Anda di halaman 1dari 7

DASAR PENGUKURAN TEKNIK

1.1. Pengukuran (Measurement)


Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu
besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses yang
mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata
sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
obyek atau kejadian yang diukur.

1.2. Pengertian Alat Ukur(Instrument)


Untuk melakukan kegiatan pengukuran diperlukan suatu perangkat yang dinamakan
instrument (alat ukur). Jadi instrumen adalah sesuatu yang digunakan untuk membantu
kerja indera untuk melakukan proses pengukuran. Misalnya pada mobil, manometer
(pressure gauge) pengukur tekanan udara dalam ban, termometer (pengukur suhu mesin),
speedometer (pengukur kecepatan), level meter (pengukur bahan bakar pada tangki), pH
meter (pengukur drajat keasaman dalam batere) dst.
Instrumen atau alat ukur terdiri banyak jenis yang dapat juga dikelompokkan dalam bebrapa
disiplin kerja atau besran fisik, diantaranya;
 Alat ukur dimensi ; mistar, jangka sorong, micrometer, dst.
 Alat ukur massa ; timbangan
 Alat ukur mekanik; tachometer, torquimeter, dll
 Alat ukur fisik ; gelas ukur, densitometer, dll
 Alat ukur listrik ; voltmeter, amperemeter, jembatan Wheatstone
 Alat ukur suhu ; termometer
 Alat ukur optik ; luxmeter, fotometer, spectrometer dan lain-lain.
Instrumentasi (instrumentation)
Adalah bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan dan
penggunaan instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrumen untuk
keperluan deteksi, penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.
Kata diukur (Measurre) digunakan untuk menunjukkan parameter fisika tertentu yang
sedang diamati dan diukur yaitu kuantitas masukan ke proses pengukuran dan kemudian
kegiatan pengukuran akan memberikan hasilnya.

Masukan Proses Pembandingan Hasil


(yang diukur (Pengukuran) (Pembacaaan

Gambar 1.1. Proses Pengukuran


Contoh :
 Mengukur panjang diukur menggunakan mistar ukur (standar), hasil (pembacaan)
didapat dalam satuan panjang (meter, cm,mm, ft, inci, dsb.).
 Mengukur suhu/temperatur digunakan thermometer (standar) dan hasil
(pembacaan) didapat dalam satuan temperatur (o C , oF)
Standar pembanding harus mempunyai sifat yang sama dengan yang diukur dan diatur oleh
lembaga resmi atau organisasi yang diakaui :
Misalnya :
 National Bureau of Standard (NBS)
 International Organization for Standarisation (ISO)
 American Standard Institute (ANSI)
Besaran-besaran yang gunakan seperti : suhu, parameter-parameter aliran fluida, gerakan,
besaran-besaran dasar, massa, panjang, waktu dan sebagainya adalah yang termasuk dalam
ruang lingkup besaran mekanis.
Pengukuran besaran mekanis sering juga menggunakan elemen listrik karena dapat
mempermudah pengukuran untuk mentrandus atau mengubah besaran mekanis yang
diukur menjadi besaran listrik yang sesuai.
Pengukuran juga merupakan elemen dasar dari setiap proses pengendalian (control
prosses). Berbagai operasi proses pengendalian harian memerlukan pengukuran agar
didapat unjuk kerja yang benar.
Contoh :
Suatu pabrik kimia modern, setiap hari harus memantau suhu, aliran, tekanan, amplitudo
getaran dan lain-lain untuk menjamin sistem tersebut memberikan unjuk kerja yang benar.
Pengukuran juga merupakan dasar ekonomi dan bisnis misalnya untuk menentukan biaya
harus berdasarkan jumlah bahan, daya listrik, waktu dan tenaga kerja yang digunakan dan
lain-lain. Semakin canggih teknologi sistem pengukuran maka akan semakin mudah dan
murah biaya yang diperlukan untuk proses pengendalian. (Lihat sejarah perkembangan
pengukuran).

1.3. Satuan-satuan Dalam Pengukuran


1.3.1. Satuan Dasar “Sistem Internasional” SI.
Satuan dasar adalah satuan pengukuran sebuah besaran dasar pada sebuah system besaran
phisik. Definisi dan realisasi dari setiap satuan dasar dapat berubah dengan adanya
penelitian kemetrologian yang dapat menemukan kemungkinan dicapainya definisi dan
realisasi yang lebih akurat dari besaran phisik tersebut.
Ilmu pengetahuan dan teknik penggunaan dua jenis satuan yaitu satuan dasar dan satuan
turunan. Satuan-satuan dasar dalam mekanika terdiri dari panjang, massa dan waktu.
Biasa disebut dengan satuan-satun dasar utama. Dalam beberapa besaran fisik tertentu
pada ilmu termal, listrik dan penerangan juga dinyatakan satuan-satuan dasar.
Arus listrik, temperatur, intensitas cahaya disebut dengan satuan dasar tambahan.
Sistem satuan dasar tersebut selanjutnya dikenal sebagai sistem internasional yang disebut
dengan sistem SI sistem ini memuat 6 satuan dasar seperti tabel dibawah ini.

Tabel 1.1. Satuan Dasar SI

Kuantitas Satuan Dasar Simbol


Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Arus Listrik Amper A
Temperatur Kelvin K
Intensitas cahaya kandela Cd

1.3.2. Satuan Turunan SI


Satuan turunan adalah sebuah satuan penurunan dari sebuah besaran turunan dalam
sebuah sistem satuan.

Tabel 1.2. Satuan Turunan yang dinyatakan dengan satuan SI

Besaran Turunan Satuan Turunan Simbol


2
Luas Meter persegi m
Isi Meter kubik m3
Kecepatan Meter per sekon m s-1
Percepatan Meter per sekon kuadrat m s-2
Kecepatan Sudut Raadian per sekon rat s-1
Percepatan Sudut Radian Per Sekon Kuadrat rat s-2
Densitas Kilogram Per Meter Kubik kg m-3
Intensitas Medan Listrik Amper per meter A m-1
Densitas Arus Listrik Amper per meter persegi A m-2
Momen Gaya Newton meter Nm
Kekuatan Medan Listrik Volt per meter V m1
Permeabilitas Henry per meter H m-1
Permivisitas Parad per meter F m-1
Kapasitas Panas Spesifik Joul per kilogram Kelvin J kg-1 K-1
Konsentrasi Jumlah Zat Mol per meter kubik Mol m-3
Luminasi Candela per meter persegi Cd m-3

Contoh : Dari hubun fisik antara besaran panjang yang diukur dalam satuan m dan besaran
waktu yang diukur dalam besaran s, maka besaran kecepatan yang diukur dalam satuan m/s
dapat diturunkan. Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol
matematis perkalian dan pembagian.

Tabel 1.3. Satuan Turunan SI yang nama dan Simbolnya terdapat Satuan Turunan SI dengan
Nama Simbol Khusus.

Kuantitas Satuan yang Simbol Dinyatakan dalam


Diturunkan satuan SI atau
satuan yang
Diturunkan
Frekuensi Hertz Hz 1 Hz = 1 s 1
Gaya Newton N 1 N = 1 kgm/s2
Tekanan Pascal Pa 1 Pa = 1 / m2
Enersi Kerja Joule J 1 J = 1 Nm
Daya Watt W 1 W = 1 J/s
Muatan listrik Coulomb C 1 C = 1 As
GGL beda potensial Volt V 1 V = 1 W/A
Kapasitas listrik Farat F 1 F = 1 AsIV
Tahanan listrik Ohm Ω 1 Ω = 1 V/A
Konduktansi Siemens S 1S = 1Ω
Fluksi magnetis Weber Wb 1 Wb = 1 Vs
Kepadatan fluksi Tesia T 1 T = 1 Wb/m2
Induktansi Henry H 1 H = 1 Vs/A
Fluksi cahaya Lumen lm 1l m = 1 Cd sr
Kemilauan lux lX 1l x = 1 lm/m2

Tabel 1.4. Satuan Turunan SI yang diterima untuk digunakan bersama dengan satuan SI,
karena banyak digunakan (Satauan Selain SI yang diterima)

Besran Satuan Simbol Nilai dalam Satuan SI


Waktu Menit min 1 min = 60 s
Jam h 1 h = 60 min = 360 s
Hari d 1 d = 24 h
o
Sudut permukaan Derajat 1o = (∏/180) rad
Menit ‘ 1’ =(1/60) = (∏/10800)
Sekon “ Rad
nygrad gon 1’ = (1/60) =
(∏/648000)rad
1 gon = (∏/2000)rad
Volume Liter L, I 1 l = 1 dm3 = 10-3 m3
Massa Ton metrik T 1 t = 103 kg
Tabel 1.5. Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada Bidang-bidang tertentu

Besran Satuan Simbol Nilai dalam Satuan SI


Panjang Mil laut 1 mil laut = 1852 m
Kecepatan Knot 1 mil laut/jam = 1852/3600
m/s
Massa Karat 1 karat = 2 x 10-4 kg = 200 mg
Densitas linier Tex tex 1 tex 10-6 kg/m = 1 mg/m
Kekuatan sitem optik Dioptri 1 dioptri = 1 m- 1
Tekanan pada fluida Milimeter mmHg 1 mmHg = 133322 Pa
dalam tubuh manusia merkuri
Luas Are a 1 a = 1002
Luas Hektar ha 1 ha = 104 m2
Tekanan Bar bar 1 bar = 100 k Pa = 10-3 Pa
Jarak Angtron A 1 A = 0,1 nm = 10-10m
Penampang barn b 1 b = 10-23 m2

Tabel 1.6. Prefiks Awalan Satuan SI

Faktor Nama Perfiks Simbol Faktor Nama Perfiks Simbol


101 deka da 10-1 desa d
102 hekto h 10-2 centi c
103 kilo k 10-3 milli m

106 mega M 10-6 micro µ


109 giga G 10-9 nano n
1012 tera T 10-12 pico p
1015 peta P 10-15 femto f
1018 exa E 10-18 atto a
1021 zetta Z 10-21 zepto z
1024 yolta Y 10-24 yocto y

1.4. Sejarah Perkembangan Pengukuran dan Sistem Control (Pengukuran)


Sebelum tahun 1920 : Manual Control (Pengendalian Manual);
Pengoperasian dan pengontrolan palnt / pabrik industri dilakukan secara manual di
lapangan atau pada areal mesinnya. Misal pembukaan / penutupan valve, seting tekanan,
aliran, temperatur, level dan lain-lain. Semuanya dilakukan bersama-sama oleh pekerja
dengan memerlukan banyak tenaga atau sumber daya manusia.

Tahun 1920 – 1950 : Automatic Control 1 (Pengendalian Automatik)


Pengendalian proses dan pengukuran telah menggunakan sitem phenuematic Control yang
dilengkapi panel pengontrol indikator dengan sistim penunjuk jarum skala. Sehingga dapat
meringankan tugas operator karena tidak harus mengontrol terus pada mesinnya langsung.
Sistem ini tidak membutuhkan terlalu banyak pekerja sehingga bisa menghemat tenaga dan
sumber daya manusia.

Tahun 1950 – 1975 Automatic Control 2.


Pengendalian dan penggunaan alat ukur menggunakan panel dengan instrumen elektronik
dan pheneumatic. Pengendalian proses dan mesin telah dapat dilakukan dengan jarak jauh
yaitu pengontrolan dilakukan pada ruang kontrol (control room) dengan menggunakan
System Programmabel Logic Control / PLC, dalam pengoperasiannya cukup dilakukan oleh
dua orang operator.

Tahun 1975 sampai Sekarang


Distribusi Control System (Sistem Pengendalian Terpadu)
Pengendalian dan penggunaan alat ukur menggunakan panel dengan instrumen telah
menggunakan teknologi canggih yaitu Teknologi Micro Processor dengan menggunakan
sistem komputer yang disebut Distributed Control System (DSC). Sistem inidapat
menyimpan data , mencetak serta dapat membuat laporan harian (dayry report) dan data
secara grafik yang dapat dicetak (Print).
Dalam pengoperasian dapat dilakukan oleh hanya satu orang yaitu pada ruang kontrol
(Control Room).

1.4. Istilah-istilah dalam Pengukuran :


 Ketepatan (Precision); Ukuran keidentikan dan mampu ulang pengukuran (dalam
alat ukur)
 Kepekaan (Sensitivity); Kemampuan untuk merasakan perubahan
 Kecermatan (Resolution / Least Count); Skala terkecil alat ukur atau beda terkecil
antara dua penunjukan yang dapat dibaca.
 Kesalahan (Error); Perbedaan harga yang sebenarnya dengan hasil pengukuran
 Ketidak pastian: Kemampuan / kisaran kesalahan
 Ketelitian (Accuracy) : Deviasi / selisih/ penyimpangan pengukuran terhadap
masukan yang diketahui atau kesesuaian antara hasil pengukuran terhadap harga
sebenarnya.
 Kemampuan bacaan Reability) : Kemampuan untuk menunjukkan seberapa teliti
skala suatu instrumen (alat) yang dibaca.

1.5. Metode Dasar Pengukuran


Pada umumnya metode pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur terhadap
standarnya. Bagaimana proses membandingkan dilakukan, diantaranya harus diketahui;
 Konsep dasar tentang besaran yang dilakukan
 Dalil fisika tentang besaran tersebut
 Spesifikasi peralatan yang harus digunakan untuk pengukuran
 Proses pengukuran yang dilakukan
 Urutan-urutan langkah yang harus dilakukan
 Kondisi lingkungan

a. Pembandingan langsung; dengan standar primer atau skunder.


Contoh ;
Membandingkan panjang suatu batang dengan mistar ukur (standar)
b. Pembandingan tak langsung; dengan menggunakan sistim yang telah dikalibrasi.
Pembandingan tak langsung menggunakan beberapa bentuk alat transducer yang
dikopel dengan alat-alat penghubung disebut sistim pengukuran.
Kebanyakan transducer mengubahmasukan mekanis menjadi analog elektrik untuk
pemrosesan.

Anda mungkin juga menyukai