Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL ELEKTRONIKA

“Baterai, Sel bahan Bakar, Electroplating,dan Korosi.”

ACHYAR EMIR AHMAD


XI MIPA 2
TAHUN AJARAN 2020/2021
Abstrak

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya bisa
menyelesaikan artikel mata pelajaran kimia. Shalawat serta salam saya sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata Pelajaran Kimia kelas 12
semester 1. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Guru Kimia kelas 12 “ Bapak Arif Imam Subagyo” dan segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan artikel ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan artikel ini.

Keywords : Baterai, Sel bahan Bakar, Electroplating, dan Korosi.

Tanjung Selor, Oktober 2021


                                                                                                                  

Penulis

Achyar Emir Ahmad

1|Page
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………...0
Abstrak……… …………………………………………………………………1
Daftar Isi ………………………………………………………………………..2
Baterai………..………………………………………………………………….3
Sel Bahan Bakar….…………………………………………………………......7
Elektroplating..……………….………………………………………………....9
Korosi…………………………………………………………………………....12
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….....15

2|Page
Baterai

Baterai adalah salah satu alat penting untuk penyimpan dan konversi
energi yang bekerja berdasarkan prinsip elektrokimia. Jadi, baterai sebenarnya
merupakan sebuah sel elektrokimia. Berdasarkan cara kerjanya, sel elektrokimia
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: sel galvanis dan sel elektrolisa. Sel galvanis,
yang juga disebut sel volta, merubah energi kimia menjadi kerja listrik sedangkan
sel elektrolisa merubah kerja listrik untuk menggerakkan reaksi kimia tak spontan.
Dalam baterai biasa, komponen kimia terkandung dalam alat itu sendiri. Jika
reaktan dipasok dari sumber luar ketika dikonsumsi, alat ini disebut sel bahan
bakar (fuel cell).

Komponen utama sebuah baterai terdiri dari dua bahan konduktor tak
sejenis (elektroda) yang dicelupkan dalam larutan yang mampu menghantarkan
listrik (elektrolit). Salah satu elektroda akan bermuatan listrik positif dan yang lain
negatif. Ujung elektroda yang menonjol diatas elektrolit dikenal sebagai terminal
positif dan terminal negatif. Ketika kedua terminal dihubungkan dengan kawat
konduktor (mis.: tembaga), arus listrik akan mengalir melalui kawat dari terminal
negatif ke positif. Beda potensial atau tekanan listrik antar terminal tergantung
pada bahan elektroda dan elektrolit dan diukur dalam volt.

Dalam pemakaiannya, baterai ada yang tidak bisa diisi ulang dan ada yang
bisa diisi ulang. Jenis baterai yang tidak bisa diisi ulang disebut baterai primer dan
yang bisa diisi ulang disebut baterai sekunder.

Sel primer
Pada baterai kering yang biasa kita gunakan, elektroda terdiri dari dari
batang karbon positif pada pusat sel dan bejana seng negatif dengan elektrolit jeli
ammonium khlorida. Potensial sel kira-kira 1,5 volt. Selama pemakaian, seng
secara perlahan-lahan larut ketika arus listrik dihasilkan. Ketika ammonium

3|Page
khlorida jenuh, aliran arus listrik berhenti dan sel harus dibuang. Sel seperti itu
dikatakan primer atau tak dapat diisi ulang.
Contoh baterai yang diuraikan diatas adalah baterai tipe karbon-seng. Tipe
baterai yang lebih maju adalah baterai alkaline-mangan dioksida. Baterai ini
pertama kali diperkenalkan dipasar tahun 1959. Sejak itu, jenis baterai ini telah
mendominasi pasar baterai portabel. Hal ini karena sistem alkaline dikenal
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan baterai tipe karbon-seng. Beberapa
keunggulan kimia alkaline dibandingkan kimia karbon-seng dasar adalah:
 Densitas energi lebih tinggi
 Kinerja pelayanan lebih unggul pada semua laju pemakaian
 Kinerja suhu dingin lebih unggul
 Hambatan internal lebih rendah
 Umur lebih lama
 Hambatan lebih besar terhadap kebocoran

Baterai alkaline silinder dibuat dengan anoda seng dengan luas permukaan
besar, katoda mangan dioksida dengan densitas tinggi dan elektrolit potasium
hidroksida. Potongan melintang baterai silinder alkaline diilustrasikan pada
diagram dibawah:

Baterai alkaline menghasilkan listrik ketika katoda mangan dioksida


direduksi dan anoda seng dioksidasi. Persamaan untuk reaksi sel alkaline
sederhana adalah:
Zn + 2MnO2 + H2O → ZnO + 2MnOOH

4|Page
Selama reaksi ini, air (H2O) dikonsumsi dan ion hidroksil (OH-) dihasilkan oleh
katoda MnO2 menurut reaksi:
2MnO2 +2H2O+2e→2MnOOH+2OH-
Pada saat yang sama, anoda mengonsumsi ion hidroksil dan menghasilkan air:
Zn + 2 OH- →ZnO +H2O + 2 e

Elektron (e) yang dihasilkan selama reaksi digunakan untuk memberi daya
alat. Laju reaksi tergantung pada kualitas bahan baku dan ketersediaan air dan ion
hidroksil selama reaksi. Sebuah baterai dirancang untuk menjaga katoda dan
anoda terpisah untuk mencegah terjadinya reaksi. Elektron yang disimpan hanya
akan mengalir ketika sirkuit tertutup. Ini terjadi ketika baterai dipasang pada alat
dan alat dinyalakan. Prinsip ini sama seperti menyalakan dan mematikan saklar
lampu dirumah.

Ketika sirkuit tertutup, tarikan yang lebih kuat pada elektron oleh mangan
dioksida akan menarik elektron dari elektroda anoda seng melalui kawat dalam
sirkuit ke elektroda katoda. Aliran elektron melalui kawat ini adalah listrik dan
dapat digunakan untuk aplikasi daya.

Sel sekunder
Sel asam timbal, yang biasanya disebut aki, termasuk dalam kelompok
yang disebut sel sekunder atau dapat diisi ulang. Disini, elektroda adalah timbal
dioksida positif dan timbal spons negatif dengan elektrolit asam sulfat encer.
Selama pemakaian, arus listrik mengalir dan elektroda positif dan negatif berubah
menjadi timbal sulfat dan menyerap ion sulfat dari elektrolit dengan mereduksinya
menjadi air. Tidak seperti sel kering, sel asam timbal adalah reversibel dan bisa
dikembalikan ke keadaan asalnya dengan mengalirkan listrik melalui sel dalam
arah yang berlawanan dari mana dilepaskan. Ini membalik reaksi dalam sel,
merubah timbal sulfat dalam pelat kembali ke bahan aktif asal dan
mengembalikan ion sulfat ke elektrolit.

5|Page
Sel asam timbal memiliki potensial kira-kira 2 volt, berapapun ukurannya.
Sel yang lebih besar akan memiliki kapasitas yang lebih tingi dan mengirimkan
arus listrik yang sama untuk waktu yang lebih lama atau arus listrik lebih tinggi
untuk periode yang sama daripada sel yang lebih kecil. Sel bisa dihubungkan seri
(negatif dari salah satu sel ke positif dari sel berikutnya) agar memberikan
tegangan yang lebih tinggi. Jadi tiga sel yang dihubungkan seri akan memberikan
baterai sel yang memiliki tegangan nominal 6 volt. Enam sel sejenis yang
dihubungkan seri akan menghasilkan baterai 12 volt.

Jenis baterai sekunder lain adalah baterai ion lithium, yang saat ini
dipandang memiliki densitas energi dan densitas daya paling besar. Baterai ini
diharapkan menjadi sumber energi masa depan untuk berbagai keperluan
termasuk mobil listrik.

6|Page
Sel Bahan Bakar

Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman, Christian Friedrich


Schönbein pada tahun 1838, sel bahan bakar telah berkembang dan menjadi salah
satu sumber energi alternatif. Para ahli kimia dari General Electric
mengembangkan sel bahan bakar sebagai pembangkit listrik yang dimulai pada
tahun 1955. Pada tahun 1958, sel bahan bakar untuk pembangkit listrik secara
komersial dikembangkan pertama kalinya. Pengembangan terus berlanjut hingga
pada tahun 2009 ini diprediksikan akan dapat menghasilkan keluaran listrik
hingga 400 KW.

Sel bahan bakar adalah alat yang menghasilkan energi listrik secara
elektrokimia. Seperti halnya sel elektrokimia, sel bahan bakar memiliki anoda dan
katoda. Pada anoda terdapat bahan bakar gas hidrogen. Sedangkan pada katoda
terdapat gas oksigen yang digunakan sebagai oksidator. Hidrogen yang berasal
dari anoda diubah menjadi ion hidrogen dan elektron. Pada katoda, oksigen
direduksi dengan adanya elektron. Perbedaan potensial yang terjadi pada anoda
dan katoda inilah yang menghasilkan arus listrik.
Sel bahan bakar telah menjadi salah satu fokus penelitian di negara- negara
industri dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Dengan meningkatnya isu
pemanasan global oleh gas rumah kaca, sel bahan bakar menawarkan energi
ramah lingkungan yang tidak mengemisi gas CO2 sebagai penyumbang utama
efek rumah kaca. Efesiensi sel bahan bakar secara teoritis dapat mencapai 100%
adalah salah satu kelebihan yang tidak dapat dimiliki oleh pembangkit listrik
dengan bahan bakar gas, minyak bumi dan batu bara yang menggunakan prinsip
mesin Carnot. Dan yang paling terpenting adalah sumber bahan bakar yang
melimpah, yaitu hidrogen. Dengan luas lautan mencapai dua pertiga permukaan
bumi, air adalah salah satu sumber hidrogen yang tak terbatas.

7|Page
Superioritas dari sel bahan bakar juga harus dibayar mahal dengan
perlunya penelitian intensif guna mencapai pembangkit listrik yang murah, ramah
lingkungan dan dapat diperbaharui. Pada tahun 2005, Amerika Serikat
menganggarkan US$3,7 milliar untuk riset dan pengembangan sel bahan bakar
dan hidrogen. Sel bahan bakar ini memerlukan material elektrokatalis sebagai
anoda dan katoda yang dapat mengkatalisa reaksi oksidasi hidrogen dan reduksi
oksigen. Saat ini, elektrokatalis yang superior adalah platina, logam yang sangat
mahal dan langka jumlahnya sehingga banyak penelitian ditujukan untuk mencari
material lain selain logam platina. Sumber hidrogen yang berasal dari air juga
merupakan masalah yang saat ini dihadapi. Mahalnya proses elektrokatalisa air
untuk mendapatkan hidrogen juga merupakan kendala pemasaran sel bahan bakar
saat ini, sehingga belum dapat bersaing dengan bahan bakar minyak bumi.

Berkurangnya sumber daya minyak bumi dan tuntutan untuk mengurangi


gas rumah kaca menjadikan sel bahan bakar ini suatu solusi guna mencegah krisis
energi dan lingkungan. Dengan berkembangnya hasil penelitian, harga energi sel
bahan bakar ini akan bisa ditekan dan akan menjadi salah satu sumber energi
alternatif utama dimasa yang akan datang.

8|Page
Electroplating

Elektroplating adalah nama umum untuk proses yang


menghasilkan logam pelapis pada substrat padat
melalui pengurangan dari kation logam yang melalui suatu arus listrik
langsung . Bagian yang akan dilapisi bertindak
sebagai katoda ( elektroda negatif ) dari sel
elektrolisis ; yang elektrolit adalah solusi dari garam dari logam yang akan
dilapisi; dan anoda (elektroda positif) biasanya berupa balok logam itu, atau
bahan konduktif inert . Arus disediakan oleh catu daya eksternal.

Mesin elektroplating tembaga untuk melapisi PCB

Elektroplating banyak digunakan dalam industri dan seni dekoratif untuk


meningkatkan kualitas permukaan benda-seperti ketahanan
terhadap abrasi dan korosi , pelumasan , reflektifitas , konduktivitas listrik , atau
penampilan. Ini juga dapat digunakan untuk menambah ketebalan pada bagian
yang berukuran kecil atau aus, atau untuk membuat pelat logam dengan bentuk

9|Page
yang rumit, proses yang disebut electroforming . Hal ini juga digunakan untuk
memurnikan logam seperti tembaga .

Istilah "electroplating" juga dapat digunakan sesekali untuk proses yang


menggunakan arus listrik untuk mencapai oksidasi dari anion pada substrat padat,
seperti dalam pembentukan perak klorida pada kawat perak untuk
membuat elektroda perak / perak klorida .
Electropolishing , suatu proses yang menggunakan arus listrik untuk
menghilangkan kation logam dari permukaan benda logam, dapat dianggap
sebagai kebalikan dari elektroplating

Proses
Elektrolit harus mengandung ion positif (kation) dari logam yang akan
diendapkan. Kation-kation ini direduksi di katoda menjadi logam dalam keadaan
valensi nol. Misalnya, elektrolit untuk pelapisan tembaga dapat berupa larutan
tembaga(II) sulfat , yang terdisosiasi menjadi kation Cu 2+ dan SO2− 4anion. Di
katoda, Cu 2+ direduksi menjadi logam tembaga dengan memperoleh dua
elektron.

Ketika anoda terbuat dari logam pelapis, reaksi sebaliknya dapat terjadi di
sana, mengubahnya menjadi kation terlarut. Misalnya, tembaga akan dioksidasi di
anoda menjadi Cu 2+ dengan kehilangan dua belektron. Dalam hal ini, laju
pelarutan anoda akan sama dengan laju pelapisan katoda dan dengan demikian
ion-ion dalam rendaman elektrolit terus diisi ulang oleh anoda. Hasil akhirnya
adalah transfer efektif logam dari sumber anoda ke katoda.

Anoda mungkin dibuat dari bahan yang tahan terhadap oksidasi


elektrokimia, seperti timbal atau karbon . Oksigen , hidrogen peroksida , atau
beberapa produk sampingan lainnya kemudian diproduksi di anoda. Dalam hal ini,
ion-ion logam yang akan disepuh harus diisi ulang secara berkala di dalam bak
saat mereka ditarik keluar dari larutan.

10 | P a g e
Pelapisan paling sering merupakan elemen logam tunggal , bukan paduan .
Namun, beberapa paduan dapat dielektrodeposisi, terutama kuningan dan solder .
"Paduan" berlapis bukanlah paduan sejati, yaitu larutan padat, melainkan kristal
kecil yang terpisah dari logam yang disepuh. Dalam kasus solder berlapis,
kadang-kadang dianggap perlu untuk memiliki "paduan asli", dan solder berlapis
dilebur untuk memungkinkan Timah dan Timbal bergabung untuk membentuk
paduan sejati. Paduan sejati lebih tahan korosi daripada paduan berlapis.

Banyak rendaman pelapisan termasuk sianida dari logam lain (seperti


kalium sianida ) selain sianida dari logam yang akan diendapkan. Sianida bebas
ini memfasilitasi korosi anoda, membantu mempertahankan tingkat ion logam
yang konstan, dan berkontribusi pada konduktivitas. Selain itu, bahan kimia non-
logam seperti karbonat dan fosfat dapat ditambahkan untuk meningkatkan
konduktivitas.

Ketika pelapisan tidak diinginkan pada area tertentu dari substrat, stop-off
diterapkan untuk mencegah rendaman bersentuhan dengan substrat. Stop-off yang
umum termasuk pita, foil, lak , dan lilin .

Kemampuan pelapisan untuk menutupi secara seragam disebut kekuatan


lempar ; semakin baik daya lempar semakin seragam lapisannya.

11 | P a g e
Korosi

Korosi adalah proses kimia yang membuat logam membusuk.


Pembusukan logam berbeda dengan pembusukan makanan maupun tubuh hewan
namun lebih mirip dengan pelapukan kayu. Dilansir dari Encyclopedia Britannica,
korosi terjadi ketika permukaan logam bersentuhan dengan gas atau cairan
kimiawi. korosi menyebabkan logam menjadi berlubang, rapuh, dan berubah
warna menjadi coklat. Reaksi redoks yang tidak diinginkan pada besi dapat
menyebabkan karat berawarna merah kecoklatan. Perbesar Korosi.

12 | P a g e
Dari gambar, terlihat bahwa cekungan pada besi dapat menyebabkannya
berubah menjadi anoda dan menyebabkan terjadinya reaksi redoks secara spontan.
Baca juga: Pengertian dan Prinsip Kerja Sel Volta Dapatkan informasi, inspirasi
dan insight di email kamu. Daftarkan email Pada kasus ini, goresan pada besi
yang tipis pun dapat memicu reaksi redoks dan membentuk karat pada permukaan
besi. Dilansir dari Chemical LibreTexts, karat-karat tersebut akan mengelupas
membuat celah lain dan memicu reaksi redoks yang baru. Itulah kenapa karat pada
besi selalu melebar dan bertambah banyak. Korosi merupakan reaksi redoks yang
tidak diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari korosi sangat mudah dijumpai.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, semua benda yang berbahan dasar
logam dapat berkarat seiring dengan waktu karena kontak dengan air, oksigen,
udara, suhu hangat, asam, dan juga garam.

Lihat Foto Ilustrasi kaleng makanan yang berkarat Jembatan dan rel kereta
api merupakan fasilitas penting yang sangat rentan terhadap korosi. Karat pada
jembatan dan kereta api dapat terbentuk karena kontak dengan udara dan juga air
hujan serta kondisi alam lainnya.

13 | P a g e
Perbesar Korosi pada jembatan. Jembatan yang berkarat akan kehilangan
kekuatannya dan dapat roboh menyababkan banyak kerugian juga bahaya bagi
penggunanya. Begitu juga pada kereta api, karat pada rel dapat membuat rel rusak
sehingga kereta tidak dapat lewat.

Inilah mengapa cat digunakan, cat berfungsi untuk menghindari goresan


pada logam yang dapat mengakibatkan reaksi redoks spontan. Korosi tidak akan
terjadi bila logam tidak bersentuhan dengan udara maupun air, itulah mengapa
tukang kayu sering kali meletakkan paku-paku miliknya kedalam wadah berisi
minyak. Karena dalam minyak tidak ada oksigen ataupun air penyebab
berkaratnya paku. Logam dapat dilapisi logam lain untuk melindunginya dari
karat, seperti metode pelapisan seng (Zn) untuk menghindari karat pada baja.
Campuran logam juga digunakan untuk menghasilkan logam yang lebih tahan
karat seperti campuran logam nikel dan krom.

14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. https://elkimkor.com/2013/01/04/baterai-dan-jenisnya/

2. https://chemistry.uii.ac.id/sel-bahan-bakar-solusi-energi-masa-depan/

3. https://en.wikipedia.org/wiki/Electroplating#:~:text=Electroplating%20is
%20a%20general%20name,of%20a%20direct%20electric
%20current.&text=It%20is%20also%20used%20to%20purify%20metals
%20such%20as%20copper.

4. https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/15/200128569/pengertian-dan-
proses-terjadinya-korosi?page=all

5. https://kbbi.web.id/

6. https://chemistry.uii.ac.id/apa-itu-kimia-3/

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai