Anda di halaman 1dari 37

IPA-9,KTSP

Kamis, 10 Oktober 2013

BAB 8 ELEMEN DAN ARUS LISTRIK

Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran-aliran partikel listrik yang bermuatan positif didalam suatu
pengantar.Pergerakan muatan ini terjadi pada bahan yang disebut konduktor. Konduktor bisa
berupa logam, gas atau larutan, sedangkan yang membawa muatannya sendiri tergantung pada
jenis konduktor, yaitu pada:
1. logam, pembawa muatannya adalah electron-elektron
2. gas, pembawa muatannya adalah ion positif dan electron
3. larutan, pembawa muatannya adalah ion positif dan negatif
muatan listrik dapat mengalir di dalam suatu rangkaian apabila ada sumber energi sebagai
pompa. Akibatnya muatan listrik dikenai suatu gaya, yaitu gaya gerak listrik (ggl) sehingga
timbullah listrik.
Pada kenyataannya setiap baterai tidak hanya menimbulkan beda potensial, akan tetapi sekaligus
mengandung suatu hambatan karena kelajuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam baterai
membatasi jumlah arus yang akan dihasilkan. Baterai yang rill sering dianggap sebagai baterai
ideal dengan gaya gerak listrik yang dihubungkan dengan hambatan.

…Sumber Arus Searah dari Proses Kimiawi…


Sumber arus searah disebut juga sebagai sumber tegangan searah sebab arus yamng ditimbulkan
oleh suatu tegangan.Sumber arus berfungsi sebagai sumber energi untuk mengalirkan muatan
melalui peralatan listrik.Energi diperoleh dari berbagai macam bentuk energi asal yang kemudian
diubah menjadi energi listrik.

Elemen Primer
Pada elemen primer, reaksi kimia yang menyebabkan electron mengalir dari elektroda negatif
(katoda) ke elektroda positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya.Dengan demikian elemen ini
tidak dapat dimuati kembali jika muatannya habis.Elemen primer ialah elemen elektrokimia yang
memerlukan pergantian bahan-bahan pereaksi setelah memberikan sejumlah energi listrik kepada
rangkaian luar.
1. Elemen Volta (elemen Galvani)

Luigi Galvani (1737- 1798) menemukan bahwa bila kaki katak yang baru mati dikaitkan pada
tembaga kemudian disentuh pisau besi, maka kaki katak itu akan bergerak. Volta menyimpulkan
peristiwa ini sebagai gejala listrik yang timbul karena kedua logam yang dihubungkan oleh
larutan yang ada dalam kaki katak.
Bila sebatang logam dimasukkan ke dalam larutan elektrolit, batang logam menjadi negatif
sedangkan larutan menjadi bermuatan positif atau potensial larutan menjadi lebih tinggi daripada
potensial logam.Perbedaan potensial logam dari larutan dinamakan potensial kontak.Ternyata,
setiap logam mempunyai potensial kontak yang berbeda.
Sebuah elemen sederhana dapat dibuat berdasarkan prinsip diatas, yanitu dengan mencelupkan
batang tembaga (Cu) dan batang seng (Zn) kedalam larutan asam sulfat (H2SO4) encer.Batang
tembaga menjadi kutub positif atau anoda dan batang seng menjadi katoda.Beda potensial antara
anoda dan katoda adalah 1 volt.
Dalam laritan, molekul-molekul asam sulfat akan terurai menjadi ion-ion hydrogen yang
bermuatan positif dan ion-ion sulfat yang bermuatan negative. Elemen Volta mempunyai
kelemahan, yaitu hanya dapat bekerja dalam waktu yang pendek sehingga tidak cocok untuk
kehidupan sehari-hari.
2. Elemen Daniell

Elemen ini dibuat oleh John Daniell pada tahun 1835.untuk mencegah terjadinya polarisasi,
elektroda dilindungi oleh suatu bahan kimia yang disebut depolarisator. Pada elemen Daniell
yang digunakan adalah tembaga sulfat (CuSO4) yang dipisahkan dengan elektrolit asam sulfat
encer oleh bejana berpori. Jadi, ion-ion masih dapat pergi dari elektroda ke elektroda lain melalui
depolarisator.

3. Elemen Leclanche basah dan kering (baterai)


Elemen basah ini ditemukan oleh Leclanche tahun 1886.Elemen ini terdiri dari bejana kaa berisi
karbon sebagai elektroda positif, batang seng sebagai elektroda negatif, larutan ammonium
klorida sebagai elektrolit, dan depolarisator mangan dioksida bercampur dengan sebuk karbon
dalam bejana berpori.
Ketika ion-ion seng masuk kedalam larutan ammonium klorida , batang seng akan mejadi
negative terhadap larutan logam. Ammonium klorida memberikan ion NH4+ menembus bejana
berpori menuju batang karbon dan memberikan muatan positifnya pada batang karbon.
Pada perkembangannya, elemen Leclanche berubah menjadi elemen kering (baterai) yang lebih
mudah dipakai.Sebenarnya elemen kering diperoleh hanyadengan mengganti elektrolit larutan
ammonium klorida menjadi campuran pasta ammonium klorida dengan serbuk kayu, tepung atau
getah.

4. Elemen Weston
Elemen ini menggunakan air raksa sebagai anoda dan amalgama cadmium sebagai
katoda.Sebagai depolarisator digunakan campuran merkurosulfat dan kadmiumsulfat berbentuk
pasta.Sebagai elektrolit digunakan larutan jenuh cadmium sulfat.Hablur-hablur kadmiumsulfat
ditambahkan untuk menjaga supaya larutan tetap jenuh.

Elemen Sekunder
Elemen sekunder adalah elemen (sel) elektrokimia yang bahan-bahan pereaksinya dapat
diperbaharui sehingga tidak diperlukan penggantian bahan-bahan pereaksi setelah membebaskan
sejumlah energi melalui rangkaian luar.Ini karena reaksi kimia dalam elemen sekunder dapat
dibalik. Salah satu contoh elemen sekunder adalah aki.
Sumber arus listrik adalah benda-benda yang dapat menghasilkan arus listrik, contohnya baterai,
akumulator, elemen Volta, elemen Daniell, dan elemen Weston.Mobil-mobilan dapat bergerak
karena memperoleh energi listrik dari baterai, lampu senter dapat digunakan setelah dipasang
baterai ke dalamnya.
1. Gaya Gerak Listrik
Semua sumber arus listrik memiliki kemampuan memberikan gaya pada elektron sehingga
elektron dari sebuah atom materi dapat bergerak. Gaya dari sumber baterai yang demikian
disebut sebagai gaya gerak listrik (ggl).
Gaya gerak listrik sering juga disebut tegangan. Satuan gaya gerak listrik adalah volt (V). Ggl
diberi lambang E. Misal pada kulit luar baterai tercantum label 1,5 V, ini menunjukkan besarnya
ggl yang dibangkitkan oleh baterai tersebut. Jadi, ggl merupakan beda potensial antara kutub-
kutub sebuah sumber listrik (baterai) saat sumber tidak mengalirkan listrik (saklar terbuka).

2. Elemen Primer
Berdasarkan kemampuannya memberikan gaya gerak listrik, sumber arus listrik dibedakan
menjadi elemen primer dan elemen sekunder. Baterai yang digunakan oleh jam dinding
merupakan elemen primer.
Elemen primer merupakan sebuah sumber arus listrik.Elemen primer merupakan sumber arus
listrik yang bersifat sekali pakai.Artinya jika sumber arus tersebut sudah habis energinya, kamu
tidak dapat mengisi elemen primer.Kamu harus mengganti sumber arus listrik tersebut dengan
sumber arus yang baru.

a. Baterai
Baterai merupakan elemen kering. Jika diamati, baterai memiliki dua kutub yaitu kutub positif
dan kutub negatif. Kutub positif baterai berupa batang karbon yang dibenamkan ke dalam
campuran mangan dioksida (MnO2) dan amonium klorida (NH4Cl).Kutub negatif baterai adalah
lapisan paling luar yang terbuat dari seng (Zn).
Gambar di atas adalah gambar baterai yang mempunyai kutub positif dan kutub
negatif.Campuran mangan dioksida berfungsi sebagai zat pelindung elektrolit.Di antara lapisan
paling luar yaitu seng berfungsi sebagai kutub negatif dan campuran mangan dioksida terdapat
pasta amonium klorida yang berfungsi sebagai elektrolit. Di antara kutub positif dan kutub
negatif ini terdapat beda potensial. Beda potensial inilah yang menyebabkan baterai tersebut
dapat mengalirkan arus listrik jika dipasangkan secara benar dalam sebuah rangkaian. Suatu saat,
karbon dan elektrolit dari baterai akan habis sehingga baterai tersebut tidak dapat menghasilkan
arus listrik. Baterai termasuk sumber arus listrik yang tidak dapat diisi ulang.
Dengan adanya arus listrik ini, kamu akan dipermudah memperoleh sumber energi listrik yang
dapat dibawa ke mana-mana, sehingga akan lebih mudah dan praktis. Baterai masih banyak
digunakan pada jam dinding, radio, lampu senter, dan sebagainya.
Penyempurnaan dari sel seng karbon adalah baterai alkalin.Ukuran, bentuk, dan tegangannya
mirip dengan sel seng karbon, tetapi jika digunakan dalam suatu peralatan, sel alkalin dapat
bertahan enam atau tujuh kali lebih lama dibanding sel seng karbon biasa.Dalam sel alkalin
mengandung elektrolit larutan kalium hidroksida.Pelat logamnya terbuat dari nikel dan senyawa
kadmium.
b. Elemen Volta
Elemen volta ini kali pertama ditemukan oleh Alessandro Volta (1745 – 1827) seorang ahli
Fisika berkebangsaan Italia. Elemen volta adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan arus
listrik. Gambardi bawah ini memperlihatkan sebuah elemen volta.
Elemen volta terdiri atas tabung kaca yang berisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan sebagai anoda
adalah logam Cu (tembaga) sedangkan kutub negatif adalah Zn (seng). Jika elektroda-elektroda
seng dan tembaga dimasukkan ke dalam larutan asam sulfat, akan terjadi reaksi kimia yang
menyebabkan lempeng tembaga bermuatan listrik positif dan lempeng seng bermuatan listrik
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa lempeng tembaga memiliki potensial lebih tinggi daripada
potensial lempeng seng. Elektron akan mengalir dari lempeng seng menuju lempeng tembaga.
Jika kedua lempeng ini dirangkaikan dengan lampu, arus akan mengalir dari lempeng tembaga
ke lempeng seng sehingga lampu akan menyala. Namun, aliran arus listrik ini tidak berlangsung
lama sehingga lampu akan padam. Hal ini dikarenakan gelembung-gelembung gas hidrogen yang
dihasilkan oleh asam sulfat (H2SO4) akan menempel pada lempeng tembaga. Gelembung gas
hidrogen ini akan menghambat aliran elektron. Kamu telah mengetahui bahwa arus listrik adalah
aliran elektron-elektron sehingga jika aliran elektron ini terhambat, tidak akan ada arus yang
mengalir. Peristiwa ini disebut polarisasi. Dengan kata lain, polarisasi adalah peristiwa
tertutupnya elektroda elemen oleh hasil reaksi yang mengendap pada elektroda tersebut. Namun
demikian, ide Volta inilah yang menjadi prinsip dalam
pembuatan baterai dan aki.
c. Elemen Daniell
Cara kerja elemen daniell pada dasarnya sama dengan cara kerja elemen volta. Namun pada
elemen daniell ditambahkan larutan tembaga sulfat (CuSO4) untuk mencegah terjadi polarisasi,
yang dinamakan depolarisator sehingga usia elemen dapat lebih lama. Perhatikan diagram sel
daniell pada gambar di bawah ini.
3. Elemen Sekunder
Tidak seperti elemen primer, elemen sekunder bersifat dapat diperbaharui. Artinya tegangan
yang berasal dari elemen sekunder suatu saat akan habis, tetapi kamu masih dapat mengisi
elemen tersebut. Contoh elemen sekunder adalah akumulator. Akumulator banyak digunakan
dalam kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil.
Akumulator disebut juga elemen basah.Akumulator terdiri atas pasangan-pasangan keping timbal
dan timbal dioksida.Pasangan ini disebut sel (Gambar di bawah).Setiap pasangan timbal dan
timbal dioksida ini mampu memberikan tegangan 2 volt.Kapasitas penyimpanan sebuah aki
dapat terlihat berupa tulisan angka pada aki. Contoh, pada aki tertulis 12V 40 AH, artinya aki
mempunyai ggl 12 volt dan mengalirkan arus listrik 40 ampere selama 1 jam.

Sama seperti pada baterai, akumulator juga mempunyai dua buah kutub, yaitu kutub positif dan
kutub negatif.Kutub negatif terletak pada timbal dan kutub positif pada timbal dioksida.Timbal
dan timbal dioksida dicelupkan ke dalam larutan elektrolit asam sulfat.Keuntungan pemakaian
elemen sekunder misalnya akumulator yaitu dapat diperbaharui.Agar akumulator dapat berfungsi
kembali, perlu dimuati oleh sumber arus searah (DC).
Perubahan energi saat aki digunakan yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik.Sedangkan
saat pengisian aki terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia.Cara
pengisian aki adalah sebagai berikut.
a. Hubungkan dengan sumber tegangan arus DC yang beda potensialnya lebih tinggi dari aki
tersebut.
b. Arus yang mengalir kecil sehingga perlu waktu lebih lama. Hal ini bertujuan agar tidak
merusakkan sel aki.
c. Ukur konsentrasi larutan dengan hidrometer.
d. Perhatikan ukuran kapasitas akinya dengan amperejam.

4. Tegangan Listrik
Tegangan listrik adalah beda potensial antara dua buah kutub sumber tegangan. Alat untuk
mengukur tegangan disebut voltmeter. Selain tegangan antara kutub-kutub sumber tegangan,
setiap alat listrik dalam sebuah rangkaian tertutup akan mempunyai tegangan yang dapat diukur
dengan voltmeter.
Tegangan ini disebut tegangan jepit. Jadi tegangan jepit merupakan beda potensial antara kutub-
kutub sebuah sumber arus listrik ketika sumber mengalirkan arus listrik. Misalkan sebuah
sumber 12 V digunakan untuk menyalakan sebuah lampu, ukurlah potensial listrik lampu
tersebut dengan cara memasangkan voltmeter secara paralel dengan lampu. Tegangan yang
terbaca pada voltmeter ini merupakan tegangan jepit atau tegangan terpakai oleh alat.Nilai
tegangan jepit tergantung pada nilai hambatan bebannya.Makin besar nilai hambatan bahan
makin kecil nilai tegangan jepitnya.

B. Energi Listrik
Dalam kehidupan sehari-hari, energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor, energi cahaya,
dan energi gerak.Nah, agar kamu lebih memahami bagaimana perubahan bentuk energi listrik
dan alat-alat yang memanfaatkan energi listrik.
1. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Kalor
Perubahan energi listrik menjadi energi kalor dapat diamati pada alat-alat seperti setrika listrik,
kompor listrik, solder, dan teko listrik.
Alat-alat tersebut dapat menghasilkan kalor karena memiliki elemen pemanas.Elemen pemanas
merupakan sejenis hambatan listrik. Ketika
elemen pemanas dialiri arus listrik selama waktu tertentu, maka sebagian arus listrik ini akan
berubah menjadi energi kalor. Adanya energi kalor menyebabkan benda-benda yang
berhubungan dengan konduktor elemen pemanas, seperti pakaian pada setrika listrik, bahan
makanan pada kompor listrik, timah pada solder, dan air pada teko listrik, akan mengalami
kenaikan suhu.
Elemen pemanas biasanya terbuat dari kawat nikrom yang dililitkan pada lempeng isolator tahan
panas, seperti asbes mika.Seluruh bagian lilitan ini ditutupi lagi dengan bahan isolator yang
tahan panas, seperti keramik.Alat-alat listrik tersebut aman untuk disentuh karena bagian elemen
pemanas telah disekat dengan isolator tahan panas.Besarnya kalor yang dihasilkan elemen
pemanas tergantung pada panjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat.

2. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya


Alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya adalah lampu.Saat ini ada dua
jenis lampu yang banyak digunakan, yaitu lampu pijar dan lampu neon atau lampu tabung.
Lampu pijar terbuat dari bahan filamen yang digulung menyerupai spiral.Filamen ini dipasang
dalam bola kaca yang berisi gas nitrogen dan argon.Perhatikan bagian-bagian lampu pijar pada
Gambar di bawah ini.

Filamen pada lampu pijar terbuat dari kawat tungsten yang sangat tipis dan digulung menjadi
spiral rangkap.Ketika dialiri arus listrik, filamen lampu ini berpijar sampai berwarna putih
sehingga lampu memancarkan cahaya.Selain memancarkan cahaya, sebagian energi listrik yang
mengalir melalui filamen lampu ini diubah menjadi kalor.Hal ini menyebabkan lampu pijar
terasa panas saat kamu sentuh.
Tungsten dipilih sebagai filamen karena bahan ini tahan panas, titik leburnya mencapai 3.400° C,
sehingga tungsten dapat berpijar tanpa melebur.Oleh karena filamen lampu mudah terbakar di
udara, maka di dalam bola kaca lampu pijar diisi gas argon dan gas nitrogen.Gas ini tidak
bereaksi dengan logam panas sehingga filamen tidak terbakar.
Lampu TL (tube luminescent) memiliki cara kerja yang berbeda dengan lampu pijar. Di dalam
lampu TL tidak terdapat filamen, seperti pada lampu pijar.Lampu TL terdiri atas tabung kaca
yang hampir hampa udara dan berisi uap raksa. Di ujungujung lampu TL terdapat elektroda yang
diberi beda potensial yang cukup tinggi. Perbedaan beda potensial ini menghasilkan loncatan
bunga api listrik di antara kedua elektroda sehingga gas yang ada di dalam lampu TL
memancarkan cahaya. Cahaya
tersebut mengenai lapisan fosfor yang ada dalam tabung lampu TL sehingga lapisan fosfor
memendar dan lampu terlihat mengeluarkan cahaya.
Lampu TL merupakan lampu yang hemat energi.Karena lampu TL dapat mengubah 60% energi
listrik menjadi energi cahaya dan 40% lainnya menjadi energi kalor.Hal ini berbeda dengan
lampu pijar yang hanya mengubah 10% energi listrik menjadi energi cahaya.

3. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Gerak


Alat-alat yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak, di antaranya kipas angin, bor
listrik, gergaji listrik, dan mesin jahit listrik.Bagaimana alat-alat tersebut dapat mengubah energi
listrik menjadi energi gerak?Alat-alat tersebut dapat mengubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan bantuan motor listrik. Perubahan energi listrik menjadi energi gerak pada motor
listrik dimulai dengan perubahan energi listrik menjadi induksi magnet. Induksi magnet inilah
yang menyebabkan poros atau as pada alat-alat listrik bergerak.

4. Hubungan Tegangan, Kuat Arus, dan Energi Listrik


Ketika lampu 3 volt dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 6 volt, lampu tersebut akan
menyala sangat terang. Sebaliknya, jika lampu tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan
1,5 volt, lampu akan menyala redup. Berdasarkan uraian tersebut, besarnya energi listrik sangat
bergantung pada tegangan listrik.

Energi listrik sebanding dengan tegangan listrik (V), kuat arus listrik (I), dan waktu
(t).Secara matematis pernyataan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
W=V.I.t
Kamu telah mempelajari Hukum Ohm yang menyatakan bahwa:
I=V/R
Kamu telahatau V=I.R Hukum Ohm yang menyatakan bahwa:
mempelajari
I=V/R atau V=I.R
Sehingga dapat ditulis menjadi:
5. Penghematan Energi
Energi listrik yang kita nikmati sehari-hari pada umumnya berasal dari bahan bakar fosil, seperti
gas, batubara, dan minyak bumi.Ketersediaan bahan bakar fosil tersebut pada umumnya sangat
terbatas. Artinya, suatu saat kita akan kehabisan bahan bakar fosil. Hal penting yang harus
dilakukan adalah mulai dengan segera melakukan penghematan energi, termasuk di antaranya
penghematan energi listrik.
Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menghemat energi listrik di rumahmu adalah sebagai
berikut.
1. Tidak menyalakan lampu di siang hari.
2. Mematikan televisi jika tidak ditonton.
3. Mematikan alat-alat listrik setelah selesai dipakai.
4. Menggunakan lampu hemat energi seperti lampu neon.
5. Memakai alat-alat listrik yang mempunyai daya rendah.
C. Daya Listrik
Watt merupakan satuan daya listrik.Daya listrik adalah banyaknya energi listrik yang terpakai
setiap sekonnya.Satuan daya listrik adalah watt, 1 watt = 1 joule/sekon.Secara matematis,
persamaan daya listrik dinyatakan sebagai berikut.
PLN menggunakan kWh meter untuk mengukur penggunaan energi listrik oleh konsumen dalam
satuan kilowatt jam (kWh = kilowatt hour). Satu kWh adalah besarnya energi listrik yang
digunakan selama 1 jam dengan daya listrik sebesar 1.000 watt.
Beda potensial
PENGERTIAN 1

BAB I
PENDAHULUAN

PEMBAHASAN

A. Beda Potensial
Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang menghasilkan beda potensial listrik secara
terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt (V).alat yang digunakan adalah
voltmeter.
Dalam rangkaian listrik, sumber tegangan disimbolkan dengan tanda + - atau
disederhanakan menjadi , dengan tanda menunjukan kutub positif, dan tanda menunjukan
kutub negatif.
1. Sumber-sumber tegangan listrik
Sumber-sumber tegangan listrik mengubah berbagai bentuk energi menjadi energi listrik. Contoh
sumber tegangan listrik antara lain elemen volta, baterai, aki dan stop kontak di dinding.
a. Elemen volta
Tahun 1800 Alessandro Volta menemukan dua buah logam yang berbeda jenisnya diletakan
dalam bak berisi larutan elektrolit, maka akan timbul beda potensial antara kedua logam itu.
b. Baterai (sel kering)
Baterai terdiri atas wadah seng yang berisi pasta kimia dengan batang karbon menggulung di
tengah-tengah pasta itu.Pasta tersebut berupa senyawa kimia MnO2 dan NH4Cl.
Beda potensial antara kutub-kutub baterai ini sebesar Volt 1,5 volt. Apabila baterai digunakan
lama kelamaan muatan yang terkumpul pada seng semakin sedikit, dan beda potensialnya
menurun. Pada keadaan ini baterai biasanya dikatakan “habis” dan tidak dapat dipakai
lagi.Karena bersifat sekali pakai, baterai dengan elaktroda karbon seng di sebut elemen primer.
c. Aki (sel basah)
Sel basah terdiri atas dua lempeng logam yang berbeda diletakan dalam cairan elektrolit.Sebagai
contoh lempeng logam pada aki mobil adalah rimbal (Pb) dan timbal peroksida (H2SO4).Reaksi
kimia yang terjadi menyebabkan elektron terkumpul pada timbal sebagai kutub negatif dan
timbal peroksida sebagai kutub positif.
Aki mobil biasanya mengandung 6 sel, tiap sel menghasilkan beda potensial 2 Volt. Jika
digunakan maka timbal dan timbal peroksida berangsur-angsur berubah menjadi timbal sulfat
kedua kutub aki tersebut. Akhirnya tidak memiliki beda potensial lagi dibandingkan baterai seng
karbon, aki memiliki keunggulan yaitu dapat diisi ulang caranya dengan mengalirkan arus listrik
melalui aki tersebut dari sumber tegangan lain dengan arah terbalik aki tergolong sebagai elemen
sekunder.
2. Stop kontak.
Beda potensial listrik ini sebesar 220 volt, disebut tegangan jala-jala. Sumber tegangan listrik ini
dapat kamu lihat pada stop kontak di dinding rumahmu. Energi listrik ini dihasilkan oleh
generator listrik. Generator listrik mengubah bentuk energi lain seperti energi uap, air atau nuklir
menjadi energi listrik.
3. Gaya gerak listrik
Beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan sebelum dipasang pada rangkaian listrik
disebut gaya gerak listrik disingkat GGL. Sebagai contoh, gaya gerak listrik baterai sebesar 1,5
V sedangkan beda potensial antara kutub-kutub tegangan jepit pada baterai lebih kecil dari pada
gaya gerak listriknya.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap penulis melaksanakan penyusunan makalah ini, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran pada zaman sekarang ini hendaknya harus ditanggapi dengan sikap yang
positif.
2. Persaingan yang sangat ketat merupakan salah satu tolak ukur para siswa untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan kita dalam mencermati dan melihat peluang peluang yang dapat
ditimbulkan dalam persaingan pembelajaran.
3. Orang yang sukses bukanlah warisan orang tua, melainkan suatu kerja keras dan disiplin
dalam pembelajaran dapat mewujudkan ketentuan dan pengamatan dalam pembahasan tersebut.

PENGERTIAN 2
BEDA POTENSIAL (TEGANGAN)

Agar terjadi aliran muatan (arus listrik) dalam suatu rangkaian tertutup, maka haruslah
ada beda potensial/beda tegangan di kedua ujung rangkaian. Beda potensial listrik adalah energi
tiap satu satuan muatan.
Jika energi tiap muatan habis akibat penggunaan, maka di kedua ujung rangkaian tidak akan ada
beda potensial (beda potensial bernilai nol). Akibatnya komponen-komponen elektronika seperti
lampu, trafo, dan lain sebagainya tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Perhatikanlah gambar berikut. Adanya beda potensial pada ujung ujung sumber tegangan,
menyebabkan lampu dalam rangkaian tertutup tersebut dapat menyala. Pada lampu terjadi
perubahan energi listrik menjadi energi kalor dan cahaya.
Beda potensial adalah banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk memindahkan
sejumlah muatan listrik.

Beda potensial dirumuskan:


V = W/Q
W = energi listrik ( J )
Q = muatan listrik ( C )
V = beda potensial ( V)

MENGUKUR BEDA POTENSIAL

Beda potensial atau disebut juga tegangan dapat diukur dengan Voltmeter. Voltmeter selalu
dipasang Paralel terhadap komponen yang akan diukur beda potensialnya.

Gambar 1. Pengukuran Beda potensial lampu

=====================================================================

Contoh Soal:
Untuk memindahkan 40 C muatan listrik dalam sebuah penghantar dari titik A ke titik B,
diperlukan energi sebanyak 120 Joule. Berapa beda potensial antara titik A dengan titik B ?
Penyelesaian:
Diketahui : Q = 40 C
W = 120 J
Ditanya : V (AB) = … ?

Jawab : V (AB) = W/Q = 120 J/40C = 3 Volt


Baterai Sebagai Elemen Kering (Primer)
Baterai atau elemen kering adalah salah satu alat listrik yang berfungsi sebagai penyimpan energi
listrik dan mengeluarkan tegangan dalam bentuk listrik (sebagai sumber tegangan). Simbol
baterai pada suatu rangkaian listrik dengan tegangan DC atau rangkaian elektronika :

Pada umumnya baterai terdiri dari tiga komponen yang penting yaitu :

1. Batang karbon (C) sebagai anode (kutub positif baterai).


2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3. Amonium dioksida (NH4CI) sebagai larutan elektrolit (penghantar)

Terdapat dua jenis baterai yaitu :


1. Baterai Primer
Baterai adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali, menggunakan reaksi kimia yang tidak
dapat dibalik (irreversible reaction). pada umumnya dijual adalah baterai yang bertegangan
listrik 1,5 volt.
2. Baterai Sekunder
Baterai sekunder atau biasanya disebut rechargeable battery adalah baterai yang dapat di isi
ulang menggunakan reaksi kimia yang bersifat dapat dibalik (reversible reaction) biasanya
digunakan pada telepon genggam.

Baterai disebut elemen kering karena elektrolitnya merupakan campuran antara serbuk karbon,
batu kawi, dan, salmiuak berbentuk pasta kering .batang karbon memiliki potensi yang tinggi,
sedangkan lempengan seng memiliki potensial rendah.jika kedua elektrode dihubungkan dengan
suatu beban (lampu maka lampu akan menyala. hal ini membuktikan adanya arus listrik yang
mengalir pada lampu ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan seng.
adapun, reaksi kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut.
Pada larutan elektrolit terjadi reaksi :

Pada dipolarisator terjadi reaksi :

Reaksi kimia pada batu baterai menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas
hidrogen akan ditangkap dan bereaksi dengan dipolarisator yang berupa mangan dioksida
menghasilkan air, sehingga pada baterai tidak terjadi polaritas gas hidrogen yang mengganggu
jalannya arus listrik. bahan yang dapat menghasilkan polarisasi gas hidrogen disebut
dipolarisator.

Baterai sebagai alat untuk menyimpan energi listrik sekaligus sumber tegangan (Catu daya DC)
tentu saja juga memiliki nilai hambatan atau resistansi.nilai hambatan tersebut dapat diketahui
dengan cara melakukan pengukuran arus dan tegangan pada catu daya tersebut.
Gambar. Rangkaian pengukuran hambatan pada baterai

Catu daya DC 4,5V, dipasang resistor variabel yang memiliki nilai dapat diatur besarnya 0 -
500Ω. Tahanan pada ampermeter diketahui besarnya RiA<0,1Ω. Untuk memperoleh tahanan
dalam catu daya DC dilakukan pengukuran dengan mengatur tahanan RL, kemudian dicatat data
pengukuran tegangan V dan arus A, yang dibuat dalam bentuk tabel dibawah ini.

Tabel Pengukuran nilai Hambatan, Arus, Tegangan, dan Daya pada baterai.
Dengan data pengukuran tegangan dan arus maka tabel daya dapat diisi dengan menggunakan
persamaan berikut :

P=VxI

Keterangan :
P = Daya (W)
V = Tegangan yang terukur (V)
I = Arus yang terukur (I)

Dari tabel tersebut dapat dibuat sebuah grafik karakteristik tegangan fungsi arus seperti gambar
dibawah ini.
Grafik. Karakteristik tegangan dan fungsi arus

Pada grafik karakteristik tegangan fungsi arus, ditarik beban dapat ditarik pada dua titik, yaitu
pada saat tegangan tanpa beban besarnya 13,1V dan saat terjadi hubung singkat 3,42A. Dari
tabel tersebut diperoleh baris daya akan meningkat maksimum sampai 11,4W dan kemudian
menurun kembali. Saat terjadi daya maksimum tercatat tegangan besarnya 6,8V dan arus 1,67A.
Titik tersebut sebagai daya maksimum di titik A. Di titik A ini jika nilai RL bisa membesar atau
jika digeser akan mengecil.

Grafik. Karakteristik daya fungsi arus


Karakteristik daya fungsi arus merupakan ploting dari tabel diatas. tampak garis daya
melengkung dari kecil kemudian membesar sampai mencapai titik daya maksimum di titik
Pmak. Jika tahanan RL diturunkan dan arus main meningkat daya justru menurun kembali.Saat
dititik Pmaks. Yang terjadi adalah besarnya RL = Ri, dimana Ri merupakan tahanan dalam catu
daya DC.

Aki Sebagai Elemen Basah (Sekunder)

Elemen basah di sebut juga elemen sekunder . Yakni elemen yang apabila muatan nya
habis , muatan nya dapat di beri muatan lagi . Elemen basah/sekunder merupakan
kebalikan dari elemen primer/kering . Salah satu contoh nya ialah aki/acumulator .
Jenis akumulator yang umum di gunakan adalah akumulator timbal .
1. Bagian - bagian akumulator : Akumulator terdiri atas karet kertas atau kaca yang
berbentuk bak dan berisi larutan sulfat encer H2SO4 yang berfungsi sebagai larutan
elektrolit . Di dalam larutan ini terdapat dua kerangka timbal . Yaitu timbal
peroksida PbO2 sebagai anoda dan timbal murni (Pb) sebagai katoda . Aki
merupakan rangkaian seri dari akumulator . Pada umum nya aki memiliki 6
akumulator , sehingga mempunyai beda potensial 12 Volt dan memiliki 6 sel yang
di susun seri .
2. Pemakaian aki : Pada pemakaian aki terjadi proses perubahan dari energi kimia
menjadi energi listrik . Pemakaian aki terjadi pada penggunaan tape recorder , radio
, tv . Pada saat penggunaan aki maka terjadi proses kimia sehingga aki dapat
mengalirkan arus listrik . Proses kimia yang terjadi adalah lapisan pada katoda dan
anoda sedikit demi sedikit berubah menjadi timbal oksida (PbO) . Atau bisa di
katakan timbal dioksida dan timbal menjadi timbal sulfat . Dalam reaksi ini di
lepaskan elektron - elektron sehingga arus listrik mengalir pada penghantar luar
dari kutub + ke kutub - . Reaksi kimia yang terjadi mengencerkan asam sulfat
sehingga massa jenis nya berkurang. Pada nilai massa jenis tertentu , aki tidak
dapat menghasilkan arus litrik dalam hal ini aki dikatakan kosong . Kemampuan
aki untuk mengalirkan arus listrik bisa di pulihkan kembali dengan jalan
mengalirkan arus listrik searah dari sumber arus yang lain melalui kedua kutub nya
Pengertian Gaya Gerak Listrik (GGL) dan Tegangan Jepit
Seperti yang kita ketahui bahwa Energi Listrik dihasilkan dari suatu sumber listrik
seperti Generator, Batere, dan lainnya.

Listrik tersebut memiliki besar Tegangan yang diukur dalam satuan Volt, dan Tegangan
listrik ini berasal dari perbedaan nilai potensial antara dua kutub atau ujung-ujung
penghantar yang berbeda dari suatu sumber listrik.

Tegangan adalah beda Potensial.


Seperti halnya sebuah batere yang biasa kita gunakan sehari-hari, terdapat dua kutub pada
batere tersebut yang biasanya terdiri dari Kutub Positif (+) dan kutub Negatif (-).

Sebagai contoh: jika sebuah batere memiliki tegangan listrik sebesar 12Volt, ini berarti
bahwa perbedaan nilai potensial antara Kutub positif dan kutub negatif pada batere
tersebut adalah sebesar 12Volt, Besar Tegangan inilah yang disebut dengan GGL.

GGL dan Tegangan Jepit

GGL dan Tegangan Jepit

GGL atau Gaya Gerak Listrik (E)


Besar tegangan yang didapat dari perbedaan potensial antara kutub negatif dan kutub positif
dari suatu sumber listrik baik itu Batere maupun generator disebut dengan Gaya Gerak Listrik,
jika sumber listrik tersebut belum dialirkan ke dalam suatu rangkaian listrik dan belum
menghasilkan arus listrik.

GGL adalah: Perbedaan potensial antara kedua Kutub atau ujung-ujung penghantar yang ada
pada suatu sumber listrik sebelum dialiri arus listrik atau dalam suatu Rangkaian terbuka. dan
besar Tegangan GGL ini disimbolkan dengan E.

Tegangan jepit (V)


Besar tegangan yang didapat dari perbedaan potensial antara kutub yang berbeda dari suatu
sumber listrik baik itu Batere maupun generator disebut dengan Tegangan Jepit, jika sumber
listrik tersebut sudah dialirkan ke dalam suatu rangkaian listrik dan menghasilkan Arus listrik.
Tegangan Jepit adalah: Perbedaan potensial antara kedua Kutub berbeda atau ujung-ujung
penghantar yang ada pada suatu sumber listrik setelah dialiri arus listrik atau terhubung pada
suatu Rangkaian tertutup.besar Tegangan Jepit ini disimbolkan dengan V.

Dari perbedaan antara GGL dan Tegangan Jepit diatas, mengakibatkan adanya perbedaan
besar tegangan antara GGL dan Tegangan Jepit dan didapat bahwa Tegangan GGL lebih
besar dari Tegangan Jepit.
GGL atau Gaya Gerak Listrik (E)
Besar tegangan yang didapat dari perbedaan potensial antara kutub negatif dan kutub
positif dari suatu sumber listrik baik itu Batere maupun generator disebut dengan Gaya
Gerak Listrik, jika sumber listrik tersebut belum dialirkan ke dalam suatu rangkaian
listrik dan belum menghasilkan arus listrik.

GGL adalah: Perbedaan potensial antara kedua Kutub atau ujung-ujung penghantar
yang ada pada suatu sumber listrik sebelum dialiri arus listrik atau dalam
suatu Rangkaian terbuka. dan besar Tegangan GGL ini disimbolkan dengan E.

Tegangan jepit (V)


Besar tegangan yang didapat dari perbedaan potensial antara kutub yang berbeda dari
suatu sumber listrik baik itu Batere maupun generator disebut dengan Tegangan Jepit,
jika sumber listrik tersebut sudah dialirkan ke dalam suatu rangkaian listrik dan
menghasilkan Arus listrik.

Tegangan Jepit adalah: Perbedaan potensial antara kedua Kutub berbeda atau ujung-
ujung penghantar yang ada pada suatu sumber listrik setelah dialiri arus listrik atau
terhubung pada suatu Rangkaian tertutup.besar Tegangan Jepit ini disimbolkan
dengan V.

Dari perbedaan antara GGL dan Tegangan Jepit diatas, mengakibatkan adanya
perbedaan besar tegangan antara GGL dan Tegangan Jepit dan didapat bahwa
Tegangan GGL lebih besar dari Tegangan Jepit.

GGL > Tegangan Jepit

Contoh perhitungan:
Suatu Sumber listrik yang memiliki GGL dengan besar tegangan (E Volt) dengan nilai
hambatannya (r) adalah 0,5 ohm , dialirkan dalam suatu rangkaian tertutup mengalir
melalui suatu resistor (R) dengan nilai Tahanan 7,5 ohm, dan menghasilkan arus listrik
sebesar 3 Ampere.

Pertanyaannya, berapa besar tegangan GGL (E) dan berapa besar Tegangan Jepit
(V)?

Rumus menghitung GGL (E):

E = I x (r + R)
 E: Gaya Gerak Listrik
 I: Arus Listrik yang mengalir
 r: Nilai hambatan dari sumber tegangan
 R: Nilai Tahanan dalam suatu rangkaian
 E = 3 Ampere x (0,5 ohm + 7,5 ohm)
 E = 3 Ampere x 8 ohm
 E = 24 Volt.
Besar GGL saat sumber listrik belum dialiri arus listrik adalah sebesar 24 Volt.

Rumus menghitungTegangan Jepit (V)

V=IxR
 V = Tegangan jepit
 I = Arus listrik yang mengalir
 R: Nilai Tahanan dalam suatu rangkaian
 V = 3 Ampere x 7,5 ohm
 V = 22,5 Volt
Besar Tegangan Jepit saat sumber listrik dialiri arus adalah sebesar 22,5 Volt.

Dari perhitungan diatas didapat bahwa terjadi penurunan nilai tegangan listrik
sebesar 1,5 Volt, yang semula sumber listrik memiliki besar tegangan GGL sebesar 24
Volt, kemudian saat dialiri arus listrik sebesar 2 Ampere, menyebabkan terjadinya
penurunan nilai tegangan menjadi 22,5 Volt.
Tegangan 22,5 Volt inilah yang disebut dengan Tegangan Jepit.

Rumus Tegangan Jepit


Besarnya tegangan jepi antar titik A dan B pada rangkaian tertutup di atas dirumuskan

Vj = ε – Ir atau V = I.R
Jika sebuah sumber tegangan misalnya dinamo atau baterai mempunyai hambatan dalam
(r) sehingga ketika sumber tegangan mengeluarkan arus, tegangan akan menurun.
Besarnya penurunan tegangan diakibatkan oleh hambatan dalam ini dirumuskan:

ΔV = ε – Vj
ΔV = ε – (ε-Ir)
ΔV = Ir
Sebuah sumber tegangan yang punya Gaya Gerak Listri (GGL) = ε dan hambatan dalam
= r dapat dirangkai secara seri, pararel, maupun antara keduanya.
[su_list icon=”icon: folder-open”]

 Susuna Seri
[/su_list]

εs = ε1 + ε2 + ε3
rs = r1 + r2 + r3
sehingga di dapat rumus

Jika ada n buah GGL yang masing-masing besarnya sama = ε dan hambatannya r disusun
secara serie maka rumus untuk mencari kuat arusnya.
Sumber Tegangan Listrik
Elektronika, Fisika, Rangkaian, Rangkaian DC

Sumber Tegangan adalah perangkat yang menghasilkan tegangan keluaran/output yang tepat, yang
secara teori tidak berubah terlepas dari arus bebannya

Selama kami membuat tutorial tentang Elektronika di situs Tespenku.com ini bahwa ada dua jenis
elemen dalam rangkaian listrik atau elektronika: elemen pasif dan elemen aktif.

Elemen aktif adalah salah satu yang mampu memasok energi ke rangkaian secara terus menerus,
seperti baterai, generator, penguat operasional, dan lain-lain. Elemen pasif di sisi lain adalah elemen
fisik seperti resistor, kapasitor, induktor, dan lain-lain, yang tidak bisa menghasilkan energi listrik
sendiri tapi hanya mengkonsumsinya saja.

Jenis elemen rangkaian aktif yang paling penting bagi kita adalah pasokan energi listrik ke
rangkaian atau jaringan yang terhubung dengan mereka.Ini disebut "sumber listrik" dengan dua jenis
sumber listrik menjadi Sumber Tegangan dan Sumber Arus.

Sumber arus biasanya kurang umum di rangkaian daripada sumber tegangan, namun keduanya
digunakan dan dapat dianggap sebagai pelengkap satu sama lain.

Supply listrik atau biasanya disebut "sumber", adalah alat yang memasok tenaga listrik ke rangkaian
dalam bentuk sumber tegangan atau sumber arus. Kedua jenis sumber listrik dapat digolongkan
sebagai sumber langsung (DC) atau bergantian (AC) dimana tegangan konstan disebut tegangan
DC dan yang bervariasi secara sinusoidal dengan waktu disebut tegangan AC.
Jadi misalnya, baterai adalah sumber DC dan soket dinding atau stopkontak listrik di rumah Anda
adalah sumber AC.

Kami sebelumnya mengatakan bahwa sumber listrik memasok energi, namun salah satu
karakteristik menarik dari sumber listrik, adalah bahwa mereka juga mampu mengubah energi non-
listrik menjadi energi listrik dan sebaliknya.

Misalnya, baterai mengubah energi kimia menjadi energi listrik, sementara mesin listrik seperti
generator DC atau alternator AC mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Teknologi terbarukan dapat mengubah energi dari matahari, angin, dan gelombang menjadi energi
listrik atau panas.Tapi sekaligus mengubah energi dari satu sumber ke sumber lainnya, sumber
listrik dapat mengirimkan atau menyerap energi yang memungkinkannya mengalir ke dua arah.

Karakteristik penting lain dari sumber listrik dan yang menentukan operasinya, adalah karakteristik I-
V nya. Karakteristik I-V dari sumber listrik dapat memberi gambaran yang sangat bagus dari
sumbernya, baik sebagai sumber tegangan dan sumber arus seperti yang ditunjukkan.

Sumber Listrik

Sumber listrik, baik sebagai sumber tegangan atau sumber arus dapat digolongkan
sebagai independen(ideal) atau dependen, (controled) yang nilainya bergantung pada tegangan atau
arus di tempat lain dalam rangkaian, yang dapat berupa konstan atau berbeda waktu.

Ketika berhadapan dengan hukum dan analisis rangkaian, sumber listrik sering dipandang sebagai
"ideal", yaitu sumbernya ideal karena secara teoritis dapat memberikan jumlah energi tak terbatas
tanpa kehilangan sehingga memiliki karakteristik yang ditunjukkan oleh garis lurus.

Namun, dalam kenyataanya atau sumber praktis selalu ada hambatan yang dihubungkan secara
paralel untuk sumber arus, atau seri untuk sumber tegangan yang terkait dengan sumber yang
mempengaruhi output/keluarannya.

Sumber Tegangan
Sumber tegangan, seperti baterai atau generator, memberikan perbedaan potensial (tegangan)
antara dua titik di dalam rangkaian listrik yang memungkinkan arus mengalir di sekitarnya.Ingat
bahwa tegangan bisa ada tanpa arus.

Baterai adalah sumber tegangan yang paling umum untuk rangkaian dengan tegangan yang muncul
melintasi terminal positif dan negatif dari sumber yang disebut tegangan terminal.

Sumber Tegangan Ideal (Independent)

Sumber tegangan ideal didefinisikan sebagai elemen dua terminal aktif yang mampu memasok dan
mempertahankan tegangan yang sama, (v) melintasi terminalnya terlepas dari arus, (i) yang
mengalir melewatinya.

Dengan kata lain, sumber tegangan ideal akan memasok tegangan konstan setiap saat terlepas dari
nilai arus yang dipasok yang menghasilkan karakteristik I-V yang ditunjukkan oleh garis lurus.

Kemudian sumber tegangan ideal dikenal sebagai Sumber Tegangan Independent karena
tegangan tidak bergantung pada nilai arus yang mengalir melalui sumber atau arahnya tetapi
ditentukan hanya oleh nilai sumber saja.

Jadi misalnya, baterai mobil memiliki tegangan terminal 12V yang tetap konstan asalkan arus yang
melewatinya tidak menjadi tinggi, mengantarkan daya ke mobil dalam satu arah dan menyerap daya
ke arah lain seperti yang dikenakannya.

Di sisi lain, Sumber Tegangan Dependent atau Sumber Tegangan Controled, menyediakan
supply tegangan yang besarnya tergantung pada tegangan atau arus yang mengalir melalui
beberapa elemen rangkaian lainnya. Sumber tegangan dependent dengan bentuk berlian dan
digunakan sebagai sumber listrik setara untuk banyak perangkat elektronik, seperti transistor dan
penguat operasional.

Menghubungkan Sumber Tegangan Bersama


Sumber tegangan ideal dapat dihubungkan bersamaan dalam kedua rangkaian paralel atau seri
sama dengan elemen rangkaian. Tegangan seri ditambah bersamaan sementara tegangan paralel
memiliki nilai yang sama. Perhatikan bahwa sumber tegangan ideal yang tidak sama tidak dapat
dihubungkan secara langsung secara paralel.

Sumber Tegangan secara Paralel

Meskipun bukan praktek terbaik untuk analisis rangkaian, sumber tegangan ideal dapat
dihubungkan secara paralel asalkan nilainya sama. Di sini dalam contoh ini, dua sumber tegangan
10 volt digabungkan untuk menghasilkan 10 volt antara terminal A dan B. Idealnya, hanya ada satu
sumber tegangan tunggal dari 10 volt yang diberikan antara terminal A dan B.

Apa yang tidak diperbolehkan atau bukan praktek terbaik, adalah menghubungkan bersama sumber
tegangan ideal yang memiliki nilai tegangan berbeda seperti yang ditunjukkan, atau short-circuit oleh
loop tertutup eksternal atau cabang.

Sumber Tegangan Terhubung yang Buruk

Namun, ketika berhadapan dengan analisis rangkaian, sumber tegangan dari nilai yang berbeda
dapat digunakan dengan menyediakan elemen rangkaian lain di antaranya untuk mematuhi Hukum
Kirchoff Tegangan, KVL.

Tidak seperti sumber tegangan terhubung paralel, sumber tegangan ideal dari nilai yang berbeda
dapat dihubungkan bersamaan secara seri untuk membentuk satu sumber tegangan tunggal yang
keluarannya akan menjadi penambahan atau pengurangan aljabar dari tesgangan yang digunakan.
Koneksi mereka bisa berupa: tegangan series-aiding atau series-opposing seperti yang ditunjukkan.

Sumber Tegangan dalam Seri


Seri yang aiding/membantu sumber tegangan adalah sumber terhubung seri dengan polaritasnya
terhubung sehingga terminal plus satu terhubung ke terminal negatif arus berikutnya yang
memungkinkan mengalir ke arah yang sama.

Pada contoh di atas, dua tegangan 10V dan 5V dari rangkaian pertama dapat ditambahkan,
untuk VS dari 10 + 5 = 15V. Jadi tegangan pada terminal A dan B adalah 15 volt.

Seri sumber tegangan yang opposing/berlawanan adalah sumber terhubung seri yang memiliki
polaritas mereka terhubung sehingga terminal plus atau terminal negatif dihubungkan bersamaan
seperti yang ditunjukkan pada rangkaian kedua di atas.

Hasil net adalah bahwa tegangan dikurangkan dari satu sama lain. Kemudian dua tegangan 10V
dan 5V dari rangkaian kedua dikurangkan dengan tegangan yang lebih kecil dikurangi dari tegangan
yang lebih besar. Menghasilkan VS dari 10 - 5 = 5V.

Polaritas di terminal A dan B ditentukan oleh polaritas sumber tegangan yang lebih besar, dalam
contoh ini terminal A positif dan terminal B negatif menghasilkan +5 volt.

Jika tegangan seri-opposing sama, tegangan net di A dan B akan menjadi nol karena satu tegangan
menyeimbangkan yang lain. Juga setiap arus (I) juga akan nol, karena tanpa sumber tegangan, arus
tidak dapat mengalir.

Contoh Sumber Tegangan Listrik No.1


Dua seri yang membantu sumber tegangan ideal 6 volt dan 9 volt masing-masing dihubungkan
bersamaan untuk memasok resistansi beban 100 Ohm. Hitung: tegangan sumber, VS, arus beban
melalui resistor, IR dan power/daya total, P dihamburkan oleh resistor. Gambarkan rangkaiannya.
Jadi, VS = 15V, IR = 150mA atau 0.15A, dan PR = 2.25W.

Sumber Tegangan Praktis


Kita telah melihat bahwa sumber tegangan ideal dapat menyediakan supply tegangan yang tidak
tergantung arus yang mengalir melewatinya, yaitu mempertahankan nilai tegangan yang sama.

Gagasan ini bisa bekerja dengan baik untuk teknik analisis rangkaian, namun di sumber tegangan
kenyataanya berperilaku sedikit berbeda seperti pada sumber tegangan praktis, tegangan
terminalnya akan benar-benar menurun seiring dengan kenaikan arus beban.

Karena tegangan terminal dari sumber tegangan ideal tidak berbeda dengan kenaikan arus beban,
ini berarti bahwa sumber tegangan ideal memiliki resistansi internal nol, RS = 0. Dengan kata lain, ini
adalah sumber tegangan tanpa henti.

Pada kenyataannya semua sumber tegangan memiliki resistansi internal yang sangat kecil yang
mengurangi tegangan terminal mereka karena mereka memasok arus beban yang lebih tinggi.

Untuk sumber tegangan non-ideal atau praktis seperti baterai, resistansi internal (RS) menghasilkan
efek yang sama seperti resistansi yang dihubungkan secara seri dengan sumber tegangan ideal
karena kedua elemen seri terhubung membawa arus yang sama seperti yang ditunjukkan.

Sumber Tegangan Ideal dan Praktis

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa sumber tegangan praktis sangat mirip dengan
rangkaian Thevenin Setara karena Teorema Thevenin yang menyatakan bahwa "setiap jaringan
linier yang berisi hambatan dan sumber gema dan arus dapat digantikan oleh sumber tegangan
tunggal, VS secara seri dengan single resistensi, RS".

Perhatikan bahwa jika resistansi sumber seri rendah, sumber tegangan sangat ideal.Bila resistansi
sumber tidak terbatas, sumber tegangannya terbuka.

Dalam kasus semua sumber tegangan real atau praktis, resistansi internal ini, RS tidak peduli
seberapa kecilnya memiliki efek pada karakteristik I-V dari sumber karena tegangan terminal turun
bersamaan dengan kenaikan arus beban. Hal ini karena arus beban yang sama mengalir melalui RS.

Hukum ohm mengatakan kepada kita bahwa ketika arus, (i) mengalir melalui resistansi, penurunan
tegangan menghasilkan resistansi yang sama. Nilai tegangan turun ini diberikan sebagai iRS .

Kemudian VOUT akan sama dengan sumber tegangan ideal, VS minus tegangan iRS turun ke resistor.
Ingat bahwa dalam kasus tegangan sumber ideal, RS sama dengan nol karena tidak ada resistansi
internal, oleh karena itu tegangan terminal adalah sama dengan VS.

Maka jumlah tegangan di sekitar lingkaran yang diberikan oleh Hukum Tegangan
Kirchoff, KVL adalah: VOUT = VS - iRS. Persamaan ini dapat diplot untuk memberikan karakteristik I-V
dari tegangan output aktual.

Ini akan memberi garis lurus dengan kemiringan -RS yang memotong sumbu tegangan vertikal pada
titik yang sama dengan VS saat arus i = 0 seperti yang ditunjukkan.

Karakteristik Sumber Tegangan Praktis

Oleh karena itu, semua sumber tegangan ideal akan memiliki karakteristik garis lurus I-V tetapi
sumber tegangan yang tidak-ideal atau real praktis tidak akan tetapi sebaliknya akan memiliki
karakteristik I-V yang sedikit miring turun dengan jumlah yang sama dengan iRS dimana RS adalah
sumber internal resistensi (atau impedansi).

Karakteristik I-V dari baterai sesungguhnya memberikan perkiraan yang sangat dekat dari sumber
tegangan ideal karena resistansi sumber RS biasanya cukup kecil.

Penurunan sudut kemiringan karakteristik I-V seiring kenaikan arus dikenal sebagai regulasi.
Regulasi tegangan adalah ukuran penting dari kualitas sumber tegangan praktis karena mengukur
variasi tegangan terminal antara tanpa beban, yaitu pada saat IL = 0, (open circuit) dan muatan
penuh, yaitu ketika IL adalah maksimal, (short circuit).
Contoh Sumber Tegangan Listrik No.2
Pasokan baterai terdiri dari sumber tegangan ideal secara seri dengan resistor internal. Tegangan
dan arus yang diukur pada terminal baterai ditemukan VOUT1 = 130V pada 10A, dan VOUT2 = 100V
pada 25A. Hitung nilai tegangan dari sumber tegangan ideal dan nilai resistansi
internalnya.Gambarlah karakteristik I-V.

Pertama mari kita definisikan dengan "bentuk persamaan simultan" sederhana, dua output
tegangan dan arus dari supply baterai yang diberikan sebagai: VOUT1 dan VOUT2.

Seperti dengan memiliki tegangan dan arus dalam bentuk persamaan simultan, untuk menemukan
VS, pertama-tama kita akan mengalikan VOUT1 menjadi lima, (5) dan VOUT2 menjadi dua, (2) seperti
yang ditunjukkan untuk membuat nilai dari dua arus, (i) sama untuk kedua persamaan.

Setelah membuat koefisien untuk RS sama dengan mengalikan melalui dengan konstanta
sebelumnya, sekarang kita mengalikan persamaan kedua VOUT2 dengan minus satu, (-1) untuk
memungkinkan pengurangan dua persamaan sehingga kita dapat menyelesaikannya. VS seperti
yang ditunjukkan.
Mengetahui bahwa sumber tegangan ideal, VS adalah sama dengan 150 volt, kita dapat
menggunakan nilai ini untuk persamaan VOUT1 (atau VOUT2 jika demikian) dan memecahkan untuk
menemukan resistansi seri, RS.

Kemudian untuk contoh sederhana kita, sumber tegangan internal baterai dihitung sebagai: VS = 150
volt, dan resistansi internalnya sebagai: RS = 2Ω. Karakteristik I-V dari baterai diberikan sebagai:

Karakteristik I-V Baterai


Sumber Tegangan Dependent (controled)
Tidak seperti sumber tegangan ideal yang menghasilkan tegangan konstan di seluruh terminalnya
terlepas dari apa yang terhubung dengannya, sumber tegangan yang controled atau tergantung
akan mengubah tegangan terminalnya tergantung pada tegangan, atau arus yang lewat, beberapa
elemen lain terhubung ke rangkaian,

dan karena itu kadang-kadang sulit untuk menentukan nilai dari sumber tegangan dependen, kecuali
jika Anda mengetahui nilai sebenarnya dari tegangan atau arus yang bergantung padanya.

Sumber tegangan dependen berperilaku sama dengan sumber listrik yang telah kita lihat sejauh ini,
baik praktis maupun ideal (independen) perbedaan kali ini adalah bahwa sumber tegangan
dependen dapat dikendalikan oleh arus input atau tegangan.

Sumber tegangan yang bergantung pada input tegangan umumnya disebut Voltage Controlled
Voltage Source atau VCVS. Sumber tegangan yang bergantung pada input arus disebut juga
sebagai Current Controlled Voltage Source atau CCVS .

Sumber dependen ideal biasanya digunakan dalam menganalisis karakteristik input/output atau gain
elemen rangkaian seperti penguat operasional, transistor dan rangkaian terpadu. Umumnya, sumber
tegangan bergantung ideal, baik tegangan atau arus yang dikendalikan ditentukan oleh simbol
berbentuk berlian seperti yang ditunjukkan.

Simbol Sumber Tegangan Dependent


Sumber tegangan dependent voltage-controlled voltage source, VCVS, mempertahankan tegangan
keluaran sama dengan beberapa konstanta pengganda (pada dasarnya merupakan faktor
penguatan) saat mengendalikan tegangan yang ada di tempat lain di rangkaian.

Sebagai konstanta pengganda adalah, baik, sebuah konstanta, tegangan pengontrol, VIN akan
menentukan besarnya tegangan keluaran, VOUT.

Dengan kata lain, tegangan output "tergantung" pada nilai tegangan input sehingga menjadi sumber
tegangan yang bergantung dan dalam banyak hal, transformator/trafo ideal dapat dianggap sebagai
perangkat VCVS dengan faktor penguatan menjadi rasio belitannya.

Kemudian tegangan output VCVS ditentukan oleh persamaan berikut: VOUT = μVIN. Perhatikan
bahwa konstanta pengganda μ tidak berdimensi karena hanya merupakan faktor penskalaan karena
μ = VOUT/VIN, maka satuannya akan volt/volt.

Sumber tegangan terkontrol arus yang ideal, CCVS, mempertahankan tegangan output sama
dengan beberapa arus pengganda (rho) kali arus input pengendali yang dihasilkan di tempat lain
dalam circuit yang terhubung. Maka tegangan output "tergantung" pada nilai arus input, sekali lagi
membuatnya menjadi sumber tegangan yang dependen.

Sebagai arus pengontrol, IIN menentukan besarnya tegangan output, VOUT kali konstanta
pembesaran ρ (rho), ini memungkinkan kita untuk memodelkan sumber tegangan yang dikontrol
arus sebagai penguat trans-resistansi sebagai konstanta pengganda, ρ memberi Kami persamaan
berikut:
VOUT = ρIIN.
Konstanta menggandakan ρ (rho) memiliki satuan Ohm karena ρ = VOUT/IIN, dan unitnya akan
menjadi volt/ampere.

Ringkasan
Kita telah melihat di sini bahwa Sumber Tegangan dapat berupa sumber tegangan independen
yang ideal, atau sumber tegangan Dependent yang tergantung/controled.

Sumber tegangan independen memasok tegangan konstan yang tidak bergantung pada jumlah
lainnya di dalam rangkaian.Sumber independen yang ideal bisa berupa baterai, generator DC atau
pasokan tegangan AC yang bervariasi dari alternator.

Sumber tegangan independen dapat dimodelkan sebagai sumber tegangan ideal, (RS = 0) di mana
output konstan untuk semua arus beban, atau yang tidak ideal atau praktis, seperti baterai dengan
resistansi yang dihubungkan secara seri dengan rangkaian untuk mewakili resistansi internal
sumber.

Sumber tegangan ideal dapat dihubungkan bersama secara paralel hanya jika mereka memiliki nilai
tegangan yang sama. Koneksi seri-aiding atau seri-opposing akan mempengaruhi nilai output.

Juga untuk memecahkan analisis rangkaian dan teorema kompleks, sumber tegangan menjadi
sumber shorr-circuit yang membuat tegangan sama dengan nol untuk membantu menyelesaikan
jaringan. Perhatikan juga bahwa sumber tegangan mampu menghasilkan atau menyerap daya.

Sumber tegangan dependen ideal yang ditunjukkan oleh simbol berbentuk berlian bergantung pada,
dan juga merupakan tegangan pengatur atau arus pengontrol eksternal.Konstanta pengganda, μ
untuk VCVS tidak memiliki satuan, sementara konstanta pengganda ρ untuk CCVS memiliki satuan
Ohm.

Sumber tegangan dependent/tergantung sangat menarik untuk memodelkan perangkat elektronik


atau perangkat aktif seperti penguat operasional dan transistor yang memiliki gain.

Pada tutorial berikutnya tentang Sumber Listrik, kita akan melihat komplimen dari sumber
tegangan, yaitu Sumber Arus dan melihat bahwa sumber arus juga dapat digolongkan sebagai
sumber listrik independen atau dependen.

Anda mungkin juga menyukai