Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Arus listrik yang kita gunakan setiap harinya memiliki teganggan yang

seringkali naik-turun atau dengan kata lain tidak stabil. Hal ini tidak berpengaruh

banyak terhadap peralatan elektronik yang mendapat pasokan listrik dari arus tersebut.

Namun alangkah lebih baik apabila arus yang masuk itu stabil, sehingga

memfokuskan arus yang masuk dan arus dapat tersalurkan dengan baik. Penulis

memilih pembuatan volt stabilizer sebagai karya ilmiah di Semester II pada kelas X

ini karena penulis memiliki rasa ingin tahu terhadap efek yang diberikan oleh volt

stabilizer.

Selain itu, penulis memilih topik ini sebagai bahan karya ilmiah karena penulis

cukup dekat dengan dunia kelistrikan pada kendaraan bermotor yang kadangkala

memerlukan asupan listrik yang stabil. Dalam beberapa kasus, penggunaan volt

stabilizer pada kendaraan bermotor dapat berdampak pada sistem audio yang menjadi

lebih baik, serta efisiensi bahan bakar yang digunakan semakin baik.

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan

melepaskan muatan listrik atau energi listrik, serta berfungsi sebagai penyaring

frekuensi. Hal inilah yang dimanfaatkan penulis untuk membuat volt stabilizer.

1
1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat stabilizer?

2. Apa pengaruh dari stabilizer?

3. Berapa kapasitas stabilizer yang dibuat?

4. Dalam hal apa saja stabilizer ini dapat digunakan?

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis membuat karya ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Kondensator

Elektrolit Untuk Pembuatan Volt Stabilizer ” yaitu untuk memenuhi nilai mata

pelajaran Karya Ilmiah, mengetahui cara membuat volt stabilizer sederhana,

mengetahui pengaruh dari stabilizer, mengetahui kapasitas stabilizer yang dibuat,

mengetahui pemanfaatan stabilizer, mengetahui cara menghitung kapasitas

elco/kapasitor, serta mengetahui pemanfaatan elco dalam rangkaian elektronik.

1.3. Manfaat Penelitian

1. Untuk menstabilkan tegangan suatu rangkaian listrik

2. Melatih kemampuan untuk merakit komponen listrik

3. Melatih kemampuan mengukur kapasitas elco/kapasitor.

4. Mengetahui ciri-ciri kapasitor yang rusak.

2
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. KAPASITOR

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang

dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang

disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai

"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama

disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa

Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu

muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan

negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan

bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman

Kondensator atau Spanyol Condensador.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif

dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

3
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih

rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan

berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau

kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara

tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan

orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan

digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut

kapasitor ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf C.

Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah

satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan Pikofarad ( )= ,

Nanofarad ( )= , Microfarad ( )=

Berdasarkan kegunaannya kondensator dibagi dalam kondensator tetap (nilai

kapasitasnya tetap tidak dapat diubah), kondensator elektrolit (Electrolite

Condenser = Elco), dan kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-

ubah).

4
2.1.1. Bentuk Kapasitor

Bentuk kapasitor adalah dua buah lempengan logam yang saling

sejajar dan diantara dua lempengan tersebut terdapat bahan isolator yang

disebut dengan dielektrik. Dielektrik ini adalah bahan yang bisa

mempengaruhi nilai kapasistansi kapasitor. Bahan dielektrik pun

bermacam-macam, bisa terbuat dari mika, film, kertas, udara, gelas,

vakum, keramik, dan sebagainya. Dengan adanya dielektrik ini, kapasitor

dapat dibedakan antara kapasitor yang satu dengan yang lainnya.

2.1.2. Jenis Kapasitor

1. Kapasitor Tetap

Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai

kapasitas yang tetap. Pada umumnya kapasitor yang terbuat dari

bahan mika, gelas, dan film nilainya kurang dari 1 mikrofarad (1µF).

Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada

kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor

tersebut yang terdiri dari 3 angka. Angka pertama dan kedua

menunjukkan angka atau nilai, angka ketiga menunjukkan faktor

pengali atau jumlah nol, dan satuan yang digunakan ialah pikofarad

(pF).

5
Contoh:

Pada badan kapasitor tertulis angka 103 artinya nilai kapasitas

dari kapasitor tersebut adalah 10×103 pF = 10 x 1000 pF = 10nF =

0,01 µF. Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama

dengan 1µF adalah kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini memiliki

polaritas (memiliki kutub positif dan kutub negatif) dan biasa

disebutkan tegangan kerjanya.

2. Kapasitor Tidak Tetap

Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai

kapasitansi atau kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor ini

terdiri dari :

a. Kapasitor Trimer : Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat

diubah-ubah dengan cara memutar poros-nya

dengan obeng.

b. Variabel Capasitor : Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat

diubah-ubah dengan memutar poros yang

tersedia. Bentuk menyerupai potensio-meter.

6
2.1.3. Cara Kerja Kapasitor

Kapasitor bekerja dalam suatu rangkaian elektronika dengan cara

mengalirkan elektron menuju ke kapasitor. Setelah kapasitor sudah

dipenuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami perubahan. Lalu,

elektron yang tadinya ada dalam kapasitor akan keluar dan mengalir

menuju rangkaian atau komponen yang membutuhkannya.

2.1.4. Cara Menghitung Nilai Kapasitor Paralel :

Ctotal = C1 + C2 + C3 + C4 + …. + Cn

Ctotal = Nilai Kapasitansi Kapasitor Total

C1 = Kapasitor pertama

C2 = Kapasitor kedua

C3 = Kapasitor ketiga

C4 = Kapasitor keempat

Cn = Kapasitor ke sekian

2.1.5. Cara Menghitung Nilai Kapasitor Seri :

1/Ctotal = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + 1/C4 + …. + 1/Cn

Dimana :

Ctotal = Total Nilai Kapasitansi Kapasitor

C1 = Kapasitor pertama

C2 = Kapasitor kedua

C3 = Kapasitor ketiga

C4 = Kapasitor keempat

Cn = Kapasitor ke sekian

7
2.2. ELCO

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condensator (sering disingkat

Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub

kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif

sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus (-) adalah kaki

negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 µF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad

dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.

Berbagai macam lambang gambar untuk Kapasitor Elektrolit pada skema

elektronika :

Tampak pada gambar di atas polaritas negatif pada kaki Kondensator Elektrolit.

Selain kondensator elektrolit yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada

juga kondensator yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum. Kerusakan

umum pada kondensator elektrolit di antaranya yaitu elco kering (kapasitasnya

berubah), korsleting (Hubungan arus pendek), serta meledak karena salah dalam

penempatan tegangan positif dan negatifnya, dan jika batas maksimum voltase

dilampaui juga bisa meledak.

8
2.2.1. Jenis Kapasitor Elektrolit

Kapasitor elektrolit dapat dibedakan menjadi 2 macam menurut

polaritasnya yaitu :

1. Kapasitor Elektrolit Polar. Jenis kapasitor ini memerlukan

perhatian saat pemasangan. Kesalahan pemasangan dapat

menyebabkan kerusakan pada kapasitor elektrolit atau elco.

Harganya lebih terjangkau dan lebih mudah dibuat.

2. Kapasitor Non Polar. Berbeda dengan kapasitor polar, kapasitor

non polar tidak memiliki polaritas, sehingga cara pemasangan

jauh lebih mudah. Namun harganya lebih mahal dan

pembuatannya lebih sulit ketimbang kapasitor elektrolit polar.

2.2.2. Nilai Kapasitor Elektrolit Dan Toleransinya

Jenis kapasitor tersebut memiliki nilai kapasitor mulai dari 0.1 uF hingga

lebih dari 33.000 uF tergantung tipe tergantung ukurannya. Nilai dari

kapasitor memiliki toleransi dari nilai yang tertulis.

9
Terdapat 2 hal yang biasanya menjadi spesifikasi dari kapasitor elektrolit

yaitu :

1. Toleransi nilai kapasitor . Umumnya kapasitor elektrolit memiliki

toleransi antara 10% hingga 20%. Umumnya yang banyak ditemukan

di pasaran adalah kapasitor dengan toleransi ± 20%. Jenis yang

memiliki toleransi 20% ditandai dengan M, sedangkan yang memiliki

toleransi 10% ditandai dengan K.

2. Toleransi terhadap temperatur. Kapasitor eletrolit umum mempunyai

kemampuan tahan terhadap temperatur atau suhu hingga 85 ºC atau

125 ºC.

10
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Februari 2016 –April 2016

Tempat : Ruang Riset SMA St. Angela, Ruang Laboratorium Fisika SMA St.

Angela, Rumah Penulis

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar bereksperimen. Kami melakukan

eksperimen untuk merakit volt stabilizer ini. Setelah dirakit, kami mencoba volt

stabilizer ini pada rangkaian sederhana, sepeda motor, dan mobil.

3.3. Objek Penelitian

Objek yang kami amati dalam penelitian ini yaitu perubahan yang dialami

oleh alat-alat elektronik yang terhubung dengan rangkaian listrik, baik keadaan

sebelum pemasangan volt stabilizer maupun sesudah pemasangan volt stabilizer.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi terlebih dahulu. Data yang ada seperti

keadaan sebelum dan sesudah penggunaan volt stabilizer pada objek penelitian.

Data baru akan diproses setelah seluruh observasi selesai dilaksanakan.

11
3.5. Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Jenis dan banyaknya beban pada rangkaian

Variabel Terikat : Efek perbedaan setelah pemasangan volt stabilizer

Variabel Kontrol : Banyaknya dan kapasitas elco yang digunakan

3.6. Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1. Alat

3.6.1.1. Solder Listrik

3.6.1.2. Timah solder

3.6.1.3. Bor Listrik

3.6.1.4. Sekrup

3.6.1.5. Obeng

3.6.1.6. Gergaji untuk plastik

12
3.6.2. Bahan

3.6.2.1. Papan PCB Universal

3.6.2.2. Elco 16V 4.700 µF (4)

3.6.2.3. Elco 16V 3.300 µF (4)

3.6.2.4. Elco 16V 1.000 µF (5)

3.6.2.5. Elco 16V 4,7 µF (8)

3.6.2.6. Lampu LED kecil

3.6.2.7. Resistor 1 kΩ

3.6.2.8. Kabel Listrik Tunggal ± 1m

3.6.2.9. Kabel Listrik

3.6.2.10. Kotak Plastik

3.6.2.11. Lem tembak

13
3.7. Metode Penelitian

3.7.1. Rangkai kapasitor 4.700 μF dengan polaritas negatif searah.

3.7.2. Rangkai kapasitor 3.300 μF dengan polaritas berlawanan dengan polaritas

kapasitor 4.700 μF.

3.7.3. Rangkai kapasitor 1.000 μF dengan polaritas searah dengan polaritas

kapasitor 4.700 μF.

3.7.4. Rangkai kapasitor 4,7 μF dengan polaritas searah dengan polaritas

kapasitor 3.300 μF.

3.7.5. Tambahkan resistor 1 KΩ dan lampu LED di baris setelah barisan

kapasitor 4,7 μF.

3.7.6. Tambahkan batang kabel tembaga yang sudah dikupas dari kabel

tembaga tunggal untuk menghubungkan kaki-kaki kapasitor yang telah

dirakit

3.7.7. Solder kaki-kaki kapasitor dengan batang tembaga.

3.7.8. Sisakan ± 5 cm batang tembaga di salahsatu masing masing kutub untuk

dijadikan sebagai terminal.

3.7.9. Rangkaian dicoba untuk mengetahui kemampuannya dalam menyimpan

tegangan.

3.7.10. Taruh rangkaian ke dalam kotak plastik yang telah diberi tempat untuk

melekatkan rangkaian di dalam kotak plastik.

3.7.11. Tutup kotak plastik dan pastikan tertutup dengan baik.

14
BAB IV

Hasil & Pembahasan

4.1. Data Hasil Penelitian

Sebelum Sesudah
No. Jenis Percobaan menggunakan Volt menggunakan Volt
Stabilizer Stabilizer
1. Volt Stabilizer diterap- Lampu menyala Lampu menyala redup

kan pada rangkaian se- dengan terang yang terlebih dahulu, kemu-

derhana. tergolong normal dian lebih terang dari

atau dengan kata keadaan normal sebe-

lain biasa saja. lum pemasangan Volt

Stabilizer.

2. Volt Stabilizer diterap- Sistem kelistrikan, Starter motor sedikit

kan pada sepeda motor. starter motor, serta lebih ringan, lampu

suara klakson dalam motor sedikit lebih

kondisi standar. terang, keadaan

stasioner motor lebih

stabil, serta suara

klakson sedikit lebih

lantang.

15
3. Volt Stabilizer diterap- Sistem kelistrikan, Starter masih sama

kan pada mobil yang starter, serta sistem sebelum penggunaan,

memiliki sistem audio. audio dalam kondisi lampu sedikit lebih

standar. terang, serta kejer-

nihan dan kelan-

tangan sistem audio

tidak terlalu banyak

berubah.

16
4.2. Pembahasan hasil penelitian

Pada percobaan pertama, kami menggunakan volt stabilizer yang

diterapkan pada rangkaian sederhana. Efek yang diberikan saat volt stabilizer di

terapkan pada rangkaian sederhana adalah lampu lebih terang dari kondisi sebelum

diterapkannya volt stabilizer.

Pada percobaan kedua, kami menggunakan volt stabilizer yang diterapkan

pada sepeda motor. Efek yang diberikan saat volt stabilizer diterapkan pada sepeda

motor adalah starter motor yang lebih ringan atau lebih singkat waktunya, lampu

motor sedikit lebih terang, keadaan stasioner motor lebih stabil, serta suara klakson

sedikit lebih lantang.

Pada percobaan ketiga, kami menggunakan volt stabilizer yang diterapkan

pada mobil bersistem audio. Efek yang diberikan saat volt stabilizer diterapkan pada

mobil tsb. yaitu starter mobil masih sama sebelum penggunaan, lampu mobil sedikit

lebih terang, serta kejernihan dan kelantangan sistem audio tidak terlalu banyak

berubah.

Dari ketiga percobaan diatas, disimpulkan bahwa percobaan yang

menunjukkan pengaruh yang paling baik yaitu pada percobaan pertama yang dimana

volt stabilizer diterapkan pada rangkaian sederhana. Serta penggunaan volt stabilizer

berkapasitas 37.037,6 µF yang telah dibuat tidak terlalu berpengaruh terhadap sistem

kelistrikan yang berbeda-beda bebannya. Hal ini dikarenakan ukuran kapasitas volt

stabilizer yang tergolong kecil untuk beban yang besar. Untuk beban yang kecil,

memang berpengaruh banyak terhadap rangkaian. Agar berpengaruh, kapasitas volt

stabilizer dapat ditingkatkan.

17
BAB V

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dalam suatu rangkaian listrik, tegangan dalam rangkaian tersebut belum

tentu merupakan tegangan yang stabil. Tegangan listrik pada suatu rangkaian

biasanya belum bersifat stabil. Tegangan listrik yang stabil dapat membawa efek

yang baik terhadap komponen-komponen elektronik yang ada dalam rangkaian

tersebut.

Metode penelitian yang kami gunakan yaitu percobaan. Kami mencoba

untuk membuat suatu rangkaian kondensator elektrolit yang bermaksud untuk

menstabilkan tegangan suatu rangkaian listrik. Kami mengaplikasikan rangkaian

listrik ini ke tiga objek yang berbeda, yaitu rangkaian listrik sederhana, sepeda

motor, serta mobil yang memiliki sistem audio.

Dari percobaan kami selama kurang lebih tiga minggu, dapat disimpulkan

bahwa penggunaan volt stabilizer yang kami buat, tidak berpengaruh banyak

terhadap rangkaian listrik yang ada. Hal ini dikarenakan kapasitas volt stabilizer

yang kami buat tergolong kecil.

18
6.2. Saran

Dalam proses pembuatan volt stabilizer, keadaan ruangan sebaiknya tidak

berdebu dan tidak memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Ruangan yang

berdebu dapat mengakibatkan kotornya kutub elco yang menempel pada batang

tembaga. Tingkat kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan munculnya korosi

pada kutub elco, serta pada batang tembaga.

Dalam proses pemilihan bahan, bahan yang dipilih sebaiknya dalam

kondisi yang baik. Seperti pada elco, sebaiknya elco diperiksa terlebih dahulu

sebelum dirakit, sehingga apabila elco dalam keadaan rusak, elco tersebut tidak

boleh dipakai karena dapat membahayakan keselematan perakit dan

lingkungannya. Pada PCB universal, carilah PCB universal yang memiliki lubang-

lubang yang berukuran cukup besar, agar kaki-kaki elco dapat masuk dengan baik

dan lancar. Pada lampu LED, pilihlah lampu yang dapat menyala dengan baik, agar

dapat menunjukkan bahwa volt stabilizer yang telah dibuat, dapat bekerja dengan

baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://rangkaianelektronika.info/pengertian-fungsi-kapasitor/

http://www.wikikomponen.com/jenis-dan-fungsi-kapasitor-elektrolit-atau-elco/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator_elektrolit

http://www.kalvinliang.com/cara-menghitung-nilai-kapasitor-seri-dan-paralel/

http://saft7.com/bikin-voltage-stabilizer-untuk-mobilmotor/

20
LAMPIRAN

3.7. Metode Penelitian

3.7.1. Rangkai kapasitor 4.700 μF dengan polaritas negatif searah.

3.7.2. Rangkai kapasitor 3.300 μF dengan polaritas berlawanan dengan polaritas

kapasitor 4.700 μF.

21
3.7.3. Rangkai kapasitor 1.000 μF dengan polaritas searah dengan polaritas

kapasitor 4.700 μF.

3.7.4. Rangkai kapasitor 4,7 μF dengan polaritas searah dengan polaritas

kapasitor 3.300 μF.

22
3.7.5. Tambahkan resistor 1 KΩ dan lampu LED di baris setelah barisan

kapasitor 4,7 μF.

23
3.7.6. Tambahkan batang kabel tembaga yang sudah dikupas dari kabel

tembaga tunggal untuk menghubungkan kaki-kaki kapasitor yang telah

dirakit.

3.7.7. Solder kaki-kaki kapasitor dengan batang tembaga.

3.7.8. Sisakan ± 5 cm batang tembaga di salahsatu masing masing kutub untuk

dijadikan sebagai terminal.

24

Anda mungkin juga menyukai