PERILAKU KONSUMEN
Kunjungan ke outlet Lush adalah sebuah kesenangan panca indra, dan itulah yang
diinginkan oleh toko dan perencananya agar konsumennya mengharapkan, merasakan,
dan mengingat — sebuah pengalaman yang memanjakan indera dan jiwa. Lush
merupakan produsen serangkaian kosmetik termasuk sabun, busa mandi, minyak mandi,
krim, pelembab, massage bars, cleansers, makeup, parfum, dan deodoran. Perusahaan
ini didirikan pada tahun 1994 di Poole, Inggris, untuk menyediakan kosmetik yang segar,
alami, dan menyenangkan. Saat ini, Lush memiliki 130 toko di 50 negara di seluruh dunia
dan sangat patuh terhadap filosofi yang dianut. Lush menduduki peringkat keempat
sebagai perusahaan terbaik di United-Kingdom untuk Customer Experience
Excellence pada tahun 2014, sementara pesaing terdekatnya Body Shop berada di
peringkat ke-38.
Lush sangat fokus pada kesegaran dan bahan organik, dan fokus inilah yang menjadi
pendorong perusahaan. Produk mereka terbuat dari buah-buahan dan sayuran organik
segar, minyak esensial terbaik, dan bahan sintesis yang aman. Tujuan mereka jelas dan
sederhana: mereka ingin menawarkan produk yang paling segar. Komitmen ini menarik
komunitas pelanggan yang menyukai produk alami dan memainkan peran vital dalam
bagaimana perusahaan ingin dipersepsikan oleh pelanggan sasarannya. Daya tarik
perusahaan ini diperkuat oleh kebijakan no-animal testing, pengemasan dan pelabelan
yang ramah lingkungan, staf yang ramah dan membantu, serta desain dan suasana toko
yang unik. Pengalaman belanja di Lush store dimulai bahkan sebelum seseorang
memasuki toko. Wewangian produk Lush yang eksotis dan alami dapat dinikmati dari
kejauhan, dan pembeli secara alami tertarik untuk masuk toko. Begitu masuk, semua
indera menjadi hidup dalam beberapa detik. Produk berwarna-warniditampilkan seperti
makanan di warung pasar. Sabun dijual sebagai bongkahan balok yang terlihat seperti
keju, bath bom ditumpuk seperti buah, masker wajah disimpan periuk pendingin di meja
seperti menyajikan salad-bar, dan butter cream diatur seperti kue. Bentuk-bentuk produk
dan gaya display yang kreatif menarik perhatian konsumen, dan aroma mereka yang
mempesona mendorong konsumen untuk melihat lebih jauh lagi. Secara
keseluruhan, suasana toko sangat menarik dan nyaman, dengan dinding dan
pencahayaan yang menciptakan efek hangat. Perabotan dibuat dari kayu alami, dan
lantainya dikerjakan dengan batu alam menciptakan lingkungan yang sangat pas untuk
produk segar dan alami. Suara-suara di toko adalah kombinasi dari musik latar dan
dengungan yang terjadi karena interaksi aktif tenaga penjualan dan keterlibatan dengan
pelanggan.
Lokasi toko Lush kebanyakan dekat dengan toko mode kelas atas, memungkinkan
mereka untuk menargetkan pelanggan kelas atas dan mengkomunikasikan imaj
premium. Lush menyewa dan melatih orang yang energik dan bahagia yang
berinteraksi dengan pelanggan seperti ketika mereka berinteraksi dengan teman-teman
mereka, memperlihatkan kepada konsumen hal-hal yang mereka sukai dan dorong
mereka untuk menyentuh produk dan mencium wewangian produk mereka. Tenaga
penjual menawarkan konsultasi kulit dan rambut gratis dan mengundang pelanggan
untuk demonstrasi langsung atau bahkan memberikan pijat tangan.
Lush memilih kata-kata yang digunakan pada label, paket, signage toko, situs Web, dan
iklan dengan hati-hati. Kata-kata "segar," "alami," dan "buatan tangan" digunakan
secara luas. Pelabelan berisi nama bahan alami seperti cokelat, zaitun, gula, kayu
manis, minyak kelapa, dan madu. Pilihan kata berbeda dalam komunikasi sangat
kreatif, dan hal ini menambah imej segar dan hijau; salah satu contoh adalah kampanye
"Go Naked" dan tanda pembelian “Have a Sniff”. Kampanye "Go Naked" mendorong
konsumen untuk membeli produk yang tidak dikemas untuk membantu menghemat
sumber daya yang terbuang oleh produk pengemasan berlebih. Lebih dari 45 persen
produk Lushdijual tanpa kemasan. Demikian pula, tanda "Have a Sniff" di sebelah
produk yang tidak dikemas mempromosikan gaya tanpa kemasan dari Lush serta
mengundang pelanggan untuk menikmati aroma produk.
2. Apakah keputusan konsumen Lush digerakkan oleh daya tarik konsumsi rasional
yang menggunakan pesan produk etis, organik, segar, dan sehat, atau
dipengaruhi oleh konsumsi hedonis dan pengalaman kesenangan multi-indera
yang mereka temui di toko? (skor 50)
Daftar pustaka:
Burnett, J., Moriarty, S., & Wells, W.D. (2005). Advertising: Principles and
practice.
Kotler, P., Keller, K.L. (2009), Marketing Management 13th Edition. Prentice Hall.