Penguat sinyal kecil adalah jenis penguat dengan perubahan arus kolektor
lebih kecil dibandingkan dengan arus kolektor stasioner. Penguat sinyal kecil
digunakan dekat ujung muka penerima, penguat stereo, dan instrument ukur.
IC
IB
RB Rc
+
VBB
RE IE
-
(a)
IC
C
IB
B
-
RB
RE’ Rc
+
+
VBB E
IE
- RE
(b)
11
Bayangkan transistor sebagai model ideal pada gambar 2.1(b)
𝑖𝑒
Dengan 𝑖𝑐 ≈ 𝑖𝑒 dan 𝑖𝑏 ≈ 𝛽
𝑖
Diperoleh −𝑣𝑏𝑏 + 𝛽𝑒 𝑅𝐵 + 𝑖𝑒 (𝑅𝐸′ + 𝑅𝐸 ) ≅ 0 (2.1)
𝑉𝐵𝐵
𝑖𝑒 = ′ +𝑅𝐵
(2.2)
𝑅𝐸 +𝑅𝐸 ⁄𝛽
1. Rumus tegangan
Tiga rumus tegangan ac dasar dalam suatu penguat adalah:
- Tegangan kolektor ke tanah, Vc
- Tegangan emitor ke tanah, VE
- Tegangan basis ke tanah, VB
𝑣𝑒 ≅ 𝑖𝑒 𝑅𝐸 (2.4)
12
c. Tegangan basis ke tanah, VB
Dari gambar 2 tampak bahwa VB identik dengan RE’ + RE, sehingga
𝑣𝑏 = 𝑖𝑒 (𝑅𝐸′ + 𝑅𝐸 ) (2.5)
2. Penguatan tegangan
Salah satu penguat tegangan yang penting dalam sebuah penguat adalah
penguatan tegangan dari basis ke kolektor, yaitu ratio dari tegangan kolektor ac
terhadap tegangan basis.
𝑣
𝐴 = 𝑣𝑐 (2.6)
𝑏
𝑣 𝑖𝑒 𝑅𝐶
𝐴 = 𝑣𝑐 = 𝑖 ′
𝑏 𝑒 (𝑅𝐸 +𝑅𝐸 )
atau
𝐶 𝑅
𝐴 = (𝑅′ +𝑅 (2.7)
𝐸 𝐸)
Pendekatan yang paling baik untuk menentukan RE’, baik pada transistor
silikon maupun germanium adalah:
25 𝑚𝑉
𝑅𝐸′ = (2.8)
𝐼𝐸
13
Contoh:
Cari nilai RE’ dalam gambar 2.2(a). Kemudian ubah penguat tersebut
menjadi penguat yang digerakkan pada basis.
Penyelesaian
Untuk memperoleh RE’ diperlukan arus emitor dc yaitu IE. Bayangkan
semua kapasitor C terbuka (gambar 2.2(b)).
+30 V
20 kW 10 kW
kopling
kopling
10 kW
10 kW 100 W
10 kW bypass
(a)
+ 30 V
20 k 10 k
IE
10 k 10,1 k
(b)
Gambar 2.2
14
Dari gambar 2.2(b) tampak bahwa tegangan dari basis ke tanah adalah
10 Volt. Karena itu, dengan mengabaikan VBE, tegangan dc dari emitor ke tanah
adalah 10 Volt. Sehingga, arus emitor, IE 1 mA. Jadi,
25 𝑚𝑉 25 𝑚𝑉
𝑅𝐸′ = = = 25 Ω
𝐼𝐸 1 𝑚𝐴
vbb 20 kW 10 kW 100 W 10 kW 10 kW
(a)
vbb 100 W 5 kW
(b)
Gambar 2.3
15
2.2 PENGUAT EMITOR BERSAMA
Jika dalam penguat yang digerakkan pada basis memiliki RE = 0, maka
dikatakan emitor berada pada kondisi pentanahan ac. Dengan kondisi ini,
rangkaian disebut penguat emitor ditanahkan atau emitor bersama.
iC iE
iE /b
rB
+
+ VB -
VBB _ VC rC
_ iE
+
(a)
iC iE
iE /b
rB
iE
+ -
VBB + VC rC
_ VB rE’ +
_
(b)
𝑖𝑐 ≅ 𝑖𝑒
𝑣𝑐 ≅ 𝑖𝑒 𝑟𝐶
Tegangan basis
𝑣𝑏 ≅ 𝑖𝑒 𝑟𝐸′
16
Penguatan tegangan
𝑣𝑐 𝑖𝑒 𝑟𝐶
𝐴= ≅
𝑣𝑏 𝑖𝑒 𝑟𝐸′
atau
𝑟
𝐴𝑣 = 𝑟𝐶′ (2.9)
𝐸
Contoh:
Berapa penguatan tegangan dari basis ke kolektor dalam gambar 2.5(a).
+30V
3M 10 k
kopling
kopling
+ 10 k
+ Vb
-
Vbb
IE
-
10 k 10 k
3M
(b)
RE’ = 25 W
5 kW
(c)
Gambar 2.5.
17
Dengan mengabaikan tegangan VBE pada gambar 2.5(a), maka tegangan
dc pada resistor 3 MW adalah 30 Volt. Sehingga,
30 𝑉
𝐼𝐵 = = 10 𝜇𝐴
3𝑀
Penguatan tegangan:
𝑟𝐶 5000
𝐴= = = 200
𝑟𝐸′ 25
𝑟𝐶
𝐴𝑣 =
𝑟𝐸′
dengan
25 𝑚𝑉
𝑟𝐸′ =
𝑖𝐸
18
tegangan dapat diimbangi dengan mengatur pengendali volume. Namun banyak
penggunaan yang memerlukan penguatan tegangan se-stabil mungkin.
Swamp dioda emitor dapat dilakukan untuk mengurangi efek dari RE’.
Pada penguat yang digerakkan pada basis telah dibuktikan bahwa penguatan
tegangan adalah:
𝑣𝑐 𝑖𝑒 𝑟𝐶 𝑟𝐶
𝐴= = = ′
𝑣𝑏 𝑖𝑒 (𝑟𝐸′ + 𝑟𝐸 ) 𝑟𝐸 + 𝑟𝐸
Swamping dioda emitor berarti membuat RE jauh lebih besar dari RE’.
Dengan demikian, penguatan tegangan menjadi:
𝑣 𝑟
𝐴 = 𝑣𝑐 = 𝑟𝐶 (untuk rE >> rE’) (2.10)
𝑏 𝐸
Dengan swamp dioda emitor, efek yang ditimbulkan RE’ pada arus emitor
dapat diabaikan. Namun, jika swamp terlalu besar, maka penguatan yang
diperoleh akan menjadi kecil.
Tampak bahwa rE adalah 40 kali lebih besar dari rE’, sehingga setiap
perubahan rE’, hanya menyebabkan perubahan yang sangat kecil pada penguatan
tegangan. Dapat dikatakan bahwa rangkaian tidak peka terhadap perubahan rE’,
tapi penguatan tegangan hanya 5.
Oleh karena itu, untuk melakukan swamping, maka harus diperhitungkan
jangkauan (range) temperatur dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga
RE’. Tidak ada aturan pasti mengenai hal ini. Putusan yang diambil tergantung
pada perancang.
Contoh:
Berapa tegangan ac pada resistor output 3 kW dalam gambar 2.6.
19
+30 V
10 kW 1 kW
kopling
kopling
3 kW
5 kW 50 W
+
10 mV
-
1 kW bypass
Gambar 2.6.
Penyelesaian:
𝑣𝑐 𝑟𝐶 1000 // 3000
𝐴= = = = 15
𝑣𝑏 𝑟𝐸 50
𝑣𝑐 = 𝐴𝑣𝑏 = 15 𝑥 10 𝑚𝑉 = 150 𝑚𝑉
Bentuk gelombang output akan berupa gelombang sinus dengan puncak 150 mV
dan berbeda fasa 180o dengan tegangan basis.
20
Karena dioda emitor diswamp, maka tegangan ac emitor ke tanah
tegangan basis 10 mV.
Iin
+ +
- -
Zin
𝑉𝑖𝑛
𝑍𝑖𝑛 = (2.11)
𝐼𝑖𝑛
Untuk Vin tertentu, makin sedikit penguat menarik arus, makin tinggi
impedansi inputnya.
Contoh:
Penguat menarik arus 2 A. Jika tegangan input = 10 mV, maka
impedansi input ac adalah
𝑉𝑖𝑛 10𝑚
𝑍𝑖𝑛 = = = 5 𝑘Ω
𝐼𝑖𝑛 2𝜇
Jika penguat lain menarik 0,01 A pada tegangan 10 mV, maka impedansi
input adalah
𝑉𝑖𝑛 10 𝑚
𝑍𝑖𝑛 = = = 1 𝑀Ω
𝐼𝑖𝑛 0,01 𝜇
21
Jika karakteristik lain juga identik, penguat dengan impedansi input 1 MW
lebih disukai karena lebih sedikit membebani sumber, yaitu menarik arus lebih
sedikit, sehingga menyerap daya lebih sedikit.
+Vcc
R1 Rc
kopling
Iin
kopling
RL
rE
Vin R2
bypass
(a)
Iin Ib
RC
Vin
RB rE
-
Zin Z (basis)
(b)
R2
Iin
RC
Vin
-
(c)
22
Gambar 2.8(a) menunjukkan penguat yang digerakkan pada basis dan
gambar 2.8(b) adalah rangkaian ekivalen ac. RB adalah gabungan dari R1 dan R2,
yaitu
𝑅𝐵 = 𝑅1 //𝑅2
Karena itu,
𝑍𝑖𝑛 = 𝑅𝐵 //𝑍𝑖𝑛 (𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠) (2.12)
Ini berarti impedansi input adalah sebesar b kali (rE + re’). Misalnya, b =
100 dan (rE + re’) = 100 W, maka impedansi input = 10 kW.
b1b2ib
ib
b1ib
b1b2ib
23
Gambar 3 memperlihatkan pasangan darlington. Kolektor-kolektor saling
dihubungkan dan emitor transistor pertama menjadi penggerak basis transistor
kedua. Karena itu, b keseluruhan adalah:
𝛽 = 𝛽1 𝛽2
Contoh:
Jika 𝛽1 = 100 dan 𝛽2 = 50, maka b keseluruhan dari pasangan darlington
adalah:
𝛽 = 100𝑥50 = 5000
Soal:
Berapa impedasi input tingkat pertama dalam gambar 2.10, jika
b darlington = 5000 dan rc’ = 2 MW, re’ =25 W
+ 30 Volt
2M
60 k 5k
Vin
kopling
kopling
Vout
1M b =100
kopling
8,2 k 30 k bypass
10 k
gnd
Gambar 2.10.
24
𝑍𝑖𝑛 (𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠) = 𝛽𝑟𝑒′ = 100 𝑥 25 = 2500 W
Impedansi input dari rangkaian pada tingkat kedua adalah, Zin = 20 kW.
Sehingga impedansi keseluruhan adalah
𝑉2 − 2𝑉𝐵𝐸 10 − 1,4
𝐼𝐸 = = ≅ 1 𝑚𝐴
𝑅𝐸 8200
25