Anda di halaman 1dari 18

1.

Konsep Dasar Resistor

Sebuah resistor sering disebut pelawan atau werstan, tahanan atau penghambat,
adalah suatukomponen elektronik yang dapat menghambat gerak lajunya arus
listrik. Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar). Satuan resistor
adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang
ahli fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi. Satuan
konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho.

2. Pengertian Resistor

Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai penahan
arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen
elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan
arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR),artinya
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
atau menghambat arus listrikyang melewatinya dalam suatu rangkaian.

3. Fungsi Resistor

Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik
dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan.
Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai beri kut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.

2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan


oleh rangkaian elektronika.

3. Berfungsi untuk membagi tegangan.

4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah


dengan bantuan transistor dan kondensator (kapasitor).

4. Simbol (Satuan) Resistor


Satuan dari resistor adalah Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI untuk resistansi
listrik, diambil dari nama George Simon Ohm. Biasanya digunakan prefix
miliohm, kiloohm dan megaohm.
Simbol Resistor :

Simbol Komponen Resistor Satuan

Resistor

Resistor (Ω)Ohm
Potensio Meter
Potensio Meter

Variable Resistor

Variable Resistor

5. Karakteristik Resistor
Karakteristik utama dari resistor yaitu :

a. Resistensi
b. Toleransi
c. Tegangan kerja maksimum dan power rating
d. Koefisien temperatur
e. Kebisingan
f. Induktansi

6. Kode Warna Resistor


Untuk mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap,
maka kita dapat melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin -cincin
warna pada bodi resistor. Karena tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan
lambang bilangan berupa angka -angka, melainkan dengan cincin kode warna.
Banyaknya cincin kode warna setiap resistor berjumlah 4 cincin atau ada juga 5
cincin bahkan lebih.
Penjelasan :

1. Resistor yang mempunyai 4 cincin, artinya cincin 1 dan 2 adalah nilai


angka atau digit, cincin ke 3 adala h faktor pengali banyaknya (0),
sedangkan cincin ke 4 adalah besarnya toleransi.

2. Resistor dengan 5 cincin warna, artin ya cincin 1, 2, dan 3 adalah ni lai


angka atau digit, cincin ke 4 adalah faktor pengali( banyaknya 0),
sedangakan cincin ke 5 menunjukan b esarnya toleransi.

3. Resistor dengan 6 cincin warna, artin ya cincin 1, 2, dan 3 adalah ni lai


angka atau digit, cincin ke 4 faktor pengali (banyaknya 0), cincin ke 5
besarnya toleransi, sedangkan cincin ke 6 koefisien temperatur.
Contoh :

7. Macam-Macam Resistor
1. Macam-macam resistor tetap :
a. Metal Film Resistor
b. Metal Oxide Resistor
c. Carbon Film Resistor
d. Ceramic Encased Wirewound
e. Economy Wirewound
f. Zero Ohm Jumper Wire
g. S I P Resistor Network

2. Macam-macam resistor variabel :


a. Potensiometer :
1. Linier
2. Logaritmis
b. Trimer-Potensiometer
c. Thermister :
1. NTC ( Negative Temperature Coefisient )
2. PTC ( Positive Temperature Coefisient )
d. L DR
e. VDR
8. Jenis-Jenis Resistor
1. Jenis-Jenis Resistor Tetap

Resistor tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat dirubah-
rubah dan besarnya sudah ditentukan oleh pabrik yang membuatnya. Ciri
fisik untuk mengenali resistor jenis ini adalah bahan pembuat resistor berada
di tengah, dan pada kedua ujungnya terdapat conducting metal, kemasan
seperti inilah yang dinamakan dengan axial. Ukuran fisik resistor tetap
bermacam-macam yaitu tergantung besarnya daya yang dimilikinya.
Misalnya resistor tetap dengan daya 2 watt akan mempunyai bentuk fisik
yang jauh lebih besar dari pada resistor yang mempunyai daya 1/4 watt.

a. Precision Wirewound Resistor

Merupakan tipe resistor yang mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi


yaitu sampai 0,005% dan TCR ( Temperature Coeffisient of Resistance)
sangat rendah. Sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai aplikasi
DC yang membutuhkan tingkat keakuratan sangat tinggi. Namun jangan
menggunakan tipe ini untuk aplikasi rf ( radio frequency) karena resistor
jenis ini mempunyai Q resonant frequency yang rendah. Contoh aplikasi
yang menggunakan resistor ini adalah DC Measuring equipment dan
Reference Resistor untuk Voltage Regulators dan Decoding Network.
b. NIST Standard Resistor
NIST (Nasional Institute Standard of Technology) merupakan tipe resistor
dengan keakuratan paling tinggi yaitu 0,001% , TCR yang rendah dan
sangat stabil dibandingkan dengan Precision Wirewound Resistor .
Komponen ini biasanya digunakan sebagai setandar didalam verifikasi
keakuratan dari suatu alat ukur resistive.

c. Power Wirewound Resistor

Biasanya resistor ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan daya


yang sangat besar. Resistor jenis ini dapat mengatasi day a yang sangat
besar dibandingkan jenis lain. Karena panas yang ditimbulkan cuup besar,
biasanya resistor ini dilapisi dengan bahan seperti ceramic tube, ceramic
rods, anodized aluminium, fiberglass mandels , dll.

d. Fuse Resistor

Resistor jenis ini selain berfungsi sebagai penghambat arus juga sebagai
sekering. Resistor jenis ini didesain sedemikian rupa sehingga bila ada
arus yang sangat besar melaluinya, maka hambatanya menja di tak
terhingga.
e. Carbon Composition

Resistor jenis ini merupakan resistor yang paling banyak di jumpai


dipasaran, dan sangat mudah untuk mendapatkannya. Resistor ini
mempunyai koefisien temperatur dengan batas 1000 ppm / derajat celcius.
Selain itu resistor ini juga memiliki koefisien tegangan, dimana nilai
hambatannya akan berubah ketika diberi tegangan. Semakin besar
tegangan yang melewatinya maka akan semakin besar pu la perubahannya.
Voltage Rating dari resistor karbon ditentukan berdasarkan fisik, nilai, dan
dayanya. Dan dalam pemasangan resistor ini harus hati -hati karena bisa
salah dapat menimbulkan noise dimana noise ini tergantung pada nilai dan
besar ukuranya.

f. Carbon Film Resistor

Resistor jenis ini mempunyai karakteristik yang hampir saman dengan


resistor carbon composition, tetapi noise, koefisien tegangan, koefisien
temperatur nilainya lebih rendah. Carbon Film Resistor dibuat dengan
memotong batangan keramik yang panjang kemudian dicampur dengan
material karbon. Frekuensi respon resistor ini jauh lebih bagus di
bandingkan dengan wirewound dan jauh lebih bagus lagi denga n carbon
composition. Diman wirewound akan menjadi suatu induktansi ketika
frekuensinya rendah dan akan menjadi kapasitansi apabila frekuensinya
tinggi. Dan untuk carbon composition hanya menjadi kapasitansi apabila
dilalui oleh frekuensi tinggi dan rendah .

g. Metal Film Resistor

Metal film resistor merupakan pilihan terbaik dari jenis carbon


composition dan carbon film. Karena resistor ini lebih akurat dan tidak
mempunyai koefisien tegangan, noise, dan koefisien temperatur yang lebih
rendah. Tetapi resistor ini tidak sebagus jenis precision wirewound. Bahan
dasar pembuat resistor ini adalah metal dan keramik, bahan ini mirip
dengan bahan untuk membuat carbon film resistor.

h. Foil Resistor
Resistor ini mempunyai karakteristik yang sama dengan resistor film.
Kelebihan utamanya adalah pada tingkat kestabilan yang tinggi, TCR
paling kecil, dan frekuensi respon yang tinggi. Selain kelebihan terdapat
pula kelemahan yaitu nilai resistansi maksimum dari resistor ini lebih kecil
dari pada resistor film. Resistor ini biasanya dipakai dalam strain gauge,
dimana nilai strain dapat diukur berdasarkan perbahan resistansinya.

i. Power Film Resistor


Material yang digunakan untuk membuat resi stor ini sama dengan jenis
metal film dan carbon film. Namun dengan karakteristik daya yang tinggi.
Power film resistor mempunyai nilai yang lebih tinggi dan frekuensi
respon yang lebih baik dibandingkan power wirewound resistor, dan
biasanya resistor ini mempunyai nilai toleransi yang cukup besar.
2. Jenis-Jenis Resistor Variabel
a. Potensiometer

Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai resistansinya


dapat disetel sesuai dengan keinginan dengan cara memutar tungkai pengaturnya.
Nilai resistansinya sendiri tertera pada bodi yang dituliskan dalam bentuk angka,
sehingga akan memudahkan untuk mengetahui berapa besar nilain ya tersebut.
Penggunaan potensiometer biasanya adalah untuk pengaturan suara ( tone control)
Bass, Treable, Volume, dan lain-lain. beberapa jenis potensiometer :

 Potensiometer liniar

Potensiometer linier mempunyap unsur resistif dengan penampang konstan,


menghasilkan peranti dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu
terminal proporsional dengan jarak antara keduanya.. Potensiometer linier
digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran sumbu dengan
rasio pembagian dari potensiometer, mi salnya pengendali yang digunakan
untuk menyetel titik pusat layar osiloskop.

 Potensiometer logaritmik

Potensiometer logaritmik mempunyai unsur resistif yang semakin menyempit


atau dibuat dari bahan yang memiliki resistivitas bervariasi. Ini memberikan
peranti yang resistansinya merupakan fungsi logaritmik terhadap sudut poros
potensiometer. Sebagian besar potensiometer log (terutama yang murah)
sebenarnya tidak benar-benar logaritmik, tetapi menggunakan dua jalur resistif
linier untuk meniru hukum logaritma . Potensiometer log juga dapat dibuat
dengan menggunakan potensiometer linier dan resistor eksternal.
Potensiometer yang benar -benar logaritmik relatif sangat mahal.
Potensiometer logaritmik sering digunakan pada peranti audio, terutama
sebagai pengendali volume.

 Rheostat

Cara paling umum untuk mengubah -ubah resistansi dalam sebuah sirkuit
adalah dengan menggunakan resistor tidak tetap atau rheostat. Sebuah rheostat
adalah resistor tidak tetap dua terminal dan seringkali didesain untuk
menangani arus dan tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat
resistif yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang
bergerak pada bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan
selanjutnya. Potensiometer tiga terminal dapat di gunakan sebagai resistor
tidak tetap dua terminal dengan tidak menggunakan terminal ketiga.
Seringkali terminal ketiga yang tidak digunakan disambungkan dengan
terminal penyapu untuk mengurangi fluktuasi resistansi yang disebabkan oleh
kotoran.

 Potensiometer digital

Potensiometer digital adalah sebuah komponen elektronik yang meniru fungsi


dari potensiometer analog untuk diterapkan pada isyarat digital .

b. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan
memiliki nilai tahanan yang dapat di rubah -rubah namun dengan menggunakan
alat bantu berupa obeng kecil, karena untuk merubah n ilai resistansinya tidak bisa
menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan
bahan karbon atau arang.

c. Termistor (Thermally Resistive Resistor)

Resistor ini nilai hambatannya berubah berdasarkan temperature dan biasa


digunakan untuk sensor suhu. Ada 3 tipe termistor antara lain :

 NTC ( Negative Temperature Coefficient Thermistor )

Pada saat suhu disekitarnya naik nilai hambatannya menurun.

 PTC ( Positive Temperature Coefficient Thermistor)

Pada saat suhu disekitarnya naik nilai hambatannya naik.

 CTR ( Critical Temperature Resistor )

Nilai hambatannya akan menurun dengan cepat ketika suhu disekitarnya naik
diatas suhu yang specific point.
d. LDR

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor yang
nilai resistansinya akan berubah -ubah sesuai dengan cahaya yang diterimanya.
Biasanya LDR digunakan untuk rangkain -rangkaian sakelar otomatis tertentu
seperti lampu taman, lampu jalan, dll, dimana LDR akan bekerja secra otomatis
sesuai dengan tingkat cahaya yang ada didepannya

e. VDR

VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor
tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang
diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka
nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya a kan
semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok
digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.

9. Rangkakian Resistor
Rangkaian resistor digunakan untuk mendapatkan suatu nilai dari beberapa
resistor. Rangkaian resistor ter diri dari rangkaian seridan rangkaian paralel.

1. Rangkaian Resistor Seri


Resistor yang disusun seri selalu menghasilkan resistansi yang lebih besar.Pada
rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap resistor sama besar.R1, R2, dan R3
disusun secara seri, resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan
satu resistor pengganti yaitu Rs.Resistor yang dirangkai secara seri mempunyai
nilai pengganti, yang besarnya dapat dirumuskan: Jika semua nilai R yang
disusun sama, dapat ditulis:

Rs = R1+ R2 + R3 + .... + Rn

Keterangan rumus : n banyaknya R yang disusun.

Contoh menghitung rangkaian resisitor seri:

1. Hitung nilai resistor pengganti dari ketiga resistor yang dirangkai seperti di
bawah ini !

Penyelesaian:

Diketahui: R1 = 2 ohm

R2 = 4 ohm

R3 = 3 ohm

Ditanyakan: Rs = ........ ?

Dijawab :

Rs = R1+ R2 + R3

Rs = 2 + 4 + 3

Rs = 9 ohm

Jadi nilai resistor pengganti adalah 9 ohm.


2. Rangkaian Resistor Paralel

Resistor yang disusun secara paralel selalu me nghasilkan resistansi yang lebih
kecil. Pada rangkaian paralel arus akan terbagi pada masing -masing resistor pada
masing-masing resestor, tetapi tegangan pada ujung -ujung resistor sama besar.

Pada rangkaian fresestor disamping untuk R1, R2, dan R3 disusun secara paralel,
resistansi dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan satu resistor
pengganti yaitu Rp.

Resistor yang dirangkai secara paralel mempunyai nilai pengganti, yang besarnya
dapat dirumuskan:

1/ Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + .... + 1/Rn

Jika semua nilai R yang disusun sama besar, maka resistor penggantinya dapat
ditulis:

Rp = R / n

Keterangan rumus: n banyaknya R yang disusun.


Contoh menghitung rangkaian resistor paralel:

Hitung nilai resistor pengganti yang dirangkai seperti di bawah ini !

a.

b.

Penyelesaian:

a) Diketahui:

R1 = 20 ohm

R2 = 30 ohm

R3 = 60 ohm

Ditanyakan: Rp = ........ ?
Dijawab:

1/ Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

1/ Rp = 1/20 + 1/30 + 1/30

1/ Rp = 3/60 + 2/60 + 1/60

1/ Rp = 6/60

Rp = 10 ohm

Jadi nilai resistor pengganti adalah 10 ohm.

Penyelesaian:

b) Diketahui:

R1 = 6 ohm

R2 = 2 ohm

R3 = 4 ohm

R6 = 6 ohm

Ditanyakan: Rp = ........ ?
Dijawab:

Seri antara resistor 2 ohm dan 4 ohm

Rs =2+4

Rs =6

Sehingga rangkaian dapat diganti ini :

Paralel antara 6 ohm, 6 ohm, dan 6 ohm

1/ Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

1/ Rp = 1/6 + 1/6 + 1/6

1/ Rp = 3/6

Rp = 2 ohm

Karena nilai dari masing-masing resistor sama yaitu 6 ohm, maka dapat juga
dihitung dengan:

Rp = R / n

Rp = 6 / 3

Rp = 2 ohm

Jadi nilai resistor pengganti adalah 2 ohm

Anda mungkin juga menyukai