Anda di halaman 1dari 5

Tugas kuliah: Praktikum Elektronika I, Tahun: 2013, Semester: 3

Hal: 1 dari 5

Automatic Light
Almer Krisnanda Dewantara 1206250084, Ayu Apdila Yuarthi 1206215573 Universitas Indonesia (Fisika)
AbstrakAutomatic Light memiliki fungsi sebagai switch otomatis pada lampu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Alat ini berfungsi sebagai pendeteksi cahaya lampu, sehingga fungsi switch dari transistor dapat berfungsi dengan baik. Proyek ini bertujuan untuk mendeteksi gelombang cahaya dengan intensitas yang mencukupi sehingga mengubah nilai hambatan pada Light Dependent Resistor (LDR) sehingga dapat merubah arus yang masuk pada transistor dan menyebabkan fungsi transistor sebagai switch otomatis. LDR mempengaruhi transistor berdasarkan perubahan resistansi yang disebabkan oleh intensitas cahaya, serta merubah fungsi transistor menjadi switch otomatis. Metoda percobaan yang digunakan berupa pengujian menggunakan multi-sim dan pengerjaan alat sehingga dapat dibandingkan hasil dari keduanya. Pengerjaan alat menggunakan metode manual, yang didalamnya dibutuhkan keterampilan dalam pembuatan skematik pada PCB Artist dan pengerjaan pada PCB itu sendiri. Sebelum pembuatan rangkaian terlebih dahulu dicoba pada protoboard, namun fungsi yang diharapkan tidak terjadi. Pembuatan alat digunakan dengan PCB polos dan dilakukan pelepasan tembaga dengan reaksi kimia. Pengujian pada protoboard tidak menghasilkan output yang diinginkan yaitu nyalanya lampu dengan sumber DC 6 Volt. Hal ini dapat disebabkan kesalahan pemasangan komponen-komponen atau kesalahan eksternal lainnya dalam rangkaian tersebut. Output yang seharusnya dihasilkan berupa lampu 3 Volt yang menyala ketika tidak ada cahaya, sumber dari perubahan arus tersebut dipengaruhi oleh hambatan LDR.

Kata kunciintensitas cahaya, arus, resistor, tegangan, LDR(Light Dependent Resistor), lampu, baterai.

I. PENDAHULUAN Proyek akhir Praktikum Elektronika I kami ini bernama Automatic Light, namun juga dikenal dengan istilah lain seperti Light Dark Sensor. Automatic Light adalah devais yang mempengaruhi fungsi lampu, jika disekitar lampu tidak ada cahaya, lampu akan menyala dan jika ada cahaya, lampu akan mati secara otomatis. Dari penjelasan singkat di atas, dapat dilihat jelas kalau input dari percobaan ini adalah cahaya dan outputnya pun berupa cahaya. Cara kerja alat ini sebenarnya cukup sederhana, yaitu input pada rangkaian (yang pada alat ini berupa LDR) menangkap ada tidaknya cahaya di sekitar kemudian lampu akan menyala pada outputnya jika di sekitar tidak ada cahaya, terang redupnya lampu tersebut dapat diatur dengan menggunakan potensiometer. Automatic Light sendiri memiliki banyak kegunaan. Beberapa di antaranya adalah sebagai pendeteksi api, pendeteksi asap, hingga dapat juga digunakan sebagai alarm kemanan untuk mencegah para pencuri. Sebenarnya, cahaya biasa bisa saja digunakan pada percobaan ini, tapi rangkaian akan bekerja maksimal jika cahaya yang datang benar-benar diatur terang dan redupnya untuk jatuh depat pada LDR. Percobaan ini menurut kami cukup sulit, karena banyaknya transistor dan reistor yang kami pakai. Apalagi setelah melihat skema rangkaian yang nantinya

di akhir laporan akan kami lampirkan. Selama melakukan percobaan banyak kendala kendala yang kami alami. Salah satu contoh kendalanya yaitu pada potensio yang seharusnya dapat mengatur jeda lampu tersebut menyala atau tidak, tidak dapat berfungsi. Percobaan ini juga menggunakan komponen-komponn elektronika dasar yang cukup mudah ditemukan dan harga yang juga terjangkau, yaitu resistor, baterai, sambungan baterai, LDR, dan transistor. II. METODA Percobaan ini menggunakan rangkaian yang analog, dari skema dapat dilihat kalau kami menggunakan sumber tegangan DC berupa baterai 6 Volt.. Hambatan sangat diperlukan agar arus yang mengalir tidak terlalu besar yang nantinya akan menyebabkan rangkaian ini menjadi short circuit. Kemudian, LDR yang akan menjadi komponen penerima input, yaitu cahaya. LDR juga dihubungkan dengan resistor 100 k dan transistor BC547. Seperti yang kita tahu, transistor memiliki 3 cabang, yaitu basis, emitter, dan collector. Collectordihubungkan dengan LDR. Sementara itu, emitter dihubungkan ke resitor 4k7 yang salah satu ujungnya juga telah digroundkan. (Lihat Gambar 1). Rangkaian ini dibuat di atas PCB polos, sehingga pembuatan jalur di lakukan secara manual. Tahapan pertama adalah pembuatan skema rangkaian di program bernama PCB Artist, kemudian rangkaian dicetak dan

Tugas kuliah: Praktikum Elektronika I, Tahun: 2013, Semester: 3

Hal: 2 dari 5

ditransparansi di atas kertas transparansi. Rangkaian tersebut lalu diseterika sehingga menempel pada PCB. Karena proses penyetrikaan kurang sempurna, kami melakukan penebalan pada jalur menggunakan spidol OHP (OPM) permanen. Proses berikutnya adalah merendam PCB pada larutan feriklorida dengan air mendidih atau yang disebut proses etching. Ini bera tujuan untuk melepas tembaga pada PCB yang tidak ditutupi jaur rangkaian sehingga nantinya tembaga yang tertinggal hanya akan membentuk skema rangkaian yang diperlukan dan akan menjadi kabel pengalir arus pada rangkaian tersebut. Air yang digunakan adalah air mendidih untuk mempercepat prosesetching. Dengan metode yang benar,perendaman dapat dilakukan kurang lebih 60 menit (1 jam). Kemudian pengeboran dilakukan untuk membuat lubang sebagai tempat untuk memposisikan komponen di PCB. Pengeboran dilakukan dengan berhati-hati sehingga lubang yang dihasilkan tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Proses terakhir adalah penyolderan kaki komponenkomponen yang ada. Penyolderan juga dilakukan dengan sangat hati-hati karena temperatur yang terlalu panas dapat merusak komponen yang sangat sensitif dengan temperatur, contohnya adalah transistor.
R1 500k R16 100k Q3 R14 100k BC547A R15 1M C4 100F R13 4K7 R12 10k D3 1N4148 R11 2K2 D2 Q4 1N4148 R10 C3 BC547A 47F 2M2 Key=A 100 % BC547A R7 270 Q5 R9 4M7 BC547A Q1 R6 10k BC547A R4 10k Q2 Q6 D1 1N4148 3V C1 100F V1 6V R8 22k R3 10k X1

internet. Secara garis besar, alat ini bekerja apabila LDR telah menerima intensitas cahaya yang cukup. Sementara itu, transitor BC547 berfungsi sebagai penguat 2 tingkatsinyal listrik yang dikeluarkan blok input. Dengan jumlah transistor sebanyak enam, arus basis akan bernilai jauh lebih besar dari arus emitter karena arus emitter merupakan hasil kali dari penguatan transistor dengan arus basis. Arus collector sendiri nilainya akan mendekati nilai arus emitter. Dengan menggunakan multisim, nilai arus emitter pada transistor yang tercatat adalah 0.023 A. Sedangkan arus collector bernilai 0.02 A dan arus basis bernilai 2.848 mA. Nilai-nilai arus tersebut membuktikan teori yang ada. Kemudian untuk nilai tegangan, pada transistor pertama nilai tegangan basis akan sama dengan tegangan sumber, yaitu 6 Volt. Untuk nilai tegangan di LDR, nilai akan bervariasi sebagai konsekuensi dari nilai resistansi LDR yang juga bervariasi tergantung dengan intensitas cahaya yang diterima. Lalu, percobaan ini menggunakan 2 sumber utama yang menyebabkan lampu menyala, yaitu sumber tegangan DC 6 Volt dan intensitas cahaya pada LDR (Light Dependent Resistor).Sesuai dengan namanya, prinsip kerja LDR adalah mengubah nilai resitansi yang dimilikinya sesuai dengan intensitas cahaya yang ia dapatkan. Pada keadaan ideal LDR memiliki hambatan yang sangat kecil pada cahaya terang, yaitu sekitar 100 dan nilai resistansi sebesar 1M pada keadaan gelap. Penjelasan dari kondisi ini adalah saat cahaya terang, nilai resistansi LDR sangat kecil sehingga arus dapat mengalir melalui kabel (yang pada percobaan ini berupa tembaga pada PCB) hingga akhirnya sampai ke lampu dan menyebabkan lampu menyala bila keadaan gelap. LDR sendiri sebenarnya bisa bekerja pada cahaya biasa, tapi ia akan bekerja maksimal saat input cahaya benar-benar diatur untuk jatuh tepat pada LDR. Menurut kami, penyebab dari masalah lampu pada awalnya tidak menyala saat kondisi gelap adalah adanya tembaga yang tidak sempurna menempel pada PCB sehingga arus yang mengalir pun menjadi tidak sempurna. Kami telah menyiasati dengan menambah ketebalan garis rangkaian (Signal Nom) pada PCB Artist.Tapi saat menempelkan rangkaian yang sebelumnya ada pada plastik transparansi ke PCB polos dengan cara diseterika, ternyata alur rangkaian tidak menempel secara keseluruhan. Untuk mengatasi masalah ini, kami juga telah berusaha menutupi alur rangkaian yang tidak tertempel dengan mempertebal alur tersebut secara manual, yaitu dengan menggunakan spidol OHP hitam permanen. Seperti yang kita tahu, proses setelah menempelkan

BD140

Gambar 1. Skema Rangkaian pada Multisim

III. HASIL Kami mengetes rangkaian menggunakan protoboard sebelum membuat rangkaiannya pada PCB. Setelah dirangkaindengan sempurna, lampu menghasilkan output yang di inginkan, namun potensio yang digunakan untuk mengatur terang gelapnya tidak berfungsi. Lalu, kami membuat rangkaian tersebut pada papan PCB polos. Setelah rangkaian benar-benar terpasang dan LDRdiberikan input namun output yang di inginkan tidak berfungsi. Kondisi ini dapat di sebabkan oleh beberapa kondisi, seperti kesalahan pemasangan komponenkomponen. Proses penyolderan yang terlalu panas juga dapat merusak komponen karena komponen-komponen tertentu memiliki karakteristik tidak tahan dengan temperatur tinggi. Intinya, lampu akan menyala bila cahaya di sekitar gelap dan lamu tidak menyala bila ada cahaya. IV. PEMBAHASAN Pada percobaan ini, kami tetap menggunakan skema rangkaian seperti rangkaian yang ada pada sumber

Tugas kuliah: Praktikum Elektronika I, Tahun: 2013, Semester: 3

Hal: 3 dari 5

rangkaian dari plastik transparansi ke PCB polos adalah merendam PCB ke larutan feriklorida atau yang dikenal sebagai proses etching sehingga tembaga yang tidak gunakan pada PCB dapat terlepas dan hanya menyisakan tembaga yang nantinya akan menjadi alur tempat mengalirnya arus. Saat dimasukkan ke larutanferiklorida alur yang sebelumnya telah dipertebal menggunakan pulpen hitam ternyata masih kurang cukup tebal. Selain itu, proses penyolderan juga dapat menyebabkan komponen yang tidak tahan dengan temperatur tinggi menjadi rusak, salah satunya adalah transistor. Adanya rangkaian yang diposisikan terbalik pada PCB juga dapat menyebabkan rangkaian tidak menyala.

Tapi, jika tembaga yang tertempel tidak sempurna, arus yang mengalir mungkin masih ada namun tentu saja tidak selancar pada tembaga yang tertempel secara keseluruhan. Penyolderan dan pengeboran juga dapat menyebabkan adanya komponen yang rusak karena beberapa komponen bersifat sensitif atau bahkan tidak tahan dengan temperatur tinggi, contohnya adalah transistor. Sehingga untuk menyiasati kondisi ini, sebaiknya proses menempelkan skema rangkaian dari plastik transparansi ke PCBpolos harus dilakukan dengan benarbenar teliti sehingga alur yang tertinggal pada plastik transparansi dapat diminimalisasi. Proses penyolderan dan pengeboran juga harus dilakukan dengan hati-hati sehingga nantinya arus dapat mengalir dengan lancar dan lampu dapat menyala saat kondisi sekitar gelap dan lampu dapat mati saat cahaya terang. REFERENSI [1] Giancoli, Douglas C. 1998. PHYSICS: Principles with Applications, 5thEdition. United States of America: Prentice Hall, Inc. [2] Halliday, Resnick, Walker. 2011. Fundamental of Physics 9th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. [3] Malvino, Albert Paul& David J. Bates. 1999. Electronic Principles Seventh Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.

V. KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan di protoboard, terbukti bahwa besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDRdapat menyebabkan lampu menyala atau tidak serta potensiometer berfungsi sebagai pengatur terang redupya cahaya. Ini disebabkan karena hambatan yang dimiliki oleh LDR saat cahaya terang sangat kecil. Sedangkan, pada suasana gelap, hambatan yang dimiliki sangat besar . Selain itu, transistor juga terbukti sebagai penguat tegangan, yang pada percobaan ini transistor memperkuat tegangan dan arus dari sinyal cahaya yang awalnya diterima oleh LDR. Sumber tegangan DC sebesar 6 Volt juga ternyata cukup untuk menyalakan lampu, sehingga tidak perlu menambahkan sumber tegangan tambahan.Kemudian, pada PCB polos, yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya arus adalah tembaga yang tetap tertempel karena sebelumnya ditutupi dengan skema rangkaian dari platik transparansi walaupun PCBtelah direndam dalam larutan feriklorida. Sehingga, jika tembaga terputus atau kurang tertempel dengan sempurna, arus yang mengalir akan terhambat atau bahkan sama sekali tidak mengalir. Jika tembaga benar-benar terputus, dapat dipastikan arus tidak dapat mengalir pada bagian tembaga yang terputus tersebut sehingga nantinya lampu tidak dapat menyala meskipun LDR telah diberikan input cahaya gelap.

Tugas kuliah: Praktikum Elektronika I, Tahun: 2013, Semester: 3

Hal: 4 dari 5

LAMPIRAN
R1 500k R16 100k Q3 R14 100k BC547A R15 1M C4 100F R13 4K7 R12 10k D3 1N4148 R11 2K2 D2 Q4 1N4148 R10 C3 BC547A 47F 2M2 Key=A 100 % BC547A R7 270 Q5 R9 4M7 BC547A Q1 R6 10k BC547A R4 10k Q2 Q6 D1 1N4148 3V C1 100F V1 6V R8 22k R3 10k X1

BD140

Gambar1. Skema Rangkaian pada Multisim

Tugas kuliah: Praktikum Elektronika I, Tahun: 2013, Semester: 3

Hal: 5 dari 5

Gambar2. Skema Rangkaian pada PCB Artist

Anda mungkin juga menyukai