Resistor
Ada 2 jenis Resistor,
1. Resistor tetap
2. Variable resistor ( Potensiometer atau Trimpot )
A. Resistor Tetap
Resistor atau biasa disebut tahanan adalah suatu komponen yang kegunaannya untuk
menahan arus atau menstabilkan arus yang masuk kekomponen vital. Komponen ini tidak
mempunyai polaritas, Dalam pemasangan resistor kita bolak-balik tidak masalah, tidak ada
pengaruhnya. Dalam menahan arus, resistor mempunyai nilai ukuran yang biasa disebut ohm.
Jadi bisa disimpulkan satuan dari resistor adalah ohm.
Tahap berikutnya adalah bagaimana cara menentukan nilai sebuah resistor.Memang nilai
rasistor ini gak ada tertera dalam body seperti komponen lain.Yang tertera dibody resistor
hanyalah cincin warna-warni.Dan warna itulah sebagai kode nilai dari resistor tsb.Coba
perhatikan kode warna dibawah ini.
Kode warna
Hitam = 0
Coklat = 1
Merah = 2
Oranye = 3
Kuning = 4
Hijau = 5
Biru = 6
Violet / ungu = 7
Abu-abu = 8
Putih = 9
Emas = Toleransi 5%
Seperti uraian di atas, nilai dari sebuah resistor ditulis dengan code warna, sedangkan
kapasitas dari resistor bermacam-macam mulai dari 1/4 watt sampai beberapa watt tergantung
kegunaannya dari rangkaian tsb..
Cara membaca kode warna pada resistor bisa di contohkan berikut, umpama anda menemui
resistor dengan warna sebagai berikut: warna pertama coklat warna kedua hitamwarna ketiga
merah dan warna keempat perak maka bisa dihitung menurut tabel diatas sebagai berikut:
Jadi bisa disimpulkan nilai resistor diatas adalah 1000 ohm atau 1 kilo ohm dengan toleransi
10%. Sudah paham sobat!!
Trimpot adalah sebuah resistor variabel kecil yang biasanya digunakan pada rangkaian
elektronika sebagai alat tuning atau bisa juga sebagai re-kalibrasi. Seperti potensio juga,
Trimpot juga mempunyai 3kaki selain kesamaan tersebut sistem kerja/cara kerjanya juga
meyerupai potensio hanya saja kalau potensio mempunyai gagang atau handle untuk memutar
atau menggeser sedangkan Trimpot tidak. Lalu bagaimana cara merubah nilai resistansi
sebuah Trimpot?, jawabannya adalah dengan cara mengetrimnya menggunakan obeng
pengetriman. Dalam rangkaian elektronika Trimpot disimbolkan dengan huruf VR.
Fungsi Trimpot
Fungsi daripada Trimpot juga memiliki kesamaan layaknya Potensio, namun adakalanya
berbeda karena Trimpot seringnya dipasang pada pcb langsung. Contoh penggunaan Trimpot
sering kita temukan pada rangkaian RGB sebagai tuning warna pada televisi berwarna dan
sebagai tuning subbrigth serta contras.
Simbol Trimpot
Jenis-jenis Trimpot
Nilai resistansi pada trimpot pada umumnya tertera/tertulis langsung pada body trimpot
tersebut, nilai tersebut ada yang memakai kode angka sama seperti pada
Kapasitor/kondensator, sebagai contoh misal tertulis 472 atau barangkali 103. Cara mebacanya
juga sama seperti membaca nilai kapasitor atau kondensator yaitu 472 berarti 4700 ohm dan
103 berarti 10.000 ohm (10k).
2. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam
bentuk muatan. sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling
sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut
dielektrik.
Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor tersebut. adapun bahan
dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas, udara, metal film dan lain-lain.
Macam-macam kapasitor
Suatu kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang menemukan adalah Michael
Faraday(1791-1867) pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian yaitu kapasitor Polar dan
Non Polar, berikut penjelasanya :
Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit dan biasanya
kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang
menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik.Lihat pada gambar di bawah.
Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai polaritas
artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor ini mempunyai
nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll.
Sifat dasar sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan kapasitor juga
mempunyai sifat tidak dapat dilalui arus DC (Direct Current) dan dapat dilalui arus AC
(Alternating Current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi (resistansi yang nilainya
tergantung dari frekuensi yang diberikan). kapasitor berdasarkan nilai kapasitansinya dibagi
menjadi 2 bagian:
Kapasitor Variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya. Biasanya kapasitor ini
digunakan sebagai tuning pada sebuah radio. Ada 2 macam kapasitor variable yaitu varco
(Variable Capacitor) dengan inti udara dan varaktor ( dioda varaktor). Pada dasarnya varaktor
adalah sebuah Dioda tetapi dipasang terbalik, dioda varaktor dapat mengubah kapasitansi
dengan memberikan tegangan reverse kepada ujung anoda dan katodanya. Biasanya varaktor
digunakan sebagai tuning pada radio digital
Fungsi kapasitor:
a. Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac
dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian
yang saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal),
artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian
yang berbeda.
b. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya
maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu
dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
e. Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
Rangkaian Kapasitor
Seri
Kapasitas Ekuivalen Seri
V = q ( 1/C1 + 1/C2 )
Kebalikan dari kapasitor ekivalen dari susunan seri kapasitor sama dengan jumlah kebalikan
dari tiap - tiap kapasitas.
Rangkaian Paralel
Kapasitas Ekuivalen Paralel
q = ( C1 + C2 ) V
Keunggulan IC(Advantages)
IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang industri Dirgantara,
dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin ringkas dan kecil sehingga dapat
mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat ruang angkasa lainnya. Desain
komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah, sehingga banyaknya komponen dapat
dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat diperkecil. Contoh lain misalnya IC digunakan di
dalam mesin penghitung elektronik(kalkulator), juga telepon seluler(ponsel) yang bentuknya
relatif kecil.
Di era teknologi canggih saat ini, peralatan elektronik dituntut agar mempunyai ukuran dan
beratnya seringan dan sekecil mungkin, dan hal itu dapat dimungkinkan dengan
penggunaannya IC.
Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan lain yaitu
bila dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang banyak menggunakan komponen, IC
dengan sirkit yang relatif kecil hanya mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak
menimbulkan panas berlebih sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).
Kelemahan-kelemahan IC(Disanvantages)
Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam menghadapi kelebihan arus listrik
yang besar, dimana arus listrik berlebihan dapat menimbulkan panas di dalam komponen,
sehingga komponen yang kecil seperti IC akan mudah rusak jika timbul panas yang berlebihan.
Demikian pula keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar, dimana tegangan yang besar
dapat merusak lapisan isolator antar komponen di dalam IC Contoh kerusakan misalnya, terjadi
hubungan singkat antara komponen satu dengan lainnya di dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC dapat
rusak dan menjadi tidak berguna.
Kemasan IC(Packages)
Ditinjau dari teknik pembuatan dan bahan baku yang digunakan, terdapat4 (empat) jenis IC,
yaitu : Jenis Monolithic, Thin film, dan Hybrid. Khusus untuk jenis hybrid, yang merupakan
gabungan dari thin-film, monolithic dan thick-film.
Terlepas dari teknik pembuatan dan bahan yang digunakan, keempat jenis IC tersebut dibalut
dalam kemasan(packages) tertentu agar dapat terlindungi dari gangguan luar ,seperti terhadap
kelembaban, debu, dan kontaminasi zat lainnya.
Kemasan IC dibuat dari bahan ceramic dan plastik, serta didesain untuk mudah dalam
pemasangan dan penyambungannya. Ada berbagai jenis kemasan IC dan yang paling populer
dan umum digunakan, antara lain :
-DIP(Duel in- line Packages) -SIP(Single in-line Packages) -QIP(Quad in-line Packages) -SOP(Small
Outline Packages) -Flat Packs -TO-5, TO-72,TO-202 dan TO-220 style Packages
Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL dibangun dengan
menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan untuk
berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor.
Transistor Logic
Dalam satu kemasan IC terdapat beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan
berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic
lainnya seperti Decoder, Encoder, Multiflexer dan Memory sehingga pin (kaki) IC jumlahnya
banyak dan bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40.
Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NAND yang mengeluarkan output 0 atau 1
tergantung kondisi kedua inputnya.
IC- CMOS
Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with MOSFET) yang berisi
rangkaian yang merupakan gabungan dari beberap komponen MOSFET untuk membentuk
gate-gate dengan fungsi logic seperti halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat
berisi beberapa macam gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic
seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoders,
Encoders, Multiflexer dan Memory.
Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NOR yang mengeluarkan output 0 atau 1
tergantung kondisi kedua inputnya.
Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC digital beroperasi
dengan menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua kondisi yaitu 0 atau 1 dan
berfungsi sebagai switch/saklar, sedangkan IC linear pada umumnya menggunakan sinyal
sinusoida dan berfungsi sebagai amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic
seperti halnya IC-TTL maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik
dikerjakan sebagai penguat tegangan.
Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, diman kerja rangkaiannya akan bersifat
proporsional atau akan mengeluarkan output yang sebanding dengan inputnya. Salah satu
contoh IC linear adalah jenis Op-Amp.
Komponen ini dibagi menjadi dua bagian terpisah yaitu komponen aktif serta komponen pasif.
Kemudian, apa sajakah yang termasuk komponen pasif dan aktif tersebut? Berikut pembagian
dan sedikit penjelasannya.
Selain komponen tersebut, masih ada komponen lain yaitu sensor dan akuator elektromekanika.
Contohnya mikrofon, termistor, saklar, dan lain-lain. Karenanya silahkan ikuti artikel selanjutnya
ya dari materi komponen dasar elektronika.
Home
Menu1
Menu2
Simbol Sambungan
Kabel tidak koneksi Terputus (tidak terhubung)
Relay SPST
Relay SPDT
Jumper Koneksi dengan pemasangan jumper
Simbol Ground
Chassis Ground Ground yang dihubungkan pada body sebuah rangkaian listrik
Simbol Resistor
Resistor
Resistor berfungsi untuk menahan arus yang mengalir dalam
rangkaian listrik
Resistor
Potensio Meter
Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi
dari 3 titik terminal dapat diatur
Potensio Meter
Variable Resistor Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi
dari 2 titik terminal dapat diatur
Variable Resistor
Condensator Bipolar
Condensator Nonpolar
Induktor dengan inti besi Kumparan dengan inti besi seperi pada trafo
Simbol Lampu
Lampu
Lampu
Simbol Dioda
Simbol Transistor
Transitor Bipolar NPN Arus listrik akan mengalir (EC) ketika basis (B) diberi positif
Transistor Bipolar PNP Arus listrik akan mengalir (CE) ketika basis (B) diberi negatif
Fuse, Sikring
Fuse, Sikring
Bus
Bus
Bus
Simbol Antenna
Antenna
Antenna
Multiplexer 2 to 1
Multiplexer 4 to 1
Artikel Terkait
share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by selawecuk andi, Published at 11.56 and have
Popular Posts
Rangkaian power amplifier OCL 1500 watt pada gambar rangkaian dibawah adalah salah satu
rangkaian power amplifier daya besar yang dapat di...
Alarm Amplifier Audio Booster Charger Inverter Jam Digital Konverter Led Mixer Pemancar FM Power
Amplifier Power Supply Radio Rangkaian Accu Rangkaian Elektronika Remote Saklar
Copyright © 2013 Skema Rangkaian Elektronika Dasar
Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat garis
yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja
dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif =
P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N).
FUNGSI DIODA
1. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge
2. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener
3. Pengaman / sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal yang
ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada suatu
sinyal AC
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor
JENIS DIODA
1. Dioda standar
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai
tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai
beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan
tegangan reverse, frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun
0.025 V setiap kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Penyearah sinyal AC
2. Pemotong level
3. Sensor suhu
4. Penurun tegangan
5. Pengaman polaritas terbalik pada DC input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148 (500mA).
Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat diberi
polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai batasan arus maksimal yang mengalir
melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan umur led tidak lama. Jenis led ditentukan
oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra
merah dan laser diode. Selain sebagai indikator beberapa LED mempunyai fungsi
khusus seperti LED inframerah yang dipakai untuk transmisi pada sistem remote control
dan opto sensor juga laser diode yang dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD.
Dioda jenis ini dibias maju (forward).
3. Dioda Zener
Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga
dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan
rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada penggunaan dioda
zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar diperlukan sebuah buffer arus.
Dioda zener dibias mundur (reverse).
4. Dioda photo
Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya. Dioda ini akan menghantar jika
ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu. aplikasi dioda photo banyak pada
sistem sensor cahaya (optical). Contoh : pada optocoupler dan optical pick-up pada
sistem CD. Dioda photo dibias maju (forward).
5. Dioda varactor
Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai
dengan besar tegangan yang diberikan kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem
penalaan digital pada sistem transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat,
seperti pada radio dan televisi. Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah
dengan sistem PLL (Phase lock loop), yaitu mengoreksi oscilator dengan membaca
penyimpangan frekuensinya untuk kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk
oscilator. Dioda varactor dibias reverse
KARAKTERISTIK DIODA
1. Bias Maju Dioda
Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Jika anoda dihubungkan
dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere,
maka keadaan diode ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari anoda menuju
katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup. Pada kondisi bias ini akan terjadi
aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu
positif.
Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus
yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias
mundur (reverse bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan
dengan tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup significant.
Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan diode tersebut relative
sangat besar dan diode ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang
didapat, baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan
rusaknya dioda.
1. Dioda
Seperti pada postingan sebelumnya yang telah dijelaskan mengenai pengertian dioda.
Pada kesempatan kali ini kami akan menulas tentang jenis-jenis dioda beserta fungsinya.
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED),
dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah
arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse
(kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya
dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener
dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N,
ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru
terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan
satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan
sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah
tegangan Zener.
Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan
beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak
menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input
tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan
mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti
dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau
Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan
sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan
elektrodanya.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan warna
sebagai berikut:
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan
bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat
menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat
cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda
cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape),
dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima
oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah
dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda
cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga
dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas
yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda
Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat
kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya
semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima
radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).
DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR
sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada kaki
yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.
MENGUJI DIODA DENGAN OHM METER
Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter analog/ digital.
Multitester atau Avometer Analog mempunyai fasilitas pengukur hambatan (ohmmeter) dimana
jenis ohmmeter yang digunakan biasanya ohmmeter-seri, dimana secara konstruksi polaritas
batere yang terpasang dalam meter berlawanan polaritas dengan terminal ukurnya. Atau dengan
perkataan lain, terminal positip meter adalah mempunyai polaritas negatip batere, sebaliknya
terminal negatip meter mempunyai polaritas positip batere.
Dengan demikian guna menguji sebuah dioda dengan menggunakan Avometer prinsipnya adalah
sebagai berikut :
1. Anda posisikan Avometer pada posisi ohm dengan skala rendah
2. Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut
3. Hubungkan terminal + (positip) meter dengan Anoda dari dioda yang akan ditest
sedangkan terminal – (negatip) meter dengan Katoda dioda. (hubungan ini adalah
reverse)
4. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter tidak akan bergerak.
Namun jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka dapat dikatakan dioda terhubung
singkat (rusak).
5. Ulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda dihubungkan dengan
negatip meter dan Katoda dengan positip meter. (hubungan ini adalah forward).
6. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan bergerak.
Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka dapat dikatakan dioda
putus (rusak).
2. Transistor
Jenis-Jenis Transistor
Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada umumnya dibagi menjadi dua jenis
yaitu; Transistor Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET – Field Effect
Transistor).
Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan pada rangkaian
elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material semikonduktor
yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-
P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar
dibedakan kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Masing-masing dari ketiga kaki jenis-jenis transistor ini di beri nama B (Basis), K
(Kolektor), dan E (Emitor). Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus listrik
(regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang mengalir dari
Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN).
T sistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor) merupakan jenis transistor yang juga
memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G).
Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan aliran elektron dari
terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate.
Perbedaan antara transistor bipolar dan transistor FET adalah jika transistor bipolar mengatur
besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya melalui
seberapa besar arus yang diberikan pada kaki Basis, sedangkan pada FET besar kecil-nya arus
listrik yang mengalir pada Drain ke Source atau sebaliknya adalah dengan seberapa besar
tegangan yang diberikan pada kaki Gate.
Selain di gunakan sebagai penguat, transistor digunakan sebagai saklar. Caranya
adalah dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik
jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar
tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar
terbuka.
Fungsi transistor adalah sebagai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal.
Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan
dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT
ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.
Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain
penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi dari
transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua yaitu
Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan
Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).
3. MOSFET
Gambar 4.symbol dan gambar transistor type MOSFET
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai
satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance yang
sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian
bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier pada
receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang rendah. Dalam
pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan bahwa
komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah,
pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya
pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.
Macam-macam dan Bentuk Kondensator Setelah anda tahu yang dimaksud dengan
komponen kondensator maupun kapasitor, baca Pengertian Kapasitor / Kondensator Dalam
Bidang Elektronika dan Cara Membaca Nilai Kapasitor / Kondensator.Seperti halnya
komponen elektronika yang lain kondensator juga memiliki banyak macamnya. Berikut macam
kondensator berdasarkan kegunaannya:
1. Kondensator Tetap
Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-
ubah.(nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah).
Kondensator tetap ada tiga macam bentuk :
Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat
dan lain-lain.Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak
mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad
sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai
100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.
Gambar 1. kapasitor keramik
Cara membaca nilai kapasitor Keramik :
Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF
= 20 KpF =0,02 μF.
Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF
= 0,005 μF
Gambar 2. membaca nilai kapasitor
b. Kondensator Polyester
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara menghitung
nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai warna merah, hijau,
coklat dan sebagainya.
Gambar 3. kapasitor polyester
c. Kondensator Kertas
Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio
dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang dipakai pada sirkuit
oscilator antara lain:
Kapasitas
200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave / MW) = 190
meter - 500 meter.
Kapasitas
1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave / SW) SW 1 = 40
meter - 130 meter.
Kapasitas
2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13 meter - 49
meter.
Gambar 4. kapasitor kertas
Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan negatifnya, jika
batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.
3. Kondensator Tidak Tetap (Variabel dan Trimmer)
Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa
diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros
yang dapat diputar dengan menggunakan obeng.
Fungsi elco dalam suatu rangkaian elektronika yaitu di pakai untuk mengetahui nilai
kapasitas sebuah elco didalam satuan uf (mikro farad). Fungsi elco biasanya sering di sebut
sebagai kapasitor polar. Dalam kapasitor polar mempunyai dua kutub yang berlainan pada setiap
kakinya, sehingga didalam pemasangan komponen ini tidak bisa terbalik maupun salah didalam
pemasangan.
Elco atau kondensator/kapasitor elektrolit yaitu komponen yang mempunyai dua kaki,
yakni kaki ( – ) dan kaki ( + ). Fungsi elco juga bisa di sebut sebagai penyimpan arus listrik
searah dc. Rangkaian elco biasanya di gunakan dalam rangkaian apa saja, misalnya pada power
supply regulator dan rangkaian lainnya. Kapasitor elco di bagi jadi 2 type, yakni kapasitor polar
dan kapasitor bipolar / non polar. Pembagian ini didasarkan pada polaritas ( kutub positif dan
negatif ) dari masing-masing kapasitor.
Komponen elco juga dapat mengalami kerusakan, seandainya kerusakan tidak di ketahui
maupun elco meletus maka untuk mengetesnya dapat kita gunakan avometer. Cara pemakaian
avometer yaitu dengan menghubungkan kabel avo ke kaki elco, jika elco normal, jarum pada
avometer akan menunjuk ke atas kemudian perlahan lahan akan turun sampai nilai 0. Bila
komponen elco rusak, maka jarum pada avometer tidak dapat turun dan tetap naik ke atas.
Gambar 1. elco
Kapasitor elektrolit juga biasanya di sebut sebagai mempunyai fungsi elco, dikarenakan
kapasitor ini mempunyai dua buah kaki yang di tandai dengan kaki panjang (positif) dan kaki
pendek (negative). Nilai kapasitas dari kapasitor ini adalah 47 uf ( mikro farad ) sampai
beberapa ribu mikro farad dengan voltase kerja dari beberapa volt sampai beberapa ribu volt.
Tak hanya kapasitor elektrolit yang memiliki polaritas pada kakinya, ada juga kapasitor yang
berpolaritas yakni kapasitor solid tantalum. Kerusakan umum yang sering di temukan
didalam.Fungsi Elco terlebih pada kapasitor elektrolit yaitu kering ( kapasitasnya berubah ),
konsleting listrik dan meledak yang dikarenakan salah didalam pemasangan tegangan positif dan
negatifnya, bila batas maksimum voltase di lampaui juga dapat mengakibatkan ledakan. Setiap
elco mempunyai tegangan kerja yang berbeda-beda, umumnya batas maksimal tegangan yang
diperbolehkan untuk suatu elco tertulis pada badannya. Tegangan kerja pada elco bisa
dinyatakan didalam satuan volt.
Pengertian Resistor
Pengertian Resistor dalam komponen elektronika dapat di kategorikan dalam 2 jenis,
yaitu Resistor biasa (nilai resistansi tetap) dan Resistor berubah (nilai resistansi yang dapat
diubah atau resistor variabel). Resistor adalah komponen yang mempunyai sifat penghambat
listrik.
Resistor biasa (nilai resistansi tetap) adalah jenis-jenis resistor yang memiliki nilai resistansi
yang tertulis pada badan resistor menggunakan kode warna dan kode angka. Resistor jenis ini
sering digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen dalam rangkaian elektronika.
Fungsi resistor ini pada rangkaian elektronika adalah pada pembatas arus yang mengalir pada
LED atau lampu.
Resistor Variabel adalah jenis-jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dibuah secara
langsung baik dengan tuas atau menggunakan obeng. Jenis-jenis resistor ini terbagi lagi menjadi
2, yaitu trimpot (trimer potensio) dan potensiometer.
Gambar 1. resistor
Trimpot
Resistor jenis trimpot merupakan esistor yang nilai resistansinya dapat diubah dengan
memutar porosnya menggunakan obeng. Nilai dari sebuah trimpot dapat di lihat pada badan
trimpot merupakan nilai maksimum dari resistansi trimpot tersebut. Misal trimpot dengan nilai
10K Ohm maka trimpot tersebut dapat diubah nilai resistansinya dari 0 Ohm sampai 10K ohm.
Potensiometer
Resistor ini merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutaor porosnya melalui tuas yang telah tersedia. Nilai dari potensiometer dapat di lihat pada
badan potensio menggunakan kode angka. Nilai resistansi potensiometer yang beredar dipasaran
ada 2 macam, yaitu nilai resistansinya yang dapat diubah secara logaritmis dan nilai resistansi
yang dapat diubah secara linier.
Simbol Resistor dapat di lambangkan dengan huruf R, yaitu salah satu komponen pasif yang
sifatnya resistif, menghambat besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Selain
sebagai penghambat arus listrik, Fungsi Resistor juga sebagai pembagi arus listrik, pembagi
tegangan listrik, dan penurun tegangan listrik.
Macam-macam resistor memiliki perbedaan masing-masing, seperti resistor metal film, resistor
kapur, dan juga variable resistor. Namun jenis-jenis resistor yang sering di pakai adalah resistor
dengan gelang warna. Berikut ini kode warna resistor.
Kode Warna Resistor :
0 comments:
Post a Comment
Trafo ini berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan primer
dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini memiliki gulungan
yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan )
dinamakan lilitan primer. Sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui
ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada lilitan sekunder.
Komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan sifat-
sifatnya adalah sebagi berikut :
Bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan ditutup
kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan
sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
Gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt
Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua lilitan ini.
tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt
Gambar 1. trafo
Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio
penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini. cara keja
trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar kemudian di
olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk suara ( bunyi ). Trafo IF
ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk
memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio pemancar.
Gambar 2. trafo IF
Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan
alat elektronika yang digunakan. Artinya benda yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo ini
karena pada umunya PLN bertegangan 220 volt.
Sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :
Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari lilitan
primer
Mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt
Menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt
4. Trafo Output ( OT )
Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. Komponen ini banyak digunakan pada
rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika yang
menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya ukuran
yang berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari nikelin. Besar kecilnya arus masuk tergantung
dari lilitan tersebut.
Gambar 4. trafo output
Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas dan kertas ini digunakan sebagai alat
pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer. Pada bagian bawah menyembul kaki, ada lima
kaki dua pada bagian output dan tiga bagian in ( arus masuk ).
Sejarah IC
IC ditemulan pada tahun 1958 oleh seorang insinyur bernama Jack Kilby yang bekerja
pada Texas Intruments mencoba memecahkan masalah dengan memikirkan sebuah konsep
menggabungkan seluruh komponen elektronika dalam satu blok yang dibuat dari bahan
semikonduktor. Penemuan itu kemudian dinamakan IC (Integrated Circuit) atau yang kemudian
lazim disebut chip. Beberapa saat setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild
Semiconductor Corporation, menemukan hal serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat
yang berbeda.
Semenjak itu banyak riset yang dilakukan untuk mengembangkan IC (integrated circuit)
hingga saat ini. Seorang pendiri Intel, Gorden Moore, pada tahun 1965 memperkirakan bahwa
jumlah transistor yang terdapat dalam sebuah IC akan bertambah 2 kali setiap 18 bulan sekali.
Kecenderungan peningkatan jumlah transistor ini telah terbukti setelah sekian lama dan
diperkirakan akan terus berlanjut.
Hal ini dapat dilihat pada perkembangan IC, sebuah 64-Mbit DRAM yang pertama kali di
pasaran pada tahun 1994, terdiri dari 3 juta transistor. Dan microprocessor Intel Pentium 4 terdiri
lebih dari 42 juta transistor dan kira-kira terdapat 281 IC didalamnya. Bahkan berdasar pada
International Technology Roadmap for Semiconductor (ITRS), diharapkan akan tersedia sebuah
chip yang terdiri dari 3 milyar transistor pada tahun 2008.
V. ULSI (ultra large-scale integration) : chip dengan lebih dari 1 juta komponen
elektronik.
Definisi IC
Integrated Circuit (IC) adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu
kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan
dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan
komponen.
Gambar 1. Bentuk seperti Transistor
Bentuk IC bisa bermacam-macam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang
seperti transistor dengan kaki banyak misalnya LM741.
Bentuk IC ada juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi empat
dengan kaki-kaki berada pada ke-empat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC berbentuk dual in
line (DIL).
Gambar 3. Dual in Line
IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki-kakinya diberi bernomor urut dengan
urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor SATU diberikan bertanda titik atau takikan. Setiap IC
ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukkan jenis IC, jadi bila nomornya sama
maka IC tersebut sama fungsinya. Kode lain menunjukkan pabrik pembuatnya, misalnya
operational amplifier type 741 dapat muncul dengan tanda uA-741, LM-741, MC-741, RM-741
SN72-741 dan sebagainya.
Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti prefix-nya, misalnya
7400, 74192 dan sebagainya. Huruf yang berada diantara prefix dan suffix menandakan
subfamily-nya. Misalnya AS (Advance Schottkey), ALS (Advance Low Power Schottkey), H
(High Speed), L (Low Speed), LS (Low Power Schottkey) dan S (Schottkey).
Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai ratusan sehingga
tidak mungkin dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC kita harus mempunyai
vademicum IC yang diterbitkan oleh pabrik-pabrik pembuatnya. Setiap jenis IC mempunyai
penjelasan sendiri-sendiri mengenai sifatnya dan cara penggunaannya.
Apabila kita membuka lembaran vademicum IC, kita akan melihat berbagai symbol
seperti terlihat pada gambar 16. Arti symbol-symbol ini akan kita pelajari bila sudah mulai
eksperimen dengan IC digital.
Dalam IC digital, suatu titik elektronis yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan
mewujudkan salah satu dari dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika '1'
(satu, tinggi). Suatu titik elektronis mewakili satu 'binary digit' atau biasa disingkat dengan
sebutan 'bit'. Binary berarti sistem bilangan 'dua-an', yakni bilangan yang hanya mengenal dua
angka, 0 dan 1. IC digital dibedakan menjadi dua.
1. IC TTL
Pada suatu lingkungan IC TTL logika '0' direpresentasikan dengan tegangan 0 sampai 0,7 Volt
arus searah (DC, Direct Current), sedangkan logika '1' diwakili oleh tegangan DC setinggi 3,5
sampai 5 Volt
Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu antara 3,5 Volt sampai 15
Volt akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt akan memboroskan daya. Ada beberapa
hal yang perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan
kedalam rangkaian. Hal ini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi
berupa dioda dan resistor dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen.
a. IC CMOS harus selalu disediakan dengan kaki-kakinya ditanam dalam foil plastik
menghantar, bukan pada busa ataupolistrin yang dikembangkan atau dalam bahan
pembawa dari aluminium. IC CMOS tidak boleh dikeluarkan dari dalam kemasannya
sampai ia sudah siap untuk dipasangkan pada rangkaian.
b. Berhati-hati untuk tidak menyentuh pin-pin (kaki) IC CMOS sebelum dipasangkan pada
rangkaian karena elektrostatik dari tangan manusia dapat merubah dan menambah
muatan oksidasi.
c. IC CMOS harus merupakan komponen terakhir yang dipasangkan pada papan rangkaian.
Jangan dimasukan atau ditanggalkan sementara tegangan catu daya disambungkan.
d. Gunakan pemegang atau soket IC yang vsesuai untuk menjaga kestabilan oksidasi dan
muatan dalam IC CMOS.
e. Kalau IC CMOS perlu dipasangkan pada papan rangkaian dengan langsung disolder
maka pakailah besi solder yang sangat kecil bocorannya serta solder harus dibumikan.
Meskipun IC CMOS tidak memiliki kekebalan sebagaimana IC jenis lainnya. Masa
genting dan mengkhawatirkan hanyalah ketika melepas IC CMOS dari busa foil plastik
pelindungnya dan ketika memasangkannya ke dalam rangkaian. Setelah kedua pekerjaan
itu terlampaui semua akan berjalan biasa-biasa saja.
f. Pada papan rangkaian IC CMOS kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus tetap diberi
kondisi tertentu, seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak terhubung. Apabila
dibiarkan tidak terhubung, biasanya IC CMOS akan cepat rusak. IC merupakan salah satu
komponen elektronik yang mudah rusak karena panas, baik panas pada saat disolder
maupun pada saat IC bekerja. Untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat
disolder maka perlu dipasang soket IC, sehingga yang terkena panas kaki soketnya.
Sedangkan untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja, maka
pada IC perlu dipasang (ditempelkan) plat pendingin dari aluminium atau tembaga yang
biasanya disebut heatsink.
rd)
Advertisement
Apa yang dimaksud dengan PCB? Printed Circuit Board atau biasa disingkat PCB adalah sebuah papan
yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya,
papan PCB juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk
menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Bahan yang digunakan untuk membuat PCB adalah sejenis fiber sebagai media isolasinya yang dilapisi
cat berwarna hijau, sedangkan untuk jalur konduktor menggunakan tembaga. Ada beberapa macam
jenis PCB menurut kegunaannya yaitu PCB 1 side (biasa digunakan pada rangkaian elektronika seperti
radio, TV, dll) PCB double side (maksudnya kedua sisi PCB digunakan untuk menghubungkan komponen)
dan PCB multi side ( bagian PCB luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar, misalnya
pada rangkaian-rangkaian PC).
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet
(Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil
(low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay (Struktur Sederhana sebuah Relay) :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh kumparan Coil yang
berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik,
maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari
Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan
arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC)
akan menjadi OPEN atau tidak terhubung.
Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC).
Coil membutuhkan arus listrik yang relatif kecil untuk mengaktifkan electromagnet dan menarik
Contact Poin ke posisi Close
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat
digolongkan menjadi :
1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal
untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak
8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang
dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari
2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw)
dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan
Fungsi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika
diantaranya adalah :
Untuk mengetahui Cara Untuk Mengukur Relay, silakan baca artikel : Cara Mengukur Relay
dengan menggunakan Multimeter
Pada artikel sebelumnya telah menjelaskan Prinsip kerja Relay beserta fungsi-fungsinya. Pada
artikel ini akan membahas tentang cara untuk mengukur atau menguji Relay dengan
menggunakan Multimeter. Pada dasarnya, Relay merupakan Komponen Elektromechanical yang
terdiri dari sebuah Coil (Lilitan), seperangkat Kontak yang membentuk Saklar (Switch) dan juga
Kaki-kaki Terminal penghubung. Dengan kata lain, Relay adalah saklar yang dioperasikan
secara Elektronik.
Terdapat 2 kondisi Kontak pada Relay yaitu Kondisi NO (Normally Open) dan NC (Normally
Close). Kontak yang selalu berada pada posisi OPEN (Terbuka) saat Relay tidak diaktifkan
disebut dengan NO (Normally Open). Sedangkan Kontak yang selalu berada pada posisi
CLOSE (Tertutup) saat Relay tidak diaktifkan disebut dengan NC (Normally Close).
Berikut ini adalah cara untuk Mengukur Relay dengan menggunakan Multimeter Digital :
4. Hubungkan Probe Multimeter ke Terminal Coil (2 Point) untuk mengukur nilai Resistansi Coil
apakah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh pembuat Relay tersebut (spesifikasi
Manufakturer).
4. Hubungkan salah satu Probe Multimeter pada Terminal “COM” dan Probe lainnya di NC
(Normally Close), pastikan nilai yang ditunjukan pada Display adalah “Tak terhingga”. Kondisi
tersebut menandakan antara Terminal “COM” dan Terminal NC tidak memiliki hubungan sama
sekali pada saat Relay diaktifkan atau dalam kondisi Open dengan baik.
5. Pindah Probe Multimeter yang berada di Terminal NC ke NO (Normally Open), pastikan nilai
yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm. Kondisi tersebut menandakan antara
Terminal “COM” dan Terminal NO terhubung dengan baik pada saat Relay diaktifkan.