Anda di halaman 1dari 7

Sensor Cahaya

Sensor cahaya adalah rangkaian elektronika yang dapat mengubah suatu besaran optik
(cahaya) menjadi besaran elektrik. Dalam penggunaannya, sensor cahaya biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya digunakan sebagai rangkaian lampu otomatis.
Contohnya lampu penerangan di jalan tol, lampu penerangan di rumah, dan lampu
penerangan di taman. Dan ada juga fungsi lain dari sensor cahaya yaitu untuk sistem
keamanan didalam rumah, contohnya sebagai security alarm anti maling dirumah. Selain itu
ada juga penggunaan sensor cahaya sebagai penghitung juimlah kendaraan yang masuk
dan keluar parkir.

Skema rangkaian : 

Komponen sensor cahaya terdiri dari beberapa jenis yaitu :


1. LDR (light Dependent Resistor)
Jenis pertama yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sensor cahaya adalah LDR.
Komponen tersebut bekerja berdasarkan perubahan resistansi ketika komponen tersebut
dikenai cahaya atau sinar matahari.
2. Foto Transistor
Foto Transistor bekerja dengan prinsip yang mirip dengan photo cell atau sel matahari.
Ketika permukaan transistor tersebut dikenai cahaya, maka energi cahaya akan dikonversi
menjadi energi matahari. Dengan demikian, maka energi matahari yang dihasilkan tersebut
dapat menggerakan relay, rangkaian dan berbagai instrument control lainnya.
3. Foto Dioda
Foto Dioda bekerja dengan prinsip yang menyerupai foto transistor. Cahaya yang diterima
oleh foto dioda akan dikonversikan menjadi energi listrik. Foto dioda banyak dipergunakan
pada jenis solar sel generasi pertama.
Biasanya sebuah foto dioda terdiri dari bagian berupa optical atau kaca pengumpul dan
filter gelombang cahaya. Fungsi dan jenis komponen rangkaian sensor cahaya yang
disebutkan terakhir ini memiliki persamaan yakni menggunakan semikonduktor sebagai
media.

OKe setelah tau apa itu sensor cahaya mari kita lanjutkan cara pembuatan sensornya .
Bahan komponen yang diperlukan :
1. LDR 10k0hm
2. Transistor FCs9013
3. Dioda 1n4002
4. Relay 5VDC
5. Potensiometer 10k0hm
6. Saklar kecil
7. Lampu
8. LED biru
9. Resistor 220Ohm dan 470Ohm
10. Soket casan HP
11. Kabel secukupnya
12. PCB
13. steker
14.Fitting

SkemaRangkaianSederhana :
Dalam pembuatan sensor rangkaian lampu otomatis menggunakan sensor cahaya, disini
saya menggunakan jenis sensor cahaya ldr, karena harga sensor cahaya ldr ini bisa dibilang
sangatlah bersahabat dengan kantong kita dan juga saya menggunakan tegangan sumber
5V DC (menggunakan charger HP).
Karena menurut saya semakin kecil penggunaan sumber tegangan maka semakin efisien
dalam menghemat sumber tegangan.
Jadi bisa menggunakan power bank HP ataupun casan HP sebagai sumber tegangannya
tanpa harus membeli baterai.
Dari gambar skema tersebut saya menghubungkan rangkaian ldr dengan relay.
Relay berfungsi sebagai saklar untuk manyalakan dan mematikan lampu yang besumber
dari tegangan AC

CARA PEMBUATAN
1. Solder terlebih dahulu komponen2 pada PCB, sesuaikan dengan skema diatas
2. Setelah itu hubungkan kabel dari relay ke Fitting tempat dimana lampu akan menyala
3. Setelah dihubungkan sambung kabel dan kemudian di solder
4. Kemudian jangan lupa hubungkan kabel dari baterai ke saklar dan hubungkan kabel dari
saklar ke rangkaian kemudian solder.
5. Kemudian ujicoba dengan menjalankan rangkaiannya apakah berfungsi dengan baik atau
ada kesalahan jika tidak ada kesalahan berarti membuat sensor cahaya ini sukses.
Jadi cara kerja sensor ldr yaitu apabila sensor menerima cahaya maka hambatannya
bertambah yang mengakibatkan output dari sensor menjadi logika 0 dan lampu akan mati.
Sedangkan saat sensor tidak terkena cahaya maka hambatan pada ldr berkurang sehingga
output sensor menjadi logika 1 yang membuat kaki basis pada transistor teraliri listrik
sehingga relay dapat menyalakan lampu.
Sensor Cahaya
Posted: Juni 14, 2011 in Project-Project

0
 

3 Votes

Sensor cahaya adalah suatu alat yang dapat menangkap cahaya dengan mempergunakan LDR (Light Dependent Resistor). LDR

adalah jenis resistor yang nilai hambatanya dapat berubah, tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaanya. Jika

cahaya yang mengenai permukaan atau penampang LDR semakin banyak atau besar, maka nilai hambatan dalam LDR akan

semakin kecil dan sebaliknya, jika cahaya yang mengenai permukaan LDR semakin kecil, maka hambatan dalam LDR semakin

besar. Berikut lambang dari LDR:


Lambang LDR

(Light Dependent Resistor)

Rangkaian ini sangat sederhana dengan mempergunakan transistor sebagai switch. Dalam rangkaian ini mempergunakan

transistor BC 547, karena transistor ini termasuk jenis transistor NPN dan tergolong mudah didapatkan dipasaran. Sumber

tegangan yang dipakai dalam rangkaian ini didapatkan dari tegangan DC dengan sumber batterai 9 volt. Komponen-komponen

yang diperlukan untuk membuat rangkaian ini adalah:

– Resistor 330 ohm dan 10k ohm

– Transistor BC 547

– Led

– Batterai 9 volt

– switch atau saklar

– LDR (Light Dependent Resisitor)

Untuk memperjelas posisi komponen-komponen, Berikut gambar skemanya:


Gambar Skema Rangkaian Sensor Cahaya

Resistor yang mempunyai nilai 10K ohm, dapat ditambah atau ditinggikan nilainya dengan tujuan agar LDR lebih sensitif

menerima cahaya. Karena arus yang melewati resistor akan terhambat lebih besar, sehingga arus yang melewatinya semakin kecil

dan arus dari sumber akan masuk ke Basis dan Transistor dalam keadaan ON.

Analisa

Arus yang keluar dari batterai akan dibagi ke jalur yang menuju ke LED dan Menuju ke LDR. Jika LDR menerima atau terkena

cahaya yang sedikit sekali, menurut penjelasan diatas tadi, sehingga hambatan yang terdapat pada LDR akan besar. Hal ini

mengakibatkan arus yang masuk ke kaki basis transistor kecil. Maka, hal ini akan menjadikan transistor dalam kondisi cut off,

sehingga arus dari kolektor tidak dapat dialirkan menuju emitor. Kondisi ini mengakibatkan LED tidak menyala.
Jika cahaya yang mengenai LDR besar, maka hambatan yang terdapat pada LDR sendiri akan semakin kecil. Sehingga LDR

lebih dapat mengalirkan arus yang menuju ke basis transistor. Mengalirnya arus ke basis mengakibatkan transistor dalam kondisi

ON, sehingga Arus yang terdapat pada kaki kolektor dapat menuju ke emitor. Dan akhirnya LED dapat menyala.

Gambar skema diatas dibuat pada software simulator Proteus. Pada simulasinya, rangkaian diatas dapat dikatakan berhasil sesuai

dengan teori yang kami dapat di bangku perkuliahan. Namun, dalam praktek nyata, kami menemukan beberapa permasalahan

yang sangat berarti bagi kami. Karena dalam praktek, kami menggunakan rangkaian dan komponen sama terutama dalam

penggunaan Transistor. Transistor yang kami pakai masih BC 547 yang bertipe NPN. Dalam praktek yang pertama sama persis

dengan hasil simulasi pada proteus. Sedangkan simulasi kedua, hasilnya berbeda dan berkebalikan dengan hasil yang ada pada

proteus. Hasil praktek yang kedua seolah-olah menggunakan transistor PNP. Jadi untuk hasil yang kedua ketika cahaya yang

mengenai permukaan LDR semakin banyak, LED semakin redup dan akhirnya mati.

Anda mungkin juga menyukai