Anda di halaman 1dari 18

BATERAI

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Dasar Konversi Energi

Oleh :

Kelompok

Mirza Kurnia 1319102010

Dicky Hakim 131910201100

Eki Rovianto 1319102011

Prayudha 1319102011

PROGRAM STUDI STRATA 1

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Baterai ini dengan baik dan tepat waktu
serta sesuai dengan yang kita inginkan bersama.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini antara lain : Bpk. DR. Triwahju Hardianto, ST.MT. selaku dosen
mata kuliah Dasar Konversi Energi, Anggota kelompok dan seluruh teman-teman yang telah
mendukung kami.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini terlalu jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan sumber dan ilmu yang kita ketahui maka kami sangat
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang cendikiawan untuk kesempurnaan
materi ini selanjutnya.

Jember, 20 Mei 2014


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................

DAFTAR ISI………………………………..………………………………............……………..……...

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................


1.2 Rumusan masalah....................................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian...............................................................................................................................

2.2 Prinsip Kerja Baterai...............................................................................................................

2.3 Komponen Baterai..................................................................................................................

2.4 Klasifikasi Baterai..................................................................................................................

2.5 Contoh Baterai........................................................................................................................

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Baterai........................................................................................

2.7 Potensi Baterai di Indonesia...................................................................................................

Bab III PENUTUP

3.1 Keimpulan................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era yang penuh teknologi seperti sekarang ini, banyak sekali hal-hal baru
ataupun hasil dari produk teknologi yang sering bahkan wajib kita gunakan untuk
menunjang aktivitas kita. Salah satunya adalah alat-alat kelistrikan, alat-alat ini secara
langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan pengaruh positif yang sangat besar
dalam memaksimalkan dan merealisasikan tujuan dari kegiatan kita, alasan efisiensi waktu
adalah tajuk utama mengapa alat-alat kelistrikan digunakan.
Dari banyak alat-alat kelistrikan tersebut, penggunaan dan pemanfaatan baterai
tidak mungkin dilepaskan dari aktivitas manusia di era sekarang ini, handphone, laptop,
bahkan televisi sekalipun tidak mungkin terlepas dari peran sebuah baterai. Berbagai jenis
dan ukuran baterai sudah kita ketahui, namun apa yang ada didalam baterai dan bagaimana
baterai bekerja, tidak banyak dari kita yang tahu. Berdasarkan hal itu maka dalam makalah
ini akan membahas tentang baterai untuk menambah pengetahuan mengenai baterai
tersebut dari pengertian, bagian-bagian dari baterai, cara kerjanya, jenis-jenis dan
kelemahan maupun keunggulan dari baterai.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang penulis ambil adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian baterai ?


2. Apa saja bagian-bagian dari baterai ?
3. Bagaimana cara kerja dari baterai ?
4. Apa saja jenis-jenis baterai ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan penggunaan baterai serta bagaimana potensinya
dalam perkembangan teknologi pembangkit listrik?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa pengertian baterai


2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari baterai
3. Mengetahui bagaimana cara kerja dari baterai
4. Mengetahui apa saja jenis-jenis baterai
5. Mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan baterai
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Baterai ditemukan oleh Alesandro Volta pada tahun 1800-an. Istilah baterai sendiri
berasal dari bahasa Inggris dan dikemukakan pertama kali oleh Benjamin Franklin yaitu
“battery” yang berarti “deretan”, namun di kehidupan sehari-hari baterai sering diartikan
sebagai sebuah sel kering (a single dry cell).

Baterai adalah kumpulan dari beberapa sel listrik yang digunakan untuk
menyimpan energi kimia untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik. Sel listrik terdiri
dari elektroda dan elektrolit, di mana elektroda positif adalah katoda dan elektroda negatif
adalah anoda. Baterai menggunakan prinsip elektrokimia sebagai dasar dari kerja baterai
untuk mengonversi energi kimia menjadi energi listrik. Elektrokimia adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya
melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya. Sel
elektrokimia dapat dibagi menjadi dua, yaitu: sel galvanis dan sel elektrolisa. Sel galvanis,
yang juga disebut sel volta, merubah energi kimia menjadi kerja listrik sedangkan sel
elektrolisa merubah kerja listrik untuk menggerakkan reaksi kimia tak spontan. Dalam
baterai biasa, komponen kimia terkandung dalam alat itu sendiri. Jika reaktan dipasok dari
sumber luar ketika dikonsumsi, alat ini disebut sel bahan bakar (fuel cell).

Awalnya baterai banyak menggunakan elektrolit yang berupa cairan kimia dan
menggunakan bahan gelas sebagai tempatnya. Sehingga, pada saat tersebut penggunaan
baterai sangat terbatas dan rawan kerusakan. Namun, pada akhir abad ke sembilan belas
penemuan baterai kering dengan elektrolit berbahan pasta menyebabkan penggunaan
baterai menjadi lebih fleksibel dan praktis. Saat ini penggunaan baterai sangatlah luas, dari
baterai kancing untuk arloji, baterai AA untuk senter, Lithium-Ion untuk handphone,
hingga Aki untuk kendaraan bermotor.
2.2 Prinsip Kerja Baterai

Baterai terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yaitu bagian positif yang terdiri dari
kation dan katoda, dimana katoda (elektroda positif) sebagai tempat pergerakan kation(ion
positif). Bagian kedua yaitu bagian negatif yang terdiri dari anion dan anoda, dimana
anoda (elektroda negatif) sebagai tempat pergerakan anion(ion negatif). Baterai juga
mempunyai elektrolit yang merupakan bahan kimia sebagai sumber energi. Baterai ada
yang menggunakan dua jenis elektrolit dan juga ada yang menggunakan satu jenis
elektrolit. Katoda dan Anoda sebagai kutub-kutub dari baterai tidak berhubungan secara
langsung satu sama lain, melainkan dihubungkan oleh elektrolit. Di dalam baterai tersebut
terjadi reaksi redoks, di mana reaksi reduksi terjadi pada kation di katoda dan reaksi
oksidasi terjadi pada anion di anoda. Dari reaksi inilah timbul pergerakan elektron yang
menyebabkan adanya gaya-gerak listrik.

Perbedaan ggl antara katoda dan anoda disebut sebagai tegangan kutub. Tegangan
kutub baterai pada kondisi rangkaian terbuka memiliki nilai yang sama dengan ggl dari
baterai. Namun, tegangan kutub baterai pada kondisi rangkaian tertutup adalah lebih kecil
dibandingkan pada kondisi rangkaian terbuka yang dikarenakan “hambatan dalam” dari
baterai. Dimana besar hambatan dalam baterai dapat dirumuskan sebagai berikut:

E−V t
R i=
I

Keterangan: Ri = hambatan dalam baterai (Ω)

E = ggl (volt)

Vt = tegangan kutub (volt)

I = arus (amper)

Sedangkan daya yang dapat disuplai baterai merupakan hasil kali dari Kapasitas
baterai dengan Tegangan kutub dari baterai tersebut. Contohnya bateri Lithium ion yang
memiliki tegangan 3,6 volt dan kapasitas 2000 mAh memiliki daya 7,2 Wh.

Luas dan jarak antar elektroda dalam baterai mempengaruhi tahanan dalam baterai,
sedangkan ggl baterai dipengaruhi oleh kuat-lemahnya elektrolit.
2.3 Komponen Baterai

            Di dalam baterai mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negatif
dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau berasa dari timah. Karena itu baterai tipe
ini sering disebut baterai timah. Ruangan dalamnya dibagi menjadi beberapa sel (biasanya
6 sel, untuk baterai mobil) dan di dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang
terendam dalam elektrolit.
1.        Elemen Baterai
Antara plat-plat positif dan plat-plat negatif masing-masing dihubungkan oleh
plate strap (pengikat plat) terpisah. Ikatan plat-plat positif dan negatif ini dipasangkan
secara berselang-seling yang dibatasi oleh separator dan fiberglass. Jadi satu kesatuan
dari plat, separator dan fiberglass disebut elemen baterai. Penyusunan plat-plat seperti
ini tujuannya memperbesar luas singgungan antara bahan aktif dan elektrolit, agar
listrik yang dihasilkan besar. Dengan kata lain kapasitas baterai menjadi besar.
Gaya elektromotif (EMP) yang dihasilkan satu sel kira-kira 2,1 V, pada segala
ukuran plat. Karena baterai mobil mempunyai 6 sel yang dihubungkan secara seri,
EMP output yang dihasilkan ialah kira-kira 12 Volt.

2.      Elektrolit
Elektrolit baterai ialah arutan asam sulfat dengan air sulingan. Berat jenis
elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan pnuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada
temperatur 20° C). Perbedaan ini disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan
asam sulfat pada masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260
mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit yang berat
jenisnya 1,380 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam sulfat.
Elektolit baterai adalah asam yang kuat, sehingga dapat membakar kulit, mata
dan merusak pakaian. Bila elektrolit mengenai kulit atau pakaian, basuhlah segera
dengan air, dan netralkan asam dengan campuran soda (sodium bicarbonate
[NaHCO3]) dan air. Bila asam mengenai mata, bilaslah dengan air beberapa menit,
kemudian hubungilah dokter.

3.      Kotak Baterai


Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai.
Ruangan dalamnya dibagi menjadi 6 ruangan atau sel. Pada kotak baterai terdapat
garis tanda permukaan atas dan bawah (upper level dan lower level). Plat-plat
posisinya ditinggikan dari dasar dan diberi penyekat, tujuannya agar tidak terjadi
hubungan singkat apabila ada bahan aktif (timah dan lain-lain) terjatuh dari plat.

4.      Sumbat Ventilasi


Sumbat ventilasi adalah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Di samping itu
untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat
di dalam baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi
sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke
bawah.

2.4 Klasifikasi Baterai

 Berdasar penggunaannya, baterai dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Baterai Primer
Adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali, setelah habis tidak dapat
dicharge kembali. Baterai primer dapat langsung digunakan setelah
diproduksi. Baterai primer memiliki densitas energi yang relatif lebih besar
dari pada baterai sekunder namun hanya dirancang untuk peralatan-
peralatan dengan konsumsi arus listrik yang rendah saja. Contoh baterai
primer : baterai Alkalin dan baterai Seng Karbon

Tabel 1. Tabel spesifikasi baterai primer

Baterai Tegangan Energi Densitas Keterangan


(volt) (MJ/Kg)
Seng-karbon 1,5 0,13 tidak mahal
Alkalin 1,5 0,4-0,59 tidak mahal
Lithium 3 0,83-1,01 mahal
Seng-udara 1,35-1,65 1,59 biasa digunakan
untuk alat
pendengaran
Perak-oksida 1,55 0,47 sangat mahal
b. Baterai Sekunder
Baterai sekunder merupakan baterai yang dapat digunakan kembali setelah
habis. Baterai sekunder dapat diisi kembali dengan cara mengalirkan arus
listrik (charge) pada baterai tersebut. Dalam penggunan reaksi yang terjadi
adalah reaksi redoks, dan dalam pengisian, reaksi yang terjadi adalah reaksi
elektrolisa.
Contoh umum baterai sekunder adalah baterai Asam-timbal (Aki). Karena
ukurannya yang relatif besar, aki dapat mensuplai energi listrik yang cukup
besar pula. Namun Aki hanya dapat digunakan dalam posisi yang tetap
karena aki tidak memiliki pelindung kusus dan memiliki ventilasi. Contoh
Baterai sekunder lainnya yaitu Lithium-ion dan Nickel-cadmium

Tabel 2. Tabel spesifikasi baterai sekunder


Baterai Tegangan Energi Densitas Keterangan

(volt) (MJ/Kg)

Nikel-Kadmium 1,2 0,14 tidak mahal

Asam-Timbal 2,1 0,14 mahal

NiMH 1,2 0,36 tidak mahal

Nikel seng 1,6 0,36 mahal

Lithium-Ion 3,6 0,46 sangat mahal

 Berdasarkan elektrolitnya baterai dapat dibagi menjadi:

a. Baterai Kering
Baterai kering memiliki elektrolit berbentuk pasta yang agak padat
dan sulit mengalami pergerakan sehingga dapat dioperasikan dalam
berbagai posisi. Oleh karena itu baterai kering banyak digunakan untuk
peralatan yang mudah dibawa-bawa. Meskipun memiliki nama baterai
kering, baterai ini tetap memiliki kelembapan sebagai penghantar arus
listrik.
Contoh Umum baterai kering adalah baterai seng karbon. Baterai seng
karbon menggunakan seng sebagai anoda dan karbon sebagai katodanya.
Contoh lain dari baterai kering yaitu baterai Alkalin dan baterai seng
klorida.

b. Baterai Basah
Baterai basah adalah baterai yang menggunakan elektrolit berbentuk
cairan. Baterai basah banyak digunakan pada saat awal pengembangan
baterai. Kini baterai basah kebanyakan hanya dibuat dan digunakan untuk
kebutuhan laboratorium saja. Contohnya: Sel Leclanche, Sel Grove, Sel
Bunsen, Sel Chromic acid, Sel Clark and Sel Weston

Tabel 3. Tabel Ukuran Sel 5

Batera Kapasita Teganga Mass Tingg Panjan Leba Diamete


i s n a (gr) i g r r
(m.Ah) (v) (mm) (mm) (mm) (mm)
9V 625 9 45,6 48,5 26,5 17,5 kubus
N 1000 1,5 9 30,2 silinder - 12
AA 1250 1,5 11,5 44,5 Silinder - 10,5
AAA 2890 1,5 23 50,5 Silinder - 14,5
C 8350 1,5 66,2 50 Silinder - 26,2
D 20500 1,5 148 61,5 silinder 34,2

2.5 Jenis-jenis Baterai

1. NiCD (nickel-cadmium battery / Nicad


Baterai jenis ini merupakan generasi pertama.
Berkapasitas besar, baterai ini cocok untuk ponsel lama yang
bertenaga besar. Sesuai dengan ukuran dan kapasitasnya.
Proses pengisian ulang pun cukup merepotkan, misalnya pengisian ulang harus
dilakukan pada saat daya baterai benar-benar habis. Karena baterai NiCD memiliki
memory effect, semakin lama kapasitasnya akan menurun jika pengisian belum
benar-benar kosong.
Singkatan NiCad adalah merek dagang terdaftar dari SAFT Corporation,
meski produk ini umumnya digunakan untuk menjelaskan seluruh baterai nikel-
kadmium. Di sisi lain, singkatan NiCd berasal dari simbol kimia dari nikel (Ni) dan
kadmium (Cd), oleh karena itu jangan menjadi bingung dengan rumus kimia . Ada
dua jenis baterai NiCd: disegel dan diberi ventilasi

2. NiMH (Nickel Metal Hydride)


Generasi selanjutnya dari baterai adalah NiMH. Baterai
isi ulang ini masih memiliki memory effect namun hanya
bersifat sementara. Jadi lebih fleksibel dibanding dengan
NiCD. Untuk pengisian ulang baterai ini tidak perlu
menunggu benar-benar habis, namun dengan konsekuensi akan terasa cepat habis.
Namun hal ini hanya berlangsung sementara, saat habis isi kembali dan
kemampuannya akan kembali normal lagi. Pembuangan baterai NiMH yang tidak
benar menimbulkan bahaya lingkungan kurang dari baterai NiCd karena tidak
adanya kadmium .

3. Li-Ion ( Lithium Ion)


Dibanding dengan 2 generasi sebelumnya, type ini
tidak lagi memiliki memory effect. Jadi anda bisa mengisi
ulang tanpa menunggu baterai habis. Baterai Li-Ion
memiliki “life cycle” (siklus hidup) yang lebih pendek. Bahkan apabila dicharges
berlebihan baterai lithium ion akan menurun kemampuannya dibanding NiCD atau
NiMH.
Lithium-ion adalah salah satu jenis yang paling populer, dengan salah satu
yang terbaik energy-to-weight ratios , tidak ada efek memori , dan lambat dalam
penurunan daya jika tidak digunakan. Selain digunakan untuk peralatan elektronik,
baterai lithium-ion yang semakin meningkat popularitasnya juga dipergunakan
untuk pertahanan, otomotif, dan aplikasi ruang angkasa karena kepadatan energi
yang tinggi. Namun, beberapa jenis perlakuan dapat menyebabkan baterai lithium-
ion konvensional dapat meledak . 
4. Li-po (Lithium polymer)
Polimer ion baterai-Lithium, lithium ion
polimer, atau lebih umum baterai lithium polymer
(disingkat Li-poli, Li-Pol, LiPo, LIP, PLI atau LiP)
adalah baterai isi ulang (baterai sel sekunder).
Biasanya baterai ini terdiri dari beberapa sel sekunder
yang identik di samping paralel untuk meningkatkan kemampuan debit saat ini.
Tipe ini telah berevolusi dari teknologi baterai lithium-ion . Perbedaan utama
adalah bahwa lithium – salt elektrolit tidak ditempatkan dalam organic solvent
tetapi dalam polimer padat komposit misalnya polietilen oxide atau
polyacrylonitrile . Keuntungan dari polimer Li-ion atas desain lithium-ion
berpotensi lebih rendah termasuk biaya pembuatan, kemampuan beradaptasi
terhadap berbagai bentuk kemasan, dan kekasaran. Lithium-ion baterai polimer
mulai muncul dalam peralatan elektronik konsumen sekitar tahun 1996.
ini generasi paling baru dari baterai isi ulang. Selain ramah lingkungan,
keunggulannya diatas baterai Li-ion, untuk perawatan baterai Lithium Polymer, tak
jauh berbeda dengan Lithium Ion. Namun penanganannya harus ekstra hati-hati
mengingat sifatnya yang cukup “liquid” dengan tekanan cukup keras bisa
menyebabkan bentuk baterai berubah.
Kelemahan Li-po justru mengharuskan kita mengisi ulang baterai jangan
sampai menunggu ponsel mati dengan sendirinya. Atau sebisa mungkin ketika
ponsel memberikan peringatan baterai lemah. Jika tidak, ponsel akan susah untuk
diaktifkan karena baterai belum pulih

5. Baterai Alkaline

Baterai Alkaline adalah baterai yang paling


umum, mudah didapat dan termurah. Namun untuk
aplikasi robot dan RC, baterai ini merupakan pilihan
yang buruk, jangan sekali-kali menggunakannya!
Baterai ini memiliki kapasitas yang rendah, berat, dan
bermasalah dalam men-supply arus besar dalam waktu pendek. Selain itu,
dikarenakan batterai ini tidak dapat diisi ulang, pemakaian secara terus menerus
dengan mengganti baterai baru akan menguras biaya yang cukup besar.

6. Baterai Fuel Cell

Baterai Fuel Cell adalah baterai dengan efisiensi


energi tertinggi, yaitu 40 hingga 60 kali lipat Baterai
Lithium Ion (Li-On) dan memiliki energi densitas 2-3
kali lipat Li-Ion (Perbandingan antara volume zat
dengan energi yang dihasilkan, dengan demikian
Baterai Fuel Cell dapat menghasilkan energi 2- 3 kali Li-On pada Volume yang
sama). Baterai ini menggunakan methanol atau ethanol sebagai energi utamanya.
Baterai ini tidak dapat diisi ulang, jika pada saatnya baterai ini habis, maka kita
tinggal menggantinya dengan methanol atau ethanol baru. Baterai jenis ini cukup
mahal, yaitu berkisar antara 350-400$USD.

7. Accumulator
Baterai Aki adalah baterai yang cukup
populer karena mudah dan murah untuk diproduksi.
Baterai ini dapat diisi ulang dan dapat diaplikasikan
secara luas. Untuk robot yang memiliki performansi
besar dalam penggunaan motor atau solar, baterai ini
menjadi pilihan yang baik. Baterai ini cukup murah
dan mudah didapatkan. Kekurangan baterai ini adalah ukurannya yang cukup besar
dan cukup berat, harus selalu dalam keadaan terisi ulang, dan tidak memiliki
kecepatan pengosongan baterai (discharge) yang besar. Jika baterai ini tidak
digunakan pada jangka waktu yang lama, maka baterai ini akan melakukan
pengosongan (discharge) secara internal, sehingga Kita harus sering memastikan
bahwa baterai ini dalam keadaan terisi ulang. Hindari penggunaan baterai pada
suhu yang terlalu panas atau di bawah 0o C.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Baterai

2.5.1 Kelebihan Baterai

1. Dapat menyimpan energi listrik.


2. Bentuknya bervariasi  , bisa dipilih sesuai kebutuhan.
3. Fortable (mudah dibawa).
4. Harganya terjangkau.
5. Mudah digunakan
6. Daya simpan yang cukup lama
7. Dapat dioperasikan dalam berbagai posisi

2.5.2 Kekurangan Baterai

1. Kapasitas terbatas (kecil).

2. Tidak bisa digunakan sebagai suplay utama listrik.

3. Tidak bisa ditransmisikan.

4. Tidak bisa untuk tegangan tinggi.

5. Sifatnya searah

6. Baterai yang sudah tidak dapat digunakan lagi juga memerlukan pendaur ulang
khusus

7. Zat kimia yang terkandung di dalam baterai bisa membahayakan bagian tubuh
yang sensitif

2.7 Potensi Baterai di Indonesia

Pada tahun 2010 yang lalu PEC (Panasonic Gobel Energy ) memindahkan
(sebagian) fasilitas produksi baterai koin lithium di Osaka (Jepang) ke PECGI (PT
Panasonic Gobel Energy Indonesia). Selain itu, di Indonesia juga terdapat pabrik baterai
ABC milik PT. International Chemical Industry dan PT. Hari Terang Industry. Indonesia
juga memiliki tambang nikel yang cukup besar di pulau Sulawesi yang mungkin dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan baterai nikel-kadmium.

Dari sekian banyak mineral yang terkandung dalam industry pengolah hasil
tambang, mineral spodumene (bijih Lithium) salah satu yang dipilih. Bijih Lithium untuk
bahan baku Baterai Li-Ion adalah ada di dalamnya. Lithium-Ion battery merupakan salah
satu komponen utama kendaraan listrik dan juga sumber energi untuk laptop, telepen,
IPod, kamera, cordless drill dan lain-lain. Investigasi intensif mineral spodumene
mengarah pada keberadaan mineral yang bersosiasi dengan batuan pegmatite, granitic,
silicate, tantalite dan columbite. Sementara itu berdasarkan data yang berhasil diperoleh
penelitian yang dilakukan jepang dalam “Unutilized Mineral Resources Associated with
Tin Deposits in Indonesia and Malaysia” bahwa di kawasan pertambangan timah terdapat
unsur Magnetite (Fe3O4), Columbite dan Tantalite, Zircon (ZrSiO4), MonaZite (Ce, La,
Th)(PO4), Xenotime (XYPO4), dan masih banyak lagi. Keberadaan deposit mineral
spodumene diyakini terdapat dikawasan pertambangan timah pulau Bangka. Survey akan
terus dilakukan hingga ditemukan mineral bijih Lithium yang nantinya akan diolah hingga
didapat Lithium Carbonat sebagai bahan baku industry Lithium-Ion Battery.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan:

Baterai merupakan kombinasi dua atau lebih sel elektrokimia yang bias
menyimpan energi dan kemudain merubahnya menjadi energi listrik. Bagian utama baterai
terdiri dari elektrolit dan elektroda, dimana elektroda negative disebut anoda dan elektroda
positif disebut katoda. Ada dua tipe baterai yaitu baterai primer dan baterai sekunde.
Baterai primer adalah baterai yang hanya dapat digunakan satu kali sedangkan baterai
sekunder adalah baterai yang bias digunakan berkali-kali dengan mengisi kembali
muatannya. Kelebihan dan kekurangan baterai tergantung dari jenis baterai yang
digunakan. Jenis-jenis baterai diantaranya Nickel Cadmium(NiCd), Nickel Metal Hydride
(NiMH), Lithium Ion (Li-Ion), Baterai Alkaline, Baterai Fuel Cell, dan Baterai Aki.
Daftar Pustaka

Lister, Eugene C. .1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga


http://en.wikipedia.org
http://sumberkita.com/elemen-baterai-kering/
http://dunia-teknik.com/cara-kerja-baterai.htm
http://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/Types-of-batterie-Mengenal-jenis-jenis-
baterai.html

Anda mungkin juga menyukai