Nanda Mas’ula1), M. Imam Muslim2), Refianti Qoma R.2), Trio Erik S.3), Dwi
Haryoto4)
1)Ketua Kelompok
2)Anggota
3)Proofreader
4)Dosen Pembimbing
semakin tebal lapisan pelindung yang digunakan, maka akan semakin kecil
pula radiasi yang diteruskan menuju detektor Geiger-Muller karena radiasi
banyak diserap oleh bahan pelindung.
Kata Kunci: cacah radiasi, bahan radioaktif, detektor Geiger-Muller.
A. Pendahuluan
1. Motivasi
Radiasi merupakan suatu peristiwa perambatan energi dari sumber energi
ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan penghantar tertentu.
Proses dari radiasi itu sendiri dipancarkan secara acak (random) sehingga
pengukuran radiasi berulang meskipun dilakukan dengan kondisi yang sama akan
memperoleh hasil pengukuran yang berbeda-beda.
Seperti yang telah diketahui bahwa untuk menangkap atau melihat ada
tidaknya cacah radiasi nuklir tidak dapat digunakan panca indera manusia, karena
manusia tidak memiliki panca indera khusus yang dapat berfungsi sebagai sensor
cacah radiasi nuklir. Oleh karena itu, dengan bantuan peralatan instrumentasi
nuklir maka manusia akan dapat mendeteksi dan mengukur cacah radiasi nuklir
tersebut.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai cacah radiasi nuklir maka
percobaan ini memiliki tujuan yaitu (1) menentukan counting rate (cacah radiasi)
dari bahan radioaktif dan (2) menentukan penyerapan radioaktif dari bahan
pelindung.
2. Ringkasan Percobaan
Pada percobaan Pengukuran Cacah Radiasi Nuklir terdapat dua kali
pengambilan data. Pada percobaan pertama, pengambilan data digunakan untuk
menentukan cacah radiasi dari bahan radioaktif. Yang mana pada percobaan ini
terdapat tiga bahan radioaktif yaitu Barium, Amersium dan kaos lampu.
Sedangkan pada percobaan kedua, pengambilan data digunakan untuk
menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung. Yang mana pada
percobaan kali ini bahan pelindung yang digunakan adalah aluminium foil.
Apabila radiasi pengion masuk ke dalam tabung, maka atom gas yang
ada di dalam tabung akan mengalami proses eksitasi ataupun ionisasi primer
membentuk sejumlah pasangan ion positif dan elektron. Jika tegangan V yang
terpasang antara anoda dan katoda rendah, maka pasangan ion tersebut akan
membentuk atom semula. Namun, jika tegangan V cukup tinggi akan
menyebabkan ion positif bergerak ke arah katoda dan elektron bergerak ke arah
anoda dengan kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan ion positif tersebut
sehingga akan menimbulkan pulsa. Tinggi pulsa ditentukan oleh jumlah elektron
yang dapat mencapai anoda.
Avalanche terjadi jika tenaga gerak elektron cukup besar dan akan
mampu untuk mengionisasi gas sehingga menimbulkan pasangan ion sekunder.
Selanjutnya ion sekunder menghasilkan pasangan ion generasi berikutnya sampai
mencapai keadaan jenuh. Detektor Geiger Muller bekerja pada kondisi keadaan
jenuh sudah tercapai, setiap radiasi yang masuk ke dalam tabung, berapapun
energi radiasi itu, atau apapun jenisnya, sehingga akan menghasilkan pasangan
ion yang sama. Hal yang perlu dicatat dari sifat detektor ini adalah bahwa pulsa
keluarnya cukup besar akibat pulsa-pulsa avalanche yang mencapai jenuh
meskipun berakibat tidak dapat membedakan tenaga radiasi yang masuk.
Level deteksi merupakan pulsa yang dihasilkan detektor Geiger Muller
yang sudah cukup tinggi untuk dicacah langsung pada alat pencacah dengan batas
minimum tinggi pulsa yang dapat dicacah. Sehingga pulsa yang tingginya diatas
level deteksi saja yang dicacah, sedangkan pulsa yang tingginya dibawah level
deteksi tidak dicacah. Tegangan operasi terendah dimana alat pencacah mulai
mencacah radiasi disebut tegangan awal.Salah satu detektor yang digunakan untuk
mengukur cacah radiasi nuklir adalah detektor Geiger Muller. Detektor ini
berbentuk tabung yang bagian dalamnya dilampisi logam. Logam ini berfungsi
sebagai anoda. Antara anoda dan katoda dipasang tegangan tinggi. Tabung ini
berisi gas mulia (Argon) dan gas quenching (Halogen).
Keterangan:
1 Detektor Geiger-Muller
2 Sumber radiasi
3 Counter
4 Statif
Gambar 2. Set-up Percobaan I Menentukan Daerah Plateau
D. Analisis
1. Metode Analisis
Pada percobaan Pengukuran Cacah Radiasi Nuklir ini diperoleh data
kuantitatif. Untuk metode analisisnya sendiri pada percobaan pertama
digunakan metode ralat rata-rata untuk mencari nilai rata-rata cacah radiasi
pada tiap-tiap bahan radioaktif. Sedangkan pada percobaan kedua digunakan
grafik untuk menentukan hubungan ketebalan bahan pelindung dengan nilai
cacah radiasi pada tiap-tiap bahan radioaktif.
2. Sajian Hasil
PERCOBAAN I: Data Pengamatan Menentukan Cacah Radiasi dari
Bahan Radioaktif
Cacah Radiasi/Menit
No Amersiu Kaos
Barium
m Lampu
1 28 134 19
2 31 133 17
3 26 134 18
4 25 137 20
5 22 121 21
a) Penentuan Cacah Radiasi Rata-Rata pada Tiap Bahan Radioaktif
( N1 , N 2 , dan N 3 )
No N1 N1 - N (N1 N) 2
1 28 1,6 2,56
2 31 4,6 21,16
3 26 -0,4 0,16
4 25 -1,4 1,96
5 22 -4,4 19,36
Σ 132 45,2
N1
N 1
26.4 radiasi
n menit
N1
N1 0.44 Bq
60
Simpangan Baku:
N 1
(N 1 N1 ) 2
1.503329638 radiasi
n(n 1) menit
N 1 0.025055494 Bq
Ralat Relatif:
N1
Rf 100% 5.69% (3AP)
N1
Σ 659 154,8
N2
N 2
131.8 radiasi
n menit
N2
N2 2.196666667 Bq
60
Simpangan Baku:
N 2
(N 2 N2 )2
2.782085549 radiasi
n(n 1) menit
N 2 0.046368092 Bq
Ralat Relatif:
N 2
Rf 100% 2.11% (3AP)
N2
No N3 N 3 - N (N 3 N) 2
1 19 0 0
2 17 -2 4
3 18 -1 1
4 20 1 1
5 21 2 4
Σ 95 10
N3
N 3
19 radiasi
n menit
Simpangan Baku:
N 3
(N 3 N3 )2
0.707106781 radiasi
n(n 1) menit
N 3 0.011785113 Bq
Ralat Relatif:
N 3
Rf 100% 3.72% (3AP)
N3
N1 N 2 N 3 N123
0.00790701 menit
N123 N1 N 2 N 3
2 2 2 2
0.474420614 sekon
2 2 2 2
N1 N 2 N 3 N123
N1 N 2 N 3 N123
0.000225995 menit
0.013559697 sekon
Ralat Relatif:
Rf 100% 2.86% (3AP)
Jadi, besar waktu mati (dead time) adalah
(4.74 0.14)10 sekon dengan ralat relatif sebesar 2.86%.
1
20
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Tebal Bahan Pelindung
140
120
100
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6
Tebal Bahan Pelindung
Berdasarkan gambar grafik yang diperoleh, dapat diketahui cacah radiasi pada
Barium dan Amersium semakin mengecil dengan semakin bertambahnya lapisan
dari aluminium foil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tebal lapisan
pelindung yang digunakan, maka akan semakin banyak radiasi yang diserap oleh
aluminium foil, sehingga menyebabkan semakin kecil pula radiasi yang
diteruskan menuju detektor Geiger-Muller.
3. Pembahasan Hasil
Radiasi merupakan suatu peristiwa perambatan energi dari sumber energi
ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan penghantar tertentu
dengan cara memancarkan secara acak (random) energi dari sumber energi. Salah
satu bentuk energi yang dipancarkan secara radiasi adalah radiasi nuklir. Radiasi
nuklir memiliki dua sifat khas yaitu tidak dapat dirasakan secara langsung dan
dapat menembus berbagai jenis bahan.
Pada percobaan pencacahan radiasi nuklir ini dilakukan dengan
menggunakan salah satu jenis detektor yaitu detektor Geiger-Muller. Detektor
Geiger-Muller merupakan salah satu bantuan peralatan instrumen nuklir yang
bekerja berdasarkan prinsip ionisasi, dimana partikel radiasi yang masuk akan
mengionisasi gas dalam detektor. Dan kemudian detektor radiasi ini akan bekerja
dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh perubahan yang
disebabkan oleh penyerapan energi radiasi.
Percobaan pertama dilakukan dengan tujuan untuk menentukan cacah
radiasi (counting rate) dari bahan radioaktif. Pada percobaan ini bahan radioaktif
yang digunakan ada tiga macam, yaitu Barium, Amersium, dan kaos lampu.
Untuk mengetahui cacah radiasinya, bahan radioaktif ditempatkan dibawah
detektor Geiger-Muller, yang akan terbaca hasilnya sebagai jumlah cacah radiasi.
Untuk memperoleh data yang akurat, percobaan ini dilakukan sebanyak 5 kali.
Sehingga diperoleh nilai cacah radiasi sebagai berikut.
4. Saran Perbaikan
Saran perbaikan untuk pengamat dalam melakukan percobaan ini yaitu
lebih teliti lagi dalam membaca skala alat ukur yang digunakan. Karena kesalahan
dalam membaca skala alat ukur juga akan berdampak pada data pengamatan yang
diperoleh serta dapat menimbulkan nilai ralat yang besar. Selain itu, adanya
radiasi lain di luar radiasi nuklir juga dapat dihindari, karena terdapat banyak
benda di sekeliling kita yang memungkin memancarkan radiasi juga saat
melakukan percobaan. Sehingga sebisa mungkin untuk meminimalisir adanya
radiasi luar yang ikut mengganggu, maka sebaiknya benda-benda yang berpotensi
memancarkan radiasi yang ada di sekitar pengamat sehingga nilai ralat yang
dihasilkan tidak begitu besar.
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pertama, dapat diketahui besar cacah radiasi
(counting rate) dari beberapa bahan radioaktif yang digunakan dalam praktikum
yaitu:
Barium : N1 (4.40 0.25)10 1 Bq dengan ralat relatif sebesar
5.69%.
Amersium : N 2 (2.20 0.05) Bq dengan ralat relatif sebesar
2.11%.
Kaos Lampu : N 3 (3.17 0.12)10 1 Bq dengan ralat relatif sebesar
3.72%.
Selain itu, berdasarkan percobaan kedua juga dapat disimpulkan bahwa
semakin tebal lapisan pelindung yang digunakan, maka akan semakin banyak
radiasi yang diserap oleh lapisan pelindung tersebut, sehingga mengakibatkan
semakin kecil pula radiasi yang diteruskan menuju detektor Geiger-Muller.
F. Daftar Pustaka
Anonim. 2015. Cacah Radiasi Nuklir. (Online),
(https://dokumen.tips/documents/cacah-radiasi-nuklir.html), diakses
pada tanggal 23 Maret 2019.
Indriana, Desta. Tanpa tahun. Percobaan Geiger Muller. (Online),
(https://www.academia.edu/9565588/PERCOBAAN_GEIGER-MUL
LER), diakses pada tanggal 26 maret 2019.
Serway, R.A & Jewett, Jr. 2009. FISIKA untuk Sains dan Teknik Edisi 9.
Jakarta: Salemba Teknika.
Tim Praktikum Fisika Modern. 2019. Modul Praktikum Fisika Modern.
Malang: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
G. Lampiran
PERCOBAAN I: Data Pengamatan Menentukan Cacah Radiasi dari Bahan
Radioaktif
Cacah Radiasi/Menit
No Amersiu Kaos
Barium
m Lampu
1 28 134 19
2 31 133 17
3 26 134 18
4 25 137 20
5 22 121 21
No N1 N1 - N (N1 N) 2
1 28 1,6 2,56
2 31 4,6 21,16
3 26 -0,4 0,16
4 25 -1,4 1,96
5 22 -4,4 19,36
Σ 132 45,2
Simpangan Baku:
N 1
(N 1 N1 ) 2
n(n 1)
(28 26.4) 2 (31 26.4) 2 (26 26.4) 2 (25 26.4) 2 (22 26.4) 2
N 1
5(5 1)
N 1 1.503329638 radiasi
menit
N 1 0.025055494 Bq
Ralat Relatif:
N1
Rf 100%
N1
0.025055494
Rf 100% 5.694430446%
0.44
Rf 5.69% (3AP)
No N2 N 2 - N (N 2 N) 2
Σ 659 154,8
N2
N 2
n
134 133 134 137 121
N2
5
N 2 131.8 radiasi
menit
Simpangan Baku:
N 2
(N 2 N 2 )2
n(n 1)
(134 131.8) 2 (133 131.8) 2 (134 131.8) 2 (137 131.8) 2 (121 131.8) 2
N 2
5(5 1)
N 2 2.782085549 radiasi
menit
N 2 0.046368092 Bq
Ralat Relatif:
N 2
Rf 100%
N2
0.046368092
Rf 100% 2.110838808%
2.196666667
Rf 2.11% (3AP)
No N3 N 3 - N (N 3 N) 2
1 19 0 0
2 17 -2 4
3 18 -1 1
4 20 1 1
5 21 2 4
Σ 95 10
N3
N 3
n
19 17 18 20 21
N3
5
N 3 19 radiasi
menit
Simpangan Baku:
N 3
(N 3 N3 )2
n(n 1)
(19 19) 2 (17 19) 2 (18 19) 2 (20 19) 2 (21 19) 2
N 3
5(5 1)
N 3 0.707106781 radiasi
menit
N 3 0.011785113 Bq
Ralat Relatif:
N 3
Rf 100%
N3
0.011785113
Rf 100% 3.721614638%
0.316666667
Rf 3.72% (3AP)
Jadi, nilai cacah radiasi bahan radioaktif kaos lampu adalah
N 3 (3.17 0.12)10 1 Bq dengan ralat relatif sebesar 3.72%.
N1 N 2 N 3
N123
n
26.4 131.8 19
N123
3
N123 59.06666667 radiasi
menit
N123 0.984444444 Bq
N1 N 2 N 3
N123
n
1.503329638 2.782085549 0.707106781
N123
3
N123 1.664173989 radiasi
menit
N123 0.027736233 Bq
N1 N 2 N 3 N 123
N123 N1 N 2 N 3
2 2 2 2
N N 2 N 3 N 123 2 N1 N 2 2 N 1 N 3 2 N 1 N123
2 2 2 2
1
N1 N123 N 1 N 2 N 3
2 2 2
2 2
3.43554 10 -9
N1
N 1 N 2 N 3 N 123 2 N 1 N 2 2 N 2 N 3 2 N 2 N 123
2 2 2 2
N 2
N 123 N 1 N 2 N 3
2 2 2 2 2
4.07671 10 -8
N 2
N 1 N 2 N 3 N 123 2 N1 N 3 2 N 2 N 3 2 N 3 N 123
2 2 2 2
N 3
N 123 N 1 N 2 N 3
2 2 2 2 2
3.43554 10 9
N 3
1
N 123 N
2
N N N
2 2
2 2
123 1 2 3
3.43554 10 -9
N 123
2 2 2 2
N 1 N 2 N 3 N 123
N 1 N 2 N 3 N 123
2 2
3.43554 10 9 1.503329638 4.07671 10 -8 2.782085549
2 2
3.43554 10 -8 0.707106781 3.43554 10 -8 1.664173989
0.000225995 menit
0.013559697 sekon
Ralat Relatif:
Rf 100%
0.000225995
Rf 100% 2.8581593%
0.00790701
Rf 2.86% (3AP)
Jadi, besar waktu mati (dead time) adalah (4.74 0.14)10 1 sekon
dengan ralat relatif sebesar 2.86%.