yang terpasang. Metode Penelitian Untuk menganalisis dan mengoptimalkan kerja PLTMH, ada beberapa langkah yang dilakukan, meliputi persiapan, pengumpulan data, analisis dan pengolahan data, serta perencanaan dan desain ulang PLTMH. Persiapan dilakukan dengan menentukan data yang dibuthkan, melakukan studi literatur untuk mendapatkan landasan teori berkaitan dengan penangan masalah dan survei lokasi untuk memperoleh gambaran kondisi lokasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer meliputi lokasi dan kondisi irigasi saluran di PLTMH Subang diperoleh dengan melakukan survei lapangan, sedangkan data sekunder meliputi irigasi peta area saluran dan data rinci diperoleh dari pembangkit. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan mengumpulkan beberapa masukan antara lain data teknis, survei lapangan dan literatur, data yang sudah lengkap kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efektif. Perencanaan dan desain ulang PLTMH dilakukan baik secara teknis dan non teknis berdasarkan hasil dari analisis dan pengolahan data. Hasil teknis diperoleh dari desain ulang pipa pesat, turbin cross- flow, teknologi dan material lokal yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pembangkit. Hasil non-teknis diperoleh dari rencana pembangunan PLTMH. Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan, didapat debit air (Q) = 1,5 m3/s dengan mempertimbangkan debit yang tersedia dalam satu tahun, debit air yang digunakan sebagai berikut: - Total debit air terukur = 1,5 m3/s - Debit yang melalui mikrohidro = 1,1 m3/s - Debit irigasi = 0,4 m3/s Diameter pipa penstock didapat 70 cm, parameter yang digunakan untuk mendapat ukuran diameter pipa yaitu koefisien pipa stainless (n) = 0,012 , debit air (Q) = 1,1 m3/s , panjang pipa (L) = 55 m , Head (H) 18,6 m. Dengan menggunakan parameter desain ulang , daya yang diperoleh dari PLTMH Subang mencapai 120 KW. Nilai ini 200% meningkat dari kondisi sebelumnya yaitu 60 KW. Kesimpulan Studi ini menganalisa tentang spesifikasi teknis PLTMH yang ada di Subang saat ini dalam rangka mengoptimalkan kinerja guna mencapai kapasitas terbaik dari genset yang terpasang dengan kondisi head dan debit air yang rendah. Berdasarkan perhitungan, desain pipa pesat memiliki diameter minimum yang dibutuhkan sebesar 0,7 m untuk menahan debit 1,1 m3/s. Disamping itu, untuk mengoptimalkan kinerja turbin cross-flow dengan debit 1,1 m3/s, radius turbin yang lama harus didesain ulang menjadi 0,71 m, dengan panjang sudu turbin yang lama menjadi 0,248 m. Semua desain ulang yang diusulkan bisa meningkatkan potensi pembangkit hingga 200% dari kondisi saat ini.
Judul Evaluating Micro Hydro Power Generation System Under
Climate Change Scenario in Bayang Catchment, kabupaten Pesisir Selatan, West Sumatra. Penulis dan Tahun Pinto Anugrah, Ahmad Agus Setiawan, Rachmawan Budiarto, Sihana. Tahun 2015 Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu isu sentral yang dihadapi oleh manusia saat ini. IPCC melaporkan bahwa pemanasan global buatan manusia terutama yang disebabkan oleh emisi kaca karena konsumsi bahan bakar fosil. Untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, banyak negara termasuk Indonesia telah mengembangkan energi terbarukan salah satunya pembangkit listrik tenaga air. Pada banyak negara berkembang, tenaga air merupakan salah satu solusi dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan, di Indonesia sebanyak 10,68% dari total listrik dihasilkan dari sistem tenaga air. Pembangkit listrik tenaga air skala kecil biasa disebut mikrohidro, dapat menghasilkan daya hingga 100 kW. Dampak pemanasan global yang ditandai dengan perubahan suhu dan curah hujan berdampak pada sistem hidrologi di banyak sungai. Perubahan sistem ini akan mempengaruhi ketersediaan air untuk menghasilkan listrik dengan menggunakan tenaga mikrohidro. Produksi tenaga air sangat sensitif terhadap jangka pendek dan panjang variabilitas iklim. Perangkat lunak Water Evaluation and Planning (WEAP) digunakan untuk mensimulasikan perubahan pada sistem hidrologi dan mengkaji dampak terhadap pembangkit listrik mikrohidro. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak perubahan iklim terhadap pembangkit listrik mikrohidro (PLTMH) di Das Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode observasi secara langsung yang berlokasi di Sungai Bayang Kabupaten Pesisir Selatan hingga Kecamatan Bayang utara dan lepas ke laut india. Terdapat tiga pembangkit listrik mikrohidro yang saat ini beroperasi dan menghasilkan listrik. Pembangkit listrik mikrohisro yang dimiliki adalah Pancuang Taba, Muaro Air dan Koto Ranah, kapasitas pembangkit masing-masing 40 kW, 30 kW dan 30 kW. Penelitian sebelumnya telah dilakukan dengan menggunakan metode tahun air dan urutan iklim di DAS Bayang. Penelitian dilakukan berdasarkan data historis klimatologi (curah hujan, kelembapan relatif, suhu, penyinaran matahari dan kecepatan angin). Hasil Penelitian Tiga pembangkit listrik mikrohidro yang saat ini beroperasi di sepanjang Sungai Bayang menghasilkan listrik untuk satu desa. Sekitar 350 rumah memanfaatkan listrik dari mikrohidro, listrik juga digunakan untuk bangunan pemerintah dan penerangan jalan. Semua data yang berkaitan dengan kondisi iklim dikumpulkan. WEAP menghitung aliran sungai meggunakan metode lengas tanah. Peta berbasis GIS diperlukan untuk memodelkan cekungan masing- masing mikrohidro. Sebagai validasi data, hasil WEAP aliran sungai bulanan dibandingkan dengan perhitungan debit menggunakan Mock Metode. Perhitungan tersebut diterapkan pada tiga sub DAS sebagai representasi dari masing-masing PLTMH, menggunakan data historis klimatologi dari tahun 1992 hingga 2012. Hasil perbandingan membuktikan bahwa perhitungan WEAP relatif sama dengan debit aliran bulanan menggunakan Metode Mock. Dua skenario berbeda dari laporan IPCC dilakukan untuk menggambarkan kondisi perubahan iklim di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Perubahan iklim dalam kedua skenario didefinisikan sebagai peningkatan suhu dan penurunan curah hujan hingga tahun 2100, akibat perubahan emisi gas rumah kaca global. Skenario A2 akan menyebabkan peningkatan suhu hingga 2,6oC dam penurunan curah hujan hingga 40 mm pada tahun 2100. Selain itu, skenario B2 akan menyebabkan peningkatan suhu hingga 2,25oC dan penurunan curah hujan hingga 30 mm pada tahun 2100. Hasil simulasi menunjukan bahwa pembangkit listrik mengalami penurunan pada kedua skenario. Pembangkit listrik di skenario A2 menurun lebih signifikan dibandingkan skenario B2. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi dan penduduk lebih ekstrim pada skenario A2 dibandingkan dengan skenario B2. Produksi daya listrik pada proyeksi akhir tahun (2025) sebesar 553,2 MWh dan 611,1 MWh masing-masing dalam skenario A2 dan B2. Pembangkit listrik berkurang sebesar 15,7% dalam skenario A2 dan 7,6% dalam skenario B2. Kesimpulan Hasil simulasi menunjukkan bahwa produksi listrik tahunan dari ketiga mikrohidro menurun di bawah iklimmengubah skenario. Pembangkit Koto Ranah relatif stabil dalam skenario perubahan iklim dibandingkan skenario lainnyadua mikrohidro. Temuan ini bisa menjadi petunjuk untuk adaptasi masa depan dalam pembangkitan listrik di Kabupaten Pesisir Selatan. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk membandingkan produksi listrik yang telah dihasilkan dan disimulasikan pada penelitian ini dengan kebutuhan listrik skala kecamatan. Selain itu juga dianjurkan untuk menyusun skenario mitigasi gas rumah kaca berdasarkan temuan dalam penelitian ini
Pemilihan Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Sebagai Inovasi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Aliran Air Sungai Di Desa Hasinggaan, Kecamatan Sianjur Mula-Mula