Anda di halaman 1dari 67

1.

Resistor
Ada 2 jenis Resistor,

1. Resistor tetap
2. Variable resistor ( Potensiometer atau Trimpot )

A. Resistor Tetap

Resistor atau biasa disebut tahanan adalah suatu komponen yang kegunaannya untuk
menahan arus atau menstabilkan arus yang masuk kekomponen vital. Komponen ini tidak
mempunyai polaritas, Dalam pemasangan resistor kita bolak-balik tidak masalah, tidak ada
pengaruhnya. Dalam menahan arus, resistor mempunyai nilai ukuran yang biasa disebut ohm.
Jadi bisa disimpulkan satuan dari resistor adalah ohm.

 1.Kilo ohm = 1000.Ohm


 1.Mega ohm = 1000kilo ohm = 1 juta ohm

gambar resistor seperti dibawah ini

Kode warna resistor

Tahap berikutnya adalah bagaimana cara menentukan nilai sebuah resistor.Memang nilai
rasistor ini gak ada tertera dalam body seperti komponen lain.Yang tertera dibody resistor
hanyalah cincin warna-warni.Dan warna itulah sebagai kode nilai dari resistor tsb.Coba
perhatikan kode warna dibawah ini.

Kode warna

 Hitam = 0
 Coklat = 1

 Merah = 2

 Oranye = 3

 Kuning = 4

 Hijau = 5

 Biru = 6

 Violet / ungu = 7
 Abu-abu = 8

 Putih = 9

 Perak = Toleransi 10%

 Emas = Toleransi 5%

Coba lihat salah satu contoh gambar resistor dibawah ini

Seperti uraian di atas, nilai dari sebuah resistor ditulis dengan code warna, sedangkan
kapasitas dari resistor bermacam-macam mulai dari 1/4 watt sampai beberapa watt tergantung
kegunaannya dari rangkaian tsb..

Cara membaca nilai kode warna resistor

Cara membaca kode warna pada resistor bisa di contohkan berikut, umpama anda menemui
resistor dengan warna sebagai berikut: warna pertama coklat warna kedua hitamwarna ketiga
merah dan warna keempat perak maka bisa dihitung menurut tabel diatas sebagai berikut:

 Warna pertama coklat = 1


 warna kedua hitam = 0

 Warna ketiga merah = 00

 Warna keempat perak = nilai toleransi

Jadi bisa disimpulkan nilai resistor diatas adalah 1000 ohm atau 1 kilo ohm dengan toleransi
10%. Sudah paham sobat!!

B. Varible Resistor ( Potensiometer atau Trimpot )

Trimpot merupakan komponen elektronika yang mempunyai kepanjangan trimmer


potentiometer (Inggris) trimer potensiometer kita mengenalinya, sebenarnya punya banyak
kesamaan dengan Potensiometer  yang telah kita bahas sebelumnya.

Pengertian atau Definisi Trimpot

Trimpot adalah sebuah resistor variabel kecil yang biasanya digunakan pada rangkaian
elektronika sebagai alat tuning atau bisa juga sebagai re-kalibrasi. Seperti potensio juga,
Trimpot juga mempunyai 3kaki selain kesamaan tersebut sistem kerja/cara kerjanya juga
meyerupai potensio hanya saja kalau potensio mempunyai gagang atau handle untuk memutar
atau menggeser sedangkan Trimpot tidak. Lalu bagaimana cara merubah nilai resistansi
sebuah Trimpot?, jawabannya adalah dengan cara mengetrimnya menggunakan obeng
pengetriman. Dalam rangkaian elektronika Trimpot disimbolkan dengan huruf VR.

Fungsi Trimpot

Fungsi daripada Trimpot juga memiliki kesamaan layaknya Potensio, namun adakalanya
berbeda karena Trimpot seringnya dipasang pada pcb langsung. Contoh penggunaan Trimpot
sering kita temukan pada rangkaian RGB sebagai tuning warna pada televisi berwarna dan
sebagai tuning subbrigth serta contras.

Gambar Trimpot dan Simbolnya

Contoh gambar Trimpot

Simbol Trimpot
Jenis-jenis Trimpot

Trimpot dibagi menjadi dua jenis atau tipe yakni:


Single turn Trimpot dan Multi turn Trimpot, single turn Trimpot merupakan tipe yang sering
sekali digunakan karena harganya yang murah sedangkan Multi turn Trimpot digunakan untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat pada resolusi yang tinggi.

Nilai Satuan Trimpot

Nilai resistansi pada trimpot pada umumnya tertera/tertulis langsung pada body trimpot
tersebut, nilai tersebut ada yang memakai kode angka sama seperti pada
Kapasitor/kondensator, sebagai contoh misal tertulis 472 atau barangkali 103. Cara mebacanya
juga sama seperti membaca nilai kapasitor atau kondensator yaitu 472 berarti 4700 ohm dan
103 berarti 10.000 ohm (10k).

2. Kapasitor

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam
bentuk muatan. sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling
sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut
dielektrik.

Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor tersebut. adapun bahan
dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas, udara, metal film dan lain-lain.
Macam-macam kapasitor

Suatu kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang menemukan adalah Michael
Faraday(1791-1867) pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian yaitu kapasitor Polar dan
Non Polar, berikut penjelasanya :

Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit dan biasanya
kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang
menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik.Lihat pada gambar di bawah.

Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai polaritas
artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor ini mempunyai
nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll.

Satuan satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah :

* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad).


* 1 µFarad = 1.000 nF (nano Farad).
* 1 nFarad = 1.000 pF (piko Farad).

Sifat dasar sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan kapasitor juga
mempunyai sifat tidak dapat dilalui arus DC (Direct Current) dan dapat dilalui arus AC
(Alternating Current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi (resistansi yang nilainya
tergantung dari frekuensi yang diberikan). kapasitor berdasarkan nilai kapasitansinya dibagi
menjadi 2 bagian:

Kapasitor Variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya. Biasanya kapasitor ini
digunakan sebagai tuning pada sebuah radio. Ada 2 macam kapasitor variable yaitu varco
(Variable Capacitor) dengan inti udara dan varaktor ( dioda varaktor). Pada dasarnya varaktor
adalah sebuah Dioda tetapi dipasang terbalik, dioda varaktor dapat mengubah kapasitansi
dengan memberikan tegangan reverse kepada ujung anoda dan katodanya. Biasanya varaktor
digunakan sebagai tuning pada radio digital

Fungsi kapasitor:

a. Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac
dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian
yang saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal),
artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian
yang berbeda.

b. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya
maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu
dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.

c. Kapasitor sebagai penggeser fasa.

d. Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.

e. Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.

Rangkaian Kapasitor

Seri
Kapasitas Ekuivalen Seri

V = q ( 1/C1 + 1/C2 )

Rumus Kapasitas Seri

Kebalikan dari kapasitor ekivalen dari susunan seri kapasitor sama dengan jumlah kebalikan
dari tiap - tiap kapasitas.

Rangkaian Paralel
Kapasitas Ekuivalen Paralel

q = ( C1 + C2 ) V

Rumus Kapasitor Paralel


IC (Integrated Circuit)

Pengertian IC (Integrated Circuit)


pengertian IC (Integrated Circuit)
Integrated Circuit (IC) adalah
suatu komponen elektronik yang
dibuat dari bahan semi
conductor, dimana IC merupakan
gabungan dari beberapa
komponen seperti Resistor,
Kapasitor, Dioda dan Transistor
yang telah terintegrasi menjadi
sebuah rangkaian berbentuk chip
kecil, IC digunakan untuk
beberapa keperluan pembuatan
peralatan elektronik agar mudah
dirangkai menjadi peralatan yang
berukuran relatif kecil.

Sebelum adanya IC, hampir


seluruh peralatan elektronik
dibuat dari satuan-satuan
komponen(individual) yang
dihubungkan satu sama lainnya
menggunakan kawat atau kabel,
sehingga tampak mempunyai
ukuran besar serta tidak praktis.

Perkembangan teknologi elektronika terus semakin meningkat dengan semakin


lengkapnya jenis-jenis IC yang disediakan untuk rangkaian Linear dan Digital, sehingga
produk peralatan elektronik makin tahun makin tampak kecil dan canggih.

disini kita akan mempelajari : Keunggulan IC (Advantages) Kelemahan-kelemahan IC


(Disanvatages) Kemasan IC (Packages) TTL (Transistor transistor Logic) IC - C MOS IC
Linear(Linear IC's)

Keunggulan IC(Advantages)
IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang industri Dirgantara,
dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin ringkas dan kecil sehingga dapat
mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat ruang angkasa lainnya. Desain
komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah, sehingga banyaknya komponen dapat
dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat diperkecil. Contoh lain misalnya IC digunakan di
dalam mesin penghitung elektronik(kalkulator), juga telepon seluler(ponsel) yang bentuknya
relatif kecil.

Di era teknologi canggih saat ini, peralatan elektronik dituntut agar mempunyai ukuran dan
beratnya seringan dan sekecil mungkin, dan hal itu dapat dimungkinkan dengan
penggunaannya IC.

Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan lain yaitu
bila dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang banyak menggunakan komponen, IC
dengan sirkit yang relatif kecil hanya mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak
menimbulkan panas berlebih sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).

Kelemahan-kelemahan IC(Disanvantages)

Pada uraian sebelumnya nampak seolah-olah IC begitu sempurna dibanding komponen


elektronik konvensional, padalah tak ada sesuatu komponen yang tidak memiliki kelemahan.

Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam menghadapi kelebihan arus listrik
yang besar, dimana arus listrik berlebihan dapat menimbulkan panas di dalam komponen,
sehingga komponen yang kecil seperti IC akan mudah rusak jika timbul panas yang berlebihan.
Demikian pula keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar, dimana tegangan yang besar
dapat merusak lapisan isolator antar komponen di dalam IC Contoh kerusakan misalnya, terjadi
hubungan singkat antara komponen satu dengan lainnya di dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC dapat
rusak dan menjadi tidak berguna.

Kemasan IC(Packages)

Ditinjau dari teknik pembuatan dan bahan baku yang digunakan, terdapat4 (empat) jenis IC,
yaitu : Jenis Monolithic, Thin film, dan Hybrid. Khusus untuk jenis hybrid, yang merupakan
gabungan dari thin-film, monolithic dan thick-film.

Terlepas dari teknik pembuatan dan bahan yang digunakan, keempat jenis IC tersebut dibalut
dalam kemasan(packages) tertentu agar dapat terlindungi dari gangguan luar ,seperti terhadap
kelembaban, debu, dan kontaminasi zat lainnya.

Kemasan IC dibuat dari bahan ceramic dan plastik, serta didesain untuk mudah dalam
pemasangan dan penyambungannya. Ada berbagai jenis kemasan IC dan yang paling populer
dan umum digunakan, antara lain :

-DIP(Duel in- line Packages) -SIP(Single in-line Packages) -QIP(Quad in-line Packages) -SOP(Small
Outline Packages) -Flat Packs -TO-5, TO-72,TO-202 dan TO-220 style Packages

TTL(Transistor transistor Logic)


IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang dipergunakan
untuk peralatan komputer, kalkulator dan system kontrol elektronik. IC digital bekerja dengan
dasar pengoperasian bilangan Biner Logic(bilangan dasar 2) yaitu hanya mengenal dua kondisi
saja 1(on) dan 0(off).

Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun dengan
menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan untuk
berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor.

Transistor Logic

Dalam satu kemasan IC terdapat beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan
berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic
lainnya seperti Decoder, Encoder, Multiflexer dan Memory sehingga pin (kaki) IC jumlahnya
banyak dan bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40.

Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NAND yang mengeluarkan output 0 atau 1
tergantung kondisi kedua inputnya.

IC TTL dapat bekerja dengan diberi tegangan 5 Volt.

IC- CMOS

Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with MOSFET) yang berisi
rangkaian yang merupakan gabungan dari beberap komponen MOSFET untuk membentuk
gate-gate dengan fungsi logic seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat
berisi beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic
seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoders,
Encoders, Multiflexer dan Memory.

Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NOR yang mengeluarkan output 0 atau 1
tergantung kondisi kedua inputnya.

IC C-MOS dapat bekerja dengan tegangan 12 Volt.

IC Linear (Linear IC's)

Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC digital beroperasi
dengan menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua kondisi yaitu 0 atau 1 dan
berfungsi sebagai switch/saklar, sedangkan IC linear pada umumnya menggunakan sinyal
sinusoida dan berfungsi sebagai amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic
seperti halnya IC-TTL maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik
dikerjakan sebagai penguat tegangan.

Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, diman kerja rangkaiannya akan bersifat
proporsional atau akan mengeluarkan output yang sebanding dengan inputnya. Salah satu
contoh IC linear adalah jenis Op-Amp.

Diposkan oleh fajar romadhon di 04.20


PCB adalah sebuah alat ataupun benda yang fungsinya untuk mendukung hingga terbentuk suatu
rangkaian elektronik yang kerjanya harus sama dengan kegunaannya. Kita bisa melihat
contohnya seperti yang menempel secara langsung di papan rangkaian (misal: Veroboard, CCB,
PCB, atau Protoboard), maupun yang tak menempel secara langsung di papan rangkaian (misal
dengan alat yang menghubungkan dengan lain yaitu kabel).

Komponen ini dibagi menjadi dua bagian terpisah yaitu komponen aktif serta komponen pasif.
Kemudian, apa sajakah yang termasuk komponen pasif dan aktif tersebut? Berikut pembagian
dan sedikit penjelasannya.

Komponen Dasar Elektronika Pasif:


1. Resistor :  bila diterjemahkan artinya tahanan atau hambatan, artinya adalah sebuah
komponen yang gunanya untuk menghambat suatu arus listrik.
2. Kapasitor : disebut juga kapasitor atom ataupun condensator merupakan suatu komponen
dari rangkaian elektronika yang berguna untuk menyimpan muatan listrik (simbolnya C).
3. Induktor : kebanyakan berbentuk torus dan sering disebut reaktor, berguna untuk
menyimpan energi ke medan magnet akibat adanya arus listrik yang melewatinya.
4. Transformartor: singkatnya alat ini berfungsi sebagai komponen elektromagnet yang bisa
merubah taraf sebuah tegangan AC menjadi taraf yang lainnya. Alat ini juga biasa disebut
transformer atau trafo.

Komponen Dasar Elektronika Aktif:


1. Dioda: komponen ini dibuat dengan campuran silicon dan bahan germanium. Gunanya
adalah sebagai penyearah dari sebuah tegangan listrik.
2. Dioda Schottky: berbeda dengan dioda normal, dioda ini memiliki tegangan yang berbeda
yaitu antara 0.15-0.45 volt. Merupakan tipe yang khusus dari dioda dengan tegangannya
rendah. Jadi saat arus masuk melalui diode makan akan ditahan hambatan internalnya,
sehingga tegangan berubah jadi kecil di terminalnya.
3. Transistor: komponen ini memiliki fungsi untuk mengontrol arus, yakni sebagai saklar
elektronik.
4. IC: singkatan dari integrated circuit adalah komponen yang sengaja dirancang dengan
terpadu berupa komponen-komponen diode, resistor, kapasitor, dan transistor yang
jumlahnya berjuta-juta bisa juga sampai bermilyar-milyar.

Selain komponen tersebut, masih ada komponen lain yaitu sensor dan akuator elektromekanika.
Contohnya mikrofon, termistor, saklar, dan lain-lain. Karenanya silahkan ikuti artikel selanjutnya
ya dari materi komponen dasar elektronika.

 Home
 Menu1

 Menu2

Home » Rangkaian Elektronika » Simbol Fungsi Komponen Dasar Elektronika

Simbol Fungsi Komponen Dasar Elektronika


Simbol komponen Listrik dan elektronik ini diperlukan ketika kita ingin membuat sebuah rangkaian atau
memperbaiki sebuah alat yang berhubungan dengan listrik atau elektronik sehingga bisa ditelusuri bagian
yang rusak untuk diperbaiki atau diganti komponennya. Dibawah ini adalah sebagian contoh sambungan
dan komponen yang berhubungan dengan listrik dan elektronik

SIMBOL NAMA KOMPONEN KETERANGAN

Simbol Sambungan
Kabel tidak koneksi Terputus (tidak terhubung)

Kabel/ Wire Listrik Kabel penghubung (konduktor)

Koneksi kabel Terhubung

Simbol Saklar (Switch) dan Simbol Relay

Toggle Switch SPST Terputus dalam kondisi open

Toggle Switch SPDT Memilih dua terminal koneksi

Saklar Push-Button (NO) Terhubung ketika ditekan

Saklar Push-Button (NC) Terputus ketika ditekan

DIP Switch Multiswitch(Saklar banyak)

Relay SPST

Koneksi (Open dan Close) digerakan oleh elektromagnetik.

Relay SPDT
Jumper Koneksi dengan pemasangan jumper

Solder Bridge Koneksi dengan cara disolder

Simbol Ground

Earth Ground Referensi 0 sebuah sumber listrik

Chassis Ground Ground yang dihubungkan pada body sebuah rangkaian listrik

Common/ Digital Ground

Simbol Resistor

Resistor
Resistor berfungsi untuk menahan arus yang mengalir dalam
rangkaian listrik
Resistor

Potensio Meter
Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi
dari 3 titik terminal dapat diatur
Potensio Meter

Variable Resistor Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi
dari 2 titik terminal dapat diatur
Variable Resistor

Simbol Condensator (Kapasitor)

Condensator Bipolar

Berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara waktu

Condensator Nonpolar

Condensator Bipolar Electrolytic Condensator (ELCO)

Kapasitor berpolar Electrolytic Condensator (ELCO)

Kapasitor Variable Condensator yang nilai kapasitansinya dapat diatur

Simbol Kumparan (Induktor)

Induktor, lilitan, kumparan,


Dapat menghasilkan medan magnet ketika dialiri arus listrik
spul, coil

Induktor dengan inti besi Kumparan dengan inti besi seperi pada trafo

Variable Induktor Lilitan yang nilai induktansinya dapat diatur

Simbol Power Supply


Sumber tegangan DC Menghasilkan tegangan searah tetap (konstan)

Sumber Arus Menghasilkan sumber arus tetap

Sumber teganga bolak-balik seperti dari PLN (Perusahaan


Sumber tegangan AC
Listrik Negara)

Penghasil tegangan listrik bolah-balik seperti pembangkit


Generator
listrik di PLN (Perusahaan Listrik Negara)

Battery Menghasilkan tegangan searah tetap

Battery lebih dari satu Cell Menghasilkan tegagan searah tetap

Sumber tegangan yang dapat


Sumber tegangan yang berasal dari rangkaian listrik lain
diatur

Sumber arus yang dapat


Sumber arus yang berasal dari rangkaian listrik lain
diatur

Simbol Meter (Alat Ukur)

Volt Meter Mengukur tegangan listrik dengan satuan Volt

Ampere Meter Mengukur arus listrik dengan satuan Ampere


Ohm Meter Mengukur resistansi dengan satuan Ohm

Watt Metter Mengukur daya listrik dengan satuan Watt

Simbol Lampu

Lampu

Lampu Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik

Lampu

Simbol Dioda

Berfungsi sebagai penyearah yang dapat mengalirkan arus


Dioda
listrik satu arah (forward bias)

Dioda Zener Penyetabil Tegangan DC (Searah)

Dioda dengan drop tegangan rendah, biasanya terdapat dalam


Dioda Schottky
IC logika

Dioda Varactor Gabungan Dioda dan Kapasitor

Dioda Tunnel Dioda Tunnel


Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik DC satu
LED (Light Emitting Diode)
arah

Photo Dioda Menhasilkan arus listrik ketika mendapat cahaya

Simbol Transistor

Transitor Bipolar NPN Arus listrik akan mengalir (EC) ketika basis (B) diberi positif

Transistor Bipolar PNP Arus listrik akan mengalir (CE) ketika basis (B) diberi negatif

Gabungan dari dua transistor Bipolar untuk meningkatkan


Transitor Darlington
penguatan

Transistor JFET-N Field Effect Transistor kanal N

Transistor JFET-P Field Effect Transistor kanal P

Transistor NMOS Transistor MOSFET kanal N

Transistor PMOS Transistor MOSFET kanal P

Simbol Komponen Lain

Motor Motor Listrik


Trafo, Transformer,
Penurun dan penaik tegangan AC (Bolak Balik)
Transformator

Bel Listrik Berbunyi ketika dialiri arus listrik

Buzzer Penghasil suara buzz saat dialiri arus listrik

Fuse, Sikring

Pengaman. Akan putus ketika melebihi kapasitas arus

Fuse, Sikring

Bus

Terdiri dari banyak jalur data atau jalur address

Bus

Bus

Sebagi isolasi antar dua rangkaian yang berbeda.


Opto Coupler
Dihubungkan oleh cahaya

Speaker Mengubah signal listrik menjadi suara

Mic, Microphone Mengubah signal suara menjadi arus listrik


Op-Amp, Operational
Penguat signal input
Amplifier

Schmitt Trigger Dapat mengurangi noise

ADC, Analog to Digital Mengubah signal analog menjadi data digital

DAC, Digital to Analog Mengubah data digital menjadi signal analog

Crystal, Ocsilator Penghasil pulsa

Simbol Antenna

Antenna

Pemancar dan penerima signa radio

Antenna

Dipole Antenna Gabungan dari simple Antenna

Simbol Gerbang Logika (Digital)

NOT Gate Output akan merupakan kebalikan input

AND Gate Output akan 0 jika salah satu input 0


NAND Gate Output akan 1 jika salah satu input 0

OR Gate Output akan 1 jika salah satu input 1

NOR Gate Output akan0 jika salah satu input 1

EX-OR Gate Output akan 0 jika input sama

D-Flip-Flop Dapat berfungsi sebagai penyimpad data

Multiplexer 2 to 1

Menyeleksi salah satu data input yang akan dikirim ke output

Multiplexer 4 to 1

D-Multiplexer 1 to 4 Menyeleksi data input untuk dikirim ke salah satu output

Artikel Terkait

 Skema Rangkaian Thermostat SederhanaRangkaian Thermostat Sederhana ini


dimaksudkan untuk mengontrol sistem pemanas, menjaga suhu ruangan tetap konstan terlepas
dari perubahan suhu di lu ... selengkapnya
 Rangkaian Pengusir Hama TikusRangkaian pengusir hama tikus ini cukup sederhana
dan murah, terdiri dari empat resistor, dua kapasitor/kondensator, satu IC (IC 555), satu
transisto ... selengkapnya

 Rangkaian Penguat Sinyal ModemRangkaian Penguat Sinyal Modem - Internet


sangat bermanfaat bagi anda untuk kebutuhan bisnis, usaha ataupun hanya untuk hobi. Untuk
anda yang tinggal ... selengkapnya

 Skema Rangkaian Dimmer SederhanaSkema Rangkaian Dimmer Sederhana -


Rangkaian Dimmer adalah rangkaian yang bisa mengatur besaran dan juga tingkat cahaya lampu
yang menyala. Anda bisa ... selengkapnya

share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by selawecuk andi, Published at 11.56 and have

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Popular Posts

Rangkaian Power Amplifier OCL 1500 watt

Rangkaian power amplifier OCL 1500 watt pada gambar rangkaian dibawah adalah salah satu
rangkaian power amplifier daya besar yang dapat di...

 Simbol Fungsi Komponen Dasar Elektronika


Simbol komponen Listrik dan elektronik ini diperlukan ketika kita ingin membuat sebuah
rangkaian atau memperbaiki sebuah alat yang berhubun...

Rangkaian Inverter DC ke AC dengan IC Ne555

Rangkaian Inverter DC ke Ac dengan IC Ne555 - Rangkaian Inverter DC ke AC ini sangat


sederhana dan mudah di rakit dan harga komponennya cu...

Alarm Amplifier Audio Booster Charger Inverter Jam Digital Konverter Led Mixer Pemancar FM Power
Amplifier Power Supply Radio Rangkaian Accu Rangkaian Elektronika Remote Saklar
Copyright © 2013 Skema Rangkaian Elektronika Dasar

Designed by Damzaky Powered by Blogger

Fungsi, Jenis-Jenis Dan Pengertian Dioda


Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction)
P-N. Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan
menghambat arus pada tegangan balik. Dioda berasal dari pendekatan kata dua
elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus
searah saja (forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus.
Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup
tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju
kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup.

SIMBOL UMUM DIODA

Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat garis
yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja
dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif =
P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N).

FUNGSI DIODA
1. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge
2. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener
3. Pengaman / sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal yang
ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada suatu
sinyal AC
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor
JENIS DIODA

1. Dioda standar
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai
tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai
beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan
tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun
0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.

Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Penyearah sinyal AC
2. Pemotong level
3. Sensor suhu
4. Penurun tegangan
5. Pengaman polaritas terbalik pada DC input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148 (500mA).

2. LED (light emiting diode)

Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat diberi
polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai batasan arus maksimal yang mengalir
melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan umur led tidak lama. Jenis led ditentukan
oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra
merah dan laser diode. Selain sebagai indikator beberapa LED mempunyai fungsi
khusus seperti LED inframerah yang dipakai untuk transmisi pada sistem remote control
dan opto sensor juga laser diode yang dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD.
Dioda jenis ini dibias maju (forward).

3. Dioda Zener

Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga
dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan
rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada penggunaan dioda
zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar diperlukan sebuah buffer arus.
Dioda zener dibias mundur (reverse).

4. Dioda photo

Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya. Dioda ini akan menghantar jika
ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu. aplikasi dioda photo banyak pada
sistem sensor cahaya (optical). Contoh : pada optocoupler dan optical pick-up pada
sistem CD. Dioda photo dibias maju (forward).

5. Dioda varactor

Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai
dengan besar tegangan yang diberikan kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem
penalaan digital pada sistem transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat,
seperti pada radio dan televisi. Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah
dengan sistem PLL (Phase lock loop), yaitu mengoreksi oscilator dengan membaca
penyimpangan frekuensinya untuk kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk
oscilator. Dioda varactor dibias reverse

KARAKTERISTIK DIODA
1. Bias Maju Dioda
Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Jika anoda dihubungkan
dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere,
maka keadaan diode ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari anoda menuju
katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup. Pada kondisi bias ini akan terjadi
aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu
positif.

2. Bias Mundur Dioda

Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus
yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias
mundur (reverse bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan
dengan tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup significant.

Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan diode tersebut relative
sangat besar dan diode ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang
didapat, baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan
rusaknya dioda.

1. Dioda
Seperti pada postingan sebelumnya yang telah dijelaskan mengenai pengertian dioda.
Pada kesempatan kali ini kami akan menulas tentang jenis-jenis dioda beserta fungsinya.

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED),
dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.
 

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah
arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

 
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 1. dioda penyearah

2. DIODA ZENER 

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse
(kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya
dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener
dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N,
ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru
terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan
satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan
sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah
tegangan Zener.

Gambar 2. dioda zener

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan
beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak
menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input
tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan
mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE ) 

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti
dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau
Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna 

TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Gambar 3. dioda LED

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan
sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan
elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan warna
sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida. LED ini
ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke
LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan
bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat
menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat
cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda
cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape),
dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima
oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah
dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda
cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga
dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.

Gambar 4. dioda foto.

5. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas
yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda
Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat
kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya
semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima
radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio). 

Gambar 5. dioda varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

  DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR
sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Gambar 6. dioda schottky.

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada kaki
yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.
MENGUJI DIODA DENGAN OHM METER

Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter analog/ digital.
Multitester atau Avometer Analog mempunyai fasilitas pengukur hambatan (ohmmeter) dimana
jenis ohmmeter yang digunakan biasanya ohmmeter-seri, dimana secara konstruksi polaritas
batere yang terpasang dalam meter berlawanan polaritas dengan terminal ukurnya. Atau dengan
perkataan lain, terminal positip meter adalah mempunyai polaritas negatip batere, sebaliknya
terminal negatip meter mempunyai polaritas positip batere.

Dengan demikian guna menguji sebuah dioda dengan menggunakan Avometer prinsipnya adalah
sebagai berikut :
1. Anda posisikan Avometer pada posisi ohm dengan skala rendah
2. Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut
3. Hubungkan terminal + (positip) meter dengan Anoda dari dioda yang akan ditest
sedangkan terminal – (negatip) meter dengan Katoda dioda. (hubungan ini adalah
reverse)
4. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter tidak akan bergerak.
Namun jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka dapat dikatakan dioda terhubung
singkat (rusak).
5. Ulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda dihubungkan dengan
negatip meter dan Katoda dengan positip meter. (hubungan ini adalah forward).
6. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan bergerak.
Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka dapat dikatakan dioda
putus (rusak).

2. Transistor
Jenis-Jenis Transistor
 
Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada umumnya dibagi menjadi dua jenis
yaitu; Transistor Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET – Field Effect
Transistor).

      Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan pada rangkaian
elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material semikonduktor
yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-
P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar
dibedakan kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
      Masing-masing dari ketiga kaki jenis-jenis transistor ini di beri nama B (Basis), K
(Kolektor), dan E (Emitor). Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus listrik
(regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang mengalir dari
Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN).

Di bawah ini Gambar dan jenis-jenis transistor :

Ganbar 1. jenis-jenis transistor

      T sistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor) merupakan jenis transistor yang juga
memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G).
Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan aliran elektron dari
terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate.

      Perbedaan antara transistor bipolar dan transistor FET adalah jika transistor bipolar mengatur
besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya melalui
seberapa besar arus yang diberikan pada kaki Basis, sedangkan pada FET besar kecil-nya arus
listrik yang mengalir pada Drain ke Source atau sebaliknya adalah dengan seberapa besar
tegangan yang diberikan pada kaki Gate.

      Selain di gunakan sebagai penguat, transistor digunakan sebagai saklar. Caranya
adalah dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik
jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar
tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar
terbuka.

      Fungsi transistor adalah sebagai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal.

Transistor mempunyai 3 jenis yaitu :

1.     Uni Junktion Transistor (UJT)


2.     Field Effect Transistor (FET)
3.     MOSFET
1. Uni Junktion Transistor (UJT)

Gambar 2. symbol dan gambar transistor type UJT

Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan
dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT
ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.

2. Field Effect Transistor (FET)


 
Gambar 3. symbol dan gambar transistor type FET

Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain
penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari
transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua yaitu
Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).
 

3. MOSFET
Gambar 4.symbol dan gambar  transistor type  MOSFET

MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai
satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang
sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian
bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier pada
receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang rendah. Dalam
pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan bahwa
komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah,
pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya
pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.

Macam-Macam Kapasitor / Kondensator

Macam-macam dan Bentuk Kondensator Setelah anda tahu yang dimaksud dengan
komponen kondensator maupun kapasitor, baca Pengertian Kapasitor / Kondensator Dalam
Bidang Elektronika dan Cara Membaca Nilai Kapasitor / Kondensator.Seperti halnya
komponen elektronika yang lain kondensator juga memiliki banyak macamnya. Berikut macam
kondensator berdasarkan kegunaannya:

1. Kondensator Tetap  
 
Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-
ubah.(nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah).
Kondensator tetap ada tiga macam bentuk :

a. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat
dan lain-lain.Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak
mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad
sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai
100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.
Gambar 1. kapasitor keramik
 
Cara membaca nilai kapasitor Keramik :
Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF
= 20 KpF =0,02 μF.
Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF
= 0,005 μF

  
Gambar 2. membaca nilai kapasitor

b. Kondensator Polyester

Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara menghitung
nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai warna merah, hijau,
coklat dan sebagainya.
Gambar 3. kapasitor polyester
c. Kondensator Kertas
Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio
dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang dipakai pada sirkuit
oscilator antara lain:
         Kapasitas
200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave / MW) = 190
meter - 500 meter.
         Kapasitas
1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave / SW) SW 1 = 40
meter - 130 meter.
         Kapasitas
2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13 meter - 49
meter.                                                          

                                                                                
Gambar 4. kapasitor kertas

2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (Elco) adalah kondensator yang


biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai
oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - )
adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 μF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad
dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.
Gambar 5. kondensator elektrolit
 
Selain kondensator elektrolit (Elco) yang mempunyai polaritas, ada juga kondensator
jenis elco yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.dan ada Elco yang Non Polaritas
pada kakinya tidak ada kutub (+) dan (-)

Gambar 6. kondensator solid tantalum

Gambar 7. elco non polar


Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah :
 Kering (kapasitasnya berubah)
 Konsleting

 Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan negatifnya, jika
batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.
 
3. Kondensator Tidak Tetap (Variabel dan Trimmer)

Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa
diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros
yang dapat diputar dengan menggunakan obeng.

Gambar 8. kondensator variabel

Kondensator variabel (Varco) terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum


sekitar 100 pF (pikoFarad)  sampai 500 pF (100pF = 0.0001μF). Kondensator variabel dengan
spul antena dan spul osilator berfungsi  sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan
ditangkap.

Gambar 9. symbol kondensator variable

Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator berfungsi


untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi tersebut.Kondensator trimer mempunyai
kapasitas dibawah 100 pF (pikoFarad).
Gambar 10. symbol kondensator trimer

Fungsi Elektrolit Condensator (Elco)

Fungsi elco dalam suatu rangkaian elektronika yaitu di pakai untuk mengetahui nilai
kapasitas sebuah elco didalam satuan uf (mikro farad). Fungsi elco biasanya sering di sebut
sebagai kapasitor polar. Dalam kapasitor polar mempunyai dua kutub yang berlainan pada setiap
kakinya, sehingga didalam pemasangan komponen ini tidak bisa terbalik maupun salah didalam
pemasangan.

Elco atau kondensator/kapasitor elektrolit yaitu komponen yang mempunyai dua kaki,
yakni kaki ( – ) dan kaki ( + ). Fungsi elco juga bisa di sebut sebagai penyimpan arus listrik
searah dc. Rangkaian elco biasanya di gunakan dalam rangkaian apa saja, misalnya pada power
supply regulator dan rangkaian lainnya. Kapasitor elco di bagi jadi 2 type, yakni kapasitor polar
dan kapasitor bipolar / non polar. Pembagian ini didasarkan pada polaritas ( kutub positif dan
negatif ) dari masing-masing kapasitor.

Komponen elco juga dapat mengalami kerusakan, seandainya kerusakan tidak di ketahui
maupun elco meletus maka untuk mengetesnya dapat kita gunakan avometer. Cara pemakaian
avometer yaitu dengan menghubungkan kabel avo ke kaki elco, jika elco normal, jarum pada
avometer akan menunjuk ke atas kemudian perlahan lahan akan turun sampai nilai 0. Bila
komponen elco rusak, maka jarum pada avometer tidak dapat turun dan tetap naik ke atas.
Gambar 1. elco

Kapasitor elektrolit juga biasanya di sebut sebagai mempunyai fungsi elco, dikarenakan
kapasitor ini mempunyai dua buah kaki yang di tandai dengan kaki panjang (positif) dan kaki
pendek (negative). Nilai kapasitas dari kapasitor ini adalah 47 uf ( mikro farad ) sampai
beberapa ribu mikro farad dengan voltase kerja dari beberapa volt sampai beberapa ribu volt.

Tak hanya kapasitor elektrolit yang memiliki polaritas pada kakinya, ada juga kapasitor yang
berpolaritas yakni kapasitor solid tantalum. Kerusakan umum yang sering di temukan
didalam.Fungsi Elco terlebih pada kapasitor elektrolit yaitu kering ( kapasitasnya berubah ),
konsleting listrik dan meledak yang dikarenakan salah didalam pemasangan tegangan positif dan
negatifnya, bila batas maksimum voltase di lampaui juga dapat mengakibatkan ledakan. Setiap
elco mempunyai tegangan kerja yang berbeda-beda, umumnya batas maksimal tegangan yang
diperbolehkan untuk suatu elco tertulis pada badannya. Tegangan kerja pada elco bisa
dinyatakan didalam satuan volt.

Pengertian Resistor
 
Pengertian Resistor dalam komponen elektronika dapat di kategorikan dalam 2 jenis,
yaitu Resistor biasa (nilai resistansi tetap) dan Resistor berubah (nilai resistansi yang dapat
diubah atau resistor variabel). Resistor adalah komponen yang mempunyai sifat penghambat
listrik.
Resistor biasa (nilai resistansi tetap) adalah jenis-jenis resistor yang memiliki nilai resistansi
yang tertulis pada badan resistor menggunakan kode warna dan kode angka. Resistor jenis ini
sering digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen dalam rangkaian elektronika.
Fungsi resistor ini pada rangkaian elektronika adalah pada pembatas arus yang mengalir pada
LED atau lampu.
Resistor Variabel adalah jenis-jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dibuah secara
langsung baik dengan tuas atau menggunakan obeng. Jenis-jenis resistor ini terbagi lagi menjadi
2, yaitu trimpot (trimer potensio) dan potensiometer.

Gambar 1. resistor

 Trimpot

Resistor jenis trimpot merupakan esistor yang nilai resistansinya dapat diubah dengan
memutar porosnya menggunakan obeng. Nilai dari sebuah trimpot dapat di lihat pada badan
trimpot merupakan nilai maksimum dari resistansi trimpot tersebut. Misal trimpot dengan nilai
10K Ohm maka trimpot tersebut dapat diubah nilai resistansinya dari 0 Ohm sampai 10K ohm.
 Potensiometer

Resistor ini merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutaor porosnya melalui tuas yang telah tersedia. Nilai dari potensiometer dapat di lihat pada
badan potensio menggunakan kode angka. Nilai resistansi potensiometer yang beredar dipasaran
ada 2 macam, yaitu nilai resistansinya yang dapat diubah secara logaritmis dan nilai resistansi
yang dapat diubah secara linier.
Simbol Resistor dapat di lambangkan dengan huruf R, yaitu salah satu komponen pasif yang
sifatnya resistif, menghambat besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Selain
sebagai penghambat arus listrik, Fungsi Resistor juga sebagai pembagi arus listrik, pembagi
tegangan listrik, dan penurun tegangan listrik.
Macam-macam resistor memiliki perbedaan masing-masing, seperti resistor metal film, resistor
kapur, dan juga variable resistor. Namun jenis-jenis resistor yang sering di pakai adalah resistor
dengan gelang warna. Berikut ini kode warna resistor.
 
Kode Warna Resistor :

Pengertian Transformator (Trafo)


Transformator atau lebih dikenal dengan sebutan trafo karena kata ini sudah akrab di telinga
masyarakat umum serta mudah dalam pengucapannya. Trafo berbentuk empat persegi panjang, di
dalamnya terdapat susunan pelat baja berbentuk huruf E. Selain itu juga terdapat kawat tembaga
berukuran kecil yang melilit pelat tersebut dan di sebut lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Jadi bisa
diambil kesimpulan bahwa pengertian trafo adalah sebuah komponen elektronika yang mampu
mengubah tegangan (menaikkan dan menurunkan) tegangan listrik.
Dalam dunia elektronika di kenal beberapa jenis transformator ( Trafo ), yakni :

 Trafo ( Transformator ) Adaptor


 Trafo ( Transformator ) IF ( Frekuensi Menengah )

 Trafo Step Up / Step Down

 Trafo OT ( Out Put )

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook


Newer Post Older Post Home

0 comments:

Post a Comment

Jenis – Jenis Transformator (Trafo)


 
1. Trafo ( Transformator ) Adaptor

Trafo ini berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan primer
dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini memiliki gulungan
yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan )
dinamakan lilitan primer. Sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui
ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada lilitan sekunder.

Komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan sifat-
sifatnya adalah sebagi berikut :

 Bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan ditutup
kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan
sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
 Gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt
 Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua lilitan ini.
tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt
Gambar 1. trafo

2. Trafo IF ( Frekuensi menengah )

            Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio
penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini. cara keja
trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar kemudian di
olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk suara ( bunyi ). Trafo IF
ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk
memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio pemancar.

Kelebihan dari trafo IF ini adalah :

 Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara tepat menggunakan obeng


 Bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika memasangnya
 Tetap memiliki lilitan primer dan sekunder

Gambar 2. trafo IF

3. Trafo Step UP / Down

           Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan
alat elektronika yang digunakan. Artinya benda yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo ini
karena pada umunya PLN bertegangan 220 volt.
Sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :

 Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari lilitan
primer
 Mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt
 Menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt 

Gambar 3. trafo step up/down

4. Trafo Output ( OT )

            Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. Komponen ini banyak digunakan pada
rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika yang
menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya ukuran
yang berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari nikelin. Besar kecilnya arus masuk tergantung
dari lilitan tersebut.
Gambar 4. trafo output

Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas dan kertas ini digunakan sebagai alat
pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer. Pada bagian bawah menyembul kaki, ada lima
kaki dua pada bagian output dan tiga bagian in ( arus masuk ).

SEJARAH DAN DEFINISI IC

Sejarah IC

IC (Integrated Circuit) adalah piranti elektronis yang dibuat dari material


semikonduktor. IC merupakan cikal bakal dari sebuah komputer dan segala jenis device yang
memakai teknologi micro-controller lainnya.

IC ditemulan pada tahun 1958 oleh seorang insinyur bernama Jack Kilby yang bekerja
pada Texas Intruments mencoba memecahkan masalah dengan memikirkan sebuah konsep
menggabungkan seluruh komponen elektronika dalam satu blok yang dibuat dari bahan
semikonduktor. Penemuan itu kemudian dinamakan IC (Integrated Circuit) atau yang kemudian
lazim disebut chip. Beberapa saat setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild
Semiconductor Corporation, menemukan hal serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat
yang berbeda.

Semenjak itu banyak riset yang dilakukan untuk mengembangkan IC (integrated circuit)
hingga saat ini. Seorang pendiri Intel, Gorden Moore, pada tahun 1965 memperkirakan bahwa
jumlah transistor yang terdapat dalam sebuah IC akan bertambah 2 kali setiap 18 bulan sekali.
Kecenderungan peningkatan jumlah transistor ini telah terbukti setelah sekian lama dan
diperkirakan akan terus berlanjut.

Hal ini dapat dilihat pada perkembangan IC, sebuah 64-Mbit DRAM yang pertama kali di
pasaran pada tahun 1994, terdiri dari 3 juta transistor. Dan microprocessor Intel Pentium 4 terdiri
lebih dari 42 juta transistor dan kira-kira terdapat 281 IC didalamnya. Bahkan berdasar pada
International Technology Roadmap for Semiconductor (ITRS), diharapkan akan tersedia sebuah
chip yang terdiri dari 3 milyar transistor pada tahun 2008.

IC sendiri dipergunakan untuk bermacam-macam piranti, termasuk televisi, telepon


seluler, komputer, mesin-mesin industri, serta berbagai perlengkapan audio dan video.

IC sering dikelompokkan berdasar jumlah transistor yang dikandungnya:


                                I.      SSI (small-scale integration) : chip dengan maksimum 100 komponen
elektronik.
                             II.      MSI (medium-scale integration) :chip dengan 100 sampai 3.000 komponen
elektronik
III.      LSI (large-scale integration)
                           : chip dengan 3.000 sampai 100.000
komponen elektronik.
IV.      VLSI (very large-scale integration) : chip dengan 100.000 sampai 1.000.000
                          
komponen elektronik.

                             V.      ULSI (ultra large-scale integration) : chip dengan lebih dari 1 juta komponen
elektronik.

Definisi IC

Integrated Circuit (IC) adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu
kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan
dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan
komponen.
Gambar 1. Bentuk seperti Transistor

Bentuk IC bisa bermacam-macam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang
seperti transistor dengan kaki banyak misalnya LM741.

Gambar 2. IC Single in Line

Bentuk IC ada juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi empat
dengan kaki-kaki berada pada ke-empat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC berbentuk dual in
line (DIL).
Gambar 3. Dual in Line

IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki-kakinya diberi bernomor urut dengan
urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor SATU diberikan bertanda titik atau takikan. Setiap IC
ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukkan jenis IC, jadi bila nomornya sama
maka IC tersebut sama fungsinya. Kode lain menunjukkan pabrik pembuatnya, misalnya
operational amplifier type 741 dapat muncul dengan tanda uA-741, LM-741, MC-741, RM-741
SN72-741 dan sebagainya.

Suatu kelompok IC disebut IC linear, antara lain IC regulator, Operational Amplfier,


audio amplifier dan sebagainya. Sedangkan kelompok IC lain disebut IC digital misalnya
NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD to seven segment decoder dan sebagainya.

Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah Transistor-Transistor


Logic (TTL) dan Complimentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Jenis CMOS banyak
terdapat di pasaran ialah keluarga 4000, misalnya 4049, 4050 dan sebagainya. Jenis TTL ditandai
dengan nomor awal 54 atau 74. Prefix 54 menandakan persyaratan militer ialah mampu bekerja
dari suhu -54 sampai 125o C. Sedangkan prefix 74 menandakan persyaratan komersial ialah
mampu bekerja pada suhu 0 sampai 70o C.

Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti prefix-nya, misalnya
7400, 74192 dan sebagainya. Huruf yang berada diantara prefix dan suffix menandakan
subfamily-nya. Misalnya AS (Advance Schottkey), ALS (Advance Low Power Schottkey), H
(High Speed), L (Low Speed), LS (Low Power Schottkey) dan S (Schottkey).

Apabila dibandingkan rangkaian dengan menggunakan transistor dengan rangkaian


menggunakan IC, cenderung penggunaan IC lebih praktis dan biayanya relatif ebih ringan.

Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai ratusan sehingga
tidak mungkin dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC kita harus mempunyai
vademicum IC yang diterbitkan oleh pabrik-pabrik pembuatnya. Setiap jenis IC mempunyai
penjelasan sendiri-sendiri mengenai sifatnya dan cara penggunaannya.
Apabila kita membuka lembaran vademicum IC, kita akan melihat berbagai symbol
seperti terlihat pada gambar 16. Arti symbol-symbol ini akan kita pelajari bila sudah mulai
eksperimen dengan IC digital.

Dalam IC digital, suatu titik elektronis yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan
mewujudkan salah satu dari dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika '1'
(satu, tinggi). Suatu titik elektronis mewakili satu 'binary digit' atau biasa disingkat dengan
sebutan 'bit'. Binary berarti sistem bilangan 'dua-an', yakni bilangan yang hanya mengenal dua
angka, 0 dan 1. IC digital dibedakan menjadi dua.

1. IC TTL

Pada suatu lingkungan IC TTL logika '0' direpresentasikan dengan tegangan 0 sampai 0,7 Volt
arus searah (DC, Direct Current), sedangkan logika '1' diwakili oleh tegangan DC setinggi 3,5
sampai 5 Volt

2. IC CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor)

Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15
Volt akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa
hal yang perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan
kedalam rangkaian. Hal ini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi
berupa dioda dan resistor dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen.

Tindakan-tindakan untuk menyelamatkan IC jenis CMOS adalah :

a. IC CMOS harus selalu disediakan dengan kaki-kakinya ditanam dalam foil plastik
menghantar, bukan pada busa ataupolistrin yang dikembangkan atau dalam bahan
pembawa dari aluminium. IC CMOS tidak boleh dikeluarkan dari dalam kemasannya
sampai ia sudah siap untuk dipasangkan pada rangkaian.

b. Berhati-hati untuk tidak menyentuh pin-pin (kaki) IC CMOS sebelum dipasangkan pada
rangkaian karena elektrostatik dari tangan manusia dapat merubah dan menambah
muatan oksidasi.
c. IC CMOS harus merupakan komponen terakhir yang dipasangkan pada papan rangkaian.
Jangan dimasukan atau ditanggalkan sementara tegangan catu daya disambungkan.

d. Gunakan pemegang atau soket IC yang vsesuai untuk menjaga kestabilan oksidasi dan
muatan dalam IC CMOS.

e. Kalau IC CMOS perlu dipasangkan pada papan rangkaian dengan langsung disolder
maka pakailah besi solder yang sangat kecil bocorannya serta solder harus dibumikan.
Meskipun IC CMOS tidak memiliki kekebalan sebagaimana IC jenis lainnya. Masa
genting dan mengkhawatirkan hanyalah ketika melepas IC CMOS dari busa foil plastik
pelindungnya dan ketika memasangkannya ke dalam rangkaian. Setelah kedua pekerjaan
itu terlampaui semua akan berjalan biasa-biasa saja.

f. Pada papan rangkaian IC CMOS kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus tetap diberi
kondisi tertentu, seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak terhubung. Apabila
dibiarkan tidak terhubung, biasanya IC CMOS akan cepat rusak. IC merupakan salah satu
komponen elektronik yang mudah rusak karena panas, baik panas pada saat disolder
maupun pada saat IC bekerja. Untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat
disolder maka perlu dipasang soket IC, sehingga yang terkena panas kaki soketnya.
Sedangkan untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja, maka
pada IC perlu dipasang (ditempelkan) plat pendingin dari aluminium atau tembaga yang
biasanya disebut heatsink.

rd)

Pengertian PCB (Printed Circuit Board)

Advertisement

Apa yang dimaksud dengan PCB? Printed Circuit Board atau biasa disingkat PCB adalah sebuah papan
yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya,
papan PCB juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk
menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Bahan yang digunakan untuk membuat PCB adalah sejenis fiber sebagai media isolasinya yang dilapisi
cat berwarna hijau, sedangkan untuk jalur konduktor menggunakan tembaga. Ada beberapa macam
jenis PCB menurut kegunaannya yaitu PCB 1 side (biasa digunakan pada rangkaian elektronika seperti
radio, TV, dll) PCB double side (maksudnya kedua sisi PCB digunakan untuk menghubungkan komponen)
dan PCB multi side ( bagian PCB luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar, misalnya
pada rangkaian-rangkaian PC).

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet
(Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil
(low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu


menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik
220V 2A.

Gambar Bentuk dan Simbol Relay


 

Prinsip Kerja Relay


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja atau Cara Kerja sebuah Relay, kita perlu
mengetahui Komponen-komponen dasar pembentuk sebuah Relay. Pada dasarnya, Di sebuah
Relay sederhana terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay (Struktur Sederhana sebuah Relay) :

 Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh kumparan Coil yang
berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik,
maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari
Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan
arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC)
akan menjadi OPEN atau tidak terhubung.

Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC).

Coil membutuhkan arus listrik yang relatif kecil untuk mengaktifkan electromagnet dan menarik
Contact Poin ke posisi Close

Arti Pole dan Throw


Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai
dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah
Pole and Throw :
 Pole     : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
 Throw  : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat
digolongkan menjadi :

1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal
untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak
8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang
dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari
2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw)
dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan

lihat gambar dibawah ini :

Fungsi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika
diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)


2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari
Signal Tegangan rendah.
4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari
kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).

Untuk mengetahui Cara Untuk Mengukur Relay, silakan baca artikel : Cara Mengukur Relay
dengan menggunakan Multimeter

Pada artikel sebelumnya telah menjelaskan Prinsip kerja Relay beserta fungsi-fungsinya. Pada
artikel ini akan membahas tentang cara untuk mengukur atau menguji Relay dengan
menggunakan Multimeter. Pada dasarnya, Relay merupakan Komponen Elektromechanical yang
terdiri dari sebuah Coil (Lilitan), seperangkat Kontak yang membentuk Saklar (Switch) dan juga
Kaki-kaki Terminal penghubung. Dengan kata lain, Relay adalah saklar yang dioperasikan
secara Elektronik.

Terdapat 2 kondisi Kontak pada Relay yaitu Kondisi NO (Normally Open) dan NC (Normally
Close). Kontak yang selalu berada pada posisi OPEN (Terbuka) saat Relay tidak diaktifkan
disebut dengan NO (Normally Open). Sedangkan Kontak yang selalu berada pada posisi
CLOSE (Tertutup) saat Relay tidak diaktifkan disebut dengan NC (Normally Close).

Cara Mengukur Relay dengan Multimeter


Kita dapat menggunakan Multimeter Analog maupun Multimeter Digital untuk mengukur atau
menguji apakan Relay yang ingin kita uji tersebut dalam kondisi baik ataupun tidak. Kondisi
yang diukur diantaranya adalah Nilai Resistansi Coil Relay dan juga kondisi Kontak Poin
(Contact Point) saat diaktifkan maupun saat tidak diaktifkan. Untuk lebih akurat, kita
memerlukan Power Supply untuk mengaktifkan Relay yang bersangkutan (contohnya Baterai
9V).

Berikut ini adalah cara untuk Mengukur Relay dengan menggunakan Multimeter Digital :

Pengukuran pada Kondisi Relay tidak diaktifkan :


1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan salah satu Probe Multimeter pada Terminal “COM” dan Probe lainnya di Terminal
NC (Normally Close), pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm.
Kondisi tersebut menandakan antara Terminal “COM” dan Terminal NC terhubung dengan baik
(Short).

3. Pindahkan Probe Multimeter yang berada di Terminal NC ke Terminal NO (Normally Open),


pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “Tak terhingga”. Kondisi tersebut
menandakan antara Terminal “COM” dan Terminal NO tidak memiliki hubungan atau dalam
kondisi Open dengan baik.

4. Hubungkan Probe Multimeter ke Terminal Coil (2 Point) untuk mengukur nilai Resistansi Coil
apakah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh pembuat Relay tersebut (spesifikasi

Manufakturer). 

Pengukuran pada Kondisi Relay diaktifkan :


1. Sekarang aktifkanlah Relay dengan menghubungkan arus listrik sesuai dengan tegangan Relay-
nya. Misalnya dengan menggunakan baterai 9V untuk meng-aktif-kannya.
2. Akan terdengar suara “klik” saat Relay tersebut aktif setelah dialiri arus listrik. Suara “Klik”
menandakan Kontak Poin telah berpindah dari posisi NC ke posisi NO.
3. Pastikan Posisi Saklar Multimeter masih berada di posisi Ohm (Ω)

4. Hubungkan salah satu Probe Multimeter pada Terminal “COM” dan Probe lainnya di NC
(Normally Close), pastikan nilai yang ditunjukan pada Display adalah “Tak terhingga”.  Kondisi
tersebut menandakan antara Terminal “COM” dan Terminal NC tidak memiliki hubungan sama
sekali pada saat Relay diaktifkan atau dalam kondisi Open dengan baik.

5. Pindah Probe Multimeter yang berada di Terminal NC ke NO (Normally Open), pastikan nilai
yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm. Kondisi tersebut menandakan antara
Terminal “COM” dan Terminal NO terhubung dengan baik pada saat Relay diaktifkan.

Anda mungkin juga menyukai