CP , , etc.
Eksperimen
Terlihat tidak ada hipotesa apa pun tentang sifat-sifat atau penyusun materi. Sampai disini termodinamika merupakan sains empiris. Meskipun dengan prinsip termodinamika dapat diprediksikan relasi beberapa sifat zat seperti selisih harga CP Cv, namun nilai absolut kapasitas panas tidak dapat diturunkan dari prinsip termodinamika murni. Kita dapat mengatasi keterbatasan ini dengan melakukan beberapa hipotesa mengenai sifat materi.
67
Benda kontinu
Sifat-sifat zat dalam secara besar dapat diprediksi dengan teori molekular melalui dua cara: 1. Teori kinetik atau dinamik menggunakan hukum-hukum mekanika untuk individual molekul. Dari sini dapat diturunkan beberapa ekspresi seperti tekanan, energi dalam dll. 2. Termodinamika Statistik mengabaikan detail pembahasan individual molekul, tetapi menggunakan probabilitas sejumlah besar molekul yang membentuk materi makro. Metode statistik ini dapat memperjelas lebih lanjut konsep entropi. Asumsi Dasar (lihat juga buku-buku Fisika SMU Standar) Model molekular untuk gas ideal: 1. Volume makroskopik berisi sejumlah besar molekul-molekul. 2. Molekul-molekul dipisahkan pada jarak yang cukup besar dibandingkan ukuran mereka. Molekul terus menerus bergerak. 3. Pada pendekatan pertama tidak ada gaya molekuler kalau terjadi kolisi/tumbukan 4. Kolisi antar molekul dan dengan dinding terjadi secara elastik 5. Bila tidak ada gaya luar, molekul terdistribusi secara uniform 6. Arah pergerakan molekul terdistribusi secara uniform
68
Bila ada N molekul pada suatu wadah dengan volume V maka jumlah molekul per-unit volume n: n = N/V Bila terdistribusi secara uniform maka: N = n V Secara analitik, asumsi ke 6 berbunyi: jumlah titik per unit area: N
4r 2 dan pada sebarang elemen luas A jumlah titik menjadi: N A N = 2 4r
A = (r sin ) ( r ) = r2 sin Jumlah titik pada area ini atau jumlah molekul N yang memiliki kecepatan dengan arah antara dan + serta dan + N N 2 sin r sin = N = 4 4r 2
69
Kalau kedua suku dibagi V maka: n n = sin 4 Disini n berarti kerapatan molekul yang memiliki kecepatan dengan arah antara dan + serta dan +.
6.2. Fluks Molekular
Karena gerakan random terjadi terus menerus, sejumlah molekul misal N sampai ke dinding. Fluks molekular dapat dirumuskan: N = At Normal
ang si d i B ren fe Re
vt
Kalau nv merupakan kerapatan molekul yang memiliki kecepatan antara v dan v + v, maka 1 nv = nv sin 4 Volume silinder V = (A cos ) (vt), sehingga:
M. Hikam, Termodinamika: Teori Kinetika Gas
70
Nv =
Molekul-molekul menabrak dinding dan terjadi tumbukan elastik sempurna dapat diperkirakan tekanan pada dinding. v v cos v sin Normal
v sin
v cos
Perubahan momentum: mv cos (mv cos) = 2 mv cos Tekanan pada dinding merupakan gaya per satuan luas: Tekanan = F/A
M. Hikam, Termodinamika: Teori Kinetika Gas
71
Untuk N molekul pada area A p Tekanan = N , disini p merupakan perubahan momentum tA Hal ini berarti tekanan merupakan fluks dikalikan perubahan momentum, sehingga: Pv = (vnv sin cos )(2mv cos) = mv2nv sin cos2 Integrasi pada semua nilai : 2 Pv = 1 mv nv 3 akhirnya (jumlah untuk semua kecepatan): 2 P= 1 m v nv 3 Nilai kuadrat rata-rata kecepatan molekul dapat dinyatakan: 2 v 2 v = N Kalau sejumlah N1 memiliki kecepatan v1; N2 memiliki kecepatan v2 dan seterusnya, maka: 2 2 v N v v nv 2 2 v = atau v = N n sehingga dan v2nv = n v 2 P=
1 3
F=
dp dt
n mv2
1 3
Karena n = N/V maka PV = N mv2 persamaan terakhir sudah seperti persamaan gas ideal PV = nRT (watch out n disini merupakan jumlah mole, bukan N/V)
72
Persamaan gas ideal dapat juga ditulis R PV = N T (mengingat n = N/NA) NA R , sebut saja sebagai konstanta sering dijumpai di fisika NA Boltzmann: R k= NA Secara numerik 8,314 10 3 R -23 -1 -1 k= = = 1,381 10 J molekul K N A 6,022 10 26 Sehingga dalam konstanta Boltzmann: PV = NkT Kalau kita bandingkan dengan hasil dari teori kinetika gas PV = maka NkT= seterusnya 3kT m Teori ini secara tidak sengaja telah memberikan interpretasi molekuler tentang konsep suhu mutlak yang ternyata berbanding lurus dengan kecepatan kuadrat rata-rata.
v2 =
1 3 1 3
N mv2 N mv2
Juga: