Anda di halaman 1dari 8

1.1.

Latar Belakang
Arus listrik merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kegiatan sehari-hari, listrik telah menjadi kebutuhan utama kita, semua fasilitas kita hampir
semuanya menggunakan arus listrik. Misalnya lampu, televisi, kulkas, komputer, kipas angin
dan alat-alat elektronik lainnya. Namun masih banyak orang orang yang belum mengenal dan
belum tahu sumber arus listrik berasal dan apa penyebab arus listrik dapat bergerak. Bahkan
tidak sedikit para pelajar yang ebelum mengetahui tentang sumber arus listrik.
Karena itulah kami mengambil tema ini dalam makalah kami supaya kita dapat mengenal
dengan dekat apa yang menyebabkan benda-benda di sekitar kita yang menggunakan listrik
dapat berkerja. Sehingga kita tidak hanya memakai arus listrik tersebut, tapi kita juga tahu dari
mana sumbernya.

1.2. Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Berasal dari manakah sumber arus listrik?
2. Apakah elemen listrik itu?
3. Bagaimana Gaya Gerak Listrik (GGL) dan Cara Pengukurannya?
4. Bagaimana Menghitung Gaya Gerak Listrik (GGL) Pada Rangkaian Seri dan Paralel?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, pembahasan materi dari makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui asal sumber arus listrik
2. Mengenal elemen listrik
3. Mengetahui Gaya Gerak Listrik (GGL) dan cara pengukurannya
4. Dapat menghitung Gaya Gerak Listrik (GGL) pada rangkaian seri dan paralel

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Berasal dari manakah sumber arus listrik?


Muatan listrik bergerak ketika terjadi aliran elektron. Adapun aliran elektron bergerak ketika
terjadi beda potensial. Apabila beda potensial diusahakan selalu ada, arus listrik akan selalu
mengalir. Beda potensial dapat dihasilkan di dalam elemen listrik, misalnya elemen volta, batu
baterai, dan akumulator (aki). Setiap elemen listrik memiliki dua kutub, yaitu kutub positif dan
kutub negatif. Di dalam elemen listrik tersebut terjadi reaksi kimia yang akan menimbulkan beda
potensial di antara kedua kutub tersebut.

Arus listrik mengalir dalam suatu rangkaian karena adanya beda potensial antara dua titik
dalam rangkaian yaitu dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Agar arus terus
mengalir dalam rangkaian harus ada alat yang dapat mempertahankan beda potensial yang
disebut sumber gaya gerak listrik. Sumber gaya gerak listrik adalah suatu alat yang dapat
mengubah energi kimia, gerak atau energi bentuk lain ke bentuk energi listrik yang diperlukan
untuk mempertahankan muatan listrik terus mengalir secara kontinyu.
Berdasarkan arus yang dihasilkan, sumber arus dibedakan menjadi :
1. Sumber arus AC (Alternating Curent ) adalah sumber arus listrik yang menghasilkan
arus bolak-balik. Misalnya : Generator, dinamo sepeda.
2. Sumber arus DC (Direct Curent ) adalah sumber arus listrik yang menghasilkan arus
searah. Misalnya : elemen

2.2. Apakah elemen listrik itu?


Elemen listrik adalah sumber arus listrik searah yang berasal dari reaksi kimia. Ketika
digunakan elemen mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Di dalam elemen listrik
terdapat elektrolit yang merupakan zat kimia yang dapat menghantarkan arus listrik.
Berdasarkan sifat bahan yang digunakan elemen dibedakan menjadi :

1. Elemen primer adalah elemen yang reaksi kimia didalamnya tidak dapat diperbaharui lagi.
Sehingga jika energi listriknya telah habis tidak dapat dimuati lagi atau diisi lagi (sekali pakai).
Contoh : elemen volta, elemen daniel, elemen kering (baterai ).

2. Elemen sekunder adalah elemen yang reaksi kimia di dalamnya dapat diperbaharui
sehingga jika energi listriknya telah habis dapat diisi ulang. Contoh : akumulator, sel Nicad.

Berdasarkan bentuk bahan elektrolit yang digunakan :


1. Elemen kering yaitu elemen yang elektrolitnya berupa campuran seperti pasta (kering).
2. Elemen basah yaitu elemen yang elektrolitnya berupa cairan (basah).
Pada elemen volta, baterai, dan akumulator terdapat tiga bagian utama, yaitu
a. Anode, elektrode positif yang memiliki potensial tinggi,
b. katode, elektrode negatif yang memiliki potensial rendah,
c. Larutan elektrolit, cairan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Untuk lebih memahami prinsip kerja beberapa contoh elektrokimia, ikutilah uraian berikut.

1. Elemen Volta

Elemen Volta dikembangkan pertama kali oleh Fisikawan Italia bernama Allesandro Volta
(1790-1800) dengan menggunakan sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan
dua logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen Volta, yaitu :

a. Kutub positif (anode) terbuat dari tembaga (Cu),


b. Kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn),
c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4).

Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial
rendah. Jika kedua lempeng logam itu dihubungkan melalui lampu, lampu akan menyala. Hal
ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan
elektrolit akan bereaksi dengan logam tembaga maupun seng sehingga menghasilkan sejumlah
elektron yang mengalir dari seng menuju tembaga. Adapun, reaksi kimia pada elemen Volta
adalah sebagai berikut:

a. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi H2SO4 → 2H+ + SO2–4


b. Pada kutub positif terjadi reaksi Cu + 2H+ → polarisasi H2
c. Pada kutub negatif terjadi reaksi Zn + SO4 → ZnSO4+ 2e

Reaksi kimia pada elemen Volta akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2).
Gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan tembaga, sehingga gas hidrogen hanya menempel
dan menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik. Hal ini menyebabkan terhalangnya
aliran elektron dari seng menuju tembaga maupun arus listrik dari tembaga menuju seng.
Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh gelembung-gelembung gas hidrogen disebut
polarisasi. Adanya polarisasi gas hidrogen pada lempeng tembaga menyebabkan elemen Volta
mampu mengalirkan arus listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen Volta
sekitar 1,1 volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan kelemahan
elemen Volta karena dapat membasahi peralatan lainnya.

2. Elemen Kering

Elemen kering disebut juga baterai. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian
utama elemen kering adalah :

a. Kutub positif (anode) terbuat dari batang karbon (C),


b. Kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn),
c. Larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4Cl),
d. Dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).

Baterai disebut elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran antara serbuk
karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering). Batang karbon (batang arang)
memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua
elektrode itu dihubungkan dengan lampu maka lampu akan menyala. Hal ini membuktikan
adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan
bereaksi dengan seng. Adapun, reaksi kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut :

a. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi


Zn + 2NH4Cl → Zn2+ + 2Cl + 2NH3 + H2 (ditangkap dispolarisasi)
b. Pada dispolarisator terjadi reaksi
H2 + 2MnO2 → Mn2O3 + H2O

Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2).
Gas hidrogen akan ditangkap dan bereaksi dengan dispolarisator yang berupa mangan
dioksida (MnO2) menghasilkan air (H2O), sehingga pada batu baterai tidak terjadi polarisasi
gas hidrogen yang mengganggu jalannya arus listrik. Bahan yang dapat menghilangkan
polarisasi gas hidrogen disebut dispolarisator. Adanya bahan dispolarisator pada batu baterai,
menyebabkan arus listrik yang mengalir lebih lama. Setiap batu baterai menghasilkan tegangan
1,5 volt.

3. Akumulator

Akumulator sering disebut aki. Elektrode akumulator baik anode dan katode terbuat dari timbal
(Cu) berpori. Bagian utama akumulator, yaitu :

a. Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2),


b. Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb),
c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%.

Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan membentuk satu
pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh bahan penyekat berupa
isolator. Beda potensial yang dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt. Dalam kehidupan
sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang digunakan untuk menghidupkan starter mobil atau
untuk menghidupkan lampu sein depan dan belakang mobil.

Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator yang disusun seri. Kemampuan
akumulator dalam mengalirkan arus listrik disebut kapasitas akumulator yang dinyatakan
dengan satuan Ampere Hour (AH). Kapasitas akumulator 50 AH artinya akumulator mampu
mengalirkan arus listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian kembali.

2.3. Bagaimana Gaya Gerak Listrik (GGL) dan Cara Pengukurannya?


Pada lebel setiap sel listrik selalu tertulis suatu besaran seperti 1.5 V, 9V atau 12 V. Besaran
tersebut mrnunjukkan gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan oleh sumber arus listrik. Ggl
adalah beda potensial suatu sumber arus listrik ketika sumber arus listrik tersebut tidak
digunakan.

Ketika sumber arus listrik kita pakai, maka beda potensialnya berkurang. Beda potensial
sumber listrik ketika dipakai disebut tegangan jepit Tegangan jepit selalu lebih kecil dari ggl. Ggl
dan tegangan jepit dapat diukur dengan menggunakan voltmeter. Voltmeter adalah alat untuk
mengukur tegangan listrik. Volt meter dipasang paralel dengan komponen yang akan diukur.

Untuk menghitung besarnya ggl dan tegangan jepit pada suatu rangkaian listrik, dapat
digunakan rumus sebagai berikut :

V=I.R

E = I (R + r)

Keterangan :
V : Tegangan Jepit (Volt)
E : Gaya Gerak Listrik (Volt)
I : Arus Listrik (Ampere)
R : Hambatan Luar (Ohm)
r : Hambatan Dalam (Ohm)

2.4. Bagaimana Menghitung Gaya Gerak Listrik (GGL) Pada Rangkaian Seri dan Paralel?

a. Rangkaian GGL Seri

Apabila dua atau lebih sumber ggl (misalnya baterai) disusun seri, ternyata tegangan total
merupakan jumlah aljabar dari tegangan masing-masing sumber ggl. Contohnya, jika dua buah
baterai masing-masing 1,5 V dihubungkan seri, maka tegangan Vac adalah 3,0 V. Untuk lebih
tepatnya, kita juga harus memperhitungkan hambatan dalam baterai.

Gambar Rangkaian Seri GGL

Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara seri, maka sumber tegangan
pengganti akan memiliki ggl sebesar :

εs = ε1+ ε2 + ε3 + εn

Sementara itu, hambatan dalam penggantinya adalah:

rs = r1 + r2 + … + rn

Untuk n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r, bila
dirangkai secara seri akan memiliki ggl pengganti dan hambatan dalam pengganti seri masing-
masing:
εs = n . ε
rs = n . r
Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R) adalah:

Keterangan :
I = arus yang mengalir (Ampere)
εs = ggl pengganti seri dari sumber yang sejenis (Volt)
R = hambatan resistor (Ohm)
rs = hambatan dalam pengganti seri (Ohm)
n = jumlah sumber ggl yang sejenis
ε = gaya gerak listrik (Volt)
r = hambatan dalam baterai (Ohm)

b. Rangkaian Ggl Paralel

Gambar Rangkaian Paralel GGL


Apabila dua atau lebih sumber ggl (misalnya baterai) disusun paralel, ternyata membangkitkan
arus yang lebih besar. Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara paralel,
maka sumber tegangan pengganti akan memiliki ggl total V sebesar:

V = V1 = V2 = Vn–1 = … = Vn

Untuk n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r, bila
dirangkai secara paralel akan memiliki ggl pengganti dan hambatan dalam pengganti paralel
masing-masing:
εp = ε

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi, sumber listrik dihasilkan di dalam elemen listrik, misalnya elemen volta, batu baterai, dan
akumulator (aki). Setiap elemen listrik memiliki dua kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Di
dalam elemen listrik tersebut terjadi reaksi kimia yang akan menimbulkan beda potensial di antara
kedua kutub tersebut.
Elemen listrik adalah sumber arus listrik searah yang berasal dari reaksi kimia. Ketika digunakan
elemen mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Berdasarkan sifat bahan yang digunakan
elemen dibedakan menjadi elemen primer dan elemen sekunder. Berdasarkan bentuk bahan
elektrolit yang digunakan, elemen listrik dibedakan menjadi elemen kering dan elemen basah.
Ggl dan tegangan jepit dapat diukur dengan menggunakan voltmeter. Voltmeter adalah alat untuk
mengukur tegangan listrik. Voltmeter dipasang paralel dengan komponen yang akan diukur. Untuk
menghitung besarnya ggl dan tegangan jepit pada suatu rangkaian listrik, dapat digunakan rumus
sebagai berikut :

V=I.R

E = I (R + r)
Apabila dua atau lebih sumber ggl (misalnya baterai) disusun seri, ternyata tegangan total
merupakan jumlah aljabar dari tegangan masing-masing sumber ggl. Apabila dua atau lebih sumber
ggl (misalnya baterai) disusun paralel, ternyata membangkitkan arus yang lebih besar. Apabila
terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara paralel, maka sumber tegangan pengganti
akan memiliki ggl total V
3.2. Saran
Melalui pembahasan dari materi ini, kami menganjurkan supaya kita para pembaca memahami
dengan baik darimana sumber arus listrik itu berasal dan komponen-komponen apa saja yang ada
di dalamnya. Sehingga jika terjadi masalah mengenai sumber arus listrik, kita dapat mengetahui
komponen mana yang mengalami gangguan dan tahu cara mengatasinya karena dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak bisa lepas dari arus listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Sukmono, Firdaus. 2006. Fisika. Jakarta: Visindo Media Persada.


http://www.crayonpedia.org/mw/SUMBER_ARUS_LISTRIK.Sukis_Wariyono, diakses tanggal 14
november 2023
http://kamusfisika.blogspot.com/2008/09/sumber-arus-listrik.html, diakses tanggal 26 Oktober 2012
http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/menghitung-rangkaian-seri-paralel-ggl/, diakses tanggal 2
November 2012

Anda mungkin juga menyukai