Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN 5

PRATIKUM FISIKA TERAPAN

NAMA :
HABIB CHAIRULLAH
NIM :
20066021
SEKSI :
202010660083
PRODI :
D3 TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN :
TEKNIK ELEKTRONIKA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020


Lembar Praktikum
HUKUM OHM
5
Jurusan Teknik Elektronika Mata Kuliah : Praktikum Fisika Terapan

Waktu : 100 Menit Kode : ELA1.52.1012/D3

I. KOMPETENSI
1. Menguasai cara mengukur kuat arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menguasai cara mengukur tegangan dalam suatu rangkaian listrik.
3. Menguasai penerapan hukum Ohm untuk menghitung besar arus dan tegangan
pada rangkaian.

II. TEORI PENDUKUNG


1. Hukum Ohm
Pada tahun 1827 seorang ahli fisika Jerman, George Simon Ohm menemukan
hubungan antar arus listrik (I) yang mengalir melalui suatu rangkaian dengan
tegangan yang di pasang dalam rangkaian (V).
Hukum ohm menyatakan bahwa arus yang mengalir pada suatu konduktor pada
suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor.
Hukum menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara
matematis hal ini dirumuskan sebagai berikut :
V=IxR
Dimana :
V = tegangan (Volt)
I = Kuat arus (Ampere) R
= Hambatan (Ohm)
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Salah
satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.
2. Tegangan dan Arus Rangkaian Seri dan Paralel
Rangkaian Paralel

Pada rangkaian paralel tegangan pada setiap tahanan besarnya sama dan arus
setiap tahanan berbeda.
Sehingga :
IT = E / RAB
VAB = IT x RAB

Rangkaian Seri

Pada rangkaian seri arus pada setiap tahanan besarnya sama dan tegangan setiap
tahanan berbeda.
Sehingga :
IT = E / RAC III. ALAT DAN BAHAN
VAB = IT x RAB dan VBC = IT x RAB atau 1. Multitester
VAB = R1 / (R1+ R2) x E 2. Milliampere

VBC = R2 / (R1+ R2) x E 3. Tahanan


R1 = 100Ω R5 = 150Ω
R2 = 330Ω R6 = 220Ω
R3 = 470Ω R7 = 47Ω
R4 = 1KΩ R8 = 10Ω
4. Sumber tegangan DC 6 Volt
5. Papan rangkaian
6. Kabel penghubung

IV. TUGAS PENDAHULUAN

Htitunglah Arus total, VAB, VCD


E = 36 Volt
R1 = 2 Ω R6 = 5 Ω R2,10
=6Ω R7 = 7 Ω
R3,4,9 = 4 Ω R8,12 = 8 Ω
R5 = 20 Ω R11 = 3 Ω

Itotal = + 2,98 A
Vab = + 0,50 V

Vcd = + 8,93
Htitunglah Arus total, VAB, VAC
E = 36 Volt
R1 = 2 Ω R 6 = 5 Ω
R2,3,10= 6 Ω R7 = 7
Ω R4 = 4 Ω R 8 = 8 Ω
R5 = 20 Ω R9 = 3
Ω R11 = 10 Ω

Vab = + 8.93
Vac = + 0,25
Itotal = + 2,98

V. PETUNJUK KERJA
1. Ukur tegangan batteray (E) dan catat pada tabel pengukuran.
2. Buat rangkaian seperti Gambar 1, pemasangan harus teliti (positif dan negatif)
kabel merah (+) dan hitam (-).
3. Baca nilai arus total yang di tunjukkan oleh Milliampere dan catat pada tabel
pengukuran.
4. Ukur tegangan pada masing-masing titik pengukuran sambil
memperhatikan tabel pengukuran.
5. Ulangi langkah 2 untuk Gambar 2 sampai 6.

VI. GAMBAR RANGKAIAN


Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

VII. TABEL PENGUKURAN

No Rangkaian E Tegangan Arus Total


VAB = + 1.40 V
1. Gambar 1 E =+ 6.00 V IT = + 14.0 mA
VBC = + 4.60 V

2. Gambar 2 E = + 5.99 V VAB = + 5.99 V IT = + 90.8 mA

VAB = + 1.39 V
3. Gambar 3 E = + 6.00 V IT = + 18.0 mA
VBC = + 4.60 V

VAB = + 0.16 V
4. Gambar 4 E = + 6.00 V IT = + 25.7 mA
VBC = + 4.28 V
VCD = + 6.00 V
VAD = + 1.56 V

VAB = + 3.64 V
VBC = + 1. 74 V
5. Gambar 5 E = + 6.00 V IT = + 36.3 mA
VCD = + 0.63V
VBD = + 2.37 V

VAB = +0,26 V
VBC = + 4.26 V
6. Gambar 6 E = + 6.00 V IT = + 26.4 mA
VCD = + 1.47 V

VBD = + 5.73 V

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan Pratikum fisikan diatas dapat diambil kesimpulan


bahwa Hukum Ohm merupakan besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang di terapkan kepadanya . Sebuah benda dikatakan
mematuhi hokum ohm apabila nilai resitansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan
kepadanya . Secara metematis hokum Ohm didefinisikan sebagai
arus yang melalui sebuah peranti selalu berbanding lurus dengan
beda potensial yang di terapkan pada peranti dengan rumusnya
V = I .R

Anda mungkin juga menyukai