Anda di halaman 1dari 12

RESISTOR

Fungsi Resistor Pada Rangkaian


Elektronika
Resistor atau hambatan listrik pada dasarnya memiliki fungsi untuk mengendalikan arus
listrik yang mengalir. Namun selain daripada itu ternyata fungsi resistor ini tidak hanya
sebagai penghambat/tahanan arus melainkan terdapat beberapa fungsi lainnya, hal ini
juga tidak terlepas dari karakteristik resistor itu sendiri.

Fung
si resistor

Pada rangkaian elektronika, fungsi resistor adalah sebagai berikut:


1. Fungsi resistor untuk menghambat/membatasi arus listrik.
2. Fungsi resistor untuk menurunkan tegangan.
3. Fungsi resistor untuk membagi tegangan.
4. Fungsi resistor untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang diinginkan.

Jenis-Jenis Resistor Tetap (Fixed Resistor)


Fixed resistor atau resistor tetap adalah resistor yang nilai resistansinya tetap dan tidak
bisa diubah-ubah. Nilai dari resistor tetap ada pada gelang warna yang ada pada badan
resistor, khusus resistor dengan daya 5 Watt ketas, nilainya tidak ditentukan oleh
gelang warna yang ada pada badannya namun nilainya langsung tertulis pada badan
resistor tersebut.

Ciri-ciri dari resistor tetap biasanya mempunyai dua kaki pada kedua ujungnya, namun
pada jenis resistor tertentu, misalnya pada resistor SIP (Single In Line) mempunyai kaki
yang banyak, pada dasarnya resistor SIP terdiri dari beberapa resistor yang disusun
secara paralel dan mempunyai satu titik pusat.
Resistor karbon (batang arang)

Resistor batang arang atau batang karbon atau carbon composition terbuat dari bahan
arang atau senyawa karbon yang biasanya diberikan lilitan kawat pada batang karbon
tersebut. Penentuan resistor karbon ditentukan oleh gelang warna yang terdapat pada
badan resistor ini. Bentuk resistor karbon adalah seperti tabung atau silinder yang
dihubungkan oleh kedua kawat di kedua sisinya.

Jenis resistor karbon film ini sebenarnya sudah tidak banyak beredar di pasaran, Salah
satu kelemahan dari resistor ini adalah pengaruh resistansinya terhadap suhu, ketika
temperature resistore ini naik pada suhu tertentu, maka resistansinya akan berubah
(melar). Namun kelemahan ini terkadang dimanfaatkan pada alat elektronika tertentu
seperti Televisi, dan lain-lain.

Jika merakit suatu rangkaian audio, resistor jenis ini tidak cocok untuk digunakan
karena tingkat noise yang terbilang tinggi dibandingkan dengan jenis resistor lainnya.

Resistor Film Karbon (Carbon film resistor)

Resistor film karbon merupakan jenis resistor yang paling banyak beredar dipasaran.
Resistor ini merupakan pengembangan dari resistor batang karbon, yang mana pada
resistor film karbon tidak dilengkapi dengan spiral groove seperti halnya resistor batang
karbon.

Jenis resistor film karbon pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan
resistor batang karbon, namun pada resistor film karbon mempunyai noise
dan temperature coeficient yang lebih rendah dari resistor batang karbon. Dengan
begitu, tentu resistor jenis karbon film ini lebih baik.

Resistor Film Metal (Metal Film Resistor)

Resistor film metal memiliki bentuk yang sama persis dengan resistor film karbon.
Namun resistor film metal adalah resistor terbaik diantara jenis resistor film karbon dan
batang karbon karena memiliki nilai toleransi yang paling kecil diantara jenis resistor
lainnnya. Selain itu resistor film metal mempunyai tingkat noise dan temperature
coeficient yang paling rendah.

Resistor film metal memiliki nilai toleransi antara 1% hingga 5% sehingga tingkat
keakuratannya tinggi. Nilai resistansi dari resistor ini terdiri dari 5 warna, tidak seperti
resistor film metal dan film karbon yang hanya menggunakan empat warna.

Resistor jenis film metal banyak digunakan pada rangkaian audio Hi-Fi, rangkaian radio
yang memiliki kestabilan tinggi terhadap perubahan frekuensi, dan perangkat elektronika
untuk militer. Alat ukur seperti multimeter juga menggunakan resistor jenis film metal.
Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Disebut resistor kawat atau wirewound resistor karena bahan utama dari resistor ini
adalah kawat nikelin yang digulungkan pada batang keramik isolator. Panjangnya
gulungan kawat ini tergantung nilai resistansi pada resistor kawat tersebut.
Sebenarnya resistor jenis ini sudah sangat lama digunakan, bahkan pada generasi
pertama resistor diciptakan.

Resistor kawat pada umumnya memiliki daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan
resistor jenis lain, maka dari itu resistor dengan daya 5 Watt keatas Anda akan
menemukan resistor jenis kawat ini. Rata-rata bentuk fisik dari resistor kawat memiliki
dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan resistor jenis lain, mengingat resistor ini
diperuntukan untuk daya menengah ke atas.
Resistor NIST

Resistor NIST adalah kepanjangan dari National Institute of Standard and


Technology merupakan jenis resistor yang memiliki tingkat akurasi paling tinggi diantara
jenis resistor lainnya karena memiliki toleransi mencapai 0,001%. Hal ini
membuat fungsi resistor NIST dijadikan suatu acuan standard dari pengukuran
resistansi tertentu terutama di negara-negara eropa.

Resistor jenis NIST sangat jarang ditemui di Indonesia, namun resistor jenis ini banyak
digunakan di negara eropa yang mempunyai standarisasi yang ketat terutama dalam
bidang elektronika. Contoh bentuk dari resistor NIST adalah sebagai berikut:
Resistor SMD

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat terutama di bidang


elektronika membuat peralatan elektronika semakin kecil dimensinya dan semakin
besar fungsinya. Salah satunya adalah resistor SMD. SMD adalah kepanjangan
dari Surface Mounted Device, yang mana resistor smd ini memiliki bentuk yang sangat
kecil dan cara pemasangannya dengan ditempel dengan timah panas.

Resistor SMD yang beredar saat ini ada dua jenis, bentuk persegi dan bentuk silider
seperi layaknya resistor biasa namun dengan bentuk yang sangat kecil seperti pada
gambar berikut:
Jenis-Jenis Resistor tidak tetap (Variable
Resistor)
Resistor tidak tetap atau biasa disebut dengan variable resistor merupakan jenis
resistor yang nilainya dapat diubah-ubah dengan cara memutar atau menggeser tuas
yang ada pada resistor variabel tersebut.

Potensiometer

Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah
dengan cara memutar tuas tangkai yang ada di tengah-tengah bulatan potensiometer
tersebut. Nilai resistansi pada potensiometer langsung tertera pada badannya berupa
kode angka. Potensiometer banyak digunakan pada rangkaian elektronika sebagai
pengaturan volume, pengaturan suara tone control, dan pengatur tegangan pada power
supply.

Tipe potensiometer terbagi menjadi dua, yaitu potensiometer Linier dan Potensiometer
Logaritmis. Biasanya untuk menentukan jenis potensiometer apakah linier atau
logaritmis ditambahkan kode A untuk linier dan B untuk logaritsmis setelah kode nilai
resistansi pada potensiometer tersebut.
Trimpot

Trimpot merupakan bentuk lain dari potensiometer. Trimpot kepanjangan dari Trimmer
potensiometer, yang mana trimpot mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan potensiometer dan untuk mengubah-ubah nilai resistansinya
dilakukan dengan cara men-trim tuasnya dengan obeng trimmer.
NT
C dan PTC

NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature


Coefficient) termasuk kedalam jenis Thermistor, yang mana suatu resistor yang
resistansinya berubah-ubah tergantung suhu dari thermistor tersebut. NTC merupakan
resistor yang nilai resistansinya akan naik jika suhu sekelilingnya naik, sedangkan PTC
nilai resistansinya akan turun ketika suhu sekelilingnya naik.
LDR

LDR adalah kepanjangan dari Light Dependent Resistor. Resistor LDR nilai


resistansinya akan berubah-ubah ketika terjadi perubahan intensitas cahaya yang
mengenai resistor LDR tersebut. Semakin tinggi intensitas cahaya yang masuk, maka
nilai resistansinya akan semakin kecil, dan sebaliknya semakin kecil intensitas cahaya
yang masuk maka nilai resistansinya akan semakin kecil. LDR banyak digunakan pada
rangkaian lampu taman otomatis, lampu tidur otomatis, dan lain-lain.

VDR

Bentuk Resistor VDR

Resistor VDR adalah kepanjangan dari Voltage Dependent Resistor. Nilai Resistansi


dari resistor VDR akan berubah tergantung dari tegangan yang diterima pada resistor
VDR tersebut, yang mana jika tegangan yang masuk pada VDR semakin besar, maka
nilai resistansinya akan semakin kecil sehingga arus yang melalui VDR juga akan
semakin besar, dan sebaliknya. VDR banyak digunakan pada perangkat elektronika
yang membutuhkan kestabilan seperti Televisi, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai