Anda di halaman 1dari 148

PENUNTUN UJIAN MASUK

PERGURUAN TINGGI NEGERI 2022

BUKU PANDUAN

FISIKA

PROGRAM
ALUMNI
2021-2022

BIMBINGAN UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI


PENUNTUN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2022

Pengarah : Budhi Soesilo, Adrizal, Hasahatan Manullang, Sugihardjo


Penanggung Jawab : Hasahatan Manullang

Penanggung Jawab Tim Penyusun Materi Pelajaran :

Tes Potensi Akademik (TPA)


Nadia Febyani Sardjono
Bahasa Indonesia
Rhillaeza Mareta
Bahasa Inggris
Khosim Novianto Qosse
Matematika
Agus Ishthifaul Adzkiya
Fisika
Arif Rahman
Biologi
Arini Perdanawati
Kimia
Andy
Ekonomi
Ikhsan Nurrohman
Sosiologi-Sejarah
Dian Teguh Swasono Kumedi
Geografi
Ibnu Haryadi
Editing
M. Jarohi & Adi Nurhaendrik

Buku ini dibuat khusus untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di
BIMBINGAN BELAJAR BTA GROUP
Dilarang memperbanyak atau memperjualbelikan buku ini tanpa seizin BTA GROUP
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.

Dengan rahmat Allah SWT, selesailah kami susun kembali buku "PENUNTUN UJIAN MASUK
PERGURUAN TINGGI NEGERI 2022". Buku ini berisikan teori dan latihan soal yang khusus digunakan
siswa selama mengikuti bimbingan Pendalaman Materi sebagai persiapan menghadapi berbagai
macam seleksi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri 2022.

Teori dalam buku ini dibuat ringkas karena merupakan pengulangan dari materi yang telah diberikan
di sekolah. Soal-soal yang disajikan telah disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan dikelompokkan
dalam suatu pokok bahasan tertentu. Soal-soal tersebut merupakan soal-soal pilihan yang diambil dari
berbagai macam seleksi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri selama ini. Cara ini ditempuh dengan
maksud agar siswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai bentuk dan variasi soal yang pernah
diujikan.

Persiapan menghadapi ujian harus dilakukan secara intensif dan tidak bisa dilakukan dalam waktu
yang singkat. Gunakan waktu luangmu untuk mengulang kembali soal-soal yang ada di dalam buku ini.

Akhirnya, kami berharap agar buku ini dapat berguna dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

SELAMAT BELAJAR

- SEMOGA SUKSES -

Jakarta, Agustus 2021


Tim Penyusun Buku BTA
DAFTAR ISI

Halaman

1. BESARAN, VEKTOR, DAN KINEMATIKA GERAK LURUS ............................................................ 1


2. DINAMIKA GERAK LURUS ................................................................................................................. 11
3. GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ............................................................................ 18
4. USAHA, ENERGI, DAN DAYA ............................................................................................................. 26
5. MOMENTUM, GRAVITASI DAN FLUIDA ......................................................................................... 34
6. DINAMIKA GERAK ROTASI, KESETIMBANGAN DAN TITIK BERAT ......................................... 44
7. SUHU, KALOR, TEORI KINETIK GAS DAN TERMODINAMIKA ................................................... 54
8. GERAK HARMONIK SEDERHANA DAN GELOMBANG MEKANIK ............................................. 62
9. GELOMBANG BUNYI DAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ............................................... 70
10. OPTIKA GEOMETRI, ALAT OPTIK DAN OPTIKA FISIS …............................................................ 77
11. LISTRIK ARUS SEARAH (DC) ............................................................................................................ 89
12. LISTRIK STATIS DAN KAPASITOR ................................................................................................... 98
13. MEDAN MAGNET, GAYA LORENTZ DAN MOMEN MAGNET ..................................................... 106
14. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK ........................................................................................................ 116
15. LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK .......................................................................................................... 123
16. FISIKA MODERN .................................................................................................................................. 131
BESARAN, VEKTOR, GERAK LURUS & GERAK VERTIKAL

Tujuh besaran pokok dalam SI

Besaran Satuan Lambang Dimensi


Pokok Satuan
Panjang meter m L
Massa kilogram kg M
Waktu sekon s T
Arus Listrik ampere A I
Suhu kelvin K 
Intensitas
kandela Cd J
Cahaya
Jumlah zat mol Mol N

Besaran tambahan dalam SI

Besaran Satuan Lambang Dimensi


Pokok Satuan
Sudut datar radian rad 
Sudut ruang stereodian Sr 

Beberapa Besaran Turunan Dalam SI Faktor Pengali Dalam SI

Besaran Turunan Satuan Lambang Faktor Nama Simbol


Satuan Awalan
Gaya Newton N 1018 atto a
Energi Joule J 1015 femto f
Daya Watt W 1012 piko p
Tekanan Pascal Pa 109 nano n
Frekuensi Hertz Hz 106 mikro 
Muatan Listrik Coulomb C 3 mili m
10
Beda Potensial Volt V 103 kilo k
Hambatan Listrik Ohm  106 mega M
Kapasitas Kapasitor Farad F 109 giga G
Fluks magnet Weber Wb 1012 tera T
Induksi magnet Tesla T 1015 peta P

-1- BTA / Fis / UMPTN


PENJUMLAHAN VEKTOR

Resultan Vektor R : Harga Resultan Vektor R :


F2
R R  F12  F22  2 F1 F2 cos  F1  F2  R  F1 + F 2

 F1
0

 = 0o  = 180o  = 90o
(searah) (berlawanan arah) (tegak lurus)

R = F1 + F 2 R = F 1  F2 R  F12  F22

Metode Jajaran Genjang Menguraikan Vektor

V
F2 R1
F1 Vy R
0 
-F2 R2 
 Vx
0

Vx = V cos  = V sin 
F1 + F2 = R = F12  F2 2  2 F1 F2 cos  Vy = V sin  = V cos 
Vy
tan  =
F1  F2 = S = F12  F2 2  2 F1 F2 cos  Vx
Vx
tan  =
Vy

Pengertian: Sinus, Cosinus, dan Tangen SUDUT ISTIMEWA

sa samping sudut  0o 30o 45o 60o 90o


cos  = 
mi sisi miring sin 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4
mi 2 2 2 2 2
de depan sudut
de sin  =  cos 1 1 1 1 1
mi sisi miring 2
4 2
3 2
2 2
1 2
0
 de depan sudut
tan  =  tan 0 1
3
3 1 3 
sa sa samping sudut

-2- BTA / Fis / UMPTN


KINEMATIKA GERAK LURUS

GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERUBAH INTERPRETASI GRAFIK


BERATURAN
( v = tetap ; a = 0 ) V (m/s)
( v = berubah ; a = tetap )
A B
 S= v.t V2
 vt = vo + a . t
dS 
V1 S
v= = tetap O
dt
 v 2t = v o2 + 2 a . S  C
V0 t (s)
t0 t1 t2 t3
dv
a = =0
dt  vo  vt 
S = v . t =   . t Interpretasi grafik:
 2 
S = vo . t + ½ a . t2
 S = luas di bawah kurva
S = jarak yang ditempuh benda
a (+)
 t  Gerak OA (GLBB)
a ()
V = tan  V2  V1
t
 a = tan  =
t1  t 0
V a
V  Gerak AB (GLB)

v = tetap  a = 0, V = Vo = tetap
vo

t t
t  Gerak BC (GLBB)

S = luas di bawah kurva a (+)  percepatan V0  V2


 a = tan  =
a ()  perlambatan t3  t2

Jika dua benda bergerak dalam arah


Jika dua benda bergerak dalam arah
yang sama dan saling
Keterangan: yang berbeda dan awalnya terpisah
menyusul/bertemu maka posisi kedua
sejauh X maka syarat keduanya
benda adalah sama.
 S = jarak (m) bertemu/berpapasan adalah
 v = kecepatan (m/s) SA = SB SA + SB = X
 t = waktu (s)

-3- BTA / Fis / UMPTN


GERAK VERTIKAL

GERAK VERTIKAL KE ATAS GERAK VERTIKAL KE BAWAH GERAK JATUH BEBAS

Gerak Vertikal ke Atas adalah Gerak Vertikal ke Bawah adalah Gerak Jatuh Bebas adalah
Gerak benda yang dilempar Gerak benda yang dilempar dengan Gerak jatuh benda pada arah
dengan suatu kecepatan awal pada suatu kecepatan awal pada arah vertikal ke bawah dari ketinggian h
arah vertikal ke atas dan vertikal ke bawah dan searah dengan tertentu tanpa kecepatan awal dan
berlawanan dengan arah gravitasi arah gravitasi hanya dipengaruhi gravitasi bumi

vO = 0
vt = 0 vO
h h
hmax hmax hmax
vO h

VO = 0
 h = vo . t  ½ g . t2  h = vo . t + ½ g . t2
2h
 vt = vo  g . t  vt = vo + g . t  h = ½ g . t2  t =
g

 vt2 = vo2  2 . g . h  vt2 = vo2 + 2 . g . h


 vt = g . t
 h dihitung dari titik pelemparan
 Pada titik tertinggi (hmax)
(dari atas ke bawah)  vt2 = 2 . g . h  vt = 2gh
Vt = 0
Vo2
hmax =
2g

-4- BTA / Fis / UMPTN


SOAL-SOAL

01. Manakah pernyataan berikut yang benar?

(A) M .L2 adalah dimensi massa jenis


(B) M .L2 .T 1 adalah dimensi energi potensial
(C) M .L2 .T 3 adalah dimensi daya
(D) M .L2 .T adalah dimensi momentum
(E) M .L3 .T 2 adalah dimensi usaha

02. Seorang pemain sepak bola menggiring bola di


lapangan. Ia berlari lurus 10 meter ke timur,
kemudian belok ke utara sejauh 30 m dan belok lagi
ke barat sejauh 50 m. Perpindahan yang dilakukan
pemain sepak bola tersebut dari posisi awal sejauh

(A) 20 meter arah 37o terhadap sumbu X positif

(B) 40 meter arah 53o terhadap sumbu X positif

(C) 50 meter arah 127o terhadap sumbu X positif

(D) 50 meter arah 143o terhadap sumbu X positif

(E) 60 meter arah 143o terhadap sumbu X positif

03. Tabel di bawah ini menginformasikan perjalanan


sebuah benda dari posisi A ke F sepanjang sumbu-X
beserta catatan waktunya.

Nama posisi Posisi (m) waktu (s)


A 30 0
B 52 10
C 38 20
D 0 30
E 37 40
F 53 50

Kelajuan rata-rata benda tersebut dari A ke D adalah

(A) 2,47 m/s

(B) 1,00 m/s

(C) 1,00 m/s

(D) 1,23 m/s

(E) 2,47 m/s

-5- BTA / Fis / UMPTN


04. Sebuah sepeda bergerak lurus beraturan menempuh
jarak 1,5 km dalam waktu 1 menit. Kelajuan sepeda
dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
100 m adalah

(A) 25 km/jam dan 4 sekon

(B) 80 km/jam dan 4 sekon

(C) 90 km/jam dan 4 sekon

(D) 90 km/jam dan 6 sekon

(E) 120 km/jam dan 5 sekon

05. Sebuah mobil balap direm dengan perlambatan


konstan dari kelajuan 25 m/s menjadi 15 m/s dalam
jarak 40 m. Jarak total (dalam meter) yang telah
ditempuh oleh mobil tersebut sampai akhirnya
berhenti adalah

(A) 40

(B) 62,5

(C) 85

(D) 107,5

(E) 130

06. Sebuah kereta mendapat percepatan 2 m/s2 selama


10 sekon dari keadaan diam, lalu diperlambat dengan
perlambatan 4 m/s2 sampai berhenti. Jarak total yang
ditempuh kereta tersebut adalah

(A) 50 m

(B) 100 m

(C) 150 m

(D) 200 m

(E) 250 m

-6- BTA / Fis / UMPTN


07.
V (m/s)
10

t (s)
0 4 12 20

Grafik di atas ini menunjukkan sebuah mobil yang


bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s dan 20 sekon
kemudian berhenti. Pernyataan berikut yang benar
adalah

(A) benda mula-mula diam, kemudian dipercepat


dan akhirnya diperlambat

(B) selama 4 s benda dipercepat, 8 s berikut diam


dan 8 s terakhir balik kembali

(C) jarak total yang ditempuh mobil tersebut


100 m

(D) antara detik ke-12 sampai detik ke-20 mobil


diperlambat dengan perlambatan 1,25 m/s2

(E) antara detik ke-0 dan detik ke-4 mobil diam

08.

v (m/s)

Q
P

15

t (s)
0 1 2 3

Grafik di atas melukiskan hubungan antara kecepatan


dan waktu benda P dan Q. Jika P dan Q berangkat
dari tempat yang sama maka

(1) P dan Q bertemu pada kecepatan pada saat


(3 + 3 ) sekon
(2) P dan Q bertemu pada kecepatan yang sama
15 m/s
(3) percepatan Q 15 m/s2
(4) P dan Q bertemu pada jarak 22,5 m dari awal
gerak

-7- BTA / Fis / UMPTN


09. Dua mobil berjarak 390 m dan bergerak bersamaan
dengan arah berlawanan. Mobil A bergerak dengan
percepatan 4 m/s2 tanpa kecepatan awal, dan mobil B
bergerak dengan percepatan 2 m/s2 dengan kecepatan
awal 9 m/s. Kedua mobil akan bertabrakan setelah
mobil A menempuh jarak

(A) 32 m
(B) 128 m
(C) 190 m
(D) 200 m
(E) 358 m

10. Kinu Reef berjalan menuruni sebuah tangga


eskalator yang sedang bergerak turun memerlukan
waktu 1 menit. Jika kecepatan berjalannya
diduakalikan, maka diperlukan waktu 40 detik.
Berapa waktu yang diperlukan jika Kinu Reef
tersebut relaks (diam)?

(A) 90 detik
(B) 120 detik
(C) 150 detik
(D) 180 detik
(E) 240 detik

11. Sebuah benda jatuh bebas dari sebuah gedung


tingginya 45 m, maka

(1) benda mengalami gerak lurus beraturan


(2) waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tanah
adalah 6 detik
(3) tidak memiliki percepatan
(4) kecepatan pada ketinggian 25 m di atas tanah
adalah 20 m/s

12. Sembilan buah kelereng dijatuhkan secara berurutan


dalam selang waktu 1 sekon dari puncak gedung.
Pada saat kelereng pertama tepat menyentuh tanah,
kelereng kesembilan mulai dijatuhkan. maka tinggi
gedung dari tanah adalah

(A) 300 m
(B) 320 m
(C) 405 m
(D) 500 m
(E) 625 m

-8- BTA / Fis / UMPTN


13. Seorang anak menjatuhkan sebuah batu dari
ketinggian 20 m. Satu detik kemudian ia
melemparkan sebuah batu lain ke bawah. Anggap
tidak ada gesekan udara dan percepatan gravitasi
10 m/s2. Jika kedua batu tersebut mencapai tanah
bersamaan, maka kelajuan awal batu kedua adalah

(A) 5 m/s
(B) 10 m/s
(C) 15 m/s
(D) 20 m/s
(E) 25 m/s

14. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dengan laju


awal 30 m/s dari puncak sebuah gedung yang
tingginya 80 m. Jika besar percepatan gravitasi
10 m/s2, maka waktu yang diperlukan batu untuk
mencapai dasar gedung adalah

(A) 12 s
(B) 10 s
(C) 9 s
(D) 8 s
(E) 7 s

15. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan


kecepatan awal 20 m/s dan gravitasi (g) = 10 m/s2.
Kecepatan bola saat mencapai setengah kali tinggi
maksimum adalah

(A) 5 m/s
(B) 5 2 m/s
(C) 10 m/s
(D) 10 2 m/s
(E) 17,5 m/s

16. Perhatikan grafik ketinggian (h) terhadap waktu (t)


dari sebuah bola yang dilempar vertikal ke atas!
Maka ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola
adalah
h (m)
(A) 15 m

(B) 30 m

(C) 45 m

(D) 60 m
t (s)
(E) 90 m 0 6

-9- BTA / Fis / UMPTN


17. Pada waktu bersamaan, dua buah bola dilempar ke
atas, masing-masing dengan kelajuan v1 = 10 m/s
(bola I) dan v2 = 20 m/s (bola II). Jarak antara kedua
bola pada saat bola I mencapai titik tertinggi adalah

(A) 10 m
(B) 15 m
(C) 20 m
(D) 25 m
(E) 30 m

18. Bola A terletak pada ketinggian 60 m vertikal di atas


bola B. Pada saat yang bersamaan A dilepas dan B
dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan
20 m/s. Bola A dan B bertemu pada saat

(1) bola B turun


(2) laju kedua bola sama
(3) 15 m di atas posisi B mula-mula
(4) 2 sekon setelah A dilepas

19. Bola A dilepaskan dari ketinggian h di atas


permukaan tanah. Bersamaan dengan pelepasan bola
A, benda B diberi kecepatan vertikal ke atas sebesar v
dari permukaan tanah. Percepatan gravitasi g. Agar A
dan B mencapai tanah pada saat yang sama, harus
dipenuhi hubungan

2
(A) h = 4gv
2
(B) h = 23vg
2
(C) h = 2vg
2
(D) h = 2gv
2
(E) h = vg

20. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dari tanah. Batu


tersebut mencapai ketinggian H dalam selang waktu
4 s dan 6 s. Ketinggian H dihitung dari tanah adalah
(g = 10 m/s2)

(A) 30 m
(B) 50 m
(C) 80 m
(D) 100 m
(E) 120 m

- 10 - BTA / Fis / UMPTN


DINAMIKA GERAK LURUS

HUKUM NEWTON I GAYA GESEK

F=0
fS = S . N ; fK = K . N
 Diam (v = 0)
 GLB (v = tetap) Fungsi fS sebagai indikator benda diam atau
bergerak, dilakukan dengan membandingkan antara
HUKUM NEWTON II fS dan jumlah gaya (F) yang diberikan.

 F = m . a  GLBB  a 0
 fS > F  diam 
Contoh: orang sedang dalam lift  gesek  F
f

 Lift diam  a0


 fS = F  akan bergerak 
 f gesek  f S
NW=0
 F  m . a
 Lift sedang bergerak ke atas  fS < F  sedang bergerak 
 f gesek  f K
NW=m.a
Gaya normal pada:
 Lift sedang bergerak ke bawah

WN=m.a
 Bidang datar
W = berat orang sebenarnya
N N
N = berat orang yang ditimbang dalam lift F

F

HUKUM NEWTON III

Faksi =  Freaksi W W

 Bekerja pada 2 benda yang berbeda N=W N = W  F sin 


 Muncul bila kedua benda berinteraksi
 Gayanya sama besar tetapi berlawanan arah  Bidang miring
N
N

T1 N dan T1 = aksi reaksi,


(bekerja pada dua benda,) W cos  W sin 
T2 T2 dan W = bukan aksi reaksi,
W 
m (bekerja pada satu benda).

N = W cos 
W

- 11 - BTA / Fis / UMPTN


SOAL-SOAL

01. Berdasarkan Hukum Newton tentang gerak,


pernyataan berikut yang benar adalah

(1) jika sebuah benda mengalami perlambatan,


maka gaya total yang bekerja pada benda
tersebut tidak sama dengan nol
(2) penyebab perubahan gerakan pada suatu benda
adalah resultan gaya yang bekerja pada benda
tersebut
(3) perubahan gerakan sebuah benda tidak terjadi,
manakala gaya keseluruhan yang bekerja pada
benda tersebut nol
(4) tidak ada gaya yang bekerja pada benda diam

02. Gaya (F) sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda


yang massanya m1 menyebabkan percepatan m1
sebesar 8 m/s2. Jika F bekerja pada benda yang
bermassa m2 maka percepatan yang ditimbulkannya
adalah 2 m/s2. Jika F bekerja pada benda yang
bermassa m1 + m2, maka percepatan benda ini adalah

(A) 1,2 m/s2


(B) 1,6 m/s2
(C) 2,4 m/s2
(D) 3,0 m/s2
(E) 3,6 m/s2

03. Sebuah partikel yang bermassa 2 kg bergerak lurus


menyusuri sumbuX dengan besar kecepatan
mulamula 3 m/s searah sumbuX positif. Bila gaya
6 N searah sumbuX negatif bekerja pada partikel itu
selama 3 s, maka

(1) besar kecepatan akhir 6 m/s


(2) arah kecepatan akhir searah sumbuX negatif
(3) partikel pernah berhenti
(4) setelah 3 s kecepatan partikel tetap

04. Khansa yang massanya 45 kg menimbang dirinya


pada suatu timbangan di dalam lift yang sedang
bergerak. Pembacaan skala timbangan pada saat lift
bergerak turun dengan percepatan 2 m/s2 (percepatan
gravitasi bumi 10 m/s2) adalah

(A) 720 N
(B) 600 N
(C) 540 N
(D) 450 N
(E) 360 N

- 12 - BTA / Fis / UMPTN


05. Sebuah balon berisi gas helium yang massa totalnya
25 kg diikat dengan tali sehingga tali menjadi tegang.
Jika tali diputuskan ternyata balon naik vertikal
dengan percepatan 2 m/s2. Dapat disimpulkan bahwa
tegangan tali sebelum diputus adalah

(A) 25 N
(B) 50 N
(C) 100 N
(D) 250 N
(E) 300 N

06. Balok-balok A, B, dan C terletak di bidang mendatar


yang licin. Jika massa A = 5 kg, massa B = 3 kg,
massa C = 2 kg, dan F = 10 N, maka perbandingan
besarnya tegangan tali antara A dan B dengan
besarnya tegangan tali antara B dan C adalah

(A) 5:3
(B) 8:5 A B C
F
(C) 1:1
(D) 5:8
(E) 3:5

07. Balok I massanya 1 kg dan balok II massanya 2 kg


terletak di atas lantai licin seperti pada gambar. Jika
gaya F = 6 N maka gaya kontak antara kedua balok
adalah

(A) 0 N
(B) 1 N F
II
(C) 2 N I
(D) 6 N
(E) 18 N

08. Sistem katrol dan massa yang saling dihubungkan


dengan tali seperti pada gambar. Apabila m1 = 8 kg
dan m2 = 2 kg, g = 10 m/s2, maka tegangan tali
adalah

(A) 6N

(B) 18 N

(C) 28 N

(D) 32 N
M1 M2
(E) 36 N

- 13 - BTA / Fis / UMPTN


09. Sebuah helikopter bermassa 300 kg bergerak vertikal
ke atas dengan percepatan 2 m/s2. Seorang tentara
bermassa 60 kg memanjat tali yang menjulur dari
helikopter dengan kecepatan tetap 1 m/s relatif
terhadap helikopter. Gaya tegangan tali saat itu adalah

(A) 600 N
(B) 660 N
(C) 720 N
(D) 780 N
(E) 3600 N

10. Dua balok masing-masing bermassa m dihubungkan


dengan seutas tali dan ditempatkan pada bidang
miring licin menggunakan sebuah katrol. Jika massa
tali dan katrol diabaikan dan sistem bergerak ke kiri
maka besar tegangan tali adalah

m m

1 2

(A) 1
2 mg (sin 1 – sin 2)

(B) 1
2 mg (sin 1 + sin 2)

(C) mg (sin 1 – sin 2)

(D) mg (sin 1 +sin 2)

(E) 2 mg (sin 1 – sin 2)

11. Sebuah balok bermassa 10 kg yang diam didorong


dengan gaya sebesar 80 N, tetapi balok tersebut tetap
diam. Pernyataan yang benar terkait keadaan tersebut
adalah

(1) besar resultan gaya yang bekerja pada balok


adalah 80 N
(2) besar gaya gesek sama dengan 80 N
(3) besar gaya gesek sama dengan resultan gaya
(4) koefisien gesek statis S > 0,8

- 14 - BTA / Fis / UMPTN


12.
C

meja

Ditentukan: mA = 4 kg, mB = 5 kg, g = 10 m/s2.


Koefisien gesekan statis antara benda A dengan C
adalah 0,3 dan antara benda A dengan meja 0,2 (lihat
gambar). Sistem tidak bergerak. Pernyataan di bawah
ini yang benar adalah

(1) gaya gesek antara A dan C adalah nol


(2) tegangan tali 50 N
(3) massa minimum benda C adalah 21 kg
(4) gaya gesek antara A dan meja adalah 75 N

13.

Balok bermassa 3,00 kg ditekan pada dinding oleh


gaya P yang membentuk sudut 53 dengan garis
mendatar seperti pada gambar di atas (sin 53o = 0,8).
Jika koefisien gesekan statik antara balok dan dinding
= 0,25 (g = 10 m/detik2), maka besar gaya P yang
mungkin agar balok masih diam adalah

(A) antara 30,25 N dan 43,15 N


(B) antara 30,25 N dan 46,15 N
(C) antara 31,57 N dan 46,15 N
(D) antara 31,57 N dan 75,00 N
(E) antara 37,50 N dan 43,15 N

14. Koefisien gesek statik antara sebuah lemari dengan


lantai kasar suatu bak truk sebesar 0,75.
Berapa percepatan maksimum yang masih boleh
dimiliki truk agar lemari tetap tak bergerak terhadap
bak truk itu ?

(A) nol
(B) 0,75 m/s2
(C) 2,5 m/s2
(D) 7,5 m/s2
(E) 10 m/s2

- 15 - BTA / Fis / UMPTN


15. Sebuah benda bermassa 2,5 kg dari keadaan diam
digerakkan sepanjang bidang datar kasar (koefisien
gesek 0,2) oleh gaya 20 N. Jika g = 10 m/s 2 dan benda
menempuh jarak 3 meter, maka kecepatan akhir
benda adalah

(A) 6 m/s
(B) 8 m/s
(C) 16 m/s
(D) 36 m/s
(E) 60 m/s

16. Seorang menarik koper bermassa 15 kg dengan seutas


tali ke atas sedemikian rupa sehingga koper bergerak
dengan kelajuan konstan; massa tali diabaikan dan tali
membentuk  = 37o terhadap bidang horizontal. Jika
gaya yang dikerjakan oleh orang tersebut adalah
50 N, berapakah besar koefisien gesek antara koper
dengan bidang horizontal?

(A) 1
2

(B) 1
3

(C) 1
4

(D) 1
5

(E) 1
6

17. Benda A dan B masing-masing massanya 2 kg dan


4 kg dihubungkan dengan tali dan berada pada lantai
datar yang kasar. Jika sistem bergerak dan koefisien
gesek kinetik = 0,2, maka besar percepatan yang
dialami kedua benda (cos 37o = 0,8) adalah

(A) 14 m/s2
3

(B) 16 m/s2
F = 50 N
3
37o
A B
(C) 17 m/s2
3 K = 0,2

(D) 18 m/s2
3

(E) 20 m/s2
3

- 16 - BTA / Fis / UMPTN


18. Sebuah balok dengan berat 100 newton berada pada
sebuah bidang datar. Koefisien gesek kinetik antara
balok dan bidang datar sama dengan 0,2. Pada saat
t = 0 s balok diam. Kemudian dari waktu t = 0 s
sampai t = 5 s balok didorong dengan gaya konstan F
newton sejajar bidang datar, sehingga balok bergerak
dan baru berhenti pada t = 10 s. Nilai F sama dengan

(A) 40 N
(B) 50 N
(C) 60 N
(D) 70 N
(E) 80 N

A
19.

μk = 0,2 B

g = 10 m/s2
25 m

Balok A massanya 2 kg, balok B massanya 1 kg.


Balok B mula-mula diam, dan bergerak ke bawah
sehingga menyentuh lantai setelah selang waktu

(A) 2 sekon

(B) 5 sekon
(C) 3 sekon
(D) 4 sekon
(E) 5 sekon

20. Sebuah benda bermassa 5 kg yang mula-mula diam


ditarik ke atas bidang miring yang kasar (k = 0,4)
dengan gaya 66 N. Percepatan yang dialami benda
adalah (sin 37o = 0,6 dan cos 37o = 0,8)

(A) 4 m/s2

(B) 5 m/s2
18 m
(C) 6 m/s2
F
2
(D) 8 m/s 37o

(E) 10 m/s2

- 17 - BTA / Fis / UMPTN


GERAK BERBENTUK PARABOLA

GERAK SETENGAH PARABOLA GERAK PARABOLA / PELURU

y vy = 0
vx

voy P vx = vo . cos 

h vo
hmax


x
x 0 vox = vx Q

a. Gerak pada arah sumbu-x (GLB) a. Gerak pada arah sumbu-x


 vx = vo . cos 
 vx = vo . cos 0o = vo
 x = vx . t = vo . cos  . t

 X = vx . t = vo . t
b. Gerak pada arah sumbu-y
 voy = vo . sin 
b. Gerak pada arah sumbu-y (GLBB)  h = vo . sin  . t  ½ g . t2
 vy = vo . sin   g . t
 voy = vo . sin 0o
 (vy)2 = (vo . sin )2  2g . h
=0
Keterangan:
 h = vo . sin 0o . t + ½ g . t2
 Waktu untuk mencapai titik tertinggi:
v o sin 
= ½ g . t2 tOP =
g
 vy = vo . sin 0o + g . t tOQ = 2 . tOP

= g.t v 02 sin 2
 Xmax =
g
 (vy)2 = (vo . sin 0o)2 + 2g . h v 02 sin 2 
hmax =
2g
vy = 2gh
 VTOTAL = v 2x  v 2y

- 18 - BTA / Fis / UMPTN


GERAK MELINGKAR

1. GERAK MELINGKAR 3. HUKUM NEWTON DALAM GERAK MELINGKAR


BERATURAN (GMB)
v2
2   F = m . aS = m . = m . 2 . R
 v = .R = . R = 2 . f . R R
T  Kecepatan benda di titik terendah untuk melingkar penuh.
v dan  tetap v= 5g.R
R = jari-jari lintasan
 Untuk mobil yang membelok pada jalan datar kasar yang berfungsi
 Besar kecepatan linier (v) tetap, sebagai gaya sentripetal adalah gaya gesekan statis
tetapi vektor kecepatan linier v2
berubah karena arah kecepatan S =
g.R
linier dalam GMB berubah.
 Untuk mobil yang membelok pada jalan miring licin yang berfungsi
sebagai gaya sentripetal adalah komponen gaya normal dalam arah
v2 radial (N sin ).
 aS = = 2 . R ;  = 0
R v2
tan  =
aS = percepatan sentripetal g.R
(besar tetap, arahnya menuju  Untuk mobil yang membelok pada jalan miring kasar
pusat lingkaran
   tan  
vmaks = gR  s 

2. GERAK MELINGKAR  1   s tan  
BERUBAH BERATURAN
(GMBB) 4. HUBUNGAN RODA-RODA

 v berubah ;  berubah ; a. Seporos


v1 v 2
 tetap 2
1 = 2 atau 
1 r1 r2
 dv  Arah putar kedua roda adalah searah
 =  aT = =.R
t dt  Kecepatan sudut kedua roda adalah sama

aT = percepatan tangensial b. Bersinggungan


(arah menyinggung lintasan)
v1 = v2 atau 1 . r1 = 2 . r2
aT
1 2  Arah putar kedua roda adalah berlawanan
 Kelajuan linier kedua roda adalah sama
aS

c. Dihubungkan dengan tali


 aTOTAL = (a T ) 2  (a S ) 2
v1 = v2 atau 1 . r1 = 2 . r2
1 2  Arah putar kedua roda adalah searah
 Kelajuan linier kedua roda adalah sama

- 19 - BTA / Fis / UMPTN


SOAL-SOAL

01. Pernyataan-pernyataan di bawah ini berkaitan dengan


sebuah benda dilemparkan dengan kecepatan awal
vo = 20 m/s dan sudut elevasi 30o. Jika g = 10 m/s2,
maka

(1) kecepatan di titik tertinggi 10 m/s


(2) tinggi maksimum yang dicapai 5 m
(3) waktu yang dibutuhkan sejak dilempar hingga
kembali ke tanah 4 detik
(4) jarak maksimum pelemparan 20 3 m

02. Sebuah batu dilempar dari atas tebing setinggi 30 m


dengan kecepatan 20 m/s berarah 30o terhadap
horizontal seperti terlihat pada gambar.
Batu mendarat di tebing yang lain setinggi h setelah
3s. Jika x adalah jarak antara posisi melempar dengan
posisi mendarat, maka perbandingan antara h dan x
adalah
30o

(A) 1 : 2 3
(B) 2 3 :1
30 m
(C) 3 : 2 3 h
(D) 2 3 : 3
x
(E) 1 : 2

03. Sebuah benda dilemparkan horizontal dari puncak


sebuah bukit dengan kecepatan v. Tiga detik
kemudian arah vektor kecepatan terhadap horizontal
sama dengan 45o. Bila gesekan udara diabaikan dan
percepatan gravitasi g = 10 m/s2, maka besar
kecepatan v adalah

(A) 3,3 m/s


(B) 15 m/s
(C) 30 m/s
(D) 45 m/s
(E) 90 m/s

04. Peluru ditembakkan ke atas membentuk sudut 


(tg  = 34 ) dari suatu bangunan yang tingginya 90 m
dengan kecepatan 25 m/s. Jika percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2, maka jarak mendatar yang dicapai
peluru ketika jatuh di tanah adalah

(A) 120 m
(B) 135 m
(C) 150 m
(D) 175 m
(E) 180 m

- 20 - BTA / Fis / UMPTN


05. Sebuah peluru ditembakkan condong ke atas dengan
kecepatan awal vo. Setelah 12 sekon peluru mencapai
jarak mendatar maksimum 960 m. Jika g = 10 m/s2,
maka besar vo adalah

(A) 60 m/s
(B) 80 m/s
(C) 100 m/s
(D) 120 m/s
(E) 150 m/s

06. Sebuah peluru ditembakkan dengan arah horizontal


dan kecepatan awal V pada ketinggian h dari
permukaan tanah. Jika gesekan dengan udara
diabaikan, jarak horizontal yang ditempuh peluru
tergantung pada

(1) kecepatan awal V


(2) ketinggian h
(3) percepatan gravitasi
(4) massa peluru

07. Tiga buah peluru ditembakkan pada waktu,


ketinggian, dan kelajuan yang sama. Peluru pertama
ditembakkan pada arah vertikal ke bawah, peluru
kedua pada arah mendatar dan peluru ketiga vertikal
ke atas. Salah satu di antara pernyataan-pernyataan
berikut yang benar adalah

(A) peluru pertama mencapai tanah paling awal


dengan kelajuan paling besar
(B) peluru ketiga mencapai tanah paling akhir
dengan kelajuan paling kecil
(C) peluru pertama mencapai tanah paling awal
dengan kelajuan paling kecil
(D) peluru ketiga mencapai tanah paling akhir
dengan kelajuan paling besar
(E) peluru ketiga mencapai tanah paling akhir
dengan kelajuan sama dengan kedua peluru yang
lain

08. Sebuah pesawat tempur tua terbang mendatar pada


ketinggian 500 m di atas permukaan laut dengan
kecepatan 540 km/jam. Sang pilot ingin melepas
sebuah bom ke sebuah kapal yang melaju
72 km/jam searah dengan pesawat. Jika besar
percepatan gravitasi 10 m/s2, pilot itu harus
melepaskan bom ketika jarak mendatar antara
pesawat dan kapal sebesar

(A) 1100 m
(B) 1200 m
(C) 1300 m
(D) 1400 m
(E) 1500 m

- 21 - BTA / Fis / UMPTN


09.
A


Vo C


0 B

Pada saat t = 0 sebuah benda kecil m dijatuhkan dari


titik A yang terletak tegak lurus 30 m di atas B.
Pada saat yang sama sebuah proyektil ditembakkan
dari titik O dengan laju 25 m/s dan diarahkan ke
titik A. Titik C berada pada ketinggian 10 m di atas B,
jarak OB = 40 m, maka

(1) benda m mencapai C saat t = 2 s


(2) proyektil juga melewati C
(3) proyektil mencapai titik tertinggi saat t = 1,5 s
(4) proyektil mengenai benda m

10.

d
V

a
b

Peluru ditembakkan dengan sudut elevasi a = 60o di


dasar bidang miring dengan sudut kemiringan b = 30 o
seperti pada gambar. Jika kecepatan awal peluru
29,4 m/det dan percepatan gravitasi 9,8 m/det2, maka
besar jarak d adalah

(A) 58,80 m

(B) 29,40 m

(C) 26,13 m

(D) 36,28 m

(E) 49,80 m

11. Jumlah gaya yang bergerak pada sebuah benda yang


bergerak melingkar beraturan tidak sama dengan nol.
SEBAB
Gaya resultan pada sebuah benda yang bergerak
melingkar beraturan sebanding dengan percepatan
sentripetalnya.

- 22 - BTA / Fis / UMPTN


12. Sebuah benda yang massanya 5 kilogram bergerak
secara beraturan dalam lintasan yang melingkar
dengan kecepatan 4 m/s. Bila jari-jari lingkaran itu
2 meter, maka

(1) besar percepatan sentripetalnya adalah 8 m/s2


(2) waktu putarnya adalah π detik
(3) gaya sentripetalnya adalah 40 N
(4) kecepatan benda tidak tetap

13. Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan


sudut bertambah besar. Pada waktu t, sudut  yang
ditempuh oleh benda dengan kecepatan sudut 
adalah sebagai berikut:

t (s)  (rad)  (rad/s)


2 14 11
4 44 19
6 90 27
8 152 35
Percepatan sudut benda adalah

(A) 4,5 rad/s2 saat t = 6s dan berkurang secara


bertahap
(B) konstan 4 rad/s2
(C) konstan 8 rad/s2
(D) 15 rad/s2 saat t = 8s dan bertambah dengan
pertambahan tetap
(E) 4,5 rad/s2 saat t = 6s dan bertambah secara
bertahap

14. Dari keadaan diam, benda tegar melakukan gerak


rotasi dengan percepatan sudut 15 rad/s2. Titik A
berada pada benda tersebut, berjarak 10 cm dari
sumbu putar. Tepat setelah benda berotasi selama
0,4 sekon, A mengalami percepatan total sebesar
(dalam m/s2)

(A) 1,5

(B) 2,1

(C) 3,6

(D) 3,9

(E) 5,1

- 23 - BTA / Fis / UMPTN


15. Suatu benda bermassa 0,5 kg diikatkan pada ujung
seutas tali yang panjangnya 2 m dan diputar dalam
lingkaran vertikal dengan kelajuan tetap. Selisih
tegangan dalam tali ketika berada di kedudukan
terendah dan kedudukan tertinggi adalah

(A) 5N

(B) 10 N

(C) 15 N

(D) 20 N

(E) 25 N

16. Sebuah mobil dengan massa total 3000 kg melintas


sebuah puncak bukit yang boleh dianggap sebagai
bagian busur lingkaran yang berjari-jari 50 m.
Hitunglah gaya tekan mobil tersebut terhadap jalan
jika kecepatan mobil di tempat itu 72 km/jam!

(A) 6.000 N

(B) 24.000 N

(C) 36.000 N

(D) 48.000 N

(E) 54.000 N

17. Arif ingin membuat suatu tikungan jalan bebas


hambatan dengan radius 40 3 m. Jika laju ranca-
ngannya sebesar 72 km/jam, maka sudut kemiringan
yang harus ia buat adalah

(A) 5o

(B) 10o

(C) 15o

(D) 30o

(E) 45o

- 24 - BTA / Fis / UMPTN


18. Balok 1 kg ikut bergerak melingkar pada dinding
sebelah dalam sebuah tong yang berpusing dengan
koefisien gesek statis 0,4. Jika jari-jari tong 1 m
kelajuan minimal balok bersama tong agar tidak
terjatuh adalah… (dalam m/s)

(A) 0,4
(B) 4
(C) 5
(D) 8
(E) 25

19. Sebuah bandul ringan dengan massa m digantung


pada suatu tali ringan. Bandul di gerakkan sehingga
bergerak dalam suatu lintasan melingkar dengan jari-
jari r dan kecepatan . Tali membentuk sudut 
terhadap vertikal (lihat gambar). Jika percepatan
gravitasi adalah g, maka nilai tan  adalah sama
dengan

(A) m 2 r
m 2 r
(B)
g
 
(C)
g
2 r M r
(D) 
g
r2
(E)
g

20. Perhatikan gambar roda di bawah ini !

C A B

Apabila RA = 1 R, RB = 1 R, RC = R dan frekuensi


2 8
roda B sebesar 8 rpm, maka frekuensi roda A adalah

(A) 0,5 rpm


(B) 1 rpm
(C) 2 rpm
(D) 4 rpm
(E) 8 rpm

- 25 - BTA / Fis / UMPTN


USAHA ENERGI DAYA

Usaha (W) adalah perkalian antara besar Energi adalah kemampuan untuk DAYA (P) adalah usaha yang dilakukan
gaya (F) yang menyebabkan benda melakukan usaha. Energi bersifat kekal, tiap satuan waktu
berpindah dengan besar perpindahan (S) artinya energi hanya dapat berubah
benda itu. bentuk tetapi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan. W
F1 sin  Energi merupakan besaran skalar. t
F1
F2  Macam-macam energi E p
F1 cos  Ep akhir  Ep awal

t t
 Energi Kinetik (Ek)
S Ek = ½ m . v2 P
E k Ek akhir  Ek awal
 untuk benda translasi 
Ek = ½ I . 2 t t
W = (F1 cos   F2) . S  untuk benda rotasi
F . v  (GLB)
 Energi Potensial (Ep) F.S
Ep = m . g . h t  v  vt 
Usaha bernilai positif jika gaya dan h = ketinggian terhadap titik acuan  F .  o   (GLBB)
perpindahan keduanya positif atau  2 
keduanya negatif, sedangkan usaha  Energi Mekanik (EM)
bernilai negatif jika gaya dan perpindahan EM = Ek + Ep
salah satunya positif atau negatif. Nilai EM selalu tetap atau sama
pada setiap titik di dalam lintasan Satuan daya: watt = Joule/detik
F benda.
 Hukum Kekekalan Energi: Dimensi daya: [P] = M L2 T3
EM1 = EM2
L=W Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2 Pout
Efisiensi () = x 100%
S Pin
 Energi Potensial Pegas
EPP = ½ k . x2 = ½ FP . x Satuan daya lainnya yaitu :
Usaha (W) dapat dihitung juga dengan x = regangan pegas
cara menghitung luas daerah (L) di bawah  1 HP = 746 watt
k = konstanta pegas  1 kW = 1.000 watt
grafik F terhadap S. FP = gaya pegas
FP = k . x Satuan SI untuk usaha : Joule atau Nm
WTOTAL = W1 + W2 + W3
Usaha dapat juga dinyatakan dalam satuan
Hubungan Usaha dan Energi kWh (kilowatt hour)
Usaha merupakan besaran saklar.
WTOTAL = Ek = Ekakhir  Ekawal
1 kWh = 1.000 W x 1 jam = 3,6 x 10 6 J
= Ep = Epakhir  Epawal

- 26 - BTA / Fis / UMPTN


SOAL-SOAL

01. Sebuah benda jatuh bebas dari tempat yang tingginya


40 m. Jika energi potensial awalnya 1000 joule, maka

(1) massa benda 2,5 kg

(2) benda sampai di tanah setelah 2 2 detik


(3) tepat ketika sampai ke tanah kecepatan benda
20 2 m/s
(4) tepat ketika sampai ke tanah energi kinetiknya
1000 joule

02. Titik tertinggi yang dicapai seorang anak yang


berayun pada sebuah ayunan adalah 1,5 m dan titik
terendahnya 0,5 m. Jika g = 9,8 m/s2, kecepatan
maksimum yang dicapai anak itu adalah

(A) 19,6 m/s


(B) 9,8 m/s
(C) 4,4 m/s
(D) 3,1 m/s
(E) 1,0 m/s

03. Jika perbandingan energi kinetik dan energi potensial


di titik tertinggi dari sebuah gerak peluru sama
dengan 1 : 4, maka perbandingan jarak mendatar
maksimum dan tinggi maksimumnya adalah

(A) 4 : 1
(B) 2 : 1
(C) 1 : 1
(D) 1 : 2
(E) 1 : 4

04. Sebuah peluru ditembakkan dengan sudut 45o miring


ke atas. Energi kinetik awal peluru adalah 100 joule.
Jika gesekan udara diabaikan, maka energi kinetik
pada puncak lintasannya adalah

(A) 0 J
(B) 25 J
(C) 50 J
(D) 100 J

(E) 100 2 J

- 27 - BTA / Fis / UMPTN


05. Peluru dengan massa 20 gram ditembakkan miring ke
atas membentuk sudut 37o terhadap arah mendatar
dengan kecepatan awal 50 m/s. Energi kinetik peluru
satu detik setelah ditembakkan adalah

(A) 10 J

(B) 15 J

(C) 20 J

(D) 25 J

(E) 30 J

06. Sebuah benda bermassa 2 kg terletak di tanah. Benda


itu ditarik vertikal ke atas dengan gaya 25 N selama
2 detik lalu dilepaskan. Jika g = 10 m/s2, energi
kinetik benda pada saat mengenai tanah adalah

(A) 25 J

(B) 50 J

(C) 100 J

(D) 125 J

(E) 150 J

07. Bola dengan massa 2 kg dilempar vertikal ke atas


dengan kecepatan awal 30 m/s. Pada ketinggian
25 meter bola tersebut mempunyai energi kinetik
sebesar

(A) 100 joule

(B) 200 joule

(C) 400 joule

(D) 500 joule

(E) 600 joule

- 28 - BTA / Fis / UMPTN


08.
F (N)

x (m)
0 2 5 7

Sebuah benda bermassa 20 kg diberi gaya F yang


arahnya sejajar sumbu x dan besarnya merupakan
fungsi perpindahan seperti tertera pada gambar. Jika
pada x = 0 benda dalam keadaan diam, maka pada
x = 7 m, kecepatan benda sama dengan

(A) 10 m/s

(B) 8 m/s

(C) 6 m/s

(D) 4 m/s

(E) 2 m/s

09. Dua balok identik ditarik sepanjang jarak yang sama.


Balok A ditarik dengan gaya F1 yang membentuk
sudut 1 terhadap bidang datar dan balok B ditarik
dengan gaya F2 yang membentuk sudut 2 terhadap
bidang datar. Ternyata usaha yang dilakukan untuk
memindahkan balok A lebih besar. Peristiwa ini
menunjukkan bahwa

(1) F1 > F2 dan 1 < 2


(2) F1 < F2 dan 1 = 2
(3) F1 = F2 dan 1 < 2
(4) F1 = F2 dan 1 = 2

10. Sebuah balok bergerak dari keadaan diam menuruni


suatu bidang miring yang panjang. Bagian pertama
bidang miring itu licin dan bagian berikutnya sampai
ke dasar bersifat kasar. Setelah bergerak selama
beberapa saat di bagian yang kasar, balok berhenti.
Pada peristiwa itu

(1) gaya gravitasi melakukan usaha pada balok


(2) gaya gesek melakukan usaha pada balok
(3) energi mekanik balok berkurang
(4) usaha oleh gaya gesek sama dengan usaha oleh
gaya gravitasi

- 29 - BTA / Fis / UMPTN


11. Mobil A memiliki massa 0,75 kali massa mobil B,
sedangkan laju mobil A adalah 0,25 kali laju mobil B.
Kedua mobil masing-masing diperlambat oleh gaya
konstan yang sama F, sampai keduanya berhenti.
Apabila jarak yang diperlukan untuk menghentikan
mobil A adalah 3 meter, jarak bagi mobil B untuk
berhenti adalah

(A) 4 meter

(B) 8 meter

(C) 16 meter

(D) 32 meter

(E) 64 meter

12. Untuk menancapkan tiang pancang yang panjangnya


10 m, tiang itu ditimpa beban 5 ton dari ketinggian
1 m di atasnya. Jika gaya tahan tanah rata-rata pada
tempat penancapan tiang pancang tersebut 100 kN,
maka jumlah pemukulan agar tiang pancang rata
dengan tanah adalah

(A) 5 kali
(B) 10 kali
(C) 15 kali
(D) 20 kali
(E) 25 kali

13. Sebuah balok bermassa m dilepas dari keadaan diam


pada puncak suatu bidang miring berkemiringan 
seperti ditunjukkan gambar.

h

H
R

Tidak ada gesekan antara bidang miring dan balok.


Percepatan balok pada saat meluncur turun di bidang
miring bergantung pada percepatan gravitasi dan .
SEBAB
Hanya gaya gravitasi bumi yang melakukan usaha
memindahkan balok, sedangkan  menentukan arah.

- 30 - BTA / Fis / UMPTN


14.
C

A
3m

Sebuah balok bermassa 2 kg mula-mula diam


dilepaskan dari puncak bidang lengkung yang
berbentuk seperempat lingkaran dengan jejari R,
kemudian balok meluncur pada bidang datar dan
berhenti di B yang berjarak 3 m dari titik awal bidang
datar A. Jika bidang lengkung tersebut licin
sedangkan gaya gesek antara balok dan bidang datar
sebesar 8 N, maka R adalah

(A) 0,2 m

(B) 0,5 m

(C) 1,2 m

(D) 1,5 m

(E) 1,6 m

15. Benda A yang dimiliki massa 0,5 kg dan mula-mula


diam meluncur 3 m pada papan licin yang membentuk
sudut 30o dengan bidang datar. Kemudian benda A
menumbuk pegas P yang salah satu ujungnya
tertancap kuat pada ujung papan. Jika konstanta pegas
900 N/m, maka pemendekan maksimum pegas adalah

(A) 4,9 cm A
3m
(B) 9,7 cm
P
(C) 10,6 cm
30o
(D) 12,9 cm

(E) 18,7 cm

- 31 - BTA / Fis / UMPTN


16.
M

h

R A
R
30o

Sebuah benda dengan massa M dilepaskan dari


ketinggian h dan meluncur sepanjang lintasan licin
seperti pada gambar di atas. Lintasan yang lengkung
memiliki jari-jari R. Ketinggian minimum h agar
benda bisa mencapai ketinggian tertentu di titik A di
mana ia mulai meninggalkan lintasan adalah

(A) 1 R
4

(B) 1 R
2

(C) 3 R
4

(D) R

(E) 1,5 R

17. Perhatikan gambar di bawah!

Pada gambar di atas, sebuah balok dengan massa


4 kg berada di puncak bidang setengah bola berjari-
jari 30 cm. Permukaan bidang sangat licin sehingga
gangguan kecil membuat benda meluncur dan
meninggalkan bidang di titik P (setelah bergerak
sejauh  putaran). Jika percepatan gravitasi bumi,
g = 10 m/s2, energi kinetik balok ketika meninggalkan
bidang (di titik P) adalah

(A) 2 joule

(B) 4 joule

(C) 8 joule

(D) 16 joule

(E) 20 joule

- 32 - BTA / Fis / UMPTN


18. Sebuah gokart bermassa 1.600 kg dijalankan dari
keadaan diam dengan percepatan tetap 1,5 m/s2. Jika
daya rata-rata yang digunakan mesin gokart adalah
18.000 watt selama t detik, maka nilai t =

(A) 5
(B) 10
(C) 15
(D) 20
(E) 30

19. Sebuah motor 2 kW memiliki efisiensi 75% dipergu-


nakan untuk menarik benda pada bidang horizontal
dengan koefisien gesekan 0,2. Massa yang dapat
ditarik oleh motor tersebut agar bergerak dengan laju
tetap 5 m/s adalah

(A) 40 kg

(B) 80 kg

(C) 100 kg

(D) 150 kg

(E) 200 kg

20. Sebuah mobil bermassa 350 kg bergerak menanjak


dengan kecepatan tetap 5 m/s pada jalan tanjakan
dengan kemiringan 30o. Jika daya mesin mobil 15 kW
dan efisiensinya 60%, maka besarnya koefisien
gesekan ban mobil dengan jalan adalah

1
(A)
2
1
(B) 3
2
1
(C) 3
3

3
(D)
105

3
(E)
35

- 33 - BTA / Fis / UMPTN


MOMENTUM

1. MOMENTUM 3. TUMBUKAN
Pada saat dua benda bertumbukan, masing-masing benda
p=m.v memberikan impuls (I) yang besarnya sama tetapi berlawanan
arah, sehingga jumlah momentum kedua benda sebelum dan
pR = (p1 ) 2  (p 2 ) 2  2 p1 . p 2 cos  sesudah tumbukan menjadi sama (Hukum kekekalan
momentum).

IA = IB  pA = pB


p1 pA  pB  pA '  pB '
mA . v A  mB . v B  mA . vA '  mB . v B '
pR

Jenis Tumbukan
p2 a. Elastis Sempurna (e = 1)
Dalam tumbukan ini berlaku hukum kekekalan momentum dan
energi kinetik.

2. IMPULS mA . v A  mB . v B  mA . vA '  mB . v B '

I = F . t  F tetap Ek A  Ek B  Ek A '  Ek B '

I =  F dt  F berubah terhadap waktu b. Elastis Sebagian (0 < e < 1)


Dalam tumbukan ini hanya berlaku hukum kekekalan
momentum.
I = p  m (vakhir  vawal)
mA . v A  mB . v B  mA . vA '  mB . v B '

I = luas di bawah kurva antara F dan t


c. Tidak Elastis (e = 0)
Dalam tumbukan ini hanya berlaku hukum kekekalan
momentum. Setelah tumbukan, kedua benda bergerak bersama
dengan kecepatan yang sama.
F

mA . vA + mB . vB = (mA + mB) v

(v A '  v B ' ) h'


t
Koefisien Restitusi e=  ; e
t1 t2 t3 (v A  v B ) h
I = luas grafik F  t

- 34 - BTA / Fis / UMPTN


GRAVITASI FLUIDA

1. GAYA GRAVITASI 1. FLUIDA STATIS


Setiap benda yang bermassa selalu memiliki medan
gravitasi di sekelilingnya. Akibatnya dua buah benda  Tekanan Hidrostatis  Gaya Dalam Zat Cair
yang masing-masing memiliki medan gravitasi akan Ph =  . g . h F = Ph . A =  . g . V
mengalami gaya tarik menarik satu sama lain. Pt = Po + Ph V = volume
R

 Hukum Pascal  Tegangan Permukaan


M m
P1 = P2 F
F1 F2 
2
F1 F
 2
A1 A 2
Mm
F1 = F2 = G
R2  Hukum Archimedes  Kapilaritas
2 cos 
G = tetapan gravitasi = 6,67 . 1011 Nm2/kg2 FA = Wudara  Wfluida y=
R = jarak antara pusat benda (m) gR
M, m = massa kedua benda (kg)
 tenggelam : W > FA  benda > fluida
2. KUAT MEDAN GRAVITASI  melayang : W = FA  benda = fluida
Medan gravitasi adalah daerah di mana pengaruh gaya
 terapung : W = FA  benda . V = f . Vf
tarik gravitasi masih dapat dirasakan oleh benda yang
memiliki massa.
Kuat medan gravitasi selalu diukur dari pusat massa
benda ke suatu titik yang ditinjau.  Viskositas (kekentalan) Fluida
Gaya Stokes Kecepatan Terminal
F M
g= =G A v 2 r2 g
m R2 Ff = = 6 r  v VT = (b  f)
y 9

3. ENERGI POTENSIAL GRAVITASI


 = kekentalan fluida
GMm
EP = 
R 2. FLUIDA DINAMIS
 Hukum Bernoulli  Cepat Aliran (debit air)
4. POTENSIAL GRAVITASI P +  g h + ½  v2 Q = v . A = konstan
Volume
GM = konstan Q=
V=  waktu
R

- 35 - BTA / Fis / UMPTN


MOMENTUM, GRAVITASI, DAN FLUIDA

01. Bola tenis dengan massa 50 gram bergerak dengan


kecepatan 10 m/s kemudian dipukul dengan raket
sehingga bergerak dengan kecepatan 20 m/s dalam
arah berlawanan. Jika bola tenis menempel di raket
selama 0,001 detik, maka besar gaya rata-rata yang
diberikan raket ke bola tenis tersebut adalah

(A) 100 N
(B) 150 N
(C) 1.000 N
(D) 1.250 N
(E) 1.500 N

02. Gambar di bawah menyatakan hubungan gaya F


yang bekerja pada benda bermassa 3 kg terhadap
waktu t selama gaya itu bekerja pada benda. Bila
benda mula-mula diam maka kecepatan akhir benda
(dalam m/s) adalah
F (N)

t (s)
0 3 6 9 12

(A) 5
(B) 10
(C) 13
(D) 20
(E) 25

03. Benda dengan massa 2 kg dalam keadaan diam



mendapat gaya F  (8)î  (4t ) ĵ N. Waktu yang
dibutuhkan agar benda mencapai laju kecepatan
15 m/detik adalah

(A) 3,0 detik


(B) 3,5 detik
(C) 4,0 detik
(D) 4,5 detik
(E) 5,0 detik

- 36 - BTA / Fis / UMPTN


04. Dua buah benda titik bermassa m1=5 kg dan m2=6 kg
terletak berdekatan di bidang datar licin. Sistem ini
mendapat impuls gaya sehingga kedua benda
bergerak masing-masing dengan laju v1 = 1 m/s
dan v2 = 2 m/s dengan arah yang saling tegak lurus.
Besarnya impuls gaya yang bekerja pada sistem
adalah… (dalam N.s)

(A) 5
(B) 7
(C) 12
(D) 13
(E) 17

05. Sebuah benda bermassa 2 kg bergerak dalam bidang


x – y. Tiba-tiba benda tersebut meledak menjadi
3 keping. Keping pertama dengan massa 0,4 kg
bergerak dengan kecepatan v1 = 2i + 3j. Keping kedua
dengan massa 0,9 kg bergerak dengan kecepatan
v2 = 4i – 2j. Keping ketiga dengan massa 0,7 kg
bergerak dengan kecepatan v3 = 5i – 4j. Tentukan
vektor kecepatan benda sebelum meledak!

(A) 0,45i + 1,7j


(B) 0,45i – 1,7j
(C) 0,9i – 3,4j
(D) 0,9i + 3,4j
(E) i – 3j

06. Bila dua kelereng identik bergerak saling mendekat


dengan laju sama pada sebuah lintasan lurus, maka
salah satu kelereng akan melepaskan sebagian
energinya dan kelereng yang lain akan menerima
energi dalam jumlah yang sama.
SEBAB
Hukum kekekalan momentum menjamin besar
momentum masing-masing kelereng tidak berubah.

07. Sebuah bola dijatuhkan bebas dari ketinggian 6,4 m di


atas lantai. Pada pantulan pertama oleh lantai, bola
mencapai ketinggian maksimum 4,8 m di atas lantai.
Ketinggian maksimum yang dicapai bola dari
pantulan yang ketiga adalah

(A) 4,2 m
(B) 3,6 m
(C) 3,2 m
(D) 2,7 m
(E) 2,4 m

- 37 - BTA / Fis / UMPTN


08. Peluru (mp = 200 g) dengan vp = 30 m/s menumbuk
balok kayu (mk = 0,8 kg) digantung bebas diam. Jika
setelah tumbukan peluru dan balok bergerak bersama
(g = 10 m/s2) maka akan naik setinggi

(A) 1,0 m

(B) 1,8 m

(C) 2,8 m

(D) 3,6 m

(E) 5,4 m

09. Sebuah balok yang massanya 1,5 kg terletak diam di


atas bidang horisontal. Koefisien gesekan balok
dengan bidang horisontal 0,2. Peluru yang massanya
10 gram ditembakkan horisontal mengenai balok
tersebut dan diam di dalam balok. Jika balok bergeser
sejauh 1 m, dan g = 10 m/s2, maka kecepatan peluru
menumbuk balok adalah

(A) 152 m/s

(B) 200 m/s

(C) 212 m/s

(D) 250 m/s

(E) 302 m/s

10. A dan B berturut-turut bermassa 3 kg dan 4 kg, di atas


lantai kasar dengan koefisien gesek sama  = 2
7
bergerak saling mendekati sehingga terjadi tumbukan
yang ketidaklentingannya sempurna. Pada saat awal
tumbukan, A berkelajuan 12 m/s dan B berkelajuan
2 m/s. Setelah akhir tumbukan hingga berhenti, A dan
B menempuh jarak

(A) 2,4 m

(B) 2,8 m

(C) 3,2 m

(D) 4,6 m

(E) 5,8 m

- 38 - BTA / Fis / UMPTN


11. Bila perbandingan jari-jari Planet Football dan jari-
jari Planet Remaja adalah 5 : 2 sedangkan massa
planet Football dan massa planet Remaja berbanding
10 : 1, maka Farras di planet Remaja yang beratnya
750 N di Planet Football beratnya menjadi

(A) 187,5 N
(B) 468,75 N
(C) 1.200 N
(D) 1.500 N
(E) 3.000 N

12. Dua buah satelit A dan B dengan massa m dan 5 m


mengorbit bumi yang jari-jarinya R. Jika orbit satelit
A berjarak ½ R dari permukaan bumi, dan orbit satelit
B berjarak R dari orbit A, maka perbandingan
percepatan gravitasi di orbit A dan B adalah

(A) 25 : 9
(B) 5:9
(C) 5:3
(D) 5:2
(E) 9:2

13. Andaikata bumi ini menyusut sehingga diameternya


menjadi seperdua harga semula tapi massanya tidak
berubah, maka massa benda-benda yang ada di
permukaan bumi menjadi

(A) empat kali lebih besar


(B) dua kali lebih besar
(C) tidak berubah
(D) setengahnya semula
(E) seperempatnya semula

14. Jarak antara Matahari dan Bumi adalah 1,5x108 km,


sedangkan jarak antara Matahari dan Neptunus adalah
4,5 x 109 km. Periode Neptunus mengelilingi
matahari adalah 165 tahun dan massa Neptunus
adalah 18 kali massa bumi. Jika gaya gravitasi pada
bumi oleh matahari adalah F dan kelajuan Bumi
mengelilingi matahari adalah v, maka gaya gravitasi
pada Neptunus oleh Matahari serta kelajuan Neptunus
adalah

(A) F/10 dan v/11


(B) F/50 dan 2v/11
(C) F/100 dan 2v/50
(D) F/50 dan v/55
(E) 3F/100 dan 3v/55

- 39 - BTA / Fis / UMPTN


15. Planet A mengitari sebuah bintang pada lintasan
berbentuk lingkaran berjari-jari R dengan periode T.
Jika planet B mengitari bintang yang sama pada
lintasan lingkaran berjari-jari 4R, maka periode edar
planet B adalah

(A) T/2
(B) 2T
(C) 4T
(D) 8T
(E) 16 T

16. Sebuah bintang yang baru terbentuk memiliki


kerapatan , jari-jari R dan percepatan gravitasi pada
permukaan sebesar g. Dalam perkembangannya,
bintang tersebut mengembang hingga memiliki
kerapatan 1 = 0,75  dan jari-jari R1 = 1,25 R.
Percepatan gravitasi di permukaannya pada keadaan
tersebut menjadi

(A) 9 g
29

(B) 18 g
25

(C) 9 g
16

(D) 15 g
16
(E) g

F
17.
S
8m

L 600 kg

Pada sistem yang tampak pada gambar, silinder kiri L


luas penampangnya 800 cm2 dan diberi beban 600 kg.
Penghisap kanan S, luas penampangnya 25 cm2
sedang beratnya dapat diabaikan. Sistem diisi oli
dengan  = 0,80 g/cm3. Supaya sistem seimbang
maka besar F adalah (g = 10 m/s2)

(A) 27,5 N
(B) 32,5 N
(C) 37,5 N
(D) 41,5 N
(E) 50,0 N

- 40 - BTA / Fis / UMPTN


18. Untuk menentukan massa jenis zat cair dirangkai alat
seperti gambar di bawah. Pengisap P dapat bergerak
bebas dengan luas penampang 1 cm2. Jika konstanta
pegas 100 N/m dan pegas tertekan sejauh 0,4 cm,
maka massa jenis zat cair (dalam kg/m3) adalah

zat cair
1m
P

x = 0,4 cm

(A) 400
(B) 500
(C) 750
(D) 800
(E) 1000

19. Bila sebuah benda dicelupkan ke dalam air maka


1 bagiannya muncul di permukaan. Bila benda itu
3
dicelupkan ke dalam suatu larutan yang massa
jenisnya 89 gr/cm3, maka bagian yang muncul di
permukaan larutan adalah

(A) 1 bagian
4
(B) 1 bagian
3
(C) 1 bagian
2
(D) 2 bagian
3
(E) 3 bagian
4

20. Benda yang volumenya 100 cm3, ketika ditimbang di


dalam air murni menunjukkan massa semunya sebesar
120 gram. Jika rapat massa air murni 1 g/cm3, maka
rapat massa benda tersebut adalah

(A) 2.400 kg/m3

(B) 2.200 kg/m3

(C) 2.000 kg/m3

(D) 1.800 kg/m3

(E) 1.600 kg/m3

- 41 - BTA / Fis / UMPTN


21. Suatu benda terapung di atas permukaan air yang
berlapiskan minyak dengan 50% volume benda
berada di dalam air, 30% di dalam minyak, dan
sisanya berada di atas permukaan minyak. Jika massa
jenis minyak = 0,8 gr/cm3, maka massa jenis benda
tersebut adalah (dalam gr/cm3)

(A) 0,62
(B) 0,68
(C) 0,74
(D) 0,78
(E) 0,82

22. Fluida ideal mengalir melalui pipa mendatar dengan


luas penampang Am2, kemudian fluida mengalir
melalui dua pipa yang luas penampangnya lebih kecil
seperti gambar di atas. Kecepatan fluida pada pipa
yang luas penampangnya 0,75 Am2 adalah
3 ms1

0,5 Am2
Am2 2 ms1
0,75 Am2

(A) 0,5 m/detik

(B) 2 m/detik
3

(C) 1,5 m/detik

(D) 2,0 m/detik

(E) 2,5 m/detik

23. Sebuah pipa dengan luas penampang 616 cm2


dipasangi keran berjari-jari 3,5 cm di salah satu
ujungnya. Jika kecepatan zat cair di pipa adalah
0,5 m/s, maka dalam waktu 5 menit volume zat cair
yang keluar dari keran adalah

(A) 10,20 m3

(B) 9,24 m3

(C) 8,29 m3

(D) 6,72 m3

(E) 5,20 m3

- 42 - BTA / Fis / UMPTN


24. Gambar di bawah ini menunjukkan peristiwa
kebocoran pada tangki air.

0,5 m

x=2m

Kecepatan (v) air yang keluar dari lubang adalah

(A) 2 m/s

(B) 10 m/s

(C) 5 m/s

(D) 2 5 m/s

(E) 2 10 m/s

25. Pipa berjari-jari 15 cm disambung dengan pipa lain


yang berjari-jari 5 cm, keduanya dalam posisi
horisontal. Apabila kecepatan aliran air pada pipa
besar adalah 1 m/s pada tekanan 105 N/m2, maka
tekanan pada pipa yang kecil (massa jenis air =
1.000 kg/m3) adalah

(A) 10.000 N/m2

(B) 15.000 N/m2

(C) 30.000 N/m2

(D) 60.000 N/m2

(E) 90.000 N/m2

- 43 - BTA / Fis / UMPTN


DINAMIKA GERAK ROTASI GERAK TRANSLASI GERAK ROTASI HUBUNGANNYA

Gerak Translasi Pergeseran linier Pergeseran sudut


 F = m . a S=.R
S 
 EK = 12 mv2

Momen Gaya Kecepatan linier Kecepatan sudut


 =F.  =F.R v= . R
 F  ds d
v= =
dt dt
Momen Inersia
 I =  mR2
Percepatan linier Percepatan sudut
Silinder tipis = m R2
Silinder pejal = 12 m R2 dv d a=.R
2 2
a= =
Bola berongga = 3
mR dt dt
Bola pejal = 52 m R2
Gaya Momen gaya (Torsi)
Gerak Rotasi =F.R
  = I .  F=m.a =I.
 EK = 12 I 2 = 12 kmv2
Energi kinetik Energi kinetik
Hukum Kekekalan Momentum Sudut

 L1 = L2 Ek = 12 m v2 Ek = 12 I . 2
I1 1 = I2 2

Menggelinding
Daya Daya
 Gerak Translasi + Gerak Rotasi 
P=F.v P=.
Pada bidang miring

Momentum linier Momentum sudut


h L=p.R

p=m.v L=I.

2gh
 v= Usaha Usaha
k 1 
W=F.S W=.
g sin 
 a=
k 1

- 44 - BTA / Fis / UMPTN


MOMEN INERSIA BEBERAPA BENDA

MOMEN
NO. GAMBAR NAMA
INERSIA

1. sumbu
M.
Batang silinder, poros melalui pusat I=
12

sumbu

2. M . 2
Batang silinder, poros melalui ujung I=
 3

3. M (a 2  b 2 )
Pelat segiempat, poros melalui pusat I=
b
2
a

4. Ma
Pelat segiempat tipis, poros sepanjang tepi I=
3
b
a

5. M (R 12  R 22 )
Silinder berongga I=
R1 R2 2

6. M R2
Silinder pejal I=
2
R

7. Silinder tipis berongga I = MR2


R

8. 2 M R2
Bola pejal I=
5
R

9. 2 M R2
Bola tipis berongga I=
3
R

- 45 - BTA / Fis / UMPTN


KESETIMBANGAN TITIK BERAT

Kesetimbangan Partikel  (M i . X i )  (M i . Yi )
X = ; Y =
Syarat: 1.  FX = 0 M i M i
2.  FY = 0

Penyelesaian  ( Wi . X i )  ( Wi . Yi )
X = ; Y =
Wi Wi
1. Dalil Sinus F2 F1

F1 F F
 2  3 Titik berat menurut bentuk benda dibedakan
sin  sin  sin    menjadi 3 antara lain:

2. Proyeksi Vektor F3 a. Benda berbentuk garis/kurva (1 dimensi)


l . X l1 X1  l2 X 2  l3 X 3  .....
Xo  
l l1  l 2  l3  .....
Kesetimbangan Benda Tegar
l .Y l1Y1  l 2Y2  l3Y3  .....
Yo  
Syarat: 1.  FX = 0 l l1  l2  l3  .....
2.  FY = 0
3.  =0 b. Benda berbentuk bidang/luasan (2 dimensi)
A. X A X  A2 X 2  A3 X 3  .....
Xo   1 1
  = F .  dimana F   A A1  A2  A3  .....

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran A.Y A Y  A2Y2  A3Y3  .....
jarum jam disebut momen gaya negatif,  = () Yo   11
A A1  A2  A3  .....
sedangkan yang berlawanan putaran jarum jam
disebut momen gaya positif,  = (+).
c. Benda berbentuk bangunan/ruang (3 dimensi)
Kesetimbangan biasa terjadi pada: V . X V1 X1  V2 X 2  V3 X 3  .....
Xo  
V V1  V2  V3  .....
1. Benda yang diam (statik)
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik) V .Y V1Y1  V2Y2  V3Y3  .....
Yo  
V V1  V2  V3  .....
Macam-macam Kesetimbangan Statis:
 Letak Titik Berat

 Kesetimbangan stabil  Terletak pada perpotongan diagonal ruang


Setelah gangguan, benda berada pada posisi untuk benda homogen berbentuk teratur
semula
 Terletak pada perpotongan kedua garis
 Kesetimbangan labil vertikal untuk benda sembarang
Setelah gangguan, benda tidak kembali ke posisi
semula  Bisa terletak di dalam atau di luar
bendanya tergantung pada homogenitas
 Kesetimbangan indiferen (netral) dan bentuknya
Setelah gangguan, titik berat benda tetap pada
satu garis lurus seperti semula  Titik Berat Benda Khusus

- 46 - BTA / Fis / UMPTN


TITIK BERAT BEBERAPA BENDA

LETAK TITIK
GAMBAR NAMA KETERANGAN
BERAT

Garis lurus yo = ½ AB z = di tengah-tengah AB

AB = tali busur
AB 
Busur lingkaran yo = .R
 AB = busur AB
AB R = jari-jari lingkaran

2.R
Busur setengah lingkaran yo = R = jari-jari lingkaran

AB = tali busur
AB 2 
Juring lingkaran yo = . R
 3 AB = busur AB
AB R = jari-jari lingkaran

4R
Setengah lingkaran yo = R = jari-jari lingkaran
3

Selimut setengah bola yo = 1 R R = jari-jari lingkaran


2

Selimut limas yo = 1 t t = tinggi limas


3

Selimut kerucut yo = 1 t t = tinggi kerucut


3

Setengah bola yo = 3 R R = jari-jari bola


8

Limas yo = 1 t t = tinggi limas


4

yo = 1 t t = tinggi kerucut
4
Kerucut

- 47 - BTA / Fis / UMPTN


DINAMIKA GERAK ROTASI, KESETIMBANGAN DAN TITIK BERAT

1 kg 2 kg 3 kg
02.
0,3 m 0,2 m

0,6 m

k
Jika sistem benda pada gambar di atas diputar dengan
sumbu k, maka momen inersia sistem benda terhadap
sumbu adalah

(A) 0,12 kg m2
(B) 0,16 kg m2
(C) 0,30 kg m2
(D) 0,46 kg m2
(E) 0,72 kg m2

02. Batang AB homogen 6 m dengan massa 4 kg


diletakkan seperti gambar di bawah ini.

2m 4m
A O B

Batang diputar dengan sumbu putar melalui titik O,


momen inersia batang adalah

(A) 16 kg m2
(B) 12 kg m2
(C) 10 kg m2
(D) 7 kg m2
(E) 4 kg m2

03. Sistem katrol seperti gambar di bawah, katrol berupa


silinder pejal homogen yang dapat berotasi tanpa
gesekan terhadap sumbunya yang tetap. Massa beban
m1 = m, massa katrol M = 2 m, massa beban
m2 = 3 m dan diameter katrol d. Bila percepatan
gravitasi g dan sistem bergerak tanpa pengaruh gaya
luar, percepatan sudut rotasi katrol sebesar

2g
(A)
5d
3g
(B)
5d
4g M
(C)
5d
m2
6g
(D) m1
5d
g
(E)
d

- 48 - BTA / Fis / UMPTN


04. Benda bermassa M berbentuk silinder pejal homogen
dengan jari-jari R dililit dengan tali halus (massa tali
diabaikan). Ujung tali dimatikan di titik tetap dan
benda dibiarkan terjatuh berotasi seperti gambar di
bawah. Dengan percepatan gravitasi g, besar tegangan
tali pada sistem tersebut adalah

(A) M g
(B) 2M g / 3
(C) M g / 2
(D) M g / 3 2R
(E) M g / 4

05. Gaya tangensial 10 N dikerjakan pada tepi roda


berdiameter 80 cm yang semula diam. Setelah
2 detik, roda dapat berputar satu kali putaran. Momen
inersia roda adalah

(A) 4 kg m2

(B) 8 kg m2

(C) 10 kg m2

(D) 12 kg m2

(E) 16 kg m2

06. Sebuah silinder kayu pejal yang digelindingkan pada


permukaan bidang miring kasar membutuhkan waktu
sama untuk sampai ke dasar bidang miring apabila
bidang miring tersebut licin sehingga kayu mengalami
slip.
SEBAB
Kecepatan dan percepatan benda akibat pengaruh
gaya gravitasi tidak dipengaruhi oleh massa benda.

07. Silinder berongga homogen bermassa M meng-


gelinding pada lantai datar dengan laju translasi V.
Energi kinetik silinder berongga tersebut sebesar

(A) 4/3 MV2


(B) 3/2 MV2
(C) MV2
(D) 2/3 MV2
(E) 3/4 MV2

- 49 - BTA / Fis / UMPTN


08. Momentum sudut benda yang dirotasikan dengan
momen gaya tetap adalah konstan.
SEBAB
Momen gaya pada benda yang berotasi tidak
mengubah energi kinetik benda itu.

09. Sebuah mesin mobil menghasilkan daya 3 x 104 W


ketika berputar pada laju 1800 putaran per menit.
Momen gaya yang dihasilkan sebesar

(A) 500 Nm
(B) 450 Nm
(C) 400 Nm
(D) 350 Nm
(E) 300 Nm

10.


B

mB = 20 kg A F
mA = 10 kg

Gambar di atas menunjukkan sistem katrol yang


menghubungkan dua benda A dan B. Benda A ditarik
dengan gaya F sehingga tali yang mengait benda A
membentuk sudut  dengan sumbu vertikal. Besar
sudut  dan F agar sistem setimbang adalah

(A)  = 30o dan F = 200 3 N


(B)  = 60o dan F = 200 N
(C)  = 30o dan F = 100 3 N
(D)  = 30o dan F = 200 N
(E)  = 60o dan F = 100 3 N

11. Seutas tali ABCD digantungkan pada titik A dan D.


Pada titik B digantungkan beban seberat 12 N sedang
pada titik C digantungkan beban seberat W. Jika
terhadap horizontal, sudut yang dibentuk adalah AB
60o, BC 0o, dan CD 30o, tentukan besar W agar sistem
dalam kesetimbangan!

(A) 4N

(B) 8N A D
60o B C 30o
(C) 12 N

(D) 16 N
W

(E) 20 N

- 50 - BTA / Fis / UMPTN


12. Tiga buah bola masing-masing berjari-jari 30 cm,
30 cm dan 20 cm disusun seperti gambar di bawah
dengan bola kecil berada di atas kedua bola besar.
Massa bola kecil sebesar m, massa bola besar masing-
masing M. Percepatan gravitasi g. Besar gaya yang
dikerjakan oleh salah satu bola besar pada bola kecil
adalah

5 mg
(A)
8
3 mg m
(B)
8
2 mg M M
(C)
5
3 mg
(D)
5
2 ( M  m) g
(E)
5

13. Sebuah roda akan dinaikkan pada anak tangga seperti


pada gambar. Bila jari-jari = R, berat roda = W, tinggi
anak tangga = h, maka gaya F minimum yang
dibutuhkan agar roda tersebut dapat naik adalah

(A) W (R – h)

W (2Rh  h 2 )1 / 2
(B)
Rh
R
(C) W (2Rh – h2) F
W h
W (R  h )
(D)
R
Wh
(E)
Rh

14. Empat buah benda berikut ini digantungkan pada


batang tak bermassa identik dengan perbandingan
panjang seperti tampak pada gambar. Jika massa A
adalah 54 kg dan massa tali diabaikan, maka supaya
sistem dalam keadaan keseimbangan, massa C adalah

(A) 1 kg

(B) 3 kg 1 2

1 2
(C) 6 kg A
1 2
B
(D) 12 kg
C D

(E) 16 kg

- 51 - BTA / Fis / UMPTN


15. Batang AB yang tidak homogen digunakan sebagai
jembatan dengan AB = 4 m dan berat batang =
600 N. Serta letak titik beratnya di C (AC = 1 m).
Titik tumpu di B hanya mampu menahan beban
750 N (g = 10 m/s2). Jika anak yang massa 80 kg
melintasi AB, maka jarak maksimal yang dapat
dilintasinya adalah

(A) 1,8 m dari A


(B) 2,0 m dari A A B
(C) 2,5 m dari A C

(D) 2,8 m dari A


(E) 3,0 m dari A

16. Pada gambar di bawah, papan homogen dengan berat


45 N, berat batang AB 100 N dan tegangan kawat
100 N.


T

A B

1m 2m

Jika sistem dalam keadaan setimbang, maka nilai


tan  =

(A) 4/3
(B) 4/5
(C) 3/4
(D) 3/5
(E) 1/2

17. Pada gambar di bawah, batang homogen CD


(5 m, 4 kg) tepat akan tergelincir. Jika massa beban
B = 2 kg dan g = 10 m/s2, maka besar gaya normal
yang bekerja di C adalah

(A) 1,5 N C
licin
(B) 2,7 N

(C) 15 N 4m
B
kasar
D
(D) 22,5 N 3m

(E) 27 N

- 52 - BTA / Fis / UMPTN


18. Letak titik berat benda di bawah ini adalah
y

6
5
4
3
2
1
x
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(A) x = 12 ; y = 14
7 7
(B) x = 18 ; y= 26
7 7
(C) x = 26 ; y= 18
7 7
(D) x = 14 ; y= 12
7 7
(E) x = 30 ; y= 34
7 7

19. Gambar di bawah adalah bidang homogen yang


merupakan gabungan benda I dan II. Jika Z0 titik
berat benda tersebut dan Z1 titik berat benda I, maka
jarak Z0 ke Z1 adalah

(A) 0,3 h

(B) 0,9 h
3h

(C) 1,0 h II

(D) 1,4 h h I

(E) 1,5 h 2h

20. Suatu sistem benda pejal homogen diperlihatkan pada


gambar di bawah. Tinggi titik berat sistem itu dari
alas silinder adalah

(A) 10,5 cm
14 cm
(B) 13,5 cm

(C) 16,5 cm
28 cm
(D) 18,5 cm

(E) 22,5 cm
7 cm

- 53 - BTA / Fis / UMPTN


SUHU DAN KALOR

SUHU DAN SIFAT TERMAL KA L OR

1. HUBUNGAN SKALA SUHU 1. PENGERTIAN KALOR

 Kalor adalah energi dalam bentuk panas


Titik didih air
100 80 212 373
 Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat
Titik lebur es sebesar 1oC (satuan kalori/gram oC)
0 0 32 273
C R F K X
 Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan suhunya 1 oC
2. GRAFIK ANOMALI AIR (satuan kalori/oC)

 Menjelaskan perubahan volume es dan air  Kalor untuk menaikkan/menurunkan suhu zat
terhadap suhu (wujud zat tak berubah)
 Menentukan massa jenis terbesar untuk air Q = m . c . T = C . T
terhadap suhu
 Kalor untuk mengubah wujud zat
 Anomali terbesar air terjadi pada 4oC (titik triple
air) Q= m.L
L = kalor lebur/laten
3. PEMUAIAN BENDA
2. ASAS BLACK
Panjang : Lt = Lo (1 +  . T)
Luas : At = Ao (1 +  . T)  Digunakan untuk pencampuran dua zat yang
suhunya berbeda, sampai tercapai kesetimbangan
Volume : Vt = Vo (1 +  . T) termal
Keterangan: Qserap = Qlepas

Lo = panjang awal ; Lt = panjang akhir 3. PERAMBATAN KALOR


Ao = luas awal ; At = luas akhir
Vo = volume awal ; Vt = volume akhir  Konduksi: kalor merambat pada zat padat
 = koefisien muai panjang
 = koefisien muai luas  = 2 Q T
=K.A.
 = koefisien muai volume  = 3 t 
T = beda suhu
 Konveksi: kalor merambat pada fluida
Q
4. TITIK DIDIH ZAT CAIR t
= h . A . T

 Titik didih zat cair makin besar dengan kenaikan  Radiasi: kalor merambat melalui gelombang
tekanan udara elektromagnet
 Titik didih zat cair = 100oC pada tekanan dan Q
= e .  . T4 . A
temperatur udara standar (1 atm, 27oC) t

- 54 - BTA / Fis / UMPTN


TEORI KINETIK GAS DAN TERMODINAMIKA

TEORI KINETIK GAS 5. Proses-proses yang terjadi untuk gas-gas monoatomik

1. Persamaan Gas Ideal a. Isobarik (p = konstan)


PV = n.R.T Q W U
m  52 P V  32 P V
= .R.T  P V
Mr
= N.k.T  5
2
n R T  n R T  32 n R T

2. Kelajuan rms/efektif Gas b. Isokhorik (V = konstan)


3k T 3R T 3P Q W U
vrms =  
m Mr  U 0 3 n R T
2

3. Energi Kinetik Rata-rata c. Isotermik (T = konstan)


EK  3
2
k .T Q W U
V2
W n R T n V1 0
TERMODINAMIKA
d. Adiabatik
4. Hukum I Termodinamika (P V  = konstan; T V  1 = konstan)
Q = W +  U
Q W U
+ SISTEM
+ 0 U 3
2
n R T
Q (U) W
 
6. Hukum II Termodinamika
Keterangan:  Tidak ada mesin yang dapat mengubah semua
kalor yang diserapnya menjadi usaha mekanis.
Q = (+) bila sistem menerima kalor
 Mesin Carnot paling efisien dalam mengubah
= () bila sistem melepas kalor
kalor menjadi usaha mekanis. Mesin ini
mempunyai 4 siklus yaitu 2 adiabatik dan
W = (+) bila melakukan kerja
2 isotermik.
= () bila menerima kerja

U = (+) bila suhu sistem meningkat


Mesin Carnot Mesin Pendingin
= () bila suhu sistem menurun
Q1 Q1
 Usaha dapat juga dicari dengan W =  p dV atau
luas di bawah grafik p  V W W

 Perubahan energi dalam (U) Q2 Q2


Monoatomik = 32 n R T W = Q 1  Q2

Diatomik = 52 n R T W W
 
Gas mulia termasuk gas monoatomik Q1 Q2
T2 T1
=1 = 1
T1 T2

- 55 - BTA / Fis / UMPTN


SOAL-SOAL

01. Skala Fahrenheit dan Kelvin akan menunjukkan


angka yang sama pada suhu

(A) 40
(B) 0
(C) 273
(D) 301
(E) 574

02. Sebatang rel kereta api memiliki panjang 30 m ketika


suhu 25oC. Untuk menguji sifat termal rel tersebut,
maka dilakukan percobaan dengan menaikkan
suhunya menjadi 45oC sehingga panjangnya menjadi
30,0075 m. Jika rel diuji pada suhu 5 oC, maka
panjangnya menjadi

(A) 28,9875 m
(B) 29,8875 m
(C) 29,9925 m
(D) 29,9950 m
(E) 29,9975 m

03. Sebuah tong (koefisien muai panjang besi adalah


12 x 106/oC) bervolume 70 liter diisi minyak sampai
penuh (koefisien muai volume 950 x 106/oC) dan
diletakkan di halaman rumah pada saat pagi hari
dengan suhu 20oC. Pada siang hari suhu naik menjadi
40oC, akibatnya terjadi pemuaian minyak yang
sebagiannya tumpah sebanyak

(A) 0,125 liter


(B) 0,25 liter
(C) 1,3 liter
(D) 5 liter
(E) 12,5 liter

04. Es bersuhu 0oC dan bermassa 10 gram memiliki kalor


jenis 0,5 kalori/(goC) diberi kalor sebanyak
1000 kalori. Jika kalor lebur es adalah 80 kalori/gram,
maka air yang terjadi dengan kalor jenis
1 kalori/(goC) mempunyai suhu (dalam oC)

(A) 0
(B) 10
(C) 20
(D) 40
(E) 80

- 56 - BTA / Fis / UMPTN


05. Zat yang kalor jenisnya besar, jika diberi kalor, lebih
cepat panas dibandingkan zat yang kalor jenisnya
kecil.
SEBAB
Kemampuan zat menyerap kalor sangat ditentukan
oleh kalor jenis zat tersebut.

06. Air bertemperatur 20oC dan bermassa a gram


dicampur dengan es bertemperatur 10oC dan
bermassa b gram. Kesetimbangan temperatur tercapai
tanpa adanya kehilangan kalor dan sebagian es
melebur. Diketahui kalor jenis air dan es berturut-
turut adalah 1 kal/goC dan 0,5 kal/goC serta kalor
lebur es adalah 80 kal/g. Berapa gram massa es yang
melebur?

(4a  b)
(A)
16
(4a  b)
(B)
16
( 4b  a )
(C)
16
( 4b  a )
(D)
16
(4a  4b)
(E)
16

07. 320 gram campuran es dan air pada suhu 0°C berada
dalam bejana yang kapasitas kalornya dapat
diabaikan. Kemudian dimasukkan 79 gram uap air
yang bersuhu 100°C ke dalam bejana tersebut. Suhu
akhir menjadi 79°C. Jika kalor lebur es 79,0 kal/gram
dan kalor penguapan air 540 kal/gram, maka
banyaknya air mula-mula adalah (dalam gram)

(A) 4
(B) 10
(C) 35
(D) 65
(E) 79

08. Sebuah balok es dengan massa 10 kg pada suhu 0 oC


berada di atas papan datar kasar yang juga
mempunyai suhu 0oC kemudian ditarik sejauh 42 m.
Ternyata 8 g es mencair karena gesekan. Jika kalor
lebur es = 80 kal/g, maka besarnya koefisien gesekan
antara papan dan es adalah

(A) 0,44
(B) 0,54
(C) 0,64
(D) 0,74
(E) 0,84

- 57 - BTA / Fis / UMPTN


09. Sepotong tembaga dijatuhkan dari ketinggian 490 m
di atas lantai. Kalor yang terjadi pada proses
tumbukan dengan lantai 60%-nya diserap oleh
tembaga untuk kenaikan suhunya. Jika kalor jenis
tembaga = 420 J/(kg oC), percepatan gravitasi bumi
10 m/s2, maka kenaikan suhu tembaga adalah
(dalam oC)

(A) 4
(B) 7
(C) 9
(D) 12
(E) 16

10. Logam P dan Q memiliki konduktivitas termal


berturut-turut k dan 4k. Kedua logam disatukan
seperti gambar di bawah ini.

35oC P Q 165oC

Saat terjadi kesetimbangan termal, suhu pada


persambungan adalah

(A) 85 oC
(B) 98 oC
(C) 115 oC
(D) 124 oC
(E) 139 oC

11. Sepotong buah semangka dan sepotong donat


(keduanya bermassa sama) yang baru dikeluarkan dari
lemari es akan mencapai suhu ruang secara
bersamaan.
SEBAB
Laju pemanasan sebuah benda berbanding lurus
dengan suhu mula-mula benda tersebut.

12. Dua buah bola sejenis tapi berbeda ukuran


memancarkan energi radiasi yang sama besar ke
sekitarnya. Jika bola A berjari-jari r bersuhu T, maka
bola B yang berjari-jari 2r akan bersuhu

(A) 0,3 T
(B) 0,5 T
(C) 0,7 T
(D) 0,9 T
(E) 1,1 T

- 58 - BTA / Fis / UMPTN


13. Gas dalam ruang tertutup bersuhu 27oC dan tekanan
6 atm serta volumenya 8 L. Apabila gas dipanasi
sampai 227oC, tekanan naik sebesar 2 atm, maka
volume gas adalah

(A) berkurang 12,5%


(B) berkurang 25%
(C) tetap
(D) bertambah 12,5%
(E) bertambah 25%

14. Rapat massa suatu gas ideal pada suhu T dan tekanan
P adalah . Jika tekanan gas tersebut dijadikan 1,5 P
dan suhunya diturunkan menjadi 0,3 T maka rapat
massa gas dalam keadaan terakhir ini adalah

(A) 0,3 
(B) 0,7
(C) 3
(D) 5
(E) 7

15. Suatu gelembung udara memiliki volume V ketika


berada di dasar danau yang kedalamannya 30 m.
Gelembung udara itu naik ke atas permukaan air. Jika
tekanan udara luar sebesar 1 atm (105 Pa), maka
volume gelembung udara ketika telah naik 15 m
adalah (suhu dalam gelembung tetap)

(A) 1 V
2
(B) 5 V
8
(C) V
(D) 8 V
5
(E) 2 V

16. Tekanan sebuah gas dalam bejana yang volumenya


100 cm3 adalah 200 kPa dan rata-rata energi kinetik
translasi masing-masing partikel adalah 6,0 x 1021
joule. Jumlah partikel gas pada bejana adalah

(A) 3 x 1021
(B) 5 x 1021
(C) 8 x 1021
(D) 10 x 1021
(E) 12 x 1021

- 59 - BTA / Fis / UMPTN


17. Gas dalam tabung yang suhunya 27oC dipanaskan
pada volume tetap hingga kecepatan rata-rata partikel
gas menjadi dua kali semula. Berarti kenaikan suhu
gas tersebut sebesar

(A) 1200oC
(B) 900oC
(C) 627oC
(D) 108oC
(E) 81oC

18. Sebuah sistem melakukan usaha sebesar 300 joule


dan mengeluarkan panas sebesar 80 kalori. Perubahan
energi dalam yang terjadi adalah

(A) 36 joule


(B) 70 joule
(C) 380 joule
(D) 240 joule
(E) 636 joule

19. Gas dalam ruang tertutup sebagai suatu sistem


mengalami proses menerima kerja dan menyerap
kalor. Maka akan terjadi suatu keadaan

(1) tekanan gas berkurang


(2) volume gas bertambah
(3) suhu gas tidak berubah
(4) energi dalam gas bertambah besar

20.
P (atm)

B C
3

1 A
V (m3)
1 3
Gas monoatomik mula-mula suhunya 27oC dan
tekanan 1 atm mengalami proses seperti pada gambar.
Pada proses dari A ke B ke C berlaku

(1) suhu gas pada posisi C adalah 2700 K


(2) usaha yang dilakukan gas dari A ke B ke C
adalah 600 kJ
(3) kalor yang diserap pada proses A ke B ke C
adalah 1800 kJ
(4) usaha total siklus ABCA adalah 200 kJ

- 60 - BTA / Fis / UMPTN


21. Sebuah wadah tertutup diisi n mol gas ideal
monoatomik. Suhu dan tekanan gas adalah To dan Po,
sedangkan volum wadah dijaga tetap Vo. Ketika
suhunya diturunkan menjadi ¾ To, maka
(1) tekanannya menjadi ¾ Po
(2) energi yang dilepas adalah ¾ nRTo
(3) usaha yang dilakukan gas adalah nol
(4) perubahan energi dalamnya adalah ¾ nRTo

22. Satu mol gas oksigen dipanasi pada tekanan tetap dan
diawali pada temperatur 27oC. Jika diketahui
konstanta gas 2 kal/mol oK, maka jumlah kalor yang
diperlukan supaya volume gas menjadi 2 kali volume
awal adalah
(A) 0,75 kkal
(B) 1,0 kkal
(C) 1,5 kkal
(D) 2,1 kkal
(E) 4,6 kkal

23. Gas ideal monoatomik dalam sebuah wadah


mengalami kompresi adiabatik. Mula-mula tekanan
gas adalah 1 atm, volum 1 m3 dan suhu 300 K. Bila
setelah ekspansi suhunya menjadi 1.200 K maka
volum gas tadi di akhir kompresi adalah
(A) 1/4 m3
(B) 1/8 m3
(C) 1/16 m3
(D) 1/32 m3
(E) 1/64 m3

24. Suatu mesin kalor Carnot dengan efisiensi 60%


dioperasikan antara 2 reservoir kalor, reservoir
bersuhu rendah 27oC. Agar mesin Carnot tersebut
daya gunanya menjadi 80%, maka diperlukan
kenaikan suhu reservoir kalor bersuhu tinggi sebesar
(A) 50 K
(B) 150 K
(C) 250 K
(D) 500 K
(E) 750 K

25. Sebuah mesin Carnot yang bekerja pada suhu 102oC


dan 27oC membuang kalor 5.000 joule ke reservoir
suhu rendahnya. Jika mesin tersebut ingin dipakai
untuk menggerakkan sebuah generator listrik yang
hambatan dalamnya 50 , maka setiap detiknya
generator akan menghasilkan arus listrik sebesar
(A) 1A
(B) 2A
(C) 3A
(D) 4A
(E) 5A

- 61 - BTA / Fis / UMPTN


GERAK HARMONIK SEDERHANA
Ciri-ciri Gerak Harmonik Sederhana: Gerakannya periodik dan selalu melalui posisi keseimbangan, percepatan
atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan posisi/simpangan benda, dan arah percepatan atau gaya yang
bekerja pada benda selalu mengarah ke posisi keseimbangan.

PERSAMAAN GERAK HARMONIK

SIMPANGAN KECEPATAN PERCEPATAN

y = A sin ( + )
= A sin (t + )

v = = A cos t a= = -2 A

= A sin ( +  ) sin t
=  2 y

ymaks = A (di titik tertinggi)

= 
= y

amaks = 2 A (pada saat


= membalik di titik
tertinggi)
Vmaks =  A (di titik terendah/
titik keseimbangan)

FASE SUDUT FASE BEDA FASE

t  t  = 1 - 2
=  (tidak bersatuan)   2 ( radian )
T 360 o T
t selisih fase antara dua titik
= 360o (derajat) yang melakukan gerak
T harmonik.

CONTOH GERAK HARMONIK

AYUNAN BANDUL BENDA TERIKAT PADA PEGAS

- 62 - BTA / Fis / UMPTN


Perioda ayunan: Perioda pegas:

 m
T=2 T = 2
g k

R
F
P +y
Gaya pemulih: P Gaya pemulih:

y +F

mg sin 

F = mg sin F =-ky
Q Titik = - m2y

keseimb
angan

mg cos  mg

- 63 - BTA / Fis / UMPTN


GELOMBANG MEKANIK

a) Persamaan Gelombang Berjalan


Simpangan : y = A sin (t  kx)

A  mula-mula ke atas
2
k  gerak ke kiri (k = )

 t x
Sudut fase :  = t  kx = 2   
T 

 t x
Fase : =  
2 T 

x
Beda fase :  =  t = sama

t
 =  x = sama
T

b) Persamaan Gelombang Stationer

*) Ujung terikat
Simpangan: y = 2A sin kx cos t


sumber

*) Ujung bebas
Simpangan: y = 2A cos kx sin t


sumber

- 64 - BTA / Fis / UMPTN


GETARAN DAN GELOMBANG

01. Suatu benda titik melakukan osilasi harmonik


sederhana dengan amplitudo 0,2 m. Titik tersebut
melakukan 20 getaran penuh dalam satu detiknya.
Jika pada saat awal (t = 0) besarnya simpangan titik
tersebut adalah 0,1 m, maka persamaan gerak osilasi
harmoniknya adalah

(A) x(t) = 0,2 m sin (40t  6 )


(B) x(t) = 0,2 m sin (40t  3 )
(C) x(t) = 0,1 m sin (40t  6 )
(D) x(t) = 0,1 m sin (40t  4 )
(E) x(t) = 0,2 m sin (40t  4 )

02. Sebuah partikel mengalami gerak harmonik sederhana


dengan amplitudo 5 cm. Saat simpangannya 3 cm,
kecepatannya 80 cm/s. frekuensi geraknya adalah

(A) 16 Hz
(B) 10 Hz
(C) 8 hz
(D) 5 Hz
(E) 4 Hz

03. Besarnya amplitudo partikel yang bergetar harmonis


jika mempunyai kecepatan 9 m/s pada saat simpangan
2 m dan 4 m/s pada saat simpangan 3 m adalah
(A) 3,2 m
(B) 5,4 m
(C) 7,6 m
(D) 10,2 m
(E) 12,2 m

04. Sebuah benda bermassa 100 gram bergerak harmonik


sederhana dengan amplitudo 20 cm dan periode 0,4 s.
Besar gaya yang bekerja pada sistem saat simpangan-
nya sama dengan 0,8 amplitudonya adalah (2 = 10)

(A) 2,5 N
(B) 4,0 N
(C) 4,8 N
(D) 7,2 N
(E) 9,6 N

- 65 - BTA / Fis / UMPTN


05. Sebuah partikel bermassa 0,2 kg berada pada ujung
pegas sehingga dapat bergerak secara harmonik
sederhana. Posisi partikel (dalam meter) sebagai
fungsi waktu diberikan oleh persamaan
x(t) = A cos (t),
dengan A = 0,25 m dan  = 0,1 rad/s.
Energi kinetik partikel saat t = 10 /6 s mendekati

(A) 6,25 x 105 J


(B) 4,69 x 105 J
(C) 3,13 x 105 J
(D) 1,56 x 105 J
(E) 0,67 x 105 J

06. Sebuah benda melakukan getaran harmonis sederhana


dengan amplitudo A, berapakah simpangan benda
saat energi kinetiknya sama dengan 3 kali energi
potensialnya?

(A) 1/2 A
(B) 1/3 A
(C) 1/4 A
(D) 2/3 A
(E) 3/4 A

07. Dua pegas A dan B dengan tetapan gaya k yang sama,


masing-masing diberi beban bermassa M sehingga
berosilasi dengan periode yang sama sebesar T = 16 s.
Apabila kemudian pegas A dihubungkan secara seri
dengan pegas B dan kedua beban digabungkan, maka
periode isolasi susunan pegas yang baru menjadi

(A) 32 s
(B) 16 s
(C) 8s
(D) 4s
(E) 2s

08. Pada percobaan ayunan sederhana seperti gambar di


bawah, dalam 1 menit, bandul yang dimulai di titik A
telah 60 kali melintasi titik B. Jika panjang tali
1 meter dan  = 3,14, percepatan gravitasi bumi di
tempat percobaan tersebut adalah

(A) 10,00 m/s2


(B) 9,98 m/s2 
2
(C) 9, 86 m/s
(D) 9,74 m/s2 beban
C A
(E) 9,68 m/s2 B

- 66 - BTA / Fis / UMPTN


09. Sebuah bandul sederhana tergantung pada atap sebuah
elevator. Ketika elevator dalam keadaan diam,
frekuensi getaran bandul adalah f. Pernyataan yang
benar mengenai bandul sederhana tersebut adalah

(1) Jika elevator sedang bergerak ke atas dengan


percepatan tetap maka frekuensi getaran
bandul > f
(2) Jika elevator sedang bergerak ke atas dengan
kecepatan tetap maka frekuensi getaran
bandul = f
(3) Jika elevator sedang bergerak ke bawah dengan
percepatan tetap maka frekuensi getaran
bandul < f
(4) Jika tali elevator terputus dan elevator jatuh
bebas maka frekuensi getaran bandul = f

10. Dua gabus terapung pada permukaan laut dan


berjarak 150 cm satu sama lain, keduanya turun naik
di atas permukaan air. Jika salah satu gabus berada di
puncak yang lain berada di puncak juga, di antara
kedua gabus terdapat tiga lembah gelombang jika
cepat rambat gelombang 2 m/s, maka frekuensi
gelombang permukaan air adalah

(A) 0,5 Hz
(B) 1,0 Hz
(C) 2,0 Hz
(D) 3,0 Hz
(E) 4,0 Hz

11. Sebuah slinki digetarkan sehingga terbentuk


gelombang longitudinal dalam waktu 0,2 sekon
terjadi 50 gelombang. Jika cepat rambat gelombang
750 m/s, maka jarak antara pusat regangan dan pusat
rapatan yang berdekatan adalah

(A) 1,0 m
(B) 1,5 m
(C) 2,0 m
(D) 2,5 m
(E) 3,0 m

12. Gelombang berjalan pada tali dapat dinyatakan dalam


persamaan berikut:
y = 2 sin (20 t – 10 x)
dengan y dalam cm, t dalam detik dan x dalam meter
Pernyataan berikut yang betul adalah

(1) frekuensi gelombang tersebut 10 Hz


(2) panjang gelombangnya 20 cm
(3) cepat rambat gelombang tersebut adalah 2 m/s
(4) dua titik yang berjarak 50 cm adalah sefase

- 67 - BTA / Fis / UMPTN


13. Sebuah gelombang merambat dari sumber S ke kanan
dengan laju 8 m/s, frekuensi 16 Hz, amplitudo 4 cm.
Gelombang itu melalui titik P yang berjarak 9 12 m
dari S. Jika S telah bergetar 1 14 detik, dan arah gerak
pertamanya ke atas, maka simpangan titik P pada saat
itu adalah
(A) 0 cm
(B) 1 cm
(C) 2 cm
(D) 3 cm
(E) 4 cm

14. Sebuah gelombang transversal merambat dengan


persamaan:
x 1
y = 0,2 sin 8 π (t  + ) meter,
20 16
dengan x dan y dalam meter serta t dalam sekon,
maka
(1) cepat rambat gelombang sama dengan 20 m/s
(2) panjang gelombang besarnya 5 meter
(3) frekuensi sudut gelombang sama dengan
8π rad/s
(4) sudut fase mula-mula sumber gelombang 45o

15. Suatu sumber gelombang S, merambat dengan


persamaan y = 0,02 sin  (t  x6 ), semua besaran
dalam satuan SI. Pada saat S telah bergetar satu
sekon, maka kecepatan partikel di titik A yang
terletak sejauh 2 meter dari S adalah
(A) 0
(B) 0,01  m/s
(C) 0,02  m/s
(D) 0,01  m/s
(E) 0,02  m/s

16. Dua buah gelombang masing-masing merambat


dengan persamaan simpangan
10
y1 = 0,02 cos 2( x  25t) dan

y2 = 0,02 cos (20 x + 50 t)
dengan y dan x dalam meter serta t dalam sekon.
Apabila superposisi kedua gelombang tersebut
menghasilkan gelombang stasioner, simpangan yang

ditempuh dalam waktu t = 0,01 s dan pada x = m
60
adalah
(A) 0 m
(B) 0,01 m
(C) 0,02 m
(D) 0,03 m
(E) 0,04 m

- 68 - BTA / Fis / UMPTN


17. Suatu gelombang stasioner memenuhi
y = 10 sin (0,2 x) cos (80 t) cm,
dengan x dalam sentimeter dan t dalam sekon
Pernyataan di bawah ini yang benar adalah

(1) pada x = 2,5 cm dari titik ujung tetap terjadi


amplitudo maksimum
(2) besar amplitudo tetap 10 cm
(3) amplitudo gelombang dapat memiliki harga nol
(4) frekuensi gelombang stasioner adalah 80 Hz

18. Jarak simpul ke perut terdekat pada gelombang


stasioner dari ujung tetap adalah 4 cm. Jika amplitudo
gelombang datang 2 cm, maka besar amplitudo
gelombang stasioner pada sebuah titik yang berjarak
2,50 m dari ujung pantulnya adalah

(A) 2 cm
(B) 2 2 cm
(C) 2 3 cm
(D) 4 2 cm
(E) 4 3 cm

19. Gelombang stasioner dapat terjadi karena superposisi


gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung
bebas. Titik simpul yang kesepuluh berjarak 1,52 m
dari ujung bebasnya. Jika frekuensi itu 50 Hz, maka
laju rambat gelombangnya adalah

(A) 16 m/s
(B) 32 m/s
(C) 48 m/s
(D) 64 m/s
(E) 72 m/s

20. Seutas kawat yang panjangnya 100 cm direntangkan


horizontal. Salah satu ujungnya digetarkan harmonik
naik-turun dengan frekuensi 5 Hz dan amplitudo
15 cm, sedang ujung lainnya terikat. Getaran tersebut
merambat ke kanan sepanjang kawat dengan cepat
rambat 50 cm/s. Jarak perut ke-4 dihitung dari titik
asal getaran adalah

(A) 15,0 cm
(B) 17,5 cm
(C) 25,0 cm
(D) 82,5 cm
(E) 85,0 cm

- 69 - BTA / Fis / UMPTN


GELOMBANG BUNYI

1. Kecepatan rambat bunyi 3. 1 sumber bunyi

v =  . f (umum)  Resonansi (frekuensi tetap)


F F F “Tidak ada efek gerak”
v=   (senar)
 m A  Efek Doppler (frekuensi berubah)
B V  VP
v= (zat cair) fP = f S  “ada efek gerak”
 V  VS
RT
v= Mr
(gas adiabatik) P S
() (+)
E
v= (zat padat)
 4. 2 sumber bunyi

Catatan:  Interferensi (f1 = f2)


B = modulus bulk zat cair
E = modulus elastis zat padat Max : r = n 
Cp Min : r = (n + ½) 
 = = konstanta Laplace
CV
r = jarak dua sumber bunyi
2. Pola-pola gelombang pada dawai n = 0, 1, 2, ….

Dawai POB POT  Pelayangan (f1  f2)


f = |f1 – f2|
fo 

5. Gejala akustik
f1 
Intensitas bunyi (I)
Keterangan:
n 1 P P 1
fn = .v I=  I  A = luas
2 A 4R2 R2
0 1
Dawai dan POB f0 = 2  . v
I = 22 f 2 A2  v  I  A2  A = amplitudo
11 If2
f1 = 2  . v

f0 : f1 : f2 = 1 : 2 : 3 Taraf intensitas bunyi (TI)

TI = 10 log II
O
2n  1
fn = .v
4 n2 R
0 1 TI1 = TI0 + 10 log  20 log ( 2 )
POT f0 = 4  . v n1 R1
2 .11
f1 = 4
.v
IO = intensitas ambang bunyi = 1012 watt/m2
(n = jumlah sumber bunyi)
f0 : f1 : f2 = 1 : 3 : 5

- 70 - BTA / Fis / UMPTN


GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

 HIPOTESIS MAXWEL  SPEKTRUM


James Clerk Maxwell menyatukan Sinar  GA
penemuan Ampere, Faraday, dan
Sinar X R
pendapatnya sendiri tentang gelombang
elektromagnetik, sehingga ia Sinar Ultra Ungu U
mempunyai hipotesa: Sinar Tampak (ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga, merah) C
“Jika perubahan medan magnetik dapat Sinar Infra Merah I
menimbulkan medan listrik, maka Gelombang Mikro MI
perubahan medan listrik dapat
Gelombang Televisi (VHF, UHF) T
menimbulkan medan magnetik.”
Gelombang Radio (AM, FM) RA
 PERCOBAAN HERTZ
f semakin kecil  semakin besar
Orang yang pertama menguji hipotesis
Maxwell adalah Heinrich Hertz pada
tahun 1887 melalui percobaan dengan
sebuah kumparan percikan.
 RAPAT ENERGI
Ia memperhatikan bahwa ketika suatu
percikan dihasilkan di antara celah dua U = W/V
bola logam, percikan lain muncul = U E + UM
melintasi ujung sebuah cincin logam = ½ (0 . E2 + B2 / 0)
terbuka yang terletak beberapa meter Keterangan:
jauhnya.
W = energi (J)
 SIFAT-SIFAT GELOMBANG V = volume (m3)
ELEKTROMAGNETIK U = rapat energi (J/m3)
1. Dapat merambat dalam ruang 0 = permitivitas listrik
hampa
2. Merupakan gelombang transversal = 8,85 x 1012 C2/Nm2
3. Dapat mengalami refleksi, refraksi, E = kuat medan listrik (N/C)
interferensi, difraksi, dan polarisasi
4. Tidak membelok dalam medan 0 = permeabilitas magnetik (Wb/Am)
listrik maupun medan magnetik B = kuat medan magnetik (Wb/m2 atau Tesla)
5. Cepat rambat gelombang
elektromagnetik tergantung pada
sifat-sifat listrik dan magnetik
medium yang dilaluinya.
6. Perubahan medan listrik dan  LAJU ENERGI RATA-RATA
magnetik terjadi pada saat
E m . Bm E 2m B2 c P
bersamaan, sehingga kedua medan S   m ; I
memiliki harga maksimum dan 2 0 2 0 c 2 0 4R2
minimum pada saat dan tempat
yang sama Keterangan:

S = laju energi rata-rata (W/m2)


 KECEPATAN
P = daya rata-rata (W)
1 Em E
c=  
0 .0 Bm B c = kecepatan cahaya = 3 x 108 m/s
I = intensitas gelombang (W/m2)
Aturan tangan kanan untuk c, B, dan E:
 Ibu jari menunjukkan arah c
 Telapak tangan menunjukkan arah B
 Empat jari menunjukkan arah E

- 71 - BTA / Fis / UMPTN


GELOMBANG BUNYI & GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

01. Seutas tali yang panjangnya 8 m memiliki massa


1,04 gram. Tali digetarkan sehingga sebuah
gelombang transversal menjalar dengan persamaan
y = 0,03 sin (x + 30t), x dan y dalam meter dan
t dalam detik. Maka tegangan tali tersebut adalah

(A) 0,12 N
(B) 0,24 N
(C) 0,36 N
(D) 0,60 N
(E) 0,72 N

02. Waktu yang dibutuhkan gelombang bunyi untuk


merambat dalam besi baja sepanjang 1 km, jika
dianggap kerapatan baja 8000 kg/m3 dan modulus
elastiknya 2 x 1011 N/m2 adalah

(A) 0,05 s
(B) 0,10 s
(C) 0,15 s
(D) 0,20 s
(E) 0,25 s

03. Cepat rambat gelombang bunyi di dalam suatu gas


yang bersuhu 127oC adalah 350 m/s. Berapa cepat
rambat gelombang bunyi dalam gas tersebut bila
suhunya 17oC?

(A) 29,5 m/s


(B) 260 m/s
(C) 280 m/s
(D) 286 m/s
(E) 287,5 m/s

04. Dawai piano yang memiliki panjang 1 m dan


bermassa 10 g diberi tegangan 900 N. Berapakah
frekuensi nada atas pertama yang dihasilkannya?

(A) 133 Hz
(B) 150 Hz
(C) 300 Hz
(D) 450 Hz
(E) 550 Hz

- 72 - BTA / Fis / UMPTN


05. Dalam suatu percobaan gelombang pada tali terbentuk
4 buah perut dan lima buah simpul gelombang ketika
beban pada tali adalah a kg. Jika pada percobaan
tersebut beban diubah menjadi 4a kg maka banyaknya
perut dan simpul yang terbentuk agar diperoleh
frekuensi sama dengan sebelumnya adalah

(A) 2 perut dan 3 simpul


(B) 4 perut dan 5 simpul
(C) 5 perut dan 4 simpul
(D) 8 perut dan 9 simpul
(E) 9 perut dan 8 simpul

06. Pipa organa terbuka yang panjangnya 25 cm meng-


hasilkan frekuensi nada dasar sama dengan frekuensi
yang dihasilkan oleh dawai yang panjangnya 150 cm.
Jika cepat rambat bunyi di udara 340 m/s dan cepat
rambat gelombang transversal pada dawai 510 m/s
maka dawai menghasilkan

(A) nada dasar


(B) nada atas pertama
(C) nada atas kedua
(D) nada atas ketiga
(E) nada atas keempat

07. Nada atas kedua pipa organa terbuka yang


panjangnya 30 cm beresonansi dengan pipa organa
tertutup. Jika pada saat beresonansi jumlah perut pada
kedua pipa sama, maka panjang pipa organa tertutup
adalah

(A) 20 cm
(B) 30 cm
(C) 35 cm
(D) 50 cm
(E) 60 cm

08. Untuk menentukan frekuensi suatu garpu tala


digunakan tabung resonansi seperti gambar di bawah.
Jika resonansi ketiga terjadi pada saat panjang kolom
udara = 20 cm dan cepat rambat gelombang bunyi di
udara = 320 m/s. Maka frekuensi garpu tala adalah

(A) 1.000 Hz
(B) 1.400 Hz
20 cm
(C) 2.000 Hz
(D) 2.500 Hz
(E) 3.000 Hz

- 73 - BTA / Fis / UMPTN


09. Gelombang bunyi yang berasal dari sebuah pengeras
suara kecil L mencapai sebuah titik P melalui dua
lintasan yang berbeda sejauh 1,8 m. Bila frekuensi
sumber bunyi dinaikkan secara perlahan-lahan,
intensitas hasil di P menghasilkan sederetan
maksimum dan minimum. Sebuah maksimum
didengar ketika frekuensi bunyi 1000 Hz. Jika laju
bunyi adalah 360 m/s, maksimum berikutnya akan
diamati/didengar pada frekuensi
(A) 1200 Hz
(B) 1400 Hz
(C) 1600 Hz
(D) 1800 Hz
(E) 2000 Hz

10. Dua buah dawai terbuat dari kawat yang sama,


panjangnya, massa dan tegangannya pun sama, bila
digetarkan mempunyai frekuensi 40 Hz. Apabila
salah satu dawai tegangannya ditambah 44%, maka
besar pelayangan yang timbul jika kedua dawai
digetarkan bersama adalah
(A) 4 Hz
(B) 6 Hz
(C) 8 Hz
(D) 10 Hz
(E) 12 Hz

11. Sebuah sumber bunyi dengan frekuensi 1085 Hz


bergerak mendekati pendengar dengan kecepatan
108 km/jam. Kecepatan rambat bunyi di udara
340 m/s. Jika pendengar menjauhi sumber bunyi
dengan kecepatan 72 km/jam, maka frekuensi bunyi
yang diterima pendengar sama dengan
(A) 939 Hz
(B) 1051 Hz
(C) 1120 Hz
(D) 1253 Hz
(E) 1320 Hz

12. Sebuah mobil ambulans yang menyalakan sirine


bergerak menuju suatu perempatan lalu lintas. Farras
yang diam di perempatan tersebut mendengar
frekuensi sirine sebesar 900 Hz ketika ambulans
mendekati perempatan, dan frekuensi sebesar 800 Hz
ketika ambulans tersebut menjauhi perempatan.
Asumsikan kecepatan ambulans konstan dan
kecepatan bunyi di udara 340 m/s. Kecepatan
ambulans tersebut adalah
(A) 72 km/jam
(B) 60 km/jam
(C) 54 km/jam
(D) 36 km/jam
(E) 20 km/jam

- 74 - BTA / Fis / UMPTN


13. Suatu gelombang gempa terasa di Malang dengan
intensitas 6 x 105 W/m2. Sumber gempa berasal dari
suatu tempat yang berjarak 300 km dari Malang. Jika
jarak antara Malang dan Surabaya sebesar
100 km dan ketiga tempat itu membentuk segitiga
siku-siku dengan sudut siku-siku di Malang, maka
intensitas gempa yang terasa di Surabaya adalah
(dalam W/m2)

(A) 2,0 x 105


(B) 3,0 x 105
(C) 4,5 x 105
(D) 5,4 x 105
(E) 7,5 x 105

14. Titik A dan B mempunyai jarak masing-masing


800 m dan 400 m dari sumber bunyi. Jika pada daerah
A mendengar bunyi dengan intensitas 103 Wm2,
maka perbandingan taraf intensitas titik A dan B
adalah (log 2 = 0,3 dan Io = 1012 Wm2)

(A) 11 : 15
(B) 15 : 11
(C) 15 : 16
(D) 16 : 11
(E) 16 : 15

15. Sebanyak 10 sumber bunyi identik menghasilkan taraf


intensitas 80 dB pada jarak 2 m. Taraf intensitas yang
dihasilkan 1 sumber bunyi pada jarak 20 m adalah

(A) 30 dB
(B) 40 dB
(C) 50 dB
(D) 60 dB
(E) 70 dB

16. Pernyataan yang benar terkait dengan cahaya biru,


cahaya kuning, sinar-X, dan gelombang radio adalah

(A) sinar-X mempunyai energi terbesar


(B) cahaya biru mempunyai momentum terbesar
(C) cahaya kuning mempunyai panjang gelombang
terbesar
(D) di ruang hampa, kecepatan sinar-X lebih besar
daripada kecepatan gelombang radio
(E) gelombang radio tidak dapat didifraksikan

- 75 - BTA / Fis / UMPTN


17. Berikut ini adalah beberapa pernyataan tentang sifat
dan penggunaan gelombang elektromagnetik:
(1) sinar infra merah secara alamiah menimbulkan
kesan panas
(2) sinar ultra violet dapat dipergunakan sebagai
alat sterilisasi
(3) frekuensi pancar radio FM lebih tinggi dari
radio AM
(4) gelombang radar dapat terpolarisasi
Pernyataan yang benar adalah

(A) (1), (2), dan (3)


(B) (1) dan (3)
(C) (2) dan (4)
(D) (4) saja
(E) (1), (2), (3), dan (4)

18. Nilai perbandingan panjang gelombang antara


gelombang mikro (f = 2,4 x 109 Hz) yang digunakan
dalam pemasak mikrowave dengan gelombang radio
(f = 6 x 105 Hz) yang dipancarkan dari sebuah stasiun
radio AM adalah

(A) 6 x 104
(B) 5 x 104
(C) 4 x 104
(D) 2,5 x 104
(E) 1,6 x 104

19. Gelombang elektromagnetik bergerak arah ke barat


dengan kelajuan 3 x 108 m/s. Gelombang memiliki
medan listrik arah ke selatan sebesar 27 x 10 2 N/C.
Nilai dan arah medan magnetnya adalah
(A) 9 x 1010 mT arah ke atas
(B) 9 x 107 mT arah ke bawah
(C) 9 x 107 mT arah ke atas
(D) 81 x 106 mT arah ke bawah
(E) 81 x 106 mT arah ke atas

20. Pemancar gelombang mikro mempunyai kekuatan


1,5 kW secara isotropik ke segala arah dengan cepat
rambat 300.000 km/s. Kuat medan listrik maksimum
pada radius 10 km dari antena mempunyai amplitudo
(A) 1,8 x 101 N/C
(B) 9,0 x 102 N/C
(C) 3,0 x 102 N/C
(D) 9,0 x 1018 N/C
(E) 1,8 x 1019 N/C

- 76 - BTA / Fis / UMPTN


OPTIKA GEOMETRI

PEMANTULAN
Hukum Pemantulan
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul d N p

=  

CERMIN DATAR CERMIN LENGKUNG

1. Sifat bayangan PERSAMAAN UMUM


☺ Bayangan maya dan tegak serta terletak di 1 1 1 s f
belakang cermin   ; M 
f s s s sf
☺ Jarak bayangan = jarak benda ke cermin
( s  = s) 1. Cermin Cekung (R = (+))
a. Pembentukan bayangan
☺ Ukuran bayangan = ukuran benda (M = 1)



III II I IV
A A’ R 0
f

b Sifat bayangan
s s’
Ruang
Sifat bayangan
s s
2. Pembentukan bayangan dari 2 buah cermin datar I IV maya, tegak, diperbesar
II III nyata, terbalik, diperbesar
III II nyata, terbalik, diperkecil
360 R R nyata, terbalik, sama besar benda
n 1
 f nyata

2. Cermin Cembung (R = ())


n = jumlah bayangan a. Pembentukan bayangan
 = sudut antara dua buah cermin datar


A1 A
IV 0 I f II

b. Sifat bayangan

Maya, tegak, diperkecil

3. Dua Cermin Berhadapan


A1 A1
s 1' s 2 '
d = s1 + s2 ; Mtot = .
s1 s 2

- 77 - BTA / Fis / UMPTN


PEMBIASAN

1. Hukum Pembiasan 4. Lensa Tipis


a. Persamaan umum
Sinar datang dari medium kurang rapat (n1) menuju
medium lebih rapat (n2) akan dibiaskan mendekati 1 1 1
garis normal, begitu juga sebaliknya.  
f s s
s f
sin i n v  M 
 2  1  1 f = tetap s sf
sin r n1 v2 2
1  n  1 1 
  lensa  1  
Syarat terjadinya pemantulan sempurna:
f m  n medium  R 1 R 2 

☺ sinar datang dari medium rapat menuju ke b. Pembentukan bayangan pada lensa cembung
medium renggang
☺ sudut datang (i) > sudut batas/kritis (ik) +
☺ pada saat i = ik, maka sudut bias (r) = 90o IV

n renggang 1 2 3
sin ik =
n rapat
R f f R
III II I
2. Pembiasan oleh Keping Paralel
N s s’

t i
n1
Perhatikan pembagian ruang I, II, III, IV
r N (ruang IV adalah daerah di depan lensa) !
n2 > n1 d

n1 c. Pembentukan bayangan pada lensa cekung


i

sin (i  r) d = tebal keping
t=d
cos r t = jarak pergeseran sinar ke
luar terhadap sinar masuk R f f R
s’

3. Lensa Tebal s
☺ Lensa cembung (R = (+))
☺ Lensa cekung (R = ()) Bayangan yang terbentuk selalu maya, tegak
dan diperkecil
s=(+) n1 n2 s R=(+) s =(+)
h 5. Lensa Gabungan dan Kuat Lensa
0 h
s s 1' s 2 '
d = s1 + s2 ; Mtot = .
s1 s 2
n1 n 2 n 2  n1
  P
1

100
s s R f (m) f (cm )
(satuan dioptri)
n s
M= 1 . 1 1 1 1
n2 s     ......
f gab f1 f 2 f 3

- 78 - BTA / Fis / UMPTN


ALAT-ALAT OPTIK

I. MATA DAN CACAT MATA


 Mata normal ( PP (titik dekat) = 25 cm ; PR (titik jauh) = ).
 Benda terlihat jelas jika bayangannya jatuh tepat di retina.

MIOPI (RABUN JAUH) HIPERMETROPI (RABUN DEKAT)


PP = 25 cm dan PR < PP > 25 cm dan PR =

Bayangan jatuh di depan retina, dapat diperbaiki Bayangan jatuh di belakang retina, dapat diperbaiki
dengan lensa cekung (). dengan lensa cembung (+).
100 100 s    PP 100 100
Syarat : s    PR ; P=  Syarat : ; P= 
s s' s s'

Retina Retina

PRESBIOPI
ASTIGMATISMA
PP > 25 cm dan PR <

Daya akomodasi berkurang (lemah), diperbaiki dengan Disebabkan karena kornea mata berbentuk bidang
lensa rangkap (bifokal). silinder (tidak berbentuk irisan bola/sferis), dapat
diperbaiki dengan lensa silindris.

II. LUP / KACA PEMBESAR III. MIKROSKOP


(terdiri dari 1 lensa cembung (+)) (2 lensa cembung (+) : objektif dan okuler)

S < f  berakomodasi maks ☺ Syarat : fob < fok ; fob < Sob < 2 fob.
☺ Syarat : S  f
S = f  tidak berakomodasi Sok = ()  maya, terbalik, diperbesar
d = Sob + Sok (jarak antar lensa)
☺ Perbesaran Anguler ():
☺ Perbesaran (M) :
PP PP d.(PP) S'ob  PP 
   M  M ob x M ok =  
 f  1
f  S  d f( S  d) Sob  ok 
S'ob  PP 
=  
f 
Catatan:
Sob  ok 

 s  + d = jarak akomodasi ob ok
d
 d = jarak benda ke lup Sok
PP Sok
Lup nempel mata (d = 0)  AM = 1
f
PP
 TA = Sob
Sob
f

- 79 - BTA / Fis / UMPTN


IV. TEROPONG (TELESKOP)
 Digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh

a. Teropong Pantul
Memiliki cermin cekung sebagai objektif

b. Teropong bias (terdiri dari beberapa lensa)


1. Teropong Bintang
Mempunyai dua lensa positif (objektif dan okuler)

Akomodasi maksimum Tanpa akomodasi

fob fob
d = fob + sok ; M = d = fob + fok ; M =
sok fok

2. Teropong Bumi
Mempunyai tiga lensa positif (objektif, okuler, dan pembalik)

Akomodasi maksimum Tanpa akomodasi

fob fob
d = fob + sok + 4 fP ; M = d = fob + fok + 4 fP ; M =
sok fok

3. Teropong Panggung (Galilleo)


Mempunyai lensa objektif cembung dan lensa okuler cekung

Akomodasi maksimum Tanpa akomodasi

fob fob
d = fob  sok ; M = d = fob  fok ; M =
sok fok

4. Teropong Prisma (Binokuler)


Pada teropong ini terjadi pembalikan bayangan yang dilakukan oleh sepasang prisma siku-siku sama kaki
yang ditempatkan di antara lensa objektif dan lensa okuler

V. KAMERA VI. PROYEKTOR

 Kamera merupakan suatu alat optik yang  Proyektor digunakan untuk memperbesar bayangan
digunakan untuk merekam suatu tempat, situasi slide pada sebuah layar.
atau peristiwa.
 Sifat bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.  Sifat bayangan : nyata, terbalik, diperbesar.
 Celah diafragma untuk mengatur banyaknya
cahaya yang masuk ke film.
s h 
 Film untuk menangkap bayangan. M= 
 Jarak fokus tetap, jarak bayangan diubah dengan s h
menggeser letak lensa.

- 80 - BTA / Fis / UMPTN


OPTIKA FISIS

1. Pembiasan pada prisma 3. Difraksi


Sudut deviasi  adalah sudut antara arah sinar masuk
dan arah sinar keluar prisma. a. Celah tunggal
 = i1 + r 2   d sin  = m .   min
 = sudut pembias (puncak) prisma d sin  = (m + ½)   max
C

 b. Celah banyak/kisi
 r2
i1
r1 i2 d sin  = m .   max
d sin  = (m  ½)   min
A B

c. Daya urai
Jika BA  BC  i1 = r2, maka deviasi menjadi
1,22  . 
sekecil-kecilnya  deviasi minimum (m). dm =
D
n2
sin ½ ( + m) = sin ½  dm = jarak dua sumber cahaya (m)
n1
 = panjang gelombang (m)
Jika  = kecil sekali ( < 15o) maka  = jarak mata ke sumber cahaya (m)
D = diameter pupil mata (m)
n
m = ( 2  1) 
n1
4. Polarisasi
2. Interferensi a. Pemantulan
b. Pembiasan
a. Celah ganda c. Bias kembar
d. Absorbsi selektif
d sin  = d. LP = m .   max
e. Hamburan
d sin  = d. LP = (m½)   min
Pemantulan dan pembiasan
b. Lapisan tipis
n2
2.n.d.cos r = m .   min tan ip =
n1
2.n.d.cos r = (m½)   max

c. Cincin Newton Absorbsi selektif


n . r = m .  . R  min
2

n . r2 = (m½)  . R  max I  = ½ I0 cos2 

A E F
Udara
B D
Selaput
d n r r
tipis

Udara C

- 81 - BTA / Fis / UMPTN


OPTIKA GEOMETRI, ALAT-ALAT OPTIK & OPTIKA FISIS

01. Dua buah cermin datar X dan Y saling berhadapan


dan membentuk sudut 135o. Seberkas sinar mengenai
cermin datar X dengan sudut datang 60o hingga
dipantulkan ke cermin datar Y. Sinar tersebut
meninggalkan cermin datar Y dengan sudut pantul
sebesar

(A) 15o
(B) 30o
(C) 45o
(D) 60o
(E) 75o

02.

Cermin datar pada


pertengahan dinding 1 m x
15 m

KAM
21 m
AR
Pada gambar di atas, seorang pengamat berdiri di
depan cermin datar sejauh x meter. Agar ia melihat
seluruh lebar dinding yang berada di belakangnya,
harga x maksimum adalah

(A) 1,0 m

(B) 1,2 m

(C) 1,4 m

(D) 1,5 m

(E) 21,0 m

03. Rumaisha berdiri di depan cermin cekung sehingga


bayangan yang terbentuk adalah tegak dan dua kali
lebih besar dari dirinya. Jika kelengkungan cermin itu
adalah 3,00 m, maka jarak Rumaisha ke cermin
adalah
(A) 0,75 m
(B) 1,50 m
(C) 2,25 m
(D) 3,00 m
(E) 4,50 m

- 82 - BTA / Fis / UMPTN


04. Deskripsi bayangan sebuah benda yang terletak 20 cm
dari sebuah cermin sferis cembung berjari-jari 60 cm
adalah
(A) maya, 60 cm di depan cermin, diperbesar 3 kali
(B) maya, 60 cm di belakang cermin, diperbesar
3 kali
(C) maya, 12 cm di belakang cermin, diperkecil
3/5 kali
(D) maya, 12 cm di depan cermin, diperbesar 3 kali
(E) maya, 60 cm di belakang cermin, diperkecil
1/3 kali

05. Suatu cahaya monokromatis di udara mempunyai


frekuensi 8 x 1014 Hz. Jika cahaya tersebut dilewat-
kan pada sebuah medium dengan indeks bias 1,5
maka

(1) cepat rambat cahaya dalam medium 2x108 m/s


(2) panjang gelombang cahaya dalam medium
2,5x107 m
(3) panjang gelombang di udara 3,75x107 m
(4) frekuensi cahaya dalam medium 5,33x1014 Hz

06.
udara 

plastik (nk)

air (na)

Sepotong plastik transparan (indeks bias = nk)


terapung di permukaan air (indeks bias = na). Agar
sinar datang seperti pada gambar di atas dipantulkan
sempurna oleh permukaan batas plastik-air, maka
sudut  harus mempunyai syarat

(A) cos  = nk (nk2 + na2)1/2


(B) cos  = (nk2  na2)1/2
(C) sin  = na/nk
(D) sin  = nk/na
(E) tg  = nk/na

07. Seekor burung terbang di atas sebuah danau pada


ketinggian 3 m. Seekor ikan berenang di air pada
kedalaman 1 m dari permukaan. Jika indeks bias air
4/3 maka jarak ikan yang dilihat burung adalah

(A) 3,00 m
(B) 3,25 m
(C) 3,33 m
(D) 3,75 m
(E) 4,00 m

- 83 - BTA / Fis / UMPTN


08. Sebuah benda ditempatkan pada jarak 36 cm dari
sebuah layar. Kemudian antara benda dengan layar
ditempatkan sebuah lensa cembung. Jarak lensa dari
layar supaya bayangan yang dihasilkan oleh lensa
nyata dan ada pada layar jika jarak fokus lensa 8 cm
adalah

(A) 6 cm atau 30 cm
(B) 9 cm atau 27 cm
(C) 12 cm atau 24 cm
(D) 16 cm atau 20 cm
(E) 18 cm

09. Sebuah benda diletakkan 24 cm di depan lensa


cekung dengan jarak fokus 12 cm, maka terjadi
bayangan pada jarak

(A) 18 cm di belakang lensa


(B) 12 cm di depan lensa
(C) 12 cm di belakang lensa
(D) 8 cm di depan lensa
(E) 8 cm di belakang lensa

10. Sebuah lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan


indeks bias 3/2. Sebuah benda terletak di depan lensa
dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran dua
kali, maka

(1) letak benda 60 cm di depan lensa


(2) jarak fokus lensa 60 cm
(3) letak bayangan 120 cm di belakang lensa
(4) bayangan bersifat tegak

11. Jika dua buah lensa tipis yang berjarak fokus 5 cm


dan 10 cm digabungkan, maka kekuatan lensa
gabungannya adalah (dalam dioptri)

(A) ½
(B) 2
(C) 4
(D)  5
(E) 10

- 84 - BTA / Fis / UMPTN


12. Seorang presbiop hanya mampu melihat benda pada
jarak terdekat 50 cm dan terjauh 1 meter dengan jelas.
Maka, orang tersebut membutuhkan lensa kacamata
ganda, masing-masing dengan kekuatan

(A) +5,5 dioptri dan 0,5 dioptri


(B) +1,0 dioptri dan 0,5 dioptri
(C) +5,5 dioptri dan 0,5 dioptri
(D) +2,0 dioptri dan 1,0 dioptri
(E) +0,5 dioptri dan 2,0 dioptri

13. Jika perbesaran bayangan benda yang dilihat dengan


lup adalah 6 kali pada pengamatan dengan
berakomodasi maksimum oleh mata normal, maka
kekuatan lensa lup tersebut adalah

(A) 20 D
(B) 5 D
(C) + ½ D
(D) + 5 D
(E) + 20 D

14. Seorang siswa sedang mengamati kloroplas dengan


mikroskop yang memiliki jarak fokus lensa objektif
2 cm dan jarak fokus lensa okuler 5 cm. Kloroplas
yang diletakkan 2,2 cm di bawah lensa objektif,
terlihat memiliki diameter 0,6 mm. Jika jarak lensa
objektif terhadap lensa okuler adalah 27 cm, maka
diameter kloroplas sebenarnya saat dilakukan
pengamatan dengan akomodasi maksimum adalah

(A) 1 m
(B) 4 m
(C) 6 m
(D) 10 m
(E) 20 m

15. Sebuah teropong bintang dipakai untuk mengamati


bintang dengan perbesaran 8 kali untuk mata tidak
berakomodasi. Jika jarak lensa objektif dengan lensa
okuler sama dengan 45 cm maka besarnya kuat lensa
okuler adalah

(A) 5 dioptri
(B) 10 dioptri
(C) 15 dioptri
(D) 20 dioptri
(E) 25 dioptri

- 85 - BTA / Fis / UMPTN


16. Sebuah proyektor dengan lensa berfokus 40 cm
sedang digunakan untuk menerangi sebuah slide
dengan ukuran 5,0 cm. Pernyataan yang tepat tentang
ukuran bayangan dan jarak bayangan pada layar
adalah

(1) akan terbentuk bayangan dengan ukuran


245 cm, jika jarak layar 20 m
(2) akan terbentuk bayangan dengan ukuran
150 cm, jika jarak layar 20 m
(3) akan terbentuk bayangan dengan ukuran
120 cm, jika jarak layar 10 m
(4) akan terbentuk bayangan dengan ukuran
100 cm jika jarak layar 20 m

17.

90o 90o
45o 45o

60o 60o

Hasil pembiasan dari cahaya monokhromatik yang


melalui prisma ditunjukkan pada gambar di atas.
Dengan data tersebut dapat dinyatakan bahwa

(1) sudut pembias prisma = 60o

(2) indeks bias bahan prisma = 2


(3) deviasi minimum yang terjadi pada sudut
sebesar 30o
(4) sudut kritis bahan prisma terhadap udara adalah
50o

18. Sebuah cahaya monokhromatis dengan panjang


gelombang  = 6.000 angstrom datang tegak lurus
pada permukaan lapisan tipis sabun (indeks bias =
4 ). Ketebalan lapisan sabun tersebut agar dapat
3
diperoleh terang pertama pada cahaya yang
dipantulkan adalah

(A) 0,01 m
(B) 0,11 m
(C) 0,30 m
(D) 0,45 m
(E) 0,60 m

- 86 - BTA / Fis / UMPTN


19. Celah tunggal selebar 0,2 mm disinari berkas cahaya
sejajar dengan panjang gelombang 6.000 Å. Pola
difraksi yang terjadi ditangkap pada jarak 40 cm dari
celah. Jarak antara pita gelap keempat dengan terang
pusat adalah

(A) 2,4 mm
(B) 3,6 mm
(C) 4,8 mm
(D) 6,0 mm
(E) 9,6 mm

20. Hasil percobaan Young dengan sinar monokromatik


dilukiskan seperti gambar di bawah.
Garis gelap P terjadi jika PM  PL mempunyai selisih
sudut fase
P gelap
(A)  terang
gelap
(B) 2 L
terang
gelap
(C) 3
S terang pusat
(D) 5
M
(E) 6

21. Seberkas cahaya monokromatik dijatuhkan pada dua


celah sempit vertikal berdekatan dengan jarak
d = 0,01 mm. Pola interferensi yang terjadi ditangkap
pada jarak 20 cm dari celah. Diketahui bahwa jarak
antara garis gelap pertama di sebelah kiri ke garis
gelap pertama di sebelah kanan adalah 7,2 mm.
Panjang gelombang berkas cahaya adalah

(A) 180 nm
(B) 270 nm
(C) 360 nm
(D) 720 nm
(E) 1800 nm

22. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang


terdiri dari 5000 garis tiap cm. Sudut bias orde kedua
adalah . Maka panjang gelombang yang dipakai
(cos  = 4/5)

(A) 400 nm
(B) 250 nm
(C) 500 nm
(D) 600 nm
(E) 700 nm

- 87 - BTA / Fis / UMPTN


23. Jarak 2 lampu sebuah mobil = 1,5 m. Lampu diamati
oleh orang yang diameter pupil matanya 1,22 mm.
Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan kedua
lampu mobil itu rata-rata 4.500 Å. Jarak mobil
maksimum supaya nyala lampu itu masih dapat
dipisahkan oleh mata adalah

(A) 4,5 x 102 m

(B) 3,3 x 103 m

(C) 1,8 x 103 m

(D) 1,5 x 103 m

(E) 1,2 x 103 m

24. Cahaya alamiah datang dari udara ke suatu zat cair


dengan sudut datang i (tg i = 34 ), maka sebagian
cahaya akan terpantul dengan sudut pantul  dan
sebagian cahaya terbias dengan sudut bias r. Bila
ternyata sinar yang terpantul mengalami polarisasi,
maka

(1) indeks bias cairan tersebut adalah 1,33


(2) sudut pantul sama dengan 53o
(3) sudut bias sama dengan 37o
(4) sinar terbias juga mengalami polarisasi

25. Suatu berkas cahaya tak terpolarisasi dengan


intensitas IO datang pada polaroid dari dua lembar
polaroid ideal. Berapakah seharusnya sudut antara
sumbu-sumbu polarisasi dari kedua polaroid jika
intensitas berkas cahaya yang keluar adalah 1 IO?
8

(A) 22,5o

(B) 30o

(C) 45o

(D) 60o

(E) 87,5o

- 88 - BTA / Fis / UMPTN


LISTRIK ARUS SEARAH

PENGERTIAN ARUS LISTRIK RANGKAIAN HAMBATAN HUKUM KIRCHOFF

 Arah Arus Listrik:  Hambatan Seri:  Kirchoff I:


Dari potensial tinggi ke potensial rendah  Iin =  Iout
RS = R1 + R2 + R3 + .....

 Kuat Arus Listrik:


Q V = V1 + V2 + V3 + .....  Kirchoff II:
I= =nevA
t
 + IR = 0
I = I1 = I2 = I3 = .....
1 2
 Rapat Arus Listrik:
I R1 R2 R3 rd rd
J= = n e v ; n = kerapatan elektron R2
A R1 I II R3
V1 V2 V3
3
I rd

HAMBATAN LISTRIK E

Perjanjian tanda  dan I:


 Hambatan:
  Hambatan Paralel: Jika kita bergerak mengikuti
R  putaran loop dari suatu titik
A 1 1 1 1
    ..... (percobaan) dan kembali lagi ke
Rp R 1 R 2 R 3 titik tersebut, maka  bertanda (+)
 Hambatan Suhu: bila ditemukan kutub positif
terlebih dahulu, dan I bertanda
Rt = Ro (1 +  T) (+) bila searah dengan putaran
V = V1 = V2 = V3 = .....
loop, begitu juga sebaliknya.

HUKUM OHM I = I1 + I2 + I3 + ..... TEGANGAN JEPIT

VAB =   +  i R
I1 R1
V R2 ENERGI (W) & DAYA
 Dasar: R = I2
I LISTRIK (P)
I3 R3

I
 GGL / Baterai Seri:
V2
n . E
W=V.i.t= t = i2 . R . t
I= R
R  n . rd

W V2
 GGL / Baterai Paralel: P= =V.i= = i2 . R
t R

I= ; n = jumlah baterai
 rd 
 R  
 n

- 89 - BTA / Fis / UMPTN


ALAT-ALAT UKUR LISTRIK

 Jembatan Wheatstone:  Ampermeter:  Voltmeter:

 Arus pada Galvanometer = nol rd  Rm = (n  1) rd


(Potensial sama)  RS =
(n  1)
 R1 . R3 = R2 . RX  Rm dipasang seri (di depan)
 RS dipasang paralel dengan dengan Voltmeter
Ampermeter
n = pembesaran pengukuran
R1 R2
n = pembesaran pengukuran
tegangan yang diinginkan
arus yang diinginkan =
G
= tegangan mula  mula
arus mula  mula
RX R3

i
i E
A
rd

Rm V rd
RS

- 90 - BTA / Fis / UMPTN


LISTRIK ARUS SEARAH

01. Grafik di bawah menunjukkan kuat arus yang mengalir


dalam suatu hambatan R, sebagai fungsi waktu.
Banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam
hambatan tersebut selama 6 sekon pertama adalah
(coulomb)

(A) 8
i (A)

(B) 10 4

(C) 14
2

(D) 18
t (s)
0 1 2 3 4 5 6
(E) 20

02. Sepotong kawat yang memiliki panjang 2,5 m dan jari-


jari 0,65 mm mempunyai hambatan 2 . Jika panjang
dan jari-jarinya diubah menjadi dua kali kali semula,
maka hambatannya menjadi

(A) 0,5 
(B) 1 
(C) 2 
(D) 8 
(E) 16 

03. Jika tahanan kawat perak pada temperatur 0oC adalah


1,25 ohm dan koefisien temperatur terhadap tahanan
kawat tersebut adalah 0,00375/oC, maka temperatur
yang menyebabkan harga tahanan kawat tersebut
menjadi dua kali lipat adalah

(A) 200oC
(B) 225oC
(C) 240oC
(D) 266oC
(E) 300oC

04. Sebuah kawat tembaga dipotong menjadi sepuluh


bagian yang sama panjangnya. Kesepuluh kawat
tembaga ini kemudian disambungkan secara paralel.
Hambatan kombinasi paralel kesepuluh kawat-kawat
tembaga ini, bila dinyatakan dalam hambatan kawat
tembaga yang belum dipotong tadi adalah

(A) 1/100 kalinya


(B) 1/10 kalinya
(C) 1 kalinya
(D) 10 kalinya
(E) 100 kalinya

- 91 - BTA / Fis / UMPTN


05.
30 
A

10  20  40 

S1 S2

Sebuah baterai, amperemeter, dan empat buah resistor


serta saklar dihubungkan sebagaimana pada gambar di
atas. Jika saklar 1 tertutup dan saklar 2 terbuka maka
pernyataan yang benar adalah

(1) beda potensial pada hambatan 10 ohm sama


dengan beda potensial pada hambatan 20 ohm
(2) arus yang melalui hambatan 10 ohm dua kali arus
yang melalui hambatan 20 ohm
(3) arus terbesar adalah arus yang melalui hambatan
30 ohm
(4) beda potensial pada hambatan 40 ohm empat kali
beda potensial pada hambatan 10 ohm

06. Pada rangkaian listrik seperti gambar, kuat arus I dalah

1 A
(A) 1 13
I
7 6
(B) 8
A 6

(C) 5 A 6V
3
3
(D) 2 A
9
(E) 7 5 A
7

07.
, r

200 

830 

800 

Diberikan rangkaian listrik arus searah seperti gambar


dengan  = ggl baterai dan r = resistansi dalam baterai.
Pada resistor 800  mengalir arus sebesar 1,2 mA. Jika
r = 10 , berapa  ?

(A) 2 V
(B) 4 V
(C) 6 V
(D) 10 V
(E) 12 V

- 92 - BTA / Fis / UMPTN


08. Dua buah sumber tegangan, dua buah hambatan identik
dan sebuah amperemeter ideal disusun menjadi
rangkaian sederhana seperti ditunjukkan pada gambar
(a). Sumber tegangan 1 adalah sumber tegangan yang
besar tegangannya dapat diubah-ubah, sedangkan
sumber tegangan 2 tetap.
I (mA)
f e d

1 5,0
g R R
2 2,5

A 1 (volt)
a b c 0,5 3,0

(a) (b)
Grafik arus yang terbaca pada amperemeter terhadap
tegangan 1 ditunjukan oleh gambar (b), nilai hambatan
R adalah

(A) 800 
(B) 850 
(C) 900 
(D) 950 
(E) 1.000 

09. Untuk gambar berikut ini:


8V 20 
+ P
+
6V
15  60 
20 

Q
4V
Arus listrik yang melewati hambatan 60 ohm adalah

(A) 0,10, dari P menuju Q


(B) 0,10, dari Q menuju P
(C) 0,20, dari P menuju Q
(D) 0,20, dari Q menuju P
(E) 0,30, dari P menuju Q

10. Besar arus listrik yang melalui lampu pada rangkaian


arus listrik searah seperti pada gambar di bawah adalah
(dalam ampere)
Lampu
(A) 0,75 E F
I R1 = 2 
(B) 1,50 1 = 6 V
2
A B
(C) 2,25 i1
3 2 = 9 V
(D) 3,00 D C
i2
(E) 3,75

- 93 - BTA / Fis / UMPTN


11. Arus listrik 3A mengalir dari X ke Y sehingga besar
beda potensial antara X dan Y adalah 12 volt. Dengan
demikian, besar hambatan R adalah

X Y

I = 3A 6V 2 9V R

(A) 1 
(B) 2 
(C) 3 
(D) 4 
(E) 5 

12. Perhatikan rangkaian listrik di bawah ini!

R1 = 2  R3 = 3 

A 3V D

R2 = 4  R4 = 1 

Besarnya beda potensial antara titik A dan titik D


adalah

(A) 3,00 volt


(B) 2,50 volt
(C) 1,25 volt
(D) 0,75 volt
(E) 0,50 volt

13. Empat buah bola lampu 10 W, 220 V dirangkai paralel


dan dihubungkan dengan tegangan 110 V. Daya yang
terpakai oleh keempat bola lampu adalah (dalam watt)

(A) 2,5
(B) 10
(C) 20
(D) 30
(E) 40

- 94 - BTA / Fis / UMPTN


14. Untuk mengirimkan daya listrik ke suatu tempat yang
jauh biasanya digunakan tegangan tinggi untuk
memperkecil daya yang hilang dan agar kabel tidak
terlalu besar. Daya listrik 500 MW ingin dikirim ke
suatu kota yang berjarak 100 km dengan kabel yang
hambatannya 0,2 ohm tiap kilometer, pada tegangan
500 kV. Daya listrik yang hilang pada pentransmisian
tersebut adalah

(A) 1,2 MW

(B) 2,5 MW

(C) 5 MW

(D) 10 MW

(E) 20 MW

15. Alat pemanas celup digunakan untuk mendidihkan


sejumlah air. Ketentuan alat tersebut adalah 200 W dan
220 V. Jika alat tersebut dipasang pada tegangan 110 V
dan digunakan untuk mendidihkan sejumlah air yang
sama maka waktu yang diperlukan adalah

(A) 2 kali lebih lama

(B) 3 kali lebih lama

(C) 4 kali lebih lama

(D) 5 kali lebih lama

(E) 6 kali lebih lama

16. Sebuah pemanas listrik yang hambatannya 5 


menggunakan sumber tegangan 50 V. Pemanas
digunakan untuk memanaskan 1 liter air dari 0oC
hingga 50oC. Jika 70% kalor yang dihasilkan pemanas
diambil air, maka waktu yang diperlukan adalah

(A) 5 menit

(B) 10 menit

(C) 15 menit

(D) 20 menit

(E) 25 menit

- 95 - BTA / Fis / UMPTN


17. Sebuah pompa air 220 volt 0,5 A dapat mengalirkan air
dengan kecepatan 2 m/s pada pipa yang berdiameter
4 cm. Jika pompa digunakan untuk mengisi penuh bak
mandi yang berukuran 100 cm x 100 cm x 50,24 cm,
maka energi listrik yang dibutuhkan adalah

(A) 5 kJ
(B) 11 kJ
(C) 15 kJ
(D) 22 kJ
(E) 33 kJ

18. Sebuah rangkaian listrik diperlihatkan pada gambar di


bawah.
A

X 6
4V
B 5

1 3

Agar tida ada kuat arus yang mengalir melalui


hambatan 5 ohm, hambatan X yang harus dipasang
adalah ... ohm.

(A) 1
(B) 2
(C) 4
(D) 6
(E) 8

19. Seorang siswa ingin mengukur arus pada suatu


rangkaian yang diperkirakan besarnya sekitar 10 A,
tetapi amperemeter yang tersedia hanya mempunyai
batas ukur maksimum 0,1 A. Jika hambatan dalam
amperemeter tersebut 1 , maka dapat dilakukan
dengan

(A) memasang resistor seri dengan amperemeter


sebesar 0,01 
(B) memasang resistor paralel dengan amperemeter
sebesar 0,01 
(C) memasang resistor seri dengan amperemeter
sebesar 99 
(D) memasang resistor paralel dengan amperemeter
sebesar 99 
(E) memasang resistor seri dan paralel dengan
amperemeter sebesar 0,01 

- 96 - BTA / Fis / UMPTN


20. Suatu voltmeter mempunyai batas ukur maksimum 5 V
dan hambatan dalam 20.000 . Voltmeter tersebut agar
dapat digunakan untuk mengukur tegangan listrik
100 V maka

(A) pada voltmeter dipasang hambatan seri sebesar


380.000 
(B) pada voltmeter dipasang hambatan paralel sebesar
380.000 
(C) pada voltmeter dipasang hambatan seri sebesar
100.000 
(D) pada voltmeter dipasang hambatan paralel sebesar
100.000 
(E) tidak bisa digunakan untuk mengukur karena di
luar jangkauan alat ukur

- 97 - BTA / Fis / UMPTN


LISTRIK STATIS

1. Muatan listrik merupakan kelipatan 4. Potensial listrik


bilangan bulat dari muatan elementer e. kQ 1 Q
Benda bermuatan karena adanya perpindahan V= = .
R 4  R
muatan listrik dari satu benda ke benda lain,
terutama perpindahan elektron.
5. Kuat medan listrik dan potensial pada keping
2. Kuat Medan Listrik sejajar
Setiap benda yang bermuatan akan a. Dalam keping (r  d)
menimbulkan medan listrik di sekitarnya.
 
E= ; V=Exr= xr
1 Q o o
E = .
4  R 2
b. Di luar keping (r > d)
Q
E 
E = 0 ; V = Edalam x d = xd
o
R
q
 = rapat muatan =
E A
Q 
R 6. Kuat medan listrik pada bola berongga
R = jari-jari bola
 Kuat medan listrik merupakan besaran r = jarak suatu titik ke pusat bola
vektor
 Jika Q (+) maka arah kuat medan listrik r < R maka R
(E) menjauhi muatan (Q)
 Jika Q () maka arah kuat medan listrik E=0
kQ E
(E) mendekati muatan (Q)
V=
R
3. Gaya Elektrostatik (Gaya Coulomb) 0 r

F = q.E r  R maka
1 Q.q R
= . kQ
4  R 2 E=
r2 v
kQ
Q q V=
F12 F21 r 0 r

R
7. Energi dan Usaha
Q q
F12 F21
 1 q.Q
Ep = q . V = .
4  R
R

 Gaya Coulomb tolak menolak jika 1  1 1 


W = q . V = . q . Q   
muatan sejenis dan tarik menarik jika 4   1
R R 2 
muatan berlawanan jenis.
 Arah gaya Coulomb searah kuat medan Hukum Kekekalan Energi
listrik jika q positif dan berlawanan arah Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
jika q negatif

- 98 - BTA / Fis / UMPTN


KAPASITOR

Fungsi menyimpan muatan (DC)  Kapasitor Disusun Seri:


C1 C2 C3
Fungsi menyimpan dan membuang muatan (AC)

V1 V2 V3
 Kapasitas Kapasitor:

Q
C=  nilai C tetap V
V
1 1 1 1
o .r .A   + + …………..
C=  nilai C dapat diubah C TOTAL C1 C 2 C3
d

VTOTAL = V1 + V2 + V3 + ……………
 Medan Listrik Kapasitor:
 V QTOTAL = Q1 = Q2 = Q3 = …………..
E= 
 d

 Potensial Gabungan:  Kapasitor Disusun Paralel:


C1 . V1  C 2 . V2 C1
Vgab = Q1
C1  C 2
Q2 C2

C3
 Energi Kapasitor: Q3

QTOTAL
W = ½Q.V

= ½ C . V2 V

CTOTAL = C1 + C2 + C3 + ……………
Q2
=
2C
VTOTAL = V1 = V2 = V3 = ……………

QTOTAL = Q1 + Q2 + Q3 + ……………

- 99 - BTA / Fis / UMPTN


LISTRIK STATIS DAN KAPASITOR

01. Kuat medan listrik di suatu titik P yang ditimbulkan


oleh sebuah muatan q di titik asal O

(1) arahnya menjauhi q bila q positif, menuju q bila


q negatif
(2) berbanding langsung dengan q
(3) berbanding terbalik dengan kuadrat jarak OP
(4) arahnya sama dengan gaya Coulomb pada
muatan q’ di P bila q positif, dan berlawanan
dengan gaya Coulomb tersebut bila q negatif

02. Muatan +q coulomb diletakkan pada titik-titik sudut


B, C, D dari bujursangkar ABCD yang panjang
sisinya x, seperti ditunjukkan pada gambar. Satu
muatan q coulomb diletakkan di titik sudut A. Kuat
medan listrik di titik pusat 0 adalah

q
(A) menuju A
( πε o x 2 ) B
+q

q
(B) menuju C x x
( πε o x 2 )
0
A C
2q q +q
(C) menuju A
( πε o x 2 ) x x

2q D +q
(D) menuju C
( πε o x 2 )

( 2 )q
(E) menuju A
(4πε o x 2 )

03.
20 C 45 C

+ 
A B

Dua titik A dan B berjarak 10 cm terdapat muatan


masing-masing 20 C dan 45 C. Titik yang
memiliki kuat medan listrik nol adalah

(A) 5 cm di kanan A
(B) 10 cm di kiri A
(C) 20 cm di kiri A
(D) 10 cm di kanan B
(E) 20 cm di kanan B

- 100 - BTA / Fis / UMPTN


04. Dua bola yang sama, A dan B, mempunyai muatan
sama. Keduanya dipisahkan pada jarak lebih besar
dari diameternya dan gaya antara keduanya ialah F.
Bola sama yang ketiga C tidak bermuatan. Bola C
awalnya disentuh ke A, lalu ke B, lalu dipisahkan.
Hasilnya, gaya antara A dan B ialah

(A) 0
F
(B)
16
F
(C)
4
3F
(D)
8
F
(E)
2

05. Pada titik-titik sudut A, B, C, D, sebuah bujur sangkar


ABCD dengan panjang a, berturut-turut ditempatkan
muatan +q, q, q, q. Muatan +q mengalami
q2
resultan gaya dari muatan lain sebesar ( )x,
4 π 0 a 2
maka x adalah

(A) 2
(B) 2 +2
(C) 1
2

(D) ( 2 + 1 )
2
(E) ( 1 + 1 )
2 2

06. Sebuah benda bermassa 20 gram dan bermuatan


q = + 0,5 C digantungkan pada seutas tali ringan
yang massanya dapat diabaikan. Tepat di sebelah
kanan benda pada jarak 15 cm diletakkan muatan
q = 1 C yang menyebabkan posisi benda menjadi
seperti pada gambar di bawah.
1
Jika = 9 x 109 Nm2/C2 dan g = 10 m/s2,
40
tegangan pada tali dekat pada harga (dalam newton)

(A) 0,20
(B) 0,24
(C) 0,28 q q’

(D) 0,32 15 cm

(E) 0,40

- 101 - BTA / Fis / UMPTN


07. Pada percobaan Millikan, butiran-butiran oli
bermuatan negatif disemprotkan pada ruang tak
bertekanan yang diberi medan listrik sebesar
E = 3 x 104 V/m ke bawah. Sebuah butiran bermassa
m = 2 x 1015 kg teramati bergerak ke atas sejauh
2,5 cm dalam waktu 0,1 s dari keadaan diam. Muatan
listrik butiran tersebut adalah

(A) 1,0 x 1018 C


(B) 1,6 x 1019 C
(C) 3,0 x 1018 C
(D) 3,0 x 1019 C
(E) 1,6 x 1017 C

08. Empat buah muatan masing-masing:


q1 = 2 C, q2 = 1 C, q3 = 1 C, dan q4 = 1 C
terletak di sudut suatu bujur sangkar bersisi 0,2 m.
Bila diketahui o adalah permitivitas vakum, maka
potensial listrik di titik tengah bujur sangkar tersebut
adalah

5 2
(A) V
4 o

5 2
(B)  V
4 o

25 2
(C) V
4 o

10
(D) V
4 o

(E) 0 V

09. Benda bermuatan q dengan potensial listrik 600 V


pada jarak r dan medan listriknya 200 N/C. Besarnya
harga r dan q adalah

(A) 2 m dan 300 nC

(B) 2 m dan 200 nC

(C) 3 m dan 200 nC

(D) 3 m dan 300 nC

(E) 4 m dan 300 nC

- 102 - BTA / Fis / UMPTN


10. Dua partikel A dan B yang terpisah pada jarak
20 cm secara berurutan memiliki muatan 5 C dan
8 C. Usaha yang diperlukan untuk memindahkan
partikel B agar menjadi berjarak 80 cm terhadap
partikel A adalah

(A) 6,75 J
(B) 4,50 J
(C) 2,25 J
(D) 1,35 J
(E) 0,65 J

11. Dua keping penghantar seluas 1 m2 diletakkan sejajar


satu sama lain pada jarak 20 cm. Penghantar yang
satu diberi potensial +40 volt dan penghantar yang
lain 40 volt. Besar gaya yang dialami sebuah muatan
q = 2 x 102 C yang berada di antara kedua bidang
tersebut (dalam newton) adalah

(A) 0
(B) 2
(C) 4
(D) 8
(E) 16

12. Ion positif dengan massa 1000 kali massa elektron


dan dengan muatan 10 kali muatan elektron
dipercepat oleh beda potensial 80 volt. Bila ion itu
mula-mula rehat, maka energi kinetik ion tersebut
setelah melewati beda potensial diatas bernilai sebesar

(A) 80 keV
(B) 10 keV
(C) 8 keV
(D) 0,8 keV
(E) 0,1 keV

13. Kuat medan listrik pada suatu titik yang berjarak


15 cm dari pusat bola berjari-jari 10 cm adalah
80 N/C. Potensial pada titik yang berjarak 5 cm dari
pusat bola adalah

(A) 36 volt
(B) 18 volt
(C) 9 volt
(D) 4,5 volt
(E) 0 volt

- 103 - BTA / Fis / UMPTN


14. Kapasitas dari kapasitor keping sejajar akan
bergantung pada

(1) cacah muatan listriknya


(2) luas permukaan keping
(3) beda potensial kedua keping
(4) jarak antara kedua keping

15. Sebuah kapasitor 200 mF yang mula-mula tidak


bermuatan dialiri arus 5 mA selama 2 sekon. Beda
tegangan yang terjadi pada kapasitor adalah

(A) 25 mV
(B) 50 mV
(C) 250 mV
(D) 500 mV
(E) 1.000 mV

16. Dua pelat logam besar dengan luas 1 m2 saling


berhadapan satu dengan yang lain. Jarak antara
keduanya 5 cm dan keduanya membawa muatan yang
sama tetapi berlainan pada permukaannya. Jika
medan listrik antara kedua pelat 55 N/C, muatan pada
pelat adalah

(A) 4,9 x 1020 C


(B) 4,9 x 1016 C
(C) 4,9 x 1012 C
(D) 4,9 x 1010 C
(E) 4,9 x 108 C

17.
3,0 F
X 3,0 F Y Z

3,0 F
12 V

Tiga kapasitor identik, dengan kapasitas 3 F masing-


masing, dihubungkan dengan sumber tegangan 12 V
dalam suatu rangkaian seperti pada gambar di atas.
Beda potensial antara titik Y dan Z adalah

(A) 9V
(B) 8V
(C) 4V
(D) 3V
(E) nol

- 104 - BTA / Fis / UMPTN


18.

C1 = 10F
180 V C3 = 2F
C2 = 8F

Tiga kapasitor dan sumber tegangan tersusun seperti


gambar di atas. Manakah pernyataan di bawah ini
yang benar?

(1) kapasitansi pengganti rangkaian kapasitor di atas


adalah 58
9
F
(2) muatan pada kapasitor C3 adalah 3,6 x 104 C
(3) energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor C2
adalah 4 x 102 J
(4) beda potensial pada kutub-kutub kapasitor C1
dan C3 sama besar

19.

Pada gambar adalah bola-bola konduktor berjari-jari


r1 = 1 cm dan r2 = 2 cm. Sebelum kedua bola
dihubungkan dengan kawat, bola kecil diberi muatan
2 x 107 C, sedangkan bola besar tidak diberi muatan.
Kedua bola akhirnya dihubungkan dengan kawat.
Pernyataan berikut yang benar adalah

(1) medan listrik di dalam bola pertama adalah


2 x 102 N/C
(2) muatan pada bola kedua adalah 34 x 107 C
(3) rapat muatan pada bola pertama adalah
0,08 C/m2
(4) potensial listrik pada bola kedua adalah
6 x 104 V

20. Kapasitor 20 F dimuati oleh beda potensial


1000 volt, kemudian dihubungkan paralel ke
kapasitor 5 F yang tidak bermuatan

(1) muatan total kapasitor 25 . 103 Coulomb


(2) potensial gabungan kedua kapasitor 800 volt
(3) energi gabungan kedua kapasitor 10 joule
(4) energi yang hilang ketika kedua kapasitor
dihubungkan 2 joule

- 105 - BTA / Fis / UMPTN


MEDAN MAGNET

Medan Magnet dapat ditimbulkan oleh:


U i


1. Magnet Permanen

2. Kawat yang dialiri arus listrik S B

I. MEDAN MAGNET KARENA KAWAT BERARUS LISTRIK

KAWAT LURUS KAWAT MELINGKAR

P i
a. Panjang a. Pusat Lingkaran
oi a a
BP =  iN
2 a BP = o P
2a
b. Pendek
b. Tegak Lurus Pusat Lingkaran
Q
s
a

a b
Q P
1 2
i
i
2
μo i a
BQ = = BP . sin3 
μ oi 2s 3
BQ = (cos 1  cos 2)
4π a a
sin  = ; a = jari-jari ; S = a 2  b2 ;
a = jarak suatu titik yang tegak lurus dengan S
kawat berarus (meter)
b = jarak titik yang tegak lurus pusat lingkaran

SOLENOIDA TOROIDA


a. Pusat Solenoida i

o i N o i N
BP = Bo =
 2R
b. Ujung Solenoida
 iN o = 4 . 107 Wb/Am
BQ = o
2 R = jari-jari toroida
N = jumlah lilitan
 = panjang solenoida i = kuat arus listrik

- 106 - BTA / Fis / UMPTN


II. GAYA LORENTZ DAN MOMEN MAGNET

KAWAT LURUS BERARUS MUATAN LISTRIK BERGERAK

F = B i  sin  F = q v B sin 

 = sudut yang dibentuk  v // B : lintasan lurus


antara B dan i F B q
F (+)

B
B = induksi magnetik  v  B : lintasan melingkar


i = kuat arus listrik i mv
R= v
 = panjang kawat Bq
F ()

 0 <  < 90 : lintasan spiral


o

Aturan Tangan Kanan Aturan Tangan Kanan

 Kuat arus listrik (i)  ibu jari  Arah kecepatan muatan (v)  ibu jari
 Medan magnet (B)  empat jari  Medan magnet (B)  empat jari
 Gaya Lorentz (F)  telapak tangan telapak tangan (muatan (+))
 Gaya Lorentz (F)
punggung tangan (muatan())

DUA KAWAT SEJAJAR MOMEN KOPEL DAN USAHA

b
μ .i .i .
F= o 1 2 a
2π a
c B

 Arah arus listrik searah: gaya tarik menarik d

F12 F21

 = NiBA sin 
a
i1 i2

 Arah arus listrik berlawanan: gaya tolak menolak


F12 F21 W = d

a  = sudut yang dibentuk antara B dan arah garis


i1 i2 normal dari luas bidang
a = jarak antar kawat
 = panjang kawat

- 107 - BTA / Fis / UMPTN


MEDAN MAGNET DAN GAYA LORENTZ

01. Gambar di bawah memperlihatkan susunan kawat


yang diberi arus.
1A
2A P
2 cm
2 cm

1A

2 cm

Kuat medan magnet di titik P adalah

(A) 1 x 105 T
(B) 2 x 105 T
(C) 3 x 105 T
(D) 4 x 105 T
(E) 5 x 105 T

02. Dua buah kawat lurus panjang P dan Q satu sama lain
berjarak 18 cm. Bila IP = 3 A dan IQ = 6 A, serta
arah arus keduanya berlawanan maka tempat
kedudukan titik-titik yang mempunyai induksi magnet
nol dari kawat P berjarak

(A) 2 cm
(B) 3 cm
(C) 6 cm
(D) 12 cm
(E) 18 cm

03.

Q P
i1 i2

a 2a

Dua kawat lurus dan panjang berjarak 2a dialiri arus


listrik sama besar dan berlawanan arah, ternyata
induksi magnetik di tengah antara kedua kawat adalah
B. Besarnya induksi magnetik di titik yang berjarak a
dari kawat pertama dan berjarak 3a dari kawat kedua
adalah

(A) B/3
(B) B/2
(C) Nol
(D) 2B
(E) 3B

- 108 - BTA / Fis / UMPTN


04. Dua kawat lurus panjang A dan B dalam posisi
sejajar, sama-sama dialiri arus listrik 1,2 A dalam
arah yang sama. Bila jarak antara kawat A dan B
10 cm, maka besar induksi magnetik sebuah titik pada
jarak 6 cm dari kawat A dan 8 cm dari kawat B adalah

(A) 7 x 103 T

(B) 14 x 103 T
(C) 7 x 106 T
(D) 5 x 106 T

(E) 7 x 106 T

05. Suatu kumparan berkawat tipis dengan jumlah lilitan,


arus listrik, dan jari-jari kumparan berturut-turut
adalah N, I, dan R. Induksi magnetik di pusat
lingkaran kumparan bertambah bila dilakukan
penambahan nilai

(1) I tetapi N dan R tetap


(2) N dan I tetapi R tetap
(3) N tetapi I dan R tetap
(4) R tetapi N dan I tetap

06.
i

a
P i
a

Berapa medan magnet di titik P pada gambar di atas


ini, jika jari-jari kawat melingkar = a?

μ o .i
(A) ( + 2)
4πa
μ o .i
(B) ( + 1)
4πa
μ o .i π
(C) ( + 2)
4πa 2

μ o .i π
(D) ( + 1)
4πa 2

μ o .i 1
(E) ( + )
4πa 2

- 109 - BTA / Fis / UMPTN


07.
i

P
Sebuah kawat membentuk rangkaian tertutup berarus
i = 2 A berbentuk setengah lingkaran seperti pada
gambar. Jari-jari lingkaran dalam dan lingkaran luar
secara berurutan bernilai 0,10 m dan 0,25 m. Medan
magnet di pusat lingkaran titik P adalah

(A) 2 x 107 T, masuk bidang gambar


(B) 12 x 107 T, keluar bidang gambar
(C) 12 x 107 T, masuk bidang gambar
(D) 24 x 107 T, keluar bidang gambar
(E) 24 x 107 T, masuk bidang gambar

08. Suatu kawat dibentuk seperti lingkaran dengan jari-


jari 3 cm. Besar induksi magnetik di pusat lingkaran
125 . 106 tesla. Besar induksi magnetik di sebuah
titik yang berjarak 4 cm dari pusat lingkaran dan
tegak lurus pusat lingkaran adalah

(A)  . 106 tesla

(B) 9 . 106 tesla

(C) 16 . 106 tesla

(D) 27 . 106 tesla

(E) 64 . 106 tesla

09. Perbandingan antara induksi magnetik di ujung


solenoida dengan panjang b dan induksi magnetik
dalam toroida yang berjari-jari a, bila keduanya
memiliki jumlah lilitan yang sama dan dilalui oleh
arus yang sama besar adalah

(A) a:b

(B) 2a : b

(C) 1:1

(D) a : b

(E) b:a

- 110 - BTA / Fis / UMPTN


10.

2m 0,5 T

Gambar di atas menunjukkan sebuah konduktor RS


sepanjang 2 m dialiri arus yang diletakkan secara
tegak lurus medan magnet dengan rapat fluk 0,5 T.
Jika gaya yang dialami oleh konduktor adalah 1 N
dengan arah masuk bidang kertas, maka besar dan
arah arus pada konduktor adalah

(A) 1 A dari R ke S
(B) 1 A dari S ke R
(C) 2 A dari R ke S
(D) 2 A dari S ke R
(E) 5 A dari R ke S

11. Pada dua buah kawat lurus panjang yang sejajar


masing-masing dialiri arus searah (dc) dengan arah
yang berlawanan akan berakibat kedua kawat saling
menjauh.
SEBAB
Gaya Lorentz yang timbul pada masing-masing kawat
arahnya saling berlawanan.

12. Tiga buah konduktor yang cukup panjang A, B, dan C


disusun sejajar pada jarak 10 cm satu sama lain dalam
satu bidang dengan posisi B di tengah. Masing-
masing dialiri arus berturut-turut 30A, 20A, dan 10A
yang arahnya sama. Besar gaya interaksi per satuan
panjang yang diderita konduktor B adalah

(A) 0,8  N/m


(B) 8  N/m
(C) 80  N/m
(D) 800  N/m
(E) 8.000  N/m

13. Suatu muatan positif 2 coulomb bergerak dengan


kecepatan 4 m/s di dalam suatu medan magnet yang
besarnya 10 Wb/m2. Arah kecepatan muatan positif
tersebut sejajar dengan arah medan magnet. Maka
gaya yang dialami oleh muatan positif tersebut adalah

(A) 0 N
(B) 8 N
(C) 20 N
(D) 40 N
(E) 80 N

- 111 - BTA / Fis / UMPTN


14.
i v

16 mm

Sebuah kawat penghantar lurus panjang yang dialiri


arus listrik i = 4A terletak di ruang hampa. Sebuah
elektron bergerak lurus sejajar dengan kawat dan
berlawanan arah dengan arah arus listrik, dengan laju
5 x 104 m/s. Bila jarak elektron dari kawat 16 mm,
maka gaya magnetik yang dialami elektron besarnya

(A) 2 x 1019 N menuju ke kawat


(B) 2 x 1019 N menjauhi kawat
(C) 4 x 1019 N menuju ke kawat
(D) 4 x 1019 N menjauhi kawat
(E) 4 x 1020 N menuju ke kawat

15. Sebuah partikel bermassa m, bermuatan (+) q, lajunya


v, ditembakkan tegak lurus pada medan magnetik
serba sama B seperti pada gambar. Di dalam medan
magnetik ini:

X X X
V
A
X X X

B
X X X

(1) Partikel tersebut akan bergerak melingkar


berlawanan dengan arah jarum jam
(2) Percepatan partikel a = q v B/m
(3) Jarak terjauhnya dari titik A = 2 mv/qB
(4) Laju partikel berubah selama berada dalam
medan magnetik

16. Partikel dengan muatan 2 kali muatan elektron


bergerak dalam medan magnet homogen B secara
tegak lurus. Besar medan B adalah 4 tesla. Bila
frekuensi siklotron partikel tadi adalah 1600 Hz, maka
besar massanya adalah

(A) 2,5 x 1023 kg


(B) 1,2 x 1023 kg
(C) 3,3 x 1023 kg
(D) 5,0 x 1023 kg
(E) 7,5 x 1023 kg

- 112 - BTA / Fis / UMPTN


17.

x x x x
x x x x
B
x x x x

Sebuah proton bergerak dengan kecepatan


1,2 km/detik memasuki medan magnet dengan arah
tegak lurus terhadap medan magnet. Proton keluar
medan magnet dengan arah tegak lurus terhadap arah
datangnya. Proton bergerak sejauh 3,14 cm selama di
medan magnet. Besar medan magnet tersebut adalah
(mP = 1,6 x 1027 kg, qP = 1,6 x 1019 C)

(A) 6 x 104 T

(B) 6 x 103 T

(C) 6 x 102 T

(D) 3 x 103 T

(E) 3 x 102 T

18. Neutron yang bergerak dengan kecepatan v tegak


lurus medan magnet B akan mempunyai lintasan
berupa lingkaran.
SEBAB
Neutron akan mendapat gaya lorentz jika bergerak
dengan kecepatan v  dalam medan magnet B.

19. Dua buah partikel massanya m1 : m2 = 2 : 1 dan


muatannya q1 : q2 = 2 : 1. Kedua partikel itu bergerak
melingkar dalam bidang yang tegak lurus medan
magnetik homogen. Bila besar momentum kedua
partikel itu sama, maka perbandingan jari-jari orbit
partikel-partikel itu, r1 : r2 adalah

(A) 4 : 1

(B) 2 : 1

(C) 1 : 1

(D) 1 : 2

(E) 1 : 4

- 113 - BTA / Fis / UMPTN


20. Sebuah zarah bermuatan listrik positif bergerak
dengan kecepatan sebesar 2 x 105 m/s searah dengan
sumbu X positif di dalam ruang yang mengandung
medan listrik dan medan magnet tetapi tidak
berpengaruh terhadap gerakan ini. Jika kuat medan
listrik 8 x 104 N/C searah dengan sumbu Z positif,
maka besar dan arah induksi magnet adalah

(A) 10 T searah dengan sumbu Z positif

(B) 4 T searah dengan sumbu Z negatif

(C) 0,4 T searah dengan sumbu Y positif

(D) 0,4 T searah dengan sumbu Y negatif

(E) 2,5 T searah dengan sumbu X negatif

21. Sebuah partikel yang mempunyai massa 200 mg dan


membawa muatan 2 x 108 coulomb ditembakkan
tegak lurus dan horizontal pada medan magnet serba
sama yang horizontal dengan kecepatan 5 x 104 m/s.
Jika partikel itu tidak berubah arah, maka kerapatan
fluks magnetiknya adalah

(A) 0,2 Wb/m2

(B) 0,5 Wb/m2

(C) 2 Wb/m2

(D) 5 Wb/m2

(E) 10 Wb/m2

22. Sebuah elektron (m = 9x1031 kg dan q = 1,6x1019 C)


dari keadaan diam dipercepat oleh beda potensial
4 kV. Elektron kemudian masuk dalam medan magnet
homogen B = 3 2 x 103 tesla secara tegak lurus,
jari-jari lintasan elektron dalam medan magnet
tersebut adalah (dalam cm)

(A) 5

(B) 8

(C) 10

(D) 16

(E) 20

- 114 - BTA / Fis / UMPTN


23.
a b

U S

d c
B = 0,25 T

Kumparan bentuk segiempat dengan panjang 12 cm


dan lebar 10 cm terdiri atas 40 lilitan dan dilalui arus
2 A. Kumparan berada dalam medan magnet 0,25 T.
Besar torsi yang dialami kumparan adalah

(A) 0,06 Nm
(B) 0,10 Nm
(C) 0,24 Nm
(D) 0,36 Nm
(E) 0,48 Nm

24. Sebuah kumparan berbentuk empat persegi panjang


luasnya 300 cm2 jumlah lilitan 100 dilalui arus listrik
3A. Kumparan itu berada di dalam medan magnetik
2T dan pada suatu saat sudut antara medan magnetik
dan bidang kumparan 37o. Besarnya momen yang
memutar kumparan tersebut adalah

(A) 10,8 Nm B
(B) 13,5 Nm
(C) 14,4 Nm 37o

(D) 18,0 Nm
(E) 54,0 Nm

25. Kumparan melingkar dengan N lilitan memiliki radius


efektif a dan mengalirkan arus i. Kerja yang
diperlukan (dalam joule) untuk meletakkan kumparan
tersebut dalam medan magnet B dari posisi  = 0o ke
posisi  = 180o, jika N = 100, a = 5,0 cm,
i = 0,10 ampere dan B = 1,5 Wb/m2 adalah

(A) 0,14
(B) 0,24
(C) 1,4
(D) 2,4
(E) 24

- 115 - BTA / Fis / UMPTN


INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Induksi elektromagnetik adalah proses perubahan energi mekanik menjadi energi listrik,
dengan mengamati gejala timbulnya listrik (gaya gerak listrik = ggl) pada suatu penghantar
karena perubahan medan magnetik.

 FLUX MAGNETIK  GENERATOR


 = B A cos 
d
 = sudut antara arah B dan arah garis normal (n) dari  = N (satuan volt)
luasan A dt
 = N B A  sin t
 HUKUM FARADAY
d max = N B A 
 = N ; =B.A
dt
dB
 = NA  (A = tetap)
dt  ENERGI INDUKTOR
dA W = ½ L . i2 (satuan joule)
 = NB  (B = tetap)
dt
Rapat energi pada kumparan
 = B .  . v sin   kawat bergerak
B2 W
Um =  (satuan joule/m3)
i x x x x x x 2 o V
x x x x xv x vB
R F
x x x x x x
x x x x x x
 TRANSFORMATOR

B v
 i = (satuan ampere) i1 i2
R
B2  2 v N1 N2
 FL = (satuan newton) 2
R 1

B2  2 v 2
 P = (satuan watt)
R
Perubahan I1 akan menimbulkan 1, selanjutnya
 HUKUM LENZ menimbulkan perubahan 2, akibatnya timbul GGL
Arah arus induksi sedemikian rupa sehingga induksi pada kumparan 2 dan begitu pula sebaliknya.
menimbulkan medan magnet yang menentang
penyebabnya. VP N P
di 
 = L VS N S
dt
L = induktansi diri (satuan SI = Henry)
VP < VS  Step up
di
= perubahan arus pada selang waktu dt
dt VP > VS  Step down
PS
 INDUKTANSI DIRI DAN INDUKTANSI  = x 100%
SILANG PP

VS . i S
  N2 A = x 100%
L=N  o (satuan Henry) VP . i P
i 
 = 100%  ideal
 N N A
M = o 1 2 (satuan Henry)  < 100%  non ideal

- 116 - BTA / Fis / UMPTN


INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

01. Fluks magnetik yang dihasilkan oleh medan magnetik


B yang menembus tegak lurus permukaan seluas A
adalah . Jika medan magnetiknya diper-kecil
menjadi ½ B, sedangkan luas permukaannya
diperbesar menjadi 2 A, maka fluks yang dihasilkan
sama dengan

(A) ¼ 

(B) ¼ 

(C) 

(D) 2

(E) 4

02. Arus induksi dapat ditimbulkan oleh

(1) kawat yang digerakkan sejajar garis gaya


magnet
(2) magnet batang yang digerakkan mendekati atau
menjauhi kumparan
(3) magnet batang yang ditempatkan dalam
kumparan
(4) kawat yang digerakkan sehingga memotong
tegak lurus medan magnet

03. Jika arus listrik yang mengalir pada kawat berbentuk


cincin diperbesar, maka akan timbul arus induksi pada
kawat yang arahnya berlawanan dengan arah arus
semula.
SEBAB
Arus induksi menghasilkan medan magnetik yang
arahnya sedemikian rupa sehingga melawan
terjadinya perubahan fluks.

04. Gaya gerak listrik induksi yang dihasilkan pada cincin


kawat yang digerakkan dalam medan magnetik
bergantung pada

(1) diameter cincin

(2) besar medan magnetik

(3) arah penampang cincin

(4) arah medan magnetik

- 117 - BTA / Fis / UMPTN


05. Sebuah kumparan terdiri dari 2000 lilitan yang
luasnya A berada pada medan magnetik yang
besarnya 6 x 104 tesla. Bila medan magnet berubah
menjadi 2 x 104 tesla dalam waktu 0,1 sekon dan
GGL yang timbul 36 mV, maka besarnya luas A
adalah

(A) 90 cm2
(B) 75 cm2
(C) 60 cm2
(D) 45 cm2
(E) 30 cm2

06. y

10 cm
10 cm

belakang 4 cm
60o
depan x
9 cm

Tinjaulah sebuah objek yang sisi-sisinya terbuat dari


bahan konduktor dengan hambatan 1  seperti
gambar di atas. Apabila terdapat medan magnetik 0,2t
T searah sumbu-x positif selama 2 s, maka beberapa
hal yang terjadi pada objek tersebut adalah

(1) perubahan fluks kanan = 0,1 mWb


(2) perubahan fluks depan = 1,6 mWb
(3) besar arus induksi yang terjadi Ikiri = 0,1 mA
(4) besar arus induksi yang terjadi Ibelakang =
1,8 mA

07. Tongkat konduktor yang panjangnya 1 m berputar


dengan kecepatan sudut tetap sebesar 10 rad/s di
dalam daerah bermedan magnet seragam B = 0,1 T.
Sumbu putaran tersebut melalui salah satu ujung
tongkat dan sejajar arahnya dengan arah garis-garis
medan magnet di atas. GGL yang terinduksi antara
kedua ujung tongkat dalam V besarnya adalah

(A) 0,5
(B) 1,0
(C) 1,6
(D) 3,1
(E) 6,0

- 118 - BTA / Fis / UMPTN


08. Sebuah kumparan terdiri atas seribu lilitan dengan
teras kayu berdiameter 4 cm. Kumparan tersebut
memiliki hambatan 400 ohm dan dihubungkan seri
dengan galvanometer yang hambatan dalamnya
200 ohm. Apabila medan magnetik B = 0,015 tesla
yang dililit kumparan dengan garis medan sejajar
batang kayu tiba-tiba dihilangkan, maka jumlah
muatan listrik (dalam coulomb) yang mengalir lewat
galvanometer adalah

(A) ½ x 105
(B)  x 105
(C) 4  x 105
(D) 6  x 105
(E) 8  x 105

09. B P A
...........
10 
...........
V
...........
C Q D

Penghantar PQ yang panjangnya 30 cm digeser ke


kanan dengan kecepatan tetap 2 m/s. Jika induksi
magnetik 0,2 tesla, maka besarnya GGL yang terjadi
pada penghantar PQ adalah

(A) 0,12 V ; potensial Q lebih besar dari P


(B) 0,12 V ; potensial P lebih besar dari Q
(C) 0,42 V ; potensial P lebih besar dari Q
(D) 0,80 V ; potensial P lebih besar dari Q
(E) 0,80 V ; potensial Q lebih besar dari P

10. Sebuah kawat melingkar dengan hambatan 9 ohm


diletakkan dalam fluks magnetik yang berubah
terhadap waktu, dinyatakan dengan  = (3t – 5)3. Arus
yang mengalir dalam kawat pada t = 4 detik adalah

(A) 8A

(B) 27 A

(C) 49 A

(D) 64 A

(E) 81 A

- 119 - BTA / Fis / UMPTN


11. Sebuah kumparan mempunyai induktansi 700 mH.
Besar GGL induksi yang dibangkitkan dalam
kumparan itu jika ada perubahan arus listrik dari 200
mA menjadi 80 mA dalam waktu 0,02 sekon secara
beraturan adalah

(A) 8,4 V
(B) 4,2 V
(C) 2,8 V
(D) 4,2 mV
(E) 2,8 mV

12. Sebuah kumparan dengan hambatan 50 ohm dan


induktansi 0,25 henry dialiri oleh arus yang besarnya
berubah-ubah menurut persamaan:
i = 10 sin 100t (dalam satuan SI)
Kuat arus induksi diri maksimum yang timbul pada
kawat kumparan tersebut adalah

(A) 50 A
(B) 40 A
(C) 20 A
(D) 10 A
(E) 5A

13. Kumparan rotor generator AC memiliki 100 lilitan


dengan penampang lintang luasnya 0,05 m2 dan
hambatan 100 . Rotor diputar dalam medan magnet
2 tesla dengan frekuensi 50 Hz. Arus maksimum yang
diinduksikan adalah

(A) 0,314 A
(B) 3,140 A
(C) 6,280 A
(D) 31,400 A
(E) 62,800 A

14. Agar GGL maksimum yang timbul pada generator


menjadi 4x dapat dilakukan

(1) jumlah lilitan dan frekuensi putar dijadikan 2x


semula
(2) jumlah lilitan dijadikan ¼ x, sedang frekuensi
tetap
(3) luas penampang kumparan dijadikan 8x dan
frekuensinya dijadikan ½ x
(4) jumlah lilitan, luas penampang dan frekuensi
putar dijadikan 4x

- 120 - BTA / Fis / UMPTN


15. Kawat AB panjangnya 1m digerakkan ke kiri ataupun
ke kanan dengan kecepatan 100 m/s, hambatan
R = 6 ohm. Supaya energi persekonnya yang dipakai
oleh hambatan R sebesar 1,5 watt, maka besarnya
induksi magnet yang diperlukan adalah

(A) 0,01 wb/m2


(B) 0,02 wb/m2
(C) 0,03 wb/m2
(D) 0,04 wb/m2
(E) 0,05 wb/m2

16. Sebuah solenoida terdiri dari 1000 lilitan dengan jari-


jari 10 cm dan panjang 1 m. Solenoida kemudian
dialiri arus listrik sebesar 10A. Berapakah besar
energi listrik yang tersimpan oleh solenoida tersebut?

(A) 1J
(B) 2J
(C) 4J
(D) 8J
(E) 16 J

17. Perbandingan jumlah lilitan kawat pada kumparan


primer dan sekunder sebuah trafo adalah 1 : 2.
Tegangan dan kuat arus inputnya masing-masing
20 V dan 3 A. Jika daya rata-rata yang berubah
menjadi kalor pada transformator tersebut adalah
5 W dan tegangan keluarannya adalah 40 V, maka
kuat arus keluarannya bernilai

(A) 11 A
4
(B) 13 A
8
(C) 3A
2
(D) 11 A
8
(E) 2A
3

18. Sebuah transformator digunakan untuk mengubah


tegangan 250 V ke tegangan yang diinginkan.
Efisiensi transformator 90%. Kumparan sekunder
dihubungkan dengan lemari es berdaya 75 W dan
100 V. Kuat arus pada kumparan primer adalah

(A) 3,000 A
(B) 1,875 A
(C) 0,333 A
(D) 0,250 A
(E) 0,124 A

- 121 - BTA / Fis / UMPTN


19. Seorang siswa menginginkan tegangan 6 V. Ia
menghubungkan transformator ideal yang jumlah
lilitannya 100 dan 200 dengan baterai sebesar 12 V.
Ternyata ia tidak mendapatkan tegangan yang
diharapkan. Kemungkinan yang paling mendekati
kebenaran adalah bahwa ia mendapati tegangan

(A) 3 V karena ia menghubungkan lilitan 100


dengan baterai
(B) 6 V karena ia menghubungkan lilitan 200
dengan baterai
(C) 0 V karena ia menghubungkan lilitan 200
dengan baterai
(D) 9 V karena ia menghubungkan lilitan 200
dengan baterai
(E) 12 V karena ia menghubungkan lilitan 100
dengan baterai

20. Gambar di bawah melukiskan transformator dengan


efisiensi 50% dan dengan kumparan sekundernya
dihubungkan dengan sebuah lampu L. Besarnya
hambatan listrik L adalah

2A
A

200 V X

4000 lilitan 2000 lilitan

(A) 10 

(B) 30 

(C) 50 

(D) 70 

(E) 90 

- 122 - BTA / Fis / UMPTN


ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK

1. Nilai Maksimum dan Nilai Efektif f. R  L  C seri

V = Vmax . sin t ; Vmax = Vef . 2 V = (VR ) 2  (VL  VC ) 2 = I . Z

I = Imax . sin t ; Imax = Ief . 2 Z = (R ) 2  (X L  X C ) 2

 Nilai maksimum bisa terbaca pada osiloskop VL  VC X L  X C


tan  = 
 Nilai efektif bisa terbaca pada alat-alat ukur, VR R
misalnya amperemeter dan voltmeter V = Vmax . sin (t  )
I = Imax . sin t
2. Fase Tegangan  Arus
 Rangkaian bersifat resistif
a. Rangkaian Resistif Murni (R) 1
 (XL = XC)  f =
VR = Vmax . sin t ; I = Imax . sin t 2 LC
VR = I . R ; VR dan I sefasa  Z = R (impedansi minimum)
 I = V / Z (arus maksimum)
b. Rangkaian Induktif Murni (L)
VL = Vmax . sin (t + 90o) ; I = Imax . sin t XL VL
VL = I . XL ; XL =  . L = 2f . L R I VR
VL dan I berbeda fase 90o Fasor: Z V
(V mendahului I sebesar 90o) XC VC

c. Rangkaian Kapasitif Murni (C)


VC = Vmax . sin (t  90o) ; I = Imax . sin t
 Rangkaian bersifat induktif (XL > XC)
1 1
VC = I . XC ; X C =  XL VL
 . C 2f . C
VC dan I berbeda fase 90o XL  XC Z VL  VC V
(V ketinggalan dari I sebesar 90o)
Fasor:  
R VR I
d. R  L seri XC VC
V = (VR ) 2  (VL ) 2 = I . Z

Z = (R ) 2  (X L ) 2
 Rangkaian bersifat kapasitif (XL < XC)
VL X L
tan  = 
VR R XL VL

V = Vmax . sin (t + ) R R


I
 
I = Imax . sin t Fasor:
XC  XL VC  VL
Z V
e. R  C seri
XC VC
V = (VR ) 2  (VC ) 2 = I . Z
3. Daya
Z = (R ) 2  (X C ) 2
P = ½Vmax . Imax cos  = Vef . Ief cos 
VC X C
tan  =  Faktor daya = cos  = RZ
VR R
 = sudut fase antara V dan I
V = Vmax . sin (t  ) ; I = Imax . sin t

- 123 - BTA / Fis / UMPTN


LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK

01. Jarum suatu voltmeter yang diperlukan mengukur


tegangan pada rangkaian arus bolak-balik menunjuk-
kan angka 220 V. Ini berarti bahwa tegangan pada
rangkaian itu adalah

(A) tetap 220 V


(B) berubah antara 0 dan 220 V
(C) berubah antara 0 dan 220 2 V
(D) berubah antara 220 V dan 220 V
(E) berubah antara  220 2 V dan 220 2 V

02. Tampilan layar osiloskop seperti gambar di bawah


menyatakan grafik arus listrik pada sumbu vertikal
dan waktu pada sumbu horizontal. Bila satu kolom
vertikal menunjukkan 8 2 ampere dan satu kolom
horizontal menunjukkan 0,1 detik maka arus efektif
dan frekuensinya adalah

(A) 16 ampere ; 5 Hz

(B) 8 2 ampere ; 0,2 Hz

(C) 8 2 ampere ; 5 Hz

(D) 8 2 ampere ; 10 Hz
(E) 8 ampere ; 10 Hz

03.
L

i
V
~
Induktor L dihubungkan ke sumber listrik yang
tegangannya memenuhi persamaan:
V = 6 sin (100 t + 40o) volt
Jika L = 5 mH, maka persamaan arus yang mengalir
melewati L adalah

(A) 12 sin (100 t + 50o) ampere


(B) 12 sin (100 t – 50o) ampere
(C) 12 sin (100 t) ampere

(D) 12 sin (100 t  50o) ampere


(E) 12 sin (100 t + 130o) ampere


- 124 - BTA / Fis / UMPTN


04. Induktor lebih mudah dilalui arus bolak-balik
daripada arus searah.
SEBAB
Bila induktor dihubungkan dengan arus searah maka
hambatan induktor sangat besar.

05. Gambar di bawah menunjukkan diagram fasor suatu


rangkaian arus bolak-balik. Jika frekuensi arus bolak-
balik tersebut 50 Hz, maka

(A) hambatannya 120



m
12,5 V
(B) induktansinya 240

mH

(C) induktansinya 120 mF

(D) kapasitansinya 400



F
500 mA

(E) kapasitansinya 120 F

06. Suatu kumparan dihubungkan dengan tegangan


bolak-balik. Melalui data percobaan hasil pengukuran
dengan ohmmeter, voltmeter dan ampermeter yaitu:
40 ohm, 15 volt dan 300 miliampere. Reaktansi
induktif kumparan adalah

(A) 20 ohm

(B) 30 ohm

(C) 40 ohm

(D) 70 ohm

(E) 80 ohm

07. Sebuah kapasitor dengan reaktansi kapasitif 72 


dihubungkan seri dengan sebuah resistor 21 .
Rangkaian ini dihubungkan dengan sumber bolak-
balik yang mempunyai tegangan jepit terukur 300 V.
Besar tegangan efektif pada ujung-ujung resistor
adalah

(A) 60 V

(B) 68 V

(C) 84 V

(D) 232 V

(E) 288 V

- 125 - BTA / Fis / UMPTN


08. Dalam rangkaian seri hambatan (R = 60) dan
induktor yang dihubungkan dengan tegangan bolak-
balik mengalir arus 1,5 A. Apabila dalam diagram
vektor rangkaian memiliki nilai tg  = 4/3, maka
tegangan induktor

(A) 90 volt

(B) 120 volt XL Z

(C) 150 volt



(D) 160 volt
R
(E) 180 volt

09.
L 100 W / 50 V

~
50 2 V

Sebuah induktor murni dipasang seri dengan lampu


sedemikian sehingga lampu menyala normal. Jika
kecepatan sudut 250 rad/s, maka nilai L yang sesuai
adalah

(A) 0,1 H
(B) 0,5 H
(C) 0,8 H
(D) 1,0 H
(E) 1,2 H

10. Suatu kumparan yang induktansi dan hambatannya


tidak diketahui mengalirkan arus sebesar 2 A jika
diberi tegangan searah 50 V. Bila diberi tegangan
bolak-balik 195 V/60 Hz ternyata arus yang mengalir
3 A. Besarnya induktansi kumparan tersebut adalah

1
(A) H
2
1
(B) H
5
1
(C) H
10 
1
(D) H
12 
1
(E) H
13 

- 126 - BTA / Fis / UMPTN


11. Hambatan R, induktor L, dan kapasitor C masing-
masing mempunyai nilai 300 ohm, 0,9 henry, dan
2 F. Jika ketiga komponen listrik tersebut dihubung-
kan seri dan diberi tegangan efektif AC sebesar
50 volt sedangkan frekuensi sudut AC 1.000 rad/s,
maka

(1) impedansi rangkaian 500 ohm


(2) arus efektif rangkaian 0,1 2 A
(3) tegangan melintasi L adalah 90 V
(4) tegangan melintasi C adalah 50 2 V

12. Suatu rangkaian R-L-C seri mempunyai hambatan


murni 5  dialiri arus bolak-balik dengan frekuensi
anguler 125 rad/s, sehingga menghasilkan reaktansi
induktif 20  dan impedansinya 13 . Jika rangkaian
bersifat kapasitif maka besarnya kapasitas kapasitor
rangkaian adalah
5 20 
(A) 100 mF
R L C
(B) 250 mF
(C) 25 F
(D) 100 F ~
(E) 250 F Vm sin t

13. Kelima grafik berikut menyatakan hubungan kuat


arus (i) dan tegangan (v) terhadap waktu (t). Yang
menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus,
untuk rangkaian arus bolak balik yang bersifat
kapasitif adalah

(A) v/i (D) v/i

v
t t
i i
v

(B) v/i (E) v/i


v i
v
t t
i

(C) v/i
v
i
t

- 127 - BTA / Fis / UMPTN


14. Resistor 100 ohm, kumparan 2 henry dan kapasitor
100 mikrofarad dirangkai seri kemudian dihubungkan
pada sumber tegangan bolak-balik 100 rad/s dengan
diagram vektor dapat dilukiskan sebagai berikut

(A) (D) R
Z 45o

30o
R
Z

(B) (E)
Z R

45o
R
60o
Z

(C)
R
30o

15.

C
L
+ AC
~
L1 L2

Dua buah lampu listrik L1 dan L2 mempunyai daya


sama dipasang pada rangkaian listrik dengan C = 1F,
L = 1 H, dan sumber tegangan AC 220 V/50 Hz.
Pernyataan yang benar adalah

(A) L1 lebih terang daripada L2


(B) L2 lebih terang daripada L1
(C) L1 sama terangnya dengan L2
(D) L1 sama redupnya dengan L2
(E) L1 dan L2 tidak menyala

16. Pada saat terjadi resonansi dalam rangkaian R-L-C,


maka

(1) tegangan dan arus sefase


(2) impedansi rangkaian sama dengan hambatannya
(3) rangkaian bersifat resistif murni
(4) arus dalam rangkaian mencapai harga maksi-
mum

- 128 - BTA / Fis / UMPTN


17. Sebuah pemancar radio dioperasikan pada frekuensi
1 MHz dengan rangkaian osilasi mempunyai
kapasitansi 200 pF. Besar induktansi rangkaian
tersebut adalah

(A) 140 H

(B) 127 H

(C) 114 H

(D) 101 H

(E) 88 H

18. Suatu rangkaian RLC dihubungkan dengan sumber


tegangan V = 200 2 sin 100t volt. Besar hambatan
murni 300 , induktansi kumparan 5 henry dan
kapasitas kapasitor 100 F. Daya hubungan tersebut
adalah

(A) 6 watt

(B) 12 watt

(C) 24 watt

(D) 48 watt

(E) 96 watt

19.
B
A C

R C

200 V

200 V

Rangkaian L – R – C seri pada gambar di atas,


memiliki faktor daya 80%.
Jika R = 80  dan berdasarkan data pada gambar,
maka daya listrik pada rangkaian itu adalah

(A) 625 W
(B) 400 W
(C) 320 W
(D) 2,5 W
(E) 2,0 W

- 129 - BTA / Fis / UMPTN


20.
V

30  70  XC

~
Vm sin t

Rangkaian R-L-C dipasang pada sumber AC dengan


tegangan efektif 100 V dan rangkaian bersifat
kapasitif. Bila hambatan murni pada rangkaian
30 ohm dan sebuah voltmeter yang dipasang seperti
gambar di atas menunjukkan angka 80 V, maka

(1) impedansi rangkaian 50 ohm


(2) daya yang hilang pada rangkaian 120 W
(3) arus yang mengalir pada rangkaian 2 ampere
(4) tegangan kapasitor 60 volt

- 130 - BTA / Fis / UMPTN


FISIKA MODERN

TEORI ATOM FISIKA INTI & RADIOAKTIVITAS

 DALTON  SIMBOL INTI ATOM


Bagian terkecil yang tidak dapat dipisahkan.
A Z = nomor atom

 THOMSON
X A = nomor massa
X = nama inti
Bola pejal bermuatan positif yang dinetralkan Z
oleh muatan negatif (tersebar merata).  DEFEK MASSA
m = Z . mp + (A  Z) mn  mi
 RUTHERFORD
FS = FC  ENERGI IKAT INTI

m v2 e2 Ei = m . c2
k m = perubahan massa (kg)
r r2
Ei = energi ikat inti (J)
e2
ETOTAL = k Ei = m . 931
2r m = perubahan massa (sma)
Ei = energi ikat inti (MeV)
 NIELS BOHR
nh
1. Postulat I  Orbit stasioner: mvr =  RADIOAKTIF
2
 Selama elektron mengorbit inti:  Peluruhan
n
m 1
13,6  
a. Energi total  En =  eV mo  2 
n2 t n 2 0,693
n= ;  = =
b. Jari-jari orbit  rn = 0,53 n2 Å T1 T1 T1
2 2 2

 = konstanta peluruhan
3 .10 8 t = waktu meluruh
c. Laju orbit  Vn  m/s
137 . n
 Pelemahan
n
I 1
c  
2. Postulat II  E = h Io  2 

X n 2 0,693
n= ; = =
 Spektrum atom hidrogen: HVL HVL HVL
 = konstanta pelemahan
1  1 1 
R   X = tebal lapisan
  n 2 2 
 D nL 
 REAKSI INTI (FUSI & FISI)
nL = nD+1 ; nD+2 ; ..... ;
 Berlaku hukum kekekalan nomor atom, nomor
nD = 1  deret Lyman (ultraviolet) massa, dan energi.
nD = 2  deret Balmer (cahaya tampak)  Jenis-jenis Reaksi Fusi:
nD = 3  deret Paschen (infra merah I)  rantai proton dalam matahari dan bintang
nD = 4  deret Brackett (infra merah II)  bom hidrogen
nD = 5  deret Pfund (infra merah III)  reaktor fusi

- 131 - BTA / Fis / UMPTN


TEORI RELATIVITAS DUALISME PARTIKEL
KHUSUS GELOMBANG

 Postulat Einstein  Teori Max Planck


 Hukum-hukum fisika berlaku sama pada semua Cahaya dapat dianggap sebagai aliran partikel
kerangka acuan inersia yang terdiri dari paket energi yang disebut kuanta
 Kelajuan cahaya dalam hampa udara, atau foton.
c = 3 x 108 m/s, dalam kerangka semua acuan
inersia  Hipotesa de Broglie
Partikel yang bergerak dengan kecepatan tertentu
 Relativitas Newton dapat memiliki sifat gelombang dengan panjang
Hukum-hukum mekanika berlaku sama pada semua gelombang yang sesuai.
kerangka acuan inersia
 Efek Foto Listrik (foton  elektron)
 Percobaan Michelson  Morley
EK = h . f  W  W = h . fO
 Eter tidak ada
 Kecepatan cahaya dalam hampa udara adalah h .f  W
Vo =
besaran mutlak e

 Relativitas Kecepatan  Sifat penting pada efek fotolistrik


v1  v 2  Tidak ada satupun elektron yang dibebaskan
v=
v .v dari plat logam jika frekuensi cahaya yang
1 1 2 dipakai lebih kecil daripada frekuensi ambang
c2
logam.
 Relativitas Massa  Jumlah elektron-elektron foto yang dibebas-
kan sebanding dengan intensitas cahaya (kuat
mO
 m = arus sebanding dengan intensitas foton)
2
1  v2  Energi kinetik maksimum elektron-elektron
c foto bertambah dengan naiknya frekuensi
  cahaya
 1   Elektron-elektron dibebaskan dari permukaan
 EK =   1  mO . c2 logam hampir tanpa selang waktu walaupun
 1  v2  intensitas cahaya rendah
 c2 
mO . v  Sinar X (elektron  foton)
 P= 
2
1  v2
c h .c 
 = e 
 2 2
E =p .c + 2
E 02 e.V
e
 Relativitas Waktu  Efek Compton
t 0
t =  =
h
(1  cos )
2
1  v2 m0 . c
c

 Gelombang de Broglie
 Relativitas Panjang
h h h
2
L = LO 1  v2 =  
c m.v 2m . E k 2m . q . V

- 132 - BTA / Fis / UMPTN


FISIKA MODERN

01. Menurut model atom Bohr, elektron bergerak


mengelilingi inti hanya pada lintasan tertentu.
Jika keliling lintasan elektron = K dan panjang
gelombang yang dipancarkan elektron = , maka
berlaku (n = 1, 2, 3, dst)

(A) K = 2 . n
(B) K = /n
(C) K=n.
(D) K = n/
(E) K = n2 . 

02. Sebuah atom akan memancarkan sebuah foton bila


satu elektronnya mengalami transisi ke tingkat energi
yang lebih tinggi.
SEBAB
Transisi hanya terjadi pada perpindahan elektron dari
tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi.

03. Perbandingan jari-jari lintasan elektron bila elektron


pada atom hidrogen memiliki energi 13,6 eV dengan
elektron yang memiliki energi 1,51 eV adalah

(A) 1 : 1
(B) 1 : 4
(C) 1 : 9
(D) 1 : 16
(E) 1 : 25

04. Pada model atom hidrogen, sebuah elektron bergerak


mengelilingi sebuah proton. Jika jari-jari orbit
elektron 5,3 x 1011 m maka laju elektron adalah

(A) 8,76 x 106 m/s

(B) 6,57 x 106 m/s

(C) 4,36 x 106 m/s

(D) 2,19 x 106 m/s

(E) 1,09 x 106 m/s

- 133 - BTA / Fis / UMPTN


05. Menurut model atom Bohr suatu atom mempunyai
3 lintasan stabil n1, n2 dan n3. Tingkat energi
relatifnya berturut-turut adalah 1,36 x 1019J ;
4,00 x 1019J, dan 9,28 x 1019J. Sebuah elektron
meloncat dari satu lintasan ke lintasan lain, menyerap
foton dengan frekuensi 8 x 1014 Hz. Jika konstanta
Planck h = 6,6 x 1034J.detik, maka loncatan
tersebut adalah dari lintasan

(A) n3 ke n2
(B) n3 ke n1
(C) n2 ke n3
(D) n2 ke n1
(E) n1 ke n2

06. Dalam spektrum hidrogen, rasio panjang gelombang


terpendek untuk radiasi Paschen terhadap panjang
gelombang terpanjang radiasi Balmer adalah

(A) 5
48

(B) 5
4

(C) 1
3

(D) 3
(E) 9

07. Diagram di bawah ini menunjukkan empat tingkatan


energi suatu atom logam.

E
 5,2 x 1019 J

 9,0 x 1019 J

16,4 x 1019 J

24,6 x 1019 J

Dari pengolahan data di atas, dengan mengandaikan


transisi ke tingkatan energi yang lebih rendah selalu
mungkin, dapat ditarik kesimpulan bahwa

(1) ada 6 garis spektrum yang mungkin terjadi


akibat transisi elektron
(2) panjang gelombang minimum spektrum
emisinya 1 x 107 m
(3) panjang gelombang maksimum spektrum
emisinya 5 x 107 m
(4) ada komponen spektrum emisi yang merupakan
sinar tampak

- 134 - BTA / Fis / UMPTN


08. Bila elektron dari atom H mengalami deeksitasi
mengikuti deret Paschen pertama maka besar energi
foton yang terpancar adalah

(A) 1447  hRc


(B) 1447  hRc
(C) 365 hRc
(D) 365 hRc
(E) 365 hRc

09. Apabila massa 1H3 = 3,016 sma, massa proton =


1,008 sma, massa neutron = 1,009 sma dan 1 sma
setara dengan 931 MeV, maka energi ikat inti 1H3
adalah

(A) 9,31 MeV

(B) 93,10 MeV

(C) 930,07 MeV

(D) 2817,21 MeV

(E) 5625,10 MeV

10. Semua isotop suatu unsur mempunyai

(1) jumlah nomor atom sama


(2) jumlah elektron sama
(3) jumlah proton sama dalam intinya
(4) jumlah netron sama dalam intinya

11. Umur paruh dari radium adalah 1600 tahun. Bila


sebongkah batu mengandung 0,2 gram radium, maka
jumlah radium dalam batu tersebut 12800 tahun yang
lalu adalah

(A) 31,2 gram


(B) 41,2 gram
(C) 51,2 gram
(D) 61,2 gram
(E) 71,2 gram

- 135 - BTA / Fis / UMPTN


12. Sejumlah N0 inti radioaktif ba X yang waktu paruhnya
T meluruh selama 2 T dengan memancarkan partikel
alfa menjadi inti dc Y, maka

(1) c = a – 2
(2) d = b – 4
(3) banyaknya inti dc Y adalah 0,75 N0
(4) banyaknya inti ba X adalah 0,25 N0

210
13. Bi yang waktu paronya 5 hari meluruh menurut
210
Bi  210Po + 
Jika mula-mula terdapat 96 gr 210Bi, maka setelah
20 hari dihasilkan 210Po sebanyak

(A) 6 gr
(B) 24 gr
(C) 30 gr
(D) 60 gr
(E) 90 gr

14. N (mol)
16

0 5
Grafik di atas menunjukkan hubungan jumlah zat (N)
terhadap waktu (t) pada peluruhan suatu unsur
radioaktif. Waktu yang diperlukan sehingga unsur
tersebut tinggal 1 mol adalah

(A) 10 hari
(B) 20 hari
(C) 30 hari
(D) 40 hari
(E) 50 hari

15. Bila besarnya HVL lempeng timbal adalah 0,5 cm


maka sinar  bila dilewatkan ke dalam lempeng
timbal yang tebalnya 2,5 cm, maka intensitas sinar 
yang masih lolos (dapat melewati lempeng timbal)
tinggal 3,125%.
SEBAB
Jika sinar radiasi dilewatkan pada suatu bahan dengan
ketebalan 4 HVL intensitasnya akan berkurang
96,875%.

- 136 - BTA / Fis / UMPTN


16. Sebuah inti zat radioaktif memancarkan sinar beta,
berarti dalam inti tersebut terjadi perubahan

(A) proton menjadi netron


(B) netron menjadi proton
(C) proton menjadi anti proton
(D) netron menjadi positron
(E) proton menjadi elektron

17. Partikel radioaktif X meluruh menurut persamaan :


Q
S
RX 
 PY 
U
TZ
Pernyataan yang benar adalah

(1) U = S – 4
(2) S – P = jumlah neutron Y
(3) P – 2 = jumlah proton pada Z
(4) T = R  2

18. Dalam reaksi fusi 21 H  31H  42 He  01n  Q .


Bila massa: 21 H = 2,015 sma
3
1H = 3,017 sma
4
2 He = 4,004 sma
1
0n = 1,009 sma
1 sma = 931 MeV, energi yang dibebaskan pada masa
inti di atas adalah

(A) 10,04 MeV


(B) 17,69 MeV
(C) 27,55 MeV
(D) 37,63 MeV
(E) 45,14 Mev

19. Menurut pengamat di sebuah planet ada dua pesawat


antariksa yang mendekatinya dari arah yang
berlawanan, masing-masing adalah pesawat A yang
kecepatannya 0,50 c dan pesawat B yang kecepatan-
nya 0,40 c (c = cepat rambat cahaya). Menurut pilot
pesawat A besar kecepatan pesawat B adalah

(A) 0,10 c
(B) 0,25 c
(C) 0,40 c
(D) 0,75 c
(E) 0,90 c

- 137 - BTA / Fis / UMPTN


20. Sebuah pesawat ruang angkasa bergerak searah
dengan panjang pesawat dengan kecepatan 12 3 c.
Panjang pesawat menurut pengamat yang diam di
bumi yaitu 160 m. Jika c adalah kecepatan cahaya di
ruang hampa, panjang pesawat sebenarnya

(A) 80 m
(B) 100 m
(C) 180 m
(D) 320 m
(E) 360 m

21. Periode suatu pendulum di muka bumi besarnya


3,0 detik. Bila pendulum tersebut diamati oleh
seseorang yang bergerak relatif terhadap bumi dengan
kecepatan 0,95 c (c = kecepatan cahaya), maka
periode pendulum tersebut dalam detik menjadi

(A) 0,5
(B) 1,5
(C) 9,6
(D) 15
(E) 300

22. Sebuah benda berkecepatan 0,6 c memiliki energi


total (1,5 x 103 gram) c2. Jika c adalah kecepatan
cahaya, maka saat benda tersebut berkecepatan 0,8 c
energi total menjadi

(A) (9 x 104 gram) c2


(B) (1,13 x 103 gram) c2
(C) (1,2 x 103 gram) c2
(D) (1,5 x 103 gram) c2
(E) (2 x 103 gram) c2

23. Jika EK, E, dan E0 adalah energi kinetik, energi total,


dan energi diam suatu benda, maka energi kinetik
benda yang bergerak dengan kelajuan v = 0,6 c adalah

(A) EK = 5 E

(B) EK = 15 E

(C) EK = 4 E

(D) EK = 14 E

(E) EK = 54 E

- 138 - BTA / Fis / UMPTN


24. Sebuah elektron bergerak dengan energi kinetik sama
dengan 6 kali energi diamnya. Jika massa diam
elektron mO dan kecepatan cahaya c maka momentum
elektron tersebut adalah

(A) 35 mO . c

(B) 4 3 mO . c

(C) 5 2 mO . c

(D) 6 mO . c

(E) 7 mO . c

25. Jika 5,5 % energi lampu pijar 100 W setiap detik


dipancarkan sebagai sinar tampak dengan jumlah
foton yang dihasilkan 1,5 x 1019 buah , maka panjang
gelombang yang dihasilkan adalah (h = 6,6 x 1034 Js)

(A) 2400 Å

(B) 3600 Å

(C) 4200 Å

(D) 5400 Å

(E) 7200 Å

26. Perhatikan grafik berikut!

I (W/m2)

 (Å)
7250

Jika konstanta Wien 2,9 x 103 mK maka suhu T


sebesar

(A) 1.727 oC
(B) 2.000 oC
(C) 2.727 oC
(D) 3.727 oC
(E) 4.000 oC

- 139 - BTA / Fis / UMPTN


27. Mana pernyataan yang benar mengenai efek
fotolistrik?

(A) menaikkan intensitas cahaya menambah laju


perpindahan energi ke logam
(B) menaikkan intensitas cahaya menambah energi
kinetik fotoelektron
(C) tidak ada jeda waktu antara pencahayaan dan
teremisinya elektron dari permukaan logam
(D) elektron akan teremisi hanya bila frekuensi
cahaya datang sama dengan frekuensi tertentu
(E) tidak ada hubungan antara frekuensi cahaya dan
energi kinetik fotoelektron

28. Frekuensi ambang untuk emisi fotolistrik pada


kalsium adalah 7,7 x 1014 Hz. Jika sinar dengan
panjang gelombang 3000 Å diarahkan pada
permukaan kalsium, maka energi kinetik maksimum
elektronfoto yang lepas adalah

(A) 1,52 x 1019 J


(B) 3,04 x 1019 J
(C) 6,08 x 1019 J
(D) 12,16 x 1019 J
(E) 24,32 x 1019 J

29. Grafik di bawah menunjukkan hubungan antara


energi kinetik maksimum elektron (EK) terhadap
frekuensi foton (f) pada efek fotolistrik. Jika
konstanta Planck 6,6x1034 J.s dan 1 eV = 1,6x1019 J,
maka besar f (dalam satuan Hz) adalah

EK (eV)

0,2
fo
f (Hz)
f

3,7

(A) 8,9 x 1014


(B) 9,5 x 1014
(C) 14 x 1014
(D) 21 x 1014
(E) 48 x 1014

- 140 - BTA / Fis / UMPTN


30. Seberkas sinar f = 1015 Hz jatuh pada logam yang
fungsi kerjanya 2,9 x 1019 J. Besarnya potensial
penghenti dari elektron (h = 6,6 x 1034 J.s ;
me = 9,1 x 1031 kg ; qe = 1,6 x 1019 C) adalah

(A) 1,81 V

(B) 2,31 V

(C) 3,73 V

(D) 4,14 V

(E) 4,98 V

31. Elektron di dalam tabung sinarX diberi beda


potensial 10,0 kilo volt. Jika sebuah elektron
menghasilkan satu foton pada saat elektron tersebut
menumbuk target, panjang gelombang minimum yang
dihasilkan oleh tabung tersebut dalam nm adalah

(A) 0,0124

(B) 0,124

(C) 1,24

(D) 12,4

(E) 124

32. Sinar X dengan panjang gelombang 2,8 x 103 nm


dihamburkan oleh sebuah balok karbon. Jika sinar X
yang dihamburkan diamati 60o terhadap arah semula,
maka panjang gelombang sinar X yang dihamburkan
sekitar

(A) 2 x 103 nm

(B) 3 x 103 nm

(C) 4 x 103 nm

(D) 5 x 103 nm

(E) 6 x 103 nm

- 141 - BTA / Fis / UMPTN


33. Sebuah elektron dan sebuah foton masing-masing
mempunyai panjang gelombang sama dengan 0,66 Å.
Perbandingan energi foton dengan energi kinetik
elektron adalah sekitar

(A) 270

(B) 162

(C) 81

(D) 54

(E) 27

34. Sebuah elektron melaju di dalam tabung pesawat TV


yang bertegangan 500 V. Besarnya momentum
elektron tersebut saat membentur kaca TV adalah

(A) 1,2 x 1023 N s

(B) 1,5 x 1023 N s

(C) 1,8 x 1023 N s

(D) 2,0 x 1023 N s

(E) 2,4 x 1023 N s

35. Suatu benda bermassa 1 gr jatuh dari ketinggian


2 m. Berapakah panjang gelombang de Broglie benda
tersebut sesaat sebelum menyentuh tanah?
(h = 6,626 x 1034 Js, g = 10 m/s2)

(A) 1,048 x 1031 m

(B) 1,048 x 1026 m

(C) 1,048 x 1021 m

(D) 1,048 x 1016 m

(E) 1,048 x 1011 m

- 142 - BTA / Fis / UMPTN

Anda mungkin juga menyukai