Anda di halaman 1dari 84

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “KAPASITOR” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca

Makassar, 1 April 2017


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Defenisi modal dalam usaha tani ................................................................. 3
1. modal dalam produksi ............................................................................. 4
2. jenis modal .............................................................................................. 4
3. sumber modal .......................................................................................... 5
2.2 pengambilan keputusan ................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................
.........................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................
.........................................................................................................................11
DAFTARPUSTAKA .......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi pada masa ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan
sehingga banyak berpengaruh pada berbagai bidang terutama kesehatan. Setiap alat
kesehatan mampu mendeteksi dan membantu paramedis dalam mengatasi berbagai
macam penyakit. Masing-masing alat kesehatan didukung oleh komponen-komponen
yang melengkapi fungsi komponen lainnya.
Salah satu komponen yang amat dibutuhkan yaitu kapasitor. Komponen ini
berperan penting dalam suatu rangkaian listrik. Kapasitor berfungsi sebagai adalah
untuk penyaring atau filtrasi tegangan yang masuk kedalam rangkaian. Dalam dunia
elektronika tentunya tidak terlepas dari hal yang namanya kapasitor. Komponen ini
sangat penting dalam dunia elektronika itu sendiri.
Dalam pemasangannya terdapat berbagai macam type rangkaian dan satu
sama lain bisa dikombinasikan. Contoh yang sering kita lihat adalah pada keyboard
yaitu kapasitor dengan plat sejajar. Selain itu juga kapasitor banyak terdapat pada
elektronik yang lain. Dalam percobaan yang akan dilakukan kali ini adalah kapasitor
dengan rangkaian parallel dan bagaimana dielektrik yang melapisi plat pada
kapasitor.
Hal ini tentunya akan berkaitan dengan nilai kapasitansi yang terdapat dalam
rangkaian begitu juga dengan tegangan yang dihasilkan. Maka dari itu kami akan
melakukan percobaan mengenai hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kapasitor?
1. 4. Apa fungsi kapasitor?
2. 5. Apa sajakah jenis- jenis kapasitor?
3. 6. Apa kegunaan kapasitor?
4. 7. Apa sajakah tipe- tipe kapasitor?

1. 3 Tujuan
1. Mendefenisikan kapasitor.
5. Menyebutkan fungsi kapasitor.
6. Menyebutkan jenis- jenis kapasitor.
7. Menyebutkan kegunaan kapasitor.
8. Mnjelaskan tipe- tipe kapasitor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAPASITOR

2.1 Definisi Kapasitor


Kapasitor adalah alat yang dapat menyimpan energy di dalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kapasitor memiliki satuan yang disebut Farad, sesuai dari nama sang penemu
Micahel Farad (1 Farad = 9 x 1101). Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor",
namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut
oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa
Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu
muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung
metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah
oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak
ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini
terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Kapasitor atau kondensator atau biasa disebut dengan kapasitor polar, identik
dengan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negative dan memiliki
cairan elektrolit, biasanya berbentuk tabung. Sedangkan kapasitor yang satunya
disebut kapasitor non polar, kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif ataupun negative pada kakinya, berbentuk pipih dan
berwarna hijau, merah, dan coklat. Mirip seperti kancing atau tablet.

Gambar 1 : lambang kapasitor polar (kiri) dan kapasitor non polar (kanan)

2.2 Kegunaan Kapasitor


Telah dijelaskan di atas bahwa guna dari kapasitor adalah menyimpan
muatan listrik. Dalam beberapa sistem pengapian mobil, misalnya, sebuah kapasitor
(disebut kondensor) menyimpan sementara muatan pada saat poin breaker dari
distributor terbuka. Jika tidak ada kondensor, muatan akan melonjak jauh dan
merusak poin.
Selain itu kapasitor juga berfungsi :
1. Sebagai kopling diantara satu rangkaian tertentu dengan rangkaian lannya di power
supply
2. Sebagai penyaring / filter didalam rangkaian power supply
3. Dalam rangkaian antena berfungsi sebagai pembangkit gelombang / frekuensi
4. Pada lampu neon adalah untuk penghemat daya listrik
5. Pada rangkaian yg ada terdapat kumparan dan terjadi pemutusan / terputusnya arus
maka akan terjadi loncatan listrik, nah kapasitor lah yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya loncatan listrik ini
6. Pada pesawat penerima radio fungsinya untuk pemilih panjang frekuensi /
gelombang yang akan ditangkap.

2.3 Prinsip Kerja Kapasitor


Kapasitor terdiri dari 2 plat penghantar yang terpisah oleh foli isolator
(dielektrik). Waktu plat bersinggungan dengan tegangan listrik, plat negative akan
terisi electron-elektron. Jika sumber tegangan dilepas, electron-elektron masih tetap
tersimpan pada plat kapasitor (ada penyimpanan muatan listrik).

Gambar 2 : Kerja Kapasitor


Jika kedua penghantar yang berisi muatan listrik tersebut dihubungkan, maka
akan terjadi penyeimbangan arus, lampu menayala lalu padam.
2.4 Jenis-Jenis Kapsitor
Kapasitor terbagi 2, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar. Kapasitor
polar yaitu kapasitor yang memiliki 2 kutub di kedua ujungnya, yakni kutub positif
dan kutub negative, kapasitor jenis ini terbuat dari bahan elektrolit dan berbentuk
tabung, serta nilai kapasistansi nya lebih besar. Kapasitor non polar, yaitu kapasitor
yang tidak memiliki kutub pada kedua ujungnya, biasanya terbuat dari bahan keramik
dan berbentuk seperti kancing, nilai kapasistansinya lebih kecil dari kapasitor polar.
Jenis kapasitor atau kondensator juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
menurut kegunaannya yakni :
1. Kondesator Tetap
Kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah, kondensator tetap
terbagi 3 macam :
a. Kondensator Keramik
Berbentuk bulat tipis, ada yang persegi empat, berwarna hijau atau merah, atau
coklat. Kondensator jenis ini dapat dibolak balik pemasangannya.

Gambar 4 : Kondensator / Kapasitor Keramik


Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan
Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt,
tetapi ada juga yang sampai ribuan volt. Contoh misal pada badannya tertulis = 203,
nilai kapasitasnya = 20.000 pF = 20 KpF = 0,02 μF.
Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF =
0,005 μF
Gambar 5 : Cara Membaca Kapasitas Kondensator Keramik
b. Kondensator polyester
Pada dasarnya sama dengan kondensator keramik, begitu juga dengan cara
menghitung nilai kapasitasnya. Bentuknya seperti permen dang memiliki warna hijau,
coklat, dan sebagainya.

Gambar 6 : kondensator polyester


c. Kondensator kertas
Memiliki nilai kapasistansi antara 10 nF – 100 uF dengan toleransi kurang lebih
5% dengan tegangan max 900volt, memiliki kestabilan yang cukup.
2. Kondensator elektrolit (Elco)
Kondensator yang berbentuk tabung, termasuk jenis kapasitor polar dimana
memiliki 2 kutub (+) (-). Untuk menandai kedua kutub, kutub positif ditandai oleh
kaki yang panjang, sedangkan kutub negative ditandai dengan kaki yang pendek.
Nilai kapasitasnya dari 0,47 uF sampai ribuan makroFarad dengan voltase dari
beberapa volt sampai ribuan volt. Kondesntaor elektrolit dapat rusak apabila terjadi
kering ( kapasitas berubah), meledak yang disebabkan karena salah pemberian
tegangan positif dan negative dan melewati batas maksimum tegangan yang diberi,
serta konsleting.

Gambar 7 : Kondensator / Kapasitor Elektrolit

3. Kondensator Tak Tetap


Jenis ini kapasitasnya dapat diubah, secara fisik kondensator ini mempunyai
poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng untuk mengubah nilai
kapasitasnya.
Gambar 8 : Kondensator Jenis Variable

2.5 Pengukuran Kapasitor


Kapasitor diukur berdasarkan satuan yang disebut “farad” (dilambangkan
dengan simbol “F”). Satuan ini menetapkan berapa banyak elektron yang dapat
disimpan oleh kapasitor. 1 Farad menyatakan jumlah elektron yang sangat banyak.
Kapasitor diukur dengan satuan “micro-farad” (F) (micro-farad adalah sepersejuta
farad).
Selain diukur dalam satuan farad, kapasitor juga memiliki rating tegangan
maksimum yang dapat ditanganinya. Ketika mengganti kapasitor, jangan
menggunakan kapasitor dengan rating tegangan yang lebih rendah. Ada tiga faktor
yang menentukan kapasitas sebuah kapasitor:
Luas pelat-pelat yang memiliki daya konduksi
Jarak di antara pelat-pelat yang memiliki daya konduksi
Bahan yang digunakan sebagai dielektrik.
Kapasitor yang bermuatan dapat mengirimkan energi simpanannya sama
seperti yang dapat dilakukan oleh baterai (meskipun penting untuk dicatat bahwa,
tidak seperti baterai, kapasitor menyimpan listrik, tetapi tidak menghasilkannya).
Ketika digunakan untuk mengalirkan arus walaupun dalam jumlah kecil, kapasitor
memiliki potential untuk menyimpan tegangan sampai beberapa minggu lamanya.
B. RESISTOR
Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana
komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resistor memiliki sifat
menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu
ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.
Resistor disimbolkan dengan huruf R. dan mempunyai satuan ohm, resistor
ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari
bangsa jerman.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum
berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm.

Simbol Resistor
Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika, misalnya :

 Sebagai penghambat arus listrik


 Sebagai pembagi tegangan
 Sebagai pengaman arus berlebih
 Sebagai pembagi arus
 Dll tergantung disain komponenJenis-jenis Resistor
Jenis-jenis resistor
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :
1. Resistor Tetap
Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Biasanya
terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor tetap nilai Resistansi
biasanya ditentukan dengan kode warna sebagai berikut.
Yang termasuk resistor jenis ini adalah :
a. Resistor kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian
elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi
dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak
dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan
tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang
adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik,
kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis
ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor
kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
b. Resistor batang karbon (arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat
yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya
dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor
generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai
pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat
pada gambar di samping.

c. Resistor keramik atau porselin


Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini
telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya
kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar
1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada
gambar di samping.

d. Resistor Film karbon


Resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi
sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam
bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai
rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang
tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan
dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt,
1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

e. Resistor film Metal


Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon.
Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat
kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini
sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. resistor film metal ini memiliki 5 buah
gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon
hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan
dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti
alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2
watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

2. Resistor Variabel
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya
dapat berubah atau dapat diubah.
Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :
a. Potensiometer
Adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara
menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar)
tuasnya.
b.Trimpot
Adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim
dengan menggunakan obeng trim.

c. PTC (Positif Temperature Control)


PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh
suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah, tetapi saat suhu PTC
naik maka nilai hambatannya juga ikut naik.
d. NTC (Negative Temperature Control)
NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi
oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan NTC saat dingin
sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai tahanannya akan
semakin mengecil bahkan nol.

e. LDR (Light Depending Resistor)


LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan fotoresistor,
dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang
mengenainya.
f. VDR (Voltage Dependent Resistor)
VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak
tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang
diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai
tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan semakin
besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan sebagai
stabilizer bagi komponen transistor.
A. MENGUKUR / MENGETAHUI NILAI RESISTOR
1. Metode melihat warna (gelang) pada fisik resistor
Dalam menentukan nilai hambtan sebuah resistor, cara yang paling gampang
dan banyak digunakan adalah dengan melihat dari pada warna gelang yang terdapat
pada fisik resistor

Bentuk Fisik - Cincin / Gelang Warna


Mungkin pengetahun ini terbilang sudah sering didengar, karena memang menjadi
pelajaran dasar pada orang-orang yang bergelut di duni elektronika. Namun untuk
pemula atau yang memang memerlukan data, tidak ada salahnyakan untuk diberikan
pengetahuan ini. Sebelum membaca nilai hambatan resistor, kita lihat tabel di bawah
ini.

Tabel nilai Resistor


Kita mengetahui resistr memliki 4-5 gelang/cincin warna, setelah melihat tabel
diatas.. maka kita bisa menghitung dengan menggunakan cara / rumus sebagai berikut
:
I . Resistor 4 cincin / gelang
Cincin 1 = nilai
Cincin 1 = nilai
Cincin 1 = faktor kali
Cincin 1 = toleransi
CONTOH :

Resistor 4 gelang
cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
cincin 2 = hijau = 5 (nilai)
cincin 3 = merah = 100 (faktor kali)
cincin 4 = emas = 5% (toleransi)

Nilai resistor, 15*100 = 1500 ohm atau 1.5 K ohm


Dengan toleransi +/- 1500*5% = 75 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 1425 - 1575 ohm.

II . Reistor 5 cincin / gelang


Cincin 1 = nilai
Cincin 1 = nilai
Cincin 1 = nilai
Cincin 1 = faktor kali
Cincin 1 = toleransi
CONTOH :

Resistor 5 Gelang
cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
cincin 2 = hitam = 0 (nilai)
cincin 3 = hitam = 0 (nilai)
cincin 4 = cokelat = 10 (faktor kali)
cincin 5 = cokelat = 1% (toleransi)

Nilai resistor, 100*10 = 1000 ohm atau 1 K ohm


Dengan toleransi +/- 1000*1% = 10 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 990 - 1010 ohm.

Nah, gimana mudah kan membaca nilai resistor. Nanti kedepannya untuk
memperlancar membaca, daftar tabel sebaiknya di ingat. Sehingga waktu dibutuhkan
membaca nilai resistor, tidak perlu buka-buka buku atau online lagi... :)

2. Menggunakan Alat : Avo Meter


Jika diatas dilakukan cara manual, maka berikutnya adalah mengukur nilai
resistor menggunakan alat bantu AVO METER. hal ini diperlukan, jika memang kita
buth cepat dan tidak hafal tabel nilai resistor atau memang ada kondisi tertentu
dimana cincin tidak di terlihat jelas warnanya / nilainya.
Secara prinsip penggunaan AVO Meter ini mudah saja, pada kali ini dijelaskan
untuk penggunaan pengukuran resistor.
Sebelumnya pastika Avo Meter sudah terKalibrasi dengan baik (untuk penggunaan
AVO meter yang benar Akan diposting di " AVO METER : Mengenal peralatan kerja
Elektronika 1 "

- Putar selektor, ke arah ohm meter dan pilih range nya. x1 (untuk pilihan nilai yang
ditampilkan pada jarum sesuai dengan angkanya) x10 (hasil yang muncul pada jarum,
dikali dengan 10) x1000 (hasil yang muncul pada jarum di kali 1000).
- Sentuhkan kedua terminal (+) dan (-) ke 2 kaki dari resistor.
Contoh :
Untuk melihat contoh disamping. Range selektro di tempatkan pada ohm x 10.

Sedangkan hasil pembacaan nilai resistor yang tertera ada 22.


karena di set di posisi x 10, maka hasil 22ohm di kali 10. Dana HASILNYA nilai
resistor adalah 220 ohm.
3. Menggunakan Software : Free SOFTWARE PEMBACA NILAI RESISTOR,
Untuk penggunaan Software ini, caranya mudah, langsung memasukkan warna -
warna yang diinginkan. Maka secara otomatis pada layar akan muncul nilai dari
resistor yangs sedang sobat hitung tersebut. (UNTUK PRAKTIK, LANGSUNG DI
DOWNLOAD AJA)* file berukuran kecil.

B. TIPS MEMBACA NILAI RESISTOR SECARA CEPAT


Nah pada bab ini, akan coba saya bagikan trik bagaimana menentukan/mengetahui
nilai Resistor secara cepat, yang mungkin didapatkan dari berbagai pengalaman yang
ada.
Untuk Hambatan / Resistor 4 gelang
1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 3 warnanya emas
2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 3 warnanya hitam
3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 3 warnanya cokelat
4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 3 warnanya merah
5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 3 warnanya orange
6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 3 warnanya kuning
7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 3 warnanya hijau
8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 3 warnanya biru

Untuk Hambatan / Resistor 5 gelang


1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 4 warnanya perak
2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 4 warnanya emas
3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 4 warnanya hitam
4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 4 warnanya cokelat
5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 4 warnanya merah
6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 4 warnanya orange
7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 4 warnanya kuning
8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 4 warnanya hijau
9. Untuk nilai R kurang dari 1000M ohm gelang ke 4 warnanya biru

C. MENCARI NILAI RESISTOR PENGGANTI


Dalam aktivitas / hoby kita merangcang suatu rangkaian elektronik dan hasil
hitungan resistansi (nilai hambatan resistor) yang kita dapatkan nilainya tidak ada di
pasaran. Maka mau tidak mau kita harus menggantinya dengan kombinasi beberapa
resistor sekaligus.
Nah untuk mengetahui bagaimana "Rumus" dalam penggantian, maka dapat
dilakukan sebagai berikut :

a) Resistor Hubungan Seri

Hubungan Seri
Rumus : Rs (Total) = R1+R2+R3+...+Rn.
Pada Hubungan Seri ini, akan didapatkan nilai resistor yang bertambah dari nilai
masing-masing resistor. jadi misal kita membutuhkan resistor 3K dan secara
kebetulan kita tidak ada stock atau memang di pasaran tidak ada, maka kita dapat
menghubungkan secara seri 3 resistor yang masing-masing memiliki nilai 1K.
Selain keperluan diatas, hubungan seri ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai
Resistor yang besar dengan kemampuan daya (Rating) yang tetap.
CONTOH :
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt Rs = R1+R2+R3
R2 = 20 ohm; 0,5 watt = 10+20+30
R3 = 30 ohm; 0,5 watt = 60 ohm, sedangkan daya tetap 0.5 watt

b) Resistor Hubungan Pararel

Hubungan Pararel
Rumus : Rp = 1 = 1 + 1 + 1 + .....+ 1
Rp R1 R2 R3 Rn
Jika pada hubungan Seri (diatas) ditujukan untuk menambah nilai resistansi, maka
sebaliknya pada penggunaan hubungan pararel pada Resistor adalah bertujuan untuk
memperkecil nilai dari hambatan total.
Dan pada hubungan pararel ini, selain nilai hambatan total yang semakin mengecil,
namun dengan kemampuan daya (ratig) yang besar.
CONTOH :
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt

1 = 1 + 1 + 1
R2 = 20 ohm; 0,5 watt Rp R1 R2 R3
R3 = 30 ohm; 0,5 watt = 1 + 1 + 1
10 20 30
= 6 + 3 + 2 = 11
60 60
Rp = 60 ohm = 5 5 ohm dan berdaya 1,5 watt
11 11

D. KERUSAKAN YANG TERJADI PADA RESISTOR


Sudahlah wajar dan normal, apabila benda - benda didunia ini mengalami kerusakan
karena pada dasarnya memang tidak ada yang abadi. Entah karena kesalahan dalam
penggunaan atau memang karena fakto usia.

Berikut biasanya kerusakan - kerusakan yang kerap terjadi pada komponen Resistor.

Resistor Terbakar
Resistor Terbakar
Diatas adalah beberapa contoh fisik resistor yang sudah rusak. Umumnya kerusakan
terjadi karena daya yang melalui resistor terlalu besar, sehingga menyebabkan resistor
menimbulkan efek panas yang berlebihan. tak jarang saat dipegang panas, dan pada
kejadian tertentu, sampai ada yang hangus terbakar. Sebagai saran nantinya tentukan
daya yang di butuhkan dalam melewati resisto2 resistor tersebut nantinya, dengan
memakain 1/2, 1, sampai ada yg 4 watt. Tentunya semakin besar yang digunakan
secara bentuk fisik juga semakin besar.

Dampak yang di timbulkan, adalah selain yang pastinya nilai resistansinya berubah
(sudah tidak pada nilai hambatan yang di harapkan) juga ada yang short atau bahkan
putus sama sekali. Untuk mengenathui dengan pasti, mungkin anda bisa
menggunakan AVO Meter untuk melakukan pemeriksaan terhadap komponen apakah
dalam keadaan nila yang seharusnya atau tidak bahkan ada kemungkinan terjadi short
(hubungan singkat) / tidak ada hambatan sama sekali.
Cara Menguji Komponen Resistor Masih Baik atau Tidak
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan
multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena
terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor
ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1. Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2. Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar
penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment
untuk menyesuaikan.
3. Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu
pula colok (-) pada kaki yang lain.
4. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika
bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum
penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
5. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak
nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan
pengukuran melalui multimeter.

sumber : http://www.geschool.net/aditya_nak_klaten/blog/post/pengertian-dan-
fungsi-dari-resistor

DAFTAR PUSTAKA

Caterpillar Asia Pacific Learning . versi 3,2 2013. Buku Panduan Siswa (Modul
Pengenalan) : Fundamental Electric.
Jayadin Ahmad. 2007. Ilmu Elektronika : ELDAS
http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator
http://xtop-gear.com/general/prinsip-kerja-kondensator/
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/09/mengindentifikasi-dan-membaca-nilai.html
TEORI TRAFO
1.1 PENGERTIAN TRANSFORMATOR
Transformator atau trafo adalah alat listrik melalui gandengan magnet
memindahkan daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainya dengan frekuensi
yang sama. Tegangan dapat di naikan atau diturunkan sesuai dengan besar kecilnya
arus yang mengalir dalam rangkaian.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika.Penggunaan transformator dalam
sistem tenaga listrik yaitu untuk menaikan tegangan dari pembangkit listrik, untuk
ditransmisikan. Transformator juga dipakai untuk menurunkan tegangan listrik akan
didistribusikan.

Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai


gandengan impedansi antara sumber dengan beban, untuk memisahkan satu rangkain
dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan
atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Berdasarkan frekuensi,
transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Frekuensidaya,50 - 60 kc/s
2. Frekuensi pendengaran, 50 - 20kc/s
3. Frekuensi radio, diatas 30 kc/s.
Dalam bidang elektronika pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :
1. Transformator inti besi
2. Transformator inti feri
t
3. Transformator inti udara

1.2 BAGIAN-BAGIAN TRANSFORMATOR


Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1. Bagian utama transformator
2. Peralatan Bantu
3. Peralatan Proteksi
Bagian utama transformator, terdiri dari:
a. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh
arus pusar atau arus eddy (eddy current).
b. Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan
tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder.Jika
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada
kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada
rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan
tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.
c. Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai
kumparan tertier.
d. Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang
intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-
transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator
mempunyai sifatsebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula
sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1) kekuatan isolasi tinggi
2) penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat
3) viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
4) titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan baha
5) tidak merusak bahan isolasi padat
6) sifat kimia yang stabil
e. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah
bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.
f. Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak
transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki.Untuk menampung
pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah
konservator.
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:
1) Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin
yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk
membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator
pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari
plat baja bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip
membentuk tangki corrugated ini. Umumnya transformator di bawah 4000 kVA
dibuat dengan bentuk tangki corrugated.
2) Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan
tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas
untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat
dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya
dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA, )
3) Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe tangki ini sama dengan jenis
conventional tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah
kontak antara minyak dengan udara luar
Peralatan Bantu, terdiri dari:
a. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi
besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi adanya
kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi
dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar
transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa
udara, gas, minyak dan air.
Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
1) Alamiah (natural)
2) Tekanan/paksaan (forced).
b. Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang
berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load)
atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.
c. Alat pernapasan
Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu
udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila
suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan
minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak
menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut
pernapasan transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu
bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada
minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroscopis.
d. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya
indicator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1) indikator suhu minyak
2) indikator permukaan minyak
3) indikator sistem pendingin
4) indikator kedudukan tap, dan sebagainya
Peralatan Proteksi, terdiri dari:
a. Relay Bucholz
Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan
terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas.
Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
1) Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
2) Hubung singkat antar phasa
3) Hubung singkat antar phasa ke tanah
4) Busur api listrik antar laminasi
5) Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b. Relai Tekanan Lebih
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator.Bedanya relai ini hanya
bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan pemutus
tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa membran yang terbuat dari
kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator
terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada
tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator
c. Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam
transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan
kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam
kumparan ataupun beda kumparan.
d. Relai Arus lebih
Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari
nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus lebih ini dapat
terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.Arus lebih ini dideteksi
oleh transformator arus atau current transformator (CT).
e. Relai Tangki Tanah
Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada
transformator.
f. Relai Hubung Tanah
Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi
gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
g. Relai Thermis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari
kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh
arus lebih.Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan suhu.
1.3 HUKUM HUKUM DASAR TRANSFORMATOR
a. Hukum Maxwell
Persamaan Maxwell apabila disederhanakan akan menjadi:
Hl=IN
Dimana: H = Kuat Medan Magnet
l = Panjang Jalur
I = Arus Listrik
N =Jumlah Lilitan
Hl=IN adalah GGM yang merupakan penghasil flux
b. Hukum induksi Faraday
Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah Hukum Induksi
Faraday Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garissuatu gaya listrik
melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding lurus dengan perubahan
tersebut.Rumus Hukum Faraday adalah sebagai berikut:
Dimana: E = Gaya listri yang disebabkan induksi (V/m)
dl = Unsur Panjang (m)
B = Induksi magnetik/kerapatan fluks (Webber/m2)
dA = Unsur luas (m2)
Sedangkan arus induksi (flux) adalah integral permukaan dari pada
induksimagnit melalui suatu luas yang dibatasi oleh garis lengkung tersebutdiatas.
Rumus arus induksi adalah:

Dimana : φ = Arus Induksi/fluks (weber)


B = Induksi magnet (weber/m2)
dA = Unsur luas
Apabila rumus hukum induksi disederhanakan

Dimana : e = Gaya gerak listrik


N = jumlah lilitan
φ = Arus induksi/Fluks(weber)

1.4 PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR


Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
bersifat induktif.Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan
secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah.
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik
maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan
tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya
fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction)
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari
kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual
induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi).Prinsip dasar suatu transformator adalah
induksi bersama(mutual induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks
magnet.
Dalam bentuk yang sederhana,transformator terdiri dari dua buah kumparan
induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang
mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual
induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan
kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi (
sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir
pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).
2. INTI TRAFO
Identifikasi Jenis –jenis Transformator, dilihat dari pemakaiannya
digolongkan kedalam 3 jenis :
a. Transformator inti udara dipakai pada rangkaian frekuensi tinggi.
Trafo inti Udara, banyak dipakai sebagai alat Interface Rangkaian matching
Impedansi dalam rangkaian Elektronik Frekuensi Tinggi.

b. Transformator inti ferit dipakai pada rangkaian frekuensi menengah


Trafo inti Ferit, banyak dipakai sebagai alat Interface Rangkaian matching
Impedansi dalam rangkaian Elektronik Frekuensi menengah.
c. Transformator inti Besi dipakai pada rangkaian frekuensi rendah.
Trafo inti Besi, banyak dipakai sebagai alat Interface, Step Up, Step
Down Rangkaian matching Impedansi, Matching Voltage dalam rangkaian
Elektronik Frekuensi rendah.

Jenis-jenis transformator berbeda dalam cara di mana kumparan primer dan


sekunder disediakan sekitar inti baja laminasi . Menurut desain , transformator dapat
diklasifikasikan menjadi dua :
a. Core- Type Transformer
Dalam inti - jenis transformator , belitan diberikan kepada sebagian besar dari
inti . Kumparan yang digunakan untuk transformator ini adalah bentuk- luka dan jenis
silinder . Seperti jenis transformator dapat diterapkan untuk berukuran besar dan kecil
berukuran transformer . Pada tipe skala kecil , inti akan persegi panjang dalam bentuk
dan kumparan yang digunakan adalah silinder . Gambar di bawah menunjukkan jenis
berukuran besar . Anda dapat melihat bahwa kumparan bulat atau silinder yang luka
sedemikian rupa untuk menyesuaikan lebih bagian inti salib .
Dalam kasus kumparan silindris melingkar , mereka memiliki keuntungan
wajar memiliki kekuatan mekanik yang baik . Kumparan silinder akan memiliki
lapisan yang berbeda dan setiap lapisan akan terisolasi dari yang lain dengan bantuan
bahan-bahan seperti kertas, kain , papan micarta dan sebagainya. Pengaturan umum
inti -jenis transformator sehubungan dengan inti ditunjukkan di bawah ini . Kedua
tegangan rendah ( LV ) dan tegangan ( HV ) gulungan tinggi yang akan ditampilkan.
Gulungan tegangan rendah ditempatkan lebih dekat ke inti karena merupakan
yang paling mudah untuk melindungi . Daerah inti efektif dari transformator dapat
dikurangi dengan penggunaan laminasi dan isolasi .

b. Shell -Type Transformer


Di shell -jenis transformator inti mengelilingi sebagian besar dari gulungan .
Perbandingan ditunjukkan pada gambar dibawah .
Kumparan adalah bentuk - luka tetapi multi layer tipe disk biasanya luka
dalam bentuk pancake . Kertas digunakan untuk melindungi berbagai lapisan cakram
multi-layer . Berkelok-kelok terdiri seluruh cakram ditumpuk dengan ruang isolasi
antara kumparan . Ruang-ruang isolasi membentuk pendinginan horizontal dan isolasi
saluran . Transformator seperti ini mungkin memiliki bentuk persegi panjang
sederhana atau mungkin juga memiliki bentuk terdistribusi . Kedua desain yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Shell Jenis Transformers Bentuk Rectangular
Sebuah bracing mekanik yang kuat kaku harus diberikan kepada core dan
kumparan transformator . Ini akan membantu dalam meminimalkan pergerakan
perangkat dan juga mencegah perangkat dari mendapatkan kerusakan isolasi . Sebuah
transformator dengan bracing yang baik tidak akan menghasilkan apapun suara
dengungan selama bekerja dan juga akan mengurangi getaran .
Sebuah platform perumahan khusus harus diberikan untuk
transformator.Biasanya , perangkat ditempatkan dalam tangki logam lembaran yang
terpasang rapat diisi dengan minyak isolasi khusus . Minyak ini diperlukan untuk
beredar melalui perangkat dan mendinginkan kumparan . Hal ini juga bertanggung
jawab untuk menyediakan isolasi lain untuk perangkat ketika dibiarkan di udara .
Mungkin ada kasus ketika permukaan tangki halus tidak akan mampu
menyediakan area pendinginan yang dibutuhkan . Dalam kasus tersebut , sisi tangki
yang bergelombang atau disatukan dengan radiator di sisi perangkat. Minyak yang
digunakan untuk tujuan pendinginan harus benar-benar bebas dari alkali , sulfur dan
yang paling penting kelembaban . Bahkan sejumlah kecil kelembapan dalam minyak
akan menyebabkan perubahan yang signifikan dalam properti isolasi perangkat ,
karena hal itu mengurangi kekuatan dielektrik minyak untuk sebagian besar .
Matematis berbicara , kehadiran sekitar 8 bagian air dalam 1 juta mengurangi kualitas
isolasi dari minyak ke nilai yang tidak dianggap standar untuk digunakan.
Dengan demikian , tank dilindungi dengan menyegel mereka kedap udara
dalam unit yang lebih kecil . Ketika transformator besar digunakan , metode kedap
udara praktis sulit untuk diterapkan . Dalam kasus tersebut , ruang yang disediakan
untuk minyak untuk memperluas dan kontrak dengan meningkatnya suhu dan
penurunan . Ini bernapas membentuk penghalang dan menolak kelembaban atmosfer
dari kontak dengan minyak . Perhatian khusus juga harus diambil untuk menghindari
sledging . Sledging terjadi ketika minyak terurai akibat paparan ke oksigen selama
pemanasan . Ini hasil dalam pembentukan deposito besar dari materi gelap dan berat
yang menyumbat saluran pendingin di transformator .
Kualitas, daya tahan dan penanganan bahan-bahan isolasi menentukan
kehidupan transformator . Semua lead transformator dibawa keluar dari kasus mereka
melalui bushing yang sesuai . Ada banyak desain ini , ukuran dan konstruksi
tergantung pada tegangan lead . Bushing porselen dapat digunakan untuk mengisolasi
lead , untuk transformator yang digunakan dalam tegangan moderat. Bushing berisi
minyak atau kapasitif -jenis yang digunakan untuk transformator tegangan tinggi .
Pemilihan antara inti dan jenis shell dilakukan dengan membandingkan biaya
karena karakteristik serupa dapat diperoleh dari kedua jenis . Kebanyakan produsen
lebih suka menggunakan shell -jenis transformator untuk aplikasi tegangan tinggi
atau untuk multi - berliku desain . Bila dibandingkan dengan jenis inti , jenis shell
memiliki panjang lebih lama rata-rata turn coil . Parameter lain yang dibandingkan
untuk pemilihan jenis transformator adalah rating tegangan , kilo volt ampere , berat
badan , stres isolasi, distribusi panas dan sebagainya.

3.PERHITUNGAN TRAFO
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus
listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan
magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl
induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance)
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan
primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan
sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Keterangan :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
A. Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator ada dua jenis yaitu:

1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-


balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh
kumparan sekunder adalah:

1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).


2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dituliskan:

Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang


memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio
memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan
transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi
tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan
transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Penyelesaian:
Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:

Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan

Efesiensi Transformator
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik
keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator
ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu
kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi
bunyi.
Efisiensi transformator dapat dihitung dengan:

Contoh cara menghitung daya transformator:


Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika lilitan primer
dihubungkan dengan tegangan 200 V dan mengalir kuat arus listrik 5 A,
Tentukan:
a. daya primer,
b. daya sekunder

Penyelesaian:
Diketahui :

Ditanyakan:
a. Pp = ........... ?
b. Ps = ........... ?

Jawab:
a.
Jadi, daya primer transformator 1000 watt.

b.

Jadi, daya sekunder transformator 800 watt.

4. TRAFO 1 PHASE
Prinsip kerja dari sebuah transformator pada umumnya adalah sebagai berikut.
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder,


dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Dimana: Vp= tegangan primer (volt)


Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan
tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet
yang juga berubah – ubah, pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah –
ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi ep. Untuk mencari GGL yang
dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:

Kontruksi Trafo 1 Fasa

Dalam keadaan sederhana transformator mempunyai bagian-bagian sebagai


berikut :
1. Kumparan Primer yaitu kumparan trafo yang dihubungkan ke sumber tegangan.
2. Kumparan Sekunder yaitu kumparan trafo yang dihubungkan dengan beban.
3. Inti yang dibuat dari lapisanplat dinamo.
Bagian Inti Trafo
Fungsi utama inti trafo adalah sebagai jalan atau penghantar garis-garis gaya
magnit. Karena fluksi magnet yang mengalir pada inti trafo adalah fluksi bolak-balik,
untuk itu diperlukan persyaratan agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat ditekan
sekecil mungkin. Untuk itu biasanya inti trafo dibuat dari bahan plat baja silikon
dengan kadar silikonnya 4-5% dengan ketebalan 0,3 s/d 0,5mm.
Dipasaran tersedia bermacam-macam bentuk bentuk inti trafo dalam
bermacam ukuran.Yang perlu diperhatikan disini adalah cara penyusunan pelat-pelat
inti trafo, harus diusahakan serapat mungkin, sehingga tidak ada celah udara.
Untuk trafo satu fasa tersedia inti :
 Bentuk Core ( UI ) : efesiensinya rendah
 Bentuk Shell ( EI ) : efesiensinya dapat mencapai 80-90%
Yang dapat digunakan adalah inti yang tebalnya 0,5mm yang pada kerapatan
fluksi (B)= 1Wb/m2, mempunyai kerugian besi (Pf)=2,3watt/kg.
Luas Penampang Inti Trafo
Luas penampang inti trafo akan menentukan daya trafo. Jadi semakin luas
penampang suatu trafo akan mempunyai kapasitas daya yang semakin besar pula.
Luas penampang inti trafo harus mampu mengalirkan fluksi magnit seluruhnya tanpa
menimbulkan panas yang berlebihan. Untuk menentukan luas penampang inti yang
diperlukan ,dapat digunakan rumus emperis sebagai berikut :

Dimana: A = Luas penampang dalam satuan cm2


P = Daya out put trafo dalam Volt Amper
f = frekvensi (Hz)
Karena inti trafo berupa plat plat tipis untuk mencapai luas penampang
tertentu, harus disusun berlapis-lapis. Penampang inti trafo dapat berbentuk bujur
sangkar atau empat persegi panjang .apabila luas penampang inti telah diketahui dan
lebar inti sudah di pilih maka jumlah plat inti trafo dapat di hitung yaitu :
Berat inti = volume bersih inti x berat jenis inti
dimana berat jenis inti = 7,8.
Untuk inti bentuk shell [ EI ] ukuran luas inti di tentukan lebar kaki
tengahnya. Dipasaran tersedia bermacam-macam ukuran antara lain E25 , E32 , E38 ,
E44 dan seterusnya. Angka dibelakang huruf E menunjukkan lebar kaki tengah inti ,
sedangkan huruf E menandakan bentuk shell.
5. TRAFO 3 PHASE
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang
disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan
sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu
hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye).Sedangkan pada belitan sekundernya
dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-
zag).Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV
connection).

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P
pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang
terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama
tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik,
sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan
secara bintang (Y,wye) atau segitiga (delta, Δ, D).

Gambar 1.sistem 3 fase.

Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor


tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan
jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut
untuk fase V1, V2 dan V3.sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai
urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3
fase.

Konfigurasi Transformator 3 fasa:

Transformator hubungan segitiga – segitiga (delta – delta)


Gambar 1.Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).
Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara delta.
Belitan primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3
fasa.Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi
beban.Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik netral, yang diperoleh ketiganya
merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.

Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi
masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada
aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka
hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang
dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus
line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is (arus
sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk
transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator tunggal.

Gambar 2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa Dihubungkan


Pembangkit Listrik dan Beban (Load)
Transformator hubungan bintang – bintang (wye – wye )
Gambar 3. Hubungan Belitan Bintang-bintang.
Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang perlu
diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral (fase ke
netral). Cara untuk mencegah menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk
primer ke netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan (ground), seperti
ditunjukkan pada Gambar 4. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap
transformator dengan lilitan ke tiga, yang pdisebut lilitan” tertiary”. Lilitan tertiary
untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan pada Gambar
5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana transformator
dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran
(primer & sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.

Gambar 4.Hubungan bintang-bintang.

Gambar 5.Hubungan Bintang-bintang dengan belitan tertier.


Transformator hubungan seitiga – bintang (delta – wye)
Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui setiap
lilitan primer adalah sama dengan tegangan line masukan. Tegangan saluran keluaran
adalah sama dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang melalui setiap transformator.
Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73 kali arus pada lilitan sekunder. Arus line
pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama dengan arus pada lilitan sekunder.

Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye).

Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan saluran


masukan dan saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line keluaran E12
adalah 30° mendahului tegangan line masukan EAB, seperti dapat dilihat dari
diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok beban terisolasi, beda
fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel dengan saluran
masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan membuat hubungan
paralel tidak memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya sebaliknya identik.

Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan menghasilkan


banyak isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV (high
Voltage/tegangan tinggi) telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau 58% dari
tegangan saluran.
Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor

Transformatot hubungan segitiga terbuka (open delta)


Hubungan open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan
menggunakan hanya 2 transformator yang dihubungkan secara open–delta.Rangkaian
open–delta adalah identik dengan rangkaian delta–delta, kecuali bahwa satu
transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open-delta jarang digunakan sebab
hanya mampu dibebani sebesar 86.6% (0,577 x 3 x rating trafo) dari kapasitas
transformator yang terpasang.

Gambar 7.Hubungan Open Delta.


Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open–delta,
kapasitas transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 = 100kVA. karen
terhubung open-delta, maka transformator hanya dapat dibebani 86.6 kVA sebelum
transformator mulai menjadi overheat (panas berlebih). Hubungan open–delta
utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika 3 transformator dihubungkan
secara delta–delta dan salah satunya rusak dan harus diperbaiki/dipindahkan, maka
hal ini memungkinkan

Transformator hubungan zig – zag


Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan
primer memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa
digunakan untuk beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban antar fasa
tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-

Gambar 9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5)


Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang L1,
L2 dan L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan Zig-zag
dimana hubungan dari enam belitan sekunder saling menyilang satu dengan lainnya.
Saat beban terhubung dgn phasa U dan N arus sekunder I2 mengalir melalui belitan
phasa phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-zag garis tegangan bukan
garis lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°.
Daya pada Sistem 3 Fase
1. Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang
Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang
diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase.
Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase,
karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.

Gambar 4.Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.


Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya
perfasa adalah :

Pfase = Vfase.Ifase.cos θ
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan
dapat dituliskan dengan :
PT = 3.Vf.If.cos θ
Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase
maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama
dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang
(Y) adalah :
PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan
tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus
perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah :

PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya
daya pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada
tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang
seimbang.

2. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang


Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari
ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus
pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak
sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban
dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena
hubung singkat atau hubung terbuka pada beban.
Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu :
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. Ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari
pemecahan permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai
ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.

Gambar 5.Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.


Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri
arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan
indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase
mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan.

Dioda Lengkap

SEJARAH

Walaupun diode kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum diode termionik,


diode termionik dan diode kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang
bersamaan. Prinsip kerja dari diode termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie pada
tahun 1873Sedangkan prinsip kerja diode kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh
peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun

Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada
tahun 1919, William Henry Eccles memperkenalkan istilah diode yang berasal dari di
berarti dua, dan ode (dari ὅδος) berarti “jalur”

PENGERTIAN
Dioda adalah semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) P-N. Sifat
dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus
pada tegangan balik.

Simbol Dioda :

Bentuk Fisik Dioda :

Fungsi Dioda :
1. Penyearah, contoh : dioda bridge
2. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
3. Pengaman /sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal
yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada
suatu sinyal ac
6. Pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor

Jenis Dioda :

1. Dioda standar
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon
mempunyai tegangan maju 0.6V sedangkan dioda germanium 0.3V. Dioda
jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan
batasan itu seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu.
Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025V setiap kenaikan 1 derajat dari
suhu normal.
Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai
berikut:
o Penyearah sinyal AC
o Pemotong level
o Sensor suhu
o Penurun tegangan
o Pengaman polaritas terbalik pada dc input

Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148
(500mA).

2. LED (light emiting diode)


Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat
diberi polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai batasan arus
maksimal yang mengalir melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan umur led
tidak lama. Jenis led ditentukan oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led
merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra merah dan laser diode. Selain sebagai
indikator beberapa LED mempunyai fungsi khusus seperti LED inframerah
yang dipakai untuk transmisi pada sistem remote control dan opto sensor juga
laser diode yang dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD. Dioda jenis
ini dibias maju (forward).
3. Dioda Zener
Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda
zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk
keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada
penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar
diperlukan sebuah buffer arus. Dioda zener dibias mundur (reverse).
4. Dioda photo
Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya. Dioda ini akan
menghantar jika ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu. aplikasi
dioda photo banyak pada sistem sensor cahaya (optical). Contoh:pada
optocoupler dan optical pick-up pada sistem CD. Dioda photo dibias maju
(forward).
5. Dioda varactor
Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai kapasitansi
tertentu sesuai dengan besar tegangan yang diberikan kepadanya. Dengan
dioda ini maka sistem penalaan digital pada sistem transmisi frekuensi tinggi
mengalami kemajuan pesat, seperti pada radio dan televisi. Contoh sistem
penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase lock loop), yaitu
mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan frekuensinya untuk
kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk oscilator. Dioda varactor
dibias reverse

PRINSIP KERJA

Cara kerja dioda, inilah pokok bahasan yang akan saya sampaikan di kesempatan ini.
Sekedar Untuk mengingatkan kembali, dioda adalah komponen elektro yang
memiliki dua saluran aktif, anoda dan katoda, dimana arus listrik dapat mengalir di
dalamnya dan biasanya digunakan karena sifatnya yang memungkinkan arus mengalir
hanya satu arah. Nah setelah mengetahui pengertian dioda, maka sekarang perlu juga
anda ketahui cara kerja dioda.

Dioda dapat digunakan dalam beberapa alat. Sebagai contoh, sebuah perangkat
elektronika yang menggunakan baterai sering menggunakan dioda yang fungsinya
untuk melindungi perangkat tersebut jika anda memasukkan baterai di bagian
belakang perangkatnya. Dengan begitu dioda dapat memblok arus jika anda salah
atau terbalik memasangkan baterai. Disinilah dioda dapat melindungi perangkat
elektronik yang sensitif terhadap arus listrik.
Seperti yang terlihat di dalam gambar di atas, dapat saya jelaskan sebagai berikut :

Ketika dioda dihubungkan ke baterai seperti yang ditunjukkan di dalam gambar di


atas, elektron dari sisi n dan lubang dari sisi p, dipaksa menuju pusat oleh medan
listrik yang dipasok oleh baterai. Elektron-elektron dan lubang-lubang yang
bergabung tersebut menyebabkan arus listrik dapat melewati dioda. Ketika dioda
diatur dengan cara ini, maka cara kerja dioda seperti ini bisa dikatakan sebagai dioda
dengan arus yang menyimpang atau bias.

Fungsi arus satu arah pada dioda tidak selamanya berfungsi dengan baik. Biasanya
untuk dioda silikon, memerlukan tegangan 0.6V atau bahkan lebih besar lagi, jika
tidak, dioda tidak akan berfungsi dengan baik. Fungsi ini berguna dalam membentuk
sebuah saklar tegangan yang sensitif.

Ketika dioda dihubungkan dengan baterai seperti yang ditunjukkan, lubang di sisi n
dipaksa bergerak ke kiri sedangkan elektron di sisi p, dipaksa bergerak ke kanan. Hal
ini akan membentuk zona kosong di sekitar persimpangan p dan n, sehingga menjadi
bebas dan menciptakan daerah deplesi. Ini daerah penurunan arus hingga menjadi
isolator dan mencegah arus listrik mengalir melalui dioda. Cara Kerja seperti ini
disebut dioda dengan arus terbalik. seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Demikianlah uraian singkat mengenai cara kerja dioda. Di artikel-artikel berikutnya
saya akan terus menyampaikan artikel-artikel yang berhubungan dengan elektronika.

ursday, June 27, 2013

MAKALAH ELEKTRO TENTANG DIODA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dioda pada umumnya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai


penyearah (rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan
searah (DC). Dioda menjadi sangat penting karena hampir semua peralatan
elektronika memerlukan sumber arus searah (DC). Kata dioda berasal dari
pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah
elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda digunakan untuk polaritas positif dan katoda
untuk polaritas negatif.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, prinsip
kerja dan karakteristik dioda secara umum.

II. ISI

A. Pengertian Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda
berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam
satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis vacuum tube yang memiliki dua buah
elektroda (terminal). Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus
listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC)
menjadi arus atau tegangan searah (DC). Dioda jenis vacuum tube pertama kali
diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-
1945) pada tahun 1904.

Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan.


Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan bahan
semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P
adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini
berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila kutub P pada dioda (anoda)
dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi pengaliran arus listrik
dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah mengisi hole sehingga
terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan negatif
baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif sumber.
Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron.

Gbr. 1 Simbol Dioda


Gbr. 2 Kontruksi Dioda

Gbr. 3 Fisik Dioda

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda
seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan
kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
B. Prinsip Kerja Dioda

Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah


digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau
tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak
menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.

Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada
saat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda
terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi
konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam
keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative
kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda
tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi
sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang
mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari
kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara
lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah
gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian
penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita dapat meninjau 3 situasi
sebagai berikut ini yaitu :

1) Dioda Diberi Tegangan Nol


Gbr. 4 Dioda Diberi Tegangan Nol

Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik
elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu
melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk
muatan ruang (Space Charge). Tidak mampunya elektron melompat menuju katoda
disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron melalui pemanasan oleh
heater belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau plate.

2) Dioda Diberi Tegangan Negatif (Reverse Bias)

Gbr. 5 Dioda Diberi Tegangan Negatif


Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate akan
menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron tersebut
tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke katoda,
sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.

3) Dioda Diberi Tegangan Positif (Forward Bias)

Gbr. 6 Dioda Diberi Tegangan Positif

Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate
akan menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi
thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus
listrik yang akan mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang
dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus
listrik yang akan mengalir.

Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus listrik
pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah
arus listrik (rectifier). Pada kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai
penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC.

C. Karakteristik Dioda

Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas.
Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang
(Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian
pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan
(Voltage Multiplier).

Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :

Dioda germanium

Dioda silikon

Dioda selenium

Dioda zener

Dioda cahaya (LED)

Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor.


Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya
yang unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu
sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.
Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Karakteristik dasar dioda dikenal dengan karakteristik V-I. Karakterisik ini


penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam
karakteristik ini dapat diketahui keadaan-keadaan yang terjadi pada dioda ketika
mendapat tegangan bias maju dan tegangan bias mundur.
Gbr. 7 Karakteristik dioda ( karakteristik V-I )

Jika kedua terminal dioda disambungkan ke sumber tegangan dimana tegangan


anoda lebih positif dibandingkan dengan tegangan katoda, maka dioda dikatakan
dalam keadaan bias maju. Sebaliknya, bila tegangan anoda lebih negatif dari katoda,
dioda dikatakan dalam keadaan bias mundur.

Seperti pada postingan sebelumnya yang telah dijelaskan mengenai pengertian


dioda. Pada kesempatan kali ini kami akan menulas tentang jenis-jenis dioda beserta
fungsinya.

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa
meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier),
dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda
Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah
(dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
Gambar 1. dioda penyearah

2. DIODA ZENER

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt
dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan
komponen elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan
struktur dasar dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih
banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin
cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan
ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet
ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi
dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan
Zener.
Gambar 2. dioda zener

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian


lain dan beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V,
dioda tidak menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan
beban. Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi
brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid
State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan
optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP),
bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan
GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah
atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna
TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Gambar 3. dioda LED

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga


menghasilkan warna sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium
nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di
Nichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat
dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk
menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah
nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai
resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah
sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita
berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut
akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana
dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai
sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

Gambar 4. dioda foto.

5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya
mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja
didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah
silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang
diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan
turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di
bagian pengaturan suara (Audio).

Gambar 5. dioda varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari
bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif)
dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Gambar 6. dioda schottky.

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate
pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.

Anda mungkin juga menyukai