Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENGENALAN TEKNIK ELEKTRO

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


MIKRO HIDRO

1. Siti Fanisa (1102194065)


2. Priscilia Angel Pabutungan(1102193161)
3. Kiki Hermanto(1102192268)
4. Cornelius Yosafat(1102190217)

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


TELKOM UNIVERSITY 2019
PENDAHULUAN
Kebutuhan energi semakin meningkat sejalan dengan kemajuan zaman. Salah satu bentuk energi yang tidak dapat
terlepas dari kehidupan manusia adalah energi listrik. Sumber energi listrik yang sudah lazim dipergunakan adalah
sumber energi minyak bumi, gas alam, dan batu bara, sedangkan sumber energi air, panas bumi, panas matahari,
dan nuklir masih terus dikembangkan. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa persediaan sumber energi minyak
bumi, gas alam, dan batu bara sangat terbatas dan apabila digunakan secara terus-menerus maka suatu saat sumber
energi tersebut akan habis.
Air merupakan sumber energi yang berpotensi besar sebagai pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga air
semakin strategis sebagai salah satu sumber energi terbarukan, mengingat potensi sumber energi dari fosil dan batu
bara akan semakin berkurang. Ada beberapa jenis pembangkit listrik berdasarkan kapasitasnya yaitu sebagai
berikut:
a. PLTA mikro < 100 kW
b. PLTA mini 100-999 kW
c. PLTA kecil 1000-10.000 kW
d. PLTA besar > 10.000 kW

Indonesia adalah negara kepulauan dimana masih banyak daerah terpencil yang belum terjangkau oleh PLN
sedangkan listrik sangat dibutuhkan agar daerah tersebut maju dan meningkat produktifitas masyarakatnya. Oleh
karena itu untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah terpencil perlu diciptakan alat yang dapat menjangkau tempat
terpencil yang murah dan ramah lingkungan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau yang sering disingkat PLTMH, yaitu pembangkit listrik skala
kecil dengan daya kurang dari 100 KW yang memanfaatkan tenaga air sebagai sumber penghasil energi. (Patty,
1995) PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan. Dari
segi teknologi PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan
dan penyediaan suku cadang. Secara ekonomi, biaya operasi dan perawatannya relatif murah sedangkan biaya
investasinya cukup bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH mudah diterima masyarakat
luas. PLTMH biasa dibuat dalam skala desa di daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN.
Tenaga air yang digunakan dapat berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.
Di Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang dimana terdapat bendung Karangtalun atau biasa masyarakat
menyebutnya dengan bendung Ancol Bligo yang membendung sungai Progo. Bendung Karangtalun mengaliri
30000 Ha areal pertanian. Bendung Karangtalun memiliki dua pintu pengambilan (intake), pintu pengambilan
sebelah kiri mengaliri saluran irigasi Mataram sedangkan pintu pengambilan sebelah kanan mengaliri saluran
irigasi Kali Bawang. Sebagian besar penduduk di sana bermata pencaharian sebagai petani.
Saluran irigasi Mataram atau yang sering disebut dengan selokan Mataram oleh masyarakat Yogyakarta
dan sekitarnya adalah saluran irigasi yang menghubungkan Sungai Progo di Yogyakarta sebelah Barat dan Sungai
Opak di Yogyakarta sebelah Timur. Pintu pengambilan saluran irigasi Mataram terletak di sebelah hulu bendung
Karangtalun yang dibangun pada tahun 1976-1979. Jaringan Induk saluran irigasi Mataram panjangnya 3 km,
membentang dari Bendung Karangtalun di Karangtalun, Ngluwar, Magelang sampai pintu sadap saluran irigasi
Mataram II (Van Der Wijck) di sisi timur Desa Bligo, Ngluwar, Magelang.
Balai PSDA WS POO Dinas PU DIY menginformasikan, panjang keseluruhan sistem irigasi Mataram dari
Kali Progo hingga Kali Opak adalah 42 km. Sistem Irigasi Mataram terdiri 1 unit bendung, 3 jaringan irigasi
utama, 1 terowongan di bawah dusun, 9 unit penguras, 85 lokasi unit sadap, 24 lokasi unit suplesi, 5 lokasi unit
penyaring, 3 sipon (terowongan dibawah sungai), dan 24 talang (bangunan di atas sungai).
Pada 7˚40’13.24”S 110˚16’02.60”T yang termasuk dalam wilayah Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten
Magelang dan masih dalam kawasan hulu dari saluran irigasi Mataram terdapat beda tinggi yang cukup signifikan
untuk dapat dibangun PLTMH.
ISI
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala kecil(kurang dari 100 kW), yang
memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak
disebut clean energy karena ramah lingkungan. Tenaga air berasal dari aliran sungai kecil atau danau yang dibendung dan
kemudian dari ketinggian tertentu dan memiliki debit yang sesuai akan menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan
generator listrik. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjdi energi listrik.
Pembangkit tenaga air merupakan suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu
menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Pembangkit listrik tenaga air skala mikro pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang
ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan
energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan generator menghasilkan listrik. Sebuah skema
mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat
dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) kedalam
bentuk energi mekanik dan energi listrik (Donald, 1994).
Komponen-Komponen PLTMH
Komponen PLTMH secara umum terdiri dari:
- Bendung
- Saringan (Sand trap)
- Pintu pengambilan air (Intake)
- Pipa pesat (Penstok)
- Katub utama (main value atau inlet value).
- Power House
Pemilihan Lokasi PLTMH
Faktor yang menentukan dalam pemilihan lokasi PLTMH adalah:
- Debit air
- Menentukan tinggi jatuh air (H)
- Kondisi geologis dan keadaan air
- Faktor sosial dan ekonomis
Kriteria Pemilihan Jenis Turbin
Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenisjenis turbin, khususnya untuk suatu
desain yang sangat spesifik. Faktor tinggi jatuhan airefektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi
turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin. (Ismono, 1999)
Hidrometri
Hidrometri secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajati cara-cara pengukuran air. Berdasarkan pengertian
tersebut berarti hidrometri mencakup kegiatan pengukuran air permukaan dan air bawah permukaan. Stasiun hidrometri
merupakan tempat di sungai yang dijadikan tempat pengukuran debit sungai, maupun unsur-unsur aliran lainnya. Dalam satu
sistem DAS stasiun hidrometri ini dijadikan titik kontrol (control point) yang membatasi sistem DAS. Pada dasarnya stasiun
hidrometri ini dapat ditempatkan di sembarang tempat sepanjang sungai dengan mempertimbangkan kebutuhan data aliran
baik sekarang maupun di masa yang akan datang sesuai dengan rencana pengembangan daerah.
Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi bertujuan untuk mengetahui curah hujan rata-rata yang terjadi pada daerah tangkapan hujan yang
berpengaruh pada besarnya debit sungai sekarang. Data hujan harian selanjutnya akan diolah menjadi data curah hujan
rencana yang kemudian akan diolah menjadi debit banjir rencana. Data hujan harian didapatkan dari beberapa stasiun di
sekitar lokasi rencana bendungan, di mana stasiun tersebut masuk dalam daerah pengaliran sungai.
Daya yang Dibangkitkan
Besarnya daya yang dihasilkan merupakan fungsi dari besarnya debit sungai dan tinggi terjun air. Besarnya debit yang
dipakai sebagai debit rencana, bisa merupakan debit minimum dari sungai tersebut sepanjang tahunnya atau diambil antara
debit minimum dan maksimum, tergantung fungsi yang direncanakan PLTMH tersebut. Besarnya daya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
P=ρ xQ x g xH x η (1)
Dimana :
ρ = densitas air ( kg/m3) Q = debit air (m3/detik)
h = tinggi terjun air efektif (m) η = efisiensi keseluruhan PLTA
KESIMPULAN
Dari hasil analisa perhitungan, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh debit andalan sebesar 1,7 m³/detik
2. Tinggi efektif yang digunakan dalam perencanaan PLTMH ini adalah 3,56 m
3. Bangunan sipil yang digunakan pada PLTMH ini adalah bangunan pengatur tinggi muka air, pintu pengambilan (intake),
saluran pembawa (headrace), bangunan ukur, bak penenang (forebay), pipa pesat (penstock), dan saluran pembuang
(tailrace)
4. Kehilangan energi yang terjadi pada PLTMH ini adalah sebesar 0,14 m. Nilai ini lebih kecil dari asumsi awal kehilangan
energi sebesar 10% dari tinggi bruto sebesar 0,395 m.
5. Energi listrik yang dihasilkan dari PLTMH 85% sepanjang tahun adalah 358938, 69 kWh.

REFERENSI
[1] Budiyanto, MA. 2013. Materi kuliah: Hidrologi Terapan-Analisa Debit Andalan dan Debit Banjir, Yogyakarta
[2] Eko, Galih. 2011. Laporan Tugas Akhir: Pemanfaatan Beda Energi Pada Bangunan Terjun Sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro. Surabaya
[3] Kusdiana, D. 2008. Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH). Jakarta: Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
[4] Nusantara, DAD. 2015. Materi kuliah: Hydropower Plant-PLTA, Surabaya
[5] Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
[6] Fox, Robert W and Alan T.Mc.Donald. 1994. Introduction to Fluid Mechanics, fourth edition. SI Version, John Wiley &
Sons, Inc. Canada
[7] Ismono H.A. 1999. Perencanaan Turbin Air Tipe Cross Flow untuk Pembangkit ListrikTenaga Mikrohidro di Institut
Teknologi Nasional Malang. Skripsi
[8] Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Yogyakarta. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai