Praktikum
Rangkaian
Listrik
TABEL PERCOBAAN I
Tabel 1.1
E I R I.R E.I E2/R I2.R
No
(Volt) (Amp) (Ohm) (Volt) (Watt) (Watt) (Watt)
1 5 5 X 10-2 100 =0,05 X 100 = 5 X 0,05 = 25/100 = (25 X 10-4)
= 0,25
= 18 = 0,27 = 0,27
KESIMPULAN :
Di praktek ini dengan menggunakan simulasi software software Proteus 8.0 dapat
disimpulkan bahwa rumus V=I.R dan P=I.V dapat diturunkan dan dibuktikan bahwa untuk
mencari P=I.[I.R] atau disederhanakan lagi menjadi P=I2.R apabila Voltasenya tidak diketahui
begitu juga bisa juga menggunakan P=V.[V/R] atau disederhanakan lagi menjadi P=V 2/R
apabila I nya belum diketahui.
SIMULASI TEOREMA THEVENIN
TABEL PERCOBAAN II
Tabel 2.1
Pengukuran DenganThevenin
No RTH Catatan
I (amp) V (Volt) I (amp) V (Volt)
(Ohm)
1 0,01 1,11 148,5 0,01 1,11
Tabel 2.2
Pengukuran DenganThevenin
No RTH Catatan
I (amp) V (Volt) I (amp) V (Volt)
(Ohm)
1 0,01 1,6 14,9 0,01 1,64
KESIMPULAN :
Pada Hasil Percobaan Tabel 2.1 dapat di ambil kesimpulan;
Bahwa penggunaan teori Thevenin dengan menggunakan Sumber berupa Tegangan, dari
rangkaian rumit dapat di sederhanakan dan dengan menghitung tegangan Vth dan Rth
dapat di hasilkan Voltase dan tegangan Output yang sama antara sebelum menggunakan
thevenin dan sesudah menggunakan thevenin. Namun yang harus di perhatikan V sumber
sebelum thevenin tidak sama dengan Vth.
Bahwa penggunaan teori thevenin dengan menggunakan sumber berupa Arus Listrik, dari
rangkaian rumit dapat di sederhanakan dengan menggunakan Tambahan teori Norton
untuk mencari Vth nya, Dimana penggunaannya dalam mencari Vth dari rangkaian ber teori
Norton di ubah dahulu ke teori thevenin, kemudian untuk mencari Rth sama seperti biasa,
Sementara ini untuk pengaplikasi rangkaianya dari teori thevenin di kembalikan lagi ke
rangkaian teori Norton, agar mendapatkan hasil pengukuran yang sama sebelum dan
sesudah di sederhanakan.
Catata
Gambar VA VB S1 S2 I1 I2 V n
3.1 5V 1,5 V ON OFF 15,8 mA 0 0,74 V
KESIMPULAN :
Pada Simulasi 3.1 ;
Dapat disimpulkan bahwa arus yang mengalir hanya Va ke S1 ke R1 ke R3 dan sementara R2
dan Vb tidak di aliri. Dan nilai I1=I3=Iva (karena rangkaiannya yg tertutup tersebut seri)
TABEL PERCOBAAN IV
Tabel 4.1
R1 R2 V1 V2 V3 I1 I2 I3 Catatan
47R 100R 5,0 V 1,60 V 3,40 V 34 mA 34 mA 34 mA
Tabel 4.2
V1 V2 V3 R1 R2 R1+ R2 Catatan
5V 3,54 V 1,46 V 47 R 19,35 R 63,35 R R2 merupakan R paralel
antara 100R dengan lampu
Tabel 4.3
No Besaran Listrik Tanpa Lampu Dengan Lampu
1 V1…………………………….(Volt) 5V 5V
2 V2…………………………….(Volt) 1,6 V 3,54 V
3 V3…………………………….(Volt) 3,4 V 1,46 V
4 I1……………………………..(amp) 34 mA 75,3 mA
5 I2……………………………..(amp) 34 mA 14,6 mA
6 I3……………………………..(amp) 34 mA 75,3 mA
7 R1…………………………….(Ohm) 47 R 47 R
8 R2…………………………….(Ohm) 100 R 19,35 R
9 V2+ V3……………………….(Volt) 5V 1,99 V
10 V1: V2 :V3 V1 = V2 + V3 V1 = V2 + V3
= 1,6 V + 3,4 V = 3,54 V + 1,46 V
= 5,0 V = 5,0 V [ VLamp : V3 ]
11 R1+ R2……………………….(Ohm) Rt = 47 R + 100 R Rt = 47 + [100X24]/[100+24]
KESIMPULAN :
Setelah di lakukan simulasi dapat di simpulkan bahwa rangkaian Seri memiliki ketentuan,
yaitu It=IR1=IR2=…. Sementara Voltasenya Vtotal = VR1 + VR2 +……
Maka dari itu rangkaian seri disebut juga rangkaian pembagi tegangan
TABEL PERCOBAAN V
No Besaran Listrik Nilai
1 E (Volt) 5V
2 I1 (Amp) 156 mA
3 I2 (Amp) 106 mA
4 I3 (Amp) 50 mA
5 R1 (Ω) 47 Ohm
6 R2 (Ω) 100 Ohm
7 I1+ I3 (Amp) 106 + 50 = 156 mA
8 1/R1 1 / 47
9 1/R2 1 / 100
10 1/R1 +1/R2 147 / 4700
11 (1/R1 +1/R2): 1/R1 : 1/R2 [147 / 4700] / [1/47] / [1/100]
12 Req (Ω) 31, 97 ohm
13 1/Req 0,03128
14 I1:I2:I3 156 : 106 : 50
KESIMPULAN :
Setelah melakukan simulasi dengan software Proteus dapat disimpulkan bahwa rangkaian
paralel memiliki ketentuan yaitu It = IR1 +IR2 +….
Sementara tegangan nya Vsumber = VR1 = VR2 =……
Maka dari itu rangkaian paralel disebut juga dengan rangkaian pembagi arus.