“KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA”
Disusun Oleh :
NAMA : GILBERT SARDA SINAGA
NIM :5213530021
NAMA KEGIATAN : “KAJIAN KOMPONEN ELEKTRONIKA”
Identitas Literatur
1) Jenis literatur : Jurnal
2) Judul literatur : Elektronika Dasar Teori, Komponen, dan Penerapan
3) Penulis : Muhammad Azzarkasyi, S.Pd., M.Pd Syamsul Rizal, S.Pd., M.Pd Andia
Fatmaliana, S.Si., M.Si
4) Penerbit : NATURAL ACEH Jalan Tgk. Adee II No. 8, Gampong Doy, Ule
Kareng, Banda Aceh, Aceh 23117
5) Tahun terbit : 2020
6) Bagian halaman yang diringkas : Halaman 32 s/d 53
1
Isi Resume
2
Coefficient). Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna
sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor. Resistor ini mempunyai bentuk seperti
tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode
warna, kode ini untuk mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter.
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries
Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.1.
3
dan toleransinya adalah + 5%. Arti dari toleransi itu sendiri adalah batasan nilai resistansi minimum dan
maksimum yang di miliki oleh resistor tersebut. Jadi nilai sebenarnya dari resistor 4,7 kΩ + 5% adalah :
4700 x 5% = 235 Jadi, Rmaksimum = 4700 + 235 = 4935 Ω Rminimum = 4700 – 235 = 4465 Ω.
Apabila resistor di atas di ukur dengan menggunakan ohmmeter dan nilainya berada pada
rentang nilai maksimum dan minimum (4465 s/d 4935) maka resistor tadi masih memenuhi standar.
Nilai toleransi ini diberikan oleh pabrik pembuat resistor untuk mengantisipasi karakteristik bahan yang
tidak sama antara satu resistor dengan resistor yang lainnya sehingga para desainer elektronika dapat
memperkirakan faktor toleransi tersebut dalam rancangannya. Semakin kecil nilai toleransinya, semakin
baik kualitas resistornya. Sehingga dipasaran resistor yang mempunyai nilai toleransi 1% (contohnya :
resistor metalfilm) jauh lebih mahal dibandingkan resistor yang mempunyai toleransi 5% (resistor
carbon). Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu rancangan selain
besar resistansi adalah besar watt-nya atau daya maksimum yang mampu ditahan oleh resistor. Karena
resistor bekerja dengan di aliri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar :
W = I2 . R . Watt
Semakin besar ukuran fisik suatu resistor, bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi
daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor
yang memiliki disipasi daya maksimum 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk balok memanjang
persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder dan biasanya untuk resistor
ukuran besar ini nilai resistansi di cetak langsung dibadannya tidak berbentuk cincin-cincin warna,
misalnya 100Ω5W atau 1KΩ10W. Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :
b.1 Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Resistor Tetap (Fixed Resistor) adalah resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu
tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi
tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil
tegangan. Resistor tetap memiliki nilai resistansi yang tertulis pada badan resistor dengan
menggunakankode warna dan kode angka. Aplikasi secara sederhana fungsi resistor tetap dalam
rangkaian elektronika adalah pada pembatas arus yang mengalir pada LED atau lampu. Pemasangan
resistor sebagai pembatas arus yang sifatnya tetap ini dipasang secara seri dengan beban (LED/Lampu)
dalam rangkaian elektronika.
4
Gambar 3.2 Bentuk resistor tetap
D. Potensiometer
Resistor jenis ini merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya melalui tuas yang telah tersedia. Nilai resistansi potensiometer tertulis pada badan
potensio menggunakan kode angka. Nilai resistansi potensiometer yang beredar dipasaran ada dua
macam, yaitu nilai resistansinya yang dapat diubah secara logaritmis dan nilai resistansi yang dapat
diubah secara linier. Nilai resistansi yang tertulis dibadan potensiometer bermakna sama dengaan nilai
resistansi trimpot, yaitu nilai yang tertulis dibadan potensiometer merupakan nilai maksimal resistansi
yang dapat diatur oleh potensiometer. Aplikasi potensiometer ini dapat kita jumpai pada perangkat
audio, seperti pengaturan nada.
5
Gambar 3.4 Bentuk potensiometer dan simbolnya
Pemilihan jenis resistor yang akan digunakan adaah berdasarkan fungsi resistor dalam rangkaian
elektronika, apabila rangkaian elektronika tersebut tidak memerlukan perubahan resistansi resistor maka
cukup menggunakan resistor tetap. Apabila rangkaian elektronika memerlukan perubahan resistansi
yang tidak perlu diubah sewaktu-waktu atahu hanya pada saat setting pertama saja maka cukup
menggunakan resistor jenis trimpot. Pada rangkaian elektronika yang membutuhkan perubahan
resistansi yang dapat diatur oleh operator setiap saat maka rangkaian tersebut memerlukan
potensiometer sebagai resistornya.
d.1 Termistor (Thermally Sensitive Resistor)
Resistor jenis ini nilai hambatannya berubah berdasarkan temperatur dan biasanya digunakan
untuk sensor suhu. Ada 3 model termistor, yaitu :
NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilai hamabatannya akan bertambah
kecil bila terkena suhu panas.
PTC (Positive Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilai hambatannya akan bertambah
besar bila temperaturnya menjadi dingin.
CTR (Critical Temperature Thermistor), yaitu resistor yang nilai hambatannya akan menurun
dengan cepat ketika temperatur disekitarnya naik diatas suhu yang specific point.
6
gelap maka nilai resistansinya 2 MΩ. Contoh salah satu bentuk CDS Potocell. CDS ini mempunyai
diameter 8 mm, tinggi 4 mm. Dengan bentuk silinder.
Cara paralel
Sedangkan rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti
semakin kecil. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.
Di bawah ini beberapa rumus (Hukum Ohm) yang sering dipakai dalam perhitungan elektronika :
tegangan dengan satuan Volt, arus dengan satuan Ampere, resistansi dengan satuan Ohm, daya dengan
satuan Watt.
Konversi satuan : 1 Ohm = 1 Ω 1 K Ohm ; 1 K Ω 1 M Ohm ;1 M Ω 1 K Ω ; 1.000 Ω
7
1 M Ω = 1.000.000 Ω (M = Mega (106 ); K = Kilo (103 ))
E. Kapasitor
Kapasitor ialah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-
elektron selama waktu yang tidak tertentu. Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika yang
dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat
metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka
muatanmuatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung tutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan"
selama tidak ada konduksi pada ujungujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi
pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. Kemampuan untuk menyimpan
muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas.
8
e.2 Besaran Kapasitansi
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik dengan
tegangan kapasitor.
C=Q/V
Keterangan : C = Kapasitas dalam satuan farad; Q = Muatan listrik dalam satuan Coulomb; V =
Tegangan kapasitor dalam satuan Volt Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya
dalam satuan piko farad; D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam
satuan cm2; d = jarak antara plat dalam satuan cm. Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan
listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad. Dalam
kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat
mulai dari 1mikrofarad sampai beberapa milifarad. Kapasitor variabel mempunyai ukuran fisik yang
besar tetapi nilai kapasitansinya sangat kecil hanya sampai ratusan pikofarad.
e.3 Macam-macam Kapasitor
Sesuai Bahan dan Konstruksinya. Kapasitor seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang
dibuat tetap dan ada yang variabel. Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai
maksimum ke minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian pesawat penerima radio
dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi di dua bagian tersebut serempak maka
digunakan kapasitor variabel ganda. Kapasitor variabel ganda adalah dua buah kapasitor variabel dengan
satu pemutar. Berdasarkan dielektrikumnya kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
a. kapasitor keramik
b. kapasitor film
c. kapasitor elektrolit
d. kapasitor tantalum
e. kapasitor kertas
Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub atau polar,
sering disebut juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari beberapa jenis yaitu
polyester film, poly propylene film atau polysterene film.
F. Induktor
Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif elektronika yang dapat menghasilkan
magnet jika dialiri arus listrik dan sebaliknya dapat menghasilkan listrik jika diberi medan magnet.
Induktor ini biasanya dibuat dengan kawat penghantar tembaga yang dibentuk menjadi lilitan atau
kumparan. Bentuk dan simbol induktor dapat dilihat pada di bawah ini
9
Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi
karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Induktor akan berfungsi sebagai tahanan jika dialiri
arus listrik bolak-balik (AC). Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry
=1000 mH (mili Henry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit,tanpa adanya nilai resistansi.
Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah
lilitan dan bahan yang mengelilinginya. Induktor dapat disamakan dengan kondensator, karena induktor
dapat dipakai sebagai penampung energi listrik. Di dalam induktor disimpan energi, bila ada arus yang
mengalir melalui induktor itu. Energi itu disimpan dalam bentuk medan magnet. Bila arusnya
bertambah, banyaknya energi yang disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang, maka induktor itu
mengeluarkan energi. Dengan aturan tangan kanan dapat diketahui medan listrik terhadap arah arus
listrik. Caranya sederhana yaitu dengan mengacungkan jari jempol tangan kanan sedangkan ke empat
jari lannya menggenggam. Arah jempol adalah arah arus dan arah keempat jari lainnya adalah arah
medan listrik yang mengalirinya.
Jika dibandingkan dengan rumus hukum Ohm , maka kelihatan ada kesamaan rumus. Jika
disebut resistansi dari resistor dan adalah besar tegangan jepit jika resistor dialiri listrik sebesar . Maka
adalah induktansi dari induktor dan adalah tegangan yang timbul jika induktor di aliri listrik. Tegangan
emf di sini adalah respon terhadap perubahan arus fungsi dari waktu terlihat dari rumus . Sedangkan
bilangan negatif sesuai dengan hukum Lenz yang mengatakan efek induksi cenderung melawan
10
perubahan yang menyebabkannya. Hubungan antara emf dan arus inilah yang disebut dengan
induktansi, dan satuan yang digunakan adalah (H) Henry.
1) Induktor disebut self-induced
Arus listrik yang melewati kabel, jalur-jalur pcb dalam suatu rangkain berpotensi untuk
menghasilkan medan induksi. Ini yang sering menjadi pertimbangan dalam mendesain pcb
supaya bebas dari efek induktansi terutama jika multilayer. Tegangan emf akan menjadi penting
saat perubahan arusnya fluktuatif. Efek emf menjadi signifikan pada sebuah induktor, karena
perubahan arus yang melewati tiap lilitan akan saling menginduksi. Ini yang dimaksud dengan
self-induced. Secara matematis Muhammad Azzarkasyi, Syamsul Rizal, Andia Fatmaliana 51
induktansi pada suatu induktor dengan jumlah lilitan sebanyak adalah akumulasi flux magnet
untuk tiap arus yang melewatinya :
Jika dikembangkan, adalah jumlah lilitan relatif terhadap panjang induktor . Secara matematis ditulis :
Lalu adalah besar arus melewati induktor tersebut. Ada simbol yang dinamakan
permeability dan yang disebut permeability udara vakum. Besar permeability tergantung dari
bahan inti (core) dari induktor. Untuk induktor tanpa inti (air winding) m = 1.
11