LAPORAN AWAL
PEDAHULUAN .......................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 6
1
BAB III ....................................................................................................................... 14
BAB IV ....................................................................................................................... 16
4.1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan pita energi, pita valensi, dan pita
konduksi ? .............................................................................................................. 16
4.2 Jelaskan keadan energi gap pada bahan konduktor, isolator, dan
semikonduktor ?.................................................................................................... 16
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB 1
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peralatan elektronik yang semakin modern dan banyaknya orang yang bekerja di
bidang industri kelistrikan atau elektro. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman dan
penjelasan mengenain asal bahan, jenis-jenis bahan, fungsi bahan, dan sifat-sifat dari
bahan sangat penting dimiliki bagi mereka yang bekerja di bidang industri dan
kependidikan teknik, bahan apa yang harus dipakai untuk suatu maksud tertentu agar
dapat mencari alternatif bahan pengganti yang efisien, fungsioner, segi ekonomis dan
dapat mengembangkannya.
4
1. Melakukan eksperimen untuk memperoleh band gap (pita energi)
semikonduktor.
2. Menghubungkan konsep band (pita energi) semikonduktor dengan konduksi
intrinsik dan ekstrinsik.
3. Menghitung nilai band gap (pita energi) dari semikonduktor (Germanium)
berdasarkan hasil eksperimen.
4. Mengetahui pengaruh suhu terhadap band gap (pita energi) germanium.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
suhu bedasarkan band gap dan mengetahui seberapa besar pengaruh objek
germanium terhadap semikonduktor.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
di antara isolator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai isolator
pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan bersifat
sebagai semikonduktor (K. Muller 1986).
J = 𝜎. E
6
Figure 1. N-type semikonduktor
7
2.1.3 P-N Junction Semikonduktor
P-N Junction adalah batas pertemuan antara kedua bahan semikonduktor tipe
P dan tipe N yang ada didalam sebuah kristal semikonduktor yang merupakan cikal
bakal komponen dioda, transistor, dan IC. Pada dasarnya P-N Junctionmerupakan
sebuah blok yang ada didalam komponen tersebut, misalnya sebuah dioda disusun
oleh P-N tunggal sedangkan transistor ada dua jenis yaitu P-N-P dan N-P-N.
Hal ini meninggalkan ion positif pada sisi semikonduktor tipe N. Kemudian
sebuah ruang pengisian muatan terbangun, menciptakan daerah penipisan yang
kemudian menghambat transfer elektron lanjut kecuali dibantu dengan meletakkan
bias maju di persimpangan yang disebut dengan Forward Biased. Pemberian bias
terbalik (Reverse Biased) tidak akan memicu pergerakan elektron didalam
8
semikonduktor sehingga membuat komponen semikonduktor hanya bisa dialiri arus
satu arah saja.
9
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat
penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada kolom empat dalam tabel
periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan
germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai bersama sebuah
elektron valensi dengan atom-atom tetangganya. Gambar diatas memperlihatkan
bentuk ikatan kovalen dalam dua dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol
mutlak, elektron pada kulit terluar terikat dengan erat sehingga tidak terdapat
elektron bebas atau silikon bersifat sebagai insulator.
Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar
1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang
(300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk
melepaskan diri dariikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi
menjadi elektron bebas (gambar 2.2). Besarya energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari pita valensi ke pita konduksi ini disebut energi terlarang
(energy gap). Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan terjadi kekosongan
atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat
kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati elektron bebas mempunyai
kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi
adanya aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan
kovalen yang lain mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di
tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang
yang lama ke lubang baru.
10
2.2.2 Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)
Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai
penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe – N (Silikon +
Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P (Silikon + Boron, Galium atau Indium).
Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme doping, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen sehingga diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan atom pengotor ke bahan
semikonduktor murni sehingga apabila atom pengotor memiliki kelebihan
elektron valensi (valensi 5) akan terdapat elektron bebas yang dapat berpindah.
Karena mengandung atom-atom pengotor, pembawa muatan didominasi oleh
elektron saja atau lubang saja. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor
dengan valensi kurang (valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang
menjadi pembawa muatan.
11
jika temperatur naik, sebagian electron di pita valensi naik ke pita konduksi
mudah dan meninggalkan tempat kosong (hole) di pita valensi. Baik elektron
yang telah berada di pita konduksi maupun hole di pita valensi akan bertindak
sebagai pembawa muatan untuk terjdinya arus listrik. Konduktivitas listrik naik
dengan cepat dengan naiknya temperatur.
12
Secara diagramatik pita energi dari isolator, semikonduktor, dan konduktor
ditunjukkan gambar berikut.
Elektron dari pita valensi harus mempunyai energi minimum sebesar energi gap untuk
sampai ke pita konduksi. Gambar di atas memperlihatkan besar energi gap dari masing-
masing bahan. Tampak bahwa isolator mempunyai energi gap yang paling besar
sehingga electron pada pita valensi sangat sulit untuk berpindah ke pita konduksi. Pada
konduktor celah energi atau energi gap sangat kecil bahkan pada beberapa logam, pita
konduksi dan pita valensi saling over laping sehingga bisa dikatakan tidak terdapat
energi gap. Untuk bahan semikonduktor, energi gap dapat berubah sesuai suhunya.
Celah energi pada semikonduktor semakin kecil apabila dipanaskan atau dengan kata
lain suhunya dinaikkan. (Ponkesu, 2006)
13
BAB III
METODE PENELITIAN
tegangan
suhu 34-172◦ c
Modul dihubungkan dengan voltmeter Diulangi percobaan untuk variasi arus
sebesar 5mA
15
BAB IV
TUGAS PENDAHULUAN
4.1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan pita energi, pita valensi, dan pita
konduksi ?
Jawaban :
• Pita energi adalah kumpulan garis pada tingkat energi yang sama
akan saling berimpit dan membentuk pita. Tingkat-tingkat energi pada
digambarkan dengan cara yang sama dengan atom tunggal. Interaksi antar
atom pada kristal hanya terjadi pada elektron bagian luar, sehingga tingkat
energi elektron pada orbit pada bagian dalam tidak berubah
• Pita valensi adalah pita energi yang mungkin diisi oleh elektron dari
zat padat hingga komplit.
• Pinta konduksi adalah pita energi yang merupakan tempat lain yang
akan diisi oleh elektron setalah pita valensi komplit.
4.2 Jelaskan keadan energi gap pada bahan konduktor, isolator, dan
semikonduktor ?
Jawaban :
Pada bahan konduktor pita konduksi konduktor terisi sebagian oleh
elektron. Jika ada medan listrik luar, maka elektron akan memperoleh
tambahan energi untuk berpndah dari pita valensi ke pita konduksi.
Sedangkan pada isolator pita konduksi maksimum dan pita valensi
maksimum. Pada keadaan ini, pita konduksi isolator kosong, tidak terisi
elektron, sehingga konduktivitasnya rendah. Dan pada semikonduktor pita
valensi dapat berpindah ke pita konduksi. Karena ada elektron pada pita
konduksi, maka sifat ini bersifat semikonduktif.
4.3 Sebutkan parameter yang mempengaruhi energi gap ?
Jawaban :
l = panjang bahan yang akan diujikan (m)
A = luas permukaan dari bahan yang diujikan (m2)
I = arus listrk (A)
U = tegangan listrik (V)
16
DAFTAR PUSTAKA
(A, 2006)A, P., 2006. semikonduktor dan isolator. lingua kata, yogyakarta.
Kusuma, alifka alan, 2015. No Title [WWW Document]. URL
https://www.academia.edu/5527941/Pita_konduksi_dan_valensi
mei handita cholil, 2016. No Title [WWW Document]. URL
https://www.academia.edu/29303671/MAKALAH_semi_konduktor_didit_new
Muflikha, siti ainun, 2015. No Title [WWW Document]. URL
https://www.academia.edu/17992916/Makalah_Semikonduktor
Santika, I.G.D., 2014. No Title [WWW Document]. URL
https://www.academia.edu/9874896/Fisika_Zat_Padat_Perbedaan_Isolator_Sem
ikonduktor_dan_Konduktor
17