Anda di halaman 1dari 58

PERTEMUAN 1 - 8

PENDAHULUAN
Tujuan: Pokok Bahasan:
Pembahasan bertujuan 1. Parameter Alat Ukur
membekali kemampuan : 2. Sistem Satuan
1. Mendefinisikan sistem 3. Klasifikasi kelas meter dan
satuan besaran listrik kalibrasi
2 Memilih dan menempatkan 4. Macam-macam peraga
alat ukur yang baik
berdasarkan parameter
3. Mampu menyebutkan macam-
macam peraga penunjukkan
alat ukur

1.1. Parameter Alat


Ukur
berupa gerak dengan
Alat ukur listrik merupakan menggunakan alat ukur. Perlu
peralatan yang diperlukan oleh disadari bahwa untuk dapat
manusia. Karena besaran listrik menggunakan berbagai macam
seperti : tegangan, arus, daya, alat ukur listrik perlu pemahanan
frekuensi dan sebagainya tidak pengetahuan yang memadai
dapat secara langsung ditanggapi tentang konsep - konsep
oleh panca indera. Untuk teoritisnya. Dalam mempelajari
mengukur besaran listrik tersebut, pengukuran dikenal beberapa
diperlukan alat pengubah. Atau istilah, antara lain :
besaran ditransformasikan ke
dalam besaran mekanis
yang

Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran


suatu kuantitas atau variabel.
Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan
instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel
yang diukur.
Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang
serupa
Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons
instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel
yang diukur.
Resolusi : :perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana
instrumen akan memberi respon atau tanggapan.
Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai)
yang sebenarnya.
Alat ukur listrik dikelompokkan menjadi dua,
yaitu : Alat ukur standar/absolut :
Alat ukur absolut maksudnya bahwa alat tersebut tidak perlu
adalah alat ukur yang dikalibrasi atau dibandingkan
menunjukkan besaran dari dengan alat ukur lainnya lebih
komponen listrik yang diukur dahulu. Contoh dari alat ukur ini
dengan batas-batas pada adalah galvanometer.
konstanta dan penyimpangan
pada alat itu sendiri. Ini
menunjukkan

Gambar 1-1 Alat ukur standar galvanometer


Alat ukur sekunder :
Alat ukur sekunder maksudnya sudah dikalibrasi dengan
adalah semua alat ukur yang membandingkan pada alat ukur
menunjukkan harga besaran standar/absolut. Contoh dari alat
listrik yang diukur dan dapat ukur ini adalah alat ukur listrik yang
ditentukan hanya dari simpangan sering dipergunakan sehari-hari.
alat ukur tersebut. Sebelumnya
alat ukur
Gambar 1-2 Alat ukur sekunder

1.1.1. Sistem Satuan Dalam Pengukuran


1.1.1.1. Satuan Dasar dan Satuan Turunan
Ilmu pengetahuan dan teknik dinyatakan satuan-satuan dasar.
menggunakan dua jenis satuan, Arus listrik, temperatur, intensitas
yaitu satuan dasar dan satuan cahaya disebut dengan satuan
turunan. Satuan-satuan dasar dasar tambahan. Sistem satuan
dalam mekanika terdiri dari dasar tersebut selanjutnya dikenal
panjang, massa dan waktu. Biasa sebagai sistem internasional yang
disebut dengan satuan - satuan disebut sistem SI. Sistem ini
dasar utama. Dalam beberapa memuat 6 satuan dasar seperti
besaran fisis tertentu pada ilmu tabel 1-1.
termal, listrik dan penerangan
juga

Tabel 1-1 Besaran-besaran satuan dasar SI


Kuantitas Satuan Dasar Simbol
Panjang meter m
Massa kilogra
Waktu m k
Arus sekon g
listrik amper
Temperatur kelvin s
Intensitas cahaya kandel A
a
K
C
d
Satuan-satuan lain yang dapat beberapa satuan turunan telah
dinyatakan dengan satuan-satuan diberi nama baru, contoh untuk
dasar disebut satuan-satuan daya dalam SI dinamakan watt
turunan. Untuk yaitu menggantikan j/s.
memudahkan

Tabel 1-2 Beberapa contoh satuan yang diturunkan

Kuantitas Satuan Simbol Dinyatakan


yang dalam satuan
diturunk SI atau satuan
an yang
diturunkan
Frekuensi hertz H 1 Hz = 1
Gaya newt z s-1
Tekanan on N 1N=I
Enersi pasc kgm/s2
kerja al P 1 Pa = 1
Daya joule a N/m2
Muatan listrik watt J 1J=1
GGL/beda coulo W Nm
potensial mb 1W =1
Kapasitas listrik volt C J/s
Tahanan listrik farad 1C=1
Konduktansi ohm V As
Fluksi sieme F 1V=1
magnetis ns : W/A
Kepadatan Weber S 1F=1
fluksi Tesla Wb AsIV
Induktansi Henry T 1 =I
Fluksi cahaya Lumen V/A
Kemilauan lux H 1 S = 1 :-1
1 Wb = I
l Vs
M 1T=1
Wb/m2
l 1H=1
x Vs/A l m =
1 cd sr l x =
1 lm/m2
1.1.1.2. Sistem-sistem massa. Dari sini dikembangkan
Satuan sistem satuan sentimeter-gram-
sekon (CGS). Dalam sistem
Asosiasi pengembangan Ilmu elektrostatik CGS, satuan muatan
Pengetahuan Inggris telah listrik diturunkan dari sentimeter,
menetapkan sentimeter sebagai gram, dan sekon dengan
satuan dasar untuk panjang dan
gram sebagai satuan dasar untuk
menetapkan bahwa permissivitas
ruang hampa pada hukum
coulumb mengenai muatan listrik
adalah satu. Satuan-satuan
turunan untuk arus listrik dan
potensial listrik dalam sistem
elektromagnetik, yaitu amper dan
volt digunakan dalam pengukuran-
pengukuran praktis. Kedua satuan
ini beserta salah satu dari satuan
lainnya seperti: coulomb, ohm,
henry, farad, dan sebagainya
digabungkan di dalam satuan
ketiga yang disebut sistem praktis
(practical system).
Tahun 1960 atas persetujuan sebagai satuan temperatur dan
internasional ditunjuk sebagai intensitas cahaya, seperti terlihat
sistem internasional (SI). Sistem pada tabel 1-1. Demikian pula
SI digunakan enam satuan dasar, dibuat pengalian dari satuan-
yaitu meter, kilogram, sekon, dan satuan dasar, yaitu dalam sistem
amper (MKSA) dan sebagai desimal seperti terlihat pada tabel
satuan dasar tambahan adalah 1-3.
derajat kelvin dan lilin
(kandela) yaitu

Tabel 1-3 Perkalian desimal

Faktor perkalian Sebutan


dari satuan Nam Symbol
a

1012 Ter T
109 a
106 Gig G
103 a
102
Meg M
10
a
10-1
Kilo K
10-2
10-3 Hek
10-6 to h
10-9 Dec d
10-12 a
10-15 Dec
10-18 i
Cen
ti
Milli m
Micr
o f
Nan
o a
Pico
Fem
to
atto

Ada pula satuan bukan SI yang kelipatannya, digunakan dalam


dapat dipakai bersama dengan pemakaian umum. Lebih jelasnya
satuan SI. Beserta kelipatan - dapat diperhatikan pada tabel 1-4.

Tabel 1-4 Satuan buka n SI yang dapat dipakai bersama dengan satuan

Kuantitas Nama Simbol Definisi


Satuan
Waktu me me 1 menit = 60 s
nit nit 1 jam = 60 menit
jam jam 1 hari = 24 jam
hari hari
Sudut deraj R 10 = (JS/180 )rad
datar at , 1, = ( 1/60 )o
meni : 1" = ( 1/60 )
t
seko
n
Massa Ton T 1 t = 103 k9
1.1.1.3. Sistem Satuan
Lain
massa 1 pon (lb) = 0,45359237 kg.
Di Inggris sistem satuan panjang Berdasarkan dua bentuk ini
menggunakan kaki (ft), massa memungkinkan semua satuan
pon (lb), dan waktu adalah detik. sistem Inggris menjadi satuan -
(s). Satuan-satuan tersebut dapat satuan SI. Lebih jelasnya
dikonversikan ke satuan SI, yaitu perhatikan tabel 1-5.
panjang 1 inci = 1/12 kaki
ditetapkan = 25,4 mm, untuk

Tabel 1-5 Konversi satuan Inggris ke SI


Satuan Inggris Simbol Ekivalensi metrik Kebalikan
Panjang 1 kaki f 30,48 cm 0,0328084
1 t 25,40 mm 0,0393701
inci I 9,2903 x 102 cm 0,0107639x1
Luas 1 kaki kuadrat n 2
0
6,4516 x 102 2
1 inci
F mm 2
kuadrat Isi 1 0,15500 x 10-
t 0,0283168 m 3 2
kaki kubik Massa 1 0,45359237 kg
2 35,3147
pon In2 16,0185 kg/m 3 2,20462
Kerapatan 1 pon per kaki Ft 0,3048 m/s 0,062428
kubik Kecepatan 1 kaki per 3
0,138255 N
lb 3,28084
sekon Gaya 1 pondal 0,0421401 J
lb/ 7,23301
Kerja, energi 1 kaki-pondal 745,7 W
ft3 23,7304
Daya 1 daya kuda
ft/ 0.00134102
s
pd
l
ft pdl
Hp
1.2. Kesalahan
Ukur
sebab terjadinya kesalahan
Saat melakukan pengukuran pengukuran. Kesalahan -
besaran listrik tidak ada yang kesalahan dalam pengukuran
menghasilkan ketelitian dengan dapat digolongkan menjadi tiga
sempurna. Perlu diketahui jenis, yaitu :
ketelitian yang sebenarnya
dan

1.2.1 Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors)


Kesalahan ini kebanyakan dan perlu perbaikkan. Ini terjadi
disebabkan oleh kesalahan karena keteledoran atau
manusia. Diantaranya adalah kebiasaan -
kesalahan pembacaan alat ukur,
penyetelan yang tidak tepat dan
pemakaian instrumen yang tidak
sesuai dan kesalahan penaksiran.
Kesalahan ini tidak dapat
dihindari, tetapi harus dicegah
kebiasaan yang buruk, seperti :
pembacaan yang tidak teliti,
pencatatan yang berbeda dari
pembacaannya, penyetelan
instrumen yang tidak tepat. Agar
mendapatkan hasil yang optimal,
maka diperlukan pembacaan lebih
dari satu kali. Bisa dilakukan tiga
kali, kemudian dirata-rata. Jika
mungkin dengan pengamat yang
berbeda.
H Pembacaan
a > harga senearnya
s
il
p
e
m
b
a
c
a
a
n
<

h
a
r
g
a
sebenarnya Posisi pembacaan
yang benar
Gambar 1-3 Posisi pembacaan meter

Gambar 1-4 a Pembacaan yang salah Gambar 1-4 b Pembacaan yang benar
Gambar 1-5 Pengenolan meter tidak tepat

1.2.2. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors)


Kesalahan ini disebabkan oleh mengetahui instrumen tersebut
kekurangan-kekurangan pada mempunyai kesalahan atau tidak
instrumen sendiri. Seperti yaitu dengan membandingkan
kerusakan atau adanya bagian- dengan instrumen lain yang
bagian yang aus dan pengaruh memiliki karakteristik yang sama
lingkungan terhadap peralatan atau terhadap instrumen lain yang
atau pemakai. Kesalahan ini akurasinya lebih tinggi. Untuk
merupakan kesalahan yang tidak menghindari kesalahan-kesalahan
dapat dihindari dari instrumen, tersebut dengan cara : (1) memilih
karena struktur mekanisnya. instrumen yang tepat untuk
Contoh : gesekan beberapa pemakaian tertentu; (2)
komponen yang bergerak menggunakan faktor-faktor koreksi
terhadap bantalan dapat setelah mengetahui banyaknya
menimbulkan pembacaan yang kesalahan; (3) mengkalibrasi
tidak tepat. Tarikan pegas instrumen tersebut terhadap
(hairspring) yang tidak teratur, instrumen standar. Pada
perpendekan pegas, kesalahan-kesalahan yang
berkurangnya tarikan karena disebabkan lingkungan, seperti :
penanganan yang tidak tepat atau efek perubahan temperatur,
pembebanan instrumen yang kelembaban, tahanan udara luar,
berlebihan. Ini semua akan medan-medan maknetik, dan
mengakibatkan kesalahan- sebagainya dapat dihindari dengan
kesalahan. Selain dari beberapa membuat pengkondisian udara
hal yang sudah disinggung di atas (AC), penyegelan komponen-
masih ada lagi yaitu kesalahan komponen instrumen tertentu
kalibrasi yang bisa mengakibatkan dengan rapat, pemakaian
pembacaan instrumen terlalu pelindung maknetik dan
tinggi atau terlalu rendah dari sebagainya.
yang seharusnya. Cara yang
paling tepat untuk

Pegas pegas
Gambar 1-6 Posisi pegas
1.2.3. Kesalahan acak yang tak disengaja (random errors)
Kesalahan ini diakibatkan oleh
penyebab yang tidak dapat pengamatan. Untuk mengatasi
langsung diketahui. Antara lain kesalahan ini dengan menambah
sebab perubahan-perubahan jumlah pembacaan dan
parameter atau sistem menggunakan cara-cara statistik
pengukuran terjadi secara acak. untuk mendapatkan hasil yang
Pada pengukuran yang sudah akurat.
direncanakan kesalahan - Alat ukur listrik sebelum digunakan
kesalahan ini biasanya hanya untuk mengukur perlu diperhatikan
kecil. Tetapi untuk pekerjaan - penempatannya / peletakannya. Ini
pekerjaan yang memerlukan penting karena posisi pada bagian
ketelitian tinggi akan yang bergerak yang menunjukkan
berpengaruh. Contoh misal besarannya akan dipengaruhi oleh
suatu tegangan diukur dengan titik berat bagian yang bergerak
voltmeter dibaca setiap jam, dari suatu alat ukur tersebut. Oleh
walaupun instrumen yang karena itu letak penggunaan alat
digunakan sudah dikalibrasi dan ukur ditentukan seperti pada tabel
kondisi lingkungan sudah diset 1-6
sedemikian rupa, tetapi hasil
pembacaan akan terjadi
perbedaan selama periode

Tabel 1-6 Posisi alat ukur waktu digunakan


Letak Tanda
Tegak

Datar

Miring
(misal dengan < 600
Sudut 600)
1.3. Klasifikasi
Kelas Meter
tersebut artinya bahwa besarnya
Untuk mendapatkan hasil kesalalahan dari alat ukur pada
pengukuran yang mendekati batas-batas ukur masing-masing
dengan harga sebenarnya. kali ± 0,05 %, ± 0,1 %, ± 0,2 %,
Perlu memperhatikan batas ± 0,5 %, ± 1,0 %, ± 1,5 %, ± 2,5
kesalahan yang tertera pada %, ± 5 % dari relatif harga
alat ukur tersebut. Klasifikasi alat maksimum. Dari 8 kelas alat ukur
ukur listrik menurut Standar IEC tersebut digolongkan menjadi 4
no. 13B-23 menspesifikasikan golongan sesuai dengan daerah
bahwa ketelitian alat ukur dibagi pemakaiannya, yaitu :
menjadi 8 kelas, yaitu : 0,05; 0,1 ;
0,2 ; 0,5 ;
1,0 ; 1,5 ; 2,5 ; dan 5. Kelas-kelas 1.4. Kalibrasi
(1) Golongan dari kelas 0,05, 0,1,

0,2 termasuk alat ukur presisi Seti sistem pengukuran


yang ap harus
tertingg Bias digunaka d dap dibuktikan
i. a n i at keandalannya
laboratorium yang standar. yang tidak begitu memperhatikan
(2) presisi dan ketelitian.
Golongan alat ukur dari kelas 0,5
mempunyai ketelitian dan presisi
tingkat berikutnya dari kelas 0,2
alat ukur ini biasa digunakan
untuk pengukuran-pengukuran
presisi. Alat ukur ini biasanya
portebel. (3) Golongan dari kelas
1,0 mempunyai ketelitian dan
presisi pada tingkat lebih rendah
dari alat ukur kelas 0,5. Alat ini
biasa digunakan pada alat ukur
portebel yang kecil atau alat-alat
ukur pada panel. (4) Golongan
dari kelas 1,5,
2,5, dan 5 alat ukur ini
dipergunakan pada panel-panel
dalam mengukur, prosedur
pembuktian ini disebut kalibrasi.
kalibrasi atau peneraan bagi
pemakai alat ukur sangat penting.
Kalibrasi dapat mengurangi
kesalahan meningkatkan ketelitian
pengukuran. Langkah prosedur
kalibrasi menggunakan
perbandingan instrumen yang akan
dikalibrasi dengan instrumen
standar. Berikut ini dicontohkan
kalibrasi untuk ampermeter arus
searah dan voltmeter arus searah
secara sederhana.

1.4.1. Kalibrasi ampermeter arus


searah
Kalibrasi secara sederhana yang ampermeter standar (As).
dilakukan pada ampermeter arus Langkah-langkahnya ampermeter
searah. Caranya dapat dilakukan (A) dan ampermeter standar (As)
dengan membandingkan arus dipasang secara seri perhatikan
yang melalui ampermeter gambar 1- 7 di bawah.
yang akan dikalibrasi (A)
dengan
+
- +
-

IA Is

+
n
-

Gambar 1- 7. Kalibrasi sederhana ampermeter


Sebaiknya ampermeter yang akan akan dikalibrasi, Is adalah arus
digunakan sebagai meter standar standar yang dianggap sebagai
adalah ampermeter yang harga arus sebenarnya. Jika
mempunyai kelas presisi yang kesalahan mutlak (absolut) dari
tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau presisi ampermeter diberi simbol D dan
tingkat berikutnya (0,5). Gambar biasa disebut kesalahan dari alat
1 ukur, maka dapat dituliskan :
– 7 ditunjukkan bahwa IA
adalah arus yang terukur pada
meter yang

D = IA - Is ............................. (1 – 1)
Perbandingan kesalahan alat persen. Sedangkan perbedaan
ukur (D) terhadap harga arus atau selisih antara harga
sebenarnya (Is), yaitu : D/ Is sebenanya atau standar dengan
biasa disebut kesalahan relatif harga pengukuran disebut harga
atau rasio kesalahan. koreksi dituliskan :
DInyatakan dalam

Is - IA = k ........................... (1 – 2)
Perbandingan harga .
koreksi terhadap arus yang
terukur (k / IA )
disebut rasio koreksi atau koreksi
relatif dinyatakan dalam persen
Contoh Aplikasi :
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang
besarnya 20 mA, ampermeter menunjukan arus sebesar
19,4 mA. Berapa kesalahan, koreksi, kesalahan relatif,
dan koreksi relatif.
Jawab :
Kesalahan = 19,4 – 20 = - 0,6 mA
Koreksi = 20 – 19,4 = 0,6 mA
Kesalahan relatif = -0,6/20 . 100 % = - 3 %
Koreksi relatif = 0,6/19,4 . 100 % = 3,09 %
1.4.2. Kalibrasi voltmeter arus searah
Sama halnya pada ampermeter, standar (Vs). Langkah-langkahnya
kalibrasi voltmeter arus searah voltmeter (V) dan voltmeter
dilakukan dengan cara standar (Vs) dipasang secara
membandingkan harga tegangan paralel perhatikan gambar 1- 8 di
yang terukur voltmeter yang bawah.
dikalibrasi (V) dengan
voltmeter

+ + +

V V B n

- - -

Gambar 1- 8. Kalibrasi sederhana voltmeter


Voltmeter yang digunakan tegangan standar yang dianggap
sebagai meter standar adalah sebagai harga tegangan
voltmeter yang mempunyai sebenarnya. Jika kesalahan mutlak
kelas presisi tinggi (0,05, 0,1, (absolut) dari voltmeter diberi
0,2) atau presisi tingkat berikutnya simbol D dan biasa disebut
(0,5). Pada Gambar 1 – 8, V kesalahan dari alat ukur, maka
adalah tegangan yang terukur dapat dituliskan :
pada meter yang dikalibrasi,
sedangkan Vs adalah

D = V - Vs ............................. (1 – 3)
Perbandingan besar (Vs), yaitu : D/ Vs disebut
kesalahan alat ukur (D) terhadap kesalahan relatif atau rasio
harga tegangan sebenarnya kesalahan dinyatakan
dalam persen. Sedangkan standar dengan harga pengukuran
perbedaan harga sebenanya atau disebut koreksi dapat dituliskan :

Vs - V = k ........................... (1 – 4)
Demikian pula perbandingan koreksi relatif dinyatakan dalam
koreksi terhadap arus yang persen.
terukur (k / V ) disebut rasio
koreksi atau

Contoh : voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan


yang besarnya 50 V, voltmeter tersebut menunjukan
tegangan sebesar 48 V. Berapa nilai kesalahan, koreksi,
kesalahan relatif, dan koreksi relatif.

Jawab :
Kesalahan = 48 – 50 = - 2 V
Koreksi = 50 – 48 = 2 V
Kesalahan relatif = - 2/50 . 100 % = - 4 %
Koreksi relatif = 2/48 . 100 % = 4,16 %

1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik


Alat ukur listrik yang biasa prinsip kerja, penggunaan, daerah
dipergunakan dalam pengukuran kerja penggunaan, dan kebutuhan
ditunjukkan pada tabel 1-7 yang daya.
meliputi : jenis, tanda
gambar,

Tabel 1-7 Beberapa contoh alat ukur penunjuk listrik


N Jenis Tanda Prinsip Kerja Peng Contoh Daerah Kerja dan Penggunaan Day
o Gambar guna Dayanya a
an Arus Teganga Freku
n en si
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kumpar Gaya elektro DC AVO 1,5 x 10-6 10-2~10-3 - Kecil
an magnetik antar ~102
putar medan magnit
suatu magnit
tetap
M & arus
2 Penyeara Kombinasi suatu A AVOF 5 x 10-4 ~10-1 1~103 < 104 Kecil
h pengubah C
memakai ra
penyearah semi ta
konduktor saat -
suatu alat ukur ra
R jenis ta
kumparan
putar
3 TermoM Kombinasi suatu AC AVW 10-3 ~5 5x10-1 ~ < 103 Kecil
o men pengubah Efektif 1,5x102
memakai DC
termoMomen
dan alat ukur
T
jenis kumparan
putar
4 Besi Putar Gaya elektro AC AV 10-2 ~ 10~103 <5x102 Besa
magnetik yang Efektif 3x102 r
bekerja pada DC
suatu inti besi
dalam suatu
medan magnet
S
5 Elekt Gaya elektro AC AVMF 10-2 ~ 50 1~103 < 103 besa
ro magnetik yang Efektif r
dina bekerja pada DC
mo suatu kumparan
mete yang dialiri arus
r D dalam medan
elektro maknet
6 Induksi Gaya elektro AC AV 10-1 ~ 102 1~103 < 103 x Besa
magnetik yang Efektif W 10 ~ r
ditimbulkan oleh Wh 102
medan bolak-
D balik dan arus
yang terimbas
oleh medan
maknetmaknet
1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar
1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar
Alat ukur kumparan putar adalah
alat ukur yang bekerja atas dasar ditempatkan dalam medan magnet
prinsip kumparan listrik yang yang berasal dari magnet
permanen. Alat ukur jenis ini tidak
terpengaruh magnet luar, karena
telah memiliki medan magnet penghantar dialiri arus listrik
yang kuat terbuat dari logam berada dalam medan magnet,
alniko yang berbentuk U. maka pada kawat penghantar
Prinsip kerja alat ukur kumparan tersebut akan timbul gaya. Gaya
putar menggunakan dasar yang timbul disebut dengan gaya
percobaan Lorentz. Percobaan Lorentz. Arahnya ditentukan
Lorentz dikatakan, jika dengan kaidah tangan kiri Fleming.
sebatang

Gambar 1-9 Hukum tangan kiri Fleming


Gambar 1-10 menggambarkan medan magnet tetap.
magnet permanen yang Berdasarkan hukum tangan kiri
berbentuk seperti tapal kuda yang Fleming, kumparan tersebut akan
dilengkapi dengan sepatu kutub. berputar sehingga jarum penunjuk
Diantara sepatu kutub akan bergerak atau menyimpang
ditempatkan sebuah inti dengan dari angka nol. Semakin besar
lilitan kawat yang dapat bergerak arus yang mengalir dalam
dan berputar dengan bebas kumparan, makin kuatlah gaya
melalui poros. Pada waktu tolak yang mengenai kumparan
melakukan pengukuran, arus dan menyebabkan penyimpangan
mengalir pada kumparan dan jarum bergerak semakin jauh.
menyebabkan adanya magnet.
Magnet tersebut ditolak
oleh
1

3
4

1. Skala 5. Kumparan putar


2. Jarum penunjuk 6. Inti besi lunak
3. Magnet tetap 7. Pegas
4. Sepatu kutub 8. Poros

Gambar 1-10 Prinsip kerja alat ukur kumparan (www.tpub.com)

Pegas yang berbentuk ulir pipih menimbulkan keseimbangan pada


ada dua, satu terletak di atas kedudukan jarum dan membuat
kumparan, yang lain berada di jarum selalu kembali ke titik nol bila
bawah kumparan. Pegas-pegas tidak ada arus yang mengalir.
tersebut arah putarnya saling Karena adanya arus yang mengalir
berlawanan, yaitu satu ke arah kiri melalui kumparan sehingga akan
yang lain ke arah kanan. Dengan timbul gaya pada kedua sisi dan
demikian kalau yang satu menghasilkan momen penyimpang,
mengencang, lainnya akan perhatikan gambar 1-
mengendor. Hal ini 11.
akan
Gambar 1-11 Momen penyimpang
Jika arus yang mengalir pada besarnya gaya pada tiap
kumparan adalah I amper, maka sisi kumparan adalah :

F = B .I . l Newton ........................ (1 -1)

Dengan pengertian :
B = kerapatan fluks dalam Wb/m2
l = panjang kumparan dalam meter
Apabila kumparan dengan N dikalikan dengan lengan atau
lilitan, maka gaya pada masing- jarak tegak lurus. Jika lengan
masing kumparan adalah : N . B. I adalah b, maka :
. l Newton. Besarnya momen
penyimpang (Td) adalah gaya

Momen penyimpang (Td) = gaya x lengan


= N. B . I .l . b

Karena l X b merupakan luas penampang kumparan dan dinotasikan


A, maka
Momen penyimpang (Td) = N . B . I . A N-m ............. (1 -2)
Dari persamaan I-2, jika B momen pengontrol (Tc) sebanding
dinyatakan suatu konstanta, maka dengan simpangan . Pada posisi
momen penyimpang (Td) akan simpangan akhir Td = Tc ,
sebanding dengan arus yang sehingga simpangan adalah
mengalir pada kumparan. Karena
sebanding dengan arus I.
alat ukur menggunakan pegas
kontrol yang tidak bervariasi,
maka
Dengan demikian alat ukur dipaparkan dengan grafik, yang
ini dapat dikatakan mempunyai menghubungkan persamaan sudut
skala seragam. Untuk putar dengan momen T.
menentukan skala alat ukur
kumparan putar
TD5 A

TD4

TD3
K
O
P TD2
E
L

TD1

0 ?1 ?2 ?3 ?4 ?5

Gambar 1-12. Penentuan


penunjukan
Gamnbar 1-13. Skala alat ukur kumparan
putar
Contoh, jika arus yang megalir sebesar 5 mA mengakibatkan
pada alat ukur kumparan kumparan berputar dengan sudut
putar
sebesar 1,2 radial. Jika momen
penggerak yang disebabkan oleh pada waktu jarum penunjuk
arus-arus sebesar 1, 2,3 ,4, dan 5 berhenti. Jika gambar
mA dinyatakan dengan TD1, TD2, menunjukkan jarum berhenti pada
TD3, TD4, , dan TD5,. Momen - angka 3,5, maka besarnya arus
momen tersebut dapat yang diukur adalah 3,5 mA.
digambarkan sebagai garis-garis
datar dan berjarak sama satu Secara umum kumparan putar
sama lain. Perlu diketahui bahwa terbuat dari kerangka dari
momen-momen penggerak aluminium, sedangkan dilihat sifat
tersebut hanya ditentukan oleh kelistrikkannya kerangka tersebut
besarnya arus yang mengalir dan merupakan jaringan hubung
tidak tergantung dari sudut putar singkat dan memberikan pada
dari penunjuk. Besarnya momen kumparan momen peredam.
pengontrol berbanding lurus
dengan sudut putar sehingga Gambar 1-14 ditunjukan jika
dalam grafik dapat digambarkan kumparan dialiri arus, maka
sebagai garis lurus yang kumparan akan berputar dan
menghubungkan titik mula dalam kerangka akan timbul arus
dengan A (perhatikan gambar 1- induksi. Tegangan yang
12). Apabila momen penggerak menyebabkan arus induksi
dan momen pengontrol dalam mengalir dalam kerangka
keadaan seimbang, dan masing- kumparan. Sebaliknya arus induksi
masing momen penggerak
akan memotong fluksi magnet
dinyatakan sebagai 1, 2, 3,
4, dan 5, maka didapat 2
dalam celah udara, jika kumparan
= 2 1, 3 = berputar membangkitkan momen
3 1, 4 = 4 1, 5 = 5 1. Oleh yang berbanding lurus dengan
karena itu yang dibentuk dengan kecepatan putar. Arah momen ini
membagi busur lingkaran sebesar berlawanan dengan arah
1,2 rad ke dalam lima bagian perputaran, maka akan
yang sama, dan diberikan angka- menghambat arah perputaran, dan
angka pada lima bagian dari momen ini disebut momen
skala tersebut 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 peredam.
seperti pada gambar 1-13
besarnya arus yang mengalir
dapat dinyatakan

Gambar 1 – 14 Peredaman alat ukur kumparan putar


Proses penunjukan jarum alat Biasa disebut peredaman kurang
ukur tidak secara langsung (gambar 1-15 kurva A). Sebaliknya
menunjukan harga yang jika tahanan listrik kecil, arus
dikehendaki tetapi masih terdapat induksi yang terjadi besar sehingga
nilai perbedaan. Perbedaan mengakibatkan pergerakan jarum
disebabkan karena adanya akan lambat dan biasa disebut
tahanan dalam dari alat ukur. dengan peredaman lebih (gambar
Proses demikian juga dapat 1-15 kurva B). Yang terbaik
disebabkan adanya peredaman. adalah diantara peredaman kurang
Jika penampang kerangka dan peredaman lebih biasa
kecil dan tahanan listriknya besar, disebut dengan peredaman kritis
maka arus induksi yang terjadi (kurva C).
kecil sehingga mengakibatkan
momen redam yang lemah dan
penunjukan jarum akan berosilasi
di sekitar 0.

H
a A Redaman
kurang
r
g
C

Redaman kritis
a
p
e
n
u
n
j B Redaman lebih
u
k
k
a
n
a
l Waktu
a

Gambar 1 – 15. Gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur


1.5.2. Alat Ukur Besi
Putar
pada dasarnya ada dua buah
Alat ukur tipe besi putar adalah bentuk yaitu tipe tarikan (attraction)
sederhana dan kuat dalam dan tipe tolakan (repulsion). Cara
konstruksi. Alat ukur ini digunakan kerja tipe tarikan tergantung pada
sebagai alat ukur arus dan gerakan dari sebuah besi lunak di
tegangan pada frekuensi – dalam medan magnit, sedang tipe
frekuensi yang dipakai pada tolakan tergantung pada gaya tolak
jaringan distribusi. Instrumen
ini
antara dua buah lembaran besi Pada gambar 1-16. terlihat bahwa
lunak yang telah termagnetisasi jika lempengan besi yang belum
oleh medan magnit yang sama. termagnetisasi digerakkan
Apabila digunakan mendekatai sisi kumparan yang
sebagai ampermeter, kumparan dialiri arus, lempengan besi
dibuat dari beberapa gulungan akan tertarik di dalam kumparan.
kawat tebal sehingga Hal ini merupakan dasar dalam
ampermeter mempunyai tahanan pembuatan suatu pelat dari besi
yang rendah terhubung seri lunak yang berbentuk bulat telur,
dengan rangkaian. Jika digunakan bila dipasangkan pada batang yang
sebagai voltmeter, maka berada diantara "bearings" dan
kumparan harus mempunyai dekat pada kumparan, maka pelat
tahanan yang tinggi agar arus besi tersebut akan terayun ke
yang melewatinya sekecil dalam kumparan yang dialiri arus.
mungkin, dihubungkan paralel Kuat medan terbesar berada
terhadap rangkaian. Kalau arus ditengah - tengah kumparan, maka
yang mengalir pada pelat besi bulat telur harus
kumparan harus kecil, maka dipasang sedemikian rupa
jumlah kumparan harus banyak sehingga lebar gerakannya yang
agar mendapatkan amper terbesar berada di tengah
penggerak yang dibutuhkan. kumparan.

1.5.2.1. Tipe Tarikan (Attraction)

Gambar 1 – 16 Prinsip kerja instrumen tipe tarikan


Bila sebuah jarum penunjuk akan mengakibatkan jarum
dipasangkan pada batang yang penunjuk menyimpang. Untuk
membawa pelat tadi, maka arus lebih jelasnya perhatikan gambar
yang mengalir dalam 1-17.
kumparan
Gambar 1 – 17. Beberapa bagian dari instrumen tipe tarikan
Besar simpangan akan skala harus sudah dikalibrasi.
lebih besar, jika arus yang Besarnya momen gerak (deflecting
mengalir pada kumparan besar. torque) diperlihatkan pada
Demikian pula simpangan gambar 1 – 18 di bawah.
penunjuk yang bergerak diatas
skala, sebelumnya

Pelat besi
Arah
gaya

kumparan

Gambar 1 – 18. Besarnya momen gerak


Apabila pelat besi ditempatkan kumparan. Dengan demikian pelat
sedemikian rupa sehingga pada besi yang termagnetisasi itu
posisi nol membentuk sudut Ø mempunyai kemagnitan sebanding
dengan arah medan magnit H dengan besarnya H yang bekerja
yang dihasilkan oleh kumparan. sepanjang sumbunya, yaitu
Simpangan yang dihasilkan sebanding dengan H sin ( Ø + ).
adalah Gaya F yang menarik pelat ke
akibat arus yang melalui
dalam kumparan adalah konstan, maka H ~ I, dengan
sebanding terhadap H2sin ( Ø + demikian :
). Jika permeabilitas besi
dianggap

F ~ I2 sin (.Ø + ) . ( 1 - 3 )
Jika. gaya ini bekeria Pada jarak I besarnya momen (Momen)
dari sumbu putar pelat, maka penyimpang adalah :

Td = F.I.cos ( Ø + ) ... (1-4)

Jika persamaan 1 - 3 dimasukkan dalam persamaan 1 - 4 dipatkan :


Td = I2sin ( Ø + ). 1. cos ( Ø + )
Karena besarnya I adalah konstan, maka :
Td = K.I2.sin ( Ø + ). cos ( Ø + )
Jika digunakan kontrol pegas (spring-control ) maka momen
pegasnya : Tc = K'. …… ( 1 – 5 )
Pada keadaan mantap (steady), maka Td = Tc

K.I2sin (Ø + ).cos (Ø + ) = K'

sehingga : - I2 (1-6)
Dengan demikian skala alat ukur besi putar adalah skala kuadratis. Jadi
bila digunakan pada arus bolak-balik, maka :

- I2 rms (1-7)
1.5.2.2. Tipe Tolakan
(Repolsion) Bagian-bagian
sumbu kumparan. Salah satu dari
instrumen jenis tolakan besi tersebut A dipasang tetap,
digambarkan pada Gambar sedang B dipasang mudah
1 – 19. Dalam gambar terdapat bergerak dan membawa sebuah
kumparan tetap diletakkan penunjuk yang mudah bergerak
didalamnya dua buah batang diatas skala yang telah dikalibrasi.
besi lunak A dan B sejajar
dengan
Gambar 1 – 19 Beberapa bagian penampang jenis repulsion
Apabila arus yang akan diukur pegas. Gaya tolak ini hampir
dilewatkan melalui kumparan, sebanding dengan kuadrat arus
maka akan membangkitkan yang melalui kumparan;
medan magnit memagnetisir kemanapun arah arus yang melalui
kedua batang besi. Pada titik kumparan, kedua batang besi
yang berdekatan sepanjang tersebut akan selalu sama - sama
batang besi mempunyai polaritas termagnetisasi dan akan saling
magnit yang sama. Dengan tolak-menolak.
demikian akan terjadi gaya Untuk mendapatkan skala uniform,
tolak menolak sehingga penunjuk digunakan 2 buah lembaran besi
akan menyimpang melawan yang berbentuk seperti lidah
momen pengontrol yang (Gambar 1 - 20).
diberikan oleh

Gambar 1 – 20. Dua. buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah
Pada Gambar 1-20 tampak besi besi dan dipasang sedemikian
tetap terdiri dari lempengan besi rupa sehingga dapat bergerak
berbentuk lidah dililitkan dalam sejajar terhadap besi tetap.
bentuk silinder, sedang besi yang Dengan adanya gaya. tolak-
bergerak terdiri dari menolak antara dua batang besi
lempengan
yang sama-sama termagnetisasi sebagai momen utama sebanding
tersebut akan timbul momen. dengan I2. Jika instrumen ini
Besar momen sebanding dengan digunakan untuk arus bolak-balik
H2. Karena H sendiri berbanding akan menunjukkan nilai arus rms
lurus terhadap arus yang melalui (Irms). Karena polaritas dari kedua
kumparan (permeabilitas batang besi tersebut berlawanan
dianggap konstan), maka momen secara serentak, maka instrumen
tersebut akan sebanding dengan ini dapat digunakan untuk ac
I2. Dengan demikian momen maupun dc.
simpangan,

1.5.3. Alat Ukur Elektrodinamis


Alat ukur elektrodinamis
tinggi, dengan demikian diperlukan
adalah sebuah alat ukur
sumber yang mengalirkan arus
kumparan putar, medan magnit
dan daya yang besar pula.
yang dihasilkan bukan dari
Prinsip kerja dari alat ukur
magnit permanen, tetapi oleh
elektrodinamis diperlihatkan pada
kumparan tetap/berupa kumparan
gambar 1-21, kumparan putar M
diam didalamnya. Alat ukur
ditempatkan diantara kumparan-
elektrodinamis dapat
kumparan tetap (fixed coil) F1 dan
dipergunakan untuk arus
F2 yang sama dan saling sejajar.
bolak- balik maupun arus
Kedua kumparan tetap mempunyai
searah, kelemahannya alat ukur
inti udara untuk menghindari efek
tersebut menggunakan daya
histerisis, bila instrumen tersebut
yang cukup tinggi sebagai akibat
digunakan untuk sirkuit ac. Jika
langsung dari konstruksinya.
arus yang melalui kumparan tetap I1
Karena arus yang diukur tidak
dan arus yang melalui kumparan
hanya arus yang mengalir
putar I2. Karena tidak mengandung
melalui kumparan putar, tetapi
besi, maka kuat medan dan rapat
juga menghasilkan fluksi
flux akan sebanding terhadap I1.
medan. Untuk menghasilkan
Jadi :
suatu medan magnit yang
cukup kuat diperlukan gaya gerak
magnit yang

B = k . I1 .......................…………………………… ( 1 - 8 )

Di mana : B : Rapat flux


k : kontanta
Gambar 1 – 21. Prinsip alat ukur elektrodinamis
Misal kumparan putar yang banyaknya lilitan N. Besarnya gaya
dipergunakan berbentuk persegi pada masing-masing sisi
(dapat juga lingkaran) dengan kumparan adalah :
ukuran paniang l dan lebar b, dan
N. B . I2 . l Newton.
Momen penyimpang atau momen putarnya pada kumparan besarnya
adalah :
Td = N . B . I2 . l . b ------ > B = k . I1
Td = N . k . Il . I2 . l . b Nm ……………………….. ( 1 - 9 )
Keterangan :
Td : Momen Putar
N : Banyaknya lilitan
l : panjang kumparan
b : lebar kumparan
tersebut dinyatakan dengan K1,
Besarnya N, k, 1, dan b adalah maka :
konstan, bila besaran-
besaran kumparan putar. Pada kumparan
Td = Kl . Il . I2 …………… ( 1 - 10 ) putar ini spring kontrol (pegas
Dari persamaan 1-10 pengatur), maka Momen
terlihat pengontrol/pemulih akan
bahwa besarriya momen putar berbanding lurus terhadap
adalah berbanding lurus simpangan ; maka :
terhadap hasil kali arus yang
mengalir melalui kumparan
tetap dan
Kl . I1 . I2 = K2 .
~ I1 . I2 ……………………………………………………. ( 1 - 11 )
yang melalui kumparan tetap dan
Apabila instrumen kumparan putar besarnya sama.
digunakan sebagai ammeter,
Jika I1 = I2 = I, maka : ~ I2
maka arus
I~v ............................................................... ( 1 - 12 )

a b
Gambar 1 – 22. Rangkaian ammeter elektrodinamis
Rangkaian Gambar 1-22a
digunakan untuk mengukur arus
yang kecil, sedangkan Gambar 1- Gambar 1 -
22b digunakan untuk 23
mengukur arus yang besar, Rangkaian
Rsh dipasang guna membatasi voltmeter
besarnya arus yang melalui elektrodinamis

Apabila instrumen tersebut


digunakan sebagai voltmeter,
maka kumparan tetap F dan

kumparan putar.
kumparan putar M dihubungkan
seri dengan tahanan tinggi (RS).
Besarnya I1 = 12 = I, adalah
~ V.V --- > ~ V2
V ~ v …………(1 - 13)

Alat ukur elektrodinamis bila


digunakan untuk arus bolak-balik
biasanya skala dikalibrasi dalam
akar kuadrat arus rata-rata, berarti
alat ukur membaca nilai effektip.
Dengan demikian jika alat ukur
elektrodinamis dikalibrasi untuk
arus searah 1 A pada skala diberi
tanda yang menyatakan nilai 1 A,
maka untuk arus bolak-balik akan
menyebabkan jarum menyimpang
ke tanda skala untuk I A dc dan
memiliki nilai effektip sebesar 1 A.
Jadi pembacaan yang dihasilkan
oleh arus searah dapat dialihkan
ke nilai arus bolak-balik yang
sesuai, karena itu menetapkan
hubungan antara AC dan DC.
Artinya alat ukur ini dapat
digunakan untuk membaca arus
AC dan DC dengan skala yang sama.
1.5.4. Alat Ukur Elektrostatis
Alat ukur elektrostatis banyak akan menimbulkan Momen
dipergunakan sebagai alat ukur penyimpang, bila beda tegangan ini
tegangan (volt meter) untuk arus kecil, maka gaya ini akan kecil
bolak-balik maupun arus searah, sekali. Mekanisme dari alat ukur
khususnya dipergunakan pada elektrostatis ini mirip dengan
alat ukur tegangan tinggi. Pada sebuah capasitor variabel; yang
dasarnya kerja alat ukur ini adalah mana tingkah lakunya bergantung
gaya tarik antara muatan-muatan pada reaksi antara dua benda
listrik dari dua buah pelat dengan bemuatan listrik (hukum coulomb).
beda tegangan yang tetap. Gaya
ini

Gambar 1 – 24 Skema voltmeter elektrostatis


Gaya yang merupakan hasil untuk menggerakkan jarum pada
interaksi tersebut, pada alat pelat X ke kanan. Jika harga Vab
ukur ini dimanfaatkan untuk semakin besar, maka muatan
penggerak jarum penunjuk. Salah kapasitor semakin bertambah;
satu konfigurasi dasar alat ukur dengan bertambahnya muatan ini
elektrostatis diperlihatkan akan menyebabkan gaya tarik
gambar menarik menjadi besar pula,
1-24. Pelat X dan Y membentuk sehingga jarum akan bergerak ke
sebuah kapasitor varibel. Jika X kanan. Momen putar yang
dan Y dihubungkan dengan titik- disebabkan oleh gaya tersebut
titik yang potensialnya akan dilawan oleh gaya reaksi dari
berlawanan (Vab), maka antara X pegas. Apabila Momen dari kedua
dan Y akan terjadi gaya tarik- gaya ini sudah sama/seimbang,
menarik; karena X dan Y maka jarum yang berada pada
mempunyai muatan yang sama pelat X akan berhenti pada skala
besarnya, tetapi berlawanan yang menunjukkan harga Vab.
(hukum coulomb). Gaya Untuk menentukan Momen
yang terjadi ini dibuat sedemikian (momen putar) yang dibangkitkan
rupa hingga bisa menimbulkan
Momen (momen putar) yang
digunakan
oleh tegangan yang masuk maka akibatnya , C, dan Q akan
adalah sebagai berikut : misal berubah menjadi + d ; C + dC
simpangan jarum adalah , jika
dan Q + dQ. Sekarang energi yang
C adalah kapasitansi pada posisi tersimpan dalam medan
tersimpang, maka muatan
elektrostatis akan bertambah
instrumen akan menjadi CV
dengan :
coulomb. Dimisalkan
tegangannya berubah dari V
menjadi V + dV,

dE = d (1/2 CV2) = 1/2 V2 . dC + CV . dV joule ……. (1 - 14 )

Keterangan :
dE : Energi yang tersimpan
CV : Muatan instrumen
Jika T adalah besarnya Momen adalah : T x d joule.
pengontral terhadap simpangan , Jadi energi total tambahannya
maka besarnya tambahan energi adalah :
yang tersimpan pada pengontrol
ini

T x d + 1/2 V2. dC + CV . dV joule ……………… ( 1 – 15)


Dari sini terlitlat bahwa selama mensupply muatan sebesar dQ
teriadi perubahan, pada potensial V.
sumbernya

Besar energi yang disupplykan = V x dQ


= V x d(CV)
= V2 x dC + CV.dV joule . (1 -16)
Padahal energi supply harus pengontrol, maka persamaan 1 -15
sama dengan energi extra yang dan 1 -16 akan didapatkan :
tersimpan di dalam medan dan

T x d + ½ V2. dC + CV . dV = V2 . dC + CV . dV
T x d = ½ V2 . dC
T = ½V2 . dC/d Newton meter ………………….. (1 – 17)
Ternyata Momen yang diperoleh maupun ac. Tetapi untuk ac,
sebanding dengan kuadrat skala pembacaannya adalah
tegangan yang diukur, baik dc harga rms- nya.

1.6. Peraga Hasil Pengukuran


1.6.1. Light Emiting Dioda (LED)
Light Emiting Dioda (LED) secara
konstruksi terbuat dioda PN junction bahan tipe P dan
sebagaimana tipe N. Yang membedakan
keduanya adalah bahanyang terbuat dari bahan Silikon (Si) atau
digunakan. Dioda PN junction Germanium (Ge), aliran arusnya
atau yang biasa disebut dioda dapat melalui traping level yang
saja
biasa dinamakan tingkat Fermi. Sedangkan LED terbuat dari bahan
GaAs, GaP atau GaAsP yang mempunyai sifat direct gap. Artinya untuk
dapat mengalirkan arus, elektron harus berpindah dari tingkat jalur
konduksi langsung ke jalur valensi (perhatikan gambar jalur energi
tanda panah biru). Keistimewaan bahan ini adalah energi ionisasi yaitu
energi yang dibutuhkan elektron untuk lepas dari ikatan valensi, atau
berpindah dari jalur konduksi ke jalur valensi,
dilepaskan kembali dalam bentuk cahaya. Warna cahaya yang dihasilkan
tergantung dari selisih energi jalur konduksi dan valensi. Daerah
sambungan antara bahan tipe P dan N dibuat dari bahan bersifat reflektif
dan diberi jendela tembus cahaya sehingga cahaya yang dihasilkan
dapat dilihat. Energi untuk berpindah dari jalur konduksi ke valensi
diperoleh dari tegangan bias.

Tipe p Tipe n

hole elektron
Jalur konduksi
cahaya
Tingkat
Fermi
Jalur terlarang

Jalur valensi

Gambar 1 – 25 Rekombinasi elektron

Anoda katoda
Gambar 1 – 26 Polaritas dan simbol LED
Dioda Silikon mempunyai dan hijau untuk ketiga warna ini
gelombang maksimum 900 mm seringkali digunakan bahan gallium
mendekati cahaya infra phospide. Karakteristik fungsi arus
merah. LED yang paling popular dan tegangan serupa dengan
adalah gallium arsenide (GaAsP) diode bias maju kecuali bahwa
mempunyai emisi cahaya merah. arus tidak mengalir sampai
Spektrum emisi merupakan fungsi tercapai tegangan threshold sekitar
intensitas relative (%) terhadap 1,4 sampai 1,8 volt. Dalam
fungsi panjang gelombang (—m) implementasi rangkaian LED
dalam range 0,62 sampai 0,76 — dihubung seri dengan resistor yang
m dengan puncak (100%) pada berfungsi sebagai pembatas arus,
panjang gelombang 0,66 —m. agar arus yang mengalir dalam
Juga tersedia LED warna oranye, LED dalam batas yang aman.
kuning

R1

LED

Gambar 1 – 27. LED Gambar 1 – 28. Rangkaian LED


1.6.2. LED Seven Segmen
Peraga tujuh segmen digunakan diperagakan dari 0 sampai dengan
sebagai penunjuk angka pada 9 sedangkan dp menunjukkan titik
kebanyakan peralatan uji. Seven desimal.
segmen disusun terdiri dari LED Ada dua jenis seven segmen
yang diaktifkan secara individual, komon katoda dan komon anoda.
kebanyakan yang digunakan LED Seven segmen dinyatakan sebagai
warna merah. LED disusun dan komon anoda jika semua anoda
diberi label seperti gambar dari LED seven segmen anoda di
diagram di bawah. Jika semua komen menjadi satu. Segmen
segmen diaktifkan akan yang aktif adalah segmen yang
menunjukkan angka 8, sedangkan katodanya terhubung dengan
bila yang diaktifkan hanya sumber tegangan nol atau seven
segmen a, b, g, c dan d segemen aktif rendah. Sebaliknya
memperagakan angka 3. untuk komon katoda semua katode
Angka yang dapat
dari LED seven segmen terhubung dengan masing-masing diode
menjadi satu mendapat tegangan untuk pengaman terhadap arus
bias nol. Segmen yang aktif lebih.
adalah segmen yang mendapat
tegangan positip pada anoda atau
aktif tinggi. Sebuah resistor
ditempatkan seri

Gambar 1 – 30. Peraga seven


segmen

Gambar 1 – 29. Skematik seven


segmen Karena seven segmen merupakan
peraga sinyal digital dimana angka
berbasis dua atau biner, maka
seven segmen dapat digunakan
sebagai penunjukan hitungan
desimal diperlukan pengubah
hitungan biner menjadi desimal
yang disebut dengan rangkaian
BCD (Binery Code Desimal).
Hubungan keluaran hitungan
biner, keluaran decoder BCD dan
tabel kebenarannya ditunjukkan
dibawah ini.
Vcc

Resis
tor
pemba
tas
RB0

A’ B’
C’ D’ E’

F G B E
RB1 C

Dekoder / Driver

D
Vcc
a b c d

Masukan BCD Tes l Gnd

Gambar 1-31. Rangkaian dekoder dan seven segmen


(Deboo Borrous :1982)
Dengan memvariasi masukan diantaranya seperti gambar
untuk memilih segmen yang aktif di bawah ini.
peragaan seven segmen dapat
memperagakan huruf dan angka

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 1-32. Macam-macam peragaan seven segmen
Pengaturan pilihan segmen aktif Karakteristik tersebut ditunjukkan
dilakukan dengan mengenali dalam tabel kebenaran tabel di
karakteristik hubungan keluaran bawah ini.
decoder dan seven segmen.
Tabel 1 – 8 Tabel kebenaran decoder BCD Komon Katoda

Masukan BCD Keadaan Keluaran Peraga


d c b a A B C D E F G
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1

0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0

0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0

0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0

0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0

0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0

0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0

1.6.3. LCD: Polarisasi


cahaya
membuka atau menutup setiap
LCD dalam bentuk sederhana kristal cair diatur melalui elektrode-
tedapat pada peraga kalkulator. elektrode.
Beberapa krital cair meneruskan
cahaya dan beberapa yang lain
menutup sehingga gelap. Status

Gambar 1 - 33. Konstruksi LCD


http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
Gambar 1 – 34. Contoh peraga LCD pada multimeter
Jenis kristal cair yang digunakan Cahaya masuk melewati panel F
dalam pengembangan teknologi sehingga terpolarisasi, pada saat
LCD adalah jenis nematik, yaitu tidak ada arus listrik, dan cahaya
memiliki molekul dengan pola diteruskan menembus semua
dan arah tertentu. Jenis yang lapisan, mengikuti arah pilinan
paling sederhana adalah twisted molekul- molekul TN (90), sampai
nematic (TN) memiliki struktur memantul di cermin A dan keluar
molekul terpilin secara alamiah, kembali. Ketika elektroda C dan E
mulai dikembangkan tahun yang berupa elektroda kecil
1967. Struktur TN terpilin secara berbentuk segi empat dipasang di
alamiah lapisan gelas mendapatkan arus,
90, dapat dilepas pilinannya kristal cair D yang sangat sensitif
(untwist) dengan menggunakan terhadap arus listrik tidak lagi
arus listrik. terpilin sehingga cahaya terus
Struktur LCD meliputi kristal menuju panel B dengan polarisasi
cair TN (D) diletakkan di antara sesuai panel F. Panel B yang
dua elektroda (C dan E) yang memiliki polarisasi berbeda 90
dibungkus lagi seperti sandwich dari panel F menghalangi cahaya
dengan dua panel gelas (B dan F) untuk menembus terus.
pada sisi luar dilumuri lapisan tipis Dikarenakan cahaya tidak dapat
polarizing film. Lapisan A berupa lewat, pada layar terlihat bayangan
cermin yang dapat memantulkan gelap berbentuk segi empat kecil
cahaya yang berhasil menembus yang ukurannya sama dengan
lapisan-lapisan sandwich LCD. elektroda E ini berarti pada bagian
Kedua elektroda dihubungkan tersebut cahaya tidak dipantulkan
dengan baterai sebagai sumber oleh cermin A.
arus. Panel B memiliki polarisasi Sifat unik yang dapat langsung
yang berbeda 90 dari panel F. bereaksi dengan adanya arus
listrik ini dimanfaatkan sebagai monitor computer maupun LCD.
alat pengatur ON/OFF LCD. Polarisasi, membelokan cahaya
Namun, sistem tidak dengan warna tertentu. Pada
menghasilkan cahaya posisi tertentu meneruskan warna
sebagaimana LED melainkan kuning, posisi lain warna merah,
mengambil sumber cahaya dari juga warna-warna lain di antara
luar. Dengan alasan seperti itulah kuning-merah (gabungan)
mengapa LCD mempunyai sifat ditunjukkan gambar 1-35. di bawah
konsumsi daya rendah Dalam ini.
perkembanganya LCD banyak
digunakan sebagai monitor
TV,

Gambar 1 – 35. Perkembangan LCD pada implementasi monitor TV


http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
Seven segmen LCD mempunyai 1.6.4. Tabung Sinar
beberapa keuntungan yaitu hanya Katoda
memerlukan daya yang rendah (Cathode Ray Tube /CRT)
dalam orde microwatt karena LCD
tidak mengemisikan atau
membangkitkan cahaya
melainkan hanya memendarkan
cahaya masukan, harga murah
tidak tergantung ukuran
sebagaimana yang lain,

mempunyai contrast yang


baik. Kelemahan LCD

dalam penerangan lingkungan


rendah, kecepatan rendah dan
memerlukan tegangan ac
pengaktif kristal.
1.6.4.1. Susunan Elektrode CRT
dan Prinsip Kerja
Tabung sinar katoda ( cathode ray
tube atau CRT), ditemukan oleh
Ferdinand K. Brain ahli fisika
German pada tahun 1879, struktur
bagian dalam sebuah tabung sinar
katoda ditunjukkan gambar di
bawah. Komponen utama CRT
untuk pemakaian pada umumnya
berisi:
(a) Senapan elektron yang terdiri
dari katoda, filamen, kisi
pengatur, anoda pemercepat
(b) Perlengkapan pelat defleksi
horisontal dan vertikal
(c) Layar flouresensi
(d) Tabung gelas dan dasar
tabung.
Senapan elektron berkas menghasilkan suatu bintik
menghasilkan suatu berkas cahaya kecil pada layar CRT.
elektron sempit dan terfokus Dalam perjalanannya menuju
secara tajam pada saat layar, berkas elektron melalui
meninggalkan senapan pada diantara dua pelat defleksi
kecepatan yang sangat tinggi elektrostatik sehingga berkas
dan bergerak menuju layar akan dibelokkan ke arah
flourescent. Pada saat elektron resultante defleksi horisontal dan
membentur layar energi vertikal sehingga membentuk
kinetik dari elektron-elektron jejak gambar pada layar sesuai
berkecepatan tinggi diubah dengan tegangan masukan.
menjadi pancaran cahaya
dan

Anoda

Kumparan
Kisi pemusat pembelok

Layar flouresen
pemanas

Berkas elektron
katoda

Kumparan pemfokus

Gambar 1 - 36. Skema CRT


"
h t
t
p :
/ /
e
n .
w i
k i
p
e
d i
a .
o r
g /
wiki/Cathode_ray_tube"
Gambar 1 – 37. Cutaway rendering of a color CRT
"http://en.wikipedia.org/wiki/Cathode_ray_tube"
Keterangan :
1. Senapan elektron
Sebuah senapan elektron
2 Berkas elektron
konvensional yang digunakan
3. Kumparan pemfokus
4. Kumparan defleksi
dalam sebuah CRT pemakaian
5. Anoda umum, ditunjukan pada gambar
6. Lapisan pemisah berkas di bawah ini. Sebutan senapan
untuk merah, hijau dan biru elektron berasal dari kesamaan
bagian gambar yang antara gerakan sebuah elektron
diperagakan. yang dikeluarkan dari senapan
7. Lapisan pospor dengan elektron CRT mempunyai
zona merah, hijau dan biru. kesamaan lintasan peluru yang
8. Lapisan pospor sisi bagian ditembakkan oleh senapan.
dalam layar yang diperbesar.

Gambar 1 – 38. Senapan elektron (Electron Gun)


"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube
"
Elektron-elektron diionisasikan tegangan negatip pada kisi
secara thermionik dengan pengatur akan menurunkan arus
pemanasan tak langsung pada berkas, yang berarti menurunkan
katoda yang secara keseluruhan intensitas tabung atau tingkat
dikelilingi dengan kisi terangnya bayangan pada layar
pengatur yang terdiri dari CRT.
silinder nikel dengan lubang Elektron-elektron yang dipancarkan
kecil ditengahnya satu sumbu oleh katoda dipusatkan pada
dengan sumbu tabung. Elektron- lubang kecil di dalam kisi pengatur,
elektron menuju layar dipercepat oleh adanya tegangan
dilewatkan melalui lubang kecil potensial tinggi yang diberikan
membentuk arus berkas. pada kedua elektrode anoda
Besarnya arus berkas dapat pemercepat (accelerating anode).
diatur dengan mengatur alat Kedua anoda ini dipisahkan oleh
kontrol yang berada pada panel sebuah anoda pemusat (focusing
depan yang diberi tanda anode) melengkapi metode
INTENSITY. Mengatur intensitas pemusatan elektron ke dalam
sebenarnya mengubah tegangan berkas terbatas yang sempit dan
negatif terhadap katoda pada kisi
pengatur. Penambahan
tajam. Kedua anoda pemercepat lubang kecil di dalam elektrode-
dan anoda pemusat juga elektrode ini memungkinkan
berbentuk silinder dengan berkas elektron dipercepat dan
lubang- lubang kecil ditengah- terpusat merambat melalui pelat
tengahnya masing-masing defleksi vertikal dan horisontal
silinder satu sumbe dengan menuju layar.
CRT. Lubang-

1.6.4.2. Layar
CRT
luminansi tergantung beberapa
Bila berkas elektron membentur faktor. Pertama intensitas cahaya
layar CRT yang berlapiskan fosfor dikontrol oleh jumlah elektron
akan menghasikan bintik cahaya. pembombardir yang membentur
Bahan dibagian dalam CRT layar setiap detik. Jika arus berkas
berupa fosfor sehingga energi diperbesar atau arus berkas
kinetik tumbukan elektron dengan jumlah yang sama
pada layar akan menyebabkan dipusatkan pada daerah yang lebih
perpendaran cahaya. Fosfor kecil dengan mengurangi ukuran
menyerap energi kinetik dari bintik maka luminansi akan
elektron-elektron pembombardir bertambah. Kedua luminansi
dan memancarkan kembali energi bergantung pada energi benturan
tersebut pada frekuensi yang elektron pembombardir pada layar,
lebih rendah dalam spektrum energi benturan dapat ditingkatkan
cahaya tampak. Bahan-bahan melalui penambahan tegangan
flourescen memiliki karakteristik pada anoda pemercepat. Ketiga
fosforesensi yaitu memancarkan luminansi merupakan fungsi waktu
cahaya walaupun sumber eksitasi benturan berkas pada permukaan
telah dihilangkan. Lama waktu lapisan fosfor ini berarti kecepatan
cahaya yang tinggal setelah penyapuan akan mempengaruhi
bahan yang bersinar hilang luminansi. Akhirnya luminansi
disebut ketahanan atau merupakan fungsi karakteristik fisik
persistansi. Ketahanan biasanya dan fosfor itu sendiri. Oleh karena
diukur berdasarkan waktu yang itu hampir semua pabrik
dibutuhkan oleh bayangan CRT melengkapi pembeli dengan pilihan
agar berkurang ke suatu bahan fosfor, tabel di bawah ini
persistansi tertentu biasanyab 10 menyajikan karakteristik beberapa
persen dari keluaran cahaya fosfor yang lazim digunakan.

semula.
Tabel 1-9 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan
(William Cooper : )
Jen Penurun
Fouresen Fosforisen Luminan Komentar
is an ke
si si si
fosf 0,1%
or
Untuk
Kunin
P1 Kuning- 50% 95 pemakai
g-
hijau an umum
hijau
Kecepata
n rendah
P3 Biru-hijau Kuning- 55% 120 dan
hijau kecepata
n tinggi,
peraga
P4 Putih Putih 50% 20
an
televisi
Pengamat
an
P5 Biru kuning - 35% 1500 fenomena
hijau kecepatan
rendah
Pemakai
P11 Ungu-biru Ungu-biru 15% 20
an
fotografi
Pemakaian
Kunin
P31 Kuning- 100% 32 umum
g-
hijau fosfor
hijau
paling
terang
Sejumlah faktor perlu berkas elektron pada rapat arus
dipertimbangkan dalam memilih yang berlebihan, akan
fosfor agar sesuai kebutuhan. menyebabkan panas pada fosfor
Contoh fosfor P11 memliki sehingga keluaran cahaya
ketahanan singkat, sangat baik berkurang. Dua faktor yang
untuk pemotretan bentuk mengontrol terjadinya panas
gelombang tetapi sama sekali adalah kerapatan berkas dan
tidak sesuai untuk pengamatan lamanya eksitasi. Kerapatan
visual fenomena kecepatan berkas dikontrol oleh melalui
rendah. P31 luminansi tinggi, tombol INTENSITY, FOCUS dan
ketahanan sedang, merupakan ASTIGMATISM pada panel depan
kompromi yang paling baik untuk CRO. Waktu yang diperlukan oleh
penglihatan gambar secara umum, berkas untuk mengeksitasi suatu
banyak dijumpai dalam permukaan fosfor diatur dengan
kebanyakan CRO standar tipe penyapu atau alat kontrol
laboratorium. TIME/DIV. Panas yang mungkin
Ada kemungkinan kerusakan berat menyebabkan kerusakan fosfor,
pada CRT yang dikarenakan dicegah dengan mempertahankan
penanganan yang tidak tepat pada berkas pada intensitas yang
pengaturan alat-alat kontrol yang rendah dan waktu pencahayaan
terdapat pada panel depan. Bila yang singkat.
sebuah fosfor dieksitasi oleh
1.6.4.3. Gratikulasi
Bentuk gelombang pada keuntungan mudah diganti dengan
permukaan CRT secara visual suatu pola gambar khusus, seperti
dapat diukur pada sepasang tanda derajat, untuk analisis
tanda skala horisontal dan vektor TV warna, Selain itu posisi
vertikal yang disebut gratikul. gratikul luar dapat dengan mudah
Tanda skala dapat ditempatkan diatur agar sejajar dengan jejak
dipermukaan luar tabung CRT CRT. Kerugiannya adalah
dalam hal ini dikenal sebagai paralaksis sebab tanda skala tidak
eksternal gratikul. Gratikul yang sebidang dengan bayangan
dipasang dipermukaan luar terdiri gelombang yang dihasilkan pada
dari sebuah plat plastik bening fosfor, sebagai akibat penjajaran
atau berwarna dilengkapi dengan jejak dan gratikul akan berubah
tanda pembagian skala. Gratikul terhadap posisi pengamatan.
di luar mempunyai

Gratikul

Gambar 1 – 39. Tanda skala gratikul


Gratikul internal mengganti CRT. Disamping itu
pemasangan tidak menyebabkan CRT dengan gratikul dipermukaan
kesalahan paralaksis karena dalam harus mempunyai suatu
bayangan CRT dan gratikul cara untuk mensejajarkan jejak,
berada pada bidang yang sama. membawa akibat menambah
Dengan internal gratikul CRO harga keseluruhan CRO.
lebih mahal karena tidak dapat
diganti tanpa
Daftar Pustaka :
Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran. ((Terjemahan Sahat Pakpahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)
Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Deboo and Burrous.1977. Integreted Circuit And Semiconductor Devices
: theory and application. Tokyo Japan :
Kogakusha.Ltd

Anda mungkin juga menyukai