Anda di halaman 1dari 12

2.

Cara Pengukuran adalah sebagai berikut :


a. pengukuran langsung,
b. pengukuran tak langsung,
c. pengukuran pemeriksaan toleransi (dengan kaliber batas),
d. pengukuran perbandingan dengan bentuk acuan (standar).
e. Pengukuran geometri khusus, dan
f. Pengukuran dengan mesin ukur koordinat.

a. Pengukuran Langsung
Adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur langsung. Hasil
pengukuran dapat langsung terbaca. Merupakan cara yang lebih dipilih
jika seandainya hal ini dimungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat
diselesaikan. Alat ukur langsung umumnya memiliki kecermatan yang
rendah dan pemakaiannya dibatasi yaitu :
- karena daerah toleransi  kecermatan alat ukur,
- karena kondisi fisik objek ukur yang tak memungkinkan digunakannya
alat ukur langsung, atau
- karena tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah toleransi (tak
sesuai dengan jenis toleransi yang diberikan pada objek ukur misanya
toleransi bentuk dan posisi sehingga memerlukan proses pengukuran
khusus.
Contoh pengukuran langsung adalah pengukuran tebal objek ukur
dengan memakai mikrometer, lihat gambar 1.1a
Gambar 1.1 Proses Pengukuran Geometrik

Proses pengukuran geometrik dapat dilaksanakan secara langsung (a),


tak langsung (b), pemeriksaan dengan kaliber batas (c), atau
perbandingan dengan bentuk acuan (d). Berdasarkan ilustrasi ini dapat
disimpulkan bahwa teknologi pengukuran geometrik harus
dirancang/dipilih sesuai dengan masalah yang dihadapi, supaya efektif
dan efisien. efektif bermakna menghasilkan data
pengukuran/pemeriksaan yang dapat diyakini kebenaran dan
keterulangannya. Efektif berarti dapat dilakukan dengan usaha yang
benar dan dapat dipertanggung jawabkan cara pelaksanaannya.
b. Pengukuran Tak Langsung
Merupakan proses pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai
beberapa jenis alat ukur berjenis pembanding/komparator, standar dan
bantu. Perbedaan harga yang ditunjukkan oleh skala alat ukur
pembanding sewaktu objek ukur dibandingkan dengan ukuran standar
(pada alat ukur standar) dapat digunakan untuk menentukan dimensi
objek ukur. Kerana alat ukur pembanding umumnya memiliki kecermatan
yang tinggi, sementara itu alat ukur standar memiliki kualitas (ketelitian)
yang bisa diandalkan, maka proses pengukuran tak langsung dapat
dilaksanakan sebaik mungkin untuk menghasilkan harga yang cermat
serta da;pat dipertanggungjawabkan (teliti dan tepat). Proses pengukuran
tak langsung umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
Contoh pengukuran semacam ini ditunjukkan dengan gambar 1.1 b,
dengan alat ukur pembanding jenis pupitas (dial test indicator) yang
dipasangkan pada dudukan pemindah (transfer stand; sebagai alat ukur
bantu), alat ukur standar berjenis kaliber-induk tinggi (height master, yang
memiliki skala pengatur ketinggian muka-ukur) dan meja rata (surface
plate) sebagai alat ukur bantu.

c. Pemeriksaan dengan Kaliber Batas


Dinamakan sebagai proses pemeriksaan karena tidak menghasilkan data
angka (numerik) seperti halnya yang dihasilkan proses pengukuran.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan apakah objek ukur (objek
pemeriksaan) memiliki harga yang terletak di dalam atau di luar daerah
toleransi ukuran, bentuk, dan/atau posisi. Objek ukur akan dianggap baik
bila terletak di dalam daerah toleransi da dikatakan jelek bila batas
materialnya (permukaannya) berada di luar daerah toleransi yang
dimaksud. Proses pemeriksaan berlangsung cepat dan cocok untuk
menangani pemeriksaan kualitas geometrik produk hasil proses produksi
massal. Gambar 1.1.c merupakan contoh proses pemeriksaan toleransi
lubang dengan memakai kaliber poros (go & not go gauges).
.
d. Perbandingan dengan bentuk acuan
Bentuk suatu produk (misalnya profil ulir atau roda gigi) dapat
dibandingkan dengan suatu bentuk acuan yang ditetapkan atau dibakukan
(standar) pada layar alat ukur proyeksi. Kebenaran bentuk konis dapat
diperiksa dengan menggunakan kaliber konis. Pada prinsipnya
pemeriksaan seperti ini tidaklah menentukan dimensi ataupun toleransi
suatu benda ukur secara langsung, akan tetapi lebih kepada menentukan
tingkat kebenarannya bila dibandingkan dengan bentuk standar, lihat
gambar 1.1.d.

e. Pengukuran geometri khusus


Berbeda dengan pemeriksaan secara perbandingan, pengukuran geometri
khusus benar-benar mengukur geometri yang bersangkutan. Dengan
memperhatikan imajinasi daerah toleransinya, alat ukur dan prosedur
pengukuran dirancang dan dilaksanakan secara khusus. Berbagai
masalah pengukuran geometri umumnya ditangani dengan cara ini,
misalnya kekasaran permukaan, kebulatan poros atau lubang, geometri
ulir, dan geometri roda gigi. Gambar 1.2 memperlihatkan contoh
pengukuran kebulatan dan roda gigi. Gambar dengan keterangan yang
diberikan dimaksudkan untuk menunjukkan contoh kerumitan dan
kedalaman permasalahan pengukuran geometri.

Gambar 1.2 a Pengukuran Geometri Khusus


Contoh profil kebulatan sebagai hasil pengukuran dengan alat ukur
kebulatan dapat dianalisis berdasarkan empat cara yaitu cara lingkaran
luar minimum, lingkaran dalam maksimum, lingkaran daerah minimum
(MRZ) dan lingkaran kuadrat terkecil (masing-masing bisa menghasilkan
harga parameter kebulatan R yang berbeda). Menurut ISO cara analisis
MRZ (minimum radial zone) adalah sesuai dengan makna toleransi
kebulatan;perhatikan pernyataan toleransi kebulatan seperti yang
diperlihatkan pada gambar 1.2.d.

Gambar 1.2 b Pengukuran Geometri Khusus

Kebulatan hanya bisa diukur dengan benar dengan alat ukur kebulatan
jenis sensor putar atau meja putar. Berdasarkan profil kebulatan yang
terekam pada grafik polar bisa ditentukan harga parameter kebulatannya
(lihat gambar 1.2 a). Jenis sensor putar bisa digunakan untuk mengukur
benda yang panjang dan berat. Titik berat benda tidak perlu harus berimpit
dengan sumbu putar sensor, lihat gambar 1.2 b, Pemakaian jenis meja
putar dibatasi oleh berat benda serta titik beratnya tidak bisa terlalu jauh
terhadap sumbu putar (lihat gambar 1.3 c) lebih mudah dalam
pemakaiannya (penyetelan kemiringan dan kesenteran benda ukur).
Penggabungan gerakan translasi sensor dapat dilakukan sehingga bisa
digunakan untuk pengukuran kelurusan serta kesalahan bentuk yang lain,
lihat gambar 1.3 d. Pemakaian komputer untuk analisis data memang
sangat membantu seperti halnya dalam pengukuran kebulatan.

Gambar 1.2 c Pengukuran Geometri khusus


Contoh alat ukur kebulatan jenis meja putar.
Gambar 1.2 d Pengukuran Geometri Khusus
Dengan alat ukur kebulatan jenis meja putar dimungkinkan pengukuran
berbagai kesalahan bentuk. Misalnya, kebulatan, kesejajaran,
ketegaklurusan, kesamaan sumbu dan kelurusan.

Gambar 1.2 e Pengukuran Geometri Khusus

Contoh metrologi roda gigi. Kesalahan pits (jarak antar gigi) dapat
diperiksa dengan lebih praktis dengan mengukurnya pada lingkaran dasar.
Kesalahan pits inio perlu dibatasi terutama bagi roda gigi penerus daya
dan penerus putaran yang teliti. Sementara itu, profil gigi yang berupa
involute dapat diukur dengan alat ukur profil. Kesalahan bentuk profil
involute ini akan mengurangi keandalan roda gigi dan kebisingan akan
timbul jika roda gigi yang bersangkutan dioperasikan.

f. Pengukuran dengan Mesin Ukur Koordinat


Seperti dengan namanya, alat ukur (lebih cocok dinamakan mesin ukur
karena dimensinya yang relatif besar dan dioperasikan dengan prosedur
tertentu) memiliki tiga sumbu gerak yang membentuk sumbu koordinat
kartesian (X,Y,Z). Sensor alat ukur dapat digerakkan pada sumbu ini
secara manual dan mungkin juga secara otomatik mengikuti program
gerakan pengukuran yang tersimpan dalam komputer pengontrolnya.
Setiap sumbu memiliki alat ukur jarak berjenis inductosyn, photocosyn,
atau optical-grating (seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.3
Gambar 1.3 a Pengukuran dengan Mesin Ukur Koordinat (MUK)

MUK (CMM; Coordinate Measuring Machine) merupakan alat ukur


geometrik modern dengan memanfaatkan komputer untuk mengontrol
gerakan sensor relatif terhadap benda ukur serta untuk menganalisis data
pengukuran. Berbagai rancangan mesin dibuat sesuai dengan kebutuhan,
demikian pula dengan jeins sensor yang bisa merupakan sensor kontak
atau sensor scanning. Proses pengukuran yang rumit bisa dilaksanakan
dengan relatif mudah dan cepat. Meskipun demikian, tetap dibutuhkan
operator yang mempunyai keahlian dan keteramoilan di bidang metrologi
geometrik.
Gambar 1.3 b Pengukuran dengan mesin Ukur Koordinat (MUK)
Berbagai jenis CMM dapat diadakan dipilih/disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang banyak ditangani di mana ukuran dan ketelitian
memegang peranan. Sementara itu, jenis sensor dapat dibeli terpisah.
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan kemampuan software yang dimiliki
CMM untuk mempermudah analisis pengukuran serta berbagai program
statistik yang dimanfaatkan dalam pengontrolan kualitas geometrik.

Gambar 1.3 c Pengukuran dengan Mesin Ukur Koordinat (MUK)


Tergantung pada kecanggihan software yang dimiliki CMM, proses
pengukuran geometri benda ukur akan lebih dipermudah. Pada contoh di
atas suatu sistem koordinat benda ukur dapat diaktifkan melalui proses
pergeseran dan pemutaran sumbu koordinat (A s.d D).

Selain berdasarkan sifatnya yang menghasilkan klasifikasi dasar dan


klasifikasi turunan dengan 7 jenis alat ukur seperti yang telah diulas di muka,
cara klasifikasi lain mengenai alat ukur geometrik adalah menurut prinsip
kerja utama, yaitu ::
1. Mekanis
2. Elektris
3. Optis
4. Hidrolik
5. Fluidik
6. Pneumatik atau Aerodinamik

Beberapa jenis alat ukur menggunakan prinsip kerja gabungan, seperti :


- Elektromekanik (elektrik + mekanik)
- Optomekanik (optik + mekanik)
- Optoelektrik (optik + elektrik)
- Pneumatikmekanik, dsb.
Prinsip kerja gabungan, yang diterapkan untuk alat ukur geometrik dan
besaran teknik lainnya, sebagai sistem pengukuran mandiri maupun yang
tergabung menjadi suatu sistem kontrol, ditambah dengan pengolahan data
dengan pemanfaatan komputer, saat ini telah berkembang semakin jauh
menjadi bidang teknologi mandiri yang sering dinamakan dengan mekatronik.
Sebagai bagian dari ilmu mekatronik, berbagai jenis prinsip kerja alat ukur
geometrik ini akan diulas dalam beberapa sub-bab berikut. Pembahasan
dititikberatkan pada aspek kecermatan dan pemakaiannya guna mendukung
ide penyebarluasan pemahaman yang benar atas berbagai istilah dalam
pengukuran termasuk dua istilah penting yaitu ketelitian (accuracy) dan
ketepatan (precision).
Metrologi geometrik dapat dipelajari dan dikembangkan dengan lebih mudah
melalui klasifikasi masalah pengukuran, yaitu :
1. Masalah pengukuran linier
2. Masalah pengukuran sudut
3. Masalah pengukuran kesalahan bentuk dan posisi
4. Masalah pengukuran ulir
5. Masalah pengukuran roda gigi
6. Masalah pengukuran secara optik,
7. Masalah pengetesan geometrik mesin perkakas, dan
8. Masalah pemakaian mesin ukur koordinat (CMM), Coordinat Measuring
Machine).

Anda mungkin juga menyukai