Anda di halaman 1dari 8

Kapasitansi Kapasitor

– Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan sistem kerja benda atau komponen (kapasitor) dalam
menjalankan penyimpanan arus listrik. Pada dasarnya, semua benda mempunyai sifat-sifat yang
berbeda di dalam suatu tingkatan. Misalnya akrab kapasitansi adalah kemampuan badai untuk
menyimpan listrik dan melepaskannya menjadi petir.

Akan tetapi, suatu kapasitansi tergantung pada ukuran, bentuk, dan juga komposisi fisik dalam sistem
dan orientasi mereka terhadap satu sama lain.

Contohnya seperti kapasitor yang dirangkai secara paralel terdiri dari dua pelat datar identik. Apabila
sumber tegangan lainnya terhubung dengan dua pelat seperti yang saya sebutkan sebelumnya, maka
arus listrik mengalir dalam waktu singkat dan suatu lempengan akan menerima kelebihan elektron.

Pengertian Kapasitansi Kapasitor

Kapasitansi atau kapasitas kapasitor adalah kemampuan komponen kapasitor untuk melakukan
penyimpanan muatan listrik.

Suatu kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor diartikan sebagai perbandingan tetap antara muatan Q
yang biasanya disimpan dalam kapasitor dengan beda potensial antara kedua konduktornya.

Sedangkan untuk bentuk fisik paling umum dari piranti penyimpanan muatan yakni sebuah kapasitor 2
lempeng/pelat/keping.

Apabila muatan yang terdapat pada lempeng/pelat/ keping ini berupa +Q dan -Q, maka V adalah
tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping.
Satuan Kapasitansi Kapasitor

Satuan muatan arus listrik berupa Coulomb dan satuan beda potensial listrik adalah Volt. Jadi
berdasarkan persamaan kapasitansi diatas, dapat disimpulkan bahwa satuan kapasitansi adalah
Coulomb per Volt (C/V) atau yang biasa disebut dengan satuan Farad (F).

Kata Farad sendiri diambil dari nama ilmuwan yang menemukannya, yakni Michael Faraday berasal dari
Inggris serta dikemukakan sekitar tahun 1791 hingga 1867.

Jadi dapat diambil rumus mudahnya berupa :

1 Farad = 1 Coulomb/Volt
Misalnya, sebuah komponen kapasitor memiliki nilai 2 Farad, maka artinya kapasitor tersebut dapat
atau mampu menyimpan muatan arus listrik sebesar +2 Coulomb pada salah satu pelat konduktor dan
-2 Coulomb pada sisi pelat konduktor lainnya.

Maksudnya adalah kedua pelat konduktor memiliki beda potensial sebesar 1 Volt. Apabila suatu baterai
mempunyai kapasitas penyimpanan 12 Volt, kemudian dihubungkan ke kapasitor tersebut, maka salah
satu pelat konduktor bermuatan listrik sebesar Q = C.V =(2). (12 Volt) =+24 Coulomb.

Sementara, sisi pelat konduktor lainnya memiliki muatan -24 Coulomb, yakni lawan muatan dari positif.
Penting untuk Anda mengetahuinya, apabila Farad yang ada di dalam satuan kapasitansi sangat besar.
Maka biasanya akan digunakan satuan lebih kecil yakni mikroFarad atau µF (106 Farad) hingga pikoFarad
atau pF (1012 Farad).

Fungsi dari Sebuah Kapasitor

Terdapat berbagai fungsi yang dapat dilakukan oleh sebuah komponen kapasitor yang perlu Anda
ketahui, antara lain adalah:

- Memiliki frekuensi pada radio penerima.

- Dapat menghilangkan bunga api pada sistem pengapian mobil.

- Menyimpan muatan arus dan energi listrik sementara.

- Menjadi filter dalam melakukan suplai daya listrik.

- Memisahkan aliran listrik searah, maksudnya adalah arus searah (DC) tidak akan bisa melewati sebuah
kapasitor.

Jenis-Jenis Kapasitor

Jika didasarkan dari bentuknya, komponen kapasitor dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni:

- Kapasitor keping sejajar.

- Komponen kapasitor bola.

- Kapasitor silinder.

Namun apabila dilihat dari bahan dasar pembuatan dan fungsi kapasitor, maka kapasitor dapat
dibedakan menjadi empat macam, antara lain:

1. Kapasitor Mika
Komponen kapasitor jenis mika sekarang ini sudah sangat jarang sekali digunakan walaupun
stabilitasnya baik dan kapasitasnya cukup tinggi, sekitar di angka 1.000 piko Farad (pF).
2. Kapasitor Keramik
Komponen kapasitor yang berbahan dasar keramik banyak digunakan dalam rangkaian aplikasi audio ke
RF. Biasanya untuk jenis ini paling umum dan kerap dipakai dalam rangkaian elektronika.

3. Kapasitor Elektrolit
Komponen kapasitor jenis elektrolit adalah kapasitor yang memiliki polaritas dan bisa menghasilkan
kapasitansi cukup tinggi, kurang lebih diatas 1 mikroFarad (mF).

Untuk kapasitor elektrolit ini biasanya digunakan untuk rangkaian aplikasi pasokan listrik frekuensi
rendah dan aplikasi kopling audio.

4. Kapasitor Tantalum
Komponen kapasitor jenis tantalum sebenarnya tidak jauh berbeda seperti kapasitor elektrolit yang
memiliki polaritas dan kapasitansi yang cukup tingggi.

Namun untuk kapasitor jenis ini biasanya sering mengalami meledak jika digunakan bekerja secara terus
menerus pada posisi tekanan tinggi.

Terlepas dari keempat jenis kapasitor diatas, sebenarnya masih banyak lagi jenis kapasitor lain, seperti:

1. Kapasitor film.

2. Kapasitor kaca

3. Komponen kapasitor polikarbonat dan lain-lain.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kapasitansi

Coba perhatikan lagi gambar


diatas, maka disimpulkan
sederhananya berupa kapasitor mempunyai dua pelat konduktor yang terpisah oleh jarak tertentu.
Sebelum menghubungkannya dengan sumber listrik atau tegangan seperti baterai, maka kedua pelat
tidak akan memiliki muatan listrik.

Jika salah satu pelat kaki dihubungkan ke kutub positif baterai dan pelat satunya dihubungkan ke kutub
negatif baterai menggunakan kabel.

Maka setelah dihubungkan ke sisi positif baterai, muatan positif pada baterai akan menarik elektron
yang bermuatan negatif pada pelat. Jadi elektron akan berpindah ke pelat kapasitor.

Hal tersebut akan mengakibatkan pelat akan kelebihan elektron dan menjadikan pelat bermuatan
negatif.

Proses dari perpindahan elektron diantara pelat dan baterai akan berhenti setelah beda potensial antara
kedua pelat sama dengan beda potensial antar kedua kutub baterai.

Pada dasarnya, perpindahan elektron hanya terjadi ketika beda potensial listrik diantara kedua kutub
baterai lebih besar, apabila dibandingkan beda potensial listrik diantara kedua keping konduktor.

Supaya dapat terjadi perpindahan elektron lagi, maka muatan listrik pada setiap pelat konduktor harus
bertambah. Oleh karena itu, baterai yang digunakan harus diganti dengan baterai lain atau sumber
tegangan lain yang memiliki beda potensial listrik lebih besar.

Kesimpulannya, apabila semakin besar muatan listrik yang sebelumnya tersimpan pada setiap pelat
konduktor. Maka akan semakin besar juga beda potensial listrik antara kedua pelat konduktor tersebut.

Rumus Kapasitor

Komponen elektronik berupa kapasitor apabila dilihat dari bentuk fisiknya dapat dibedakan menjadi 3
macam, yakni kapasitas kapasitor, kapasitor bola dan kapasitor keping sejajar.
Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga bentuk kapasitor beserta rumusnya.

1. Rumus Kapasitas Kapasitor


Komponen kapasitas kapasitor adalah kemampuan kapasitor yang dapat menyimpan suatu arus listrik.
Bisa juga diartikan sebagai suatu perbandingan tetap antara muatan Q yang disimpan di dalam kapasitor
dengan beda potensial antara kedua konduktornya.

Rumus dari kapasitansi kapasitor adalah : C =Q/V

Keterangan:

- C = Kapasitas Kapasitor (satuan Farad).

- Q = Muatan listrik yang tersimpan (Coulomb).

- V = Beda potensial kedua ujungnya (Volt).

Sedangkan nilai kapasitansi kapasitor juga tidak selalu bergantung pada nilai Q dan V. Hal ini disebabkan
oleh besaran nilai kapasitansi suatu kapasitor tergantung dari pada bentuk posisi dan ukuran dari kedua
keping dan jenis materi pemisahnya (insulator).

2. Rumus Kapasitor Bentuk Bola


Untuk rumus kapasitansi kapasitor dalam bentuk bola ini digunakan untuk mencari dan menghitung
kapasitor dan besarannya. Kapasitor dalam bentuk bola biasanya memiliki kapasaitas yang bisa kamu
hitung menggunakan rumus berikut ini.

C = 4.π .ε0.R
Keterangan:

- C = Kapasitas kapasitor (Farad)

- ε0 = Permitivitas ruang hampa = 8,85.10-12 C2/N.m2

3. Rumus Kapasitor Keping Sejajar


Jenis kapasitor keping sejajar merupakan suatu kapasitor yang terdiri dari 2 buah keping konduktor yang
memiliki luas yang sama, serta dirangkai secara sejajar. Untuk rumus jenis kapasitor ini bisa Anda
perhatikan dibawah ini.

C = ε0 A/d
Keterangan:
- C = Kapasitas kapasitor (Farad)

- ε0 = Permitivitas ruang hampa = 8,85.10-12 C2/N.m2

- A = Luas penampang masing-masing keping (m2)

- d = Jarak antar keping

Rumus keping kapasitor sejajar di atas biasanya digunakan jika antara keping itu berisi udara. Namun
apabila antara keping tersebut diisi oleh medium elektrik lain seperti keramik, porselen dan mika yang
memiliki Koefisien Dielektrik, maka menggunakan rumus dibawah ini:

C = ε0.K.(A/d)

C = ε.A/d

dimana, ε = ε0.K

Contoh Soal Kapasitansi Kapasitor

Soal 1:
Terdapat sebuah kapasitor dengan memiliki besaran kapasitas 0,8 µF yang dialiri oleh sebuah baterai
berkapasitas 20 Volt. Maka hitunglah muatan yang disimpan di dalam kapasitor tersebut?

Diketahui:

- C = 0.8 μF sama dengan 8 x 10-7 F

- V = 20 Volt

Maka ditanya: Berapakah nilai Q?

Jawab:
- C = Q/V sehingga Q = C.V

- Q = 8 x 10-7 x 20

- Q = 1.6 x 10-5 coulomb

Maka, nilai muatan yang disimpan di dalam kapasitor tersebut ialah 1.6 X 105 Coulomb.

Soal 2:
Ada suatu kapasitor keping sejajar yang memiliki luas di setiap kepingnya sebesar 2000 cm² dan
dipisahkan sejauh 2 centimeter antara satu dengan lain. Maka hitunglah nilai dari kapasitas dari
kapasitor tersebut?

Jawab:

- C = 8,85.10-12 . (0,2./0,002)

- C = 8,85.10-12 x 100

- C = 8,85.10-10 farad

Anda mungkin juga menyukai