Oleh :
Kelompok
Prayudha 1319102011
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Baterai ini dengan baik dan tepat waktu
serta sesuai dengan yang kita inginkan bersama.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini antara lain : Bpk. DR. Triwahju Hardianto, ST.MT. selaku dosen
mata kuliah Dasar Konversi Energi, Anggota kelompok dan seluruh teman-teman yang telah
mendukung kami.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini terlalu jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan sumber dan ilmu yang kita ketahui maka kami sangat
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang cendikiawan untuk kesempurnaan
materi ini selanjutnya.
KATA PENGANTAR................................................................................................................................
DAFTAR ISI………………………………..………………………………............……………..……...
Bab I PENDAHULUAN
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian...............................................................................................................................
3.1 Keimpulan................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Baterai ditemukan oleh Alesandro Volta pada tahun 1800-an. Istilah baterai sendiri
berasal dari bahasa Inggris dan dikemukakan pertama kali oleh Benjamin Franklin yaitu
“battery” yang berarti “deretan”, namun di kehidupan sehari-hari baterai sering diartikan
sebagai sebuah sel kering (a single dry cell).
Baterai adalah kumpulan dari beberapa sel listrik yang digunakan untuk
menyimpan energi kimia untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik. Sel listrik terdiri
dari elektroda dan elektrolit, di mana elektroda positif adalah katoda dan elektroda negatif
adalah anoda. Baterai menggunakan prinsip elektrokimia sebagai dasar dari kerja baterai
untuk mengonversi energi kimia menjadi energi listrik. Elektrokimia adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya
melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya. Sel
elektrokimia dapat dibagi menjadi dua, yaitu: sel galvanis dan sel elektrolisa. Sel galvanis,
yang juga disebut sel volta, merubah energi kimia menjadi kerja listrik sedangkan sel
elektrolisa merubah kerja listrik untuk menggerakkan reaksi kimia tak spontan. Dalam
baterai biasa, komponen kimia terkandung dalam alat itu sendiri. Jika reaktan dipasok dari
sumber luar ketika dikonsumsi, alat ini disebut sel bahan bakar (fuel cell).
Awalnya baterai banyak menggunakan elektrolit yang berupa cairan kimia dan
menggunakan bahan gelas sebagai tempatnya. Sehingga, pada saat tersebut penggunaan
baterai sangat terbatas dan rawan kerusakan. Namun, pada akhir abad ke sembilan belas
penemuan baterai kering dengan elektrolit berbahan pasta menyebabkan penggunaan
baterai menjadi lebih fleksibel dan praktis. Saat ini penggunaan baterai sangatlah luas, dari
baterai kancing untuk arloji, baterai AA untuk senter, Lithium-Ion untuk handphone,
hingga Aki untuk kendaraan bermotor.
2.2 Prinsip Kerja Baterai
Baterai terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yaitu bagian positif yang terdiri dari
kation dan katoda, dimana katoda (elektroda positif) sebagai tempat pergerakan kation(ion
positif). Bagian kedua yaitu bagian negatif yang terdiri dari anion dan anoda, dimana
anoda (elektroda negatif) sebagai tempat pergerakan anion(ion negatif). Baterai juga
mempunyai elektrolit yang merupakan bahan kimia sebagai sumber energi. Baterai ada
yang menggunakan dua jenis elektrolit dan juga ada yang menggunakan satu jenis
elektrolit. Katoda dan Anoda sebagai kutub-kutub dari baterai tidak berhubungan secara
langsung satu sama lain, melainkan dihubungkan oleh elektrolit. Di dalam baterai tersebut
terjadi reaksi redoks, di mana reaksi reduksi terjadi pada kation di katoda dan reaksi
oksidasi terjadi pada anion di anoda. Dari reaksi inilah timbul pergerakan elektron yang
menyebabkan adanya gaya-gerak listrik.
Perbedaan ggl antara katoda dan anoda disebut sebagai tegangan kutub. Tegangan
kutub baterai pada kondisi rangkaian terbuka memiliki nilai yang sama dengan ggl dari
baterai. Namun, tegangan kutub baterai pada kondisi rangkaian tertutup adalah lebih kecil
dibandingkan pada kondisi rangkaian terbuka yang dikarenakan “hambatan dalam” dari
baterai. Dimana besar hambatan dalam baterai dapat dirumuskan sebagai berikut:
E−V t
R i=
I
E = ggl (volt)
I = arus (amper)
Sedangkan daya yang dapat disuplai baterai merupakan hasil kali dari Kapasitas
baterai dengan Tegangan kutub dari baterai tersebut. Contohnya bateri Lithium ion yang
memiliki tegangan 3,6 volt dan kapasitas 2000 mAh memiliki daya 7,2 Wh.
Luas dan jarak antar elektroda dalam baterai mempengaruhi tahanan dalam baterai,
sedangkan ggl baterai dipengaruhi oleh kuat-lemahnya elektrolit.
2.3 Komponen Baterai
Di dalam baterai mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negatif
dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau berasa dari timah. Karena itu baterai tipe
ini sering disebut baterai timah. Ruangan dalamnya dibagi menjadi beberapa sel (biasanya
6 sel, untuk baterai mobil) dan di dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang
terendam dalam elektrolit.
1. Elemen Baterai
Antara plat-plat positif dan plat-plat negatif masing-masing dihubungkan oleh
plate strap (pengikat plat) terpisah. Ikatan plat-plat positif dan negatif ini dipasangkan
secara berselang-seling yang dibatasi oleh separator dan fiberglass. Jadi satu kesatuan
dari plat, separator dan fiberglass disebut elemen baterai. Penyusunan plat-plat seperti
ini tujuannya memperbesar luas singgungan antara bahan aktif dan elektrolit, agar
listrik yang dihasilkan besar. Dengan kata lain kapasitas baterai menjadi besar.
Gaya elektromotif (EMP) yang dihasilkan satu sel kira-kira 2,1 V, pada segala
ukuran plat. Karena baterai mobil mempunyai 6 sel yang dihubungkan secara seri,
EMP output yang dihasilkan ialah kira-kira 12 Volt.
2. Elektrolit
Elektrolit baterai ialah arutan asam sulfat dengan air sulingan. Berat jenis
elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan pnuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada
temperatur 20° C). Perbedaan ini disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan
asam sulfat pada masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260
mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit yang berat
jenisnya 1,380 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam sulfat.
Elektolit baterai adalah asam yang kuat, sehingga dapat membakar kulit, mata
dan merusak pakaian. Bila elektrolit mengenai kulit atau pakaian, basuhlah segera
dengan air, dan netralkan asam dengan campuran soda (sodium bicarbonate
[NaHCO3]) dan air. Bila asam mengenai mata, bilaslah dengan air beberapa menit,
kemudian hubungilah dokter.
a. Baterai Primer
Adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali, setelah habis tidak dapat
dicharge kembali. Baterai primer dapat langsung digunakan setelah
diproduksi. Baterai primer memiliki densitas energi yang relatif lebih besar
dari pada baterai sekunder namun hanya dirancang untuk peralatan-
peralatan dengan konsumsi arus listrik yang rendah saja. Contoh baterai
primer : baterai Alkalin dan baterai Seng Karbon
(volt) (MJ/Kg)
a. Baterai Kering
Baterai kering memiliki elektrolit berbentuk pasta yang agak padat
dan sulit mengalami pergerakan sehingga dapat dioperasikan dalam
berbagai posisi. Oleh karena itu baterai kering banyak digunakan untuk
peralatan yang mudah dibawa-bawa. Meskipun memiliki nama baterai
kering, baterai ini tetap memiliki kelembapan sebagai penghantar arus
listrik.
Contoh Umum baterai kering adalah baterai seng karbon. Baterai seng
karbon menggunakan seng sebagai anoda dan karbon sebagai katodanya.
Contoh lain dari baterai kering yaitu baterai Alkalin dan baterai seng
klorida.
b. Baterai Basah
Baterai basah adalah baterai yang menggunakan elektrolit berbentuk
cairan. Baterai basah banyak digunakan pada saat awal pengembangan
baterai. Kini baterai basah kebanyakan hanya dibuat dan digunakan untuk
kebutuhan laboratorium saja. Contohnya: Sel Leclanche, Sel Grove, Sel
Bunsen, Sel Chromic acid, Sel Clark and Sel Weston
5. Baterai Alkaline
7. Accumulator
Baterai Aki adalah baterai yang cukup
populer karena mudah dan murah untuk diproduksi.
Baterai ini dapat diisi ulang dan dapat diaplikasikan
secara luas. Untuk robot yang memiliki performansi
besar dalam penggunaan motor atau solar, baterai ini
menjadi pilihan yang baik. Baterai ini cukup murah
dan mudah didapatkan. Kekurangan baterai ini adalah ukurannya yang cukup besar
dan cukup berat, harus selalu dalam keadaan terisi ulang, dan tidak memiliki
kecepatan pengosongan baterai (discharge) yang besar. Jika baterai ini tidak
digunakan pada jangka waktu yang lama, maka baterai ini akan melakukan
pengosongan (discharge) secara internal, sehingga Kita harus sering memastikan
bahwa baterai ini dalam keadaan terisi ulang. Hindari penggunaan baterai pada
suhu yang terlalu panas atau di bawah 0o C.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Baterai
5. Sifatnya searah
6. Baterai yang sudah tidak dapat digunakan lagi juga memerlukan pendaur ulang
khusus
7. Zat kimia yang terkandung di dalam baterai bisa membahayakan bagian tubuh
yang sensitif
Pada tahun 2010 yang lalu PEC (Panasonic Gobel Energy ) memindahkan
(sebagian) fasilitas produksi baterai koin lithium di Osaka (Jepang) ke PECGI (PT
Panasonic Gobel Energy Indonesia). Selain itu, di Indonesia juga terdapat pabrik baterai
ABC milik PT. International Chemical Industry dan PT. Hari Terang Industry. Indonesia
juga memiliki tambang nikel yang cukup besar di pulau Sulawesi yang mungkin dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan baterai nikel-kadmium.
Dari sekian banyak mineral yang terkandung dalam industry pengolah hasil
tambang, mineral spodumene (bijih Lithium) salah satu yang dipilih. Bijih Lithium untuk
bahan baku Baterai Li-Ion adalah ada di dalamnya. Lithium-Ion battery merupakan salah
satu komponen utama kendaraan listrik dan juga sumber energi untuk laptop, telepen,
IPod, kamera, cordless drill dan lain-lain. Investigasi intensif mineral spodumene
mengarah pada keberadaan mineral yang bersosiasi dengan batuan pegmatite, granitic,
silicate, tantalite dan columbite. Sementara itu berdasarkan data yang berhasil diperoleh
penelitian yang dilakukan jepang dalam “Unutilized Mineral Resources Associated with
Tin Deposits in Indonesia and Malaysia” bahwa di kawasan pertambangan timah terdapat
unsur Magnetite (Fe3O4), Columbite dan Tantalite, Zircon (ZrSiO4), MonaZite (Ce, La,
Th)(PO4), Xenotime (XYPO4), dan masih banyak lagi. Keberadaan deposit mineral
spodumene diyakini terdapat dikawasan pertambangan timah pulau Bangka. Survey akan
terus dilakukan hingga ditemukan mineral bijih Lithium yang nantinya akan diolah hingga
didapat Lithium Carbonat sebagai bahan baku industry Lithium-Ion Battery.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
Baterai merupakan kombinasi dua atau lebih sel elektrokimia yang bias
menyimpan energi dan kemudain merubahnya menjadi energi listrik. Bagian utama baterai
terdiri dari elektrolit dan elektroda, dimana elektroda negative disebut anoda dan elektroda
positif disebut katoda. Ada dua tipe baterai yaitu baterai primer dan baterai sekunde.
Baterai primer adalah baterai yang hanya dapat digunakan satu kali sedangkan baterai
sekunder adalah baterai yang bias digunakan berkali-kali dengan mengisi kembali
muatannya. Kelebihan dan kekurangan baterai tergantung dari jenis baterai yang
digunakan. Jenis-jenis baterai diantaranya Nickel Cadmium(NiCd), Nickel Metal Hydride
(NiMH), Lithium Ion (Li-Ion), Baterai Alkaline, Baterai Fuel Cell, dan Baterai Aki.
Daftar Pustaka