Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “KAPASITOR” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca
1. 3 Tujuan
1. Mendefenisikan kapasitor.
5. Menyebutkan fungsi kapasitor.
6. Menyebutkan jenis- jenis kapasitor.
7. Menyebutkan kegunaan kapasitor.
8. Mnjelaskan tipe- tipe kapasitor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAPASITOR
Gambar 1 : lambang kapasitor polar (kiri) dan kapasitor non polar (kanan)
Simbol Resistor
Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika, misalnya :
2. Resistor Variabel
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya
dapat berubah atau dapat diubah.
Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :
a. Potensiometer
Adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara
menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar)
tuasnya.
b.Trimpot
Adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim
dengan menggunakan obeng trim.
Resistor 4 gelang
cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
cincin 2 = hijau = 5 (nilai)
cincin 3 = merah = 100 (faktor kali)
cincin 4 = emas = 5% (toleransi)
Resistor 5 Gelang
cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
cincin 2 = hitam = 0 (nilai)
cincin 3 = hitam = 0 (nilai)
cincin 4 = cokelat = 10 (faktor kali)
cincin 5 = cokelat = 1% (toleransi)
Nah, gimana mudah kan membaca nilai resistor. Nanti kedepannya untuk
memperlancar membaca, daftar tabel sebaiknya di ingat. Sehingga waktu dibutuhkan
membaca nilai resistor, tidak perlu buka-buka buku atau online lagi... :)
- Putar selektor, ke arah ohm meter dan pilih range nya. x1 (untuk pilihan nilai yang
ditampilkan pada jarum sesuai dengan angkanya) x10 (hasil yang muncul pada jarum,
dikali dengan 10) x1000 (hasil yang muncul pada jarum di kali 1000).
- Sentuhkan kedua terminal (+) dan (-) ke 2 kaki dari resistor.
Contoh :
Untuk melihat contoh disamping. Range selektro di tempatkan pada ohm x 10.
Hubungan Seri
Rumus : Rs (Total) = R1+R2+R3+...+Rn.
Pada Hubungan Seri ini, akan didapatkan nilai resistor yang bertambah dari nilai
masing-masing resistor. jadi misal kita membutuhkan resistor 3K dan secara
kebetulan kita tidak ada stock atau memang di pasaran tidak ada, maka kita dapat
menghubungkan secara seri 3 resistor yang masing-masing memiliki nilai 1K.
Selain keperluan diatas, hubungan seri ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai
Resistor yang besar dengan kemampuan daya (Rating) yang tetap.
CONTOH :
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt Rs = R1+R2+R3
R2 = 20 ohm; 0,5 watt = 10+20+30
R3 = 30 ohm; 0,5 watt = 60 ohm, sedangkan daya tetap 0.5 watt
Hubungan Pararel
Rumus : Rp = 1 = 1 + 1 + 1 + .....+ 1
Rp R1 R2 R3 Rn
Jika pada hubungan Seri (diatas) ditujukan untuk menambah nilai resistansi, maka
sebaliknya pada penggunaan hubungan pararel pada Resistor adalah bertujuan untuk
memperkecil nilai dari hambatan total.
Dan pada hubungan pararel ini, selain nilai hambatan total yang semakin mengecil,
namun dengan kemampuan daya (ratig) yang besar.
CONTOH :
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt
1 = 1 + 1 + 1
R2 = 20 ohm; 0,5 watt Rp R1 R2 R3
R3 = 30 ohm; 0,5 watt = 1 + 1 + 1
10 20 30
= 6 + 3 + 2 = 11
60 60
Rp = 60 ohm = 5 5 ohm dan berdaya 1,5 watt
11 11
Berikut biasanya kerusakan - kerusakan yang kerap terjadi pada komponen Resistor.
Resistor Terbakar
Resistor Terbakar
Diatas adalah beberapa contoh fisik resistor yang sudah rusak. Umumnya kerusakan
terjadi karena daya yang melalui resistor terlalu besar, sehingga menyebabkan resistor
menimbulkan efek panas yang berlebihan. tak jarang saat dipegang panas, dan pada
kejadian tertentu, sampai ada yang hangus terbakar. Sebagai saran nantinya tentukan
daya yang di butuhkan dalam melewati resisto2 resistor tersebut nantinya, dengan
memakain 1/2, 1, sampai ada yg 4 watt. Tentunya semakin besar yang digunakan
secara bentuk fisik juga semakin besar.
Dampak yang di timbulkan, adalah selain yang pastinya nilai resistansinya berubah
(sudah tidak pada nilai hambatan yang di harapkan) juga ada yang short atau bahkan
putus sama sekali. Untuk mengenathui dengan pasti, mungkin anda bisa
menggunakan AVO Meter untuk melakukan pemeriksaan terhadap komponen apakah
dalam keadaan nila yang seharusnya atau tidak bahkan ada kemungkinan terjadi short
(hubungan singkat) / tidak ada hambatan sama sekali.
Cara Menguji Komponen Resistor Masih Baik atau Tidak
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan
multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena
terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor
ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1. Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2. Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar
penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment
untuk menyesuaikan.
3. Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu
pula colok (-) pada kaki yang lain.
4. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika
bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum
penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
5. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak
nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan
pengukuran melalui multimeter.
sumber : http://www.geschool.net/aditya_nak_klaten/blog/post/pengertian-dan-
fungsi-dari-resistor
DAFTAR PUSTAKA
Caterpillar Asia Pacific Learning . versi 3,2 2013. Buku Panduan Siswa (Modul
Pengenalan) : Fundamental Electric.
Jayadin Ahmad. 2007. Ilmu Elektronika : ELDAS
http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator
http://xtop-gear.com/general/prinsip-kerja-kondensator/
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/09/mengindentifikasi-dan-membaca-nilai.html
TEORI TRAFO
1.1 PENGERTIAN TRANSFORMATOR
Transformator atau trafo adalah alat listrik melalui gandengan magnet
memindahkan daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainya dengan frekuensi
yang sama. Tegangan dapat di naikan atau diturunkan sesuai dengan besar kecilnya
arus yang mengalir dalam rangkaian.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika.Penggunaan transformator dalam
sistem tenaga listrik yaitu untuk menaikan tegangan dari pembangkit listrik, untuk
ditransmisikan. Transformator juga dipakai untuk menurunkan tegangan listrik akan
didistribusikan.
3.PERHITUNGAN TRAFO
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus
listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan
magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl
induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance)
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan
primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan
sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Keterangan :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
A. Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator ada dua jenis yaitu:
Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:
Efesiensi Transformator
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik
keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator
ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu
kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi
bunyi.
Efisiensi transformator dapat dihitung dengan:
Penyelesaian:
Diketahui :
Ditanyakan:
a. Pp = ........... ?
b. Ps = ........... ?
Jawab:
a.
Jadi, daya primer transformator 1000 watt.
b.
4. TRAFO 1 PHASE
Prinsip kerja dari sebuah transformator pada umumnya adalah sebagai berikut.
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P
pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang
terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama
tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik,
sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan
secara bintang (Y,wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi
masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada
aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka
hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang
dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus
line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is (arus
sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk
transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator tunggal.
Pfase = Vfase.Ifase.cos θ
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan
dapat dituliskan dengan :
PT = 3.Vf.If.cos θ
Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase
maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama
dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang
(Y) adalah :
PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan
tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus
perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah :
PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya
daya pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada
tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang
seimbang.
Dioda Lengkap
SEJARAH
Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada
tahun 1919, William Henry Eccles memperkenalkan istilah diode yang berasal dari di
berarti dua, dan ode (dari ὅδος) berarti “jalur”
PENGERTIAN
Dioda adalah semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) P-N. Sifat
dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus
pada tegangan balik.
Simbol Dioda :
Fungsi Dioda :
1. Penyearah, contoh : dioda bridge
2. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
3. Pengaman /sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal
yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada
suatu sinyal ac
6. Pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor
Jenis Dioda :
1. Dioda standar
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon
mempunyai tegangan maju 0.6V sedangkan dioda germanium 0.3V. Dioda
jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan
batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu.
Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025V setiap kenaikan 1 derajat dari
suhu normal.
Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai
berikut:
o Penyearah sinyal AC
o Pemotong level
o Sensor suhu
o Penurun tegangan
o Pengaman polaritas terbalik pada dc input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148
(500mA).
PRINSIP KERJA
Cara kerja dioda, inilah pokok bahasan yang akan saya sampaikan di kesempatan ini.
Sekedar Untuk mengingatkan kembali, dioda adalah komponen elektro yang
memiliki dua saluran aktif, anoda dan katoda, dimana arus listrik dapat mengalir di
dalamnya dan biasanya digunakan karena sifatnya yang memungkinkan arus mengalir
hanya satu arah. Nah setelah mengetahui pengertian dioda, maka sekarang perlu juga
anda ketahui cara kerja dioda.
Dioda dapat digunakan dalam beberapa alat. Sebagai contoh, sebuah perangkat
elektronika yang menggunakan baterai sering menggunakan dioda yang fungsinya
untuk melindungi perangkat tersebut jika anda memasukkan baterai di bagian
belakang perangkatnya. Dengan begitu dioda dapat memblok arus jika anda salah
atau terbalik memasangkan baterai. Disinilah dioda dapat melindungi perangkat
elektronik yang sensitif terhadap arus listrik.
Seperti yang terlihat di dalam gambar di atas, dapat saya jelaskan sebagai berikut :
Fungsi arus satu arah pada dioda tidak selamanya berfungsi dengan baik. Biasanya
untuk dioda silikon, memerlukan tegangan 0.6V atau bahkan lebih besar lagi, jika
tidak, dioda tidak akan berfungsi dengan baik. Fungsi ini berguna dalam membentuk
sebuah saklar tegangan yang sensitif.
Ketika dioda dihubungkan dengan baterai seperti yang ditunjukkan, lubang di sisi n
dipaksa bergerak ke kiri sedangkan elektron di sisi p, dipaksa bergerak ke kanan. Hal
ini akan membentuk zona kosong di sekitar persimpangan p dan n, sehingga menjadi
bebas dan menciptakan daerah deplesi. Ini daerah penurunan arus hingga menjadi
isolator dan mencegah arus listrik mengalir melalui dioda. Cara Kerja seperti ini
disebut dioda dengan arus terbalik. seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Demikianlah uraian singkat mengenai cara kerja dioda. Di artikel-artikel berikutnya
saya akan terus menyampaikan artikel-artikel yang berhubungan dengan elektronika.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, prinsip
kerja dan karakteristik dioda secara umum.
II. ISI
A. Pengertian Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda
berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam
satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis vacuum tube yang memiliki dua buah
elektroda (terminal). Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus
listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC)
menjadi arus atau tegangan searah (DC). Dioda jenis vacuum tube pertama kali
diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-
1945) pada tahun 1904.
Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda
seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan
kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
B. Prinsip Kerja Dioda
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada
saat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda
terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi
konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam
keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative
kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda
tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi
sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang
mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari
kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara
lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah
gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian
penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).
Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita dapat meninjau 3 situasi
sebagai berikut ini yaitu :
Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik
elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu
melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk
muatan ruang (Space Charge). Tidak mampunya elektron melompat menuju katoda
disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron melalui pemanasan oleh
heater belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau plate.
Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate
akan menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi
thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus
listrik yang akan mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang
dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus
listrik yang akan mengalir.
Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus listrik
pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah
arus listrik (rectifier). Pada kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai
penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC.
C. Karakteristik Dioda
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas.
Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang
(Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian
pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan
(Voltage Multiplier).
Dioda germanium
Dioda silikon
Dioda selenium
Dioda zener
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa
meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier),
dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda
Varactor.
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah
(dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
Gambar 1. dioda penyearah
2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt
dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan
komponen elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan
struktur dasar dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih
banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin
cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan
ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet
ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi
dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan
Zener.
Gambar 2. dioda zener
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid
State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan
optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP),
bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan
GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah
atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna
TABEL LED DAN TEGANGANYA
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah
nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai
resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah
sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita
berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut
akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana
dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai
sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya
mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja
didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah
silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang
diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan
turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di
bagian pengaturan suara (Audio).
DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari
bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif)
dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Gambar 6. dioda schottky.
Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate
pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.