DAN DIELEKTRIK
Teknik Elektro
DISUSUN OLEH :
JULHAKIM
MUHAMMAD IKHWAN
MUHAMMAD IVAN AQILA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
penyusun dalam menyelesaikan makalan ini tepat waktu. Tanpa ridho-Nya penyusun
tidak akan mampu menyelesaikan tugas makalah Fisika Terapan “ Kapasitor Dan
Dielektrik “ ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang syafa’atnya kelak kita nantikan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Fisika Terapan yang telah memberikan tugas makalah tentang kepada kami
Sehingga kami dapat menambah wawasan pengetahuan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….................... ii
BAB I PENDAHULUAN ……………...…..…………………………………... 1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………….......................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………… 2
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………................... 3
2.1. Penjelasan Kapasitor.......................…..……………………..................... 3
2.2. Jenis-jenis Kapasitor yang dipasaran dan cara kerja kapasitor………….. 4
2.2.1 Tantalum Capacitor........................................................................... 4
2.2.2 Ceramic Capacitor............................................................................. 5
2.2.3 Electrolytic Capacito......................................................................... 5
2.2.4 Multilayer Ceramic Capacitor........................................................... 4
2.2.5 Polyester Film Capacitor................................................................... 5
2.2.6 Polypropylene Capacitor................................................................... 6
2.2.7 Kapasitor Mika.................................................................................. 7
2.2.8 Polystyrene Film Capacitor............................................................... 8
2.2.9 Electric Double Capacitor (Super Capacitor)................................... 8
2.2.10 Trimmer Capacitor........................................................................... 9
2.2.11 Tuning Capacitor.............................................................................. 9
BAB IV PENUTUP…………………………………..............…………………... 17
4.1. Kesimpulan………………………………………………………………... 17
4.2. Saran………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 1
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana Karakter kapasitor ?
2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada
ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup
negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
"tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas,
fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan
negatif di awan.
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk
dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1
coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus
dapat ditulis :
Q = CV
Dengan asumsi :
Q = muatan elektron C (Coulomb)
C = nilai kapasitans dalam F (Farad)
V = tinggi tegangan dalam V (Volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui
luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut : C
= (8.85 x 10^-12) (k A/t)
3.MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMDCCCVI
Jenis kapasitor yang banyak dijual di pasaran
4
Gambar 2.6 Ceramic Capacitor
6
III.III.5 Polyester Film Capacitor
8
Dielektrik kapasitor ini adalah polystyrene film . Tipe ini tidak bisa
digunakan untuk aplikasi yang menggunakan frekuensi tinggi, karena
konstruksinya yang sama seperti kapasitor elektrolit yaitu seperti koil.
Kapasitor ini baik untuk aplikasi pewaktu dan filter yang menggunakan
frekuensi beberapa ratus kHz. Komponen ini mempunyai 2 warna untuk
elektrodenya, yaitu: merah dan abu–abu. Untuk yang merah elektrodenya
terbuat dari tembaga sedangkan warna abu–abu terbuat dari kertas aluminium.
10
BAB III PEMBAHASAN
Q = CV
HC= ½ C V 2 [joule]
Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara.
Jarak kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk.
12
III.VI Besaran Kapasitansi Kapasitor
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya
muatan listrik dengan tegangan kapasitor.
C=Q/V
Keterangan :
C = Kapasitas dalam satuan farad
Q = Muatan listrik dalam satuan Coulomb
V = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt
Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan
piko farad, D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi
dalam satuan cm2, d = jarak antara plat dalam satuan cm.
Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1
coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad.
Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad.
Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1mikrofarad sampai beberapa
milifarad. Kapasitor variabel mempunyai ukuran fisik yang besar tetapi nilai
kapasitansinya sangat kecil hanya sampai ratusan pikofarad.
Xc = 1/(2πFc)
Keterangan :
Diketahui :
V = 20 Volt (V)
Ditanya :
14
Berapakah nilah Q ?
Jawabannya :
C = Q / V sehingga Q = C x V
Q = 8 x 10-7 x 20
Jawabannya :
C = 8,85.10-12 . (0,2./0,002)
C = 8,85.10-12 x 100
C = 8,85.10-10 farad
4. Sebuah kapasitor keping sejajar memiliki kapasitas 1200 μF. Jika luas
penampang keping dijadikan dua kali semula dan jarak antar keping dijadikan
1,5 kali semula, tentukan nilai kapasitasnya yang baru!
Pembahasan :
16
BAB IV PENUTUP
B. Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa kapasitor / kondensator berfungsi sebagai penyimpan
muatan listrik. Struktur kapasitor terdiri dari 2 plat metal yang dipisah oleh bahan
dielektrik. Satuan dari kapasitor ( C ) adalag Farad.
Kapasitor memilki 2 jenis, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar.
Kapasitor dapat dirangkai seri maupun parallel, dengan cara perhitungan total
kapasistansi berbeda.
1.1 Kapasistansi adalah kemampuan kapasitor untuk menampung muatan electron. Nilai ka
pasitas kapasitor dapat diketahui dengan 2 cara: langsung berupa Pengertian Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau
bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti
konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas
bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan
menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan
bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-
elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan
(lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya
terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan.
Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di
daerah di mana muatan tadi ditempatkan. Dielektrik merupakan suatu isolator. Isolator
merupakan suatu bahan yang sulit menghantarkan arus listrik. Dilektrik tidak memiliki
pembawa muatan bebas, namun dielektrik memiliki inti yang positif dan elektron yang
bermuatan negatif. Karena muatan-muatannya telah berpasang-pasangan maka sulit bagi
bahan dielektrik untuk berinteraksi atau bertumbukan dengan muatan-muatan lain diluar
dielektrik.
1.2 Polarisasi
Meskipun tidak ada perpindahan muatan ketika dielektrik-dielektrik dipengaruhi suatu
medan listrik, tetapi terjadi pergeseran sedikit pada muatan negative dan positif dari atom-
atom atau molekul dielektrik , sehingga memiliki kelakuan seperti dipole sangat kecil. Pada
dielektrik tersebut dikatakan terjadi pengutuban atau dalam keadaan terkutubkan ketika
dipole-dipole ditampilkan.
Misalkan sebagai contoh sederhana,polarisasi ditampilkan/digambarkan sebagai suatu
dipole listrik. Muatan titik positif menggambarkan inti dan muatan negative
menggambarkan muatan electron dan kedua muatan tersebut terpisah jarak yang sangat
kecil.Orbit electron pada inti bertindak seperti awan mengitari inti. Ketika atom-atom tidak
terjadi polarisasi, awan yang mengelilingi inti adalah simetri (gambar.1a) dan momen
dipolnya nol (karena pergeseran muatan positif dan negative =0). Dengan adanya pengaruh
medan listrik, maka awan electron menjadi bergeser sedikit atau tidak simetris (gambar.1b),
dan atom dikutubkan (terjadi polarisasi). Atom tersebut dapat digambarkan ekuivalen
dengan dipole muatan titik (gambar 1c).
18
c. –q +q
L
(Gambar: 1. a. Atom tidak berpolarisasi b. atom menjadi terpolarisasi kutub E
c. ekuivalen dipole)
Medan listrik serba sama diterapkan pada aras normal, menyebabkan polarisasi dalam
dielektrik, yaitu dipole-dipole atom induksi menembus papan marmer. Hasil akhir dari
polarisasi adalah menghasilkan lapisan mutan negative pada salah satu permukaan dan
lapisan muatan positif pada permukaan lain dari papan trsebut, dengan muatan tiap-tiap
dipole dilapisi oleh jarak L’ (L’=ketebalan papan marmer)
Jadi, bila suatu dielektrik dalam medan listrik, maka dalam dielektrik terbentuk
dipole-dipole listrik. Bila diambil elemen volume dari dielektrik dV, maka momen dipole
pada elemen volume itu . Polarisasi didefinisikan sebagai momen dipole tolak persatuan
volume, sehingga dapat dirumuskan
…………………………(1)
...........................................(2)
Contoh
Hitung polarisasi di dalam bahan dielektrik dengan bila
Bahan dielektrik bukan penghantar listrik. Tetapi karena tidak inert terhadap medan
listrik. Elektron dan proton akan bergeser tempat akibat medan listrik tersebut. Sebagai
contoh, tempat kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser mendekati elektroda positif,
sedang inti atom sendiri, yang mengandung proton, akan bergeser mendekati elektroda
negatif. Peristiwa ini disebut sebagai polarisasi. Bila ada medan arus bolak balik, muatan tadi
akan bergeser bolak balik mengikuti frekuensi medan listrik. Polarisasi dapat digolongkan
kedalam :
20
Polarisasi Elektronik. Polarisasi elektronik terjadi pada semua jenis dielektrik.
Polarisasi ini terjadi karena pergeserana elektron pada atom atau molekul karena adanya
medan listrik, pusat muatan listrik positif dan negatif yang semula berimpit menjadi terpisah
sehingga terbentuk dipole. Pemisahan titik pusat muatan ini berlangsung sampai terjadi
keseimbangan dengan medan listrik yang menyebabkannya. Dipole yang terbentuk
merupakan dipole tidak permanen; artinya dipole terbentuk selama ada pengaruh medan
listrik saja. Jika medan listrik hilang maka titik-titik pusat muatan kembali berimpit lagi.
Apabila medan yang diberikan adalh medan searah, dipole terbentuk hampir seketika dengan
hadirnya medan listrik. Oleh karena itu polarisasi elektronik bisa terjadi pada medan listrik
bolak balik berfrekuensi tinggi.
22
Polarisasi ini terjadi pada material yang memiliki molekul asimetris yang membentuk
momen dipole permanen. Dipole-dipole permanen ini akan cenderung mengarahkan diri
sejajar dengan medan listrik, namun tidak semua dipole akan sejajar dengan arah medan.
Kebanyakan dipole permanen ini membentuk sudut dengan arah medan. Lihat Gambar.6.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan juga cukup lama.
dengan S adalah suatu permukaan tertutup dan adalah jumlah muatan yang ada di dalam atau
dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut. Hukum Gauss terutama digunakan untuk
menghitung medan listrik oleh benda bermuatan yang berbentuk khusus, misalnya berbentuk
pelat.
setiap titik Kita akan menghitung medan listrik di titik diluar bahan dielektrik
tersebut.
(Gambar 7 Potensialdi luar suatu benda terpolarisasi)
(3)
Potensial pada titik merupakan jumlah dari potensial akibat elemen volume.
Dengan dan
(4)
Ingat :
P ..............................................(5)
Teorema divergensi:
24
Maka diperoleh:
............................................ (6)
muatan permukaan jarak permukaan yang terikat. Oleh karena itu dapat dianalogikan
bahwa:
...............................................(7)
................................................(8)
............................................ (9)
dapat dituliskan:
..................................................(10)
dan pada permukaan. Berikut akan disajikan tentang medan oleh muatan terikat
dan muatan bebas. Muatan bebas boleh terdiri atas electron-elektron pada konduktor atau
ion-ion berkeliling dalam bahan dielektrik atau sembarang muatan, dengan kata lain bukan
akibat resultan dari polarisasi. Di dalam dielektrik rapat muatan total dapat dituliskan :
(11)
(12)
(13)
(14)
26
Dengan adalah total muatan bebas didalam volume yang dibatasi permukaan. Hal ini
sebagai cara khusus untuk menyatakan Hukum Gauss didalam konteks dielektrik, sebab hal
itu dibuat hanya untuk muatan bebas, dan muatan bebas adalah muatan bahan yang dikontrol.
Dalam hal khusus, bilamana diperlukan suatu simetris, maka dapat segera dihitung dnegan
metode hokum Gauss.
Contoh
Kawat lurus membawa muatan garis serba sama dikelilingi bahan penyekat karet
dengan jari-jari R seperti gambar. Carilah medan pergeseran listriknya!
Penyelesaian
, dengan . Maka;
Sehingga,
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan rumus tersebut dalam bahan penyekat dan
diluar adalah sama. Dalam daerah yang terakhir (diluar), sehingga dari
untuk
Di dalam karet, medan listrik tidak dapat dihitung , sebab untuk mengetahui P di
tempat itu tidak diketahui caranya
electromagnet tidak meramalkan bentuk dari fungsi tersebut, tetapi mengambilnya sebagai
informasi luar.Hubungan tersebut ditinggalkan, kemudian ditentukan dari eksperimen, atau
dihitung secara teori dari keadaan mikroskopik suatu bahan. Hal ini dibahas dalam cabang
fisika lain yaitu mekanika statistika dan fisika zat padat. Kombinasi eksperimen dan teori
menunjukkan bahwa sebagian besar bahan dapat diklasifikasikan dengan mudah, dan hasil
dapat digunakan untuk menyederhanakan seluruh teori dan membuat sangat bermanfaat.
Jika maka ada dua kemungkinan nilai dari =0 atau maka bahan
dipolarisasikan rata dalam ketidak hadiran medan, seperti dijelaskan sebelumnya. Hal ini
28
perkecualian keadaan kondisi, seperti medan yang sangat besar/panjang, atau temperature
rendah atau keduanya. Oleh karena itu pencarian tersebut sering cukup memberikan sebagai
………………………….. (15)
Dalam indeks I,j,dan k mengambil nilai x,y,dan z. bentuk tersebut memenuhi seluruh
yang meliputi dielektrik khusus. Jika orde kedua atau suku-suku tinggi dalam komponen
dibutuhkan untuk menggambarkan merincikan bahan, maka dielektrik disebut non linear.Hal
ini membutuhkan eksperimen untuk menentukan apakah persamaan perlu diadakan kasus
yang diberikan sebagai contoh, beberapa keramik menjadi dalam kategori tersebut.
tergantung pada struktur mikroskopis dari substansi yang bersangkutan (dan juga
pada kondisi eksternal seperti suhu). Bahan yang mengikuti hubungan seperti diatas,
disebut dielektrik linier.
Perhatikan bahwa E dalam Persamaan. 4.30 adalah medan listrik total, yang
terdiri dari sebagian muatan bebas dan bagian dari polarisasi itu sendiri. Jika,
misalnya, kita menempatkan sepotong dielektrik ke medan eksternal Eo, maka kita
tidak dapat menghitung P langsung dari Persamaan. 4,30; medan eksternal akan
mempolarisasimaterial, dan polarisasi ini akan menghasilkan medannya sendiri, yang
kemudian berkontribusi terhadap medan total. Pendekatan paling sederhana adalah
mulai dengan perpindahan, setidaknya dalam kasus-kasus di mana D dapat
disimpulkan secara langsung dari distribusi muatan gratis.
(17)
Jadi D sebanding dengan E
(18)
Dengan
(19)
merupakan konstanta yang disebut permitivitas bahan. (Dalam ruang hampa, di
mana tidak terjadi polarisasi, maka seseptibilitasnya adalah nol, dan permitivitas
adalah o. Oleh sebab itu o disebut permitivitas ruang bebas. Adapun permitivitas
yang terjadi untuk memiliki nilai 8,85 x 10 ~ 12 C2 / N-m2.)
(19)
Dengan r disebut permitivitas relatif, atau konstanta dielektrik suatu material.
Konstanta dielektrik untuk beberapa zat umum tercantum dalam Tabel 1.
Table 1 Dielectric Constants (unless otherwise specified, values given are for 1 atm,
20° C). Source: Handbook of Chemistry and Physics, 78th ed.
(Boca Raton: CRC Press, Inc., 1997).
30
Nilai P dan D proporsional terhadap E. Pada antarmuka antara yang terpolarisasi
dielektrik dan vakum (Gambar 8), P adalah nol pada satu sisi tetapi tidak pada sisi
yang lain. Di sekitar ini loop dan karenanya, oleh teorema Stokes', curl P
tidak dapat menghilang di mana-mana dalam loop.
Tentu saja, jika ruang sepenuhnya diisi dengan dielektrik linear homogen, maka
sehingga D dapat ditemukan dari muatan bebas seolah-olah dielektrik tidak ada di
sana:
D= o Evac
di mana Evac adalah bidang distribusi muatan bebas yang sama yang akan
menghasilkan dalam ketiadaan setiap dielektrik. Menurut Persamaan. 4.32 dan 4.34,
oleh karena itu,
(20)
Kesimpulan: Ketika semua ruang diisi dengan dielektrik linear homogen, di setiap
medannya akan dikurangi oleh faktor konstanta dielektrik. (Sebenarnya tidak
demikian, melainkan diperlukan dielektrik untuk mengisi semua ruang, di daerah di
mana medan listrik adalah nol, keberadaan dielektrik tidak begitu terpengaruh, karena
tidak ada polarization dalam setiap peristiwa.
Misalnya, jika muatan gratis q disematkan dalam dielektrik besar, maka
medan listrik yang dihasilkannya:
(21)
(itu merupakan , tidak o) dan gaya yang diberikannya pada muatan di dekatnya
berkurang dengan sendirinya. Tapi itu tidak ada yang salah dengan hukum Coulomb;
sebaliknya, polarisasi medium sebagian "melindungi" muatan, dengan
mengelilinginya pada muatan terikat dari tanda yang berlawanan
(Gambar 9)
Contoh
Kapasitor pararel (Gambar 9) diisi dengan bahan insulasi dari konstanta dielektrik .
r
(22)
Ini, pada kenyataannya, cara umum untuk memperkuat sebuah kapasitor.
32
Gambar 10
Kristal umumnya lebih mudah untuk terpolarisasi di beberapa arah daripada yang
lain, dan dalam hal ini Persamaan. 4.30 diganti dengan relasi linear umum
(23)
b. Masalah Nilai Batas dengan Dielektrik Linier
Dalam suatu dielektrik linear homogen, densitas muatan terikat (b) sebanding
dengan densitas muatan bebas (f):
(24)
Dalam keadaan khusus, kecuali muatan bebassebenarnya tertanam dalam bahan, =
0, dan apa saja muatan yang harus berada di permukaan. Dengan demikian,
dielektrik, berpotensi mengikuti Persamaan Laplace. Namun, untuk menulis ulang
kondisi batas yakni dengan cara membuat referensi hanya untuk muatan bebas.
Persamaan 4.26 mengatakan
(25)
(26)
Sedangkan potensi itu sendiri, tentu saja, berkelanjutan:
Vabove =Vbelow (27)
Contoh 4.7
Suatu bidang bahan dielektrik linear homogen ditempatkan dalam medan
listrik yang seragamEo (Gambar 11). Temukan medan listrik di dalam bola.
Gambar 4.11
Solusi:
Hal ini mengingatkan pada contoh 3.8, di mana bola berkonduksi yang tidak
bermuatan adalah diperkenalkan ke dalammedan yang seragam. Dalam hal ini,
bidang muatan yang diinduksi sepenuhnya dibatalkan Eo dalam bola, dalam
dielektrik, pembatalan (dari muatan terikat) ini hanya sebagian.
Masalah kami dapat diselesaikan denganpersamaan Laplace, untuk Vin (r, ) ketika r
R, dan Vout (r , ) saat r R, tunduk pada kondisi batas
(28)
(Persamaan kedua mengikuti Persamaan 4.41, karena tidak ada muatan bebas di
permukaan). Di dalam bola, potensial listrik dinyatakan :
34
(29)
Sementara potensial untuk di luar bola dinyatakan:
(30)
Kondisi batas (i) membutuhkan
(31)
Sementara kondisi (ii)
(32)
Sementara
(33)
dan karenanya bidang di dalam bola itu seragam, maka:
(34)
Sebagai konsekuensinya, energi dalam kapasitor juga akan meningkat dengan faktor
C. Sehingga
W = ½ CV2= ½ Cvac V2
r
(35)
Sehingga pada kasus kapasitor yang diisi dielektrik energi yang tersimpan diubah
menjadi
Maka
(36)
36
Sehingga didapatkan :
(37)
Terlebih lanjut, ini dapat diterapkan ke berbagai bahan. Jika mediumnya adalah
dielektrik linier, maka D = E. Sehingga
Energi total merupakan energi yang dibangun dari muatan bebas hingga konfigurasi
akhir
(38)
38
di mana Fme adalah gaya yang harus digunakan, untuk melawan gaya listrik F pada
dielektrik:Fme = - F. Dengan demikian gaya listrik pada pelat itu
(40)
Adapun energi yang tersimpan dalam kapasitor adalah
(41)
Dan kapasitansi pada kasus ini bernilai
(42)
Dengan l adalah panjang plat. Adapun muatan total pada plat diasumsikan Q = CV
yang diatur konstan sebagai perpindahan dielektrik.
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya berada pada arah x negatif; dan dielektrik
ditarik ke dalam kapasitor.
Pada baterai juga terjadi usaha sebagai perpindahan dielektrik.
tidak tergantung arah Kemudian keadaan tersebut diketahui sebagai isotropi. Sejak itu satu
arah adalah kelengkapan ekuivalensi terhadap yang lain, harus parallel terhadap
dengan: =
yang ditentukan dengan eksperimen, dan nilai-nilai tersebut dapat dicari dalam
beberapa table. Untuk semua bahan, dengan , positif untuk medan statis, maka:
40
Dari persamaan dapat dan diketahui bahwa parallel dalam keadaan
C. Saran
Kapasitor merupakan perbaikan factor daya. Sehingga pemasangan kapasitor
dapat diadakan pada setiap konsumen, baik gedung, maupun perindustrian. Ini di
karenakan mencegah rugi-rugi daya yang berlebihan, dan mengurangi kerusakan
akibat kelistrikan oleh alat-alat listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Caterpillar Asia Pacific Learning . versi 3,2 2013. Buku Panduan Siswa (Modul
Pengenalan) : Fundamental Electric.
Jayadin Ahmad. 2007. Ilmu Elektronika : ELDAS
http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator
http://xtop-gear.com/general/prinsip-kerja-kondensator/
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/09/mengindentifikasi-dan-membaca-nilai.html
42