Anda di halaman 1dari 60

BAB 3

Dasar-dasar Elektronika

A. Saklar

Saklar atau switch adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghubung dan
pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan rangkaian listrik saklar berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir dari sumber
tegangan menuju beban (output) atau dari sebuah sistem kesistem lainnya, Berikut ini
adalah bebarapa jenis-jenis saklar berdasarkan konstruksi masing-masing saklar.

Gambar: 3.1 Macam-macam Saklar

Atas, dari kiri ke kanan: Circuit Breaker, Mercury Switch, Wafer Switch, DIP
Switch, Surface Mount Switch, Reed Switch. Bawah, dari kiri ke kanan : Wall Switch,
Miniature Toggle Switch, In-Line Switch, Push-Button Switch, Rocker Switch, Micro
Switch.

22
Jenis, Simbol, dan Contoh Saklar :

JENIS SAKLAR (SWITCH) SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK

SPST
Saklar On-Off sederhana

Saklar Push-On
Kedua terminal akan terhubung
selama ditekan

Saklar Push-Off
Kedua terminal akan terputus
selama ditekan

Saklar SPDT
Terminal sentral (COM) akan
terhubung ke salah satu terminal
dan akan terputus ke terminal
lainnnya dalam satu kondisi.

Saklar DPST
Dalam kondisi On ("1") dua
terminal sentral akan terhubung ke
terminal pasangannya dan akan
terputus ketika kondisi Off ("0")

23
Saklar DPDT
Dua terminal sentral akan
terhubung ke salah satu terminal
pasangannya dan teputus ke
terminal pasangannya yang lain
dalam satu kondisi.

Gambar: 3.2 Macam-macam Saklar dan simbol

Keterangan:
1. On : Posisi Terhubung
2. Off : Posisi Tidak Terhubung

3. Push : Tekan

4. Pole : Jumlah kontaktor

5. Throw : Jumlah Posisi Konduktor (yang terhubung)

6. Open : Terbuka (Posisi Off)

7. Close : Tertutup (Posisi On)

8. Break : Off (Posisi Tidak terhubung)

9. SPST (Single Pole Single Throw)

10. SPDT (Single Pole Double Throw)

11. SPXT (Single Pole X Trow) X=jumlah Throw, misalnya SP6T (Single Pole 16
Throw)

12. DPST (Double Pole Single Throw)

13. DPDT (Double Pole Double Throw)

14. DPXT (Double Pole X Throw) x=jumlah Throw, misalnya DP4T (Double Pole
4 Throw)

15. Push Button Switch

16. Push Break Switch

24
Simbol Saklar SPDT, SPST, Push-On, dan Push-Off

Simbol DIP Switch

Gambar: 3.3 Dip Switch dan Simbol

25
B. PCB ( Printed Sircuit Board )

PCB atau printed circuit board yang artinya adalah papan sirkuit cetak, merupakan
sebuah papan tipis yang terbuat dari sejenis fiber sebagai media isolasinya, yang
digunakan untuk meletakan komponen elektronika, yang di pasang dan di rangkai, di
mana salah satu sisinya dilapisi tembaga untuk menyolder kaki kaki komponen. PCB
atau Printed Circuit Board juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari
tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan
komponen lainnya.

Ketebalan tembaga pada PCB atau Printed Circuit Board bermacam macam, ada
yang 35 micrometer ada juga yang 17-18 micrometer. Bahan lainnya adalah paper
phenolic atau pertinax, biasanya berwarna coklat, bahan jenis ini lebih populer karena
harganya yang lebih murah. Ada juga yang dibuat dari bahan fiberglass yang di pakai
untuk Through hole plating, karena materialnya lebih kuat dan tidak mudah bengkok di
bandingkan yang berbahan pertinax.

Gambar: 3.4 PCB dan Pelarut Pcb( fericloride FeCl3 )

PCB atau Printed Circuit Board ini memiliki beberapa macam sesuai dengan
fungsinya, yaitu satu sisi (biasa digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio,
TV, dll), dua sisi (dapat digunakan untuk menghubungkan komponen di kedua sisinya)
dan multi side ( bagian PCB luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar,
misalnya pada rangkaian-rangkaian PC). Dalam pembuatannya, banyak cara yang
dapat dilakukan, baik secara manual atau konvensional hingga menggunakan software
sebagai alat bantunya, yaitu :

1. Teknik Fotoresist, pada proses ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan yaitu :
Lampu UV, Larutan Positif-20 dan larutan NaOH.

26
2. Teknik Sablon, teknik ini hampir sama dengan sablon biasa dimana dibutuhkan
bahan-bahan seperti kasa-screen, tiner sablon, cat dan lain-lain.

3. Cetak Langsung, pada proses ini digunakan teknik khusus untuk menyalin
layout yaitu digunakan mesin printer khusus yang telah dimodifikasi atau mesin
CNC.

4. Teknik Transfer Paper, teknik ini merupakan cara saya paling murah dan
mudah

Selain keempat cara diatas, ada juga cara pembuatan dengan menggunakan
software, dimana pertama-tama si perancang elektronik akan membuat atau
mendesainnya terlebih dahulu di komputer. Hal ini dapat mempermudah atau
mengurangi tingkat kesalahan, karena ketika ditemukan kesalahan, si perancang akan
mengedit dan membetulkan desainnya sebelum dicetak.

Kita bisa mendapatkan banyak software di internet untuk dapat membantu kita
membuat layout nya secara otomatis berdasarkan skema yang kita buat. Misalnya
Eagle, Proteus, Express PCB, Protel, dsb.

C. Resistor

Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap ( fixed resistor)
dan resistor tidak tetap (variable resistor).

Resistor
Resistor Tetap (Fixed Resistor): Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Resistor Kawat 1. Potensiometer
2. Resistor Batang Karbon 2. Potensiometer Geser
3. Resistor Keramik atau Porselin 3. Trimpot
4. Resistor Film Karbon 4. NTC dan PTC
5. Resistor Film Metal 5. LDR

Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah -
ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut.
Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat
berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh
lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor resistor variabel dapat kita tentukan
besar resistansinya, macam - macam resistor tetap (fixed resistor):

27
1. Resistor Kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama
yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih
menggunakan tabung hampa (vacuum tube).
Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup
besar. Resistor kawat ini biasanya banyak
dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki
resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang
tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai
sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat
yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi
dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk
resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5
watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat
dilihat pada gambar di samping.
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon
kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi
tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan
pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna.
Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi
awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah
jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian
elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat
pada gambar di samping.
3. Resistor Keramik atau Porselin
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang
elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor
yang terbuat dari bahan keramik atau porselin.
Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah
dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca
tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam
rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya
kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1
watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat
pada gambar di samping.

28
4. Resistor Film Karbon
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil
pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan
dengan perkembangan teknologi, para produsen
komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor
yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan
bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap
pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam
bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak
digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika
karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi
yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik,
resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan
resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya
sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk
dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
5. Resistor Film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir
menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan
terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai
toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah
kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan
dengan resistor film karbon, resistor film metal ini
memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan resistor film karbon karena
resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna,
bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan,
resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang
warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan
dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1
watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat
pada gambar di samping.

29
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):

1. Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling
sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer
terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang
terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah
lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian
elektronika masih menggunakan tabung hampa
(vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki
bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah
jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini.
Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat dari
bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun
dengan resistansi yang besar. Gambar di samping
adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon.
Pada umumnya, perubahan resistansi pada
potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan
logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara
linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding
dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang
dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah
perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan
logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik
memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena
nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah
melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya.
Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya
berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk
dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier
atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di
bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka
potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka
potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi
juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang
tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal
dari potensiometer.

2. Potensiometer Geser

30
Potensiometer geser merupakan kembaran dari
potensiometer yang telah dibahas di atas.
Perbedaannya adalah cara mengubah nilai
resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di
atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan
cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan,
untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai
resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang
yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser
dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya,
bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer
ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat,
namun saat ini sudah jarang digunakan karena
ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini,
perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan
secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat
pada gambar di samping dengan komponen yang
ditengah.
3. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat
dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan
potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran
yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi
menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang
tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai
resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A
untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai
resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada
badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk
trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.

4. NTC dan PTC

31
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC
(Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor
yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan
temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi
akan naik jika temperatur sekelilingnya turun.
Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika
temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini
sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu
atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC
dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping.
5. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor
yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan
intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada
prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu
mendorong elektron untuk menembus batas – batas
pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan
naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau
kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi
LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya
banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering
digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai
sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman.
Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di samping.

Gambar: 3.5
Resistor dan simbol

 Cara Menghitung nilai resistor 5 warna

32
Resistor 5 gelang warna ini untuk warna atau gelang pertama menunjukan angka,
gelang kedua menunjukan angka, gelang ketiga menunjukan angka,gelang ke empat
menujukan faktor perkalian dan gelang ke lima menunjukan toleransi dan lebih
detailnya perhatikan label atau diagram di bawah ini :

Untuk menghitung nilai dari resistor 5 warna terlebih dulu kita menetukan dimana letak
gelang warna kesatu kedu dan seterusnya agar kita bisa menentukan nilai resistor
tersebut dengan tepat dan benar. kalau diperhatikan dengan teliti dan jelas pada
badan ( body ) resistor ada satu jarak yang agak lebar antara gelang
kesatu,kedua,ketiga,dan seterusnya. Jarak tersebut adalah sebagai acuan dimana letak
gelang kesatu / pertama bisa juga warna emas dan perak di jadikan pedoman untuk
gelang yang terakhir.

Gambar: 3.6 Resistor 5 warna

Dari gambar di atas jarak antara warnah dan emas agak lebar atau jauh dikit dan
pastinya kita akan mengetahui warna yang terakhir dari resistor diatas dan warna
terakhirnya adalah emas semantara untuk mengetahui berapa nilai resistor 5 warna di

33
atas kita tahu untuk gelang kesatu adalah kuning jadi car menghitungnya sebagai
berikut :

 Gelang kesatu kuning nilainya adalah 4


 Gelang kedua ungu nilanya adalah 7

 Gelang ketiga hitam nilanya adalah 0

 Gelang keempat merah nilainya menunjukan banyaknya nol yaitu 00

 Gelang kelima emas menunjukan toleransinya yaitu 5%

Jadi dapat kita simpulkan atau kita ketahui nilai resistor 5 warna di atas adalah 47000
ohm atau 47k ohm serta toleransisnya 5%.

Contoh satu lagi : MERAH = 2 , MERAH = 2, HITAM = 0, COKLAT = 0, EMAS 5%

Maka nilai resistor terasebut 2200 ohm 5% = 2,2 Kohm 5%.

 Menghitung resistor 4 warna

Gambar: 3.7 Resistor 4 Warna

Resistor di atas mempunyai warna :


 MERAH » HITAM » MERAH » EMAS
 MERAH = 2

 HITAM = 0

 MERAH = 00

 EMAS = 5%

 Berarti nilai hambatan resistor di atas adalah = 2000 kiloohm atau 2 K saja.
dengan nilai toleransi 5%

 MERAH » MERAH » COKLAT »  MERAH=2


PERAK

34
 MERAH=2  PERAK=10%

 COKLAT=0  Maka nilai nya adalah = 220


OHM , dengan toleransi 10%

D. Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen yang berfungsi untuk penyimpan muatan listrik


yang dibentuk dari dua permukaan yang berhubungan tapi dipisahkan oleh satu
penyeka, Besarnya kapasitansi dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini,
Kapasitansi C = ( Muatan Q / Tegangan V ). Kapasitor adalah suatu komponen
elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan. sebuah
kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar
satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering
disebut dielektrik. Fungsi kapasitor adalah pada rangkaian rangkaian elektronika
biasanya adalah sebagai berikut:

 Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui
arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan
2 buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih
berhubungan secara ac(signal), artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai
kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.
 Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang
saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar
kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk
memotong tegangan ripple.
 Kapasitor sebagai penggeser fasa.
 Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
 Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah
saklar.

Berikut macam kondensator berdasarkan kegunaannya:

1. Kondensator Tetap
Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-
ubah.(nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah).
Kondensator tetap ada tiga macam bentuk :

a. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau,
coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik

35
karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari
beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan
kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.

Gambar: 3.8 Kapasitor Keramik


Cara membaca nilai kapasitor Keramik :

Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF

= 20 KpF =0,02 μF.

Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF

= 0,005 μF

Gambar: 3.9 Membaca Nilai Kapasitor


b. Kondensator Polyester

Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara
menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai
warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

36
Gambar: 3.10 Kapasitor Polyester

c. Kondensator Kertas

Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio
dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang dipakai
pada sirkuit oscilator antara lain:

 Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave /


MW) = 190 meter - 500 meter.
 Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave /
SW)SW 1 = 40 meter - 130 meter.
 Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13
meter - 49 meter.

37
Gambar: 3.11 Kapasitor Kertas

Gambar: 3.12 Tabel Warna Nilai Kapasitor

2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (Elco) adalah kondensator yang


biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan
negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau
yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 μF
(mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga
ribuan volt.

38
Gambar: 3.13 Elco

Selain kondensator elektrolit (Elco) yang mempunyai polaritas, ada juga


kondensator jenis elco yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum. Dan ada
elco yang non polaritas pada kakinya tidak ada kutub (+) dan (-).

Gambar: 3.14 Kondensator Solid Tantalum

Gambar: 3.15 Kondensator Non Polar


Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah :
 Kering (kapasitasnya berubah)
 Konsleting

 Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan


negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.

39
Gambar: 3.19 Simbol-simbol kapasitor

3. Kondensator Tidak Tetap (Variabel dan Trimmer)

Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa
diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik
mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng.

Gambar: 3.16 Kodensator Variabel

40
Kondensator variabel (Varco)terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum
sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100pF = 0.0001μF). Kondensator variabel
dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi
tertentu yang akan ditangkap.

Gambar: 3.17 Simbol Kondensator Variabel

Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator berfungsi


untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi tersebut.Kondensator trimer
mempunyai kapasitas dibawah 100 pF (pikoFarad).

Gambar: 3.18 Simbol Kondensator Trimer

E. Dioda

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi
Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

41
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau
mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

 
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar: 3.19 Dioda Rectifier

2. DIODA ZENER 

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt
dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar
dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada
sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai.
Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada
Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen
ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

42
Gambar: 3.20 Dioda Zener

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain
dan beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda
tidak menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban.
Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi
brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE ) 

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
 Sebagai lampu indikator,
 Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
 Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP),
bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs
memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau
kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.

43
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna 

TABEL LED DAN TEGANGANYA


Warna Tegangan Maju
Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Gambar: 3.21 Dioda LED

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan
dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang
sesuai dengan elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga


menghasilkan warna sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida.
LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang, LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru

44
ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk
menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah
nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai
resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah
sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita
berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut
akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana
dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai
sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

Gambar: 3.22 Photo Dioda

5. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon
dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan
padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda
varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio). 

45
Gambar: 3.23 Dioda Varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

  DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor
dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya
adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P
dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut
PNPN Trioda.

Gambar: 3.24 Dioda SCR

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate
pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.

46
Gambar: 3.25 Simbol-Simbol Dioda

F. Relay

Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan logika


switching. Relay yang digunakan sebelum tahun 70an, merupakan “otak” dari
rangkaian pengendali. Setelah tahun 70-an digantikan posisi posisinya oleh PLC
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan
mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini
didefinisikan sebagai berikut :
 Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)
kontak saklar.
 Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika
berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.

47
Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi – fungsi berikut :
 Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
 Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan

 Contoh : starting relay pada mesin mobil

 Pengatur logika kontrol suatu sistem

Gambar: 3.26 Relay

Gambar: 3.27 Skema Relay Elektromekanik

Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar diatas, coil adalah gulungan
kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil contact ada 2 jenis :
 Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open)
 Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)

48
Secara prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik (energized),
akantimbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan
contact akan menutup.
Jenis – jenis Relay Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang
dimilikinya.
 Pole : banyaknya contact yang dimiliki oleh relay 
 Throw : banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact 

Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :


 DPST (Double Pole Single Throw)
 SPST (Single Pole Single Throw)

 SPDT (Single Pole Double Throw)

 DPDT (Double Pole Double Throw)

 3PDT (Three Pole Double Throw)

 4PDT (Four Pole Double Throw)

Jenis Relay : 
 Timing relay adalah jenis relay yang khusus. Cara kerjanya ialah sebagai
berikut : jka coil dari timing relay ON, maka beberapa detik kemudian, baru
contact relay akan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC  contact). 
 Latching relay ialah jenis relay digunakan untuk latching atau mempertahankan
kondisi aktif input   sekalipun input sebenarnya sudah mati. Cara kerjanya ialah sebagai
berikut : jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan kecuali unlatch coil
diaktifkan. Simbol dari latching relay 

Relay jenis Single Pole Double Throw (SPDT

49
Relay dengan contact lebih dari satu

Gambar: 3.28 Rangkaian dan Simbol Relay

G. Transistor

Transistor Merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapisan


semikonduktor, diantaranya contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai tiga kaki
yang disebut dengan Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/collector (C).
Fungsi Transistor antara lain  : 
1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC) 
2. Sebagai penyearah 
3. Sebagai mixer 
4. Sebagai osilator 
5. Sebagai switch

Gambar: 3.29 Bentuk FisikTransistor

50
Gambar: 3.30 Transistor PNP dan Simbol

Gambar: 3.31 Transistor NPN dan Simbol


Cara menguji transistor dengan Ohmeter, Perhatiakan tabel hasil pengujian :

Kesimpulan menentukan kaki basis,emitor dan kolektor dengan hail pengujian pada
tabel sebagai berikut:

o Dari hasil tabel ditemukan bahwa kaki I adalah kaki Basis, dimana selama
pengukuran harus ada kaki acuan (patokan) dan menunjukkan gejala ON, ON
kemudian bila dibalik polaritasnya menunjukkan gejala OFF, OFF maka kaki basis ON
pada saat dipasang polaritas negative atau OFF saat dipasang polaritas positif maka
jenis transistor adalah PNP. 
o Sedangkan untuk menentukan kaki emitor dan kolektor, kita harus menghitung
nilai hambatan yang dimiliki oleh emitor dan kolektor. Apabila kaki II hambatannya
lebih besar dari kaki III maka dapat kita simpulkan bahwa kaki II merupaka kolektor
dan kaki III merupakan emitor.
Transistor mempunyai 3 jenis yaitu :

1. Uni Junktion Transistor (UJT)


2. Field Effect Transistor (FET)
3. MOSFET
1. Uni Junktion Transistor (UJT)

Gambar: 3.32 Simbol UJT

Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan
dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua
jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.

51
2. Field Effect Transistor (FET) 

Gambar: 3.33 Simbol FET

Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain
penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih
tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang
memerlukan, Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor,
Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET
ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).

3. MOSFET 

Gambar: 3.34 Bentuk Fisik Mosfet

MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai
satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance
yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya
digunakan pada bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya
misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi
dengan desah yang rendah. 

Gambar: 3.35 Simbol MOSFET

Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan


bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan
kertas timah, penyolderannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk menyolder
MOSFET, Seperti pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.

52
H. Crystal

Kristal biasanya digunakan untuk rangkaian osilator yang menuntut stabilitas


frekuensi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan utamanya adalah
karena perubahan nilai frekuensi kristal seiring dengan waktu, atau disebut juga
dengan istilah faktor penuaan frekuensi (frequency aging), jauh lebih kecil dari pada
osilator-osilator lain. Faktor penuaan frekuensi untuk kristal berkisar pada angka
±5ppm/tahun, jauh lebih baik dari pada faktor penuaan frekuensi osilator RC ataupun
osilator LC yang biasanya berada diatas ±1%/tahun, Kristal juga mempunyai stabilitas
suhu yang sangat bagus. Lazimnya, nilai koefisien suhu kristal berada dikisaran
±50ppm direntangan suhu operasi normal dari -20°C sampai dengan +70°C.
Bandingkan dengan koefisien suhu kapasitor yang bisa mencapai beberapa persen.

Untuk aplikasi yang menuntut stabilitas suhu yang lebih tinggi, kristal dapat
dioperasikan didalam sebuah oven kecil yang dijaga agar suhunya selalu konstan,
crsytal pada perangkat mikrokontroller digunakan sebagai pembangkit clock ( denyut )
untuk mendorong proses program.

Gambar: 3.35 Xtal dan Simbolnya

I. Display LCD

LCD merupakan device untuk menampilkan keluaran tertentu secara grafis. Dengan
LCD, alat yang kita buat dapat menjadi lebih interaktif dengan menampilkan berbagai
informasi pada layar LCD, Sebuah LCD 16x2 stardard yang sering digunakan adalah
produk HITACHI seri HD44780,16x2 berarti LCD terdiri dari 16 kolom dan 2 baris ,
Sebuah LCD standard 16x2 memiliki diagram sebagai berikut:

Gambar: 3.36 Pin LCD 16x2

VSS, merupakan pin power supply GND


VDD, adalah VCC +5V
VEE, untuk merubah brightness LCD. Tegangan supply antara +3.5-5V. Pin ini sering
dihubungkan dengan potensiometer agar brightness dapat diatur sewaktu-waktu.
RS, Register Select. Diset untuk mengirimkan command (0) atau data (1).  Command 

53
merupakan perintah tertentu yang akan dijalankan LCD, seperti menampilkan cursor,
membuat cursor berkedip, membersihkan tampilan LCD. Dll.
RW, pin control untuk membaca atau menuliskan data ke LCD. 0 untuk Write dan 1
untuk Read
E, pin control untuk enable/disable LCD
D0-D7, merupakan pin data untuk mengirimkan data ke LCD.
biasanya beberapa tipe LCD terdapat dua pin lagi untuk lampu LED.

Beberapa Daftar Comand LCD

LCD dapat dihubungkan dengan hanya 4 atau 8 bit pin data. Tentu saja akan lebih
efisien jika menggunakan 4 bit pin data.  Pada tutorial ini akan dicontohkan penulisan
code untuk   mode 8 dan 4 bit. Terutama mode 4 bit, kita dapat menggunakan library
pada CodeVision yakni alcd.h, mode 8 bit, Codevision menyediakan pustaka ( library)
untuk mengakses antarmuka LCD.

Gambar: 3.37 LCD 16x2

54
Gambar: 3.38 Konfigurasi LCD 16x2

Contoh mengkonfigurasikan lcd 16x2 ke port mikrokontroller:

PortA.0 – pin RS (pin 4) PortA.4 – pin D4 (pin 11)


PortA.1 – pin R/W (pin 5) PortA.5 – pin D5 (pin 12)
PortA.2 – pin EN (pin 6) PortA.6 – pin D6 (pin 13)
PortA.3 – tidak dipakai PortA.7 – pin D7 (pin 14)

J. 7 Segmen Dan Led Dot Matriks

Gambar: 3.39 7 Segmen

55
Gambar: 3.40 Led Dot Matriks

 7 segment
7 segment adalah komponen yang berfungsi menampilkan karakter angka.
dalam7segment juga dilegkapi dp (dot poin) untuk menampilkan koma atau titik pada
saat menampilkan bilangan. Kegunaan 7segment biasanya untuk jam digital,
stopwacth, traffic light display yang ada di perempatan jalan dll, Di
bagian 7segments terbagi 8 bagian yang sudah ada bagiannya sendiri-sendiri
(A,B,C,D,E,F,G dan dp) bisa lihat gambar di bawah ini

Gambar: 3.461 Led Matriks

Misal untuk menampilkan angka 1, maka yang harus hidup dibagian (B, C,). untuk
angka 2 (A, B, D,E, G) dan seterusnya. Tabel Biner untuk menyusun angka 0-9

A B C D E F G dp Menampilkan angka
0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 1 1 1 1 0 1
0 0 1 0 0 1 0 0 2
0 0 0 0 1 1 0 0 3
1 0 0 1 1 0 0 0 4
0 1 0 0 1 0 0 0 5
0 1 0 0 0 0 0 0 6
0 0 0 1 1 1 1 0 7
0 0 0 0 0 0 0 0 8

Keterangan:

56
1 = Mati.

0 = Nyala.

dp = titik ( dot yang ada disebelah angka ).

misal akan menampilkan angka 1 di tabel itu tertera biner 10011110 (lihat di bagian
yamg menampilkan angka 1) jika kita urutkan A=1, B=0, C=0, D=1, E=1, F=1, G=1
dan angka biner  terakhir adalah dp (0). B dan C hidup sedangkan A,D,E,F,G mati dan
menampilkan output angka 1.

 LED dot matriks

LED dot matriks adalah sarana yang sangat populer menampilkan informasi seperti
itu memungkinkan teks baik statis dan animasi dan gambar. Mungkin, Anda telah
menemukan mereka di pompa bensin menampilkan harga gas, atau di tempat-tempat
umum dan di sepanjang jalan raya, menampilkan iklan pada panel dot matrix besar.
Dalam percobaan ini, kita akan membahas tentang struktur dasar dari sebuah
monokrom (warna tunggal) LED dot matrix dan interface dengan mikrokontroler untuk
menampilkan karakter statis dan simbol.

Gambar: 3.42 Moving Text Dot Matriks

57
Gambar: 3.43 Struktur Dari 5×7 LED Dot Matriks

Susunan led dot matrixs membentuk pin baris dan kolom, untuk menghidupkan bagian
led yang membentuk suatu karakter huruf maupun angka perlu teknik scanning tiap
kolom, yaitu menghidupkan led secara bergantian dengan cepat, sehingga seolah olah
akan membentuk karakter yang di inginkan.

Gambar: 3.44 Scanning LED Dot Matriks

K. Sensor

Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering
digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian
pada suatu alat instrumentasi, robot dan sistem otomatis.

Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain
sensor cahaya, sensor suhu, sensor jarak, sensor panas tubuh dan sensor tekanan dll.

Gambar: 3.45 Sensor Jarak Ultrasonic

58
Gambar: 3.46 Sensor Cahaya

L. Konektor

Konektor adalah komponen yang digunakan untuk menghubungkan suatu rangkaian


ke rangkaian yang lain atau ke catu daya, ada beberapa macam konektor yang dipakai
dalam project elektronika diantaranya molex conektor, black housing, terminal block,
dc konektor pin header AC Connector, dll.

Gambar: 3.47 Pin Header Male dan Female

Gambar: 3.48 Black Housing dan Molex

Gambar: 3.49 DC Connector Male dan Female

59
Gambar: 3.50 Terminal block

M. Transformator

Pengertian transformator atau yang biasa kita kenal dengan trafo adalah
komponen elektronika yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
listrik. Dengan demikian fungsi transformator ini sangat diperlukan sekali dalam
sebuah sistem/rangkaian elektronika. Di sini transformator berperan dalam 
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang rendah
atau sebaliknya, namun dengan frekuensi yang sama. Oleh karena itu pula
transformator merupakan piranti listrik yang termasuk ke dalam golongan mesin listrik
statis.

60
Gambar: 3.51 Transformator dan Simbol

Transformator ini berbentuk empat persegi panjang dimana di dalamnya terdapat


susunan pelat baja berbentuk huruf E. Transformator terbuat dari bahan kawat
tembaga (email) berukuran kecil yang melilit pelat tersebut yang membentuk lilitan
primer dan lilitan sekunder, Transformator bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi
elektromagnetik. Dimana apabila terjadi suatu perubahan fluks magnet pada kumparan
primer, maka akan diteruskan ke kumparan sekunder dan menghasilkan suatu gaya
gerak listrik (ggl) induksi dan arus induksi. Nah,agar selalu terjadi perubahan fluks
magnet, maka arus yang masuk (input) ini harus berupa arus bolak balik (AC).
Di dalam perkembangannya terdapat bermacam-macam jenis transformator atau trafo
dan mempunyai berbagai fungsi, diantaranya :
 Trafo ( Transformator ) Adaptor
 Trafo ( Transformator ) IF ( Frekuensi Menengah )
 Trafo Step Up / Step Down
 Trafo OT ( Out Put )
Berikut ini contoh fungsi transformator yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari :
 Trafo step up, Fungsi transformator ini digunakan untuk menaikkan tegangan
AC, trafo jenis ini dipakai dalam rangkaian-rangkaian pembangkit tegangan pada
perangkat elektronika seperti trafo inverter monitor LCD, trafo inverter TV, dll.
 Trafo step-down adalah kebalikannya, fungsi transformator ini untuk
menurunkan tegangan AC, contoh pemakaiannya pada adaptor.

N. Motor DC

Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan
karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang
luas dibandingkan dengan motor arus bolak-balik, motor dc juga digunakan sebagai
aktuator robot dan peralatan lainya, motor dc ada yang sudah satu paket dengan
gearbox dan ada yang terpisah, untuk mengubah putaran menjadi cepat atau lambat
dan memperkuat putarannya motor dc memerlukan gear box,

contoh bila di aplikasikan pada robot line follower, line follwer memiliki beban pada
perangkat kerasnya , supaya robot tersebut bisa berjalan dengan baik selain elektronik

61
dan program maka motor dc di berikan gear box supaya putaran lebih kuat dan
mampu mengangkat beban robot.

Gambar: 3.52 Motor DC dan Simbol

Gambar: 3.53 Motor DC Dengan Mekanik Gearbox

Gambar: 3.54 DC Gearbox

O. IC regulator

62
Regulator tegangan sederhana-nya adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi
untuk mengatur agar tegangan keluaran-nya tetap berada pada posisi yang ditentukan
walau tegangan masukkan-nya berubah-ubah. Rangkaian regulator tegangan ini
kemudian dikemas dalam bentuk sirkuit terintegrasi (IC), ada beberapa jenis ic
regulator diantaranya IC LM 317, LM 7805, LM 7812 dll, IC LM 317 merupakan
regulator yang tegangan outputnya dapat diubah menggunakan potensio, sedangkan
LM 7805 merupakan regulator menstabilkan output tegangan 5 V, jika 7812 berarti
outputnya 12 V.

Gambar: 3.55 IC Regulator 7805 dan Simbol

P. IC TTL

IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang


merupakan gabungan dari ratusan atau ribuan komponen-komponen lain. Bentuk IC
berupa kepingan silikon padat, biasanya berwarna hitam yang mempunyai banyak
kaki-kaki (pin) sehingga bentuknya mirip sisir..  Ada beberapa macam IC berdasarkan
komponen utamanya yaitu IC  TTL Dan IC CMOS, dengan adanya teknologi IC ini
sangat menguntungkan, sehingga rangkaian yang tadinya memakan banyak tempat
dan sangat rumit bisa diringkas dalam sebuah kepingan IC, Komponen/Bentuk utama
dalam sebuah IC yaitu:

IC TTL (IC Transistor Transistor Logic)  IC TTL adalah IC yang banyak digunakan


dalam rangkaian-rangkaian digital karena menggunakan sumber tegangan yang relatif
rendah, yaitu antara 4,75 Volt sampai 5,25 Volt. Komponen utama IC TTL adalah
beberapa transistor yang digabungkan sehingga membentuk dua keadaan (ON/FF).
Dengan mengendalikan kondisi ON/OFF transistor pada IC digital, dapat dibuat
berbagai fungsi logika, ada tiga fungsi logika dasar yaitu AND, OR dan NOT.

63
Gambar: 3.56 IC TTL

Elektronika digital adalah sistem elektronik yang menggunakan signal digital. Signal
digital didasarkan pada signal yang bersifat terputus-putus. Biasanya dilambangkan
dengan notasi aljabar 1 dan 0. Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan dan
notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan. Contoh yang paling gampang
untuk memahami pengertian ini adalah saklar lampu. Ketika kalian tekan ON berarti
terjadi hubungan sehingga dinotasikan 1. Ketika kalian tekan OFF maka akan berlaku
sebaliknya.

Elektronik digital atau atau rangkaian digital apapun tersusun dari apa yang disebut
sebagai gerbang logika. Gerbang logika melakukan operasi logika pada satu atau lebih
input dan menghasilkan ouput yang tunggal. Output yang dihasilkan merupakan hasil
dari serangkaian operasi logika berdasarkan prinsip prinsip aljabar boolean. Dalam
pengertian elektronik, input dan output ini diwujudkan dan voltase atau arus
(tergantung dari tipe elektronik yang digunakan). Setiap gerbang logika membutuhkan
daya yang digunakan sebagai sumber dan tempat buangan dari arus untuk
memperoleh voltase yang sesuai.

Dasar pembentukan gerbang logika adalah tabel kebenaran (truth table). Ada tiga
bentuk dasar dari tabel kebenaran yaitu AND, OR, dan NOT. Berikut penjelasan
masing-masing gerbang logika.

1. Gerbang logika AND

Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high
maka semua sinyal masukan harus bernilai high. Gerbang logika AND diantaranya
adalah IC TTL 7408.

Simbol AND Logic Gate

64
Truth Table

Gambar: 3.57 Gerbang AND

2. Gerbang Logika OR
Gerbang OR mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang OR, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high
hanya butuh salah satu saja input berlogika high. Gerbang logika OR diantaranya
adalah IC TTL 7432.

Simbol OR Logic Gate

T
Truth Table

65
Gambar: 3.57 Gerbang OR

3. Gerbang Logika Not

Gerbang NOT hanya mempunyai satu sinyal input dan satu sinyal output. Dalam
gerbang NOT, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high sinyal masukan
justru harus bernilai low. Gerbang logika NOT diantaranya adalah IC TTL 7404.

Simbol NOT Logic Gate

Truth Table

Gambar: 3.58 Gerbang NOT

66
4. Gerbang Logika NAND

Gerbang NAND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang NAND, apabila salah satu input berlogika low maka
output akan berlogika high. Gerbang logika NAND diantaranya adalah IC TTL 7400.

Simbol NAND Logic Gate

Truth Table

Gambar: 3.59 Gerbang NAND

5. Gerbang Logika NOR

Gerbang NOR mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang NOR, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high
maka semua inputnya harus berlogika low. Gerbang logika NOR pada diantaranya
adalah IC TTL 7402.

67
Simbol NOR Logic Gate

Truth Table

Gambar: 3.60 Gerbang NOR

6. Gerbang Logika Ex-Or

Gerbang Ex-Or mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang Ex-Or, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika
high maka semua sinyal masukan harus bernilai berbeda. Gerbang logika Ex-Or
diantaranya adalah IC TTL 7486.

Simbol Ex-Or Logic Gate

68
Truth Table

Gambar: 3.61 Gerbang EX OR

7. Gerbang Logika Ex-Nor

Gerbang Ex-Nor mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang Ex-Nor, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika
high maka semua sinyal masukan harus bernilai sama.Gerbang logika Ex-Nor
diantaranya adalah IC TTL 74266.

Simbol Ex-Nor Logic Gate

Truth Table

69
Gambar: 3.62 Gerbang AND

Q. IC Driver Motor
IC driver motor adalah ic yang dapat mengendalikan motor, ic ini biasanya di temui
pada rangkaian robot dan perangkat yang menggunakan motor, macam-macam ic
driver motor diantaranya ic l293D, l298, dll.

Gambar: 3.63 IC L298 dan L293D

70
R. Mikrokontroller AVR

AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Insruction Set Compute) 8 bit berdasarkan
arsitektur Havard, yang dibuat oleh atmel pada tahun 1996. AVR memiliki keunggulan
dibanding dengan mikrokontroler lain seperti kecepatan eksekusi program yang lebih
cepat yang lebih cepat dibanding dengan mikrokontroler MCS51 yang memiliki
arsitektur CISC (complex Intruktion Set Compute). Fitur AVR memiliki fitur lengkap
(ADC internal, EEPROM Internal, Timer/Counter, Watchdog Timer, PWM, Port I/O,
komunikasi serial dll). Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi
3 kelompok, yaitu keluarga AT90xx, ATMega, dan ATtiny. Type dari mikrokontroler
AVR seperti ATMega 16, ATMega 8, ATMega 32, ATMega 2313, ATMega 8535, ATMega
128, ATMega 64. Pemrograman AVR dapat menggunakan low level language
(assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, Java) tergantung compiler yang
digunakan. Untuk kedepannya kita akan menggunakan pmrograman bahasa C dengan
software kompilernya menggunakan Code Vision AVR dan menggunakan ATMega 16
sebagai perangkat kerasnya. Untuk Konfigurasi pin Atmega16,atmega32,atmega8535
sama yang membedakan adalah fitur dan memorynya, Mikrokontroler ATMega 16 Fitur
yang dimiliki adalah sebagai berikut :

1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi, dengan daya rendah

2. Arsitektur RISC dengan Troughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16MHz.

3. Memilikikapasitas flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte dan SRAM 1 Kbyte.

4. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

5. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

6. Unit interupsi internal dan ekternal

7. Port USART untuk komunikasi serial

8. Fitur peripheral

- Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan

• 2 buah Timer/Counter 8 bit dengann prescaler terpisah dan mode compare

• 1 buah Timer/Counter 16 bit dengan prescaler terpisah, mode compare,

dan mode capture

- Real time counter dengan osilator sendiri

- 4 channel PWM

71
- 8 channel, 10-bit ADC

• 8 single-ended channel

• 7 differential channel hanya pada kemasan TQFP

• 2 differential channel dengan programmable gain 1x, 10x, atau 100x

- Byte-oriented two wire serial interface

- Programmable serial USART

- Antarmuka SPI

- Watchdog timer dengan oscillator internal

- On-chip analog comparator

Gambar: 3.64 Konfigurasi Pin atmega 16/32/8535

Konfigurasi pin ATMega 16 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual in line Package) dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya. Sebaiknya

menggunakan catu daya 5 V dengan regulator tegangan.

2. GND merupakan pin Ground

3. Port A(PA0..PA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan ADC.

72
4. Port B(PB0..PB7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus,
seperti

Berikut.

Pin Fungsi khusus

 PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)


 PB6 MISO (SPI Bus Master Input/lave Output)
 PB5 MOSI (SPI Bus Master Output?Slave Input)
 PB4 SS (SPI Slave Select Input)
 PB3 AIN1 (Analog Comparator Negatif Input)
 OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
 PB2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
 INT2 (External Interrupt 2 input)
 PB1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
 PB0 T0 T1 (Timer/Counter0 External Counter Input)
 XCX (USART External Clock Input/Output)

5. Port C(PC0..PC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus,
seperti

Berikut.

Pin Fungsi khusus

 PC7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin2)


 PC6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin1)
 PC5 TDI (JTAG Test Data In)
 PC4 TDO (JTAG Test Data Out)
 PC3 TMS (JTAG Test Mode Select)
 PC2 TCK (JTAG Test Clock)
 PC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Outpur Line)
 PC0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

6. Port D(PD0..PD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus,
seperti

Berikut.

Pin Fungsi khusus

 PD7 OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Macth Output)


 PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
 PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Macth Output)

73
 PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Macth Output)
 PD3 INT1 (External Interruft 1 input)
 PD2 INT0 (External Interruft 0 input)
 PD1 TXD (USART Output Pin)
 PD0 RXD (USART Input Pin)

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock ekstenal

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC

Gambar: 3.64 Atmega128 Atmega8 Attiny2313 Atmega16

S. Rangkaian Robot line follower

Ada beberapa macam rangkaian robot line follower dari yang sederhana
sampai yang menggunakan mikrokontroller, pada dasarnya robot line follower
terdapat 3 blog rangkaian elektronik yang memiliki fungsi yang berbeda-beda,
yaitu rangkaian sensor, rangkaian sistem minimum, dan driver motor.
Rangkaian sensor berfungsi untuk membaca garis yang di lalui robot, rangkaian
sistem minimum berfungsi sebagai pemroses sinyal dari sensor, rangkaian

74
driver motor berfungsi untuk mengontrol motor dc yang mendapat sinyal dari
sistem minimum.

SENSOR LINE SISTEM MINIMUM DRIVER MOTOR MOTOR DC

BATTERY

Gambar: 3.65 Diagram Robot Line Follower

 Sensor proximity Dengan Komparator.

Agar dapat dibaca oleh mikrokontroler, maka tegangan sensor harus disesuaikan
dengan level tegangan TTL yaitu 0 – 1 volt untuk logika 0 dan 3 – 5 volt untuk logika
1. Hal ini bisa dilakukan dengan memasang operational amplifier yang difungsikan
sebagai komparator. Output dari photodiode yang masuk ke input inverting op-amp
akan dibandingkan dengan tegangan tertentu dari variable resistor VR. Tegangan dari
VR inilah yang kita atur agar sensor proximity dapat menyesuaikan dengan kondisi
cahaya ruangan.

Gambar: 3.66 Rangkaian Sensor Line Dengan Komparator

 Sensor dengan ADC (Analog to Digital Converter).

Sensor ADC merupakan perangkat sensor yang sangat sederhan. Perangkat sensor ini
hanya terdiri dari sebuah Resistor dan sensor phototransistor/photodeoda/LDR yang
mengunakan prinsip pembagi tegangan sebagai parameternya. Sensor ADC member
inputan ke mikrocontroler berupa tegangan variasi yang diterjemahkan oleh mikro
sebagai bilangan 00000000(0) sampai 11111111(255). Jadi dengan ini kita tidak
memerlukan komparator sebagai indicator 1/0, tapi memerlukan pemograman
mikrocontroler yang lebih sulit, yaitu dengan mengatur parameter variasi tegangan

75
input yang diterjemah mikro sebagai logic 0/1. Misal : Jika out sensor 3,5-5V
diterjemahkan sebagai logic 1. Jika out sensor kurang dari 3,5 V diterjemahkan 0 .

Gambar: 3.67 Rangkaian Sensor Line Dengan ADC

 RS Flip Flip Sebagai Otak Robot Analog

Rangkaian RS Flip Flop adalah rangkaian memory yang paling dasar, rangkaian ini
dapat memnyimpan data digital 1 dan 0, RS Flip Flop digunakan sebagai pengendali
robot analog, RS Flip Flop dapat Dibuat dengan menggunakan 2 gerbang IC TTL yaitu
NAND GATE, ada juga ic TTL yang sudah terdapat RS Flip Flop di dalamnya, namun
disini akan menggunakan NAND GATE, RS Flip Flop memiliki 2 input dan 2 output,
input dapat di umpamakan sebagai SET ( S ) dan RESET ( RESET ), Dan out put dapat
di umpamakan sebagai ( Q ) dan ( Q’ ), cara kerja RS Flip Flop yaitu mengatur dan
mereset, data yang di inputkan akan mengeluarkan output secara bergantian dan akan
tersimpan, data output akan kembali ke posisi awal jika semua input di set 0, berikut
adalah tabel dari cara kerja RS Flip Flop.

Gambar: 3.68 Tabel Kebenaran RS FLIP FLOP

 Driver Motor 1 arah

Driver Robot analog, cara kerja rangakaian adalah menggerakan


motor 1 arah saja on dan off seperti sakelar biasa namun ada
tambahan 1 sekelar lagi yang berfungsi sebagai pengunci
putaran motor sehingga motor akan menyendat, sakelar 1 berfungsi
untuk menghidupkan motor dan sakelar 2 berfungsi
untuk menyendatkan motor, sakelar tidak boles

76
semuanya ON, harus bergantian karena jika kedua sakelar ON menyebabkan Konslet,
jika di terapkan pada robot line follower maka sakelar diganti dengan transistor,
gambar bisa dilihat di bawah ini, cara kerja driver mosfet 1 arah yaitu ketika signal
input benilai 1 maka transistor bd 139 aktif dan memberikan pemicu pada IRF9530
(Q5) sehingga aktif, pada kondisi tersebut IRF530(Q4) tidak aktif sehingga motor
berputar, ketika signal input bernilai 0 maka BD139 dan IRF9530 tidak aktif dan
IRF530(Q4) aktif karena dapat pemicu dari resistor 10k, di ibaratkan Q4 adalah SW 2
dan Q5 adalah SW 1.

Gambar: 3.69 Driver Mosfet 1 arah

 Driver Motor 2 arah

Driver motor 2 arah adalah rangkaian yang dapat mengontrol motor 2 arah yaitu putar
kanan dan kiri, driver motor 2 arah biasanya di gunakan pada sistem otomatis maupun
robot line follower, sebagian besar dari robot line follower berbasis mikrokontroller
biasanya menggunakan driver motor 2 arah, driver ini biasa disebut dengan H-bridge
karena susunan rangkaian menyerupai huruf H, driver ini bekerja secara silang dengan
kombinasi 4 sakelar, gambar di bawah ini adalh ilustrasinya, jika SW1 ,SW2, SW3, SW4
OFF maka motor berhenti, jika SW1 dan SW3 ON, maka motor berputar ke kanan, jika
SW2 dan SW4 ON, maka motor berputar ke kiri, posisi kerja sakelar harus secara
silang karena jika SW1 dan SW2 atau SW3 dan SW4 ON dapat menyebabkan hubung
singkat ( konslet ), untuk penerapan pada sistem kendali, sakelar dapat diganti dengan
relay atau mosfet.

Gambar: 3.70 Cara kerja driver motor 2 arah

77
Gambar: 3.71 Driver Mosfet 2 arah

Gambar: 3.72 Skematik Robot Line Follower Analog 2 Sensor

78
79
Gambar: 3.73 Skematik Robot Line Follower Mikro 2 Sensor

T. Peralatan pendukung Praktik

Multi meter solder dan Dukukan solder

Cutter Tang dan Obeng Tenol

Wire Stripper Mini Drill dan Mata Bor Gergaji Tangan

Laser Jet Printer Tool Box Setrika Lampu

Spidol Permanen Baskom Gunting Penggaris

80
Gambar: 3.74 Peralatan Praktik

81

Anda mungkin juga menyukai