Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PRAKTIKUM 5

PEMBAGI TEGANGAN DENGAN BEBAN

NAMA PRAKTIKAN : M.ALWAN NUR AJIE (1803332024)

NAMA REKAN KERJA : HANNA MAULIDJA ULFA (1803332057)

NAOMI LISDA NEVITA (1803332035)

KELAS / KELOMPOK : TT – 1A

TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : Oktober 2018

TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : November 2018

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLTEKNIK NEGERI JAKARTA

1|Rangkaian kombinasi
Dartar Isi

JUDUL
Dartar Isi..................................................................................................................2

1 Tujuan Percobaan.............................................................................................3

2 Dasar Teori........................................................................................................3

2.1 Rangkaian Seri..........................................................................................3

2.2 Rangkaian Paralel......................................................................................4

2.3 Rangkaian Seri-Paralel..............................................................................5

3 Alat Alat yang Digunakan................................................................................6

4 Diagram Rangkaian..........................................................................................6

5 Prosedur Percobaan..........................................................................................7

6 Lembar data percobaan.....................................................................................7

7 Perhitungan.......................................................................................................8

8 Analisa............................................................................................................11

9 Pertanyaan atau tugas.....................................................................................13

10 Kesimpulan.....................................................................................................14

Daftar Pustaka........................................................................................................15

2|Rangkaian kombinasi
1 Tujuan Percobaan
1) Mempelajari sifat-sifat rangkaian seri-paralel.

2) Mengukur arus dan tegangan dalam rangkaian seri-paralel.

2 Dasar Teori
Hukum-hukum yang dipakai dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel
dipakai juga dalam rangkaian seri-paralel.

2.1 Rangkaian Seri

Rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian listrik yang komponennya


disusun secara berderetan hanya melalui satu jalur aliran listrik.
Contohnya adalah sebuah rangkaian yang memiliki dua resistor, tapi
hanya terdapat satu jalur kabel untuk mengalirkan listrik seperti pada
gambar dibawah ini.

Pada rangkaian seri, arus listrik yang mengalir besarnya sama tiap
elemen dan dirumuskan dengan:

Total hambatan resistor pada rangkaian seri merupakan penjumlahan


masing-masing hambatannya yang dirumuskan dengan:

3|Rangkaian kombinasi
2.2 Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel merupakan sebuah rangkaian listrik yang


komponennya disusun sejajar dimana terdapat lebih dari satu jalur listrik
(bercabang) secara paralel. Contohnya adalah sebuah rangkaian yang
memiliki dua resistor dimana terdapat satu jalur kabel untuk setiap
resistor seperti pada gambar dibawah ini.

Sesuai dengan Hukum Kirchoff 1, arus listrik yang masuk harus sama
dengan arus keluar. Sehingga pada rangkaian paralel besarnya arus
sebelum masuk ke cabang sama dengan besar arus setelah keluar dari
cabang dan dirumuskan dengan:

Sesuai dengan Hukum Ohm, maka total hambatan resistor pada


rangkaian paralel merupakan jumlah dari kebalikan hambatan tiap-tiap
komponen dan dirumuskan dengan:

4|Rangkaian kombinasi
2.3 Rangkaian Seri-Paralel

Contoh rangkaian seri-paralel dapat dilihat pada Gambar 1

R1 dan R2 dihubungkan seri sehingga dapat diganti dengan

Rp1 = R1 + R2

R3 dan R4 dihubungkan paralel sehingga dapat diganti dengan

1 1 1
= +
Rp 2 R 3 R 4

Sehingga besar tahanan total yaitu:

Rt = Rp1 + Rp2

V
I=
Rt

I = I 1 + I2

3 Alat Alat yang Digunakan


 1 buah multimeter Analog CDS.

5|Rangkaian kombinasi
 1 buah multimeter Digital SANWA MM (CD772).
 1 buah sumber tegangan DC/power supply THAOXIN (PS-3030D).
 1 buah protoboard
 2 buah tahanan 1KΩ
 2 buah tahanan 4,7 KΩ
 1 buah tahanan 5,6 KΩ
 1 buah tahanan 820 Ω
 Kabel Kabel-kabel penghubung: 3 kabel merah dan 3 kabel hitam.
 8 buah jumper Laybold

4 Diagram Rangkaian

5 Prosedur Percobaan
1) Buatlah rangkaian seperti gambar 2

2) Aturlah tegangan sumber V = 10 Volt

3) Ukurlah tegangan pada tiap-tiap tahanan dan masukkan ke dalam Tabel1

4) Catat dan masukan ke dalam Tabel 1 harga penunjukkan dari


pengukuran arus

5) Gantilah tahanan R1 dan R2 dengan R = 5,6 KΩ

6) Ukurlah tegangan dan arus pada tiap resistor dan masukkan dalam Tabel
2

6|Rangkaian kombinasi
7) Gantilah R3 yang diparalel dengan R4 dengan harga R penggantinya (R =
820Ω)

8) Ukurlah tegangan dan arus pada tiap tahanan dan masukkan ke dalam
Tabel 3.

6 Lembar data percobaan


Tabel 1.

TEGANGAN (VOLT) ARUS (mA)


R
TEORI PRAKTEK SELEKTOR TEORI PRAKTEK
R1= 1 kΩ 1,53 1,55 2,5 1,53 1,53
R2= 4,7 kΩ 7,2 7,2 10 1,53 1,54
R3= 1 kΩ 1,26 1,25 2,5 1,26 1,27
R4= 4,7 kΩ 1,26 1,25 2,5 0,26 0,26
Vt = 10 Volt It = 1,53 mA It = 1,53 mA

Tabel 2.

TEGANGAN (VOLT) ARUS (mA)


R
TEORI PRAKTEK TEORI PRAKTEK
R= 5,6 kΩ 8,74 8,74 1,56 1,58
R3= 1 kΩ 1,29 1,29 1,29 1,30
R4= 4,7 kΩ 1,29 1,29 0,27 0,27
Vt = 10,03 Volt It = 1,58 mA

Tabel 3.

TEGANGAN (VOLT) ARUS (mA)


R
TEORI PRAKTEK SELEKTOR TEORI PRAKTEK
R= 5,6 kΩ 8,74 8,8 10 1,56 1,58
R= 820 Ω 1,28 1,3 2,5 1,56 1,58
It = 1,56
Vt = 10,02 Volt Vt = 10,1 Volt It = 1,58 mA
mA

7|Rangkaian kombinasi
7 Perhitungan
 Tabel 1
Rt = 4,7 // 1 = 824 Ω
Rt = 824 + 5700 = 6524 Ω
V 10
1. I1 = = =1,53 mA
Rt 6524
2. I2 = I1
Vp 1,26
3. I3 = = =1,26 mA
Rt 1 kΩ
Vp 1,26
4. I4 = = =0,26 mA
Rt 4,7 kΩ

1. V1 = Itot × R1 = 1,53 × 1 = 1,53 V


2. V2 = Itot × R2 = 1,53 × 4,7 = 7,19V
3. V3 = V4 = Itot × RP = 1,53 × 0,824 k Ω = 1,53 V

 Tabel 2
V 10
1. Itot = = =1,56 mA
R 6,424 kΩ
Vp 1,29
2. IR3 = = =1,29 mA
R 3 1 kΩ
Vp 1,29
3. IR4 = = =0,27 mA
R 4 4,7 kΩ

1. VR = Itot × R = 1,56 × 5,6 = 8,74 V


2. V3 = V4 = Itot × Rp = 1,56 × 0,824 = 1,29 V

 Tabel 3
V 10
1. Itot = = =1,56 mA
R 6,424 kΩ

1. Vseri = I × Rseri = 1,56 × 5,6 k Ω = 8,74 V


2. Vp = I × Rp = 1,56 × 0,820 k Ω = 1,28 V

Toleransi Kesalahan

 Tabel 1 (Volt)
|1,53−1,55|
o VR1 = ×100 =1,31
1,53
Range toleransi kesalahan yaitu 1,57 ± 1,53
¿ 7,2−7,2∨ ¿ ×100 =0
o VR2 = 7,2
¿

8|Rangkaian kombinasi
|1,26−1,25|
o VR3 = VR4 = ×100 =0,8
1,26
Range toleransi kesalahan yaitu 1,26 ± 1,24
 Tabel 1 (mA)
¿ 1,53−1,53∨ ¿ ×100 =0
o I1 = 1,53
¿
|1,53−1,54|
o I2 = × 100 =0,65
1,53
Range toleransi kesalahan yaitu 1,55 ± 1,53
|1,26−1,27|
o I3 = × 100 =0,8
1,26
Range toleransi kesalahan yaitu 1,28 ± 1,26
¿ 0,26−0,26∨ ¿ ×100 =0
o I4 = 0,26
¿

 Tabel 2 (Volt)
¿ 8,74−8,74∨ ¿ × 100 =0
o V= 8,74
¿
¿ 1,29−1,29∨ ¿ × 100 =0
o V3 = 1,29
¿
¿ 1,29−1,29∨ ¿ × 100 =0
o V4 = 1,29
¿
 Tabel 2 (mA)
|1,56−1,56|
o I= × 100 =1,28
1,56
Range toleransi kesalahan yaitu 1,6± 1,56
|1,26−1,27|
o I3 = × 100 =0,78
1,26
Range toleransi kesalahan yaitu 1,31 ± 1,29
|0,27−0,27|
o I4 = ×100 =0
0,27
 Tabel 3 (Volt)
|8,74−8,8|
o V= ×100 =0,69
8,74
Range toleransi kesalahan yaitu 8,86 ± 8,74
|1,28−1,3|
o V= ×100 =1,56
1,28
Range toleransi kesalahan yaitu 1,32 ± 1,28
 Tabel 3 (mA)
|1,56−1,58|
o I= × 100 =1,28
1,56
Range toleransi kesalahan yaitu 1,6 ± 1,56

9|Rangkaian kombinasi
8 Analisa
Pada data dalam tabel 1 dengan rangkaian seperti pada gambar 2 terdapat
beberapa perbedaan pada nilai perhitungan dan nilai pengukuran. Pada R1 = 1
kΩ hasil perhitungan tegangan yaitu 1,53 V sedangkan hasil pengukuran
yaitu 1,55V, maka terdapat perbedaan sebesar 0,02V tetapi perbedaan ini
masih masuk ke dalam toleransi kesalahan yaitu sebesar 1,31%. Hasil
perhitungan dan pengukuran arus R1 yaitu 1,53 mA, pada kondisi ini tidak
ada perbedaan antara perhitungan dan pengukuran. Pada R2 = 4,7kΩ hasil
perhitungan dan pengukuran tegangan mendapatkan hasil yang sama yaitu
7,2 V. Pada perhitungan arus R2 didapatkan nilai 1,53mA sedangkan pada
pengukurannya didapatkan hasil sebesar 1,54mA, maka terdapat perbedaan
sebesar 0,01mA, tetapi perbedaan ini masih masuk kedalam toleransi
kesalahan yaitu sebesar 0,65%.. Pada R3 (1Ω) hasil perhitungan dan
pengukuran tegangan sama dengan R4 (4,7kΩ). Hasil perhitungan
tegangannya yaitu sebesar 1,26V sedangkan hasil pengukurannya yaitu
sebesar 1,25V. Perhitungan arus R3 bernilai 1,26 mA sedangkan hasil
pengukurannya yaitu sebesar 1,27 mA, maka terdapat perbedaan sebesar
0,01mA tetapi perbedaan ini masih masuk kedalam toleransi kesalahan yaitu
sebesar 0,08%. Perhitungan dan pengukuran arus R4 mendapatkan hasil yang
sama yaitu sebesar 0,26mA. Perhitungan dan pengukuran arus total dalam
rangkaian yaitu sebesar 1,53mA. Arus yang masuk pada rangkaian paralel
terbagi atas IR3 dan IR4 dengan I total = IR3 + IR4 .

Pada data dalam tabel 2 dengan rangkaian seperti pada gambar 2, tetapi
rangkaian seri R1 dan R2 diganti dengan satu hambatan saja yaitu R = 5,6 kΩ.
Perhitungan dan pengukuran tegangan pada R(5,6kΩ) yaitu sebesar 8,74 V.
Perhitungan arus R(5,6kΩ) bernilai 1,56mA sedangkan pengukuran arusnya
sebesar 1,58mA, maka terdapat perbedaan hasil sebesar 0,02V tetapi
perbedaan ini masih masuk ke dalam toleransi kesalahan yaitu sebesar
1,28%. Besar tegangan pada R3(1kΩ) dan R4(4,7kΩ) sama dikarenakan
disusun secara paralel. Besar tegangan hasil perhitungan dan pengukuran
pada R3 dan R4 sama yaitu sebesar 1,29V. Arus yang masuk pada rangkaian
paralel terbagi atas IR3 dan IR4 dengan I total = IR3 + IR4 . Hasil perhitungan arus

10 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i
pada R3 yaitu sebesar 1,29mA sedangkan hasil pengukuran sebesar 1,30mA,
maka terdapat perbedaan hasil sebesar 0,01mA tetapi perbedaan ini masih
masuk kedalam toleransi kesalahan yaitu sebesar 0,78%. Pada R4 hasil
perhitungan dan pengukuran arus mendapatkan hasil yang sama yaitu sebesar
0,27mA.

Pada data dalam tabel 3 dengan rangkaian sama seperti pada tabel 2 tetapi R 3
dan R4 yang disusun paralel diganti dengan hambatan R=820Ω yang dipasang
seri dengan R=5,6kΩ. Tegangan pada rangkaian seri terbagi maka Vtotal =
V5,6kΩ + V820Ω. Pada R(5,6kΩ) perhitungan tegangan yaitu sebesar 8,74V,
sedangkan pengukurannya sebesar 8,8V, maka terdapat perbedaan sebesar
0,06V tetapi perbedaan ini masih masuk ke dalam toleransi kesalahan yaitu
sebesar 0,69%. Pada R(820Ω) perhitungan tegangan yaitu sebesar 1,28V
sedangkan hasil pengukurannya sebesar 1,3V, maka terdapat perbedaan
sebesar 0,02V tetapi perbedaan ini masih masuk ke dalam toleransi kesalahan
yaitu sebesar 1,56%. Arus yang mengalir pada rangkaian seri sama. Pada
perhitungan arus R(5,6kΩ) dan R(820Ω) mendapatkan nilai yang sama yaitu
1,56mA. Pada pengukurannya didapatkan hasil yang sama pula yaitu
1,58mA. Pada perhitungan dan pengukuran didapatkan perbedaan sebesar
0,02mA tetapi perbedaan ini masih masuk kedalam toleransi kesalahan yaitu
sebesar 1,28%.

Perbedaan-perbedaan nilai yang terjadi pada penjabaran diatas bisa


disebabkan karena beberapa faktor. Diantaranya yaitu pembacaan yang
kurang teliti dikarenakan beberapa pengukuran menggunakan multimeter
analog. Perbedaan yang terjadi juga bisa disebabkan oleh adanya hambatan
dalam pada multimeter yang digunakan. Faktor lain yang menyebabkan
perbedaan nilai perhitungan dan pengukuran juga bisa disebabkan karena
adanya toleransi pada resistor yang digunakan yaitu ±5%.

11 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i
9 Pertanyaan atau tugas
1. Hitunglah nilai tahanan pengganti yang sebenarnya dari R 1 seri dengan
R2 dan R3 paralel dengan R4 !

2. Apakah ada perbedaan harga dari hasil pengukuran dan perhitungan?


Mengapa, jelaskan !

3. Beri kesimpulan saudara dari hasil Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3!

Jawab:

1. R1 + R2 = 1kΩ + 4,7kΩ = 5,7kΩ

R3×R 4 1 kΩ × 4,7 kΩ
R3//R4 = = = 824Ω
R 3+ R 4 1 kΩ+ 4,7 kΩ

2. Dalam praktikum kali ini, kelompok kami mengalami beberapa


perbedaan nilai dari yang dihasilkan saat perhitungan dengan
pengukuran. Perbedaan tersebut disebabkan karena kurang telitinya
pembacaan saat menggunakan multimeter analog. Selain itu terdapatnya
hambatan dalam pada multimeter yang digunakan menyebabkan adanya
devisiasi pada nilai yang didapat. Penyebab lainnya yaitu adanya
toleransi pada resistor yang digunakan sehingga adanya perbedaan nilai
yang didapat dengan hasil perhitungan

3. Pada rangkaian seri-paralel setelah dilakukan pengukuran, besar arus


pada rangkaian seri akan bernilai sama dan besar tegangan pada
rangkaian seri akan bernilai berbeda dikarenakan adanya pembagian
tegangan pada tiap komponen. Sebaliknya, pada rangkaian seri besar
arus akan bernilai berbeda dikarenakan adanya pembagian arus pada
percabangan dan besar tegangan pada rangkain seri akan bernilai sama
pada tiap komponen di percabangannya.

12 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i
10 Kesimpulan

Pada rangkaian yang dipasang seri-paralel, hambatan yang dipasang seri


besar arus yang melewati komponennya (IR1 dan IR2) yaitu sama dengan arus
total pada rangkaian. Pada hambatan yang dipasang paralel berlaku hukum
kirchoff I yaitu arus yang masuk pada rangkaian paralel menjadi terbagi
menjadi arus di IR3 dan IR4. Maka untuk mencari arus pada rangkaian paralel
digunakan hukum pembagi arus yaitu

Untuk mencari tegangan pada hambatan yang dipasang seri digunakan


hukum pembagi tegangan yaitu

Untuk mencari tegangan pada hambatan yang dipasang paralel harus


mencari hambatan yang sudah diparalelkan. Lalu mencari tegangan pada
hambatan yang diparalelkan. Hambatan yang sudah diparalelkan besarnya
sama dengan masing masing hambatan pada rangkaian paralel(R3 dan R4).

13 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i
Daftar Pustaka

Lestari, Sri dan Rafsyam, Yenniwarti.2012.Laboratorium Dasar Pengukuran


Elektronika. Jakarta:Politeknik Negeri Jakarta

Dian, Sinaga.Tidak bertahun.Rangkaian


Listrik<https://www.studiobelajar.com/rangkaian-listrik/> [diakses tanggal
11 November 2018]

_________________.2017.Rangkaian Seri dan


Paralel<https://panduanteknisi.com/rangkaian-seri-dan-
paralel.html>[diakses tanggal 11 November 2018]

14 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i
Kho, Dickson.2018. Rumus dan Rangkaian Pembagi Tegangan (Voltage
Divider)<https://teknikelektronika.com/rumus-rangkaian-pembagi-
tegangan-voltage-divider-resistor/>[diakses tanggal 11 November 2018]

Lampiran :

15 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i
16 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i
17 | R a n g k a i a n k o m b i n a s i

Anda mungkin juga menyukai