b. Besaran Pokok
Berdasarkan konferensi umum mengenai berat dan ukuran ke-14 tahun 1971, dan hasil-hasil
pertemuan sebelumnya, menetapkan tujuh besaran dasar. Ketujuh besaran ini ditunjukkan
dalam Tabel 1. dan merupakan dasar bagiSistem Satuan Internasional, biasanya disingkat SI
dari bahasa Perancis “Le Systeme International d’Unites”.
Tabel 1. Satuan Dasar Standar Internasional (SI Fundamental Units)
Panjang l meter m
Massa m kilogram kg
Waktu t detik s
Intenstas Iv Candela cd
cahaya
2. Besaran Listrik
a. Tegangan Listrik
Dalam satu bentuk tenaga, maka secara terpisah terdapat muatan Positif dan Negatif. Muatan
yang terpisah itu akan tarik-menarik, Gaya tarik menarik antara kedua muatan itu dinamakan
tegangan listrik. Satuan teknik tegangan adalah volt (V). Ini diambil dari nama fisikawan Italia
abad ke-18 Alessandro Volta. Perbedaan potensial satu volt pada resistansi satu ohm ketika
satu ampere mengalir melewati resistansi tersebut.Tegangan listrik itu bergantung pada
tekanan elektron bebas yang diakibatkan oleh gerakan elektron tersebut.
Antara tempat yang mempunyai kerapatan elektron yang tinggi dan rendah
b. Arus Listrik
Listrik sebagai energi dapat dibangkitkan dari energi yang lain. Energi mekanik, energi kimia
dan energi panas dapat membangkitkan energi listrik. Listrik dapat mengalir melalui bahan
penghantar, tetapi tidak semua bahan dapat mengalirkan listrik. Bahan yang memiliki elektron
bebas didalamnya, seperti logam, dapat mengalirkan listrik tetapi kayu yang tidak memiliki
elektron bebas tidak dapat mengalirkan. Arus listrik memiliki satuan Amper dan juga sering
ditulis dengan Amp dengan simbol A, adalah satuan dasar arus listrik dalam Sistem Satuan
Internasional (SI). Ini diambil dari matematikawan dan fisikawan Prancis André- Marie Ampere
(1775-1836), yang dianggap sebagai bapak elektrodinamika. 1 Amper adalah kuat arus yang
dialirkan dalam 2 buah penghantar yang terletak paralel dengan jarak 1 meter menimbulkan
gaya 2x10-7
newton/m satu sama lain.
c. Resistan/Tahanan
Tahanan juga ada yang menyebut dengan perlawanan atau hambatan, merupakan bagian dari
rangkaian listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi panas yang merupakan lawan dari
arus listrik. Resistan sering dianggap sebagai seperti lampu, pemanas dan resistor, meskipun
merupakan ciri khas setiap bagian sebuah rangkaian, termasuk kabel penghubung dan jalur
transmisi. Tahanan memiliki satuan Ohm dengan simbol Ω dinamai menurut fisikawan Jerman
Georg Simon Ohm. Pada Kongres Listrik Internasional (International Electrical Congress) di
Chicago pada tahun 1893 “reproducible ohm” to “international ohm” dengan definisi 1 Ohm
merupakan resistan dari air raksa dengan massa 14,4521 gram dalam tabung sepanjang 106,3
cm dengan penampang melintang yang seragam pada suhu 0⁰. Dengan massa seberat itu
membuat penampangnya sebesar 1mm2.
4. Awalan Satuan,
Dalam SI unit terdapat 20 awalan yang digunakan untuk membentuk kelipatan maupun
pembagian, berikut ini ditampilkan daftar 8 awalan satuan yang digunakan dalam bidang
elektronika.
Sebagai catatan penting untuk “kilogram” merupakan satuan satu-satunya dalam SI-unit
dengan awalan sebagai bagian dari nama simbol (lihat Tabel 1).Karena beberapa awalan tidak
boleh digunakan, dalam kasus kilogram nama awalan dari Tabel 3 digunakan dengan nama unit
"gram" dan simbol awalan digunakan dengan simbol satuan "g". Dengan ini dikecualikan,
sedang awalan lainnya dapat digunakan dengan SI-unit, termasuk termasuk derajat Celsius dan
simbolnya °C.
Contoh : 10-6 kg=1mg (satu miligram), tapi bukan 10-6 kg=1μkg (satu mikrokilogram)
5. Konversi Besaran Unit dengan Nilai Ukur yang Tetap,
Secara kuantitas seringkali besaran sebuah unit nilainya sangat kecil, misalkan 0,001V, maka
hal ini akan lebih sederhana kalau ditulis 1mV. Atau sebuah pemancar radio memiliki frekuensi
pancar sebesar 1.000.000Hz maka akan lebih sederhana dituliskan 1MHz.
Contoh :
Sebuah rangkaian RC memiliki konstanta waktu () sebesar 0,000001s dan besarnya resistor R
1.000Ω, berapa besarnya kapasitansi kapasitor C ?
Penyelesaian :
Diketahui : = 0,000001S = 1μS
R = 1.000 Ω = 1kΩ
Ditanya : C =?
Jawab = R x C
C = / R= 0,000000001F = 1pF
tegangan tegangan
masukan keluaran
Ui =2V Uo = 100V
Penguat
Gambar1. Penggambaran penguatan.
Contoh 1 :
Sebuah penguat seperti pada gambar 1, memiliki penguatan (v) sebesar 50 kali, jika dihitung
dalam dB maka :
100
V =2 x log 2 x log50=3,4 B atau
2V
100
V =20 x log =20 x log50=34 dB
2V
a
Contoh 2 :
Sebuah penguat memiliki tiga buah blok penguat didalamnya seperti ditunjukkan dalam gambar
2. berikut :
V1 = 5x V2 = 0,5x V3 = 7x
Penguat 1 Penguat 1 Penguat 1
Penyelesaian :
Satuan dB juga digunakan pada perlemahan, seperti pada gambar3 Function Generator
memiliki tombol perlemahan 3 buah, masing-masing 10dB 20dB dan 40dB. Besar perlemahan
bisa bervariasi mulai 10dB sampai 70dB. Semisal ditetapkan tegangan keluaran 10Vpp tombol
ATTENUATION OFF, saat diaktifkan seluruhnya, berarti tegangan keluaran akan diperlemah
sebesar :
10+20+40=70dB.
Pada batas sakit, level bunyi besarnya 120dB, pada level ini besarnya tekanan bunyi akan
sama dengan :
Tabel 4. Penguatan macam-macam sumber bunyi
Klakson 90-105dB
BAB II
KOMPONEN PASIF
A. Resistor
Resistor dapat diibaratkan seperti batu-batuan di sungai atau sampah-sampah di kali atau
selokan yang mana dapat menahan atau mengurangi derasnya aliran air.
Pada rangkaian elektronika komponen resistor banyak digunakan sebagai :
Macam-macam Resistor
Nilai hambatan resistor dapat ditentukan berdasarkan membaca kode warna atau
membaca langsung nilai yang tertera.
Contoh :
Menentukan nilai hambatan resistor berdasarkan kode warna standar manufaktur yang
dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association)dapat dipelajari pada tabel 5dan
6di bawah ini .
Tabel 5. Kode warna resistor memiliki 4 gelang warna
Contoh :
Gambar 6. Membaca Kode Warna Resistor 4 dan 5 Gelang Warna
b. Resistor variabel
Komponen ini banyak digunakan sebagai pengatur tegangan, arus dan frekuensi,
seperti pada rangkaian catu daya dan rangkaian tone control.
Perubahan nilai hambatan resistor variabel dilakukan dengan cara memutar atau
menggeser.
1) Potensiometer
VR
Nilai hambatan komponen ini dipengaruhi oleh perubahan kondisi sekitar atau
perubahan nilai besaran listrik pada rangkaian.
Komponen ini disebut komponen peka cahaya karena nilai hambatannya berubah
akibat cahaya yang jatuh pada komponen tersebut. Besar kecilnya perubahan nilai
hambatan tergantung pada besar kecilnya intensitas cahaya. Komponen ini
digunakan sebagai sensor pada rangkaian kontrol elektronik.
Komponen ini disebut sebagai komponen peka suhu. Besar kecilnya perubahan nilai
hambatan tergantung pada tinggi rendahnya suhu sekitar. Komponen ini digunakan
sebagai sensor pada rangkaian kontrol elektronik.
3) VDR
Kondensator merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam
jangka waktu tertentu. Penggunaan kondensator pada rangkaian elektronika dan peralatan
listrik digunakan sebagai :
Kopling (penghubung), yaitu melewatkan arus bolak-balik dan menahan arus searah
Filter (penyaring)
Mencegah/ menyerap percikan bunga api, seperti digunakan pada saklardan motor listrik.
Macam-macam kondensator
Nilai kapasitas kondensator ditentukan berdasarkan label yang tertera atau mengolah
angka-angka yang tertera.
Kapasitas elco biasanya paling rendah 0,1 µF dan memiliki polaritas positip dab
negatip. Berarti pemasangannya tidak boleh terbalik terhadap polaritas tegangan
listrik.
Kapasitas kondensator ditentukan dalam satuan Farad (F), mikro Farad (µF), nano Farad
(nF) dan piko Farad (pF), dimana :
1F = 106 µF
1F = 109 nF
1F = 1012 pF
1 µF = 103 nF
1 µF = 106 pF
1 nf = 103pF
2) Kondensator non elektrolit
Contoh :
0,01 µF 10 Pf 2n2
Nilai kapasitas kondensator ini dapat diubah-ubah. Nilai kapasitas kondensator ini
biasanya dalam satuan piko Farad. Penggunaannya banyak digunakan pada rangkaian
yang bekerja pada frekuensi tinggi, seperti pada pemancar dan penerima radio.
Kondensator variabel dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
2 ) Trimmer Condensator
C. Induktor
- sebagai filter.
Satuan induktor adalah Henry disingkat H atau satuan lebih kecil mH dan uH.
1. Kumparan tunggal, ada berinti udara, berinti ferrit (garis putus-putus) dan juga berinti
besi(garis lurus)
2. Kumparan primer dan sekunder disebut transformator, juga ada berinti udara, ferrit
danbesi
Simbol induktor seperti gambar berikut :
Banyak ditemukan di sekolah-sekolah guru memberikan tugas praktek kepada peserta didik
dengan cara mengambil dari buku atau dari pikiran si guru dan menuliskannya di papan tulis.
Rangkaian yang diberikan tersebut apakah sudah dianalisis, layak diujicobakan atau tidak.
Seharusnya setiap rangkaian percobaan yang akan diberikan kepada peserta didik harus
dirancang dengan benar/ dianalisa dan diujicobakan. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kerusakan alat ukur, komponen percobaan dan sumber tegangan (catu daya).
Hukum Ohm
Hukum Ohm berbunyi, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melalui resistor tersebut sebagaimana dijelaskan pada diagram di bawah ini.
Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff pada rangkaian seri: selisih tegangan sumber dengan jumlah tegangan
jatuh pada masing-masing beban adalah 0.
I = VSumber /RTotal
VR1 = IT . R1
VR2 = IT . R2
VR3 = IT . R3
Hukum Kirchhoff pada rangkaian paralel: arus yang mengalir menuju suatu titik berbanding
lurus dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
IR1 = VS / R1
IR2 = VS / R2
IR1 = VS / R3
Menganalisa rangkaian seri-paralel resistor dilakukan secara bertahap
Langkah 1
Hitung R2 // R3
Rp = R2 // R3
Langkah 2
Rs = R1 + Rp
IT = Vs / Rs
VR1 = IT . R1
IR2 = VR2 / R2
IR3 = VR3 / R 3
Contoh :
Bila kita cermati gambar rangkaian di atas sebagai rangkaian percobaaan terlihat
informasinya belum lengkap maka timbul pertanyaan hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah tersedia catu daya 25 V dan berapa arus catu daya yang diperlukan,
maksudnya 25 V/....A atau 25 V/.... mA
3. Apakah alat ukur yang tersedia mampu mengukur besar tegangan dan arus pada
rangkaian.
Rtotal = 10 Ω + 40 Ω
= 50 Ω
ITotal = V/R
= 25 V/50 Ω
= 0, 5 A = 500 mA
- Arus yang mengalir pada rangkaian 500 mA maka arus catu daya yang digunakan harus
diatas 500 mA bila tidak catu daya akan panas dan rusak.
- Alat ukur arus listrik DC yang digunakan minimum batas ukurnya 500 mA.
PR1 = I2..R1
= 0.25A . 10 Ω
= 2,5 Watt
PR2 = I2 . R2
= 0,25 A . 40 Ω
= 10 Watt
Gambar 23
Gambar 24
Gambar 25
4. Percobaan Rangkaian Seri-Paralel Resistor
Gambar 26
Gambar 27
Gambar 28
Simbol Kondensator
Kondensator bersifat seperti saklar tertutup terhadap arus bola balik dan seperti saklar
terbuka terhadap arus searah.
Tegangan elco harus lebih tinggi dari tegangan sumber yang diberikan
Gambar 31
Percobaan ini memperlihatkan sifat kondensator terhadap arus bolak balik (AC) dan arus
searah (DC) dan frekuensi.
Bila kondensator dialiri arus listrik bolak balik maka kondensator terdapat hambatan listrik
yang disebut Reaktansi Kapasitif disingkat XC satuannya ohm.
XC = 1/2πfC
Penerapannya pada rangkaian penguat dimana kondensator sebagai kopling dan pada
rangkaian cross over untuk penghambat frekuensi rendah(digunakan elco)
Gambar 33
Gambar 34
6. Rangkaian Konstan Waktu RC
Gambar 35
BAB III
KOMPONEN AKTIF
A. DIODA
1. Prinsip Kerja Dioda
Dalam berbagai rangkaian elektronika, dioda sering kita jumpai dengan jenis dan type
yang berbeda-beda, tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut.
Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana di berarti dua,
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda digunakan untuk
polaritas positif dan katoda untuk polaritas negatip. Didalam dioda terdapat junction
(pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu.
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada saat
dioda memperoleh catu arah maju (forward bias). Pada kondisi ini dioda dikatakan dalam
keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam relative kecil.
Sedangkan bila dioda diberi catu arah terbalik (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja
dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit
mengalir. Dioda yang dipakai pada teknik elektronika pada umumnya digunakan untuk
menyearahkan arus listrik AC menjadi DC. Dioda dibentuk oleh bahan semikonduktor
type P dan type N yang digabungkan menjadi satu, sehingga akan membentuk susunan
seperti gambar 36 dibawah ini.
Dioda dapat digunakan untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC. Dari kondisi
tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain
sebagai penyearah gelombang (rectifier), disamping kegunaan-kegunaan lainya
misalnya sebagai Klipper, Clamper , pengganda tegangan dan lain-lain.
2. Sifat-Sifat Dioda
a. Sifat-sifat Dioda Silikon :
1) Menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt
2) Resistansi maju cukup kecil
3) Resistansi terbalik sangat tinggi, dapat mencapai beberapa Mega ohm
4) Arus maju maksimum yang dibolehkan cukup besar, sampai 1000 A
5) Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi, dapat mencapai
1000 V
b. Sifat-sifat Dioda Germanium :
1) Menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0,2 Volt
2) Perlawanan maju agak besar
3) Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm)
4) Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar
5) Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi
3. Prinsip kerja LED
Bila dioda dibias forward, electron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam hole.
Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan
energi. Pada LED energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada dioda penyearah
energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar seperti gallium, arsen
dan phosfor pabrik dapat membuat LED memancarkan cahaya warna merah, kuning, dan
infra merah (tak kelihatan). LED berguna pada display peralatan, mesin hitung, jam digital
dan lain-lain. Sedangkan LED infra merah dapat digunakan dalam sistim tanda bahaya
pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan. Keuntungan LED
dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang, tegangannya rendah dan saklar nyala
matinya cepat.
LED akan menyala jika diberi arus DC arah forward atau arus AC yang sesuai dengan
tegangan kerjanya (misal 3 volt). LED digunakan sebagai lampu indikator dan sebagai
display. Bentuk dan simbol dari dioda LED seperti gambar 38.
LED dibuat dari berbagai bahan semikonduktor campuran seperti galium arsenida fosfida
(GaAsP), galium fosfida (GaP) dan galium aluminium arsenida (GaAlAs). Kalau LED diberi
tegangan panjar (bias) arah maju, junctionnya akan mengeluarkan cahaya. Warna cahaya
bergantung kepada jenis dan kadar bahan junctionnya. Kecerahan cahaya berbanding
lurus dengan arus forward (arah maju) yang mengalirinya. Arus forward berkisar antara 10
mA–20 mA untuk kecerahan maksimum. Pada kondisi menghantar, tegangan maju pada
LED merah adalah 1,6 V s.d 2,2 V, pada LED kuning 2,4 V dan pada LED hijau 2,7 V.
Tegangan revers (terbalik) maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 V, LED
kuning 5 V dan LED hijau 5 V. Keunggulan LED diantaranya adalah konsumsi arus yang
sangat kecil, awet (dapat bertahan sampai 50 tahun) dan kecil bentuknya (tidak makan
tempat). Kegunaan LED adalah untuk penampil digit, indikator pandang (sebagai
pengganti lampu pijar) dan sebagai acuan tegangan (1,5 V tiap LED). Keistimewaan lain
dari LED ialah umur tidak dipendekkan oleh peng-on-off-an yang terus menerus, tidak
memancarkan sinar infra merah (kecuali yang sengaja dibuat untuk itu). Cara memasang
LED pada sumber arus DC adalah seperti gambar dibawah ini.
Dalam merangkai LED selalu diperlukan Resistor seri guna membatasi kuat arus.
Dioda zener dikenal sebagai voltageregulation yang bekerja pada reversbias didaerah
breakdown. Gambar 40 memperlihatkan simbol dioda zener serta karakteristik reversbias
nya.
Apabila arus beban semakin besar, maka arus zener akan berkurang. Agar tegangan
output (pada beban) tetap stabil, maka pengurangan arus zener I z tidak boleh sampai
pada daerah lengkung yang kurang curam, karena pada daerah itu tegangan zener
dioda sudah tidak stabil lagi. Agar arus beban besar dan arus zener Iz tetap pada daerah
lengkung yang curam, serta tegangan output tetap stabil, maka dipasanglah Transistor
seperti gambar skema 42.
Jika arus beban = 1 amper dan Transistor mempunyai hFE=100. Hitunglah arus basisnya.
Penyelesaian:
IBasis= IBeban/hFE.
IBasis= 1/100.
Dari gambar 42 terlihat bahwa tegangan basis = tegangan zener dioda, sedangkan
tegangan beban = VDZ – VBE. Karena tegangan VBE cukup kecil (= 0,6 V), maka tegangan
beban = tegangan zener dioda dan konstan.
Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown dan menghasilkan tegangan
breakdown kira-kira dari 2 sampai 200 Volt. Dengan memberikan tegangan reverse
melampaui tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti sumber tegangan konstan.
Jika tegangan yang diberikan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan
pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk
mengeluarkan electron dari orbit luar. Efek zener berbeda-beda, bila dioda di-dop
banyak maka lapisan pengosongan amat sempit. sehingga medan listrik pada lapisan
pengosongan sangat kuat.
Pada gambar 43 ditunjukkan kurva tegangan arus dioda zener. Pada dioda zener,
breakdown mempunyai knee yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang
hampir vertikal. Perhatikan bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan Vz pada
sebagian besar daerah breakdown.
-Vz IZT V
IZM
Gambar 43. Kurva Dioda Zener
Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dengan arusnya, yaitu:
P Z = V Z x IZ
Misalkan jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, maka daya dissipasinya sebesar :
Selama PZ kurang dari rating daya Pz maks dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener
yang ada dipasaran mempunyai rating daya dari ¼ W sampai lebih dari 50 W. Lembar
data kerap kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani
tanpa melampaui rating dayanya.
Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda penyearah. Dioda silikon ini
dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown dan dioda zener adalah tulang punggung
regulator tegangan. Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, bertambahnya
tegangan sedikit akan menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan
bahwa dioda zener pempunyai inpedansi yang kecil.
B
A
Gambar 44. Stabilisasi dengan dioda zener
Dengan dipasangnya dioda zener kerut-kerut tegangan yang masih tersisa di output
pencatu daya akan ditindasnya sekali lagi. Oleh kondisi ini maka dioda pun dinamai pula
tapis elektronik atau tapis dinamik. Hal itu dapat terjadi sebab dioda mempunyai
perlawanan yang sangat kecil terhadap kerut tersebut, sehingga tegangan kerut itupun
terhubung singkat olehnya.
Hampir semua peralatan elektronika menggunakan power suplay (catu daya arus
searah). Ada dua jenis penyearah yang menggunakan dioda yaitu penyearah setengah
gelombang dan penyearah gelombang penuh. Gambar 45 memperlihatkan rangkaian
penyearah setengah gelombang.
Bila saklar S, ditutup pada belitan sekunder akan diinduksikan tegangan bolak-balik.
Pada saat t1 sampai t2 tegangan di titik A lebih positip dari B, sehingga pada setengah
perioda ini dioda akan dilewati arus I. Arus ini akan melewati tahanan R L, sehingga
antara titik C dan D terdapat tegangan sebanding dengan besarnya arus. Pada saat t 2–t3
ujung A negatip, dioda menerima tegangan revers, pada tahanan RL akan mengalir arus
revers, arus ini besarnya hanya beberapa mikroamper, oleh karena itu diabaikan,
sehingga pada ujung-ujung RL tidak ada tegangan. Rangkaian penyearah gelombang
penuh diperlihatkan pada gambar 46.
Gambar 46. Rangkaian penyearah gelombang penuh
Penyearah sistim jembatan ini memerlukan empat buah dioda. Transformator yang
digunakan tidak perlu mempunyai center tap.
Lihat gambar 47, suatu deretan dioda dan R kita berikan tegangan bolak-balik. Karena
tegangan yang diberikan pada input trafo bolak-balik maka pada suatu saat terminal A
adalah positip sedangkan terminal B adalah negatip. Dan pada saat berikutnya terminal
A menjadi negatip dan terminal B yang jadi positip dan seterusnya bergantian setiap
setengah perioda.
Pada saat terminal A positip dioda mendapat tegangan maju maka mengalirlah arus, dan
pada saat terminal A negatip dioda mendapat tegangan terbalik dan tidak ada arus
mengalir. Dengan demikian pada dioda mengalirlah arus yang bentuknya dilukiskan
seperti gambar 47 b. Arus ini tidak lagi bolak balik melainkan searah tapi tidak rata
melainkan berdenyut-denyut, karenanya arus inipun dinamai arus searah denyut
(pulsating direct current). Arus denyut inipun membangkitkan tegangan pada R dan
bentuk tegangan pada R adalah belahan positip dari pada bentuk arus bolak balik yang
dimasukkan deretan dioda dan R. Tujuan dari rangkaian penyearah adalah untuk
memperoleh arus searah dari sumber arus bolak balik, dan kemampuan
menyearahkannya dapat dilihat dengan menghitung besarnya komponen arus searah
atau harga rata-rata pulsa searahnya, yaitu:
Im
IDC =
sedangkan tegangan searahnya adalah harga rata-rata dari setengah gelombang sinus
yang positip sehingga: EDC = Em = 0,318 Em
Perioda dari sinyal output adalah sama dengan perioda sinyal input. Setiap siklus input
menghasilkan satu siklus output. Inilah sebabnya mengapa frekuensi output dari
penyearah setengah gelombang sama dengan frekuensi input
fout = fin
Untuk memperoleh perataan yang lebih sempurna, maka dipakai dua buah dioda
sebagai penyearah rangkap. Guna memahami apakah yang diperoleh dari dua dioda,
mari terlebih dulu kita pelajari rangkaian di Gambar 48.
A+ Vout
D1
A- Vm
CT Harga rata-rata
RL
Vin B+ Im
Vm
B- D2
IDC
0 2 3 4
(A) (B)
IDC = 2 Im
Rangkaian penyearah sistim jembatan ini adalah rangkaian penyearah gelombang penuh
tetapi tidak menggunakan center tap pada trafonya. Perhatikan gambar 49.
A+
A
B -+ D4
D3 AD2
D1 Im V0out Harga2rata-rata
B 3 4
RL
Pada saat A positif sementara B negatif, maka jalannya arus setengah siklus perioda
pertama adalah dari titik A+ melalui D1, RL D3 dan kembali ke sumber. Dalam gambar
ditunjukkan dengan tanda panah warna merah. Selanjutnya setengah siklus perioda
berikutnya adalah titik B menjadi positif dan titik A jadi negative, sehingga jalannya arus
adalah dari titik B+ menuju D2, RL ,D4 dan kembali ke sumber. Demikian seterusnya
untuk proses berikutnya kembali lagi titik A jadi positif dan titik B negative demikian
seterusnya setiap setengah perioda, dan gelombang outputnya seperti ditunjukkan pada
gambar 49 B.
B. Transistor
1. Pengertian Transistor
Menurut Wikipedia Indonesia (2013) “Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya” . sedangkan apabila ditinjau dari
segi bahasa transistor berasal dari dua kata yang memiliki arti berbeda yaitu “transfer”
yang berarti penyaluran atau pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.
Sedangkan transistor menurut dasarelektronika.com (2013) adalah “∙∙∙suatu pemindahan
atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan
tertentu”. Jadi bisa dikatakan transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk
penguat, penyambung, stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan
tertentu.
Transistor terdiri dari dua macam dioda, dan banyak dibuat dari bahan-bahan seperti
germanium, silikon dan garnium arsenide. Menurut Fajar (2010) “kemasan dari transistor
itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa
transistor yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit)”. Di
kehidupan nyata transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Pada rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog dapat berupa pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Pada rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi dan
beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, dan memori.
Gambar 50 Transistor
2. Jenis-jenis Transistor
Sama halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki jenis yang
berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis Transistor yang paling umum
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis
transistor tersebut sangat mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut,
beberapa rangkaian yang sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau
dipasang adalah rangkaian amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar , rangkaian
tegangan tinggi dan lain-lain.
a. Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)
Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan elektronik di
sekitar. Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama Basis
atau biasanya dengan kode (B), kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).
3. Fungsi Transistor
Transistor memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah :
ü Amplifier : Penguat
ü Mixer : Mencampur Frekuensi
ü Rectifier : Penyearah
ü Switcher : Penghubung (saklar)
ü Oscilater : Pembangkit getaran
Contoh Rangkaian Elektronik Menggunakan Transistor
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor
probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor
probe merah jarum tidak bergerak.
Menentukan Kaki Kolektor dan Emitor.
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan
emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan
emitor setting multmeter di pindah ke Ohm meter x10 KOhm , Kemudian lakukan
teknik berikut.
Misalnya transistor N PN . Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis
dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor
dipegang jadi satu).
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan disentuh
dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan (dengan tujuan memberikan bias pada kaki
tersebut mengingat tubuh kita juga memiliki energi listrik potensial). Jika jarum
multitester tidak bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki
basis dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain
(probe merah) adalah emitor.
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada kemasan
transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat, titik
kotak atau titik segitiga yang berada di kemasan transistor.