Anda di halaman 1dari 45

KAPASITOR

DAN DIELEKTRIK

Teknik Elektro

DISUSUN OLEH :
JULHAKIM
MUHAMMAD IKHWAN
MUHAMMAD IVAN AQILA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
penyusun dalam menyelesaikan makalan ini tepat waktu. Tanpa ridho-Nya penyusun
tidak akan mampu menyelesaikan tugas makalah Fisika Terapan “ Kapasitor Dan
Dielektrik “ ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang syafa’atnya kelak kita nantikan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Fisika Terapan yang telah memberikan tugas makalah tentang kepada kami
Sehingga kami dapat menambah wawasan pengetahuan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Pontianak, 10 November 2023

Penyusun

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….................... ii
BAB I PENDAHULUAN ……………...…..…………………………………... 1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………….......................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………… 2
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………................... 3
2.1. Penjelasan Kapasitor.......................…..……………………..................... 3
2.2. Jenis-jenis Kapasitor yang dipasaran dan cara kerja kapasitor………….. 4
2.2.1 Tantalum Capacitor........................................................................... 4
2.2.2 Ceramic Capacitor............................................................................. 5
2.2.3 Electrolytic Capacito......................................................................... 5
2.2.4 Multilayer Ceramic Capacitor........................................................... 4
2.2.5 Polyester Film Capacitor................................................................... 5
2.2.6 Polypropylene Capacitor................................................................... 6
2.2.7 Kapasitor Mika.................................................................................. 7
2.2.8 Polystyrene Film Capacitor............................................................... 8
2.2.9 Electric Double Capacitor (Super Capacitor)................................... 8
2.2.10 Trimmer Capacitor........................................................................... 9
2.2.11 Tuning Capacitor.............................................................................. 9

BAB III PEMBAHASAN DAN SOAL…………….........………………..……… 10


3.1. Sejarah Penemuan Kapasitor …………………………...………..………. 10
3.2. Tabel Konstanta Bahan Dielektrik.......................................................…… 11
3.3. Konsep Pembuatan Kapasitor...................................................................... 11
3.4 Besaran Kapasitansi Kapasitor.................................................................... 12
3.5 karakteristik Kapasitor................................................................................. 13
3.6 Contoh Soal................................................................................................14-16

BAB IV PENUTUP…………………………………..............…………………... 17
4.1. Kesimpulan………………………………………………………………... 17
4.2. Saran………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 1

ii
BAB I PENDAHULUAN

III.I Latar Belakang


Teknologi pada masa ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan
sehingga banyak berpengaruh pada berbagai bidang terutama kesehatan. Setiap alat
kesehatan mampu mendeteksid a n m e m b a n t u p a r a m e d i s d a l a m m e n g a t a s i
b e r b a g a i m a c a m p e n y a k i t . M a s i n g - m a s i n g a l a t kesehatan didukung oleh
komponen-komponen yang melengkapi fungsi komponen lainnya. Salah satu
komponen yang amat dibutuhkan yaitu kapasitor. komponen ini
berperan penting dalam suatu rangkaian listrik. kapasitor berfungsi sebagai adalah
untuk penyaring atau filtrasi tegangan yang masuk kedalamrangkaian.
Alam dunia elektronika tentunya tidak terlepas dari hal yang
namanya kapasitor. k o m p o n e n ini sangat penting dalam dunia
e l e k t r i k a l i t u s e n d i r i . A l a m p e m a s a n g a n n y a terdapat berbagai macam
type rangkaian dan satu sama lain bisa dikombinasikan. S e r i n g k i t a l i h a t
adalah pada keyboard yaitu kapasitor dengan plat sejajar. Selain
i t u j u g a kapasitor banyak terdapat pada elektronik yang lain. Alam percobaan yang
akan dilakukan kaliini adalah kapasitor dengan rangkaian parallel dan bagaimana
dielektrik yang melapisi plat padak a p a s i t o r . hal ini tentunya akan
b e r k a i t a n d e n g a n n i l a i k a p a s i t a n s i y a n g t e r d a p a t d a l a m rangkaian
begitu juga dengan tegangan yang dihasilkan. Maka dari itu saya akan
membahas mengenai hal Kapasitor dan Dielektrik.

III.II Rumusan Masalah


1. Apa itu kapasitor ?
2. Apa saja jenis kapasitor yang sering di gunakan ?
3. Perumusan tahanan kapasitor ?
4. Apa saja konsep kapasitor ?

1
5. Bagaimana Karakter kapasitor ?

III.III Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian kapasitor
2. Menjelaskan jenis dan fungsi kapasitor
3. Menerangkan sejarah kapasitor
4. Penerapan rumusan dasar kapasitor
5. Menjelaskan berbagai karakter kapasitor

2
BAB II LANDASAN TEORI

A. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan
listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada
ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup
negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
"tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas,
fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan
negatif di awan.
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk
dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1
coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus
dapat ditulis :
Q = CV
Dengan asumsi :
Q = muatan elektron C (Coulomb)
C = nilai kapasitans dalam F (Farad)
V = tinggi tegangan dalam V (Volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui
luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut : C
= (8.85 x 10^-12) (k A/t)

3.MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMDCCCVI
Jenis kapasitor yang banyak dijual di pasaran

III.III.1 Tantalum Capacitor

Gambar 2.5 Tantalum Capacitor

Merupakan jenis electrolytic capacitor yang elektrodenya terbuat


dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara
membedakannya dengan mencari tanda + yang ada pada tubuh kapasitor,
tanda ini menyatakan bahwa pin di bawahnya memiliki polaritas positif.
Diharapkan berhati–hati di dalam pemasangan komponen karena tidak boleh
terbalik. Karakteristik temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada
electrolytic capacitor yang terbuat dari bahan alumunium.

III.III.2 Ceramic Capacitor

4
Gambar 2.6 Ceramic Capacitor

Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk


dielektrik- nya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini
dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Karakteristik respons
frekuensi sangat perlu diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja pada
frekuensi tinggi. Untuk perhitungan- perhitungan respons frekuensi dikenal
juga satuan faktor qualitas Q (quality factor) yang tak lain sama dengan 1/DF.
Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke
ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena
dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan
hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil.

III.III.3 Electrolytic Capacitor

Gambar 2.7 Electrolytic Capacitor

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri atas kapasitor-kapasitor yang


bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Elektrode kapasitor ini
terbuat alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis.
Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar
dengan tanda + dan - di badannya. Dari karakteristik tersebut, pengguna harus
berhati–hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai
terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan
“MELEDAK”. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat
Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat
diperoleh kapasitor yang kapasitansnya besar.Biasanya jenis kapasitor ini
digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter, dan rangkaian
pewaktu. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.
Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan
tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya
dengan tegangan 5 volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki
tegangan kerja minimum 2 x 5 =10 volt.

III.III.4 Multilayer Ceramic Capacitor

Gambar 2.8 Multilayer Ceramic Capacitor

Bahan material untuk kapasitor ini sama dengan jenis kapasitor


keramik, bedanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya.
Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya
disebut dengan layer dengan ketebalan 10 sampai dengan 20 µm dan pelat
elektrodenya dibuat dari logam yang murni. Selain itu ukurannya kecil dan
memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus daripada kapasitor keramik,
biasanya jenis ini baik digunakan untuk aplikasi atau melewatkan frekuensi
tinggi menuju tanah.

6
III.III.5 Polyester Film Capacitor

Gambar 2.9 Polyester Film Capacitor

Dielektrik pada kapasitor ini terbuat dengan polyester film.


Mempunyai karakteristik suhu yang lebih bagus dari pada semua jenis
kapasitor di atas. Dapat digunakan untuk frekuensi tinggi. Biasanya jenis
ini digunakan untuk rangkaian yang menggunakan frekuensi tinggi, dan
rangkaian analog. Kapasitor ini biasanya disebut mylar dan mempunyai
toleransi sebesar ±5% sampai ±10%.

III.III.6 Polypropylene Capacitor

Gambar 2.10 Polypropylene Capacitor

Kapasitor disamping memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi daripada


polyester film capacitor. Pada umumnya nilai kapasitansi dari komponen ini
tidak akan berubah apabila dirancang di suatu sistem bila frekuensi yang
melaluinya lebih kecil atau sama dengan 100kHz. Pada gambar diatas
ditunjukkan kapasitor polypropylene dengan toleransi ±1%. Tipe kapasitor
jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi
yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik.

III.III.7 Kapasitor Mika

Gambar 2.11 Kapasitor Mika

Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor


mika empunyai tingkat kestabilan yang tinggi, karena koefisien temperaturnya
rendah. Karena frekuensi karakteristiknya sangat bagus, biasanya kapasitor
ini digunakan untuk rangkaian resonans, filter untuk frekuensi tinggi dan
rangkaian yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar
yang menggunakan tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai
kapasitansi yang tinggi, dan harganya juga relatif tinggi.

III.III.8 Polystyrene Film Capacitor

Gambar 2.12 Polystyrene Film Capacitor

8
Dielektrik kapasitor ini adalah polystyrene film . Tipe ini tidak bisa
digunakan untuk aplikasi yang menggunakan frekuensi tinggi, karena
konstruksinya yang sama seperti kapasitor elektrolit yaitu seperti koil.
Kapasitor ini baik untuk aplikasi pewaktu dan filter yang menggunakan
frekuensi beberapa ratus kHz. Komponen ini mempunyai 2 warna untuk
elektrodenya, yaitu: merah dan abu–abu. Untuk yang merah elektrodenya
terbuat dari tembaga sedangkan warna abu–abu terbuat dari kertas aluminium.

III.III.9 Electric Double Capacitor (Super Capacitor)

Gambar 2.13 Electric Double Capacitor

Jenis kapasitor ini bahan dielektriknya sama dengan kapasitor


elektrolit. Namun bedanya adalah ukuran kapasitornya lebih besar
dibandingkan kapasitor elektrolit yang telah dijelaskan di atas. Biasanya
mempunyai satuan F. Kapasitor ini mempunyai batas tegangan yang besar.
Karena mempunyai batas tegangan dan bentuk yang lebih besar dari kapasitor
yang lain maka kapasitor ini disebut juga super capasitor Gambar bentuk
fisiknya dapat dilihat di atas, pada Gambar 2.13 tersebut kapasitornya
memiliki ukuran 0,47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk rangkaian
power supply.

III.III.10 Trimmer Capacitor


Gambar 2.14 Trimmer Capacitor

Kapasitor jenis disamping menggunakan keramik atau plastik


sebagai bahan dielektriknya. Nilai dari kapasitor dapat diubah–ubah dengan
cara memutar sekrup yang berada diatasnya. Didalam pemutaran
diharapkan menggunakan obeng yang khusus, agar tidak menimbulkan
efek kapasitans antara obeng dengan tangan.

III.III.11 Tuning Capacitor

Gambar 2.15 Tuning Capacitor

Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”, biasanya


banyak sekali digunakan sebagai pemilih gelombang pada radio. Jenis
dielektriknya meng- gunakan udara. Nilai kapasitansinya dapat diubah
dengan cara memutar gagang yang terdapat pada badan kapasitor kekanan
atau kekiri.
Nilai Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan
dengan melihat angka atau kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut.
Untuk kapasitor jenis elektrolit memang mudah, karena nilai
kapasitansnya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya. Sedangkan
untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan.
Biasanya kode tersebut terdiri atas 4 digit, dengan 3 digit pertama
merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan
toleransinya.

10
BAB III PEMBAHASAN

III.I Sejarah Penemuan Kapasitor


Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama
muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif
tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak
bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-
konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-
ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. Kemampuan untuk
menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas.
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron.
Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron.
Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki
kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan
elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)


C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)

HC= ½ C V 2 [joule]

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui


luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t)


Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.

III.IV Tabel Konstanta Bahan Dielektrik


Udara vakum k=1
Aluminium oksida k=8
Keramik k = 100 – 1000
Gelas k=8
Polyethylene k=3

III.V Konsep Pembuatan Kapasitor


Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi,
kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang
menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).
Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan
kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan
dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu
disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen
yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-
gulungan kawat yang berdekatan.

Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara.
Jarak kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk.

12
III.VI Besaran Kapasitansi Kapasitor
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya
muatan listrik dengan tegangan kapasitor.

C=Q/V

Keterangan :
C = Kapasitas dalam satuan farad
Q = Muatan listrik dalam satuan Coulomb
V = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt

Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan
piko farad, D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi
dalam satuan cm2, d = jarak antara plat dalam satuan cm.
Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1
coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad.
Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad.
Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1mikrofarad sampai beberapa
milifarad. Kapasitor variabel mempunyai ukuran fisik yang besar tetapi nilai
kapasitansinya sangat kecil hanya sampai ratusan pikofarad.

III.VII Karakteristik Kapasitor


Pada saat arus berubah arah elektron-elektron harus meningkatkan
dielektrikum. Perubahan arah arus yang terjadi pada saat kapasitor terhalangi oleh
rintangan yang disebut hysterisis kapasitif.

Karakteristik kapasitor adalah :


 Terhadap tegangan dc merupakan hambatan yang sangat besar.
 Terhadap tegangan ac mempunyai resistansi yang berubah-ubah sesuai
dengan frequency kerja.
 Terhadap tegangan ac akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus 90 o
mendahului tegangannya.

Resistansi dari sebuah kapasitor terhadap tegangan ac disebut reaktansi.


Disimbolkan dengan Xc, besarnya reaktansi kapasitor ditulis dengan rumus :

Xc = 1/(2πFc)

Keterangan :

Xc = Reaktansi kapasitif (ohm)


F = frekuensi kerja rangkain dalam satuan hertz
c = kapasitansi (farad)

Beberapa hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada kapasitor adalah


lamanya pemakaian kapasitor, tegangan yang diberikan melebihi batas
maksimumtegangan kerja kapasitor tersebut dan kesalahan pemasangan polaritas
kapasitor.

III.VIII Contoh Soal


1. Terdapat sebuah Kapasitor dengan mempunyai besaran kapasitas sebesar
0.8 μF yang dimuati oleh sebuah Baterai berkapasitas 20 Volt. Maka
berapakah Muatan yg tersimpan didalam Kapasitor tersebut ?

Diketahui :

C = 0.8 μF sama dengan 8 x 10-7 F

V = 20 Volt (V)

Ditanya :

14
Berapakah nilah Q ?

Jawabannya :

C = Q / V sehingga Q = C x V

Q = 8 x 10-7 x 20

Q = 1.6 x 10-5 coulomb

2. Terdapat sebuah Kapasitor Keping Sejajar dengan mempunyai Luas tiap


kepingnya sebesar 2000 cm2 dan terpisah sejauh 2 centimeter antara satu
dengan lain. Berapakah nilai dari Kapasitas Kapasitor tersebut ?

Jawabannya :

C = 8,85.10-12 . (0,2./0,002)

C = 8,85.10-12 x 100

C = 8,85.10-10 farad

3. Kapasitor keping sejajar dengan luas penampang masing-masing keping


adalah 50 cm2 tanpa bahan pengisi (berisi udara). Jarak antar keping adalah 2
cm dan kedua keping diberi beda potensial 120 volt. Jika εo adalah 8,85 x 10−
12
C2 N − 1 − 2 tentukan :
a) kapasitas kapasitor
b) muatan yang tersimpan dalam kapasitor
c) kuat medan listrik antara kedua keping
Pembahasan :
a). kapasitas kapasitor

b). muatan yang tersimpan dalam kapasitor


c). kuat medan listrik antara kedua keping

4. Sebuah kapasitor keping sejajar memiliki kapasitas 1200 μF. Jika luas
penampang keping dijadikan dua kali semula dan jarak antar keping dijadikan
1,5 kali semula, tentukan nilai kapasitasnya yang baru!
Pembahasan :

5. Sebuah kapasitor keping sejajar memiliki kapasitas sebesar C. Jika kapasitor


disisipi bahan dielektrik dengan konstanta dielektrik sebesar 2, tentukan
kapasitasnya yang baru!
Pembahasan :
Luas penampang dan jarak keping kapasitor tidak mengalami perubahan:

16
BAB IV PENUTUP

B. Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa kapasitor / kondensator berfungsi sebagai penyimpan
muatan listrik. Struktur kapasitor terdiri dari 2 plat metal yang dipisah oleh bahan
dielektrik. Satuan dari kapasitor ( C ) adalag Farad.
Kapasitor memilki 2 jenis, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar.
Kapasitor dapat dirangkai seri maupun parallel, dengan cara perhitungan total
kapasistansi berbeda.
1.1 Kapasistansi adalah kemampuan kapasitor untuk menampung muatan electron. Nilai ka
pasitas kapasitor dapat diketahui dengan 2 cara: langsung berupa Pengertian Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau
bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti
konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas
bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan
menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan
bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-
elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan
(lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya
terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan.
Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di
daerah di mana muatan tadi ditempatkan. Dielektrik merupakan suatu isolator. Isolator
merupakan suatu bahan yang sulit menghantarkan arus listrik. Dilektrik tidak memiliki
pembawa muatan bebas, namun dielektrik memiliki inti yang positif dan elektron yang
bermuatan negatif. Karena muatan-muatannya telah berpasang-pasangan maka sulit bagi
bahan dielektrik untuk berinteraksi atau bertumbukan dengan muatan-muatan lain diluar
dielektrik.

1.2 Polarisasi
Meskipun tidak ada perpindahan muatan ketika dielektrik-dielektrik dipengaruhi suatu
medan listrik, tetapi terjadi pergeseran sedikit pada muatan negative dan positif dari atom-
atom atau molekul dielektrik , sehingga memiliki kelakuan seperti dipole sangat kecil. Pada
dielektrik tersebut dikatakan terjadi pengutuban atau dalam keadaan terkutubkan ketika
dipole-dipole ditampilkan.
Misalkan sebagai contoh sederhana,polarisasi ditampilkan/digambarkan sebagai suatu
dipole listrik. Muatan titik positif menggambarkan inti dan muatan negative
menggambarkan muatan electron dan kedua muatan tersebut terpisah jarak yang sangat
kecil.Orbit electron pada inti bertindak seperti awan mengitari inti. Ketika atom-atom tidak
terjadi polarisasi, awan yang mengelilingi inti adalah simetri (gambar.1a) dan momen
dipolnya nol (karena pergeseran muatan positif dan negative =0). Dengan adanya pengaruh
medan listrik, maka awan electron menjadi bergeser sedikit atau tidak simetris (gambar.1b),
dan atom dikutubkan (terjadi polarisasi). Atom tersebut dapat digambarkan ekuivalen
dengan dipole muatan titik (gambar 1c).

18
c. –q +q

L
(Gambar: 1. a. Atom tidak berpolarisasi b. atom menjadi terpolarisasi kutub E
c. ekuivalen dipole)

Suatu dielektrik papan marmer permitivitasnya (gambar 2) dalam ruangan hampa.

Medan listrik serba sama diterapkan pada aras normal, menyebabkan polarisasi dalam
dielektrik, yaitu dipole-dipole atom induksi menembus papan marmer. Hasil akhir dari
polarisasi adalah menghasilkan lapisan mutan negative pada salah satu permukaan dan
lapisan muatan positif pada permukaan lain dari papan trsebut, dengan muatan tiap-tiap
dipole dilapisi oleh jarak L’ (L’=ketebalan papan marmer)

(Gambar .2. Dielektrik papan marmer dalam medan listrik seragam)

Jadi, bila suatu dielektrik dalam medan listrik, maka dalam dielektrik terbentuk
dipole-dipole listrik. Bila diambil elemen volume dari dielektrik dV, maka momen dipole
pada elemen volume itu . Polarisasi didefinisikan sebagai momen dipole tolak persatuan
volume, sehingga dapat dirumuskan

…………………………(1)

Dari persamaan diatas diperoleh

...........................................(2)

P= momen dipole total

Contoh
Hitung polarisasi di dalam bahan dielektrik dengan bila

Bahan dielektrik bukan penghantar listrik. Tetapi karena tidak inert terhadap medan
listrik. Elektron dan proton akan bergeser tempat akibat medan listrik tersebut. Sebagai
contoh, tempat kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser mendekati elektroda positif,
sedang inti atom sendiri, yang mengandung proton, akan bergeser mendekati elektroda
negatif. Peristiwa ini disebut sebagai polarisasi. Bila ada medan arus bolak balik, muatan tadi
akan bergeser bolak balik mengikuti frekuensi medan listrik. Polarisasi dapat digolongkan
kedalam :

1.2.1 Polarisasi elektronik

20
Polarisasi Elektronik. Polarisasi elektronik terjadi pada semua jenis dielektrik.
Polarisasi ini terjadi karena pergeserana elektron pada atom atau molekul karena adanya
medan listrik, pusat muatan listrik positif dan negatif yang semula berimpit menjadi terpisah
sehingga terbentuk dipole. Pemisahan titik pusat muatan ini berlangsung sampai terjadi
keseimbangan dengan medan listrik yang menyebabkannya. Dipole yang terbentuk
merupakan dipole tidak permanen; artinya dipole terbentuk selama ada pengaruh medan
listrik saja. Jika medan listrik hilang maka titik-titik pusat muatan kembali berimpit lagi.
Apabila medan yang diberikan adalh medan searah, dipole terbentuk hampir seketika dengan
hadirnya medan listrik. Oleh karena itu polarisasi elektronik bisa terjadi pada medan listrik
bolak balik berfrekuensi tinggi.

1.2.2 Polarisasi Ionik


Polarisasi jenis ini hanya teramati pada material dengan ikatan ion. Polarisasi terjadi
karena pergeseran ion-ion yang berlawanan tanda karena pengaruh medan listrik. Gambar
dibawah menggambarkan peristiwa ini. Sebagaimana halnya dengan polarisasi elektronik,
dipole yang terbentuk dalam polarisasi ionik juga merupakan dipole tidak permanen. Namun
polarisasi ionik terjadi lebih lambat dari polarisasi elektronik. Apabila di berikan medan
searah, diperlukan waktu lebih lama untuk mencapai keadaan seimbang, demikian pula jika
medan dihilangkan posisi ion akan kembali pada posisi semula dalam waktu lebih lama dari
polarisasi elektronik.
Polarisasi ionik merupakan pergeseran ion negatif dan positif ke elektroda positif dan
negatif. Sama dengan polarisasi elektronik, polarisasi ionik ditimbulkan oleh medan listrik
luar.
Karena ion lebih berat jika dibandingkan dengan elektron, ion tak mungkin
berpolarisasi dengan cepat. Polimerisasi ion terbatas hingga frekuensi maksimum sebesar
1013 Hz. Ini berada dibawah frekuensi sinar biasa. Oleh karena itu, berkas sinar tidak
mungkin menghasilkan polarisasi ionik dan hanya akan menghasilkan polarisasi elektronik.
(Gambar 4.Polarisasi Ionik)

1.2.3 Polarisasi Muatan Ruang


Polarisasi ini terjadi karena pemisahan muatan-muatan ruang, yang merupakan
muatan-muatan bebas dalam ruang dielektrik. Dengan proses ini terjadi pengumpulan muatan
sejenis di dua sisi dielektrik. Polarisasi ini berlangsung lebih lambat lagi dan pada waktu
medan listrik dihilangkan muatan ruang dapat menempati posisi yang baru, tidak seluruhnya
kembali pada posisi awal. Muatan ruangan atau polarisasi antar permukaan terjadi bila ada
penghantaran muatan lokal dalam dielektrik. Sebagai contoh Al2O3, bahan bukan
penghantar, mengandung partikel aluminium yang sangat kecil, elektron konduksi dapat
bergeser kearah elektroda positif dalam medan bolak-balik. Akan tetapi, mereka tetap terikat
didalam partikel metal. Contoh ini hanya untuk penjelasan belaka, dan jarang dijumpai dalam
barang rekayasa.

(Gambar. 5 Polarisasi Muatan Ruang)

2.2.4 Polarisasi Orientasi.

22
Polarisasi ini terjadi pada material yang memiliki molekul asimetris yang membentuk
momen dipole permanen. Dipole-dipole permanen ini akan cenderung mengarahkan diri
sejajar dengan medan listrik, namun tidak semua dipole akan sejajar dengan arah medan.
Kebanyakan dipole permanen ini membentuk sudut dengan arah medan. Lihat Gambar.6.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan juga cukup lama.

(Gambar. 6 Polarisasi Orientasi)

Penerapan bahan dielektrik ini berdasarkan hukum Gauss. Di mana Gauss


menyatakan bahwa jumlah garis gaya atau fluks listrik yang keluar dari suatu permukaan
tertutup sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup
itu. Secara matematis, pernyataan tersebut dituliskan sebagai :

dengan S adalah suatu permukaan tertutup dan adalah jumlah muatan yang ada di dalam atau
dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut. Hukum Gauss terutama digunakan untuk
menghitung medan listrik oleh benda bermuatan yang berbentuk khusus, misalnya berbentuk
pelat.

1.3 Rapat Muatan Terikat


Pandang suatu bahan dielektrik yang terpolarisasi, yang dicirikan oleh polarisasi di

setiap titik Kita akan menghitung medan listrik di titik diluar bahan dielektrik

tersebut.
(Gambar 7 Potensialdi luar suatu benda terpolarisasi)

Potensial akibat momen dipol elemen :

(3)

Potensial pada titik merupakan jumlah dari potensial akibat elemen volume.

Dengan dan

(4)

Ingat :

Dari sifat operator Nabla:

P ..............................................(5)

Maka diperoleh persamaan

Teorema divergensi:

24
Maka diperoleh:

............................................ (6)

Dengan permukaan dari dengan arah normal keluar (=

Bila persamaan diatas dikorespondensikan dengan pembatas potensial muatan


kontiniu, maka dapat dianalogikan bahwa persamaan diatas mencetak potensial yang
dihasilkan oleh distribusi rapat muatan volume meliputi seluruh volume dan rapat

muatan permukaan jarak permukaan yang terikat. Oleh karena itu dapat dianalogikan
bahwa:

...............................................(7)

................................................(8)

............................................ (9)

Dalam kenyataannya persamaan

dapat dituliskan:

..................................................(10)

Dengan pengertian bahwa diferensial dibuat terhadap koordinat titik sumber.Indeks b


yang ditunjukkan dalam setiap persamaan mencerminkan kenyataan bahwa rapat muatan
muncul dari muatan terikat suatu dielektrik.Sebagai akibatnya, hal itu biasanya digunakan
acuan sebagai rapat muatan terikat atau rapat muatan polarisasi.

1.4 Hukum Gauss Dalam Dielektrik


Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik yang melewati suatu permukaan tertutup
sembarang sebanding dengan muatan total yang dilingkupi permukaan tersebut. Dalam
menerapkan Hukum Gauss pada suatu daerah yang mengandung muatan-muatan yang
diletakkan didalam bahan dielektrik, kita harus memperhitungkan seluruh muatan didalam
permukaan Gauss (polarisasi muatan).

Efek polarisasi menghasilkan susunan rapat muatan yaitu dalam dielektrik

dan pada permukaan. Berikut akan disajikan tentang medan oleh muatan terikat

dan muatan bebas. Muatan bebas boleh terdiri atas electron-elektron pada konduktor atau
ion-ion berkeliling dalam bahan dielektrik atau sembarang muatan, dengan kata lain bukan
akibat resultan dari polarisasi. Di dalam dielektrik rapat muatan total dapat dituliskan :

Oleh karena itu hukum Gauss dapat ditulis

(11)

Dengan = muatan total.

Hal itu memudahkan untuk mengkombinasikan dua suku divergen yaitu:

Dalam hal ini dengan

(12)

= didefinisikan sebagai medan pergeseran listrik.

Oleh karena itu hokum Gauss dapat dinyatakan

(13)

Dalam bentuk integral

(14)

26
Dengan adalah total muatan bebas didalam volume yang dibatasi permukaan. Hal ini

sebagai cara khusus untuk menyatakan Hukum Gauss didalam konteks dielektrik, sebab hal
itu dibuat hanya untuk muatan bebas, dan muatan bebas adalah muatan bahan yang dikontrol.

Dalam hal khusus, bilamana diperlukan suatu simetris, maka dapat segera dihitung dnegan
metode hokum Gauss.

Contoh

Kawat lurus membawa muatan garis serba sama dikelilingi bahan penyekat karet
dengan jari-jari R seperti gambar. Carilah medan pergeseran listriknya!

Penyelesaian

, dengan . Maka;

Sehingga,
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan rumus tersebut dalam bahan penyekat dan

diluar adalah sama. Dalam daerah yang terakhir (diluar), sehingga dari

persamaan bila maka

untuk

Di dalam karet, medan listrik tidak dapat dihitung , sebab untuk mengetahui P di
tempat itu tidak diketahui caranya

1.5 Klasifikasi Dielektrik


Pada umumnya diharapkan bahwa ada hubngan fungsional antara polarisasi dan medan

listrik, dan selanjutnya. Diskripsi makroskopikteori

electromagnet tidak meramalkan bentuk dari fungsi tersebut, tetapi mengambilnya sebagai
informasi luar.Hubungan tersebut ditinggalkan, kemudian ditentukan dari eksperimen, atau
dihitung secara teori dari keadaan mikroskopik suatu bahan. Hal ini dibahas dalam cabang
fisika lain yaitu mekanika statistika dan fisika zat padat. Kombinasi eksperimen dan teori
menunjukkan bahwa sebagian besar bahan dapat diklasifikasikan dengan mudah, dan hasil
dapat digunakan untuk menyederhanakan seluruh teori dan membuat sangat bermanfaat.

1.5.1 Polarisasi Permanen

Jika maka ada dua kemungkinan nilai dari =0 atau maka bahan
dipolarisasikan rata dalam ketidak hadiran medan, seperti dijelaskan sebelumnya. Hal ini

dikatakan memiliki polarisasi permanen. Selanjutnya untuk adalah banyak tipe


dan banyak rupa yang dihasilkan oleh medan, secara umum digunakan istilah dielektrik.

1.5.2 Dielektrik non Linear

Daerah dengan adalah masih memungkinkan hubungan antara dan


dapat benar-benar sulit untuk sebagian besar bahan. Bagaimanapun juga membutuhkan

28
perkecualian keadaan kondisi, seperti medan yang sangat besar/panjang, atau temperature
rendah atau keduanya. Oleh karena itu pencarian tersebut sering cukup memberikan sebagai

deret pangkat dalam komponen yaitu:

………………………….. (15)

Dalam indeks I,j,dan k mengambil nilai x,y,dan z. bentuk tersebut memenuhi seluruh

asumsi bahwa Nilai khusus dari koefisien akan terganggu keadaan

yang meliputi dielektrik khusus. Jika orde kedua atau suku-suku tinggi dalam komponen
dibutuhkan untuk menggambarkan merincikan bahan, maka dielektrik disebut non linear.Hal
ini membutuhkan eksperimen untuk menentukan apakah persamaan perlu diadakan kasus
yang diberikan sebagai contoh, beberapa keramik menjadi dalam kategori tersebut.

1.5.3 Dielektrik Linier


a. Susebtibilitas, Permitivitas, Konstanta Dielektrik
Kita sudah melihat akibat adanya polarisasi P di dalam bahan dielektrik, tetapi
belum mengenal sebab terjadinya polarisasi tersebut. Secara kualitatif dapat
diungkapkan bahwa P tergantung pada resultan medan listrik E yang ada didalam
dielektrik. Dalam kebanyakan bahan, jika Etidak terlalu besar, polarisasi yang terjadi
pada bahan sebanding dengan medan listrik.
(16)

dengan = Suseptibilitas medium, suatu tetapan tidak berdimensi (tanpasatuan).Nilai

tergantung pada struktur mikroskopis dari substansi yang bersangkutan (dan juga
pada kondisi eksternal seperti suhu). Bahan yang mengikuti hubungan seperti diatas,
disebut dielektrik linier.
Perhatikan bahwa E dalam Persamaan. 4.30 adalah medan listrik total, yang
terdiri dari sebagian muatan bebas dan bagian dari polarisasi itu sendiri. Jika,
misalnya, kita menempatkan sepotong dielektrik ke medan eksternal Eo, maka kita
tidak dapat menghitung P langsung dari Persamaan. 4,30; medan eksternal akan
mempolarisasimaterial, dan polarisasi ini akan menghasilkan medannya sendiri, yang
kemudian berkontribusi terhadap medan total. Pendekatan paling sederhana adalah
mulai dengan perpindahan, setidaknya dalam kasus-kasus di mana D dapat
disimpulkan secara langsung dari distribusi muatan gratis.

Bahan-bahan yang memenuhi hubungan jika dituliskan :

(17)
Jadi D sebanding dengan E

(18)
Dengan

(19)
merupakan konstanta yang disebut permitivitas bahan. (Dalam ruang hampa, di
mana tidak terjadi polarisasi, maka seseptibilitasnya adalah nol, dan permitivitas
adalah o. Oleh sebab itu o disebut permitivitas ruang bebas. Adapun permitivitas
yang terjadi untuk memiliki nilai 8,85 x 10 ~ 12 C2 / N-m2.)

(19)
Dengan r disebut permitivitas relatif, atau konstanta dielektrik suatu material.
Konstanta dielektrik untuk beberapa zat umum tercantum dalam Tabel 1.
Table 1 Dielectric Constants (unless otherwise specified, values given are for 1 atm,
20° C). Source: Handbook of Chemistry and Physics, 78th ed.
(Boca Raton: CRC Press, Inc., 1997).

30
Nilai P dan D proporsional terhadap E. Pada antarmuka antara yang terpolarisasi
dielektrik dan vakum (Gambar 8), P adalah nol pada satu sisi tetapi tidak pada sisi

yang lain. Di sekitar ini loop dan karenanya, oleh teorema Stokes', curl P
tidak dapat menghilang di mana-mana dalam loop.

(Gambar 8 Vacuum Dielectric)

Tentu saja, jika ruang sepenuhnya diisi dengan dielektrik linear homogen, maka

sehingga D dapat ditemukan dari muatan bebas seolah-olah dielektrik tidak ada di
sana:
D= o Evac

di mana Evac adalah bidang distribusi muatan bebas yang sama yang akan
menghasilkan dalam ketiadaan setiap dielektrik. Menurut Persamaan. 4.32 dan 4.34,
oleh karena itu,

(20)
Kesimpulan: Ketika semua ruang diisi dengan dielektrik linear homogen, di setiap
medannya akan dikurangi oleh faktor konstanta dielektrik. (Sebenarnya tidak
demikian, melainkan diperlukan dielektrik untuk mengisi semua ruang, di daerah di
mana medan listrik adalah nol, keberadaan dielektrik tidak begitu terpengaruh, karena
tidak ada polarization dalam setiap peristiwa.
Misalnya, jika muatan gratis q disematkan dalam dielektrik besar, maka
medan listrik yang dihasilkannya:

(21)
(itu merupakan , tidak o) dan gaya yang diberikannya pada muatan di dekatnya
berkurang dengan sendirinya. Tapi itu tidak ada yang salah dengan hukum Coulomb;
sebaliknya, polarisasi medium sebagian "melindungi" muatan, dengan
mengelilinginya pada muatan terikat dari tanda yang berlawanan

(Gambar 9)
Contoh
Kapasitor pararel (Gambar 9) diisi dengan bahan insulasi dari konstanta dielektrik .
r

Apa pengaruhnya terhadap kapasitansi ini?


Solusi: Karena bidang terbatas pada ruang di antara lempeng, dielektrik akan
berkurang E, dan karenanya juga beda potensial V, dengan faktor l / . Dengan
r

demikian, kapasitansi C = Q / V dinaikkan oleh faktor konstanta dielektrik,

(22)
Ini, pada kenyataannya, cara umum untuk memperkuat sebuah kapasitor.

32
Gambar 10
Kristal umumnya lebih mudah untuk terpolarisasi di beberapa arah daripada yang
lain, dan dalam hal ini Persamaan. 4.30 diganti dengan relasi linear umum

(23)
b. Masalah Nilai Batas dengan Dielektrik Linier
Dalam suatu dielektrik linear homogen, densitas muatan terikat (b) sebanding
dengan densitas muatan bebas (f):

(24)
Dalam keadaan khusus, kecuali muatan bebassebenarnya tertanam dalam bahan,  =
0, dan apa saja muatan yang harus berada di permukaan. Dengan demikian,
dielektrik, berpotensi mengikuti Persamaan Laplace. Namun, untuk menulis ulang
kondisi batas yakni dengan cara membuat referensi hanya untuk muatan bebas.
Persamaan 4.26 mengatakan

(25)

(26)
Sedangkan potensi itu sendiri, tentu saja, berkelanjutan:
Vabove =Vbelow (27)
Contoh 4.7
Suatu bidang bahan dielektrik linear homogen ditempatkan dalam medan
listrik yang seragamEo (Gambar 11). Temukan medan listrik di dalam bola.

Gambar 4.11
Solusi:
Hal ini mengingatkan pada contoh 3.8, di mana bola berkonduksi yang tidak
bermuatan adalah diperkenalkan ke dalammedan yang seragam. Dalam hal ini,
bidang muatan yang diinduksi sepenuhnya dibatalkan Eo dalam bola, dalam
dielektrik, pembatalan (dari muatan terikat) ini hanya sebagian.
Masalah kami dapat diselesaikan denganpersamaan Laplace, untuk Vin (r, ) ketika r 
R, dan Vout (r , ) saat r  R, tunduk pada kondisi batas

(28)
(Persamaan kedua mengikuti Persamaan 4.41, karena tidak ada muatan bebas di
permukaan). Di dalam bola, potensial listrik dinyatakan :

34
(29)
Sementara potensial untuk di luar bola dinyatakan:

(30)
Kondisi batas (i) membutuhkan

(31)
Sementara kondisi (ii)

(32)

Sementara

(33)
dan karenanya bidang di dalam bola itu seragam, maka:

(34)

c. Energi dalam Sistem Dielektrik


Jika sebuah kapasitor dengan kapasitansi C, dimuati dengan beda potensial V, maka
energi total yang tersimpan di dalam kapasitor besarnya sama dengan kerja untuk
memuati kapasitor tersebut yaitu :
W = ½ CV2
Jika dalam kapasitor diisi dengan bahan dielektrik linear dengan konstanta dielektrik
C, lalu kapasitansi akan meningkat dengan faktor :
C= r Cvac

Sebagai konsekuensinya, energi dalam kapasitor juga akan meningkat dengan faktor
C. Sehingga
W = ½ CV2= ½ Cvac V2
r

Pada Chapter 2, energi yang tersimpan pada sistem electrostatic adalah:

(35)
Sehingga pada kasus kapasitor yang diisi dielektrik energi yang tersimpan diubah
menjadi

Maka

(36)

Karena , dimana D merupakan hasil muatan D. Jadi

36
Sehingga didapatkan :

Teorema divergensi mengubah kondisi awal menjadi integral permukaan, yang


menghilang jika kita mengintegrasikan seluruh ruang. Oleh karena itu, energi yang
dilakukan sama dengan

(37)
Terlebih lanjut, ini dapat diterapkan ke berbagai bahan. Jika mediumnya adalah
dielektrik linier, maka D = E. Sehingga

Energi total merupakan energi yang dibangun dari muatan bebas hingga konfigurasi
akhir

(38)

d. Gaya pada Dielektrik


Seperti halnya konduktor yang tertarik ke medan listrik, demikian pula dielektrik
karena pada dasarnya sama, muatan terikat cenderung menumpuk di dekat muatan
bebas dari tanda yang berlawanan. Tetapi perhitungan gaya pada dielektrik bisa
sangat rumit.
Sebagai pertimbangkan, misalnya, kasus lempengan bahan dielektrik linear,
sebagian disisipkan di antara pelat kapasitor paralel-pelat. Jika medan seragam
padaplat kapasitor paralel, dan medan untuk bagian luar adalah nol. Maka tidak akan
ada gaya total pada dielektrik sama sekali, karena medan di mana-mana akantegak
lurus dengan plat. Namun, dalam kenyataannya ada medan fringing di sekitar tepinya,
yang digunakan untuk sebagian besar dapat diabaikan tetapi bertanggung jawab untuk
keseluruhan efek. (Sesungguhnya, medan tidak dapat berhenti tiba-tiba di tepi
kapasitor, karena jika itu terjadi garis integral dari E sekitar loop tertutup ditunjukkan
pada Gambar. 4.31 tidak akan nol.) Dengan demikian bidang fringing tidak seragam
dapat menarik dielektrik ke dalam kapasitor.
Medan fringing sangat sulit untuk dihitung. Jika saya menarik dielektrik
keluar sejauh dx yang mana memiliki jarak yang sangat kecil, maka energi dapat
diubah dengan jumlah yang sama dengan usaha yang dilakukan:
dW = Fme dx (39)

38
di mana Fme adalah gaya yang harus digunakan, untuk melawan gaya listrik F pada
dielektrik:Fme = - F. Dengan demikian gaya listrik pada pelat itu

(40)
Adapun energi yang tersimpan dalam kapasitor adalah

(41)
Dan kapasitansi pada kasus ini bernilai

(42)
Dengan l adalah panjang plat. Adapun muatan total pada plat diasumsikan Q = CV
yang diatur konstan sebagai perpindahan dielektrik.
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya berada pada arah x negatif; dan dielektrik
ditarik ke dalam kapasitor.
Pada baterai juga terjadi usaha sebagai perpindahan dielektrik.

1.5.4 Dielektrik Isotropik Linier


Diasumsikan bahwa pada suatu titik yang diberikan memiliki kelistrikan dari dielektris

tidak tergantung arah Kemudian keadaan tersebut diketahui sebagai isotropi. Sejak itu satu

arah adalah kelengkapan ekuivalensi terhadap yang lain, harus parallel terhadap

jika dan , sehingga dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana , adalah suseptibilitas listrik.

Bila persamaan dikombinasikan dapat diperoleh

dengan: =

Besarnya dan menunjukan karakteristik sifat kelistrikan dari bahan

yang ditentukan dengan eksperimen, dan nilai-nilai tersebut dapat dicari dalam
beberapa table. Untuk semua bahan, dengan , positif untuk medan statis, maka:

40
Dari persamaan dapat dan diketahui bahwa parallel dalam keadaan

itu.Persamaan disebut sebagai persamaan konstitutif, yang bukan merupakan


persamaan fundamental dari elektromagnet.

C. Saran
Kapasitor merupakan perbaikan factor daya. Sehingga pemasangan kapasitor
dapat diadakan pada setiap konsumen, baik gedung, maupun perindustrian. Ini di
karenakan mencegah rugi-rugi daya yang berlebihan, dan mengurangi kerusakan
akibat kelistrikan oleh alat-alat listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Caterpillar Asia Pacific Learning . versi 3,2 2013. Buku Panduan Siswa (Modul
Pengenalan) : Fundamental Electric.
Jayadin Ahmad. 2007. Ilmu Elektronika : ELDAS
http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator
http://xtop-gear.com/general/prinsip-kerja-kondensator/
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/09/mengindentifikasi-dan-membaca-nilai.html

42

Anda mungkin juga menyukai