Anda di halaman 1dari 29

‘DDO

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik,
termokopel, semikonduktor, dsb (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 41).
Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang atau
turunan dari ilmu fisika. Sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit
elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan
ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya
disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/
peranti elektronik ini meliputi: kompu
ter desktop (PC), komputer laptop, smartphone, monitor LEDD, monitor
tabung (CRT), radio, kamera digital, robot, Smart Cad, dll.
A. Sejarah Elektronika
Sejarah elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan
tiga buah temuan komponen utama, yakni tabung hampa
udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit terpadu (integrated circuit).
Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison berhasil menemukan bahwa
elektron bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lainnya
melewati ruang hampa.
a. Tabung Hampa Udara
Penemuan konduksi atau perpindahan ini dikenal dengan
nama efek Edison. Pada tahun 1904, John Fleming menerapkan efek
Edison ini untuk menemukan dua buah elemen tabung elektron yang
dikenal dengan nama dioda, dan Lee De Forest mengikutinya pada
tahun 1906 dengan tabung tiga elemen, yang disebut trioda. Tabung
hampa udara menjadi device yang dibuat untuk memanipulasi
kemungkinan energi listrik sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan.
Aplikasi tabung elektron pertama diterapkan dalam bidang
komunikasi radio. Guglielmo Marconi merintis pengembangan telegraf
tanpa kabel(wireless telegraph) pada tahun 1896 dan komunikasi
radio jarak jauh pada tahun 1901.
Selanjutnya Bell Laboratories mengeluarkan televisi ke publik
pada tahun 1927. Namun Vladimir Zworykin, seorang insinyur di
Radio Corporation of America (RCA), dianggap sebagai “bapak televisi”
karena penemuannya, yakni tabung gambar dan tabung kamera
iconoscope.
Tabung hampa udara juga selanjutnya sempat digunakan
untuk mengembangkan komputer pertama, namun tabung ini tidak
praktis karena ukuran komponen elektroniknya yang terpaut besar.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

b. Transistor
Pada tahun 1947, transistor ditemukan oleh tim insinyur dari
Bell Laboratories. Fungsi transistor sama seperti tabung hampa
udara, tetapi memiliki ukuran yang jauh lebih kecil, lebih ringan,
mengonsumsi daya yang lebih kecil, lebih kuat, dan lebih murah
untuk diproduksi dengan adanya kombinasi penghubung metalnya
dan bahan semikonduktor.
Transistor memungkinkan manusia untuk mengembangkan
perangkat-perangkat komputer digital dengan ukuran yang kecil dan
lebih murah sehingga sangat memungkinkan untuk
dikomersialisasikan ke masyarakat.
c. Sirkuit Terpadu
Konsep sirkuit terpadu diusulkan pada tahun 1952 oleh
Geoffrey W.A. Dummer, seorang ahli elektronika berkebangsaan
Inggris dengan Royal Radar Establishment-nya. Sirkuit terpadu
adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang
dapat menghasilkan fungsi elektronik.
Konsep sirkuit terpadu memungkinkan produsen untuk
dengan cepat mengadaptasi suatu fungsi elektronik dalam berbagai
penerapan. Artinya, berbagai perangkat elektronik dapat
menggunakan “modul serba bisa” siap pakai ini dalam alat apa saja,
tanpa harus susah payah merancangnya dari awal, termasuk
berbagai gawai pintar kecil seperti kalkulator saintifik, laptop, dsb.
Pada tahun 1961, sirkuit reintegrasi sudah banyak diproduksi
massal oleh sejumlah perusahaan, dan desain peralatan berubah
secara cepat dan drastis ke berbagai arah yang berbeda untuk
mengadaptasi teknologi yang dibutuhkan industri, perusahaan-
perusahaan, dan masyarakat.
B. Komponen Dasar Elektronika
Komponen elektronika adalah berbagai komponen-komponen aktif
seperti transistor, dioda dan IC, serta komponen-komponen pasif seperti
resistor, kapasitor, dan induktor yang pada intinya berfungsi untuk
mengendalikan aliran elektron atau partikel bermuatan listrik.
Oleh karena itu, Komponen dasar elektronika yang selalu
digunakan dalam setiap rangkaian elektronika adalah resistor,
kapasitor, induktor, transistor, dioda, dan IC. Apa saja fungsi dari
masing-masing jenis komponen elektronika dasar tersebut? Berikut
adalah penjelasannya.
I. Resistor
Resistor adalah komponen elektronik yang memiliki dua pin
dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik.
Tegangan listrik tersebut memiliki resistensi (tahanan) tertentu yang
dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin. Nilai
tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang
mengalir.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, karena
komponen ini memang berfungsi untuk menghambat arus listrik yang
melewatinya. Satuan yang digunakan resistor adalah ohm.

Gambar. Jenis-jenis Resistor

1. Jenis Resistor
Resistor terbagi menjadi dua jenis, yakni resistor tetap dan
resistor variabel (tidak tetap).
2. Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatannya relatif
tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam.
Nilai hambatannya ditentukan oleh tebal dan panjangnya lintasan
karbon. Panjang lintasan karbon tergantung dari kisarnya alur
yang berbentuk spiral.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

3. Resistor Variabel
Resistor variabel atau potensiometer yaitu resistor yang
besar hambatannya dapat diubah-ubah. Resistor yang termasuk
ke dalam potensiometer antara lain: Resistor KSN (koefi sien suhu
negatif), resistor LDR (light dependent resistor) dan resistor VDR
(voltage dependent resistor).

4. Menentukan Kode Warna pada Resistor


Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan
toleransinya. Semakin kecil harga toleransi suatu resistor adalah
semakin baik. Terdapat resistor yang mempunyai 4 gelang warna
dan 5 gelang warna seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini.

Kode warna dan keterangan nilai harga resistensi serta


toleransi resistor ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

II. Kapasitor (Kondensator)


Kondensator atau kini lebih sering disebut sebagai kapasitor
adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 46). Kondensator
memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

Sifat dasar kapasitor adalah memiliki kemampuan untuk


menyimpan muatan listrik, tidak dapat dilalui arus DC (Direct
Current), dapat dilalui arus AC (Alternating Current) dan juga dapat
digunakan sebagai impedansi (resistansi yang nilainya tergantung
dari frekuensi yang diberikan oleh sumbernya).
Cara kerja kapasitor yang pertama adalah mengalirkan elektron
menuju kapasitor. Setelah kapasitor sudah dipenuhi dengan elektron,
maka tegangan tersebut akan mengalami perubahan. Selanjutnya,
elektron akan keluar dari kapasitor dan menuju rangkaian
elektronika. Dengan begitu, kapasitor akan bisa membangkitkan
reaktif suatu rangkaian elektronik.
1. Jenis dan Simbol Kapasitor
Kapasitor dapat dibagi menjadi beberapa macam atau jenis
yang dibedakan berdasarkan simbolnya. Jenis dan simbol-simbol
kapasitor tersebut meliputi kapasitor nonpolar, bipolar, dan
variabel kondensator.
 Kapasitor Nonpolar
Kapasitor Nonpolar tidak memiliki polaritas, sehingga
dalam pemasangannya dapat bolak-balik dan umumnya
berkapasitas kecil (pico Farad atau nano Farad). Kapasitor
nonpolar sering digunakan dalam rangkaian yang
berhubungan dengan frekuensi seperti dalam rangkaian
penguat audio (amplifier). Simbol kapasitor nonpolar adalah
sebagai berikut.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

 Kapasitor Bipolar
Kapasitor bipolar memiliki dua polaritas, yaitu positif
dan negatif sehingga dalam pemasangannya tidak boleh
terbalik. Kapasitor ini umumnya berkapasitas cukup besar
yakni dalam satuan micro farad (μF) sampai dengan mili Farad
(mF). Kapasitor bipolar biasa digunakan sebagai filter dalam
rangkaian penyearah (rectifier). Simbol kapasitor bipolar
adalah sebagai berikut.

 Kapasitor Variabel (Kondensator)


Kapasitor variabel tidak memiliki polaritas tetapi nilai
kapasitansinya dapat diatur secara manual. Kondensator atau
kapasitor variabel biasanya berkapasitas antara 100 pF
sampai dengan 500 pF (pico Farad) dan sering digunakan
dalam rangkaian radio untuk mengatur frekuensi. Istilah lain
dari variable kapasitor adalah varco (variable condensator).
Simbol dari kapasitor variabel adalah sebagai berikut.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

2. Fungsi Kapasitor
Beberapa fungsi kapasitor adalah sebagai berikut.
 Sebagai penyaring (fi lter) pada rangkaian regulator DC atau
power supply untuk meminimalisir tegangan ripple AC yang
masih tersisa.
 Sebagai pembangkit pulsa (frekuensi) dalam rangkaian
oscilator.
 Sebagai penggeser phasa.
 Sebagai coupling yakni penghubung antara dua buah
rangkaian elektronika seperti pada rangkaian penguat (amplifi
er) yang menghubungkan rangkaian Pre Amp dengan Amplifi
er.
 Fungsi kapasitor lainnya dalam rangkaian elektronika adalah
sebagai filter dan kopling pada rangkaian power supply,
penggeser fasa, pembangkit frekuensi pada rangkaian osilator
dan juga dapat digunakan untuk mencegah percikan bunga
api yang dapat terjadi pada saklar (Tim Kemdikbud, 2017,
hlm. 49).
3. Menentukan Kode pada Kapasitor
Kapasitor memiliki kode warna, angka, dan huruf yang
dapat menentukan berbagai spesifikasinya. Berikut adalah
keterangan arti kode warna, angka, dan huruf pada kapasitor.

4. Kode Warna pada Kapasitor


Arti kode warna pada kapasitor dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

5. Kode Angka dan Huruf pada Kapasitor


Arti kode angka dan huruf pada kapasitor dapat dilihat
pada tabel di bawah ini

III. Dioda (Diode)


Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi
untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat
arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda
yaitu Anoda dan Katoda. Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari
Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC)
ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan
rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener
yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan
Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu
Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya
sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah
Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar
cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
7. Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah.
8. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang
berubah-ubah sesuai dengan tegangan yang diberikan.
Gambar dan Simbol Dioda:

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

IV. Transistor
Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang
memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang
peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini.
Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat
arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi
Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya.
Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B),
Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya,
Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni
Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari
Transistor.
Gambar dan Simbol Transistor :

V. IC (Integrated Circuit)
IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif
yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor,
Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah
Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC
(Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang
berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga
beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga
media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen
Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan
Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat
sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah
Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta
Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-
komponen Elektronika lainnya
Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

VI. Saklar (Switch)


Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian
Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam
peralatan Elektronika

VII. Buzzer
Komponen yang memiliki fungsi layaknya speaker aktif ini
sering digunakan pada rangkaian listrik yang berhubungan dengan
alarm, entah itu alarm kendaraan maupun alarm ruangan.
Bentuknya yang menyerupai lingkaran ini dapat
memantulkan bunyi yang keras jika kita berikan aliran listrik.
Umumnya komponen ini berjalan dengan rangkaian arduino.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

VIII. Sensor

Salah satu komponen elektronika yang kini sedang hits


digunakan pada rangkaian rangkaian elektronik adalah Sensor.
Banyaknya varian yang dijual dipasaran mempermudah user
untuk menggunakan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Komponen ini memiliki beragam jenis, misalkan saja sensor
suara yang mendeteksi suara disekitarnya, ada juga sensor
suhu yang mendeteksi parameter suhu sekitar, lalu masih ada
lagi sensor cahaya atau sensor panas, sensor ultrasonik dan masih
banyak lagi jenis sensor yang lainnya.
sensor akan mengkonversi dari suatu isyarat input berupa
isyarat fisis dan isyarat kimia yang akan diubah ke suatu isyarat
ouput berupa tegangan, arus, dan hambatan. Tranduser adalah
suatu peralatan/ alat yang dapat mengubah suatu besaran ke
besaran lain. Sebagai contoh, definisi transduser yang luas ini
mencangkup alat-alat yang mengubah gaya atau perpindahan
mekanis menjadi sinyal listrik. Tranduser dapat dikelompokkan
berdasarkan pemakaiannya, metode pengubahan energy, sifat
dasar dari sinyal keluaran dan lain-lain.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

 Tranduser dan sensor dibedakan sesuai dengan aktifitas yang


didasarkan atas konversi sinyal dari besaran sinyal bukan
listrik (non electric signal value) ke besaran sinyal listrik
(electric signal value) yaitu : sensor aktif (active sensor) dan
sensor pasif (passive sensor).
 Sensor dan tranduser pasif merupakan suatu sensor dan
tranduser yang dapat mengubah langsung dari energi dari
energy bukan listrik (seperti : energi mekanis, energi thermis,
energi cahaya atau energi kimia) menjadi energi listrik. Sensor
dan tranduser ini biasanya dikemas dalam satu kemasan yang
terdiri dari elemen sebagai detektor, dan piranti pengubah dari
energi dengan besaran bukan listrik menjadi energi besaran
listrik. Sensor dan tranduser aktif merupakan suatu sensor
dan tranduser yang dapat mengubah langsung dari energi dari
energy bukan listrik (seperti : energi mekanis, energi thermis,
energi cahaya atau energi kimia) menjadi energi listrik bekerja
atas asas pengendalian tenaga. Sensor dan tranduser aktif
memerlukan bantuan tenaga dari luar.
Prinsip Kerja Sensor Dan Transduser Prinsip kerja suatu
sensor ditentukan oelh bahan sensor utama yang dipakai yang
berkaitan erat dengan macam besaran yang diindera. Prinsip kerja
sensor:
1. Prinsip Fotovoltaik besaran yang diindera adalah cahaya.
Cahaya yang diubah menjadi tegangan antara dua bahan
berbeda susunannya.
2. Prinsip Piezoelektris besaran yang diindera menyebabkan
perubahan tegangan V dan muatan Q yang ditimbulkan oleh
sejenis kristal.
3. Prinsip Elektromagnetik besaran yang diindera mengubah fluks
magnetis yang kemudian mengibas suatu tegangan.
4. Prinsip Kapasitif perubahan besaran yang diindera
menyebabkan perubahan kapasitas.
5. Prinsip Induktif perubahan besaran yang diindera
menyebabkan perubahan induktif.
6. Prinsip Fotokonduktif besaran yang diindera mengubah
hantaran (conductive) atau rambatan (resistace) bahan semi
penghantar melalui perubahan cahaya yang mengenai bahan
tersebut.
7. Prinsip Reluktif besaran yang diindera diubah menjadi
perubahan tegangan ac sebagi akibat perubahan lintasan
reluxtan diantara dua atau lebih komponen ketika rangsangan
ac diterapkan pada sistem kumparan tersebut.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

8. Prinsip Potensiometer besaran yang diindera diubah menjadi
perubahan menjadi perubahan kedudukan kontak geser pada
suatu elemen hambatan.
9. Prinsip Resistif perubahan besaran yang diindera diubah
menjadai perubahan hambatan suatu elemen.
10. Prinsip Ukur Regangan besaran yang diindera diubah menjdai
perubahan hambatan sebagai akibat adanya regangan,
biasanya pada dua atau empat cabang suatu jembatan
wheatstone.
11. Prinsip Termoelektris besaran yang diindera adalah suhu dan
tranduser bekerja atas dasar efek Seeback, efek Thomson atau
efek Peltier.
Macam-macam Sensor
1. Sensor Temperatur
Jenis-jenis sensor yang pertama yaitu sensor
temperatur. Sensor temperatur atau sensor suhu adalah sistem
perangkat yang mendeteksi dan mengukur perubahan suhu.
Sensor suhu bisa menggunakan teknologi analog atau digital.
Dalam sensor suhu analog, perubahan suhu bekerja
sesuai dengan perubahan sifat fisiknya seperti resistansi atau
tegangan. Sedangkan sensor suhu digital berupa nilai digital
diskrit, biasanya, beberapa data numerik setelah mengubah
nilai analog ke nilai digital. Sensor suhu biasanya digunakan di
komputer, ponsel, mobil, hingga pendingin udara.
2. Sensor Kedekatan
Jenis-jenis sensor berikutnya adalah sensor kedekatan.
Sensor ini bekerja untuk mendeteksi keberadaan suatu obyek.
Sensor kedekatan dapat dioperasikan menggunakan teknik
yang berbeda seperti optik, suara, magnetic, atau kapasitif.
Beberapa perangkat yang menggunakan sensor kedekatan
adalah smartphone, sensor parkir mobil. hingga ground
proximity di pesawat
3. Sensor Inframerah
Sensor inframerah atau IR merupakan ensor berbasis
cahaya yang digunakan dalam berbagai aplikasi seperti
kedekatan dan deteksi objek. Biasanya, sensor IR digunakan
sebagai sensor jarak di hampir semua ponsel.
Ada dua jenis Sensor Inframerah yaitu Jenis Transmisi
dan Jenis Reflektif. Pada Sensor IR Tipe Transmissive,
pemancar IR (biasanya LED IR) dan detektor IR (biasanya Photo
Diode) diposisikan saling berhadapan sehingga ketika sebuah
objek lewat di antara keduanya, sensor mendeteksi objek
tersebut.
Jenis sensor IR lainnya adalah sensor IR tipe reflektif.
Dalam hal ini, pemancar dan detektor diposisikan berdekatan
satu sama lain menghadap objek. Ketika sebuah objek datang

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

di depan sensor, cahaya inframerah dari pemancar IR
dipantulkan dan dideteksi oleh penerima.
4. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik juga termasuk salah satu dari jenis-
jenis sensor yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Sensor ultrasonic merupakan perangkat yang dapat
digunakan untuk mengukur jarak serta kecepatan suatu obyek.
Sensor ini bekerja berdasarkan sifat gelombang suara
dengan frekuensi yang lebih besar daripada rentang yang dapat
didengar manusia. Menggunakan waktu penerbangan
gelombang suara, sensor ultrasonik dapat mengukur jarak
obyek. Sifat pergeseran doppler dari gelombang suara
digunakan untuk mengukur kecepatan suatu benda.
5. Sensor Cahaya
Jenis-jenis sensor berikutnya juga berupa sensor
cahaya. Sensor cahaya juga sering dikenal dengan sensor foto.
Sensor bekerja menggunakan resistensi yang berbanding
terbalik dengan intensitas cahaya sekitar yaitu, ketika
intensitas cahaya meningkat, resistansinya menurun dan
sebaliknya.
Ada dua jenis sensor cahaya yang sering digunakan
dalam desain sistem elektronik kompleks yaitu photo diode dan
photo transistor. Kedua jenis sensor ini merupakan tipe sensor
analog.
6. Sensor Asap dan Gas
Jenis-jenis sensor yang sering kali ditemui dalam
kehidupan sehari-hari adalah sensor asap dan gas. Ini
merupakan jenis sensor yang sering digunakan dalam upaya
keselamatan. Hampir semua kantor dan industri dilengkapi
dengan beberapa detektor asap, yang mendeteksi adanya asap
akibat kebakaran, dengan cara membunyikan alarm.
Di laboratorium, sensor asap dan gas digunakan untuk
mendeteksi gas yang berbeda seperti LPG, Propana, Butana,
Metana. Saat ini, sensor asap yang dapat mendeteksi asap dan
juga gas juga dipasang di sebagian besar rumah sebagai
tindakan pengamanan.
7. Sensor Sentuh
Jenis-jenis sensor yang tak kalah unik adalah sensor
sentuh. Mungkin sebagian dari Anda tidak menyadari bahwa
perangkat elektronik seperti laptop, tablet, atau ponsel pintar
menggunakan sensor sentuh di dalamnya.
Sensor ini bekerja mendeteksi sentuhan jari atau stylus.
Sering kali sensor sentuh diklasifikasikan ke dalam tipe resistif
dan kapasitif. Hampir semua sensor sentuh modern adalah tipe
kapasitif karena lebih akurat dan memiliki rasio sinyal terhadap
noise yang lebih baik.
8. Sensor Kelembapan

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

Jenis-jenis sensor yang terakhir adalah sensor
kelembapan. Sesuai dengan namanya, sensor ini bekerja
memberikan data suhu dan mengukur kelembapan.
Sering kali semua sensor kelembapan mengukur
kelembapan relatif (rasio kandungan air di udara dengan
potensi maksimum udara untuk menahan air). Karena
kelembapan relatif tergantung pada suhu udara, hampir semua
sensor kelembapan juga dapat mengukur suhu.

IX. Sekering (Circuit Breaker)


Komponen elektronika berikutnya pasti tersedia di rumah,
bangunan, gedung, dan apapun yang menggunakan listrik dengan
sumber tegangan tinggi. Komponen tersebut adalah sekering atau
sering kita kenal dengan nama Circuit Breaker.
Mungkin Anda pernah mengalami listrik padam secara
otomatis setelah terjadi konslet. Selain itu, situasi yang sama juga
terjadi saat ada gangguan listrik di musim hujan.

Komponen yang dimaksud bernama sekering (Fuse). Orang


sering mengenalnya sebagai sekring dan penggunaan fuse masih
awam. Cara kerjanya adalah membatasi tegangan dan arus
sehingga akan putus otomatis jika melebihi bebas.
Misalnya, konslet terjadi di kabel tertentu sehingga arus
keluar dan tegangan tidak sesuai dengan batasan. Sekring segera
memutus arus dan listrik padam.
Alat ini memakai semacam bahan yang mudah larut dan
terbakar saat tegangan sangat tinggi. Bahan tersebut akan hancur
dan terkumpul di bagian penampung sekring yang tahan api dan
panas. Karena listrik yang melalui fuse tidak berjalan, aliran segera
terhenti dan semua listrik padam.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

X. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah salah satu jenis perangkat IC
(Integrad circuit) yang dirancang untuk menjalankan tugas tertentu
dalam sistem tertanam. Umumnya sebuah mikrokontroler terdiri
dari beberapa perangkat yakni memori, prosesor & periferal I/O
pada sebuah chip.
Sebuah miktokontroler umumnya diaplikasikan pada
penggunaan teknologi robotik AI, industri otomotif, peralatan
medis, mesin kantor, peralatan rumah tangga, mesin penjual
otomatis, transceiver radio seluler, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Sebuah mikrokontroler memiliki beragam fitur yang
mendukung ADC, DAC, port serial, dan juga bus sistem. Silahkan
menuju ke link berikut ini untuk mengetahui lebih detail apa
itu mikrokontroler.

XI. Motor (Dinamo)


Komponen elektronika motor adalah Perangkat yang
berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Bagian bagian pada motor ini umumnya berisi rotor, stator,
bantalan, kotak saluran, penutup, dan baut mata.
Terdapat banyak sekali jenis motor yang bisa anda temukan
di pasaran. Namun yang paling umum digunakan adalah
varian motor servo dan juga motor DC. Silahkan anda klik tautan
tersebut jika ingin mendapatkan informasi lebih detail mengenai
komponen elektronika Motor ini.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

XII. Baterai

satu komponen yang menjadi sumber dari mayoritas listrik


yaitu Baterai. Semua orang mengenalnya sebagai alat dengan
kemampuan memproduksi energy listrik DC.
Siapa yang tak kenal dengan baterai. Hampir semua alat
alat elektronik masa kini yang bersifat mobile pasti disematkan
sebuah baterai. Ada banyak sekali jenis jenis baterai yang dijual
dipasaran. Diantaranya seperti baterai aa, baterai aaa, baterai
lithium, baterai cmos, baterai 18650, dan masih banyak lagi.
Perlu Anda ketahui, DC merupakan arus searah artinya
listrik mengalir dari satu kutub di baterai ke kutub lain yang
berposisi berlawanan.
Alat ini dipakai untuk rangkaian komponen elektronika
yang tertutup. Contoh mudah adalah senter yaitu baterai segera
memberi listrik ke lampu lalu bagian lain dari lampu
disambungkan ke kutub berbeda sehingga arus berjalan searah.
Semua alat elektronik membutuhkan listrik searah. Akan
tetapi, arus yang masuk ke rumah dari PLN merupakan AC. Pada
umumnya, alat seperti televisi, kipas angin, dan kulkas memakai

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

diode, transistor, dan integrated circuit agar arus sesuai dengan
spesifikasi teknis komponen lain.
Jika sumber energi listrik dari baterai, arus tidak perlu
diubah karena tidak bermasalah. Khusus untuk laptop dan
smartphone yang sedang di charger, ada komponen khusus seperti
dioda yang masuk ke baterai saat proses charging.
Anda tidak perlu khawatir saat menggunakan listrik
berbeda tetapi harus dipastikan tegangan yang masuk tidak
melebihi daya tampung.
XIII. Induktor (Reaktor)
Reaktor atau Induktor adalah komponen listrik yang digunakan
sebagai beban induktif. Simbol induktor dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

XIV. Transformator/Trafo
Transformator atau trafo adalah alat yang memindahkan
tenaga listrik antar dua rangkaian listrik atau lebih melalui induksi
elektromagnetik. Transformator bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektro magnetik. Maksudnya, tegangan masukan bolak-
balik ini menghasilkan induksi gaya gerak listrik atau getaran
elektromagnetik.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer
menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung
dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan
gaya gerak listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi
sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke
lilitan sekunder.
1. Jenis-Jenis Transformator/Trafo
Terdapat beberapa jenis transformator atau trafo,
yakni step up, step down, autotransformator, autotransformator
variable,
autotransformator isolasi, autotransformator pulsa, autotransfo
rmator 3 fase. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis
trafo.
a. Transformator Step Up
Transformator step-up adalah transformator yang
memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Jenis
transformator step up ini biasa ditemui pada pembangkit
tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan
generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh. Simbol transformator step uap adalah
sebagai berikut.

b. Transformator Step Down


Transformator step-down memiliki lilitan sekunder
lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penurun tegangan. Jenis transformator step down
ini sangat mudah ditemui pada peralatan elektronik rumah
tangga, terutama pada adaptor AC-DC. Simbol
transformator step down adalah sebagai berikut.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

c. Autotransformator
Transformator jenis autotransformator hanya terdiri
dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan
sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan
primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam
lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,
sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa
dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa.
Sehingga, keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil. Namun sayangnya
autotransformator tidak dapat memberikan isolasi secara
listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain
itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai
penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya
tidak lebih dari 1,5 kali). Simbol autotransformator adalah
sebagai berikut.

d. Autotransformator variable
Autotransformator variabel sebenarnya adalah
autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa
diubah-ubah. Dengan demikian, kita dapat memberikan
perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.

e. Autotransformator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang
berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan
sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih
banyak untuk mengompensasi (mengurangi) kerugian.
Autotransformator isolasi berfungsi sebagai isolasi antara
dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini
telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
f. Autotransformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang
dirancang khusus untuk memberikan keluaran gelombang
pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti
yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai
titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah.
Karena GGL (gaya gerak listrik) induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks
magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat
inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik
arah.
g. Autotransformator 3 fase
Transformator tiga fase (3-phase) sebenarnya
adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus
satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara
bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta
(∆).
C. Sifat dan Macam Bahan Penghantar dan Isolator
Bahan penghantar adalah bahan yang dapat menghantarkan
aliran elektron atau yang biasa disebut dengan listrik (tegangan).
Sementara isolator adalah bahan yang justru dapat menahan atau
mengisolasi elektron agar tidak mengalir menjadi listrik. Berikut adalah
penjelasan dari penghantar dan isolator.
1. Bahan Penghantar
Berbagai bahan-bahan penghantar adalah bahan yang memiliki
banyak elektron bebas pada kulit terluar orbitnya. Elektron bebas ini
akan sangat berpengaruh pada sifat bahan tersebut. Jika suatu
bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbitorbit elektron,
bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik. Bahan penghantar
memiliki sifat-sifat penting. Sifat penghantar listrik tersebut adalah:
1. daya hantar listrik,
2. koefisien temperature tambahan,
3. daya hantar panas,
4. daya tegangan tarik,
5. timbulnya daya elektro-motoris term.
2. Jenis-jenis Penghantar Listrik dan Sifatnya
Selain memiliki sifat bawaan bahan penghantar, masing-masing
jenis bahan penghantar juga memiliki sifatnya masing-masing.
Macam penghantar dan sifat-sifatnya adalah sebagai berikut.
 Aluminium (AI)
Sifat penting bahan aluminium yaitu:
1. Dapat ditempa dalam keadaan dingin

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

2. Tidak tahan terhadap garam dapur atau laut
3. Berwarna perak atau silver
4. Titik didihnya adalah 1800o C
5. Rho (ρ) = 0,0278
6. lpha (α) = 0,0047
 Tembaga (Cu)
Beberapa sifat penting logam tembaga yaitu:
1. Dapat disepuh dan berkarat bila terkena CO²
2. Titik didih berada pada 2236o C – 2340o C
3. Rho (ρ) = 0,017
4. Alpha (α) = 0,0043
 Seng (Zn)
Beberapa sifat penting yang dimiliki oleh bahan logam seng
adalah:
1. Dapat ditempa dalam keadaan dingin
2. Tidak tahan terhadap garam dan asam garam
3. Warna putih kebiru-biruan
4. Titik didih berada pada suhu 907o C
5. Rho (ρ) = 0,0043
6. Alpha (α) = 0,006
 Timah (Sn)
Beberapa sifat penting yang dimiliki oleh bahan timah adalah:
1. Warna jernih mengkilap
2. Titik didih = 236o C
3. Warna putih kebiru-biruan
4. Titik didih = 9070 C
5. Rho (ρ) = 0,0043
6. Alpha (α) = 0,12
 Logam Mulia dan Bimetal
Selain bahan logam yang telah disebutkan di atas, ada juga bahan
logam yang lain yang tergolong sebagai bahan
konduktor/penghantar pada jenis logam mulia, seperti:
1. perak,
2. emas dan
3. wolfram (dwilogam)
Bahan logam ini dinamakan logam mulia karena bahan ini
memiliki jumlah elektron valensi yang lengkap, sehingga sangat
sulit untuk mengadakan reaksi lain.
Bahan padat lain yang dipakai untuk penghantar adalah wolfram
yang digunakan untuk filament katoda pada tabung elektron,
lampu pijar, dan alat pemanas dengan temperatur yang tinggi.
Dwilogam atau yang sering disebut bimetal adalah dua jenis
logam yang disambung menjadi satu.
3. Bahan Isolator
Bahan isolator adalah bahan dielektrik yang tidak bisa
menghantarkan listrik. Hal itu disebabkan karena dalam bahan
isolator jumlah elektron yang terikat oleh gaya tarik inti sangat kuat

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

sehingga sangat sulit atau bahkan tidak bisa bergerak, walaupun
telah terkena dorongan dari luar.
Bahan isolator sering digunakan untuk bahan penyekat
(dielektrik), terutama penyekat tegangan listrik (agar listrik tidak
dapat mengalir). Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut,
diperlukan jenis bahan yang sesuai.
a. Sifat Bahan Isolator
Selain syarat tersebut juga diperlukan syarat yang lain
yang dipertimbangkan untuk memenuhi pemakaiannya, yakni
berdasarkan sifat bahan isolator yang meliputi:
 Sifat kelistrikan
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang
besar. Penyekat listrik ditujukan untuk mencegah terjadinya
kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang
berbeda potensial atau untuk mencegah loncatan listrik ke
tanah.
 Sifat mekanis
Mengingat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka
dipertimbangkan kekuatan struktur bahannya. Dengan
demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan
dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misalnya diperlukan
bahan yang tahan tarikan, maka kita harus menggunakan
bahan dari kain daripada kertas.
 Sifat termis
Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik
atau oleh arus magnet, berpengaruh terhadap kekuatan
bahan penyekat. Begitu juga dengan panas yang berasal dari
luar (alam sekitar). Jika panas yang ditimbulkan cukup
tinggi, maka penyekat yang tepat, yakni bahan yang tahan
panas.
 Sifat kimia
Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat
dapat mengakibatkan perubahan susunan kimia bahan.
Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, basah
yang ada di sekitar bahan penyekat. Contohnya, jika
kelembaban tidak dapat dihindari, maka harus dipilih bahan
penyekat yang tahan terhadap air.
b. Macam-macam Bahan Isolator
Mengingat adanya bermacam-macam asal, sifat, dan ciri
bahan isolator, maka untuk memudahkan dalam memilih untuk
aplikasi dalam kelistrikan, maka bahan isolator dibagi menjadi
ke beberapa kelompok, yakni sebagai berikut.
1. Isolator dari bahan tambang, meliputi: batu pualam, asbes,
mika, dsb.
2. Bahan isolator berserat, meliputi: benang, kain, kertas, kayu,
dsb.
3. Gelas dan keramik.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

4. Plastik.
5. Karet, bakelit, ebonit, dsb.
6. Bahan yang dipadatkan.
D. Konsep Elektronika
Konsep elektronika terbagi menjadi dua, yakni elektronika analog,
dan elektronika digital. Berikut adalah pemaparan dari masing-masing
konsep.
1. Elektronika Analog
Elektronika analog adalah bidang elektronika di mana sinyal
listrik yang terlibat bersifat kontinu (berkesinambungan) yang
menggunakan komponen diskret (berbeda atau terpisah). Sinyal
analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang
(Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 59).
a. Contoh Elektronika Analog
Beberapa contoh alat yang menggunakan konsep elektronika
analog adalah sebagai berikut.
 Jam tangan konvensional
 Kamera analog
 Alat – alat perkusi
 Menghitung dengan tangan, lidi, dan batu
 Komputer analog (dengan program yang sangat sederhana)
b. Karakteristik Utama Sinyal Analog
Dua Parameter atau karakteristik utama dari sinyal (isyarat)
analog adalah amplitudo dan frekuensi. Gelombang pada sinyal
analog yang umumnya terbentuk gelombang sinus memiliki tiga
variabel dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
 Amplitudo merupakan ukuran tingi rendahnya tegangan dari
sinyal analog
 Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam
bentuk detik
 Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat
tertentu
c. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Analog
Kelebihan teknologi analog adalah:
 tidak mudah dimakan usia,
 biaya yang digunakan murah,
 hasil yang didapatkan dapat diuji ketepatannya.
 Sementara kekurangan dari teknologi analog yakni:
 kurang efisien,
 lambat pemakaiannya.
2. Elektronika Digital
Elektronika digital adalah sistem elektronika yang
menggunakan isyarat atau sinyal digital. Sinyal digital adalah
representasi dari aljabar Boolean dan digunakan di komputer, telpon
genggam dan berbagai produk konsumen lainnya.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

Dalam sebuah sirkuit digital, sinyal direpresentasikan dengan
satu dari dua macam kondisi yaitu 1 (high, active, true,) dan 0 (low,
nonactive, false). Intinya, hanya ada dua macam kondisi dalam sinyal
digital, yakni 1 atau 0. Jika direspresentasikan dalam tegangan, 1
dapat berarti tegangan maksimum (umumnya 5 V atau 3 V) dan 0
berarti tegangan minimum (umumnya 0 V, tapi ada pula yang 2,5 V).
a. Contoh Alat Elektronika Digital
Beberapa alat dengan konsep elektronika digital yaitu:
 Kamera digital (tidak menggunakan film, sensor langsung
menulis data digital ke kartu memori)
 Alat musik digital seperti: sampler, squencer, groovebox dan
lain-lain
 Komputer
 Modem
 Router WiFi, dsb.
b. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Digital
Kelebihan teknologi digital adalah:
 memberikan kemudahan dalam penggunaan,
 error selalu dapat dikoreksi,
 memproduksi data yang lebih terbatas (meskipun mulai tidak
benar seiring dengan berkembangnya teknologi).
Sementara kekurangan teknologi digital yaitu:
 tidak tahan lama,
 memerlukan sinkronisasi,
 kurang efisien (malas) dalam proses perhitungan (berpikir).
3. Peralatan Elektronika
Peralatan elektronika atau biasa disebut peralatan listrik oleh
masyarakat sangat beragam. Mulai dari alat untuk melakukan tes,
menyolder (menyambungkan sirkuit elektronik), hingga alat untuk
mengencangkan mur seperti obeng. Berikut adalah beberapa
peralatan elektronika yang sering digunakan dalam praktik
elektronika.
a. Test pen
Test pen adalah alat bantu pengukuran sederhana, yang
digunakan untuk mengetahui atau mengetes suatu penghantar
listrik (kabel atau kawat) memiliki tegangan listrik. Ketika
ditempelkan pada penghantar listrik dan lampu di dalam tes pen
menyala, maka benda tersebut memiliki tegangan listrik.
Sebaliknya, jika lampu tidak menyala, maka benda tersebut tidak
memiliki tegangan listrik.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

Cara Penggunaan Test Pen
Cara penggunaan test pen cukup sederhana, yakni:
1. pegang test pen dengan ujung-ujung jari;
2. letakkan jari telunjuk pada bagian atas (tempat jari tangan);
3. pastikan jari tangan anda tidak menyentuh bagian sumber
dan buatlah pengukuran menjadi nyaman;
4. tempelkan ujung bagian bawah test pen (tempat sumber)
dengan penghantar yang akan diuji;
5. perhatikan lampu petunjuk (menyala ada tegangan, tidak
menyala berarti tidak ada tegangan listrik);
6. lepaskan test pen dari penghantar yang diuji.
b. Solder
Solder adalah alat bantu dalam merakit atau
membongkar rangkaian elektronika pada rangkaian yang terdapat
pada papan pcb. Cara kerja solder adalah dengan mengubah
energi listrik menjadi energi panas. Panas dari solder dapat
mencairkan kawat timah agar dapat melepaskan atau
menyatukan kaki-kaki komponen pada rangkaian elektronik.

Solder banyak jenis dan beragam bentuknya. Pada


umumnya berbentuk seperti obeng, dan lurus dengan mata solder
di ujung yang berbentuk lancip. Beberapa jenis dilengkapi tombol
pengatur suhu ukuran tinggi rendahnya panas, karena tidak
semua rangkaian elektronik disambungkan dengan timah.
c. Penggaris Siku
Penggaris siku adalah alat yang digunakan untuk
mengukur siku dari suatu sambungan. Pengukuran dapat
dilakukan pada siku bagian dalam maupun siku bagian luar.

SMK Negeri 1 Trenggalek


‘DDO

d. Obeng
Obeng adalah alat yang digunakan untuk
mengencangkan atau mengendorkan mur atau baut. Bentuk mat
obeng yang paling umum dari obeng adalah obeng plus (+) dan
obeng minus (-).
e. Tang
Tang adalah alat yang dapat menjepit dan mencengkram
sesuatu dengan kuat. Oleh karena itu, tang adalah alat yang
biasa digunakan untuk menahan mur, atau komponen listrik.
Tang juga dapat digunakan untuk membengkokan kaki
komponen, mengelupas kabel, dsb. Sebagian daerah tang
biasanya memiliki mata tajam yang dapat digunakan untuk
memotong. Terdapat tang yang khusus dibuat untuk memotong
kabel atau logam tipis lainnya.
f. Pinset
Pinset digunakan untuk menjangkau berbagai
komponen kecil dan kompleks yang sulit dijamah oleh jari. Selain
itu pinset juga biasa digunakan untuk memegang dan
memasangkan komponen kecil seperti kaki-kaki resistor, dsb.
g. Gunting Seng
Gunting seng adalah alat yang digunakan untuk
memotong seng atau logam tipis lainnya. Material seperti tembaga
yang banyak ditemukan dalam rangkaian elektronika juga dapat
dipotong menggunakan gunting ini.

SMK Negeri 1 Trenggalek

Anda mungkin juga menyukai