Anda di halaman 1dari 20

BAB 4

OSILOSKOP, TANG AMPERE DAN EARTH TESTER


IV.1

Tujuan
1. Pengenalan dan beberapa pemakaian dan Osiloskop
2. Untuk mengetahui sistem pengukuran arus listrik dengan tang ampere.
3. Untuk mengetahui cara kerja tang ampere dalam mengukur arus listrik 3
fasa.
4. Untuk mengetahui pengukuran tahanan pentanahan.
5. Untuk mengetahui earth tester untk mengetahui pengukuran pentanahan.

IV.2

Alat- Alat yang Dipergunakan


1.

1 Osiloskop - 2 channel

2.

1 Audio Generator

3.

1 Soket Panel

4.

1 Resistor 100

5.

1 lnduktor 140 h (Tranformator)

6.

1 Kapasitor 10 F

7.

Beberapa kabel

8.

Tang Ampere

9.

Earth Tester

IV.3 Dasar Teori


IV.3.1 Osiloskop
Osiloskop merupakan suatu peralatan elektronik yang dapat memberikan
gambar pada layarnya (display), dan sinyal listrik yang dihubungkan pada inputnya.
Dengan osiloskop memungkinkan untuk melihat bentuk dari persamaan gelombang
suatu sinyal listrik. Disini diberikan rangkaian blok diagram dari bagian penting yang
berhubungan dengan tombolnya seperti gambar dibawah ini:
Switc
h
YInput

Vertical
Volt/Di
Attenuator
v.

Vertical
Amplifier

Plate

Horizontal
Int

Trigger

Ext
Line

Pulse Cct
+
Trigger

Amplifier

Sweep
Generator
Switch
Time/Di

X
Ext

X
in

Vertical

Gambar 4.1 Blok diagram sederhana Osiloskop

Bagian yang paling penting dari pada rangkaian dalam osiloscop dan tomboltombol yang berhubungan dengan bagian ini adalah:
a.
Vertical Attenuator
Sinyal V-input setelah diatur sedemikian rupa hingga setelah diperkuat dalam
vertical amplifier (V amplifier) diperoleh sinyal yang dibutuhkan untuk deflection
plate TOMBOL VOLT/DIV: dipakai untuk memilih attenuation yang dibutuhkan, dan
dapat diubah-ubah pada step-step yang telah dikalibrasi, jadi untuk mengamati
besarnya suatu amplitudo dari sinyal terlihat pada layar, pembacaan dapat dilakukan
apabila switch VOLT/DIV pada posisi kalibrasi.
Jika menggunakan probe yang mempunyai perbandingan: 1:1 atau 1:10,
berarti input Iangsung 1 kali atau diperkecil menjadi 10 kali maka pembacaan sinyal
yang ditampilkan di Iayar harus dikalikan dengan perbandingan probe ini.
Untuk pembacaan amplitudo sinyal yaitu dengan mengalikan skala/div (pada Iayar)
dan tinggi amplitudo sinyal yang terlihat pada Iayar dengan penunjukan pada tombol
VOLT/DIV yang dipakai disamping memperlihatkan perbandingan probe yang
digunakan.

b.

Trigger Circuit
Untuk memulai dari elektron beam, bila sinyal input telah mencapai harga

tertentu sebagian sinyal dari sinyal input ini dipakai sebagal input untuk circuit pulse
trigger TOMBOL TRIGGER LEVEL: digunakan untuk memilih amplitudo dari
elektron beam pada waktu mulai bergerak, atau bila tombol trigger level pada posisi
otomatis berarti pemilihan dapat dilakukan secara otomatis oleh osciloscope sendiri,
x-INPUT SELECTOR: posisi dari x-input selector pada internal, ini berarti bahwa
tegangan untuk defleksi horisontal disupplay dari SWEEP GENERATOR, sedang

untuk posisi x-external sweep generator diputuskan hubungannya dengan x amplifier


sehingga kedudukan dari tombol TIME/DIV tidak mempengaruhi display.
TOMBOL TIME/DIV: digunakan untuk memilih waktu yang dibutuhkan untuk satu
sweep. Jadi misalnya diinginkan membaca waktu satu periode dari suatu sinyal, hal
ini dapat dilakukan dengan mengalikan skala pada Iayar untuk satu periode sinyal
dengan penujukkan dari TOMBOL TIME/DIV yang dipakai. Sedangkan untuk
amplification/attenuation dapat dipilih dengan SWITCH x magnitude, dan untuk
pembacaan di atas switch TIME/DIV harus pada kedudukan yang telah dikalibrasi.
c.
SWEEP GENERATOR
Setelah menerima pulsa trigger, sweep generator akan menghasilkan tegangan
yang setelah diperkuat dalam horisontal amplifier (x-amplifier) digunakan untuk
deflection horisontal dari elektron beam. Elektron beam ini bergerak dengan arah
horisontal dengan kecepatan konstan dari sisi kiri ke sisi kanan dari pada Iayar serta
displaynya berupa garis. Bila beam telah mencapai pada bagian yang paling kanan
dari layar maka dia akan menghilang, untuk sementara kemudian bergerak kembali
ke arah kiri dan gerakan kembali ini tidak terlihat pada layar karena ter OUT-OFF.
Satu gerakan dari kiri ke kanan ini dan kembali lagi disebut satu sweep.
TOMBOL - TOMBOL YANG LAIN ADALAH:
1.
TOMBOL POWER ON / OFF:
Pada tombol ini disamping untuk menghidupkan osiloskop juga untuk
2.

mengatur intensitas
Perhatikan dalam mengatur intensitas jangan terlampau besar karena dapat

3.

merusak osiloskop.
TOMBOL FOCUS: tombol ini dipakai untuk memperoleh gambar yang

4.

tajam dan jelas.


TOMBOL HORISONTAL POSITION: tombol ini berhubungan dengan
horisontal amplifier dan dipergunakan untuk mengatur posisi dari gambar

5.

dengan menggeser kearah horisontal.


TOMBOL VERTICAL POSITION: tombol ini digunakan pengaturan posisi

6.

dengan menggeser kearah vertical.


TOMBOL TRIGGER LEVEL: dipergunakan untuk mengatur kestabilan
gambar pada layar osiloskop.

7.

TIME/DIV: untuk mengatur sweep time pada display. Dengan posisi


expander control pada callibrated maka time sweep seperti yang tertera pada

8.

skala.
VOLT/DIV: dengan posisi vener expander pada posisi callibrated maka skala
division dan display sesuai dengan angka pada skala pengatumya.

IV.3.2 Tang Ampere


Tang ampere adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur arus,
tegangan, daya dan tahanan dalam jumlah yang besar, tanpa memutus sirkit. Tang
ampere digunakan untuk mengukur arus listrik pada saat melakukan perawatan atau
perbaikan AC. Untuk mengukur arus listrik caranya cukup masukkan salah satu kabel
(positif atau negative) ke dalam mulut tang ampere. Lihat hasil yang terukur pada
skala tang ampere. Bila arus yang mengalir pada suatu jaringan akan diukur
sedangkan tidak memungkinkan memotong jaringan tersebut untuk menghubungkan
alat pengukur ampere atau melalui suatu transformator arus, apabila jaringan diputus
maka pemberian daya akan terhenti, penggunaan alat ukur ampere jaringan
merupakan pemecahan masalah yang sangat baik.
Tang ampere juga bisa digunakan untuk mengetahui tekanan refrigerant di
dalam system pendingin. Nilai arus listrik yang terukur pada tang ampere bisa
digunakan sebagai patokan tekanan refrigerant di dalam system. Mengukur hambatan
harus terbebas dari sumber tegangan. Sebelum mengukur hambatan jangan lupa
hubungan listrik harus dilepas terlebih dahulu. Tusukkan kabel yang ada batu
baterainya kepada ampere-tang. Jika ujung yang lain dari kabel tersebut dengan ujung
merah dilekatkan, jarum penunjuk skala harus menunjuk 0 Ohm (tidak ada
hambatan). Apabila jarum tidak menunjuk 0 Ohm, penunjuk jarum harus diputar
sampai jarum menunjuk 0. Setelah itu baru ohmmeter dapat mulai dipakai. Ohmmeter
banyak dipakai untuk mengukur hubungan kabel dalam suatu rangkaian listrik,
mengukur hambatan listrik, untuk mencari terminal C, S, dan R dari motor listrik.

Gambar 4.2 Tang Amper

Prinsip Kerja Tang Ampere


Prinsip Kerja Tang Ampere Sebuah merter listrik dengan penjepit AC
terpisahkan saat ini dikenalsebagai tang ampere meter. Untuk menggunakan tang
ampere, hanya satukoduktor biasa melawati probe, jika lebih dari satu konduktor di
lewatkan melaluimaka pengukuran akan jumlah vektor dari arus yang mengalir dalam
konduktor dan akan tergantung pada hubungan fase arus.Secara khusus jika tang di
tutup sekitar kabel dua konduktor membawadaya untuk peralatan yang arus bawah
satu konduktor dan sampai yag lain,dengan arus bersih sebesar nol. Tang
amperemeter ini sering di jual dengan perangkat yang terpasang di antara stop kontak
dan perangkat yang akan di uji.Perangkat dasarnya adalah sebuah kabel ekstensi
singkat dengan dua konduktor yang terpisah, sehingga tang ampere dapat
ditempatkan disekitar hanya satukonduktor.Pembacaan yang dihasilkan oleh
konduktor

yang

membawa

arus

sangatrendah

dapat

ditingkatkan

dengan

menggulungkan konduktor di sekitar penjepit,meter pembacaan di bagi dengan


jumlah putaran adalah arus dengan kesalahanrelatif yang kecil karena efek induktif.
Tang ampere digunakan oleh listrik,kadang-kadang dengan penjepit dimasukkan ke
dalam multimeter tujuan umum.Hal ini sederhana untuk mengukur arus sangat tinggi
(ratusan ampere) dengantrafo arus yang sesuai.Pengukuran akurat rendaha (beberapa
miliampere) denga penjepit trafoarus lebih sulit. Tang amepere yang muraha
menggunakan rangkaian penyearahyang benar-benar membaca berarti saat ini, tetapi
dikalibrasi untuk menampilkanRMS sesuai saat ini diukur berarti, memberikan RMS
benar membaca hanya jikaarus gelombang sinus. Untuk lainnya bentuk gelombang

pembacaan akan salah,ketika tang ampemeter sederhana ini dgunakan dengan beban
non sinusoidal seperti ballast digunakn dengan lamp neon atau lampu dengan
intensitas tinggiatau paling modern peralatan komputer dan elektronik, pembacaan
bisa sangatakuratTang ampere menganggapi RMS yang sebenarnta di bandingkan
denganrata-rata saat ini di gambarkan sebagai RMS benar. Tang ampere ini
dapatmembaca arus serendah 200 mA dan unit yang dapat membaca kebawah untuk
1mA yang tersedia.Berdasarkan uji coba vulombian tang ampere, diproduksi
olehweschler instruen, adalah contoh tipe baling-baling besi, digunakan untuk
mengukur arus AC besar hingga 1000 ampere. Rahang setrika dari meter langsung
medan magnet yang mengelilingi konduktor ke baling-baling besi yangmenempeng
pada jarum meter.Pergerakkan baling-baling besi secara profersional dengan
kekuatanmaden magnet dan dengan demikian menghasilkan indikasi meter
profersionaldengan k3kuatan medan magnet dan dengan demikian menghasilkan
indikasimeter profersional dengan arus. Jenis tang ampere ini dapat mengukur baik
arusAC dan arus DC dan menyediakan pengukuran RMS untuk dgelombang
nonsinusoidal /terdistrosi. Gerakan meter

dapat di instal dalam penjepit

untukmemberikan berbagai nilai arus skala penuh hinggan 1000 A. Baling-baling besi
yang berada dalam silinder kecil yang dimasukkan ke dalamruang di akhir berengsel
dari penjepit pada rahang. Beberapa ukuranrahang tersedia untuk klem sekitar
konduktor besar dan bus bar hingga4,5 inci (110mm) lebar.
IV.3.3 Earth Tester

Gambar 4.3 Earth Tester

Pemasangan Grounding Tester

Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang mengkhususkan diri


pada jasa perencanaan instalasi kelistrikan, sistem pentanahan dan sistem proteksi,
yang bertujuan untuk memberikan solusi menyeluruh berupa perlindungan peralatan
elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia terhadap
kemungkinan bahaya kejut listrik serta kerusakan akibat petir/tegangan berlebih.
Tujuan sistem pentanahan adalah untuk membatasi tegangan pada bagianbagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian tersebut dengan
tanah, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik
kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.Sistem pentanahan berguna untuk
memperoleh tegangan potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan
peralatan, serta untuk memperoleh jalan balik arus hubung-singkat/arus gangguan ke
tanah yang memiliki resistansi rendah. Sebab apabila arus gangguan dipaksakan
mengalir ke tanah dengan tahanan yang tinggi, maka hal tersebut akan menimbulkan
perbedaan tegangan yang besar sehingga dapat membahayakan.
Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan
menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena
adanya tahanan tanah.
Menurut IEEE Std 142-2007, tujuan system pentanahan adalah:
a) Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang
diperbolehkan
b) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya
hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini
akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai
tegangan dari konduktor tersebut.
Grounding sistem dalam kebutuhannya untuk klien dan memberi nilai lebih
dari segi keamanan, berupa perlindungan menyeluruh untuk investasi peralatan
elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia, tercakup
dalam standar instalasi Grounding system yaitu sebagai berikut :
1. Instalasi GroundSys bertujuan untuk mencegah kerusakan/kerugian yang
ditimbulkan akibat tegangan dan/atau arus berlebih yang terjadi pada
kasus sambaran petir, kegagalan trafo distribusi PLN, atau kontak

langsung secara tidak sengaja dengan kabel yang memiliki tegangan yang
lebih tinggi, dengan penerapan sistem proteksi dan sistem pentanahan
yang tepat dan terencana.
2. Instalasi GroundSys bertujuan untuk mengoptimalkan sistem kelistrikan
agar tidak terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi kualitas tegangan
secara keseluruhan, dan menjamin berfungsinya instalasi listrik dengan
baik sesuai dengan maksud kegunaannya.
3. Instalasi GroundSys bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan
dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun
tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat
mengakibatkan kebakaran, luka bakar ataupun efek cedera lainnya.
Karakteristik Sistem Pentanahan yang Efektif.
Adapun karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada sistem harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidahkaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
4. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan,
dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang
bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama.
IV.4 Langkah Percobaan
IV.4.1 Kompensasi Probe
1. Hubungkan ujung probe ke terminal CAL 0,6 V.
2. Probe terkompensasi 10 x.
3. Hubungkan jepitan buaya (alligator clip) kebagian luar konektor BNC di
4.
5.
6.
7.
8.
9.

kanal 2.
Hidupkan Osiloskop.
Pindahkan sakiar CH.I VOLT/DIV sehingga menunjuk 10 mV
Pindahkan saklar TIME/DIV sehingga menunjuk ke 0,2 ms.
Setel gandengan masukan kanal 1 ke DC.
Dilayar ditampilkan dua daur gelombang segi empat
Putarlah sekrup pada probe dengan obeng kecil sedemikian hingga

bagian atas dan bawah gelombang segi empat benar-benar rata.


IV.4.2 Tang Ampere

1.
2.
3.
4.

Teknik Pengukuran Arus


Menekan tombol hold (induksi)
Memutar swicth ke arah A (ampere)
Menekan tombol di sebelah kanan untuk membuka magnit yang berbentuk

seperti tang
5. Mengklemkan atau mengalungkan tang ampere pada kabel
6. Kabel hitam jika pada kwh dan kabel kuning jika pada panel biasa
7. Membaca nilai arus yang tertera pada layar display
IV.4.3 Earth Tester
1. Pada switch pilih mode .
2. Tekan push button.
3. Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat
sampai mentok ke ujung volt meter, check kembali instalasi kabel.
4. Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer 0 volt.
5. Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5
meter.
6. Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi
tanah.

IV.5 Data Hasil Percobaan


IV.5.1 Kompensasi Probe 1

Gambar 4.4 Kompensasi Probe 1

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi

= 2,4 kotak
= 1 kotak
= 10 x
= 20 V
= 500s
= 50 Hz

IV.5.2 Kompensasi Probe 2

Gambar 4.5 Kompensasi Probe 2

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Probe

= 1 kotak
= 2 kotak
= 10 x

V/DIV
Time/DIV
Frekuensi

= 50 V
= 250s
= 49,9 Hz

IV.5.3 Kompensasi Probe 3

Gambar 4.6 Kompensasi Probe 3

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi

IV.5.4 RC Seri 90 Hz

= 5 kotak
= 0,6 kotak
= 10 x
= 10 V
= 1 ms
= 50 Hz

Gambar 4.7 RC Seri 90 Hz

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
C

= 3,2 kotak
= 2,2 kotak
= 10 x
= 20 V
= 500s
= 90 Hz
= 100
= 4,7F

IV.5.5 RC Seri 90 Hz Lissajouse

Gambar 4.8 RC Seri 90 Hz Lissajouse

Keterangan :
Tinggi Gelombang

= 0,4 cm

Lebar Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
C

= 0,4 cm
= 10 x
= 20 V
= 2,5 ms
= 90 Hz
= 100
= 4,7F

IV.5.6 RC Seri 180 Hz

Gambar 4.9 RC Seri 180 Hz

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
C

= 2,8 kotak
= 1 kotak
= 10 x
= 20 V
= 2,5 ms
= 180 Hz
= 100
= 4,7F

IV.5.7 RC Seri 180 Hz Lissajouse

Gambar 4.10 RC Seri 180 Hz Lissajouse

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Tebal Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
C

= 0,6 cm
= 0,6 cm
= 0,6 cm
= 10 x
= 20 V
= 2,5 ms
= 180 Hz
= 100
= 4,7F

IV.5.8 RL Seri 90 Hz

Gambar 4.11 RL Seri 90 Hz

Keterangan :

Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
L

= 3 kotak
= 2,2 kotak
= 10 x
= 500 mV
= 2,5 ms
= 90 Hz
= 100
= 140 H

IV.5.9 RL Seri 90 Hz Lissajouse

Gambar 4.12 RL Seri 90 Hz Lissajouse

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Tebal Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
L
IV.5.8 RL Seri 180 Hz

= 0,2 cm
= 0,2 cm
= 0,2 cm
= 10 x
= 500 mV
= 2,5 ms
= 90 Hz
= 100
= 140 H

Gambar 4.13 RL Seri 180 Hz

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
L

= 7,2 kotak
= 1 kotak
= 10 x
= 500 mV
= 2,5 ms
= 180 Hz
= 100
= 140 H

IV.5.9 RL Seri 180 Hz Lissajouse

Gambar 4.14 RL Seri 180 Hz Lissajouse

Keterangan :
Tinggi Gelombang
Lebar Gelombang
Tebal Gelombang
Probe
V/DIV
Time/DIV
Frekuensi
R
L

= 0,6 cm
= 0,6 cm
= 0,6 cm
= 10 x
= 500 mV
= 2,5 ms
= 180 Hz
= 100
= 140 H

IV.6 Analisa Data Hasil Percobaan


IV.6.1 Kompensasi Probe

Tabel 4.1 Tang Ampere

Arus Kabel
R
S
T

Hasil Pengukuran
18,32 A
2,72 A
0,35 A

Tabel 4.2 Earth Tester

Metode Pengukuran
Meas
Simplified Meas

Persentase Kesalahan

1
-

10
-

100
-

Tang Ampere
Tang ampere adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur arus,
tegangan, daya dan tahanan dalam jumlah yang besar, tanpa memutus sirkit, yang
dapat digunakan sebagai penguji alat penghemat listrik. Tang ampere biasa digunakan
untuk membaca besarnya arus sinusoidal (seperti yang selalu digunakan dalam sistem
tenaga listrik arus bolak-balik (AC) distribusi, tetapi dalam hubungannya dengan
instrumentasi lebih maju fase dan gelombang yang tersedia.
Tabel 4.3 Tang Ampere

Arus Kabel
R
S
T

Hasil Pengukuran
18,32 A
2,72 A
0,35 A

Pada tabel diatas diketahui bahwa arus pada kabel R memiliki arus yang
paling besar daripada arus kabel S dan T. Sedangkan untuk arus pada kabel T
memiliki arus yang paling kecil. Arus yang besar disebabkan oleh beban yang besar
pula, sehingga pada arus kabel R memiliki beban yang lebih besar dari ketiga arus
kabel yang ada. Pada arus kabel S lebih kecil dari pada arus kabel R karena bebannye
lebih sedikit. Untuk arus kabel T memiliki arus yang paling kecil, sehingga beban
yang digunakan paling sedikit.

Earth Tester
Earth Tester adalah alat pengukur resistansi grounding (pembumian). Pada
dasarnya grounding atau pembumian di gunakan untuk mengamankan alat listrik atau
elektronika dari induksi listrik ketika terjadi konsleting yang diakibatkan oleh
sambaran petir.

Tabel 4.4 Earth Tester

Metode Pengukuran
Meas
Simplified Meas

1
-

10
-

100
-

Pada tabel tersebut, data yang dimuat tidak ada karena ketika pengukuran
dilaksanakan kondisi tanah sangat kering, sehingga Earth Tester yang digunakan tidak
bekerja baik pada metode Meas ataupun Simplified Meas.

Anda mungkin juga menyukai