Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Listrik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk hasil teknologi yang sangat vital dalam kehidupan
manusia. Semakin lama tidak ada satupun alat kebutuhan manusia yang tidak membutuhkan listrik,
oleh karena itu manusia selalu berfikir bagaimana menciptakan dan menggunakan energi listrik
secara efektif dan efesien. Namun, penggunaan listrik secara berlebihan akan membawa dampak
negatif bagi kehidupan.

Pada dasarnya energi listrik tidak dapat diperbaharui. Apabila manusia tidak dapat menggunakannya
secara efektif dan efisien, maka energi listrik akan cepat habis. Secara tidak langsung, hal ini juga
akan memperbesar efek pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia. Semakin banyak
penggunaan alat-alat listrik, maka semakin banyak pula gas rumah kaca yang dihasilkan bumi.

Kemudahan yang ditawarkan oleh energi listrik, tidak selamanya menguntungkan manusia. Manusia
terkadang melakukan hal-hal ceroboh, seperti pencurian listrik yang dapat menyebabkan terjadinya
korsleting listrik. Korsleting listrik tidak bisa dianggap sebagai hal sepele karena dapat menimbulkan
kebakaran.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin menjabarkan tentang konsep dasar kelistrikan,
mencakup masalah arus listrik sampai pada pemanfaatan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari,
serta mengenai penghematan energi listrik.

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang dapat dirumuskan dalam pembuatan
makalah ini antara lain untuk mengetahui:

1. Pengertian dari kelistrikan, arus listrik, hambatan dan tegangan listrik serta hubungan
diantaranya.

2. Sumber-sumber energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.

3. Perubahan listrik yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan.

C. Manfaat Penulisan

Harapan yang ingin diwujudkan dalam makalah ini tercakup secara teoretis dan secara praktis yang
meliputi:

Makalah ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap usaha peningkatan dan
pengembangan mutu pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kelistrikan

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Ada dua jenis muatan listrik,
yaitu muatan listrik negatif dan positif. Suatu benda bermuatan listrik negatif jika kelebihan elektron,
dan bermuatan listrik positif jika kekurangan elektron. Secara alami, muatan listrik positif selalu
mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Aliran ini disebut sebagai
arah arus listrik konvensional. Akan tetapi sebenarnya muatan listrik yang bergerak di dalam
konduktor bukanlah muatan listrik positif, tetapi muatan listrik negatif (elektron) dan arah aliran
elektron berlawanan dengan arah aliran muatan positif.

Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara kontinyu pada konduktor akibat perbedaan jumlah
elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. Arus listrik dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:

1. Listrik Arus Searah atau DC (Direct Current) adalah arus listrik yang arahnya tetap.

2. Listrik Arus Bolak-balik atau AC (Alternating Current) adalah arus yang besar dan arahnya
selalu berubah-ubah.

Satuan SI untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai
arus konstan yang bila dipertahankan akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di
antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1
meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
(misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai
berikut:

R = V/I

di mana V adalah tegangan dan I adalah arus. Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R). Tegangan
listrik (Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan
dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial pada sebuah medan listrik yang
menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik.

Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan
tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya
hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus
listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang hambatannya
kecil, maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.

Hukum I Kirchoff berbunyi:

Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang
keluar dari titik simpul tersebut.
B. Sumber Energi Listrik

Sumber energi listrik adalah benda yang dapat menimbulkan arus listrik. Beberapa contoh sumber
energi listrik adalah:

1. Batu Baterai atau Elemen Kering

Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Ada juga yang
dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat
pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut elemen primer karena tidak dapat dimuati (diisi
atau diestrum) kembali jika muatannya habis. Sedangkan baterai isi ulang disebut dengan elemen
sekunder karena dapat dimuati (diisi atau diestrum) kembali jika muatannya habis.

Susunan dasar elemen kering terdiri dari:

1. batang karbon sebagai elektoda positif (kutub positif atau anoda),

2. pembungkus pembungkus batang karbon yang terbuat dari seng sebagai elektroda negatif
(kutub negatif atau katoda),

3. larutan amonium klorida sebagai larutan elektrolit, yaitu larutan yang menghantarkan listrik,

A. mangan dioksida bercampur dengan serbuk karbon sebagai depolarisator, yaitu


pelindung larutan elektrolit.

Pelopor pembuatan baterai sebagai sumber energi listrik adalah Alesandro Volta (1745-
1827). Alesandro Volta membuat suatu elemen yang terdiri dari lempeng seng, lempeng tembaga,
dan larutan asam sulfat. Elemen tersebut diberi nama elemen volta. Elemen volta disempurnakan
lagi oleh seorang kimiawan Perancis bernama Georges Leclanche. Pada tahun 1860an Goerges
membuat rancangan elemen dari seng, karbon dan larutan yang dibuat dari campuran salamoniak
dan seng klorida berbentuk pasta. Elemen leclanche mirip dengan baterai yang kita kenal sekarang.

1. Akumulator (aki) atau baterai basah terdiri atas lempengan logam timbal dan timbal
peroksida yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat. Di dalam akumulator, logam
timbal dan timbal peroksida bereaksi dengan asam sulfat, sehingga hasil dari reaksi kimia
itu lempengan logam timbal menjadi kutub negatif dan lempengan logam peroksida
menjadi kutub positif. Perbedaan potensial antara kutub positif dan kutub negatif accu
Akumulator

, di antaranya 2 volt, 4 volt, 6 volt, 8 volt, 10, volt, 12 volt, dan sebagainya.

Dalam aki terdapat elemen dan sel untuk penyimpan arus yang mengandung asam sulfat (H2SO4).
Tiap sel berisikan pelat positif dan pelat negatif Pada pelat positif terkandung oksid timah coklat (Pb
02), sedangkan pelat negative mengandung timah (Pb). Pelat-pelat ditempatkan pada batang
penghubung. Pemisah atau separator menjadi isolasi diantara pelat itu, dibuat agar baterai acid
mudah beredar disekeliling pelat. Bila ketiga unsur kimia ini berinteraksi, muncullah arus listrik.
BAB III
PROSES PEMBUATAN
A.ALAT DAN BAHAN
 8 buah baterai (12 volt)
 2 kabel penjepit buaya
 Isolasi kabel
 Isi pensil berukuran 0,5 mm
 Gunting
 Potongan kertas tebal
 Papan dada
 Toples

B.LANGKAH KERJA
1. Buatlah lingkaran dari kertas, sesuaikan ukuran dengan toples,dan rekatkan menggunakan
isolasi .
2. Rekatkan 2 kabel penjepit buaya sejajar pada lingkaran yang sudah dibuat tadi.
3. Letakan rangkayan kertas dan penjepit buaya di atas papan dada.
4. Setelah simpan isi pensil diantara ujung-ujung penjepit buaya.
5. Simpanlah toples di atas rangkayan tersebut.
6. Setelah itu rangkai 8 buah baterai dengan isolasi,dan harus pastikan kedua kutub positif dan
negatif antar batrai saling bersinggungan .

C.CARA KERJA ALAT


Alat ini menggunakan batu batre sebagai sumber listriknya yang merupakan arus DC.Arus
DC merupakan alus listrik yang mengalir lurus atau arus yang mengalir dari kutub negatif
(elektron) menuju kutub fositif.
Ketika alat ini bekerja karena menggunakan arus DC normal nya akan mengalir secara
normal melalui konduktor dari kutub negatif (elektron)ke kutub fositif tapi di karenakan isi
pensil yang merupakan karbon maka bersifat semi-konduktor sehingga ketika arus listrik
mengalir dari batre menuju kabel penjepit buaya yang di lanjutkan menuju isi pensil,arus
listrik menjadi tidak stabil dan terperangkap di dalam isi pensil.
Ini di sebabkan karena karbon yang bersifat semi-konduktor yang menyebabkan arus listrik
yang berada pada isi pensil tidak stabil dan menyebab kan jadi terbakar yang bersinar
seperti filamen yang terbakar di dalam bohlam.
D.PRINSIP KERJA ALAT
Prinsip kerja alat ini adalah tentang daya (watt)yang berhubungan dengan listrik .Daya
adalah banyaknya listrik yang di gunakan tiap satu detik (joule\sekoan)yang mana sama
dengan watt (daya).
Dalam ilmu fiska daya di rumus kan dengan
P=E\T
P=Daya Listrik (Watt)
E=Energi (joule)
t=waktu (sekon)

E.KESIMPULAN
Bahan utama isi pensil adalah gravit yang di campurkan dengan tanah liat dan lilin.Gravit
menyerap karbon berwarna hitam mengkilap yang mudah hancur menjadi
serpihan.sementara tanah liat dan lilin berguna sebagai pengikat. Karena gravit adalah
karbon maka isi pensil bersifat semi konduktor artinya daya hantar listrik berada dalam
konduktor dan isolator jadi karbon yang ada pada gravit bisa menghantarkan listrik namun
tidak maksimal sehingga listrik yang di dalam nya terjebak kemudian isi pensil terbakar dan
berpijar atau menyala.

Anda mungkin juga menyukai