Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

RANGKAIAN R-L-C

Nama : QOIRUNNISA
NIM : 2000014017
Prodi/Kelas : FISIKA / A

LABORATORIUM FISIKA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
RANGKAIAN R-L-C

A. Tujuan Percobaan
1. Dapat mempelajari impedansi dari rangkaian R-L-C seri dan paralel.
2. Dapat mempelajari hubungan antara resistansi, reaktansi, impedansi dan sudut fase,
serta membandingkannya denggan perhitungan teoeri.
B. Alat dan Bahan
1. Papan percobaan RLC
2. Multimeter
3. Kabel
C. Prosedur Percobaan
1. Pertama mengukur nilai Resistor, Induktor, dan Kapasitor. Hidupkan papan percobaan
RLC.
2. Hubungkan multimeter ke kabel. Pada multimeter untuk mengukur resistor sambungkan
ke (Ω). Kemudian cari nilai hasil pengukuran yang muncul pada multimeter, lakukan
sebanyak lima kali.
3. Kemudian untuk mengukur L (Induksi) pidahkan kabel dari (Ω) ke LC pada multimeter,
ulangi pengukuran sebanyak 5 kali.
4. Selanjutnya untuk mengukur C (Kapasitor) putar multimeter ke C ,ulangi pengukuran
sebanyak 5 kali. Setelah 3 pengukuran di peroleh, maka pengukuran R-L-C telah selesai.
5. Selanjutnya, rangkaian R-L. Pada rangkaian R-L terdapat rangakaian seri dan paralel.
Pada rangakaian seri rumusnya positif-negstif, kemudian rangkaikan kabel-kabel
penghubung ke papan percobaan sesuai dengan rumus (negatif resistor – positif
induktor) setelah itu kita ukur teganganya dengan Multimeter untuk mencari
tegangannya. Jika ingin mencari untuk nilai resistor hubungkan kabel pada rangkaian
resistor pada papan percobaa, begitu pila untuk mengukur induksi, lakukan sebanyak 5
kali.
6. Untuk menghitung rangkaian R-L paralel dengan rumus (positif-positif, negatif-negatif),
hubungkan kabel-kabel pada papan percobaan setelah itu ditemukan hasil pengukuran.
7. Kemudian, kita ke rangkaian R-C . Pada rangkaian R-c terdapat rangakaian seri dan
paralel. Untuk mengukur rangakaian R-C seri mempunyai rumus (positif - negatif),
kemudian hubungkan kabel positif resistor ke negatif kapasitor. Lalu temukan nilai
pengukurannya dan lakukan sebanyak lima kali .
8. Untuk menghitung rangkaian R-C paralel dengan rumus (positif-positif, negatif-negatif),
hubungkan kabel-kabel pada papan percobaan setelah itu ditemukan hasil pengukuran
lalu di tulis ke dalam lembar data percobaan dan lakukan sebanyak lima kali. Setelah
melakukan pengukuran seri dan paralel pada rangkaian R-C, maka pengukuran
rangkaian R-C telah selesai.
9. Selanjutnya mengukur rangkaian R-L-C. Untuk mengukur rangkaian R-L-C seri,
hubungkan kabel-kabel pada papan percobaan. Pertama, hubungkan kabel dari resistor
ke induktor. Kedua, hubungkan kabel dari induktor ke kapasitor. Lalu, temukan nilai
resitor, induktor, dan kapasitor.
10. Untuk menghitung rangkaian R-L-C paralel dengan rumus (positif-positif, negatif-
negatif), hubungkan kabel-kabel pada papan percobaan setelah itu ditemukan hasil
pengukuran .
11. Setelah hasil pengukuran ketiganya ditemukan, maka pengukuran rangkaian R-L-C
selesai.
12. Setelah melakukan percobaan, matikan serta rapikan alat dan bahan setelah digunakan
ketempat semula.
D. Dasar Teori
Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan paralel ataupun
secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor; induktor dan resistor.
Rangkaian ini akan beresonansi dengan suatu cara yang sama yaitu sebagai Rangkaian LC,
bersamaan dengan terbentuknya osilator harmonik. (Parinduri, 2018)
Resonansi adalah proses bergetarnya suatu benda ketika ada pengaruh getaran benda lain,
hal ini terjadi karena kedua benda tersebut memiliki frekuensi yang sama. Resonansi RLC
merupakan suatu gejala yang terjadi pada rangkaian arus AC yang terdiri dari resistor (𝑅),
induktor (𝐿) dan kapasitor (𝐶). Resonansi dalam rangkaian seri yaitu resonansi seri,
sedangkan resonansi dalam rangkaian paralel yaitu resonansi paralel (anti resonansi). (Fiqih
Rizky Mustalim & Endah Rahmawati, 2018)
Dari hubungan rangkaian rlc ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif
selalu akan saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan saling
meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansinya adalah
resonansi seri (Bakri, 2015). Pada rangkaian RLC digunakan sumber tegangan tetap Vs.
Sumber tegangan tetap artinya bahwa nilai rms Vs tak bergantung pada arus yang mengalir
dalam rangkaian (Sutrisno, 1986). Keadaan resonansi dicapai pada saat XL = XCmaka Ztot=
R merupakan Zmin, sehingga akan diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu
harga frekuensi khusus yang disebut frekuensi resonansi (fo).

Resonansi pada rangkaian RLC terjadi ketika amplitudo tegangan adalah sama. Dengan
kata lain, pengaruh resistor, induktor dan kapasitor pada rangkaian tersebut sama. Tetapi
bisa juga amplitudo pada resonansi di rangkaian RLC tersebut tidak sama. (Young, 2013)
Pada rangkaian RC hanya tersusun dari resistor dan kapasitor. Pada rangkaian RL hanya
tersusun dari resistor dan induktor. Keduanya disusun secara seri, karena XL dan Xc adalah
fungsi frekuensi , maka kedua rangkaian tersebut bergantung pada frekuensi. (Fiqih Rizky
Mustalim & Endah Rahmawati, 2018)
Dengan adanya resistansi, elektromagnetik total pada rangkaian tidak lagi konstan,
nilainya berkurang terhadap waktu. Karena hilangnya energi ini, arus, osilasi, muatan, dan
beda potensial terus menerus berkurang. (Halliday, 2010).
Arus sesaat pada rangkaian RLC adalah konstan disetiap titik pada rangkaian. Akhirnya,
arus pada setiap elemen memiliki fase yang sama, meskipun tegangannya berbeda.
(Giancoli. Douglas C, 2014)

Z  R 2   XL  XC 
2
E. Data Percobaan

1. PENGUKURAN RLC

NO R (Ω) L (mH) C (µF)


1 4640 1,4 0,41
2 4650 1,4 0,43
3 4650 1,5 0,43
4 4660 1,4 0,44
5 4640 1,4 0,42

2. RANGKAIAN R-L

RL SERI
Vsumber = 13,4 V
I sumber = 10,02 A
VR VL
NO (Volt) (Volt)
1 3,1 2,0
2 3,5 2,1
3 3,3 2,3
4 3,2 2,1
5 3,3 2,2
RL PARALEL
Vsumber = 13,4 V
I sumber = 10,22 A
NO VR (Volt) VL (Volt)
1 2,6 1,4
2 2,5 1,6
3 1,9 2,2
4 1,6 2,6
5 2,7 2,6

3. RANGKAIAN R-C

RC SERI
Vsumber = 13,4 V
I sumber = 13,66 A
NO VR Vc
1 3,4 1,4
2 3,3 1,3
3 3,5 1,4 RC PARALEL
4 3,2 1,5 Vsumber = 13,4 V
5 3,1 1,3 I sumber = 11,48 A
NO VR Vc
1 1,6 2,3
2 1,4 1,9
3 1,5 2,1
4 1,6 2,2
5 1,7 2,0

4. RANGKAIAN R-L-C

RLC SERI RLC PARALEL


Vsumber = 13,4 V Vsumber = 13,4 V
I sumber = 12,58 A I sumber = 12,34 A
NO VR VL vC NO VR VL vC
1 2,8 2,1 3,1 1 2,1 1,8 2,1
2 2,9 2,3 3,4 2 2,4 1,9 2,3
3 2,5 2,1 3,2 3 2,5 1,7 2,4
4 2,7 2,2 3,3 4 2,2 1,6 2,2
5 2,8 2,4 3,2 5 2,3 1,5 2,1

F. Analisis Data dan Pembahasan

1. Pengukuran R-L-C

No. R1 (Ω) ( R1  R1 ) ( R1  R 2 )2
1. 4640 ‒8 64
2. 4650 2 4
3. 4650 2 4
4. 4660 12 144
5. 4640 ‒8 64
Σ 23240 0 280
R 23240
R1  1   4648 Ω
n 5
( R1  R1 ) 2 280 280 280
s  = = = = 14  3,74 Ω
R
1 n ( n  1) 5(5  1) 5( 4) 20
No. L1 (H) ( L1  L 1 ) ( L1  L 2 )2
1. 0,0014 ‒0,00002 0.0000000004
2. 0,0014 ‒0,00002 0.0000000004
3. 0,0015 0,00008 0.0000000064
4. 0,0014 ‒0,00002 0.0000000004
5. 0,0014 ‒0,00002 0.0000000004
Σ 0,0071 0 0.000000008

L1 0,0071
L1    0,0014 H
n 5

( R1  R1 ) 2 0,000000008 0,000000008 0,000000008


s  = = =
L
1 n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20
= 0,0000000004 0,00002 H

No. C1 (F) ( C1  C 1 ) ( C1  C 2 )2
1. 0,00000041 ‒0,000000016 0,000000000000000256
2. 0,00000043 0,000000004 0,000000000000000016
3. 0,00000043 0,000000004 0,000000000000000016
4. 0,00000044 0,000000014 0,000000000000000196
5. 0,00000042 ‒0,000000006 0,000000000000000036
Σ 0,00000213 0 0,00000000000000052

C1 0,00000213
C1    0,00000043F
n 5

(C1  C 1 ) 2 (0,00000000000000052) (0,00000000000000052)


s  = =
C
1 n(n  1) 5(5  1) 5(4)

(0,00000000000000052)
=
(20)

 0,000000000000000026
= 0,0000000051F
Jadi, R1 = ( 4648 ± 3,74) Ω
L1 = (0,0014 ± 0,00002) H
C1 = (0,00000043 ± 0,0000000051) F

2. Rangkaian R-L seri

No. VR (V) ( VR  V R ) ( VR  V R )2
1. 3,1 ‒0,18 0,0324
2. 3,5 0,22 0,0484
3. 3,3 0,02 0,0004
4. 3,2 ‒0,08 0,0064
5. 3,3 0,02 0,0004
Σ 16,4 0 0,088

VR 16,4
VR    3,28 V
n 5

(V R  V R ) 2 0,088 0,088 0,088


s  = = = = 0,0044  0,0663 V = 0,07 V
VR n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

No. VL (V) ( VL  V L ) ( V L  V L )2
1. 2,0 ‒0,14 0,0196
2. 2,1 ‒0,04 0,0016
3. 2,3 0,16 0,0256
4. 2,1 ‒0,04 0,0016
5. 2,2 0,06 0,0036
Σ 10,7 0 0,052

VL 10,7
VL    2,14 V
n 5

(VL  V L ) 2 0,052 0,052 0,052


s  = = = = 0,0026 = 0,0509 V = 0,05V
VL n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

Jadi, VR = (3,28 ± 0,07) V


VL = (2,14 ± 0,05)V
Mencari Nilai Impedansi :
1 1
f  
2 LC 2(3,14) (0,00142).(0,000000426)

1

2(3,14) 0,0000000006
1

2(3,14).(0,0000244949)
1

0,000154
= 6493,51 Hz
XL  2 f L  2.(3,14).(6493,51).(0,00142)
= 57,74 Ω

Z  R 2  XL2  (4648) 2  (57,74) 2

= 21603904 3333,9076

= 21607257,57

= 4648,36 Ω

3. Rangkaian R-L parallel

No. VR (V) ( VR  V R ) ( VR  V R )2
1. 2,6 0,34 0,1156
2. 2,5 0,24 0,0576
3. 1,9 ‒0,36 0,1296
4. 1,6 ‒0,66 0,4356
5. 2,7 0,44 0,1936
Σ 11,3 0 0,932

VR 11,3
VR    2,26 V
n 5

(V R  V R ) 2 0,932 0,932 0,932


s  = = = = 0,0466  0,21587 V = 0,22 V
VR n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20
No. VL (V) ( VL  V L ) ( V L  V L )2
1. 1,4 ‒0,68 0,4624
2. 1,6 ‒0,48 0,2304
3. 2,2 0,12 0,0144
4. 2,6 0,52 0,2704
5. 2,6 0,52 0,2704
Σ 10,4 0 1,248

VL 10,4
VL    2,08 V
n 5

(VL  V L ) 2 1,248 1,248 1,248


s  = = = = 0,0624 = 0,2498 V = 0,25 V
VL n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

Jadi, VR = (2,26 ± 0,22) V


VL = (2,08 ± 0,25) V

Mencari Nilai Impedansi :


1 1
f  
2 LC 2(3,14) (0,00142).(0,000000426)

1

2(3,14) 0,0000000006
1

2(3,14).(0,0000244949)
1

0,000154
= 6493,51 Hz
XL  2 f L  2.(3,14).(6493,51).(0,00142)
= 57,74 Ω

Z  R 2  XL2  (4648) 2  (57,74) 2

= 21603904 3333,9076

= 21607257,57

= 4648,36 Ω
4. Rangkaian R-C seri

No. VR (V) ( VR  V R ) ( VR  V R )2
1. 3,4 0,1 0,01
2. 3,3 0 0
3. 3,5 0,2 0,04
4. 3,2 ‒0,1 0,01
5. 3,1 ‒0,2 0,04
Σ 16,5 0 0,1

VR 16,5
VR    3,3 V
n 5

(V R  V R ) 2 0,1 0,1 0,1


s  = = = = 0,005 = 0,07071 V = 0,07 V
VR n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

No. VC (V) ( VC  V C ) ( VC  V C )2
1. 1,4 0,02 0,0004
2. 1,3 ‒0,08 0,0064
3. 1,4 0,02 0,0004
4. 1,5 0,12 0,0144
5. 1,3 ‒0,08 0,0064
Σ 6,9 0 0,028

VC 6,9
VC    1,38 V
n 5

(VC  V C ) 2 0,028 0,028 0,028


s  = = = = 0,0014  0,0374 = 0,04 V
VC n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

Jadi, VR = (3,3 ± 0,07) V


VC = (1,38 ± 0,04) V
Mencari Nilai Impedansi :
1 1
XC  
2 f C 2(3,14).(6493,51).(0,00000043)

1
=
0,01737

= 57,74 Ω

Z  R 2  XC 2  (4648) 2  (57,74) 2

= 21603904 3333,9076

= 21607257,57
= 4648,36 Ω

5. Rangkaian R-C Paralel

No. VR (V) ( VR  V R ) ( VR  V R )2
1. 1,6 0,04 0,0016
2. 1,4 ‒0,16 0,0256
3. 1,5 ‒0,06 0,0036
4. 1,6 0,04 0,0016
5. 1,7 0,14 0,0196
Σ 7,8 0 0,052

VR 7,8
VR    1,56 V
n 5

(V R  V R ) 2 0,052 0,052 0,052


s  = = = = 0,0026  0,05099 V = 0,05 V
VR n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

No. VC (V) ( VC  V C ) ( VC  V C )2
1. 2,3 0,2 0,04
2. 1,9 ‒0,2 0,04
3. 2,1 0 0
4. 2,2 0,1 0,01
5. 2,0 ‒0,1 0,01
Σ 10,5 0 0,1
VC 10,5
VC    2,1 V
n 5

(VC  V C ) 2 0,1 0,1 0,1


s  = = = = 0,005  0,0707 V = 0,07 V
VC n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

Jadi, VR = (1,56 ± 0,05) V


VC = (2,1± 0,07) V

Mencari Nilai Impedansi :


1 1
XC  
2 f C 2(3,14).(6493,51).(0,00000043)

1
=
0,01737

= 57,74 Ω

Z  R 2  XC 2  (4648) 2  (57,74) 2

= 21603904 3333,9076

= 21607257,57
= 4648,36 Ω
6. Rangkaian R-L-C seri

No. VR (V) ( VR  V R ) ( VR  V R )2
1. 2,8 0,06 0,0036
2. 2,9 0,16 0,0256
3. 2,5 ‒0,24 0,0576
4. 2,7 ‒0,04 0,0016
5. 2,8 0,06 0,0036
Σ 13,7 0,092

VR 13,7
VR    2,74 V
n 5

(V R  V R ) 2 0,092 0,092 0,092


s  = = = = 0,0046  0,0678 V = 0,07 V
VR n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20
No. VL (V) ( VL  V L ) ( V L  V L )2
1. 2,1 ‒0,12 0,0144
2. 2,3 0,08 0,0064
3. 2,1 ‒0,12 0,0144
4. 2,2 ‒0,02 0,0004
5. 2,4 0,18 0,0324
Σ 11,1 0 0,068

VL 11,1
VL    2,22 V
n 5

(VL  V L ) 2 0,068 0,068 0,068


s  = = = = 0,0034 = 0,0583 V = 0,06 V
VL n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

No. VC (V) ( VC  V C ) ( VC  V C )2
1. 3,1 -0,14 0,0196
2. 3,4 0,16 0,0256
3. 3,2 -0,04 0,0016
4. 3,3 0,06 0,0036
5. 3,2 0,04 0,0016
Σ 16,2 0 0,052

VC 16,2
VC    3,24 V
n 5

(VC  V C ) 2 0,052 0,052 0,052


s  = = = = 0,0026 = 0,05099V = 0,05 V
VC n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

Jadi, VR = (2,74 ± 0,07) V


VL = (2,22 ± 0,06) V
VC = (3,24 ± 0,05) V

Mencari Nilai Impedansi :

Z  R 2   XL  XC   (4648) 2  57,74  57,74


2 2

 21603904 0
 21603904
= 4648 Ω
7. Rangkaian R-L-C Paralel

No. VR (V) ( VR  V R ) ( VR  V R )2
1. 2,1 -0,2 0,04
2. 2,4 0,1 0,01
3. 2,5 0,2 0,04
4. 2,2 -0,1 0,01
5. 2,3 0 0
Σ 11,5 0 0,1

VR 11,5
VR    2,3 V
n 5

(V R  V R ) 2 0,1 0,1 0,1


s  = = = = 0,005  0,07071V = 0,07 V
VR n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

No. VL (V) ( VL  V L ) ( V L  V L )2
1. 1,8 0,1 0,01
2. 1,9 0,2 0,04
3. 1,7 0 0
4. 1,6 -0,1 0,01
5. 1,5 -0,2 0,04
Σ 8,5 0 0,1

VL 8,5
VL    1,7 V
n 5

(VL  V L ) 2 0,1 0,1 0,1


s  = = = = 0,005  0,07071V = 0,07 V
VL n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

No. VC (V) ( VC  V C ) ( VC  V C )2
1. 2,1 -0,12 0,0144
2. 2,3 0,08 0,0064
3. 2,4 0,18 0,0324
4. 2,2 -0,02 0,0004
5. 2,1 -0,12 0,0144
Σ 11,1 0 0,068

VC 11,1
VC    2,22 V
n 5
(VC  V C ) 2 0,068 0,068 0,068
s  = = = = 0,0034 = 0,0583V = 0,06 V
VC n(n  1) 5(5  1) 5(4) 20

Jadi, VR = (2,3 ± 0,07) V


VL = (1,7 ± 0,07) V
VC = (2,22 ± 0,06) V

Mencari Nilai Impedansi :

Z  R 2   XL  XC   (4648) 2  57,74  57,74


2 2

 21603904 0
 21603904
= 4648 Ω

8. Nilai E Sumber

a.
E sumber RL seri perhitungan
VL  I XL  (10,02).(57,74)
= 576,25 V
VR  I R  (10,02).(4648)
= 46572,96 V
V  E sumber  VR  VL
0  E sumber  VR  VL
E sumber  VR  VL
 46572,96  576,25
=45996,75 V
E sumber secara teori
E  I Z  (10,02).(4648,36)
= 46576,57 V
b.
E sumber RC seri perhitungan
VC  I XC  (13,66).(57,74)

= 778,73V
VR  I R  (13,66). (4648)
= 63491,68 V
V  E sumber  VR  VC

0  E sumber  VR  VC

E sumber  VR  VC

= 63491,68‒778,73
= 62705,41 V
E sumber secara teori
E  I Z  (13,66)(4648,36)

 63496,59 V
c.
E sumber RCL seri perhitungan
VR  I R  (12,58).(4648)
= 58471,84 V
VL  I XL  (12.58). (57,74)
= 726,36 V
VC  I XC  (12,58).(57,74)

= 726,36 V
V  E sumber  VR  VL  VC

E sumber  .VR  VL  VC

 (58471,84) ‒ (726,36) ‒ (726,36)


 57019,23 V
E sumber secara teori
E  I Z  (12,58)(4648)
 58471,84 V
Secara perhitungan

RL seri RC seri RLC seri


E
45996,75 62705,41 57019,23

Secara teori

RL seri RC seri RLC seri


E
46576,57 63496,59 58471,84

Mencari ralat relatif E sumber


E percobaan  Eteori
E sumber RL seri : % ralat =  100%
Eteori

45996,75  46576,57
=  100%
46576,57

=  0,0125  100%

= 1,25%

E percobaan  Eteori
E sumber RC seri : % ralat =  100%
Eteori

62705,41 63496,59
=  100%
63496,59

=  0,0125  100%

= 1,25%
E percobaan  Eteori
E sumber RLC seri : % ralat =  100%
Eteori

57019,23  58471,84
=  100%
58471,84

=  0,0248  100%

= 2,48%

9. Mencari sudut fase


 XL  XC 
  tan 1  
 R 
 57,74  57,74 
 tan 1  
 4648 
 0 
 tan 1  
 4648 
 tan 1 0
=0
Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan membahas tentang “Rangkaian R-L-C”, Dimana
Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan paralel ataupun
secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor; induktor dan resistor.
Sifat suatu rangkaian seri RLC bergantung pada besar hambatan yang dihasilkan oleh
induktor dan kapasitor. Jika suatu rangkaian yang memiliki reaktansi induktif yang
lebih besar maka sifatnya akan berbeda dengan rangkaian yang memiliki reaktansi
kapasitif lebih besar. Terdapat tiga keadaan yang menunjukkan sifat pada suatu
rangkaian seri RLC yaitu:
 Jika XL > XC
~ rangkaian bersifat induktif
~ V mendahului I sebesar Ɵ
 Jika XL > XC
~ rangkaian bersifat konduktif
~ I mendahului V sebesar Ɵ
 Jika XL > XC
~ rangkaian bersifat resistif
~ V dan I sefasa

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan berbagai macam rangkaian
yaitu rangkaian R-L-C, R-L seri dan paralel, R-C seri dan paralel, dan R-L-C seri dan
parallel. Pada percobaan R-L-C pada pengukuran mendapatkan R1 = (4648 ± 3,74) Ω ,
L1 = (0,0014 ± 0,00002) H, dan C1 = (0,00000043 ± 0,0000000051) F.
Kedua percobaan R-L seri dan paralel, pada R-L seri memiliki Vsumber = 13,4 V
dan I sumber = 10,02 A, namun dalam perhitungan mendapatkan hasil : VR = (3,28 ± 0,07)
V, VL = (2,14 ± 0,05)V, dengan nilai impedansi yaitu : f =6493,51 Hz ; XL=57,74 Ω,
Z = 4648,36 Ω.
Pada R-L paralel memiliki Vsumber = 13,4 V dan I sumber = 10,22 A dan dalam perhitungan
didadapatkan hasil : VR = (2,26 ± 0,22) V, dan
VL = (2,08 ± 0,25) V dengan nilai impedansi yaitu f =6493,51 Hz ; XL=57,74 Ω, Z =
4648,36 Ω
Ketiga percobaan R-C seri dan paralel. Pad R-C seri memiliki Vsumber = 13,4 V
dan I sumber = 13,66 A, dan dalam perhitungan didapatkan hasil : VR = (3,3 ± 0,07) V,
dan VC = (1,38 ± 0,04) V dengan nilai impedansinya : XC =57,74 Ω, dan
Z = 4648,36 Ω.
Pada R-C paralel memiliki Vsumber = 13,4 V dan I sumber = 11,48 A, dan dalam
perhitungan didapatkan : VR = (1,56 ± 0,05) V, dan VC = (2,1± 0,07) V dengan nilai
impedansinya : XC =57,74 Ω, dan Z = 4648,36 Ω.
Keempat percobaan R-L-C seri dan paralel. Pada R-L-C seri memiliki Vsumber =
13,4 V dan I sumber = 12,58 A, dan pada perhitungan mendapatkan hasil :
VR = (2,74 ± 0,07) V, VL = (2,22 ± 0,06) V, VC = (3,24 ± 0,05) V dengan nilai
impedansinya : Z = 4648 Ω.
Sedangkan pada R-L-C paralel memiliki Vsumber = 13,4 V dan I sumber = 12,34 A, dan
dalam perhitungan didapatkan hasil : VR = (2,3 ± 0,07) V, VL = (1,7 ± 0,07) V, VC =
(2,22 ± 0,06) V dengan nilai impedansinya : Z = 4648 Ω.
Pada rangkaian seri dan paralel dapat dikatakan bahwa nilai tegangan rangkaian
seri lebih besar dibandingkan nilai tegangan paralel, namun nilai impedansinya sama.
Juga dapat disimpulkan bahwa semakain besar frekuensi yang diberikan pada
rangkaian maka semakain besar pula tegangan yang dihasilkan.
Pada praktikum kali ini juga menghitung nilai E sumber secara teori dan
perhitungan. Pada E sumber RL seri perhitungan mendapatkan nilai : 45996,75 V,
sedangkan secara teori : 46576,57 V . Pada E sumber RC seri perhitungan
mendapatkan nilai : 62705,41 V sedangkan secara teori : 63496,59V. Pada E sumber
RLC seri perhitungan mendapatkan nilai : 57019,23 V, sedangkan secara teori :
58471,84 V.
Dalam E sumber secara perhitungan dan teori dapat dikatakan bahwa nilainya
tidak sama hal ini mumngkin disebabkan karena kurang telili dalam proses
pengukuran.

G. Kesimpulan
1. Impedansi dari rangkaian R-L-C seri dan paralel
 Rangkaian R-L-C Seri
Rangkaian seri RLC adalah rangkaian elektronika yang tersusun atas resistor,
induktor, dan kapasitor yang dihubungkan secara seri, dengan sumber tegangan
bolak-balik atau tegangan AC. Pada rangkaian RLC seri, hambatan arus tegangan
sefase, induktor tegangan mendahului arus, serta kapasitor tagangan didahului arus.
Rangkaian R-L-C Paralel
Rangkaian paralel RLC adalah rangkaian elektronika yang tersusun atas resistor,
induktor, dan kapasitor yang dihubungkan secara paralel, dengan sumber tegangan
bolak-balik atau tegangan AC. Pada rangkaian RLC paralel, terjadi pembagian arus
listrik dari sumber menjadi tiga, yakni mengarah ke resistor, induktor, dan kapasitor.
Untuk mencari impedansi rangkaian seri dan paralel adalah :
1
Pada rangkaian R-L : f  , XL  2 f L , Z  R2  XL2
2 LC
1
Pada Rangkaian R-C : XC  , Z  R 2  XC 2
2 f C

Pada Rangkaian R-L-C : Z  R 2   XL  XC 


2
2. Hubungan antara resistansi, reaktansi, impedansi dan sudut fase, serta
membandingkannya denggan perhitungan teoeri.
Resistansi, reaktansi dan impedansi merupakan istilah yang mengacu pada karakteristik
dalam rangkaian yang bersifat melawan arus listrik. Resistansi merupakan tahanan
yang diberikan oleh resistor. Reaktansi merupakan tahanan yang bersifat reaksi
terhadap perubahan tegangan atau perubahan arus. Nilai tahanannya berubah
sehubungan dengan perbedaan sudut fase dari tegangan dan arus. Antara hubungan
tersebut mencakup dalam suatu rangkaian yaitu rangkaian R-L-C, Rangkaian RLC
adalah rangkaian listrik yang tersusun atas resistor, induktor, dan kapasitor baik secara
seri maupun paralel.
 Pada praktikum didapatkan :
R1 = ( 4648 ± 3,74) Ω
Pada Rangkaian RL dan RC : XL = 57,74 Ω
Pada Rangkaian RL dan RC : XC = 57,74 Ω
Pada Rangkaian RL dan RC : Z = 4648,36 Ω
Pada Rangkaian RLC : Z = 4648 Ω.
Sudut fase,   0
Perbedaan antara nilai perhitungan dengan teori mungkin disebabkan karena kurang
telilti dalam proses praktikum

H. Daftar Pustaka
2016. Rangkaian R (Resistan), L (Reaktansi Induktif, C (Reaktansi Kapasitif).
https://materiselamasekolah.wordpress.com/2016/10/13/rangkaian-r-resistan-l-reaktansi-
induktif-c-reaktansi-kapasitif/ . (diakses pada tanggal 7 Juni 2021).
2018. Resistansi, Reaktansi dan Impedansi. http://fuyupilog.blogspot.com/2018/09/v-
behaviorurldefaultvmlo_35.html?m=1. (diakses pada tanggal 8 Juni 2021).
Bagus. 2021. Rangkaian RLC: Pengertian, Seri dan Paralel, Rumus, dan Contoh Soal.
https://rumuspintar.com/rangkaian-rlc/. (diakses pada tanggal 7 Juni 2021).
Bakri, Abdul Haris, M. Agus Martawijaya & Muh.Saleh. 2015. Dasar-Dasar Elektronika.
Makassar: Edukasi Mitra Grafika
Fiqih Rizky Mustalim & Endah Rahmawati. (2018). Rancang bangun alat percobaan
resonansi rangkaian rlc menggunakan sistem digital. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (IFI,
07(02), 54.
Giancoli. Douglas C. (2014). Fisika Dasar Prinsip dan Aplikasi Edisi ketujuh Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Halliday, D. &. (2010). Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Riska, A. Resonansi R-L-C. https://123dok.com/document/oy8xvk2q-laporan-lengkap-
resonansi-r-l-c.html#fulltext-content. (diakses pada tanggal 7 Juni 2021).
Sutrisno. 1986. Elektronika. Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai