PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jam ukur atau dial indikator adalah alat ukur pembanding yang digunakan
dalam industri permesinan dibagian produksi dan kamar ukur. Prinsip kerjanya
secara mekanik dimana gerak linier sensor menjadi gerak putaran jarum jam
penunjuk.
menentukan
kondisi
suaian,
menentukan
ketelitian
putaran,
Memperlancar pelumasan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum metrologi industri tentang pengukuran
Alat-Alat
2. Meja Rata
Digunakan sebagai tempat kedudukan dari dial indicator. Meja rata yang
baik memiliki sertifikasinya
3. Waterpass
Digunakan untuk mengukur kerataan dari kedudukan meja rata yang akan
digunakan dalam pengujian pengukuran kebulatan.
4. V-Blok
Digunakan sebagai alat bantu untuk meletakkan benda kerja agar dapat
dengan mudah diputar benda kerja saat dilakukan pengukuran kebulatan
1.4
Benda Ukur
Siapkan alat dan benda ukur yang akan digunakan dalam praktikum.
Benda ukur diberi tanda pada pinggirnya dan diberi nomor urut searah
jarum jam (1 sampai dengan 12).
Letakan benda ukur pada v-blok, kemudian diatur sehinggan sensor jam
ukur menempel pada permukaan benda ukur yaitu pada posisi nomor 1.
Putar (angkat) benda ukur dengan hati-hati dan perlahan sehingga sensor
jam ukur kurang lebih pada posisi nomor 2, baca kedudukan jam ukur.
Lakukan pengukuran dengan cara membalik arah putaran benda ukur (dari
nomor 12 sampai 1).
11 Buat grafik kebulatan dari benda ukur pada kertas grafik koordinat polar
dengan menggunakan keempat metode.
BAB II
TEORI DASAR
Alat ukur ini dibuat untuk mengukur geometri yang khas misalnya
kekasaran permukaan, profil gigi dari suatu roga gigi.
7. Alat Ukur Koordinat
Alat ukur yang memiliki sensor yang dapat digerkkan dalam ruang,
koordinan sendor dibaca melalui tiga skala axis yang disusun seperti
koordinan kartesian (X,Y,Z) dapat dilengkapi dengan sumbu putar
(koorinat polar).
Mekanik
Optik
Elektrik
Fluidic
Hidrolik
Pneumatic
Aerodinamik
Memperlancar pelumasan
10
kesalahan bentuk dan umurnya amat berkaitan dengan beberapa kesalahan bentuk
lainya seperti:
Kelurusan (straighness)
Ketegaklurusan (perpendicularity)
Kesejajaran (parallelism)
Kesilindrikan (clindricity)
Dial indikator adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
kebulatan suatu benda.Berdasarkan jenis alat ukur, Dial Indikator termasuk jenis
alat ukur pembanding (komparator) .
11
Karena alat ukur ini biasa digunakan untuk pembanding atau komparator,
angka yang ditunjukan alat ukur ini merupakan selisih ukuran benda ukur dengan
ukuran benda standar. Hasil pengukuran adalah merupakan jumlah angka yang
ditunjukan oleh alat ukur tersebut dengan ukuran benda standar. Sedangkan
menurut proses pengukuran geometri Dial Indikator termasuk proses pengukuran
tak langsung yaitu pengukur yang dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur
dari jenis pembanding, standar dan alat ukur bantu. Dimensi benda ukur adalah
jumlah harga yang ditunjukan oleh alat ukur pembanding dengan dimensi alat
ukur standarnya.
12
13
Pada saat melakukan pengukuran jika sensor bergerak kedalam atau keatas
maka roda gigi (Zp) akan bergerak berputar berlawanan dengan arah jarum jam,
sedangkan roda gigi jam ukur (Z1) akan berputar searah jarum jam dengan
menujukkan skala hasil pengukuran, sehingga pegas spiral akan berputar
berlawanan arah jarum jam. Karena adanya gerak balik dari pegas spiral, dan
sebaliknya jika sensor bergerak keluar atau kebawah maka roda gigi (Zp) akan
bergeraj berputar searah jarum jam, sedangkan roda gigi jam ukur (Z1) akan
berputa berlawanan arah jarum jam dengan menunjukkan skala hasil pengukuran.
Pada dial indicator, jika jarum ukur menunjukkan hasil penskalaan pada
posisi kanan dari pandangan pengamat maka pengukuran yang dihasilkan bernilai
(+) positif yang mana mengalami penggundukan, sebaliknya jika menunjukkan
penskalaan pada posisi kiri dari pandangan pengamat maka pengukuran yang
dihasilkan benilai (-) negative yang mana mengalami pelekukan pada benda ukur.
Kecermatan 1 skala=
= 0,005 ; mm
14
2. Gigi suatu roda gigi (atau batang gigi) ftak mungkin di buat dengan profil
involute ideal. Oleh sebab itu, tebal gigi umumnya dirancang dengan
toleransi minus yang berarti tebal gigi dibuat sedikit lebih kecil daripada
ketebalan gigi nominal. Bila pasangan roda gigi ini dirakit dengan jarak
senter nominal, pasangan gigi akan meneruskan dengan hanya salah satu
giginya yang saling berhimpit (sisi gigi lainnya tak saling bersinggungan,
jadi ada celah di antaranya untuk menjaga jangan sampai pasangan roda
macet gara-gara ada kesalahan profil yang berharga positif). Bila putaran
diubah arahnya, sementara roda gigi pemutar dan yang diputar tetap
fungsinya, roda gigi pemutar akan berbalik dahulu untuk sepanjang celah
gigi sebelum berfungsi penuh memutar roda gigi yang diiputar. Kejadian
ini dinamakan sebagai keterlambatan gerakan balik (back-lash). Back-lash
yang terjadi
15
Refrensi Least Squares Circle (LSC) adalah metode yang paling umum
digunakan. Luas daerah yang tertutup oleh profil sama dengarn luas
daerah yang berada pada luar. Hal ini dapat dilihat pada gambar.
16
17
18
19
20
BAB III
DATA PENGAMATAN
Pengamat A
No
Pengamat B
2
(m)
Average
(m)
-2
No
2
(m)
Average
(m)
-8
-4
-1
-2
-7
-4.5
3.5
-3
-8
-5.5
3.5
-3
-5
-4
3.5
-3
-4
-3.5
19
14
16.5
-2
-9
-5.5
10
-2
-9
-5.5
-1
-8
-4.5
10
10
-2
-5
-3.5
21
11
11
-4
0.5
12
12
-1
PerhitunganTiapTitik=
Data1+ Dat a 2
Jumlah data
1.
7 m+3 m
5 m
2
2.
2 m+m
1 m
0
3.
5 m+2 m
3,5 m
2
4.
5 m+ 2 m
3.5 m
2
5.
5 m+2 m
3.5 m
2
6.
19 m+14 m
16,5 m
2
22
7.
6 m+4 m
5 m
2
8.
7 m+3 m
5 m
2
9.
6 m+2 m
4 m
2
10.
7 m+5 m
6 m
2
11.
8 m+6 m
7 m
2
12.
7 m+7 m
7 m
2
b. Pengamat B
PerhitunganTiapTitik=
1.
Data1+ Data 2
Jumlah data
0 m+(8) m
4 m
2
2.
2 m+(7)m
4,5 m
2
4.
(3) m+(5) m
4 m
2
5.
(3)m+(4)m
3,5 m
2
6.
(2)m+(9) m
5,5 m
2
3.
(3) m+(8) m
5,5 m
2
23
7.
0 m+10 m
5 m
2
8.
(2)m+(9) m
5,5 m
2
9.
(1)m+(8) m
4,5 m
2
10.
(2)m+(5)m
3,5 m
2
11.
5 m+(4)m
0,5 m
2
12.
(1)m+ 1 m
0 m
2
24
BAB IV
ANALISA
Dari grafik diatas dapat dilitah bahwa titik tertinggi pada posisi ke-6 dengan
nilai 16,5 m . Sedangkan titik terendah pada posisi ke-2 dengan nilai-1 m .
disetiap titik pengukuran memiliki nilai yang yang berbeda dikarenakan oleh
beberapa sebab, adapun sebab terjadinya penyimpangan pengukuran kebulatan
adalah sebagai berikut:
1. Terjadinya kesalahan dalam proses permesinan sehingga benda ukur
memiliki nilai pengukuran yang beragam.
2. Proses pemutaran benda ukur dilakukan secara manual yang diputar oleh
praktikan, maka benda ukur bisa terangkat sehingga titik referensi
berubah, sehingga menujukkan nilai skala yang berbeda.
25
Nilai R1
Nilai R2
Nilai x
= 38 mm
= 22 mm
= R1-R2
= 38 mm 22 mm= 16 mm
Nilai R1
= 22 mm
26
Nilai R2
Nilai x
= 38 mm
= R2 - R1
= 38 mm 22 mm= 16 mm
Nilai R1
Nilai R2
Nilai x
= 22 mm
= 38 mm
= R2 - R1
= 38 mm 22 mm= 16 mm
27
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa titik tertinggi pada posisi ke-7 dengan
nilai 5 m . Sedangkan titik terendah pada posisi ke-3,6,8,9 dengan nilai-5,5
m . disetiap titik pengukuran memiliki nilai yang yang berbeda dikarenakan
28
Nilai R1
Nilai R2
Nilai x
= 54 mm
= 45 mm
= R1 - R2= 54 mm - 45 mm= 9 mm
Nilai R1
Nilai R2
Nilai x
= 45 mm
= 54 mm
= R2 - R1
= 54 mm 45 mm= 9 mm
29
Nilai R1
Nilai R2
Nilai x
= 45 mm
= 54 mm
= R2 - R1
= 54 mm 45 mm= 9 mm
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
30
1. Prinsip kerja dial indicator mengunakan prinsip dasar mekanik yang mana
mengubah gerakan isyarat sensor dari translasi menjadi rotasi dengan
bantuan jarum ukur yang menunjukkan nilai dari skala dial indicator.
2. Pengukuran kebulatan kebulatan merupakan pengukuran yang ditujukkan
untuk memeriksa kebulatan dari suatu benda atau dengan kata lain untuk
mengetahui apakah suatu benda tersebut benar-benar bulat atau tidak jika
dilihat secara teliti.
3. Dari hasil analisa didaptkan hasil dari pengamat A dan pengamat B
berbeda. Namun dari keduanya menyatakan bahwa benda ukur memiliki
sifat keterbulatan disebabkan oleh sebagai berikut:
1. Proses manufaktur yang kurang baik.
2. Finishing yang kurang baik dalam proses permesinan.
3. Kurangnya keakuratan dari alat ukur dan mesin dalam melakukan
pengerjaan.
5.2 Saran
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan kepada pembaca dalam pelaksaan
praktikum pengukuran kebulatan adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya menguasai teori terlebih dahulu agar memudahkan dalam
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Http://slideshare.net/poetrieinstein/106137643LaporanPraktikumMetrologiIndustriPengukuranKebulatanKelurusanKalib
rasiAlatUkurDanKeraatanMeja
Modul Praktikum Metrology Industry, Universitas Riau
31
32