A. Resistor
I. Pengertian Resistor
Resistor adalah alat yang memiliki dua pin yang berfungsi membatasi arus listrik
yang mengalir dalam suatu rangkaian. Nilai dari restitensi suatu resistor dilambangkan
dengan satuan Ohm (Ω). Besar resistansi didapat dengan menggunakan rumus :
𝑉 = 𝐼. 𝑅
𝑉
R=
𝐼
Selain satuan restitensi, terdapat juga nilai toleransi dan koefisien suhu. Kedua nilai
tersebut tercantum di bagian luar resistor dengan penandaan warna mengikuti aturan
pembacaan warna atau ditulis langsung dengan huruf dan angka. Resistor memiliki
bentuk dan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan keperluan.
e. Potensiometer
f. Trimpot (Tripotensiometer)
g. Resistor PTC dan NTC (Positive / Negative Temperature Coefficient)
Dalam kode angka, hanya tertera angka tanpa diikuti oleh huruf. Angka tersebut
biasanya sebanyak 3-4 digit angka dengan angka terakhir adalah jumlah pengkali
dari pangkat sepuluh (x 10x).
Contoh :
1764 = 176 x 1000 = 176000 Ohm = 176k Ohm
301 = 30 x 10 = 300 Ohm
473 = 47 x 1000 = 47000 Ohm
122 = 12 x 100 = 1200 Ohm
Dalam kode angka dan huruf, juga terbagi lagi mejadi 2 jenis. Pertama
menggunakan angka dan huruf tapi hanya menunjukkan besar restitensi, lalu kedua
menggunakan angka dan huruf dan menunjukkan nilai daya (Watt), restitensi
(Ohm) dan toleransi.
Contoh 1 :
6R2 = 6,2 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm
0 / 000 =0 Ohm
Contoh 2 :
Keterangan :
5W = 5 Watt
22R = 22 Ohm
J = Toleransi ± 5%
B. Kapasitor
I. Pengertian Kapasitor
Kapasitor atau juga dikenal dengan kondensator adalah salah satu dari sekian
banyak komponen-komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan energi
listrik berupa muatan listrik. Fungsi lain dari kapasitor adalah penstabil tegangan
AC/DC suatu rangkaian listrik. Kapasitor pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday
(1791-1867) dan namanya diabadikan sebagai satuan dalam kapasitansi yaitu Farad (F).
). Nilai kapasitansi didapat dari rumus :
Q=CV 𝑄
C =
𝑉
Kapasitor kebanyakan berbentuk seperti tabung kecil dengan dua batang kaki besi dan
dua kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif.
II. Pembagian Kapasitor
1. Berdasarkan Penentuan Nilainya
a. Kapasitor Tetap
Adalah kapasitor yang memiliki nilai tetap. Semua yang disebutkan diatas
termasuk jenis kapasitor tetap. Kapasitor ini memiliki suatu nilai dengan
toleransi tertentu. Nilai kapasitor tetap tidak akan berubah selama pemakaian
kecuali terjadi kerusakan.
b. Kapasitor Variabel
Adalah kapasitor dengan nilai yang dapat diatur/diubah. Biasanya nilai kapasitor
diubah dengan mengatur besarnya dielektrikum atau mengatur besarnya luas
penampang dari plat konduktor. Ada dua jenis kapasitor variabel yaitu Variabel
Capacitor dan Trimmer Capacitor. Variabel Capacitor atau biasa disingkat
dengan Varco adalah kapasitor variabel yang nilainya diubah dengan cara
memutar as mengunakan tangan. Sedangkan trimmer capacitor adalah kapasitor
variabel yang nilainya diubah dengan cara memutar as-nya menggunakan obeng
trim.
\
2. Berdasarkan Jenis nya
a. Kapasitor Keramik
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki
arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian
Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf
sampai 0.01µ.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan
Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi
SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.
b. Kapasitor Polyster
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester
dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam
rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah).
c. Kapasitor Kertas
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada
umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor
Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam
Rangkaian Elektronika.
d. Kapasitor Mika
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan
Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai
0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki
polaritas arah.
e. Kapasitor Elektrolit
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari
Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit
atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika
yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit
yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan
Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya.
Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan
microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera
Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang
perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah)
pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.
f. Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-)
seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari
Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini
memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor
Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe
Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi
dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu,
Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada
umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di
Handphone dan Laptop.
Untuk Kapasitor Elektrolit atau ELCO, nilai Kapasitansinya telah tertera di label
badannya dengan jelas. Jadi sangat mudah untuk menentukan nilainya. Contoh 100µF
16V, 470µF 10V, 1000µF 6.3V ataupun 3300µF 16V. Untuk lebih Jelas silakan lihat
gambar dibawah ini
Hal yang perlu diingat adalah Kapasitor Elektrolit (ELCO) merupakan jenis Kapasitor
yang memiliki Polaritas (+) dan (-) sehingga perlu hati-hati dalam pemasangannya.
Seperti Gambar diatas, di badan Kapasitor juga terdapat tanda yang menunjukkan
Polaritas arah Negatif (-) dari sebuah Kapasitor Elektrolit. Disamping itu, daya tahan
Panas Kapasitor juga tertulis dengan jelas di label badannya. Contohnya 85°C dan
105°C.
Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester atau
Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan Kode Nilai dibadannya.
Seperti 104J, 202M, 473K dan lain sebagainya. Maka kita perlu menghitungnya ke
dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang sebenarnya.
Contoh untuk membaca Nilai Kode untuk Kapasitor Keramik diatas dengan Tulisan
Kode 473Z. Cara menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan kode tersebut adalah sebagai
berikut :
Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF
Huruf dibelakang angka menandakan Toleransi dari Nilai Kapasitor tersebut, Berikut
adalah daftar Nilai Toleransinya :
B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G= 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20%
473Z = 47,000pF +80% dan -20% atau berkisar antara 37.600 pF ~ 84.600 pF. Jika di
badan badan Kapasitor hanya bertuliskan 2 angka, Contohnya 47J maka
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Kode : 47J
Jadi Nilai Kapasitor yang berkode 47J adalah 47 pF ±5% yaitu berkisar antara 44,65pF
~ 49,35pF
Jika di badan Kapasitor tertera 222K maka nilai Kapasitor tersebut adalah :
Kode : 222K
Toleransinya adalah 5% :
Nilai Kapasitor =2200 – 5% = 1980pF
Nilai Kapasitor = 2200 + 5% = 2310pF
Jadi Nilai Kapasitor dengan Kode 222K adalah berkisar antara 1.980 pF ~ 2.310 pF.
Untuk Kapasitor Chip (Chip Capacitor) yang terbuat dari Keramik, nilai Kapasitansinya
tidak dicetak di badan Kapasitor Chip-nya, maka diperlukan Label Kotaknya untuk
mengetahui nilainya atau diukur dengan Capacitance Meter (LCR Meter
atau Multimeter yang dapat mengukur Kapasitor).
C. Induktor
I. Pengertian Induktor
Induktor merupakan salah satu komponen elektronika yang terdapat dalam satu
rangkaian listrik. Induktor juga biasanya disususn bersamaan dengan resistor dan
kapasitor. Bentuk sebuah induktor adalah lilitan kumparan kawat yang terbuat dari
tembaga tunggal yang dililitkan melingkar di inti logam atau yang biasa disebut Coker.
II. Menghitung Induktor
Rumus untuk menghitung induktor adalah sebagai berikut :
Menurut hukum Faraday, semua perubahan fluks magnetik akan menghasilkan tegangan
induksi yang besarnya :
Keterangan :
N ialah banyaknya lilitan,
A ialah luas penampang inti (m2),
Φ ialah fluks magnetik (Wb),
µ ialah permeabilitas material inti,
l adalah panjang induktor (m),
(di/dt) adalah laju perubahan arus dalam satuan A/s
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
E. Transistor
Transistr adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti
sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya.
Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan
dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat
elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya.
F. IC (Integrated Circuit)
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Bahan utama yang membentuk sebuah Integrated Circuit (IC) adalah
Bahan Semikonduktor. Silicon merupakan bahan semikonduktor yang paling sering
digunakan dalam Teknologi Fabrikasi Integrated Circuit (IC). Dalam bahasa Indonesia,
Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan menjadi Sirkuit Terpadu.
G. Saklar (Relay)
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi.
H. Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan
taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC
ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini
bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan
yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat
penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal
dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian
Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan
oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan
Tegangan AC 220 Volt.