Anda di halaman 1dari 21

SATUAN BESARAN

LISTRIK DAN SKALA


PENGUKURAN
HERMANSYAH, MT
Satuan Dasar

Besaran Satuan
Nama Symbol Nama Symbol
Panjang l Meter m
Massa m Kilogram Kg
Waktu T Detik s
Arus Listrik I Ampere A
Temperatur T Kelvin K
Jumlah zat n Molekul mol
Kuat cahaya lv Lilin cd
Satuan Turunan
Besaran Satuan
Nama Symbol Nama Symbol
Luminasi L lilin per meter kuadrat Cd/m2
Frekuensi f hertz Hz
Energi Listrik W Joule J
Daya Listrik P watt W
Tegangan Listrik U Volt V
Kapasitansi Listrik C farad F
Resistansi Listrik R ohm Ω
Konduktansi G siemens S
Fluks Magnetik  weber Wb
Kerapatan Fluks B tesla T
Induktansi L henry H
Faktor Awalan Lambang
1018 Exa E
1015 Peta P
1012 Tera T
109 Giga G
106 Mega M
103 Kilo K
102 Hecto H
Faktor Kelipatan Desimal 101 Deca Da
10-1 Deci D
10-2 Centi C
10-3 Mili m
10-6 Mikro μ
10-9 Nano n
10-12 Pico p
10-15 Femto f
10-18 Alto a
No Satuan Awal Satuan Akhir No Satuan Awal Satuan Akhir

1 0,02 GA ………. kA 1 0,02 x 10 6 20 000 kA

2 0,7 kV ………. V 2 0,7 x 10 3 700 V

3 500 kV ………. MV 3 500 x10 -3 0,5 MV

4 2 200 VA ………. kVA 4 2200 x 10-3 2,2 kVA

5 12 000 W ………. MW 5 12 000 x 10-6 0,012 MW

6 13 000 kVAr ………. VAr 6 13 000 x 103 13 000.000 VAr

7 4,5 MW ………. GW 7 4,5 x 10-3 0,0045 GW

8 0,25 TW ………. GW 8 0,25 x 103 250 GW

9 0,25 MA ………. kA 9 0,25 x 103 250 kA

10 500 kH ………. MH 10 500 x 10-3 0,5 MH


No Satuan Awal Satuan Akhir

1 0,3 GA ………. A

2 12 kV ………. MV

3 750 kV ………. MV

4 4.3 KA ………. A

5 12 TW ………. kW

6 13 kVAr ………. MVAr

7 450 MW ………. kW

8 0.3 GW ………. Mw

9 125 mA ………. A

10 50 Hz ………. kHz
Skala Ukur
Skala Pengukuran : merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif

1. Skala Pengukuran Nominal 2. Skala Pengukuran Ordinal 3. Skala Pengukuran Interval dan Rasio
Skala pengukuran ini merupakan skala Skala pengukuran ini hampir mirip Data yang digunakan umumnya bukan
pengukuran yang paling paling
dengan pengukuran nominal, merupakan data kategorik lagi, melainkan data
sederhana. Pada dasarnya skala ini
hanya saja di skala pengukuran ini kuantitatif. Dalam skala interval akan terdapat
hanya digunakan untuk membedakan
tingkatan dari data diperhatikan. interval atau jarak, dan skala pengukuran ini
antara data yang satu dengan data
Misalkan tingkat pendidikan SD, digunakan untuk membedakan namun juga
lainnya tanpa membuat adanya
tingkatan. Misalkan jenis kelamin, SMP, SMA. Tentunya tingkat untuk mengurutkan. Misalkan tinggi badan.
perempuan dan laki-laki, dimana kita pendidikan SD akan lebih rendah Sedangkan skala pengukuran rasio hampir
ketahui bahwa dari jenis kelamin jika dibandingkan dengan dua sama persis dengan skala pengukuran interval,
tersebut tidak dapat dikatakan bahwa tingkat lainnya, dan sebaliknya. hanya saja pada rasio memiliki nilai 0 mutlak.
jenis kelamin laki-laki lebih tinggi Data yang digunakan untuk skala Misalkan ketika suhu mencapai nilai 0 derajat
tingkatannya atau sebaliknya. Data yang pengukuran ini juga menggunakan berarti akan menunjukkan suhu yang dingin.
termasuk data nominal juga pasti akan data kategorik Namun ketika tinggi badan bernilai 0, itu akan
termasuk ke dalam data kategorik.  terasa cukup mustahil.
Skala Multimeter
KALIBRASI MULTIMETER
Skala tachometer analog
Scala Watt Meter Analog
Scala Ampere Meter
KESALAHAN UKUR
Gambar kesalahan
membaca, jika
pembacaan alat ukur
1. Kesalahan umum (Gross Errors) dilakukan dari
samping kiri atau
Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh kanan maka hasilnya
kesalahan manusia yang tidak teliti atau meleset dari hasil
ceroboh. Terdapat berbagai kesalahan sesungguhnya.
yang disebabkan oleh manusia yaitu dapat
disebabkan oleh pengaturan yang kurang
tepat, kesalahan dalam melakukan
pembacaan sekala pada alat ukur, dan
penggunaan alat ukur yang tidak sesuai Gambar pembacaan
dengan prosedur akan menyebabkan alat ukur yang tepat,
kesalahan dalam pembacaan alat ukur. dilakukan dari depan
Untuk menghindari kesalahan umum alat ukur maka tidak
dalam mengukur perlu dilakukan akan muncul
pengukuran lebih dari kali untuk bayangan yang
memastikan bahwa hasil pengukuran tepat membingungkan
ketika melakukan
pengukuran
2. Kesalahan sistematis (Systematic Errors) 3. Kesalahan acak yang tidak disengaja (Random Errors)
Kesalahan acak yang tidak disengaja merupakan kesalahan yang tidak
Kesalahan sistematis biasanya disebabkan oleh dapat langsung diketahui. Antara lain disebabkan oleh perubahan-
alat ukur yang kurang memadai (alat ukur perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
mengalami kerusakan ringan atau pun berat). Pada pengukuran yang sudah direncanakan kesalahan-kesalahan
Kesalahan sistematis merupakan kesalahan yang semacam ini biasanya kemungkinan terjadi sangat kecil.
tidak bisa dihindari dari alat ukur karena alat ukur
memiliki struktur yang mekanis. Penyebab Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan alat ukur analog
kesalahan sistematis dapat dipengaruhi oleh efek adalah :
dari suhu, tekanan udara, dan medan magnet di
suatu ruangan dimana suatu alat ukur digunakan. 1. Memilih instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu.
2. Mengunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui
Membandingkan suatu alat ukur dengan kerusakan pada alat ukur.
alat ukur lain yang memiliki karakteristik 3. Mengkalibrasi alat ukur dengan alat ukur yang standar.
sama dan akurasi yang lebih tinggi 4. Melakukan pengukuran lebih dari satu kali untuk
merupakan cara untuk memastikan bahwa memastikan hasilnya tidak berubah-ubah.
suatu alat ukur memiliki kesalahan secara 5. Melakukan pengukuran sesuai dengan cara atau prosedur
sistematis. penggunaan alat ukur.
6. Melakukan perawatan pada alat ukur.
Contoh Implementasi posisi alat ukur pada
rangkaian listrik
Pengukuran Tahanan Pentanahan

Anda mungkin juga menyukai