Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat, berkat dan bimbingan-Nya, penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam makalah ini penulis membahas tentang
“Batere Pada Sistem Pembangkit”.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pemahaman


mahasiswa mengenai Batere Pada Sistem Pembangkit.

Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan mendukung penulis dalam meyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan usul dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dalam penulisan berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.

Samarinda, 04 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 12
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................... 23

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batere ................................................................................. 34


2.2 Prinsip Kerja Batere ............................................................................. 41
2.3 Jenis-jenis Batere ................................................................................. 5
2.3.1 Batere Asam ............................................................................. 5
2.3.2 Batere Alkali ............................................................................ 76
2.4 Bagian-bagian Batere............................................................................8
2.4.1 Elektroda...................................................................................8
2.4.2 Elektrolit...................................................................................9
2.4.3 Sel Batere..................................................................................9
2.4.4 Steel container...........................................................................9
2.4.5 Plastic container........................................................................9
2.5 Pengguanaan Batere pada Pembangkit.................................................10
2.6 Pemeliharaan Batere.............................................................................12
2.6.1 Peralatan Pendukung................................................................13
2.7 Periode Pemeliharaan...........................................................................15
2.7.1 Pengukuran Tegangan..............................................................15
2.7.2 Cek Level Ketinggian Larutan.................................................16
2.7.3 Cek Berat Jenis Larutan...........................................................16
2.7.4 Tabel Periode Pemeliharaan Bulanan......................................18

BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan .............................................................................................. 19


ii
3.2 Saran ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 206

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan maupun konsumsi daya listrik sangat besar sedangkan sumber daya
yang semakin lama semakin berkurang membuat banyaknya pusat pembangkit energi
listrik yang diperoleh dengan merubah energi lain, secara langsung ataupun tidak
langsung, secara konvensionil ataupun non konvensionil. Keandalan pembangkit
merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan ekspansi pembangkit untuk
memastikan kapasitas total pembangkit untuk menyediakan listrik saat dibutuhkan.
Perencanaan ekspansi memanfaatkan indeks-indeks keandalan sebagai salah satu kriteria
untuk menentukan investasi dalam pembangunan pembangkit baru. Penggunaan
pembangkit energi listrik terbarukan sebagai suplai listrik mendapatkan perhatian
beberapa tahun terakhir karena kenaikan harga bahan bakar fosil dan analisis dampak
pada lingkungan. Tidak seperti pembangkit konvensional, energi terbarukan bersifat
intermittent. Sistem penyimpanan energi seperti baterai sering digunakan untuk
mengatasi masalah energi yang berfluktuasi. Batere juga digunakan pada pembangkit –
pembangkit lisrik seperti pembangkit listrik tenaga surya. Batere yang digunakan dalam
hal ini bukanlah baterai – baterai yang berukuran kecil melainkan accumulator.

1.2 Rumusan Masalah

 Pengertian Batere

 Prinsip Kerja

 Jenis-jenis Batere

 Bagian-bagian Batere

 Penggunaan Batere di Pembangkit

 Pemeliharaan Batere
1.3 Tujuan

Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui


tentang :
 Pengertian Batere

 Prinsip Kerja

 Jenis-jenis Batere

 Bagian-bagian Batere

 Penggunaan Batere di Pembangkit

 Pemeliharaan Batere

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batere

Batere adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses


elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang
tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible, adalah di
dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga
listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi
tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah
(polaritas) yang berlawanan di dalam sel.
Jenis sel baterai ini disebut juga Storage Battery, adalah suatu baterai yang
dapat digunakan berulang kali pada keadaan sumber listrik arus bolak balik
(AC) terganggu.
Batere berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Batere
mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Batere dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batere basah dan baterai kering atau dapat
diisi ulang dan tak dapat diisi ulang. Batere disebut juga elemen kering. Pada
elemen kering, elektroda positif (kutub positif) berupa batang karbon dan
pembungkus terbuat dari seng yang merupakan elektroda negatif (kutub
negatif).
Dalam sistem pembangkit listrik seperti pada PLTGU, batere berfungsi
sebagai backup power (sumber cadangan) yang akan dipergunakan pada saat
terjadi power suplai listrik utama yang mengalami ganguan atau padam.
2.2. Prinsip Kerja Batere

Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema gambar


dibawah. Bila sel dihubungkan dengan beban maka electron mengalir dari
anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negative mengalir ke
anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.
Pada proses pengisian menurut gambar di bawah ini adalah bila sel
dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda
dan elektroda negatif menjadi katoda dalam proses kimia yang terjadi adalah
sebagai berikut :
 Aliran electron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power
supply ke katoda.

 Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda

 Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda

Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari
saat pengosongan (discharging).
Gambar Proses Pengosongan dan Pengisian Batere :

Banyak yang terjadi didalam sebuah batere saat anda


menghubungkannya dengan senter, remote control, atau perangkat yang
membutuhkan tenaga baterai lainnya. Sementara proses pembangkitan
listrik sedikit berbeda diantara banyak jenis baterai, namun cara kerja
dasarnya tetap sama.

4
Saat sebuah beban terhubungkan dengan baterai dan membuat
sirkuit tertutup diantara kedua terminal baterai, baterai menghasilkan
listrik melalui beberapa rangkaian reaksi elektrokimia diantara anoda,
katoda dan elektrolit. Anoda mengalami reaksi oksidasi pada dua atau
lebih. ionnya (atom atau molekul yang teraliri listrik) dari elektrolit yang
menyatu dengan anoda, dan menghasilkan senyawa serta akan melepaskan
satu atau lebih elektron-elektron.

Pada saat yang sama, katoda melalui sebuah reaksi reduksi dimana
pembentuk katoda, ion-ion dan elektron bebas juga menyatu dan
membentuk senyawa. Barangkali langkah-langkah reaksi ini sedikit
membingungkan, namum sebenarnya sangat sederhana: Reaksi yang
dihasilkan anoda menghasilkan elektron-elektron, dan reaksi yang terjadi
pada katoda menyerap elektron-elektron tersebut. Hasil dari perpaduan
reaksi tersebut adalah tenaga listrik. Baterai akan terus menghasilkan
listrik hingga salah satu atau kedua katoda kehabisan zat yang diperlukan
agar terjadi reaksi kimia.

2.3. Jenis-jenis Batere

Bahan elektrolit yang banyak dipergunakan pada baterai adalah jenis asam
(lead acid) dan basa (alkali). Untuk itu dibawah ini akan di bahas kedua
elektrolit tersebut.

2.3.1. Batere Asam (Lead Acid Storage Battery)


Baterai asam bahan elektrolitnya adalah larutan asam
belerang (Sulfuric Acid = H2S04). Di dalam baterai asam,
elektroda-elektrodanya terdiri dari plat-plat timah peroksida Pb02
(LeadPeroxide) sebagai anoda (kutub positif) clan timah murni Pb
(Lead Sponge) sebagai katoda (kutub negatif). Ciri-ciri umum
(tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut :
Tegangan nominal per sel 2 Volt

− Ukuran baterai per sel lebih besar bila dibandingkan dengan


baterai alkali.

5
− Nilai berat jenis elektrolit sebanding dengan kapasitas baterai

− Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilaiberat jenis


elektrolit, semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendafi berat
jenisnya dan sebaliknya.

− Nilai standar berat jenis elektrolit tergantung dari pabrik


pembuatnya.

− Umur baterai tergantung padaoperasi dan pemeliharaan,biasanya


dapat mencapai 10 -15 tahun, dengan syarat suhu baterai tidak
lebih dari 200 C

− Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi


dan pemeliharaan dari pabrik pembuat.

Prinsip Kerja Baterai Asam - Timah.


Bila sel baterai tidak dibebani,maka setiap molekul cairan
elektrolit Asam sulfat (H2S04) dalam sel tersebut pecah menjadi
dua yaitu ion hydrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat
yang bermuatan negatif (SO4-) berikut ini merupakan proses kimia
pengosongan dan pengisian
 Proses pengosongan.
Bila batere dibebani, maka tiap ion negatif sulfat. (SO4-) akan bereaksi
dengan plat timah murni (Pb) sebagai katoda menjadi timah sulfat (Pb SO4)
sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan sepasang ion hidrogen (2H+)
akan beraksi dengan plat timah peroksida (PbO2) sebagai anoda menjadi
timahsulfat (Pb SO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan
satu atom oksigen untuk membentuk air (H2O). Pengambilan dan pemberian
elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial
listrik antara kutub-kutub sel baterai.Proses tersebut terjadi secara simultan
dengan reaksinya dapat dinyatakan.
Pb O2+ Pb + 2 H2SO4 Sebelum ProsesPb SO4+ Pb SO4+ 2 H2O
Setelah Proses dimana :
PbO2= Timah peroxida (katub positif / anoda)
Pb = Timah murni (kutub negatif/katoda)

6
2H2SO4= Asam sulfat (elektrolit)
Pb SO4= Timah sulfat (kutub positif dan negatif setelah proses pengosongan)
H2O= Air yang terjadi setelah pengosongan
Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat(PbSO4)
pada kutub positif dan negatif, sehingga mengurangi reaktifitas dari cairan
elektrolit karena asamnya menjadi timah,sehingga tegangan baterai antara
kutub-kutubnya menjadi lemah.
 Proses Pengisian
Proses ini adalah kebalikan dariproses pengosongan dimana arus listrik
dialirkan yang arahnya berlawanan, dengan arus yang terjadi pada saat
pengosongan.Pada proses ini setiap molekul air terurai dan tiap pasang ion
hidrogen(2H+) yang dekat plat negative bersatu dengan ion negatif
Sulfat(SO4--) pada plat negatif untuk membentuk Asam sulfat.Sedangkan
ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada plat positif
membentuk timah peroxida (Pb O2).
Proses reaksi kima yang terjadi adalah sebagai berikut :
PbSO4+ Pb SO4+ 2H2O ( Setelah pengosongan )
PbO2+ Pb + 2H2SO4 ( Setelah pengisian )

2.3.2. Batere Alkali


Batere alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali
(PotassiumHydroxide) yang terdiri dari:
- Nickel-Iron Alkaline Battery (Ni-Fe battery )

Pengosongan : 2 Ni OOH + Fe + 2H2O


Pengisian : 2Ni (OH)2+ Fe (OH)2
dimana :
2NiOOH = Incomplatenickelic – hydroxide (Plat positif)
Fe = Iron (Plat negatif)
2Ni (OH)2= Nickelous hydroxide (Plat positif)
Fe (OH)2= Ferrous hydroxide (Platnegatif)

- Nickel-Cadmium Alkaline Battery( Ni-Cd battery )


Pengosongan : 2 Ni OOH + Cd + 2H2O
7
Pengisian : 2Ni (OH)2+ Cd (OH)2
dimana :
2NiOOH = Incomplatenickelic - hydroxide (Plat positif atau anoda)
Cd = Cadmium (Plat negatif atau katoda)
2Ni (OH)2= Nickelous hydroxide (Plat positif)
Cd (OH)2= Cadmium hydroxide (Plat negatif)

Pada umumnya yang banyak dipergunakan di instalasi unit


pembangkit adalah baterai alkali-cadmium ( Ni-Cd).

 Prinsip Kerja Batere Alkali


Batere Alkali menggunakan potasium Hydroxide sebagai elektrolit,
selama proses pengosongan (Discharging) dan pengisian (Charging) dari
sel baterai alkali secara praktis tidak ada perubahan berat jenis cairan
elektrolit. Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkali adalah
bertindak sebagai konduktor untuk memindahkan ion-ion hydroxidadari
satu elektroda keelektroda lainnya tergantung pada prosesnya,
pengosongan atau pengisian, sedangkan selama proses pengisian dan
pengosongan komposisi kimia material aktif pelat-pelat baterai akan
berubah. Pada umumnya yang banyak dipergunakan di instalasi unit
pembangkit adalah baterai alkali-cadmium ( Ni-Cd).

2.4. Bagian-bagian Batere

2.4.1. Elektroda
Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) macam elektroda, yaitu elektroda positif (+)
dan elektroda negatif (-) yang direndam dalam suatu larutan kimia . Elektroda-
elektroda positif dan negatif terdiri dari:
• Grid, adalah suatu rangka besi atau fiber sebagai tempat material aktif.
• Material Aktif, adalah suatu material yang bereaksi secara kimia untuk
menghasilkan energi listrik pada waktu pengosongan (discharge).

8
2.4.2. Elektrolit
Elektrolit adalah Cairan atau larutan senyawa yang dapat menghantarkan arus
listrik, karena larutan tersebut dapat menghasilkan muatan listrik positif dan
negatif. Bagian yang bermuatan positif disebut ion positif danbagian
yang bermuatan negatif disebut ion negatif.

2.4.3. Sel Batere


Sesuai dengan jenis bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2 (dua)
macam:
 Steel Container
 Plastic Container

2.4.4. Steel Container


Sel batere dengan bejana (container) terbuat dari steel ditempatkan dalam rak kayu,
hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antara sel baterai atau hubung tanah
antara sel baterai dengan rak baterai.

2.4.5. Plastic container


Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik ditempatkan
dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk menghindari terjadi hubung
singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai dengan rak
baterai apabila terjadi kerusakan atau kebocoran elektrolit baterai.

9
2.5. Penggunaan Batere di Pembangkit

Pusat listrik selalu memerlukan sumber arus searah, terutama untuk:


a. Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT.
b. Mentrip PMT apabila terjadi gangguan.
c. Melayani keperluan alat-alat telekomunikasi.
d. Memasok keperluan instalasi penerangan darurat.

Baterai aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam pusat
listrik. Arus selalu diisi melalui penyearah. Di bawah menunjukkan
instalasi baterai dan pengisiannya.

Kutub negatif dari baterai sebaiknya ditanahkan untuk memudahkan


deteksi gangguan hubung tanah pada instalasi arus searahnya. Ada 2
macam baterai aki yang dapat digunakan di pusat listrik, yaitu baterai
asam dengan kutub timah hitam dan baterai basa yang menggunakan nikel
cadmium (NiCd) sebagai kutub. Baterai asam timah hitam menggunakan
plumbum oksida (PbO2) sebagai kutub positif dan sebagai kutub negatif
adalah plumbum (Pb). Sedangkan sebagai elektrolit digunakan larutan
asam sulfat (H2SO4). Baterai basa nikel cadmium menggunakan nikel
oksihidrat (NiOH) sebagai kutub positif dan cadmium (Cd) sebagai kutub
negatif. Sedangkan sebagai elektrolit digunakan larutan potas kostik
(KOH).
10
Untuk daerah panas dengan suhu di atas 250 C, baterai asam timah hitam
lebih cocok daripada baterai basa nikel cadmium.
Pemeliharaan baterai aki paling penting adalah:
a) Pemantauan besarnya tegangan listrik
b) Berat jenis elektrolit
c) Kebersihan ruangan, dan
d) Ventilasi ruangan.

Perubahan Kimia Selama Pengisian dan Pemakaian Aki :

Kondisi Bermuatan penuh Kondisi Terpakai Habis

Elektrolit Pelat(-) Pemakaian Pelat(+) Pelat(-)


Pelat ( + ) Elektrolit
+ 2H2SO4 - PbSO4 + + PbSO4
PBO2 Timbal
Asam Sulfat
Pb Timbal Timbal
2H2O
Timbal
Peroksida berpori air
dan Air Pengisian Sulfat Sulfat

1. Perubahan kimia pada saat pelepasan muatan listrik


Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian
luar misalnya, lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena
reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif
dan plat negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus,
elektrolit akan bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung
sampai seluruh bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif
berubah menjadi timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran
listrik pada tegangan tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus
11
2. Perubahan kimia pada saat pengisian muatan listrik
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi
kimia yang berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan.
Timbal peroksida terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk
pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air
digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi
bermuatan penuh.

3. Penurunan berat jenis accu zuur selama pelepasan muatan listrik


Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat
pelepasan muatan, jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan
dengan mengukur berat jenis accu zuurnya, misalnya aki mempunyai berat
jenis accu zuur 1.260 pada 20°C, bermuatan listrik penuh, setelah
melepaskan muatan listrik berat jenisnya 1.200 pada 20°C, maka Aki
masih mempunyai energi listrik sebesar 70%.

2.6. Pemeliharaan Batere

Saat pemeliharaan, pengujian dan pengukuran baterai dalam keaddaan


tidak tersambung ke beban.
Pada pelaksanannya pemeliharaan baterai meliputi tahap-tahap berikut,
yaitu:
 Equalising Charging
 Uji Kapasitas
 Reboosting Charge

2.6.1. Peralatan pendukung

Peralatan pendukung adalah peralatan atau tool kit yang berguna


untuk melaksanakan pemeliharaan baterai. peralatan pendukung

12
tersebut terdiri dari:

a. Tool Set
Tool set terdiri dari satu kunci pas, satu set kunci ring, satu set
obeng, tang potong, tang jepit, satu set gerinda, gergaji, alat
potong (cutter).

b. Alat ukur
Alat ukur terdiri dari hidrometer, thermometer (alkohol),
multimeter, tang amperemeter dan gelas ukur.

13
c. Vaseline netral dan Vaseline contact

Vaselin netral digunakan untuk melindungi kontak antar pole


baterai yang terbuat dari tembaga atau metal agar tidak terjadi
korosi, yang disebabkan penguapan oleh cairan elektrolit di ruang
baterai. Vaselin netral di oleskan pada tiap kontak antar pole
baterai. Vaselin contact (EJC) dioleskan pada kontak pole
positif (+) dan negatif (-) dari charger ke baterai, agar resistansi
pada kontak pole positif (+) dan negatif (-) sekecil mungkin.
Perlu diperhatikan dalam mengoleskan vaselin netral dan vaselin
contact (EJC) pada kontak antar pole baterai tidak terlalu tebal
(sedikit atau secukupnya), dikarenakan akan menyebabkan debu-
debu mudah menempel sehingga membuat kontak pole baterai
kotor serta mengurangi kinerja dari kontak antar pole baterai
tersebut.

d. Peralatan kebersihan

Peralatan keberishan terdiri dari sapu, kuas, wd 40, sikat besi


dan kain perca

14
2.7. Periode Pemeliharaan Batere

Pemeliharaan baterai meliputi pemeliharaan periode


mingguan, bulanan, enam bulanan, dan dua tahunan. Pada laporan
kerja praktek ini penulis akan membahas pemeliharaan baterai
periode bulanan. Dikarenakan penulis hanya mengetahui kegiatan
pemeliharaan baterai bulanan, dimana peralatan utama yang
dipelihara adalah baterai. Cara pemeliharaan antara lain sebagai
berikut, yaitu :

2.7.1 Pengukuran Tegangan


Cek tegangan total baterai dibandingkan dengan tegangan
pada charger eksisting (posisi floating). Pengecekan
tegangan menggunakan multimeter atau avometer yang di
setting untuk mengukur tegangan DC. Pengecekan
tegangan dilakukan per sel baterai dan tegangan total sel
baterai pada pole baterai.

15
2.7.2 Cek level ketinggian larutan pada batere
Level elektrolit dapat diketahui dengan dilihat pada bejana sel
baterai. Level elektrolit tidak boleh melebihi batas upper maupun
kurang dari batas lower. Bila larutan elektrolit levelnya di bawah
batas lower akan menyebabkan elektroda kering sehingga dapat
mengurangi kinerja dan umur pemakian (lifetime) baterai.

2.7.3 Cek berat jenis larutan pada batere


Tujuan melakukan pengukuran berat jenis (BJ) larutan elektrolit
baterai adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit. Hal ini sangat
penting karena elektrolit pada baterai berfungsi sebagai konduktor
atau sebagai media pemindah elektron oleh karena itu agar proses di
dalam sel batere berjalan dengan baik, maka dilakuka pengukuran berat
jenis batere. Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran ini adalah
Hydrometer.
16
Keterangan Gambar:
Aerometer yang biasa dipakai dan beredar dipasaran terdiri
dari 3 (tiga) macam, yaitu:

1. Aerometer yang bertuliskan angka- angka berwarna putih.


2. Aerometer yang dilengkapi dengan warna merah, hijau,
dan kuning dengan perincian sebagai berikut:
 Merah : Dead Battery, muatan baterai tidak
ada atau mati
 Hijau : Half Charge, kapasitas baterai 50%
 Kuning : Full Charge, kapasitas baterai 90-100%
3. Aerometer yang dilengkapi dengan warna merah, putih,
dan hijau dengan perincian sebagai berikut:
 Merah : Charging
 Putih : Fair
Hijau : Good

17
2.7.4 Tabel periode pemeliharaan bulanan

Peralatan /
Peralatan
Cara Pemeliharaan Material yang
Yang
No digunakan
dipelihara

 Ukur Tegangan dan Berat jenis


seluruh sel batere dengan cara
melepas NFB / fuse (dan
dapat dilksanakan jika
memiliki batere back up). Check List
 Ukur tegangan Total batere. Kuas Cat
1 Sel Batere Sikat Plastik
 Periksa kebersihan sel batere,
Lap majun
Bila kotor bersihkan dan lapisi
Vaseline Netral
dengan Vaseline netral.
Multi meter
 Lakukan pengisian dengan
Hygro meter
metode Floating.

Ukur tegangan total batere untuk


menguji open sirkit dengan cara
Rangkaian
2 melepas NFB / fuse (dan dapat
Batere
dilksanakan jika memiliki batere
back up).

18
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Batere aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam suatu
pusat pembangkit listrik. Pada pusat pembangkit listrik, sumber arus searah
digunakan terutama untuk:
• Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT/CB.
• Men-trip-kan PMT apabila terjadi gangguan.
• Melayani peralatan komputer kontrol.
• Melayani keperluan alat-alat telekomunikasi.
• Memasok keperluan instalasi penerangan darurat.
• Melayani peralatan-peralatan motor listrik yang dianggap penting untuk
beroperasi, walaupun terjadi kegagalan operasional, antara lain motor-motor
untuk pelumasan, motor untuk rachet turbin, dan lain sebagainya.
Batere aki yang digunakan pada pusat pembangkit adalah batere asam
dengan kutub timah hitam dan baterai basa yang menggunakan nikel
cadmium (NiCd) sebagai kutub.

3.2 Saran
Dari pembahasan makalah tentang Batere, kami sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaannya.
DAFTAR PUSTAKA

1.).https://www.academia.edu/34885104/Makalah_Seminar_Kerja_Praktek_PEMELIHA
RAAN_TAHUNAN_SISTEM_DC_BATERAI_48_VOLT_UNIT_II_DI_GARDU_I
NDUK_150_KV_SRONDOL

2.)https://www.academia.edu/28567550/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang

20

Anda mungkin juga menyukai