Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MEDAN ELEKTROMAGNETIK

KAPASITOR

Oleh
I Kadek Agus Wahyu Raharja

(1404405060)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015/2016

KAPASITOR
1.

Pengertian Kapasitor Secara Umum

Kapasitor adalah alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan


listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Kapasitor memiliki satuan yang disebut Farad, sesuai dari nama sang
penemu Micahel Farad (1 Farad = 9 x 1101

) yang artinya luas permukaan

kepingan tersebut. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata

"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro
Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia condensatore),
berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang
tinggi dibanding komponen lainnya.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya.
Kapasitor atau kondensator atau biasa disebut dengan kapasitor polar,
identik dengan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif dan
memiliki cairan elektrolit, biasanya berbentuk tabung. Sedangkan kapasitor yang
satunya disebut kapasitor non polar, kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah,
tidak mempunyai kutub positif ataupun negative pada kakinya, berbentuk pipih
dan berwarna hijau, merah, dan coklat. Mirip seperti kancing atau tablet.

Gambar 1. Lambang

Kapasitor Polar (Kiri) dan

Kapasitor Non Polar (Kanan)

2.

Dasar Teori

2.1

Prinsip Kerja Kapasitor


Kapasitor terdiri dari 2 plat penghantar yang terpisah oleh foli isolator

(dielektrik). Waktu plat bersinggungan dengan tegangan listrik, plat negatif akan

terisi elektron-elektron. Jika sumber tegangan dilepas, electron-elektron masih


tetap tersimpan pada plat kapasitor (ada penyimpanan muatan listrik).

Gambar 2. Prinsip Kerja Kapasitor

Jika kedua penghantar yang berisi muatan listrik tersebut dihubungkan,


maka akan terjadi penyeimbangan arus, lampu menyala lalu padam.
2.2

Jenis-jenis Kapsitor
Kapasitor terbagi 2, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar.

Kapasitor polar yaitu kapasitor yang memiliki 2 kutub di kedua ujungnya, yakni
kutub positif dan kutub negatif, kapasitor jenis ini terbuat dari bahan elektrolit dan
berbentuk tabung, serta nilai kapasistansinya lebih besar. Kapasitor non polar,
yaitu kapasitor yang tidak memiliki kutub pada kedua ujungnya, biasanya terbuat
dari bahan keramik dan berbentuk seperti kancing, nilai kapasistansinya lebih
kecil dari kapasitor polar.

Gambar 3. Kapasitor Polar (Kiri) dan Kapaistor Non Polar (Kanan)

Jenis kapasitor atau kondensator juga dapat dibagi menjadi beberapa


bagian, menurut kegunaannya yakni :
1.
Kapasitor tetap
Kapasitor yang nilainya konstan dan tidak berubah, kapasitor tetap terbagi
3 macam yaitu:
a.
Kapasitor Keramik
Berbentuk bulat tipis, ada yang persegi empat, berwarna hijau atau merah,
atau coklat. Kapasitor jenis ini dapat dibolak balik pemasangannya.

Gambar 4. Kondensator / Kapasitor Keramik

Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan


ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai
100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt. Contoh misal pada badannya
tertulis 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF = 20 KpF = 0,02 F.
Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF =
0,005 F

Gambar 5. Cara Membaca Kapasitas Kondensator Keramik

b.

Kapasitor Polyester
Pada dasarnya sama dengan kondensator keramik, begitu juga dengan cara

menghitung nilai kapasitasnya. Bentuknya seperti permen dang memiliki warna


hijau, coklat, dan sebagainya.

Gambar 6. Kondensator Polyester

c.

Kapasitor kertas
Memiliki nilai kapasistansi antara 10 nF 100 uF dengan toleransi kurang

lebih 5% dengan tegangan max 900volt, memiliki kestabilan yang cukup.


2.

Kapasitor Elektrolit (Elco)


Kapasitor yang berbentuk tabung, termasuk jenis kapasitor polar dimana

memiliki 2 kutub (+) (-). Untuk menandai kedua kutub, kutub positif ditandai oleh
kaki yang panjang, sedangkan kutub negative ditandai dengan kaki yang pendek.
Nilai kapasitasnya dari 0,47 uF sampai ribuan makroFarad dengan voltase dari

beberapa volt sampai ribuan volt. Kondesntaor elektrolit dapat rusak apabila
terjadi kering ( kapasitas berubah), meledak yang disebabkan karena salah
pemberian tegangan positif dan negatif dan melewati batas maksimum tegangan
yang diberi, serta konsleting.

Gambar 7. Kondensator / Kapasitor Elektrolit

3.

Kondensator Tak Tetap


Jenis ini kapasitasnya dapat diubah, secara fisik kondensator ini

mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng untuk


mengubah nilai kapasitasnya.

Gambar 8. Kondensator Jenis Variable

2.3

Pengukuran Kapasitor
Kapasitor diukur berdasarkan satuan yang disebut farad (dilambangkan

dengan simbol F). Satuan ini menetapkan berapa banyak elektron yang dapat
disimpan oleh kapasitor. 1 Farad menyatakan jumlah elektron yang sangat banyak.
Kapasitor diukur dengan satuan micro-farad (F) (micro-farad adalah
sepersejuta farad).
Selain diukur dalam satuan farad, kapasitor juga memiliki rating tegangan
maksimum yang dapat ditanganinya. Ketika mengganti kapasitor, jangan
menggunakan kapasitor dengan rating tegangan yang lebih rendah.
Ada tiga faktor yang menentukan kapasitas sebuah kapasitor:
1. Luas pelat-pelat yang memiliki daya konduksi
2. Jarak di antara pelat-pelat yang memiliki daya konduksi
3. Bahan yang digunakan sebagai dielektrik.
Kapasitor yang bermuatan dapat mengirimkan energi simpanannya sama
seperti yang dapat dilakukan oleh baterai (meskipun penting untuk dicatat bahwa,
tidak seperti baterai, kapasitor menyimpan listrik, tetapi tidak menghasilkannya).

Ketika digunakan untuk mengalirkan arus walaupun dalam jumlah kecil, kapasitor
memiliki potential untuk menyimpan tegangan sampai beberapa minggu lamanya.
1.
Total Capacitance
Total Capacitance sebuah rangkaian bergantung pada bagaimana kapasitor
dirancang dalam rangkaian pada Gambar 9. Jika kapasitor dalam bentuk paralel,
total capacitance ditentukan oleh rumus berikut:
CT = C1+C2+C3..............................................(2.1)

Jika kapasitor dalam seri, total capacitance ditentukan oleh rumus berikut:
.(2.2)
........

Kapasistansi sendiri adalah kemampuan dari kapasitor untuk dapat


menampung muatan electron.

Gambar 9. Rangkaian Paralel dan Seri Kapasitor

Sebaiknya kedua terminal kapasitor dihubung-singkatkan sebelum


menghubungkannya dengan rangkaian atau avometer. Cara ini akan menetralkan
muatan listrik yang mungkin masih tersisa.
2.

Kapasitansi
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk

dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1


coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat ditulis :

Q = C V.....................................................(2.3)
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan
mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal
dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis
sebagai berikut:
C = (8.85 x 10-12) (k A/t) .........................................(2.4)

2.4

Membaca nilai kapasitas pada kapasitor


Biasanya pada badan kapasitor tertulis besar nilai kapasitasnya. Apabila

terdapat satu atau dua angka yang tertulis, ,maka kita bias baca langsung
kapasitasnya dengan satuan picoFarad (pF).

Gambar 10. Kapasitor yang Memiliki 2 Angka di Badannya, Tertulis 68 yang Berarti 68
pF.

Untuk yang di badan kapasitor memiliki 3 angka, misalkan tertulis 104


yang berarti :
1. Angka pertama dan kedua yaitu 10, menunjukkan nilai
2. Angka ketiga yaitu 4, sebagai faktor pengkali (pangkat) = 10.000
Sehingga kapasitor tersebut bernilai 10 x 10.000 = 100.000 pF = 100 nF =
0,1 uF

Gambar 11. Kapasitor Keramik yang Memiliki 3 Angka pada Badannya

Ada kapasitor berjenis polyester, dimana untuk mengetahui nilai


kapasitasnya harus berdasarkan atau perhitungan pada warna yang ada di
kapasitor tersebut.

Gambar 12. Kapasitor Polyester serta Keterangan Nilai dari Warnanya

Contoh : ada sebuah kapasitor polyester, pada badannya memilkiki warna


coklat, hitam, dan orange.
Maka : nilai kapasistansi nya adalah 103, dimana coklat = 1, hitam = 0,
dan orange = 3. Lalu dihitung untuk mengetahui besar kapasistanisnya (sama
dengan cara menghitung pada kapasitor keramik) , 10 x 1000 = 10.000 pF = 10 nF
= 0,01uF.

3.
3.1

Fungsi Kapasitor dan Aplikasinya dalam Industri


Fungsi Kapasitor
Fungsi dari kapasitor adalah menyimpan muatan listrik. Dalam beberapa

sistem pengapian mobil, misalnya, sebuah kapasitor (disebut kondensor)


menyimpan sementara muatan pada saat poin breaker dari distributor terbuka. Jika
tidak ada kondensor, muatan akan melonjak jauh dan merusak poin.
Selain itu kapasitor juga berfungsi :

1.

Sebagai kopling diantara satu rangkaian tertentu dengan rangkaian lannya

2.
3.

di power supply
Sebagai penyaring / filter didalam rangkaian power supply
Dalam rangkaian antena berfungsi sebagai pembangkit gelombang /

4.
5.

frekuensi
Pada lampu neon adalah untuk penghemat daya listrik
Pada rangkaian yg ada terdapat kumparan dan terjadi pemutusan /
terputusnya arus maka akan terjadi loncatan listrik, nah kapasitor lah yang

6.

berfungsi untuk mencegah terjadinya loncatan listrik ini


Pada pesawat penerima radio fungsinya untuk pemilih panjang frekuensi /
gelombang yang akan ditangkap.

3.2

Aplikasi Kapasitor dalam Industri sebagai Penaik Faktor Daya


Dalam sistem tenaga listrik dikenal daya aktif dan daya reaktif. Daya aktif

adalah daya yang harus dibangkitkan di sisi pembangkit dan disalurkan melalui
saluran transmisi dan distribusi menuju konsumen, dan akhirnya dipakai untuk
menjalankan peralatan industri dan komputer di banyak bangunan modern.
Sedangkan daya reaktif adalah suatu besaran yang menunjukkan adanya fluktuasi
daya di saluran transmisi dan distribusi akibat digunakannya peralatan listrik yang
bersifat induktif (misal : motor listrik, trafo, dan las listrik).
Bagi konsumen kecil atau rumah tangga, keberadaan daya reaktif tidak
terlalu menjadi masalah karena PT. PLN tidak memperhitungkannya dalam
penentuan tagihan listrik. Akan tetapi bagi konsumen besar, pabrik atau bangunan
modern, PT. PLN mensyaratkan faktor-daya harus lebih dari 0,85. Jika nilai
faktor-daya kurang dari nilai itu maka daya reaktif akan diukur dan
diperhitungkan dalam penentuan besarnya tagihan. PT. PLN melakukan ini karena
aliran daya reaktif yang besar menyebabkan peralatan milik PT. PLN tidak bisa
bekerja secara efisien dan tidak bisa digunakan secara maksimum.
Untuk mengatasi masalah rendahnya faktor-daya atau tingginya daya
reaktif, banyak industri atau bangunan modern memasang kapasitor. Kapasitor
adalah peralatan listrik yang bisa menghasilkan daya reaktif yang diperlukan oleh
konsumen sehingga aliran daya reaktif di saluran bisa berkurang. Dengan kata
lain, kapasitor bermanfaat untuk menaikkan faktor-daya. Dengan memasang
kapasitor, konsumen besar bisa terhindar dari tambahan tagihan listrik karena
daya reaktif yang berlebih. Semakin mahalnya tarif listrik dan semakin tingginya
keinginan untuk mengoperasikan peralatan secara efisien, menyebabkan

penggunaan kapasitor semakin banyak dan meluas. Idealnya, kapasitor dipasang


di dekat peralatan yang memerlukan daya reaktif sehingga tidak perlu terjadi
adanya aliran daya reaktif melalui kabel, trafo, atau peralatan lainnya.
Sayangnya, semua teori tersebut hanya berjalan dengan baik jika
gelombang tegangan dan arus listriknya mempunyai bentuk sinusoidal. Dengan
semakin banyaknya banyaknya penggunaan inverter untuk menaikkan efisiensi
peralatan industri, penggunaan ballast elektronik untuk meningkatkan efisiensi
lampu, dan penggunaan penyearah untuk memasok komputer, data center, dan
bermacam peralatan IT maka bentuk gelombang tegangan dan arus berubah
menjadi nonsinusoidal. Seberapa jauh suatu gelombang menyimpang dari bentuk
sinusoidal dinyatakan dengan besarnya kandungan harmonisa. Arus harmonisa
adalah arus listrik yang frekuensinya kelipatan bulat dari frekuensi dasarnya (PT.
PLN menggunakan frekuensi dasar 50 Hz). Artinya, arus harmonisa mempunyai
frekuensi yang lebih tinggi dibanding frekuensi dasar 50 Hz. Arus harmonisa yang
banyak muncul di bangunan modern mempunyai frekuensi 150, 250, dan 350 Hz.
Di banyak bangunan modern, kandungan arus harmonisa yang mengalir di
jaringan listrik bisa mencapai lebih dari 30%.
Berlawanan dengan trafo atau induktor, kapasitor mempunyai impedansi
atau hambatan yang rendah pada frekuensi yang tinggi. Karena arus listrik
cenderung mengalir melalui melalui lintasan yang hambatannya rendah maka arus
harmonisa cenderung mengalir melalui kapasitor. Akibatnya, kapasitor bisa
mengalami arus lebih karena adanya harmonisa. Jika hambatan kapasitor
mempunyai nilai yang sama dengan hambatan jaringan sumber maka tercapailah
suatu kondisi yang disebut resonansi. Pada kondisi resonansi, hambatan total
sistem menjadi nol. Kondisi ini mirip dengan kondisi rangkaian pendek yang
membahayakan kapasitor dan peralatan lainnya. Kondisi inilah yang sering
menyebabkan rusaknya kapasitor dan peralatan lainnya. Karena kapasitor
biasanya berisi minyak, kapasitor yang terbakar bisa memicu kebakaran yang lain.
Kejadian inilah yang sering memicu banyak kebakaran di industri dan bangunan
modern.
Untuk mengatasi masalah terbakarnya kapasitor karena adanya arus
harmonisa, bermacam cara sederhana bisa dilakukan. Cara pertama yang umum
ditawarkan oleh banyak pabrik pembuat kapasitor adalah dengan memasang

induktor secara seri dengan kapasitor untuk mencegah mengalirnya arus


harmonisa melalui kapasitor. Cara ini cukup efektif tetapi menyebabkan biaya
pemasangan kapasitor menjadi mahal. Cara lain yang sering penulis lakukan
untuk mengatasi masalah ini adalah menjauhkan pemasangan kapasitor dari posisi
beban yang diperkirakan banyak menghasilkan harmonisa. Cara ini sering sekali
bisa dilakukan tanpa banyak mengeluarkan biaya tambahan.

4.
4.1

Analisa Pemanfaatan Kapasitor


Pemanfaatan Kapasitor Secara Umum
Seperti yang diketahui pemanfaatan kapasitor secara umum yaitu pada

rangkaian elektronika, baik yang sederhana maupun kompleks. Kapasitor secara


umum berfungsi sebagai penyimpan muatan pada jangka waktu tertentu. Fungsi
kapasitor biasanya sesuai dengan karakteristik kapasitor tersebut, misalkan
kapasitor kertas dan keramik banyak digunakan pada rangkaian radio frekuensi
seperti osilator, pemancar, dan receiver.
Contoh lainnya kapasitor elko yang digunakan pada rangkaian filter atau
kopling pada penguat atau amplifier. Jenis kapasitor ini banyak digunakan pada
untuk fungsi sebagai penyaring karena memilki kapasitansi terbesar diantara
semua jenis kapasitor yang ada. Salah satu penggunaan elko pada filter adalah
pada rangkaian power supply.

Gambar 13. Penggunaan Kapasitor pada Power Supply

4.2

Pemanfaatan Kapasitor Pada Industri Besar

Pemanfaatan kapasitor pada industri besar biasanya sebagai sarana


perbaikan factor daya. Perbaikan factor daya merupakan suatu usaha atau langkah
langkah untuk dapat mencapai sistem kelistrikan yang optimal. Faktor daya yang
buruk dapat merugikan suatu sistem kelistrikan. Adapun kerugian yang dapat
ditimbulkan dengan adanya faktor kerja yang buruk atau rendah adalah :
1. Daya terpasang listrik PLN (kVA) tidak dapat optimal. Jika beban yang
ada sudah mencapai batas arus dari daya terpasang , maka tidak dapat
menambah beban listrik lagi padahal kW yang terpakai masih dibawah
daya terpasang.
2. Dengan faktor daya rata rata /bulan yang rendah akan dikenai penalty /
denda dari PLN yang nilai rupiah / kVARh nya cukup tinggi. Hal ini
karena sudah melebihi ketentuan standar dari PLN yaitu sebesar 0,85.
3. Dengan faktor daya yang rendah maka arus menjadi lebih tinggi. Arus
yang tinggi ini akan menjadikan kabel lebih panas disebabkan disipasi
energi yang lebih besar.
4. Jika instalasi menggunakan kabel penghantar yang panjang dan jauh maka
akan menyebabkan tegangan jatuh (delta V) semakin besar diujung beban .
Tegangan jatuh berbanding lurus dengan arus yang melewati penghantar.
Dengan keempat kerugian yang ditimbulkan oleh karena faktor daya yang
rendah maka diupayakan memperbaikinya dengan memasang bank kapasitor,
yaitu sekumpulan kapasitor yang disambung secara paralel untuk mendapatkan
kapasitas kapasitif tertentu. Besaran yang sering dipakai adalah kVAR ( kilo-Volt
Ampere Reaktif ) meskipun di dalamnya tercantum besaran kapasitansi yaitu
Farad atau microFarad. Kapasitor ini mempunyai sifat listrik yang kapasitif
(leading). Sehingga mempunyai karaktristik untuk menghilangkan sifat induktif
(lagging). Atas dasar inilah nilai faktor daya diperbaiki.

Gambar 14. Penggunaan Kapasitor sebagai Perbaikan Faktor Daya

4.3
1.

Metoda Pemasangan Kapasitor


Cara pemasangan instalasi kapasitor dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
Global Compensation
Kapasitor dipasang di induk panel (MDP). Arus yang turun dari

pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP dan transformator.
Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun. Dengan demikian rugi akibat
disipasi panas pada penghantar setelah MDP tidak terpengaruh.
2.
Sectoral Compensation
Kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang dipanel SDP.
Cara ini cocok diterapkan pada industri dengan kapasitas beban terpasang besar
sampai ribuan kVA dan terlebih jarak antara panel MDP dan SDP cukup jauh.
3.
Individual Compensation
Kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban khususnya yang
mempunyai daya yang besar. Cara ini sebenarnya lebih efektif dan lebih baik dari
segi teknisnya. Namun ada kekurangannya, yaitu harus menyediakan ruang atau
tempat khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut sehingga mengurangi nilai
estetika. Di samping itu jika mesin yang dipasang sampai ratusan buah berarti
total cost yang di perlukan lebih besar dari metode di atas.

4.

Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

tentang pemanfaatan kapasitor yaitu :


1. Kapasitor adalah alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan
listrik dalam jangka waktu tertentu.
2. Prinip kerja kapasitor yaitu saat kedua plat yang terpisah oleh
dielektrik bersinggungan dengan tegangan listrik, plat negatif akan
terisi elektron-elektron. Jika sumber tegangan dilepas, electronelektron masih tetap tersimpan pada plat kapasitor sehingga muatan
listrik tersimpan.
3. Beberapa fungsi kapasitor diantaranya sebagai filter, pembangkit
gelombang/frekuensi, pengaman, pemilih panjang frekuensi, perbaikan
factor daya, dan lainnya.
4. Sebelum menghubungkan pada rangkaian, sebaiknya kedua terminal
kapasitor dihubung-singkatkan. Cara ini bertujuan untuk menetralkan
muatan listrik yang mungkin masih tersisa pada kapasitor.

Anda mungkin juga menyukai