Anda di halaman 1dari 16

ATNLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PENGGUNAAN MULTIMETER

Nama : QOIRUNNISA
NIM : 2000014017
Prodi/Kelas : FISIKA / A

LABORATORIUM FISIKA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
PENGGUNAAN MULTIMETER

A. Tujuan Percobaan
1. Mengenal jenis-jenis multimeter.
2. Memahami penggunaan multimeter.
B. Alat dan Bahan
1. Multimeter Analog.
2. Multimeter Digital.
3. Baterai
4. Resistor.
5. Kabel
C. Prosedur Percobaan
1. Pada lembar pengambilan data ada indentitas multimeter, kemudian kita tuliskan
identitas multimeter analog dan digital seperti: merk, tipe, fungsi-fungsi pilihan, dan
batas ukur.
2. Selanjutnya kita akan membaca nilai hambatan secara teoritis atau berdasarkan kode
warna, siapkan 3 resistor dan dari masin-masing resestor memiliki kode warna yang
berbeda.
3. Melakukan pengukuran hambatan menggunakan multimeter analog dan digital
4. Pengukuran hambatan menggunakan mutimeter analog : hubungkan kabel di multimeter
kabel yang positif dengan positif dan kabel negatif dengan negatif, Kemudian pilih
salah satu resistor hubungkan dengan kabel, arahkan multimeter analog dikali 1.000,
lihat nilai hambatan pada garis paling atas/ posisi jarum.
5. Pengukuran hambatan menggunakan mutimeter digital : hubungkan kabel dengan
multimeter kabel positif di positif dan kabel negatif di negatif, hubungkan dengan salah
satu resistor, arahkan hambatan ke 20k, kemudian lihat nilai tertampil di multimeter
digital.
6. Melakukan pengukuran baterai dengan multimeter analog dan digital. Pada multi meter
analog kita hubungkan terlebih dahulu kabel dengan multi meter positif dengan positif
dan negatif dengan negatif, pada baterai menggunakan tegangan DC , lalu arahkan ke 10
karena baterai yang digunakan 9 V, kemudian hubungkan baerai dengan kabel positif
kepositif negatif dan negatif, Kemudian lihat niali tegangan DC lihat garis kedua
karena menggunakan batas range maks 10.
7. Pada multimeter digital : hubungkan kabel dengan multimeter positif dengan positif
negatif dengan negatif, arahkan pada ketegangan DC dengan batas 20, kemudian
hubungkan baerai dengan kabel positif kepositif negatif dan negatif, kemudian lihat
nilai tertampil di multimeter digital.

D. Dasar Teori
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan sakelar
banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai voltmeter, sebuah
ammeter atau sebuah ohmmeter. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan
AC/DC, arus DC, dan mengukur tahanan. Untuk mengukur tegangan, skalar pilih
multimeter dikembalikan pada posisi ACV atau DCV dan alat ukur dipasang secara paralel
dengan beban ( yang akan diukur). Bila yang diukur adalah arus DC maka skalar pemilih
diatur pada posisi DC mA dan alat ukur dipasang seri dengan beban. Sedangkan untuk
mengukur tahanan, skalar pemilih diatur pada posisi ohm dan alat ukur dipasang secara
paralel dengan beban (beban dalam keadaan tidak berarus listrik). Hasil pengukuran dapat
diketahui dengan membaca skala yang sesuai dengan penepatan posisi skala yang dipilih.
Multimeter terbagi atas 2 jenis yaitu Multimeter analog dan Multimeter Digital.
a. Multimeter Analog
Menurut Strisatyorini (2002: 12), multimeter analog atau multimeter jarum adalah alat
pengukuran besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum jam yang
bergerak ke range-range, yang kita ukur dengan probe. Alat ukur ini tidak digunakan
untuk mengukur secra detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya
digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran juga digunakan
untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan
rangkaian blok yang ada. Adapun fungsi multimeter analog yaitu mengukur besarnya:
Hambatan (R), Doida, Transistor, Tegangan AC (V).
Multimeter analog mempunyai beberapa bagian yaitu seperti skrup pengatur kedudukan
jarum penunjuk, tombol yang mengtur jumlah penunjuk, tombol untuk mengatur jumlah
penunjuk pada kedudukan nol, skala pemilih, lubang kutub, skala pemilih polaritas,
kotak meter, jarum penunjuk meter dan skala.
b. Multimeter Digital
Menurut Ilham (1994:20), multimeter digital adalah alat ukur yng dapat mengukur besar
besaran elektronik dimana besaran itu dapat dibaca dengan jelas sehingga mengurangi
tingkat kesalahan dalam menentukan nilai besaran kelistrikan. Dalam pengukuran
multimeter digital, hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang
tampil pada layar display.
Cara menggunakan multimeter digital antara lain sebagai berikut:
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan
dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang
terbalik karena display dapat memberitahu.

E. Data Percobaan

1. Identitas Multimeter (diperoleh dari video) (WAJIB DIISI!!)

Fungsi-fungsi Batas Ukur


Jenis Merk Tipe
Pilihan Min. Maks.
Tegangan DC 0,25 1000
Tegangan AC 10 1000 V
Analog ATN YX-360TR
Arus DC 1000µA 0,25 A
Hambatan x1 x10000
Tegangan DC 200mV 600 V
Tegangan AC 200 V 600 V
Digital DEKKO DM-133D
Arus DC 20 mA 10 A
Hambatan 200 20M
2. Pembacaan Nilai Hambatan secara Teoritis (Berdasarkan Kode Warna) (WAJIB DIISI!!)

Nilai hambatan
Ri Kode warna
( Rt  S Rt ) 

1 Merah – merah – merah – emas 2.200  5 %


2 Jingga – jingga – merah – emas 3.300  5%
3 Kuning – ungu – merah – emas 4.700  5%

3. Multimeter sebagai Ohmmeter

Multimeter analog Multimeter digital


Ri Posisi Skala Nilai Skala
Batas ukur Batas ukur
jarum terkecil tertampil terkecil
1 2,2 1K 0,5 2,13 20 K 0,01
2 3 1K 0,5 3,21 20 K 0,01
3 5 1K 0,5 4,64 20 K 0,01

4. Multimeter sebagai Voltmeter DC

Multimeter analog Multimeter digital


Ri V teori Posisi Batas Range Skala Nilai Batas Skala
jarum ukur maks. terkecil tertampil ukur terkecil
1 1,5 1,4 10 10 0.2 1,488 2 0,001
2 9 9,6 10 10 0.2 9,77 20 0,01
3 12 11,7 50 50 0.2 11,88 20 0,01

F. Analisis Data dan Pembahasan


Perbandingan antara suatu nilai pengukuran (misalkan x1 ) terhadap nilai pengukuran
lainnya (misalkan x 2 ) dapat dinyatakan sebagai simpangan relatif ( x ) yang disajikan
dengan satuan %.

x1  x 2
 x1- 2   100 %
x2
Persamaan ini dapat diartikan sebagai simpangan hasil pengukuran pertama terhadap hasil
pengukuran kedua. Dengan demikian maka simpangan hasil ukur multimeter analog terhadap
hasil ukur multimeter digital dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Pembacaan Nilai Hambatan

- Multimeter Analog

 R₁
Hasil Ukur = Nilai tertunjuk x Batas Ukur
Hasil Ukur = 2,2 x 1k = 2.200 
Ralat Relatif: | |

| |
%
Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif
Kesesuaian = 100% - 0% = 100%
 ₂
Hasil Ukur = Nilai tertunjuk x Batas Ukur
Hasil Ukur = 3 x 1k = 3.000 
Ralat Relatif: | |

| |
| |

Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif


Kesesuaian = 100% - 9,09% = 90,91%
 ₃
Hasil Ukur = Nilai tertunjuk x Batas Ukur
Hasil Ukur = 5 x 1k = 5.000 
Ralat Relatif: | |

| |
| |

Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif


Kesesuaian = 100% - 6,38% = 93,62%
- Multimeter Digital

 ₁
Hasil Ukur = Nilai tertampil x Batas Ukur
Hasil Ukur = 2,13 x 1000
= 2.130 
(keterangan: batas ukur pada multimeter digital hanya menunjukkan range
ukur maksimal, sehingga pengali batas ukur adalah 1000)
Ralat Relatif: | |

Ralat Relatif: | |
| |
= 3,18%
Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif
Kesesuaian = 100% - 3,18 % = 96,82%
 ₂
Hasil Ukur = Nilai tertampil x Batas Ukur
Hasil Ukur = 3,21 x 1000
= 3.210 
(keterangan: batas ukur pada multimeter digital hanya menunjukkan range
ukur maksimal, sehingga pengali batas ukur adalah 1000)
Ralat Relatif: | |

Ralat Relatif: | |
| |
= 2,73%
Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif
Kesesuaian = 100% - 2,73%% = 97,27%
 ₃
Hasil Ukur = Nilai tertampil x Batas Ukur
Hasil Ukur = 4,64 x 1000
= 4.640 
(keterangan: batas ukur pada multimeter digital hanya menunjukkan range
ukur maksimal, sehingga pengali batas ukur adalah 1000)
Ralat Relatif: | |

Ralat Relatif: | |
| |
= 1,27%
Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif
Kesesuaian = 100% - 1,27 %% = 98,73%

- Dan simpangan suatu hasil ukur terhadap nilai teoritisnya adalah :

 ( - ) | |

( ) | |

| |
=0%

( ) | |

| |

| |

( ) | |

| |
| |
 ( - ) | |

( ) | |

| |
| |

( ) | |

| |
| |

( ) | |

| |
| |

 ( - ) | |

( ) | |

| |

| |

( ) | |

| |

| |
( ) | |

| |

| |

b. Pembacaan Nilai Tegangan

- Multimeter Analog

 V₁
Hasil Ukur =

Ralat Relatif: | |

| |
| |
= 6,7%
Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif
Kesesuaian = 100% - 6,7%
= 93,3%
 V₂
Hasil Ukur =

Ralat Relatif: | |

| |
| |
= 6,7%
Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif
Kesesuaian = 100% - 6,7%
= 93,3%
 V₃
Hasil Ukur =

Ralat Relatif: | |

| |
| |

Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif


Kesesuaian = 100% - 2,5%
= 97,5%

- Multimeter Digital

 V₁
Hasil Ukur = Nilai tertampil
Hasil Ukur = 1,488 V

Ralat Relatif: V | |

| |

| |

Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif


Kesesuaian = 100% - 0,8%
= 99,2%
 V₂
Hasil Ukur = Nilai tertampil
Hasil Ukur = 9,77 V

Ralat Relatif: V | | V

| |
| |

Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif


Kesesuaian = 100% - 8,5%
= 91,5%
 V₃
Hasil Ukur = Nilai tertampil
Hasil Ukur = 11,88 V

Ralat Relatif: V | |

| |
| |

Kesesuaian = 100% - Ralat Relatif


Kesesuaian = 100% - 1%
= 99%

 - | |

( ) | |

| |

| |

( ) | |

| |

| |

( ) | |

| |

| |
1. Pembacaan Nilai Hambatan (Ohmmeter)

Simpangan relatif
Multimeter analog Multimeter digital
(%)
Ri
Ralat Keses Ralat Keses  AT  A D
Hasil Hasil ukur
relatif uaian relatif uaian  DT
ukur () ()
(%) (%) (%) (%)
(2.200  0% 100% (2.130  96,82 0 3,18 3,3
1 3,18%
0)  67,74)  % % % %
(3.000  9,09% 90,91 (3.210  97,28 9,0 2,73 6,5
2 2,73%
272,7)  % 87,63)  % 9% % %
(5.000  6,38% 93,62 (4.640  98,72 6,3 1,27 7,8
3 1,27%
319)  % 58,93)  % 8% % %

2. Pembacaan Nilai Tegangan DC (Voltmeter DC)

Multimeter analog Multimeter digital


Keses Ralat Keses  A D
Vi Hasil ukur Ralat Hasil ukur
uaian relatif uaian (%)
(V) relatif (%) (V)
(%) (%) (%)
(1,4  6,7% (1,488 
1 93,3% 0,8% 99,2% 5,9%
0,0938) V 0,0119) V
(9,6  6,7% (9,77 
2 93,3% 8,5% 91,5% 1,7%
0,6432) V 0,830)V
(11,7  2,5% (11,88 
3 97,5% 1% 99% 1,5%
0,2925) V 0,1188)V
 Pembahasan
Multimeter adalah suatu alat perhitungan yang berfungsi untuk mengukur tegangan,
hambatan dan arus serta untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen tertentu.
Dalam pratikum kali ini akan membahas tentang Multimeter. Multimeter ada 2 yaitu
multimeter analog dan multimeter digital. Percobaan kali ini kita akan menggunakan resistor
dan juga baterai seperti dalam video.
Percobaan kali ini mencari nilai hambatan (ohmmeter) dan nilai tegangan (voltmeter DC)
menggunakan multimeter analog dan multimeter digital. Dari percobaan tersebut akan
diperoleh hasil ukur, ralat relatif, kesesuaian, dan juga simpangan relatif seperti pada tabel
diatas.
Sebelum itu kita akan menentukan nilai hambatan secara teoritis menggunakan kode
warna resistor, ada 3 resistor yang akan kita gunakan yaitu :
Merah – merah – merah – emas = (2.200  5 %)Ω, Jingga – jingga – merah – emas =
(3.300  5%)Ω, Kuning – ungu – merah – emas = (4.700  5%)Ω.
Pada percobaan nilai hambatan (ohmmeter) menggunakan multimeter analog didapat hasil
₁= (2.200  0) , ₂ = (3.000  272,7) , ₃ =(5.000  319) . Sedangkan
menggunakan multimeter digital didapatkan ₁=(2.130  67,74) , ₂ = (3.210  87,63) ,
₃ = (4.640  58,93) .
Pada data percobaan multimeter sebagai voltmeter DC terdapat V teori antaranya yaitu :
V₁ = 1,5 V , V₂ = 9 V , V₃ = 12 V . Dalam percobaan mencari nilai tegangan (voltmeter DC)
menggunakan multimeter analaog didapatkan hasil ukur : V₁ = (1,4  0,0938) V, V₂ = (9,6 
0,6432) V , V₃ = (11,7  0,2925) V. Sedangkan pada multimeter digital didapatkan: V₁ =
(1,488  0,0119) V, V₂ = (9,77  0,830)V, V₃ = (11,88  0,1188)V.
Sehingga dapat dikatakan bahwa praktikum kali ini hasil secara teori dan hasil secara
percobaan tidak sesuai namun hampir mendekati.
G. Kesimpulan
1. Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan sakelar banyak
posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai voltmeter, sebuah ammeter
atau sebuah ohmmeter. Multimeter terbagi atas 2 jenis yaitu Multimeter analog dan
Multimeter Digital.
 Multimeter Analog
Multimeter analog atau multimeter jarum adalah alat pengukuran besaran listrik
yang menggunakan tampilan dengan jarum jam yang bergerak ke range-range, yang
kita ukur dengan probe. Alat ukur ini tidak digunakan untuk mengukur secra detail
suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau
jeleknya komponen pada waktu pengukuran juga digunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang
ada.
 Multimeter Digital
Multimeter digital adalah alat ukur yng dapat mengukur besar besaran elektronik
dimana besaran itu dapat dibaca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat
kesalahan dalam menentukan nilai besaran kelistrikan. Dalam pengukuran
multimeter digital, hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka
yang tampil pada layar display.
2. Memahami penggunaan Multimeter
 Cara menggunakan Multimeter Analog
1) Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila
jarum belum tepat pada angka nol (0).
2) Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah
DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur
tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3) Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm
dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila
belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4) Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam
ke jolok negatif.
5) Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

 Cara menggunakan Multimeter Digital


1) Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur
siap dipakai.
2) Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah
disambungkan dengan alat ukur.
3) Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4) Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya
terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.

H. Daftar Pustaka
Ilmushosu. 2012. Cara Menggunakan Multimeter Analog dan Digital.
https://ilmushoru.wordpress.com/2011/10/26/cara-menggunakan-multimeter-analog-dan-
digital/amp/#aoh=16171066315303&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf
=Dari%20%251%24s. (diakses pada tanggal 29 Maret 2020).
Lubis, M.I. 2012. Praktikum Alat Ukur dan Pengukuran. http://lpratikum.blogspot.com/.
(diakses pada tanggal 29 Maret 2020).
Pratiwi, L.T. 2012. Dasar Teori Multimeter. https://www.scribd.com/doc/115312106/Dasar-
Teori-Multimeter. (diakses pada tanggal 29 Maret 2020).
Pengertian,Fungsi Multimeter Analog dan Digital. 2013.
http://13121002elektronikadasarbsi.blogspot.com/2013/03/pengertianfungsi-multimeter-
analog-dan.html. (diakses pada tanggal 29 Maret 2020).
Ramadani. P. 2017. Laporan Multimeter.
http://fisika16jpurnama.blogspot.com/2017/05/tm4-lab.html?m=1. (diakses pada tanggal 29
Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai