DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad saw, para keluarga dan sahabatnya, juga selaku pengikut
ajaran yang diembannya.
Berkat rahmat dari Allah SWT, saya dapat menyelesaikan tugas mata
Pelajaran Kimia. Terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah memberikan
arahan terkait tugas ini. Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang
telah memberi banyak saran dan pengetahuan untuk saya.
Kami menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran teman-teman pembaca yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Saya berharap tugas ini dapat
bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah baterai / accu....................................................................... 3
B. Pengertian baterai / accu.................................................................. 4
C. Komponen baterai............................................................................ 5
D. Fungsi baterai................................................................................... 12
E. Prinsip kerja baterai......................................................................... 12
F. Macam macam accu......................................................................... 14
G. Reaksi kimia pada accu.................................................................... 18
H. Kapasitas baterai / accu.................................................................... 18
I. Rangkaian instalasi pemakaian baterai............................................ 20
J. Kerusakan pada baterai.................................................................... 21
K. Pemeriksaan dan perawatan baterai................................................. 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 25
B. Saran................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi listrik digunakan luas hampir di seluruh aspek kehidupan oleh
karenanya memegang peran penting didunia teknik. Kelemahan energi listrik
yang sangat prinsip terletak pada fakta bahwa proses pembentukan dan
penggunaan (generate & consume) energi listrik biasanya berbanding lurus,
pada saat yang bersamaan. Kita tidak bisa memproduksi lalu menyimpan
energi listrik begitu saja dengan alat yang sederhana. Sudah menjadi
hukumnya bahwa energi listrik yang kita gunakan harus berasal langsung dari
sumbernya.
Dalam volume yang sedikit, energi listrik bisa disimpan dalam sebuah
kapasitor dan hanya dapat digunakan terbatas untuk menyuplai daya pada
peralatan yang membutuhkan energi listrik yang kecil pula. Untuk disimpan
dalam skala yang lebih besar, energi listrik pertama-tama harus dikonversikan
dulu kedalam bentuk energi yang lain. Pengetahuan tentang elektrokimia
menjawab tantangan masalah ini yaitu tugas "MENYIMPAN" listrik agar bisa
digunakan setiap waktu yang berbeda beda sesuai kebutuhan, serta dapat
dipindah pindahkan. Alat penyimpan energi listrik itulah yang kemudian kita
kenal dengan nama akumulator, accu, atau lebih sering disebut Aki.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah penemuan baterai ?
2. Apa yang dimaksud dengan baterai ?
3. Komponen apa saja yang terdapat dalam baterai ?
4. Apa saja fungsi dari baterai ?
5. Bagaimana prinsip kerja dari baterai ?
6. Apa saja macam macam accu ?
7. Bagaimana reaksi kimia yang terjadi pada accu ?
8. Apa yang dimaksud kapasitas baterai / accu ?
9. Bagaimana rangkaian instalasi pemakaian baterai ?
10. Apa saja kerusakan pada baterai ?
11. Bagaimana pemeriksaan dan perawatan pada baterai ?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui penggunaan baterai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui bahan-bahan dalam pembuatan baterai.
3. Mengetahui macan-macam baterai.
4. Mengetahui cara kerja baterai.
5. Mengetahui cara perawatan baterai.
6. Mengetahui reaksi kimia pada accu
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. PENGERTIAN BATERAI / ACCU
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke
sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan
lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang
dikeluarkannya bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem
kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di dalam proses baterai
kehilangan energi kimia, maka alternator mensuplainya kembali ke dalam
baterai (yang disebut pengisian). Baterai menyimpan listrik dalam bentuk
energi kimia. Siklus pengisian dan pengeluaran ini terjadi berulang kali dan
terus menerus.
ACCU(mulator) atau sering disebut aki, adalah salah satu komponen
utama dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan
aki untuk dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo stater
kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Di
pasaran saat ini sangat beragam jumlah dan jenis aki yang dapat ditemui. Aki
untuk mobil biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk
motor ada tiga jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang
bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula aki yang khusus
untuk menyalakan tape atau radio dengan tegangan juga yang dapat diatur
dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja aki jenis ini dapat dimuati
kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau habis.
C. KOMPONEN BATERAI
Di dalam baterai mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan
negatif dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau berasa dari timah.
Karena itu baterai tipe ini sering disebut baterai timah. Ruangan dalamnya
dibagi menjadi beberapa sel (biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan di dalam
masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang terendam dalam elektrolit.
Komponen utama baterai / accu :
1. Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak
baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan
jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan
4
lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit. Dibuat dari ebonit atau
plastik, wadah untuk accu 6 volt terbagi atas 3 sel, dan untuk accu 12 volt
terbagi atas 6 sel. Pada kotak baterai terdapat garis tanda permukaan atas
dan bawah (Upper dan Lower). Pelat-pelat posisinya ditinggikan dari dasar
dan diberi penyekat, tujuannya agar tidak terjadi hubungan singkat apabila
ada bahan aktif (timah dan lain-lain) terjatuh dari pelat. Tutup baterai
dibuat dari bahan yang sama seperti bak/wadah.
2. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H 2O) dengan
asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 %
SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis
1,270. Berat jenis elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan terisi
penuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada temperatur 200C). Perbedaan ini
disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan asam sulfat pada
masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260
mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit
yang berat jenisnya 1,280 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam
sulfat.
Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan elektrolit, sebaiknya
tinggi cairan elektrolit 4 - 10 mm diatas bagian tertinggi dari pelat. Bila
sebagian pelat tidak terendam cairan elektrolit maka bagian pada pelat
yang tidak terendam tersebut akan langsung berhubungan dengan udara
akibatnya bagian tersebut akan rusak dan tak dapat dipergunakan dalam
suatu reaksi kimia yang diharapkan, contoh, sulfat tidak bisa lagi
menempel pada bagian dari pelat yang rusak, sebab itu bisa ditemukan
konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari ruang sel yang sebagian pelatnya
sudah rusak akibat sulfat yang sudah tidak bisa lagi bereaksi dengan
bagian yang rusak dari pelat. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi
cairan elektrolit dalam baterai kendaraan bermotor setidaknya 1 bulan
sekali (kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar lebih aman) karena senyawa
dari cairan elektrolit bisa menguap terutama akibat panas yang terjadi pada
5
proses pengisian (charging), misalnya pengisian yang diberikan oleh
alternator.
Bagaimana jika cairan terlalu tinggi? Ini juga tidak baik karena cairan
elektrolit bisa tumpah melalui lubang-lubang sel (misalnya pada saat
terjadi pengisian) dan dapat merusak benda-benda yang ada disekitar
baterai akibat korosi, misalnya sepatu kabel, penyangga/dudukan baterai,
dan bodi kendaraan akan terkorosi, selain itu proses pendinginan dari
panasnya cairan elektrolit baterai oleh udara yang ada dalam sel tidak
efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam sel, dan juga asam
sulfat akan berkurang karena tumpah keluar; bila asam sulfat berkurang
dari volume yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal
karena proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal sehingga
tenaga/kapasitas yang bisa diberikan akan berkurang, yang sebelumnya
bisa menyuplai -katakanlah- 7 ampere dalam satu jam menjadi kurang dari
7 ampere dalam satu jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan
tenaga sampai -katakanlah- 1 jam kini kurang dari 1 jam isi/tenaga baterai
sudah habis.
3. Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat
ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat
pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan
gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat
mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.
4. Pelat negatif dan positif
Pelat positif dan negatif merupakan komponen utama suatu baterai.
Kualitas pelat sangat menentukan kualitas baterai tersebut, pelat-pelat
tersebut terdiri dari paduan timbal-antimon, yang diisi dengan suatu bahan
aktif. Bahan aktif pada pelat positif adalah Timbal Peroksida yang
berwarna cokelat, sedang pada pelat negatif adalah spons-timbal yang
berwarna abu-abu.
Plat Positif
a. Lead grid
6
b. Lead peroxida (grid filling)
Plat Negatif
a. Lead grid
b. Lead sulfat (grid filling)
Hal hal tentang plat
Plat positif terbuat dari lead peroxida
Plat negatif terbuat dari spongy lead
Biasanya plat negatif satu lebih banyak dari plat positif, meskipun
beberapa baterai memiliki jumlah kedua plat yang sama.
Plat pembatas, terbat dari bahan isolasi dipasang antara plat positif dan
negatif. Kemasan baterai dibuat dari bahan plastik atau bahan lain yang
tahan terhadap asam.
Cairan didalam baterai disebut sebagai elektrolit. Cairan mengandung
kira-kira 60% air dan 40% asam sulfat.
5. Separator dan Lapisan Serat Gelas (fiber glass )
Antara pelat positif dan negatif disisipkan lembaran separator yang
terbuat dari serat cellulosa yang diperkuat dengan resin. Lembaran lapisan
serat gelas dipakai untuk melindungi bahan aktif dari pelat positif, karena
timbal peroksida mempunyai daya kohesi yang lebih rendah dan mudah
rontok jika dibandingkan dengan bahan aktif dari pelat negatif. Selain itu
lapisan serat gelas juga berfungsi melindungi separator.
6. Penghubung Sel
Untuk menghubungkan tiap-tiap sel dari sel-sel baterai pada sel
baterai (-) dan (+).Suatu baterai 12 volt mempunyai 6 sel, sedang baterai 6
volt mempunyai 3 sel. Sel merupakan unit dasar suatu baterai dan
mempunyai voltase sebesar 2 volt. Penghubung sel ini terbuat dari paduan
timbal-antimon. Ada dua cara menghubungkan sel-sel tersebut. Yang
pertama melalui atas dinding penyekat (Over The Partition) dan yang
kedua melalui dinding penyekat (Through The Partition). Terminal
terdapat pada kedua sel ujung, satu bertanda positif (+) dan yang lain
negatif (-). Melalui kedua terminal ini listrik dialirkan.
Referensi lain:
7
1. Grid
Peran grid adalah untuk menjaga bahan-bahan aktif dan
konduksi/penghantaran energi listrik. Jadi grid harus tahan lama secara
mekanis dan sangat tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
larutan asam belerang (sulfuric acid) dan berkemampuan baik dalam
menghantarkan arus listrik. Dalam accu konvensional lempengan grid
memakai bahan lead-antimony alloy, tetapi kemudian ditemukan bahwa
lead-antimony alloy tersebut menjadi penyebab utama dari self-discharge
dan penurunan arus listrik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kalsium dipergunakan untuk
menggantikan lead-antimony alloy, dan teknik produksi expand-grid
diperkenalkan kemudian. Teknik ini menggunakan kalsium jenis baru
yang diproses secara khusus, yang terdiri dari campuran timah, kalsium,
timah putih, dsb.
2. Lempengan (elektroda)
Elektroda positif dan elektroda negatif diisi oleh campuran serbuk
timah yang dipadatkan, oksidasi timah, asam belerang yang dicampur air,
yang direkatkan. Lalu menjalani proses pengawetan, pengeringan,
perubahan wujud, dsb.
Elektroda positif menggunakan timah dioksida sementara elektroda
negatif menggunakan timah spon sebagai bahan aktifnya.
8
3. Penyekat (separator)
Penyekat digunakan sebagai pemisah antara elektroda positif dan
negatif guna mencegah hubungan arus pendek di antara kedua lempengan
tersebut.
Penyekat harus mampu menyerap dan tidak menghantarkan arus.
Karena elektroda mempunyai sifat yang bias melebur dengan sendirinya,
maka penyekat harus tahan lama secara mekanis dan tahan atas asam serta
tidak mencair dan mempengaruhi elektroda. Untuk memenuhi kondisi
tersebut, diperlukan bahan yang kuat terbuat dari plastik banyak digunakan
sebagai penyekat dalam accu.
Beragam bentuk penyekat ditemukan seperti tipe kantong dan tipe
lempengan mendatar. Tipe kantong memiliki kredibilitas yang tinggi, hal
ini disebabkan karena kemampuannya mencegah hubungan arus pendek
yang mungkin ditimbulkan di dasar dan di luar lempengan.
9
5. Kemasan Accu
Kemasan accu terbuat dari plastik, accu 12V berisi 6 sel didalamnya.
Pada accu konvensional, di dasar setiap sel terdapat dudukan lempengan
positif dan negatif yang diletakkan terpisah pada masing-masing dudukan.
Peran dari dudukan ini adalah untuk menyangga susunan lempengan dan
untuk mencegah hubungan arus pendek yang disebabkan oleh kumpulan
endapan bahan-bahan aktif yang keluar dari elektroda. Baru-baru ini,
penyekat jenis kantong digunakan sebagai metode pencegahan hubungan
arus pendek.
Dengan tipe pemisah seperti ini endapan bahan aktif yang keluar dari
elektroda akan ditahan di dalam penyekat sehingga saat ini beberapa
kemasan aki tidak mempunyai dudukan.
7. Pemisah sel/terminal
Setiap sel terhubung satu baris oleh lempengan timah. Penghubung
besar dirancang dengan tujuan untuk mencegah turunnya voltase ketika
arus tegangan tinggi sedang mengalir pada tahap pertama. Terminal di
accu mobil terbuat dari lempengan timah yang dipakai untuk
menghubungkan sakelar eksternal.
D. FUNGSI BATERAI
Baterai atau accu pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik
dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai
(menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan
komponen komponen kelistrikan lainnya. Selain itu baterai atau accu bisa
digunakan untuk menstabilkan tegangan ( stabilisator ).Bila kita amati lebih
detail maka fungsi baterai adalah:
11
1. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris,
penerangan, radio, dsb.
2. Saat starter untuk menghidupkan sistem starter
3. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana
pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
12
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis
alias dalam keadaan discharge.
13
F. MACAM MACAM ACCU
1. Accu Basah
Accu basah sudah sejak lama banyak digunakan pada berbagai kendaraan.
Accu jenis ini adalah yang paling umum dan sering dijumpai. Umumnya accu
basah menggunakan wadah yang semi transparan, sehingga cairan yang
terdapat didalamnya dapat terlihat dengan jelas. Cairan elektrolit yang diisikan
biasanya disebut air accu atau air zuur (untuk accu baru), yang berfungsi untuk
merendam sel-sel accu. Volume air accu tersebut harus selalu berada diatas
batas minimal agar dapat tetap merendam sel-sel yang berada di dalam wadah
tersebut. Jika volume air kurang dari batas minimal, maka sel penyimpanan
arus akan ter-oksidasi dan berkarat. Untuk menambah volume cairan, cukup
gunakan air destilasi, bukan air zuur. Perbedaan diantara keduanya dapat
dilihat berdasarkan warna tutup botolnya. Umumnya Air zuur dikemas dalam
botol dengan tutup berwarna merah, sementara air destilasi dikemas dalam
botol dengan tutup berwarna biru.
Hingga saat ini accu yang populer digunakan adalah accu model basah
yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang
dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air accu saat ia kekurangan
akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air accu. Sel-selnya
menggunakan bahan timbal (Pb). Kelemahan accu jenis ini adalah pemilik
harus rajin memeriksa ketinggian level air accu secara rutin. Cairannya bersifat
sangat korosif. Uap air accu mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar
14
dan meledak jika terkena percikan api. Memiliki sifat self-discharge paling
besar dibanding accu lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia
didiamkan terlalu lama. Accu basah di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Accu Hybrid
Pada dasarnya accu hybrid tak jauh berbeda dengan accu basah. Bedanya
terdapat pada material komponen sel accu. Pada aki hybrid selnya
menggunakan low-antimonial pada sel (+) dan kalsium pada sel (-). Accu
jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik dari accu
basah konvensional.
b. Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. Accu
jenis ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat
penguapannya pun lebih kecil dibanding accu basah konvensional.
Accu jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan
tingkat penguapan air accu. Uap accu yang terbentuk akan mengalami
kondensasi sehingga kembali menjadi air murni yang menjaga level air accu
selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air accu.
15
Accu jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis accu hybrid maupun accu
kalsium.
Accu jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring
berisi bahan elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup
rapat. Accu jenis ini kerap dijuluki sebagai accu kering. Sifat elektrolitnya
memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik. Karena sel terbuat
dari bahan kalsium, accu ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik yang
jauh lebih baik seperti pada accu jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia
memiliki self-discharge yang sangat kecil sehingga accu sealed ini masih
mampu melakukan start saat didiamkan dalam waktu cukup lama.
Kemasannya yang tertutup rapat membuat accu jenis ini bebas ditempatkan
dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena wadahnya
tertutup rapat pula accu seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi
sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang
mesin.
2. Accu Kering
16
transparan. Selain itu accu kering juga tidak memiliki lubang-lubang untuk
mengisi air accu. Cairan yang terdapat didalamnya berwujud gel, yang
digunakan sebagai pengganti cairan elektrolit. Tingkat penguapan Gel ini
sangat minim. Dan saat menguap, uap tersebut tidak dibuang keluar, tetapi
tetap tertampung didalam wadah, sehingga volumenya tetap terjaga. Dengan
demikian, maka accu jenis ini tidak membutuhkan perhatian khusus atau
umumnya disebut Maintenance Free.
Sebagai salah satu bagian terpenting dari sistem kelistrikan, accu tidak
hanya menyimpan namun juga menyalurkan listrik ke seluruh perangkat
elektronik di mobil. Walaupun dewasa ini telah banyak beredar jenis Accu
kering yang hampir tidak membutuhkan perawatan, tetapi penggunaan Accu
basah masih banyak dijumpai karena harganya yang lebih terjangkau.
Kesimpulannya Accu basah membutuhkan perawatan, artinya Anda perlu
meluangkan waktu secara rutin untuk memeriksa ketinggian cairan dan
memastikan bahwa cairan tersebut tetap berada pada batas yang seharusnya.
Namun selain harganya yang lebih terjangkau, jika perawatan dilakukan secara
tepat dan teratur, accu basah cenderung memiliki umur yang lebih panjang
dibandingakan accu kering.
Katode : PbO2
Anode : Pb
Elektrolit : larutan H2SO4
Golongan : sel sekunder
17
Reaksi pengisian aki (mambalik arah aliran elektron)
2PbSO4(s) + 2H2O(l) → Pb(s) + PbO2(s) + 2HSO4-(aq) + 2H+(aq)
18
discharge juga mengacu pada persentase kecepatan kapasitas baterai amp-
hour yang telah digunakan. Umur baterai (angka siklus harian) berlawanan
dengan kedalaman discharge (persen dari kapasitas baterai)
Suhu / keadaan lingkungan
Baterai sangat sensitif dan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Tegangan tinggi charge pada titik penghentian diperlukan untuk
mencharge suhu baterai yang menurun. Meskipun kapasitas baterai
menurun pada suhu rendah, umur baterai meningkat. Begitu pula, suhu
baterai yang bertambah, umur baterai semakin pendek. Baterai harus
ditempatkan pada study enclosure (kotak baterai). Sejak baterai larutan
elektrolit memproduksi hidrogen mudah meledak saat di charge, area
dimana terletak baterai harus di vented dengan baik. Pertama, pemicuan
dari peralatan listrik dapat menyalakan gas. Kedua, gas tersebut berkarat
dan dapat menyerang sistem komponen yang lain. Tempat baterai
digunakan untuk mengisi asam dalam kasus kebocoran baterai.
Pada Rangkaian Seri jika dua buah baterai di jumper menjadi satu
rangkaian, maka tegangannya akan bertambah tetapi arusnya tetap.
2. Rangkaian Paralel
19
Pada Rangkaian Paralel jika dua buah baterai di jumper menjadi satu,
maka tegangannya tidak bertambah (tetap) tetapi arusnya bertambah.
3. Rangkaian Seri – Paralel
20
Pengisian cepat membutuhkan waktu 3 jam
3. Jika sampai lebih, kemungkinan akan terjadi karat akibat kadar oksidasi
yang tinggi antara besi di dalam accu dengan cairan accu yang
mengandung H2SO4 yang mengandung asam. Ini bisa bikin accu tak
awet
4. Faktor lain, bisa disebabkan kekurangan air accu. Jika isi air accu
berkurang selama digunakan, itu masih dianggap wajar dan normal.
Karena adanya penguapan akibat proses pengisian berlangsung. Yang
pasti kita harus teliti dengan melakukan pengecekkan minimal satu
bulan sekali, untuk mengukur batas maksimal. Jangan sampai dibawah
garis lower. Pasalnya, kandungan H2SO4 itu tidak menguap. Hanya air
dan H2O saja yang berkurang. Kalau sampai kering, nantinya akan
22
merusak sel accu akibat beroksidasi dengan udara. Hasilnya malah akan
membuat rontok di bagian besi dalam accu.
5. Harus teliti dengan lubang ventilasi di bagian sisi atas accu. Di accu
basah, lubang ventilasi ini berfungsi untuk sirkulasi dan saluran
pembuangan. Karena arus listrik yang dihasilkan accu akan
menyebabkan panas. Maka itu, jangan sampai lubang ini tersumbat atau
posisi selangnya terjepit. Akibatnya bisa fatal jika tersumbat. Karena
arus yang terlalu kuat tanpa udara, accu bisa sampai meledak.
6. Jangan sampai terdapat banyak kerak pada bagian terminal accu.
Karena akan sulit dan menghambat jika dibuka. Jadi harus segera
dibersihkan. Caranya cukup disiram dengan air panas agar kerak cepat
luntur dan baut dengan mudah bisa dibuka. Jangan lupa olesi kedua
baut dengan gemuk yang bersifat seperti gel dan anti karat. Sehingga
baut akan mudah dibuka nantinya.
23
Penggunaan kick starter sebaiknya digunakan ketika motor dalam
jangka panjang tidak hidup kurang lebih 8-12 jam. Apabila motor tidak
digunakan dalam waktu yang singkat kurang lebih 5-7 jam anda bisa
menggunakan fasilitas starter elektrik dalam menghidupkan motor anda.
Sehingga bijak dalam penggunaan accu motor dalam kehidupan sehari-hari
bisa menjaga agar accu motor anda tetap awet dan tahan lama.
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke
sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan
lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang
dikeluarkannya bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem
kelistrikan atau alat yang memerlukannya.
Penggunaaan baterai tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat berbagai macam baterai yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. SARAN
Accu sebagai sumber kelistrikan pada kendaraan bermotor harusnya
diperhatikan perawatannya. Agar fungsi accu bisa optimal.
1. Jangan menyalakan api dekat aki, seperti menyalakan korek, merokok dan
lain sebagainya, karena aki mengandung hidrogen yang mudah meledak.
2. Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan
kimia yang berbahaya.
3. Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki
karena air aki sangat berbahaya.
4. Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutakan
mata.
5. Jika accu zuur mengenai mata anda, basuhlah segera dengan air bersih dan
segera pergi ke dokter. jika accu zuur mengenai kulit anda, basuhlah
bagian yang terkena accu zuur dengan seksama. Jika anda merasa sakit
dan terbakar, segera minta pertolongan dokter.
25
DAFTAR PUSTAKA
Pribadi, Kadarisman. 2001 . Koordinasi relai OCR dan GFR pada jaringan
distribusi : Jakarta.
http://danialmandala.blogspot.com/2013/12/tentang-bateraiaccu-aki-pada-
kendaraan.html
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Otomotif/
Merawat.Accu/versicetak.htm
http://otomotifdasar.blogspot.com/2012/10/sistem-pengapian_30.html
http://dasarteknikotomotif.blogspot.com/2014/08/fungsi-dan-konstruksi-baterai-
aki.html
http://Cara Merawat Aki Motor Agar Tetap Awet dan Tahan Lama _ Cakrawala
Dunia.htm
http://makalah-bateray-aki-smk-otomotif-milik.html
Disunting pada hari Jum’at tanggal 24 September 2021
26